Pajak
Definisi Pajak
Pembagian Jenis Pajak
Menurut Sifat
Menurut Sasaran
Menurut Pengelola
Sejarah PPN
Pajak Pembangunan I (PPb I) tanggal 1 Juni
1947 dikenakan atas Rumah Makan dan Penginapan
Pajak Peredaran 1950 (Ppe 1950) Multi Stage
Level dan bersifat Kumulatif
Pajak Penjualan (PPn 1951)
UU Darurat No.19/1951 tanggal 1 Oktober
1951
UU Darurat No.35/1953
Karakter PPN di Indonesia
Pajak Objektif
Pajak Tidak Langsung
Multi Stage
Indirect Substraction Method
Pajak atas Konsumsi Dalam Negeri
Pajak Konsumsi
Tarif Tunggal
Metode Penghitungan PPN
METODE PENGHITUNGAN (Calculation Method) HARGA JUAL = 1.700 HARGA BELI = 1.000 DPP = 700 PPN 10% = 70 HARGA JUAL = 1.700 PPN = 10% x 1.700 = 170 HARGA BELI = 1.000 PPN = 10% x 1.000 = 100 PPN TERUTANG UNTUK DISETOR KE KAS NEGARA = 70PENYUSUTAN = 50 BUNGA = 20 SEWA = 80 GAJI/UPAH = 300 MANAJEMEN = 150 LABA USAHA = 100 Jumlah = 700 PPN 10% = 70 SUBTRACTION METHOD ADDITION METHOD INDIRECT SUBTRACTION/ INVOICE/CREDIT METHOD
Kelebihan dan kekurangan
pelaksanaan PPN di Indonesia
Kelebihan
:
Mencegah terjadinya Pajak Berganda
Netral dalam perdagangan Dalam dan Luar
Negeri
Sangat membantu likuiditas perusahaan
(Lebih Bayar PPN dapat direstitusi)
Kelebihan dan kekurangan
pelaksanaan PPN di Indonesia -2
Kelemahan
:
Biaya administrasi relatif tinggi
Menimbulkan dampak Regresif
Rawan Penyelundupan
Membutuhkan pengawasan lebih dalam
Objek PPN
Pasal 4
Pasal 16C
Pasal 16D
BKP
Barang berwujud
barang bergerak
barang tidak bergerak
Barang tidak berwujud
JKP
setiap kegiatan pelayanan
berdasarkan suatu perikatan atau perbuatan hukum
yang menyebabkan:
suatu barang
Fasilitas
Kemudahan
hak
tersedia untuk dipakai,
termasuk jasa yang dilakukan untuk menghasilkan barang
karena pesanan atau permintaan dengan bahan dan atas petunjuk dari pemesan
Negative List BKP
Barang hasil pertambangan atau pengeboran
yang diambil langsung dari sumbernya
Barang kebutuhan pokok yang sangat
dibutuhkan rakyat banyak
Makanan dan minuman yang disajikan di hotel,
restoran, rumah makan, warung, dan sejenisnya baik dikonsumsi di tempat maupun tidak,
termasuk makanan dan minuman yang
diserahkan oleh usaha jasa boga atau katering
Negative
List JKP
Jasa di bidang pelayanan kesehatan medik
Jasa di bidang pelayanan sosial
Jasa di bidang pengiriman surat dengan
perangko
Jasa di bidang perbankan, asuransi, dan SGU
dengan hak opsi
Jasa di bidang keagamaan
Negative
List JKP -2
Jasa di bidang kesenian dan hiburan yang telah
dikenakan pajak tontonan
Jasa di bidang penyiaran yang bukan bersifat iklan
Jasa di bidang angkutan umum di darat dan di
air
Jasa di bidang tenaga kerja
Jasa di bidang perhotelan
Jasa yang disediakan pemerintah dalam rangka
others
BKP/JKP yang dibebaskan dari
pengenaan PPN
BKP/JKP yang atas PPN-nya tidak
dipungut
Subjek PPN
No Objek Pajak Mekanisme PPN Subjek Pajak
1. Penyerahan BKP, JKP, dan Aktiva (Pasal 16D) kepada konsumen non pemungut Ekspor BKP, BKP Tidak Berwujud, dan JKP Indirect Substraction Method PKP
Pasal 1 angka 15 dan Pasal 3A UU PPN
PMK 68/PMK.03/ 2010
2. Penyerahan BKP, JKP, dan Aktiva (Pasal 16D) kepada pemungut
Indirect Substraction Method
Pemungut PPN
Pasal 1 angka 27 UU PPN dan KMK Nomor
571/KMK.03/2003 3. Impor BKP
Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dan JKP dari Luar Daerah Pabean
Kegiatan Membangun Sendiri
Self Imposition Method Importir (JKP/Non JKP) Pihak yang memanfaatkan BKP Tidak Berwujud dan JKP
Pihak yang membangun sendiri (BKP/JKP)
Pengusaha Kecil
PMK Nomor 68/PMK.03/2010 std 197/PMK.03/2013
penerimaan brutonya dalam satu tahun buku tidak lebih dari Rp4.800.000.000
Jika telah melebihi Rp4.800.000.000, maka usaha ini
wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan
menjadi PKP. Jika tidak melaksanakannya, maka DJP dapat mengukuhkan PKP secara jabatan, dan
menerbitkan SKP untuk menagih pajak yang terutang sejak peredaran bruto melebihi
Rp4.800.000.000
Jika peredaran bruto tidak melebihi Rp4.800.000.000 kembali, maka WP berhak untuk dicabut PKP-nya.
Hubungan Istimewa
Adanya penyertaan saham ≥ 25% baik langsung
atau tidak langsung
Penyertaan modal ≥ 25% pada dua
perusahaan/lebih
Modal ≥25% dari dua perusahaan/lebih yang
dipegang oleh satu pengusaha
Penguasaan dari sisi manajemen dan teknologi
Hubungan sedarah atau semenda dalam garis
Tarif Dasar dan Cara Menghitung
PPN
TARIF X DPP
Secara umum 10%
Tarif 0% khusus untuk ekspor BKP, BKP
Tidak Berwujud, dan JKP
DPP/Dasar Pengenaan Pajak
Pasal 1 angka 17 UU PPN, Harga Jual, Penggantian, Nilai Impor, Nilai Ekspor, atau nilai lain
Harga Jual Pasal 1 angka 18 UU PPN
Semua pajak termasuk PPn BM termasuk sebagai harga jual
Penggantian Pasal 1 angka 19 UU PPN Pasal 2 UU PPN
Nilai Impor Pasal 1 angka 20 UU PPN
Nilai Impor = CIF + Bea Masuk + Bea Masuk Tambahan
Nilai Lain Nilai Lain: PMK 75/PMK.03/2010
Saat Pajak Terutang
Penyerahan BKP/JKP
Impor BKP
Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dan JKP dari Luar
Daerah Pabean
Ekspor BKP, BKP Tidak Berwujud, dan JKP
Apabila ada pembayaran sebelum peristiwa di atas, maka saat terutang adalah saat pembayaran.
Pada saat lain yang ditetapkan oleh DJP jika saat
terutang sukar diterapkan dan terjadi perubahan ketentuan yang menyebabkan ketidakadilan
Saat Pajak Terutang -2
Saat terutang untuk perbuatan hukum lainnya
Kegiatan membangun sendiri saat mulai pembangunan
Pemanfaatan BKP tidak berwujud/JKP dari luar daerah
pabean saat secara nyata digunakan, saat harga perolehan dinyatakan sebagai utang oleh yang memanfaatkan, saat
harga jual/penggantian ditagih, saat harga perolehan dibayar, atau saat tanggal kontrak
Penyerahan BKP dalam rangka restrukturisasi perusahaan saat penyerahan BKP melalui juru lelang kepada pembeli
Penyerahan BKP kepada pemungut PPN pada saat pembayaran
Penyerahan dari cabang ke pusat/sebaliknya tanggal penyerahan
Tempat Pajak Terutang
Untuk Penyerahan BKP/JKP dan Ekspor BKP,
BKP Tidak Berwujud, dan JKP adalah di tempat tinggal/tempat kedudukan/tempat kegiatan
usaha PKP
Di pusat bagi PKP yang mendapat izin
pemusatan PPN
Di tempat dimasukkannya BKP untuk impor
Di tempat tinggal/tempat kedudukan/tempat
kegiatan usaha bagi Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dan JKP dari Luar Daerah Pabean
Pemusatan Tempat Pajak
Terutang
pemberitahuan tertulis kepada Kepala Kanwil terkait dan Kepala Kanwil terkait harus memberi keputusan dalam jangka waktu 14 hari kerja atau permohonan dianggap diterima
Keputusan pemusatan berlaku dalam jangka waktu 5 tahun
Perpanjangan sebelum masa waktu habis minimal 2 bulan sebelum jangka waktu habis
Pusat kegiatan PKP tidak boleh berada yang berada di kawasan berikat, Kawasan Ekonomi Khusus, dan yang mendapat fasilitas kemudahan impor tujuan ekspor.
Syarat Terutangnya PPN
jika terjadi penyerahan BKP, BKP Tidak
Berwujud, atau JKP (termasuk impor)
kepada subjek pajak
di dalam daerah pabean termasuk
PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK
{ Ps. 1A ay. (1) UU PPN 1984 }
PENYERAHAN HAK ATAS BARANG KENA PAJAK KRN SUATU PERJANJIAN JUAL BELI TUNAI ANGSURAN TUKAR MENUKAR LAIN YG MENIMBUL-KAN PENYER. HAK PENGALIHAN BKP KARENA PERJANJIAN SEWA
BELI ATAU PERJANJIAN LEASING
PENYERAHAN BKP KEPADA PEDAGANG PERANTARA ATAUMELALUI JURU LELANG
PEMAKAIAN SENDIRI ATAU PEMBERIAN DENGAN CUMA-CUMA ATAS BKP PERSEDIAAN BKP DAN AKTIVA YG MENURUT TUJUAN SEMULA TDK UTK DIPERJUALBELIKAN, YG MASIH TERSISA PD SAT PEMBUBARAN
PER-USAHAAN, SEPANJANG PPN ATAS PEROLEHAN-NYA MENURUT KETENTUAN DPT DIKREDITKAN
PENYERAHAN BKP DARI PUSAT KE CABANG ATAU SEBALIKNYA DAN PENYERAHAN BKP
ANTAR CABANG
Tidak Termasuk Penyerahan
Penyerahan BKP kepada makelar
sebagaimana dimaksud dlm Kitab UU
Hukum Dagang
Penyerahan BKP untuk jaminan hutang
piutang