• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 GAMBARAN UMUM PROVINSI SUMATERA UTARA. Uraian ini dimulai dengan letak geografis provinsi Sumatera Utara, sejarah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 GAMBARAN UMUM PROVINSI SUMATERA UTARA. Uraian ini dimulai dengan letak geografis provinsi Sumatera Utara, sejarah"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

GAMBARAN UMUM PROVINSI SUMATERA UTARA

Pada bab ini akan diuraikan mengenai gambaran umum provinsi Sumatera Utara. Uraian ini dimulai dengan letak geografis provinsi Sumatera Utara, sejarah provinsi Sumatera Utara, lambang provinsi Sumatera Utara dan visi dan misi provinsi Sumatera Utara.

3.1 Letak Geografis Provinsi Sumatera Utara

Provinsi Sumatera Utara berda di bagian barat Indonesia, terletak pada garis 1o – 4o Lintang Utara dan 98o – 100o Bujur Timur. Sebelah Utara berbatasan dengan provinsi Aceh, sebelah Timur dengan Negara Malaysia di Selat Malaka, sebelah Selatan berbatasan dengan provinsi Riau dan Sumatera Barat, dan di sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia. Luas daratan provinsi Sumatra Utara adalah 71.680,68 Km2, sebagian besar berada d daratan pulau Sumatera dan sebagian kecil berada di pulau Nias, pulau – pulau Batu, serta beberapa pulau kecil, baik di bagian Barat maupun di bagian Timur pantau pulau Sumatera. Berdasarkan luas daerah menurut kabupaten/kota di Sumatera Utara, luas daerah terbesar adalah kabupaten Mandailing Natal dengan luas 6.620,70 Km2, atau sekitar 9,23% dari total luas Sumatera utara, diikuti kabupaten Langkat dengan luas 6.263,29 Km2

(2)

atau 8,74%, kemudian kabupaten Simalunggun dengan luas 4.386,60 Km2 atau sekitar 6,12%. Sedangkan luas daerahterkecil adalah kota Sibolga gengan luas 10,77 Km2 atau sekitar 0,02% dari total luas wilayah Sumatera Utara.

Berdasarkan kondisi letak dan kondisi alam, Sumatera Utara dibagi dalam 3 (tiga) kelompok wilayah/kawasan yaitu Pantai Barat, Dataran Tinggi, dan Pantai Timur. Kawasan Pantai Barat meliputi Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Utara, Kabupaten Nias Barat, Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Padang Lawas, Kabupaten Padang Lawas Utara, Kabupaten Tapanuli Tenggah, Kabupaten Nias Selatan, Kota Padang Sidempuan, Kota Sibolga, dan Kota Gunung Sitoli. Kawasan dataran tinggi meliputi Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Simalunggun, Kabupaten Dairi, Kabupaten Karo, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten Samosir, dan Kota Pemantang Siantar. Kawasan Pantai Timur meliputi Kabupaten Labuhan Batu, Kabupaten Labuhan Batu Utara, Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Kabupaten Asahan, Kabupaten Batu Bara, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Langkat, Kabupaten Serdang Bedagai, Kota Tanjung Balai, Kota Tebing Tinggi, Kota Medan, dan Kota Binjai.

Karena terletak dekat garis khatulistiwa. Provinsi Sumatera Utara tergolong kedalam daerah beriklim tropis. Ketinggian permukaan daratan provinsi Sumatera Utara sangat bervariasi, sebagian daerahnya datar, hanya beberapa meter di atas permukaan laut, beriklim cukup panas bias mencapai 33,40C, sebagian daerah berbukit dengan kemiringan yang landai, beriklim sedang dan

(3)

sebagian lagi berada pada daerah ketinggian yang suhunya minimalnya bisa mencapai 23,70C.

Sebagaimana provinsi lainnya di Indonesia, provinsi Sumatera Utara mempunyai musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Juni sampai dengan September dan musim penghujan biasanya terjadi pada bulan November sampai dengan bulan Maret. Diantara kedua musim itu diselingi oleh musim pancaroba.

3.2 Sejarah Provinsi Sumatera Utara

Sumatera Utara berdiri pada tanggal 15 April 1948 dengan wilayah mencakup tiga keresidenan, yaitu Aceh, Sumatera Timur, dan Tapanuli. Pada saat itu ibukota dari Sumatera Utara adalah Kutaraja yang sekarang menjadi banda Aceh, dan dikepalai oleh seorang gubernur. Gubernur Sumatera Utara yang pertama adalah Mr. S.M. Amin.

Awal tahun 1949 diadakan reorganisasi pemerintahan di Sumatera. Dengan keputusan Pemerintah Darurat RI tanggal 17 mei 1949 Nomor 22/Pem/PDRI yang mengatakan bahwa jabatan gubernur Sumatera Utara dtiadakan, selanjutnya dengan ketetapan pemerintah Darurat RI tanggal 17 Desember 1949 di bentuk provinsi Aceh dan provinsi Tapanuli atau Sumatera Timur yang kemudian dengan peraturan pemerintah pengganti undang-undang nomor 5 Tahun 1950 tanggal 14 Agustus 1950, ketetapan ini dujabut dan kembali dibentuk provinsi Sumatera Utara.

(4)

Tanggal 7 Desember 1956 di dalam undang-undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang pembentukan daerah otonomi provinsi Aceh dan perubahan peraturan pembentukan provinsi Sumatera Utara yang artinya wilayah Sumatera Utara dikurangi dengan bagian-bagian yang terbentuk sebagai daerah otonomi provinsi Aceh.

3.3 Lambang Provinsi Sumatera Utara

Gambar 3.1

Makna lambang provinsi Sumatera Utara di atas adalah :

1. Kepalan tangan yang diacungkan ke atas dengan menggenggam rantai beserta perisainya melambangkan kebulatan tekad perjuangan rakyat provinsi Sumatera Utara melawan imperialism atau kolonialisme, feodalisme dan komunisme.

(5)

2. Batang bersudut lima, perisai dan rantai melambangkan kesatuan masyarakat di dalam membela dan mempertahankan pancasila.

3. Pabrik, pelabuhan, pohon karet, pohon sawit, daun tembakau, ikan, daun padi, dan tulisan “Sumatera Utara” melambangkan daerah yang indah permai masyhur dengan kekayaan alamnya yang berlimpah-limpah.

4. Tujuh belas kuntum kapas, delapan sudut sarang laba-laba, dan empat puluh lima butir padi menggambarkan tanggal bulan dan tahun kemerdekaan. Dimana ketiga-tiganya ini berikut tongkat dibawah kepalan tangan melambangkan watak kebudayaan yang mencerminkan kebesaran bangsa, patriotism, pencinta, keadaan, dan pembela keadilan.

5. Bukit barisan yang berpuncak lima melambangkan tata kemasyarakatan yang berkepribadian luhur, bersemangat persatuan kegotongroyongan yang dinamis.

3.4 Visi dan Misi Provinsi Sumatera Utara

Untuk mewujudkan pembanguna provinsi Sumatera Utara yang lebih terarah, terencana, menyeluruh, terpadu, realistis, dan dapat dievaluasi, maka perlu dirumuskan rencana strategik sebagai broad guide line penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan di provinsi Sumatera Utara untuk lima tahun kedepan.

Rencana strategi yang ditetapkan sekaligus menjasi strategi dasar bagi kebijakan, program kegiatan pembangunan dan pengembangan provinsi, serta memberikan orientasi dan komitmen bagi penyelenggaraan pemerintahan. Dengan

(6)

demikian, disamping adanya rencana pembanguna provinsi Sumatera yang handal, perlu adanya pengukuran capaian kinerja sebagai bentuk akuntabilitas publik guna menjamin peningkatan pelayanan umum yang diinginkan.

3.4.1 Visi Provinsi Sumatera Utara

Pembangunan provinsi Sumatera Utara merupakan rangkain kegiatan yang dlaksanakan secara bertahap dan berkesimanbungan untuk meraih masa depan yang lebih baik. Oleh karena itu visi merupakan simpul dalam menyusun rencana strategis pembangun provinsi Sumatera Utara. Sebagai gambaran identitas masa depan provinsi Sumatera Utara maka, visi provinsi Sumatera Utara adalah “Sumatera Utara yang Maju dan Sejahtera dalam Harmoni Keberagaman” dengan pemahaman sebagai berikut :

1. Sumatera Utara yang Maju

Bermakna masyarakatnya berpengetahuan dan sadar akan kebutuhan secara individual atau kelompok, serta menggunakan akal sehat, dapat mengikuti dan menyesuaikan dengan perkembangan nasional dan global, namun tetap mempertahan cirri dan identitas masyarakat Sumatera Utara yang majemuk serta bijaksana menghargai adat.

2. Sunatera Utara yang Sejahtera

Adalah masyarakat yang terpenuhi kebutuhan secara lahir dan batin berdasarkan keperluan baik individu maupun kelompok yang dipenuhi secara

(7)

tertib berdasarkan program. Melalui pelaksanaan visi ini diharapkan akan terwujud derajat kehidupan penduduk Sumatera Utara yang sehat, layak, dan manusiawi.

3. Sumatera Utara dalam Harmoni Keberagaman

Bermakna terbentuknya kesesuaian dan keharmonisan masyarakat Sumatera Utara yang beragam di mana hak, kesempatan, dan keberagaman tersebut dapat dinikmati scara bersama-sama dan adil oleh setiap kelompok dalam masyarakat di Sumatera Utara.

3.4.2 Misi Provinsi Sumatera Utara

Untuk mempertegas tugas dan tanggungjawab pembangunan dari seluruh stakeholder maka visi pembangunan provinsi Sumatera Utara djabarkan ke dalam misi yang jelas, terarah, dan terukur. Misi ini menjelaskan tujuan dan saran yang ingin dicapai dalam pembangunan provinsi sehingga diharapkan selruh stakeholder dapat mengetahui dan memahami kedudukan dan peran masing-masing masyarakat dalam pembangunan. Adapun misi provinsi Sumatera Utara adalah :

1. Mewujudkan Sumatera Utara yang maju, aman, bersatu, rukun, dan damai dalam kesetaraan. Yang bermakna bahwa untuk mewujudkan kondisi sumatera yang maju, ama, bersatu, rukun dan damai dalam kesetaraan maka arah kebijakan pembangunan kedepannya difokuskan kepada mewujudkan pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan yang

(8)

ditopang oleh peningkatan daya guna dan daya hasil yang lebih maksimal dari berbagai sektor-sektor potensial seperti bidang pertanian, kehutanan, industri, usaha kecil dan menengah dan pariwisata.

2. Mewujudkan masyarakat Sumatera Utara yang mandiri, sejahtera, dan berwawasan lingkungan. Yang bermakna bahwa untuk mewujudkan kondisi masyarakat Sumatera Utara yang mandiri dan sejahtera maka arah kebijakan pembangunan kedepannya difokuskan pada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dan hak-hak dasar masyarakat serta meningkatkan kepekaan sosial melalui pengembangan berbagai program yang lebih menyentuh kepada kebutuhan masyarakat terutama dalam bidang pendidikan dan kesehatan, yang berlandaskan pada pembangunan berkelanjutan (sustainable development).

3. Mewujudkan Sumatera Utara yang berbudaya, religious, dan keberagaman. Yang bermakna bahwa untuk mewujudkan kondisi Sumatera Utara yang berbudaya, religius dalam keberagaman maka arah kebijakan pembangunan kedepannya difokuskan kepada kebijakan-kebijakan yang mampu menciptakan suasana kehidupan intern dan antar umat yang saling menghormati dalam rangka menciptakan suasana yang aman dan damai serta meningkatkan kualitas pelayanan kehidupan beragama bagi seluruh lapisan masyarakat agar dapat memperoleh hak-hak dasar dalam memeluk agamanya masing-masing dan beribadah sesuai agama dan kepercayaannya.

(9)

4. Mewujudkan masyarakat Sumatera Utara yang pastisipatif dan peduli terhadap proses pembangunan. Yang bermakna bahwa untuk mewujudkan kondisi pemberdayaan masyarakat demi menciptakan masyarakat yang mandiri arah kebijakan kebijakan pembangunan kedepannya diarahkan kepada: penciptaan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling): memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat (empowering) serta melindungi kelompok lemah agar tidak tertindas oleh kelompok kuat, dan mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang serta eksplotasi yang kuat atas yang lemah.

(10)

BAB 4

PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data

Data merupakan keterangan-keterangan tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu yang diketahui. Jadi, data domestik dapat dikumpulkan dengan menggunakan prosedur sistematis. Data yang telah dikumpulkan (data mentah) kemudian diolah. Pengolahan data dimaksud sebagai suatu proses untuk memperoleh data ringkasan dari data mentah dengan menggunakan cara atau rumus tertentu.

Untuk membahas dan memecahkan masalah tentang menentukan prioritas pembangunan daerah di kabupaten/kota di provinsi Sumatera Utara seperti yang diuraikan sebelumnya. Penulis mengumpulkan data yang berhubungan dengan permasalahan tersebut. Data yang dikumpulkan adalah data jumlah penduduk, pendapatan asli daerah, produksi domestik regional bruto, dan pengeluaran pemerintah. Adapun datanya adalah sebagai berikut:

(11)

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk, Produk Domestik Regional Bruto (milyar), Pendapatan Asli Daerah (milyar) dan Pengeluaran Pemerintah (milyar) NO Nama Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk PDRB PAD Pengeluaran Pemerintah 1 Nias 132605 1299,65 331,49 390,04 2 Mandailing Natal 408731 4147,42 625,70 629,00 3 Tapanuli Selatan 266282 3573,33 599,38 629,39 4 Tapanuli Tengah 314142 2550,74 544,81 571,85 5 Tapanuli Utara 281868 4157,53 623,60 652,60 6 Toba Samosir 174748 3857,85 445,61 445,93 7 Labuhanbatu 418992 8550,34 627,17 639,36 8 Asahan 674521 13650,24 790,14 818,38 9 Simalungun 825366 11627,58 1006,51 1062,81 10 Dairi 272578 4226,28 468,82 498,44 11 Karo 354242 7634,39 636,52 723,58 12 Deli Serdang 1807173 45125,83 1657,87 1672,86 13 Langkat 976582 19774,94 1081,44 1156,92 14 Nias Selatan 292417 2442,56 480,71 574,41 15 Humbang Hasundutan 173255 2791,91 449,42 465,74 16 Pakpak Bharat 40884 373,19 268,89 291,88 17 Samosir 120772 1835,40 394,23 482,59 18 Serdang Berdagai 599941 10905,56 751,98 751,98 19 Batu Bara 379400 18995,09 540,66 560,66 20 Padang Lawas Utara 225621 1957,90 397,45 412,93 21 Padang Lawas 227365 1850,31 394,49 464,58 22 Labuhanbatu Selatan 280269 7101,85 413,05 477,34 23 Labuhanbatu Utara 333793 8094,36 480,83 494,82 24 Nias Utara 128434 1293,29 326,22 363,10 25 Nias Barat 82572 673,15 297,59 312,43 26 Sibolga 85271 1698,29 388,13 412,58 27 Tanjungbalai 155889 3446,87 374,76 394,11 28 Pematangsiantar 236893 4537,60 581,04 609,06 29 Tebing Tinggi 146606 2608,91 355,83 419,46 30 Medan 2117224 93610,76 2628,10 2967,01 31 Binjai 248456 5701,43 485,05 498,65 32 Padangsidimpuan 193322 2304,04 417,52 431,33 33 Gunungsitoli 127382 2351,99 323,04 343,33 Jumlah 13103596 314156,94 20188,05 21619,96

(12)

4.2 Pengolahan Data

Pada bagian ini, disajikan penyelesaian masalah pengambilan keputusan intuk menentukan prioritas pembangunan daerah kabupaten/kota di provinsi Sumatera Utara dengan menggunakan metode TOPSIS. Adapun alternatif-alternatif dalam permasalah ini adalah sebagai berikut:

1. A1= Nias

2. A2= Mandailing Natal 3. A3= Tapanuli Selatan 4. A4= Tapanuli Tengah 5. A5= Tapanuli Utara 6. A6= Toba Samosir 7. A7= Labuhanbatu 8. A8= Asahan 9. A9= Simalungun 10.A10= Dairi 11.A11= Karo

12.A12= Deli Serdang 13.A13= Langkat 14.A14= Nias Selatan

15.A15= Humbang Hasundutan 16.A16= Pakpak Bharat

17.A17= Samosir

(13)

19.A19= Batu Bara

20.A20= Padang Lawas Utara 21.A21= Padang Lawas 22.A22= Labuhanbatu Selatan 23.A23= Labuhanbatu Utara 24.A24= Nias Utara

25.A25= Nias Barat 26.A26= Sibolga 27.A27= Tanjungbalai 28.A28= Pematangsiantar 29.A29= Tebing Tinggi 30.A30= Medan

31.A31= Binjai

32.A32= Padangsidimpuan 33.A33= Gunungsitoli

Kriteria yang digunakan dalam pemecahan masalah ini adalah sebagai berikut:

1. C1= Jumalah penduduk (jiwa) 2. C2= Pendapatan asli daerah (milyar)

3. C3= Produksi domestik regional bruto (milyar) 4. C4= Pengeluaran pemerintah (milyar)

(14)

Tabel 4.2 Menunjukkan Rangking Kecocokan Dari Setiap Alternatif Pada Setiap Kriteria: Alternatif Kriteria C1 C2 C3 C4 A1 132605 1299,65 331,49 390,04 A2 408731 4147,42 625,70 629,00 A3 266282 3573,33 599,38 629,39 A4 314142 2550,74 544,81 571,85 A5 281868 4157,53 623,60 652,60 A6 174748 3857,85 445,61 445,93 A7 418992 8550,34 627,17 639,36 A8 674521 13650,24 790,14 818,38 A9 825366 11627,58 1006,51 1062,81 A10 272578 4226,28 468,82 498,44 A11 354242 7634,39 636,52 723,58 A12 1807173 45125,83 1657,87 1672,86 A13 976582 19774,94 1081,44 1156,92 A14 292417 2442,56 480,71 574,41 A15 173255 2791,91 449,42 465,74 A16 40884 373,19 268,89 291,88 A17 120772 1835,40 394,23 482,59 A18 599941 10905,56 751,98 751,98 A19 379400 18995,09 540,66 560,66 A20 225621 1957,90 397,45 412,93 A21 227365 1850,31 394,49 464,58 A22 280269 7101,85 413,05 477,34 A23 333793 8094,36 480,83 494,82 A24 128434 1293,29 326,22 363,10 A25 82572 673,15 297,59 312,43 A26 85271 1698,29 388,13 412,58 A27 155889 3446,87 374,76 394,11 A28 236893 4537,60 581,04 609,06 A29 146606 2608,91 355,83 419,46 A30 2117224 93610,76 2628,10 2967,01 A31 248456 5701,43 485,05 498,65 A32 193322 2304,04 417,52 431,33 A33 127382 2351,99 323,04 343,33

Langkah-langkah pemecahan masalah penentuan prioritas pembangunan daerah kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara dalam tugas akhir ini sebagai berikut:

(15)

Langkah 1: Membangun sebuah matriks keputusan

Bobot preferensi untuk setiap kriteria C1, C2, … C4 = (1, 1, 1, 1) Matriks keputusan yang dibentuk sebagai berikut:

132605 1299,65 331,49 390,04 408731 4147,42 625,70 629,00 266282 3573,33 599,38 629,39 314142 2550,74 544,81 571,85 281868 4157,53 623,60 652,60 174748 3857,85 445,61 445,93 418992 8550,34 627,17 639,36 674521 13650,24 790,14 818,38 825366 11627,58 1006,51 1062,81 272578 4226,28 468,82 498,44 354242 7634,39 636,52 723,58 1807173 45125,83 1657,87 1672,86 976582 19774,94 1081,44 1156,92 292417 2442,56 480,71 574,41 173255 2791,91 449,42 465,74 40884 373,19 268,89 291,88 120772 1835,40 394,23 482,59 599941 10905,56 751,98 751,98 379400 18995,09 540,66 560,66

(16)

225621 1957,90 397,45 412,93 227365 1850,31 394,49 464,58 280269 7101,85 413,05 477,34 333793 8094,36 480,83 494,82 128434 1293,29 326,22 363,10 82572 673,15 297,59 312,43 85271 1698,29 388,13 412,58 155889 3446,87 374,76 394,11 236893 4537,60 581,04 609,06 146606 2608,91 355,83 419,46 2117224 93610,76 2628,10 2967,01 248456 5701,43 485,05 498,65 193322 2304,04 417,52 431,33 127382 2351,99 323,04 343,33

Langkah 2: Membuat matriks keputusan yang ternormalisasi. Persamaan yang digunakan untuk mentransformasikan setiap elemen adalah:

(17)

Tabel 4.3 Nilai-nilai Yang Dibutuhkan untuk Menghitung Matriks Keputusan Yang Ternormalisasi

No 1 132605 17584086025 2 408731 1,67061 x 3 266282 70906103524 4 314142 98685196164 5 281868 79449569424 6 174748 30536863504 7 418992 1,75554 x 8 674521 4,54979 x 9 825366 6,81229 x 10 272578 74298766084 11 354242 1,25487 x 12 1807173 3,26587 x 13 976582 9,53712 x 14 292417 85507701889 15 173255 30017295025 16 40884 1671501456 17 120772 14585875984 18 599941 3,59929 x 19 379400 1,43944 x 20 225621 50904835641 21 227365 51694843225 22 280269 78550712361 23 333793 1,11418 x 24 128434 16495292356 25 82572 6818135184 26 85271 7271143441 27 155889 24301380321 28 236893 56118293449 29 146606 21493319236 30 2117224 4,48264 x 31 248456 61730383936 32 193322 37373395684 33 127382 16226173924 Jumlah 13103596 1,1854 x

(18)

maka: = 3442963,839

=

= = 0,0385

=

= = 0,1187

=

= = 0,0773

=

= = 0,0912

=

= = 0,0819

=

= = 0,0508

=

= = 0,1217

=

= = 0,1959

=

= = 0,2397

=

= = 0,0792

=

= = 0,1029

=

= = 0,5249

(19)

=

= = 0,2836

=

= = 0,0849

=

= = 0,0503

=

= = 0,0119

=

= = 0,0351

=

= = 0,1743

=

= = 0,1102

=

= = 0,0655

=

= = 0,0660

=

= = 0,0814

=

= = 0,0969

=

= = 0,0373

=

= = 0,0240

=

= = 0,0248

=

= = 0,0453

=

= = 0,0688

(20)

=

= = 0,0426

=

= = 0,6149

=

= = 0,0722

=

= = 0,0561

=

= = 0,0370

Tabel 4.4 Nilai-nilai Yang Dibutuhkan untuk Menghitung Matriks Keputusan Yang Ternormalisasi

No 1 1299,65 1689090,12 2 4147,42 17201092,66 3 3573,33 12768687,29 4 2550,74 6506274,55 5 4157,53 17285055,70 6 3857,85 14883006,62 7 8550,34 73108314,12 8 13650,24 186329052,10 9 11627,58 135200616,70 10 4226,28 17861442,64 11 7634,39 58283910,67 12 45125,83 2036340533 13 19774,94 391048252 14 2442,56 5966099,35 15 2791,91 7794761,45 16 373,19 139270,78 17 1835,40 3368693,16 18 10905,56 118931238,90 19 18995,09 360813444,10 20 1957,90 3833372,41 21 1850,31 3423647,10 22 7101,85 50436273,42 23 8094,36 65518663,81 24 1293,29 1672599,02 25 673,15 453130,92

(21)

Tabel 4.4 Nilai-nilai Yang Dibutuhkan untuk Menghitung Matriks Keputusan Yang Ternormalisasi (sambungan)

No 26 1698,29 2884188,92 27 3446,87 11880912,80 28 4537,60 20589813,76 29 2608,91 6806411,39 30 93610,76 8762974388 31 5701,43 32506304,04 32 2304,04 5308600,32 33 2351,99 5531856,96 Jumlah 314156,94 12439338999 maka: = 111531,7847

=

= = 0,0117

=

= = 0,0372

=

= = 0,0320

=

= = 0,0229

=

= = 0,0373

=

= = 0,0346

(22)

=

= = 0,0767

=

= = 0,1224

=

= = 0,1043

=

= = 0,0379

=

= = 0,0685

=

= = 0,4046

=

= = 0,1773

=

= = 0,0219

=

= = 0,0250

=

= = 0,0033

=

= = 0,0165

=

= = 0,0978

=

= = 0,1703

=

= = 0,0176

=

= = 0,0166

=

= = 0,0637

(23)

=

= = 0,0726

=

= = 0,0116

=

= = 0,0060

=

= = 0,0152

=

= = 0,0309

=

= = 0,0407

=

= = 0,0234

=

= = 0,8393

=

= = 0,0511

=

= = 0,0207

=

= = 0,0211

Tabel 4.5 Nilai-nilai Yang Dibutuhkan untuk Menghitung Matriks Keputusan Yang Ternormalisasi

No 1 331,49 109885,62 2 625,70 391500,49 3 599,38 359256,38 4 544,81 296817,94 5 623,60 388876,96 6 445,61 198568,27 7 627,17 393342,21 8 790,14 624321,22

(24)

Tabel 4.5 Nilai-nilai Yang Dibutuhkan untuk Menghitung Matriks Keputusan Yang Ternormalisasi (sambungan)

No 9 1006,51 1013062,38 10 468,82 219792,19 11 636,52 405157,71 12 1657,87 2748532,94 13 1081,44 1169512,47 14 480,71 231082,10 15 449,42 201978,34 16 268,89 72301,83 17 394,23 155417,29 18 751,98 565473,92 19 540,66 292313,24 20 397,45 157966,50 21 394,49 155622,36 22 413,05 170610,30 23 480,83 231197,49 24 326,22 106419,49 25 297,59 88559,81 26 388,13 150644,90 27 374,76 140445,06 28 581,04 337607,48 29 355,83 126614,99 30 2628,10 6906909,61 31 485,05 235273,50 32 417,52 174322,95 33 323,04 104354,84 Jumlah 20188,05 18923742,79 maka: = 4350,1428

(25)

=

= = 0,0762

=

= = 0,1438

=

= = 0,1378

=

= = 0,1252

=

= = 0,1434

=

= = 0,1024

=

= = 0,1442

=

= = 0,1816

=

= = 0,2314

=

= = 0,1078

=

= = 0,1463

=

= = 0,3811

=

= = 0,2486

=

= = 0,1105

=

= = 0,1033

=

= = 0,0618

(26)

=

= = 0,0906

=

= = 0,1729

=

= = 0,1243

=

= = 0,0914

=

= = 0,0907

=

= = 0,0905

=

= = 0,1105

=

= = 0,0750

=

= = 0,0684

=

= = 0,0892

=

= = 0,0861

=

= = 0,1336

=

= = 0,0818

=

= = 0,6041

=

= = 0,1115

=

= = 0,0960

(27)

=

= = 0,0743

Tabel 4.5 Nilai-nilai Yang Dibutuhkan untuk Menghitung Matriks Keputusan Yang Ternormalisasi

No 1 390,04 152131,20 2 629,00 395641,00 3 629,39 396131,77 4 571,85 327012,42 5 652,60 425886.76 6 445,93 198853,56 7 639,36 408781,21 8 818,38 669745,82 9 1062,81 1129565,10 10 498,44 248442,43 11 723,58 523568,02 12 1672,86 2798460,58 13 1156,92 1338463,89 14 574,41 329946,85 15 465,74 216913,75 16 291,88 85193,93 17 482,59 232893,11 18 751,98 565473,92 19 560,66 314339,64 20 412,93 170511,18 21 464,58 215834,58 22 477,34 227853,48 23 494,82 244846,83 24 363,10 131841,61 25 312,43 97612,50 26 412,58 170222,26 27 394,11 155322,69 28 609,06 370954,08 29 419,46 175946,69 30 2967,01 8803148,34 31 498,65 248651,82 32 431,33 186045,57 33 343,33 117875,49 Jumlah 21619,96 22074112,09

(28)

maka: = 4698,3095

=

= = 0,0830

=

= = 0,1339

=

= = 0,1340

=

= = 0,1217

=

= = 0,1389

=

= = 0,0949

=

= = 0,1361

=

= = 0,1742

=

= = 0,2262

=

= = 0,1061

=

= = 0,1540

=

= = 0,3561

(29)

=

= = 0,2462

=

= = 0,1222

=

= = 0,0991

=

= = 0,0621

=

= = 0,1027

=

= = 0,1601

=

= = 0,1193

=

= = 0,0879

=

= = 0,0989

=

= = 0,1016

=

= = 0,1053

=

= = 0,0773

=

= = 0,0665

=

= = 0,0878

=

= = 0,0839

=

= = 0,1296

(30)

=

= = 0,0893

=

= = 0,6315

=

= = 0,1061

=

= = 0,0918

=

= = 0,0731 R =

(31)

Langkah 3: Membuat matriks keputusan yang ternormalisasi terbobot. Dengan bobot = ( , , , . . . , ), dimana adalah bobot dari kriteria ke-j dan = 1 , maka normalisasi bobot matriks V adalah:

=

dengan i = 1, 2, 3, . . . , m; dan j = 1, 2, 3, . . . , n.

matriks keputusan ternormalisasi terbobot didapatkan dari perkalian matriks R dengan bobot preferensi (1, 1, 1, 1) didapat:

(32)

Langkah 4: Menentukan solusi ideal positif dan solusi ideal negatif. Dengan rumus sebagai berikut:

a. Solusi ideal positif

= {(max | j € J ), (min | j € J’ ), i = 1, 2, 3, . . . , m} , , , . . . , } = max {0,0385 ; 0,1187 ; 0,0773 ; 0,0912 ; 0,0819 ; 0,0508 ; 0,1217 ; 0,1959 ; 0,2397 ; 0,0792 ; 0,1029 ; 0,5249 ; 0,2836 ; 0,0849 ; 0,0503 ; 0,0119 ; 0,0351 ; 0,1743 ; 0,1102 ; 0,0655 ; 0,0660 ; 0,0814 ; 0,0969 ; 0,0373 ; 0,0240 ; 0,0248 ; 0,0453 ; 0,0688 ; 0,0426 ; 0,6149 ; 0,0722 ; 0,0561 ; 0,0370} = 0,6149 = max {0,0117 ; 0,0372 ; 0,0320 ; 0,0229 ; 0,0373 ; 0,0346 ; 0,0767 ; 0,1224 ; 0,1043 ; 0,0379 ; 0,0685 ; 0,4046 ; 0,1773 ; 0,0219 ; 0,0250 ; 0,0033 ; 0,0165 ; 0,0978 ; 0,1703 ; 0,0176 ; 0,0166 ; 0,0637 ; 0,0726 ; 0,0116 ; 0,0060 ; 0,0152 ; 0,0309 ; 0,0407 ; 0,0234 ; 0,8393 ; 0,0511 ; 0,0207 ; 0,0211} = 0,8393 = max {0,0762 ; 0,1438 ; 0,1378 ; 0,1252 ; 0,1434 ; 0,1024 ; 0,1442 ; 0,1816 ; 0,2314 ; 0,1078 ; 0,1463 ; 0,3811 ; 0,2486 ; 0,1105 ; 0,1033 ; 0,0618 ; 0,0906 ; 0,1729 ; 0,1243 ; 0,0914 ; 0,0907 ; 0,0950 ; 0,1105 ; 0,0750 ; 0,0684 ; 0,0892 ; 0,0861 ; 0,1336 ; 0,0818 ; 0,6041 ; 0,1115 ; 0,0960 ; 0,0743} = 0,6041

(33)

= max {0,0830 ; 0,1339 ; 0,1340 ; 0,1217 ; 0,1389 ; 0,0949 ; 0,1361 ; 0,1742 ; 0,2262 ; 0,1061 ; 0,1540 ; 0,3561 ; 0,2462 ; 0,1222 ; 0,0991 ; 0,0621 ; 0,1027 ; 0,1601 ; 0,1193 ; 0,0879 ; 0,0989 ; 0,1016 ; 0,1053 ; 0,0773 ; 0,0665 ; 0,0878 ; 0,0839 ; 0,1296 ; 0,0893 ; 0,6315 ; 0,1061 ; 0,0918 ; 0,0731} = 0,6315 = {0,6149 ; 0,8393 ; 0,6041 ; 0,6315}

b. Solusi ideal negatif

= {(min | j € J ), (max | j € J’ ), i = 1, 2, 3, . . . , m} , , , . . . , } = min {0,0385 ; 0,1187 ; 0,0773 ; 0,0912 ; 0,0819 ; 0,0508 ; 0,1217 ; 0,1959 ; 0,2397 ; 0,0792 ; 0,1029 ; 0,5249 ; 0,2836 ; 0,0849 ; 0,0503 ; 0,0119 ; 0,0351 ; 0,1743 ; 0,1102 ; 0,0655 ; 0,0660 ; 0,0814 ; 0,0969 ; 0,0373 ; 0,0240 ; 0,0248 ; 0,0453 ; 0,0688 ; 0,0426 ; 0,6149 ; 0,0722 ; 0,0561 ; 0,0370} = 0,0119 = min {0,0117 ; 0,0372 ; 0,0320 ; 0,0229 ; 0,0373 ; 0,0346 ; 0,0767 ; 0,1224 ; 0,1043 ; 0,0379 ; 0,0685 ; 0,4046 ; 0,1773 ; 0,0219 ; 0,0250 ; 0,0033 ; 0,0165 ; 0,0978 ; 0,1703 ; 0,0176 ; 0,0166 ; 0,0637 ; 0,0726 ; 0,0116 ; 0,0060 ; 0,0152 ; 0,0309 ; 0,0407 ; 0,0234 ; 0,8393 ; 0,0511 ; 0,0207 ; 0,0211} = 0,0033

(34)

= min {0,0762 ; 0,1438 ; 0,1378 ; 0,1252 ; 0,1434 ; 0,1024 ; 0,1442 ; 0,1816 ; 0,2314 ; 0,1078 ; 0,1463 ; 0,3811 ; 0,2486 ; 0,1105 ; 0,1033 ; 0,0618 ; 0,0906 ; 0,1729 ; 0,1243 ; 0,0914 ; 0,0907 ; 0,0950 ; 0,1105 ; 0,0750 ; 0,0684 ; 0,0892 ; 0,0861 ; 0,1336 ; 0,0818 ; 0,6041 ; 0,1115 ; 0,0960 ; 0,0743} = 0,0618 = min {0,0830 ; 0,1339 ; 0,1340 ; 0,1217 ; 0,1389 ; 0,0949 ; 0,1361 ; 0,1742 ; 0,2262 ; 0,1061 ; 0,1540 ; 0,3561 ; 0,2462 ; 0,1222 ; 0,0991 ; 0,0621 ; 0,1027 ; 0,1601 ; 0,1193 ; 0,0879 ; 0,0989 ; 0,1016 ; 0,1053 ; 0,0773 ; 0,0665 ; 0,0878 ; 0,0839 ; 0,1296 ; 0,0893 ; 0,6315 ; 0,1061 ; 0,0918 ; 0,0731} = 0,0621 = {0,0119 ; 0,0033 ; 0,0618 ; 0,0621}

Langkah 5: Menghitung separasi

a. adalah jarak alternatif dari solusi ideal positif didefenisikan sebagai: = = 1,2636 = 1,1615 = 1,1856 = 1,1958

(35)

= 1,1757 = 1,2270 = 1,1322 = 1,0378 = 0,9921 = 1.2048 = 1,1375 = 0,5680 = 0,9071 = 1,2050 = 1,2313 = 1,2964 = 1,2476 = 0,0734 = 1,0931 = 1,2391 = 1,2351

(36)

= 1,1943 = 1,1733 = 1,2672 = 1,2844 = 1,2602 = 1,2434 = 1,1871 = 1,2490 = 0 = 1,1977 = 1,2377 = 1,2633

b. adalah jarak alternatif dari solusi ideal negatif didefenisikan sebagai:

=

= 0,0377

(37)

= 0,1267 = 0,1194 = 0,1364 = 0,7222 = 0,1723 = 0,2738 = 0,3432 = 0,0988 = 0,1677 = 0,7827 = 0,4158 = 0,1080 = 0,0710 = 0 = 0,565 = 0,2392 = 0,2115

(38)

= 0,0680 = 0,0728 = 0,1055 = 0,1276 = 0,0334 = 0,0147 = 0,0415 = 0,0543 = 0,1198 = 0,0498 = 1,2965 = 0,1016 = 0,0657 = 0,0350

Langkah 6: Menghitung kedekaan terhadap solusi ideal positif. Kedekatan relative dan setiap dari setiap alternative terhadap solusi ideal positif dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:

(39)

= 0,0290 = 0,1186 = 0,0965 = 0,0908 = 0,1039 = 0,0556 = 0,1321 = 0,2087 = 0,2570 = 0,0758 = 0,1285 = 0,5795 = 0,3143 = 0,0823 = 0,0545 = 0

(40)

= 0,0433 = 0,1822 = 0,1621 = 0,0520 = 0,0556 = 0,0812 = 0,0981 = 0,0257 = 0,0113 = 0,0319 = 0,0418 = 0,0917 = 0,0384 = 1 = 0,0782 = 0,0504 = 0,0269

(41)

Langkah 7: Merangking alternatif. Alternatif diurutkan dari nilai terbesar ke nilai terkecil. Alternatif dengan nilai terbesar merupakan solusi yang terbaik.

> > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > >

(42)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian yang dilakukan ini pada dasarnya adalah untuk menentukan prioritas pembangunan daerah kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara dengan kriteria-kriteria dan alternatif yang ditentukan. Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Kota Medan memiliki prioritas tertinggi dalam perangkingan prioritas pembangunan daerah kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara.

5.2 Saran

Dari penelitian ini penulis memberikan saran sebagai berikut:

Untuk peneliti lain dapat menggunakan kriteria-kriteria yang lain yang relevan untuk menentukan prioritas pembangunan daerah kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara untuk menghasilkan alternatif yang terbaik dan dapat diimplementasikan kelapangan.

Gambar

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk, Produk Domestik Regional Bruto (milyar),  Pendapatan Asli Daerah (milyar) dan Pengeluaran Pemerintah  (milyar)  NO  Nama   Kabupaten/Kota  Jumlah  Penduduk  PDRB  PAD  Pengeluaran Pemerintah  1  Nias       132605      1299,65       331,49       390,04  2  Mandailing Natal       408731      4147,42       625,70       629,00  3  Tapanuli Selatan       266282      3573,33       599,38       629,39  4  Tapanuli Tengah       314142      2550,74       544,81       571,85  5  Tapanuli Utara       281868      4157,53       623,60       652,60  6  Toba Samosir       174748      3857,85       445,61       445,93  7  Labuhanbatu       418992      8550,34       627,17       639,36  8  Asahan       674521     13650,24       790,14       818,38  9  Simalungun       825366    11627,58     1006,51     1062,81  10  Dairi       272578      4226,28       468,82       498,44  11  Karo       354242      7634,39       636,52       723,58  12  Deli Serdang     1807173    45125,83     1657,87     1672,86  13  Langkat       976582    19774,94     1081,44     1156,92  14  Nias Selatan       292417      2442,56       480,71       574,41  15  Humbang Hasundutan       173255      2791,91       449,42       465,74  16  Pakpak Bharat         40884         373,19       268,89       291,88  17  Samosir       120772      1835,40       394,23       482,59  18  Serdang Berdagai       599941    10905,56       751,98       751,98  19  Batu Bara       379400    18995,09       540,66       560,66
Tabel 4.3 Nilai-nilai Yang Dibutuhkan untuk Menghitung Matriks  Keputusan Yang Ternormalisasi
Tabel 4.4  Nilai-nilai Yang Dibutuhkan untuk Menghitung Matriks  Keputusan Yang Ternormalisasi
Tabel 4.4  Nilai-nilai Yang Dibutuhkan untuk Menghitung Matriks  Keputusan Yang Ternormalisasi    (sambungan)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Metabolic-responsive microbial biomass, indicated by the quotient between substrate-induced respiration and fumigation– extraction obtained biomass values, and carbon

I-ong time ago, there was only the sun that brightened tl. It did not set and there was no night. the Creator olthe universe came to visit. FIe saw men working

pada pipa distribusi disajikan pada Tabel 3Dari hasil analisa hidrolis yang disimulasikan pada Epanet 2.0 kecepatan aliran pada jam puncak pagi hari yaitu pukul 06.00 terdapat 27

Getting help from a counselor or other professional is very important and can provide you with much help and insights in dealing with your current problem.. In the meantime, here

KET Spesifikasi Teknis barang yang ditawarkan dengan mencantumka n Merk Identitas barang (jumlah, jenis, tipe, foto dan merk) yang ditawarkan tercantum dengan lengkap dan

Getting help from a counselor or other professional is very important and can provide you much help and insights in dealing with your current problem.. In addition, here are

Sehubungan dengan Evaluasi Pemilihan Langsung Pengadaan Barang/Jasa pada Dinas Bina Marga Kota Medan Tahun Anggaran 2015 Paket Pekerjaan Pembangunan Drainase -

Berdasarkan Berita Acara Evaluasi Administrasi, Teknis, dan Biaya Nomor : 11/Pokja V-JK/APBD-P/DINKES/2014, dengan ini Kelompok Kerja Pengadaan menetapkan Calon pemenang