• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DIRUANG INTERNA RSUD DAYA MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DIRUANG INTERNA RSUD DAYA MAKASSAR"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN

DIRUANG INTERNA RSUD DAYA MAKASSAR

Mutmainna Dahlan

1

, Dahrianis

2

, Muh. Nur

3

1STIKES Nani Hasanuddin Makassar

2STIKES Nani Hasanuddin Makassar

3Poltekkes Kemenkes Makassar

Alamat Respondensi: Mutmainna Dahlan_Nathuinna@ymail.com/085239458819

ABSTRAK

Kepuasan pasien merupakan suatu tingkat perasaan yang timbul sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien membandingkannya dengan apa yang diharapkannya (Pohan). Sedangkan Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok ataupun masyarakat (Iqbal Mubarak dan Nurul Chayatin,2009). Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui Pengaruh Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan di Ruang Interna Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Daya Makassar. Desain penelitian yang digunakan adalah

deskritif analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel yang ditemukan 50 responden

sesuai dengan kriteria inklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dengan teknik Purposive Sampling. Data dianalisa dengan menggunakan chi-square yang dibaca melalui

pearson chi- square, dengan derajat kemaknaan p<0,05. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan

kepuasan pasien dari segi komunikasi perawat (p= 0,001), ada hubungan kepuasan pasien dari segi fasilitas pelayanan (p= 0,003), ada hubungan kepuasan pasien dari segi biaya (p= 0,004). Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu ada hubungan antara kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan baik dari segi komunikasi perawat, fasilitas pelayanan dan biaya.

Kata kunci: Kepuasan Pasien, Pelayanan Kesehatan (komunikasi perawat, faslitas pelayanan dan biaya).

PENDAHULUAN

Pada saat ini rumah sakit berkembang sebagai industri padat karya, padat modal dan padat teknologi. Disebut demikian karena rumah sakit memanfaatkan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam jumlah yang besar dan beragam kualifikasi. Demikian juga jumlah dana yang digunakan untuk melaksanakan berbagai jenis pelayanan termasuk pendapatan rumah sakit (Muninjaya,2011).

Rumah sakit bukan hanya sebuah tempat tetapi juga sebuah fasilitas, institusi dan sebuah organisasi. Untuk dapat mengatur rumah sakit dengan baik seseorang tentu harus dapat mendefinisikan dengan tepat pula. Definisi yang paling klasik hanya menyatakan bahwa rumah sakit adalah institusi atau fasilitas yang menyediakan pelayanan pasien rawat inap ditambah dengan beberapa penjelasan lain (Yoga, 2010).

Kualitas rumah sakit sebagai instituasi yang mengahasilkan produk teknologi jasa

kesehatan sudah tentu tergantung juga pada kualitas pelayanan medis dan pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien. Pasien sebagai pengguna jasa pelayanan

keperawatan menuntut pelayanan

keperawatan yang bermutu dan paripurna. Pasien akan mengeluh bila perilaku caring yang dirasakan tidak memberikan nilai kepuasan bagi dirinya.

Pelayanan kesehatan yang ditawarkan oleh institusi kesehatan adalah jasa. Hasil akhir jasa pelayanan kesehatan adalah status kesehatan individu atau kelompok masyarakat setelah mereka menggunakan jasa pelayanan kesehatan. Produk kesehatan dapat dihubungkan dengan batasan sehat menurut WHO atau Kemenkes RI (UU no 23 tahun 1992).

Pada tahun 2007 dan 2008, perkembangan jumlah rumah sakit (umum dan khusus) di Sulawesi Selatan cenderung relatif stabil. Selain jumlah rumah sakit, untuk menggambarkan ketersediaan dan cakupan

(2)

ketersediaan sarana pelayanan kesehatan bagi masyarakat perlu pula disajikan data jumlah tempat tidur rumah sakit dan rasio tempat tidur rumah sakit per 100.000 penduduk. Untuk tahun 2008, jumlah tempat tidur dan rasionya terhadap 100.000 penduduk tercatat sebanyak 4.038 tempat tidur dengan rasio sebesar 51 per 100.000 penduduk atau rata-rata setiap tempat tidur rumah sakit melayani 5.100 penduduk

dalam setahun

(http://datinkessulsel.wordpress.com).

Berdasarakn penelitian yang dilakukan oleh Nursyam tentang hubungan mutu pelayanan kesehatan dengan tingkat kepuasan pasien di Puskesmas Belawa Kab. Wajo pada tahun 2010, dari hasil uji spss versi 16,0 for window terlihat bahwa sebagian besar responden penelitian mengatakan puas terhadap pelayanan yaitu 17 orang (56,7%) dan sebagian kecil responden menyatakan tidak puas dengan pelayanan yang diberikan yaitu 13 orang (43,3%).(Nursyam,2010)

Rumah Sakit Umum Daerah Daya Makassar menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan menggunakan salah satu jalur penerimaan pasien rawat inap perawatan interna sehingga kualitas pelayanan keperawatan di ruang rawat inap interna sangat penting mendapat perhatian serius, sebab Rumah Sakit selain berfungsi untuk melayani masyarakat umum tanpa membedakan golongan, ras, suku, agama, pendidikan, jenis kelamin, dan status sosial.

Pada tahun 2011 RSUD Daya Makassar berkembang semakin baik berdasarkan analisa indikator pelayanan yang mengacu pada standar ketetapan Depkes yang mencapai : BOR 60,35%, LOS 3,7%, TOI 2,5 hari per pasien , GDR 10,5 dan NDR 6,7 pasien seribu pasien keluar rawatan serta BTO 59 kali per tempat tidur dalam setahun. Ini berarti terjadi penurunan efisiensi tempat tidur sebanyak 17,43% dari tahun sebelumnya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dian Artarini tentang kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan di RSUD Daya Makassar pada tahun 2012, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa responden yang puas terhadap efektifitas pelayanan sebanyak 20 orang (66,7%) dan tidak puas sebanyak 10 orang (33,7%).(Artarini,2012) Untuk mewujudkan pelayanan tersebut diharapkan semua petugas mampu menujukkan kinerja yang lebih baik agar dapat memberikan konstribusi yang maksimal terhadap pencapaian tujuan, sehingga tercipta pelayanan bermutu yang berorientasi pada kepuasan pasien.

Dari Data Rekam Medis RSUD Daya Makassar pasien yang dirawat khususnya diruang perawatan interna tahun 2012 pada bulan januari sebanyak 157 pasien, bulan februari sebanyak 164 pasien, bulan maret sebanyak 154 pasien, bulan april sebanyak 174 pasien, bulan mei sebanyak 156 pasien, bulan juni sebanyak 175 pasien, bulan juli sebanyak 179 pasien, bulan agustus sebanyak 182 pasien, bulan september sebanyak 156 pasien, bulan oktober sebanyak 171 pasien, bulan november sebanyak 177 pasien dan bulan desember sebanyak 181 pasien.

Berdasarkan uraian latar belakang maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Kualitas Pelayanan Kesehatan Terhadap Kepuasan Pasien Di Ruang Interna Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Daya Makassar”

BAHAN DAN METODE Lokasi, populasi dan sampel

Penelitian ini berlangsung mulai dari tanggal 20 Juni sampai 17 Juli 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang dirawat pada ruang perawatan interna Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Daya Makassar yang berjumlah 100 orang. Penelitian ini dilakukan pada ruangan perawatan interna yaitu ruang perawatan Cempaka (I, II, dan III), Beringin (I, II,III dan IV), Akasia (I dan II) dan VIP Cempaka. Jenis dan metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Tehnik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah tehnik purposive sampling, dimana teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantaraa populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti, sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya (Nursalam,2011). Yang menjadi sampel adalah pasien yang berada diruang perawatan interna sebanyak 50 orang yang merupakan responden yang telah memenuhi dalam kriteria inklusi.

Pengumpulan data

Data hasil penelitian diperoleh dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder. Data primer adalah Data yang diperoleh dari wawancara langsung pada responden dengan menggunakan kuesioner. Data sekunder adalah Data yang diperoleh dari bagian rekam medis Rumah Sakit, buku pelaporan dan profil Rumah Sakit Umum Daerah Daya Makassar.

Dalam penelitian ini digunakan kuesioner yang disebarkan kepada responden yang menjadi sampel pilihan. Adapun urutan prosedur penelitian sebagai berikut : Membuat kuesioner sebanyak jumlah responden yang

(3)

akan ditentukan, membagi kuesioner kepada responden, mengumpulkan kuesioner yang telah dibagi, dan mentabulasi data.

Pengolahan data

Setelah data tersebut terkumpul dilakukan proses editing, koding, dan tabulasi data maka selanjutnya dilakukan analisa data berupa : Analisa univariat yaitu Analisis ini dilakukan terhadap tiap variabel penelitian, baik variabel independen (komunikasi perawat, fasilitas pelayanan, biaya), variabel dependen (kepuasan pasien). Dan identitas responden (umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan pekerjaan).

Selanjutnya dilakukan Analisa bivariat yaitu Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel, yang diduga berhubungan, dalam hal ini variabel independen (komunikasi perawat, fasilitas pelayanan dan biaya), dengan variabel dependen (kepuasan pasien). Adapun hasil analisis bivariat dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji statistik Chi Square dengan tingkat kemaknaan p < 0,05.

HASIL PENELITIAN

1. Analisis Univariat

Tabel 1 Distribusi frekuensi responden menurut umur pasien di ruang interna RSUD Daya Makassar Umur Frekuensi % 18-25 tahun 26-35 tahun 36-45 tahun > 45 tahun 6 9 18 17 12.0 18.0 36.0 34.0 Total 50 100.0

Berdasarkan tabel diatas dari 50 responden dapat diketahui jumlah responden tertinggi berada pada umur 36-45 tahun yaitu sebanyak 18 responden (36%), disusul pada umur > 45 tahun yaitu sebanyak 17 responden (34%), disusul pada umur 26-35 tahun yaitu sebanyak 9 responden (18%) dan terendah pada umur 18-25 tahun yaitu sebanyak 6 responden (12%).

Tabel 2 Distribusi frekuensi responden menurut jenis kelamin pasien di ruang inerna RSUD Daya Makassar

Jenis kelamin Frekuensi Persentase (%) Laki-laki perempuan 31 19 62.0 38.0 Total 50 100.0

Berdasarkan tabel diatas dari 50 responden dapat diketahui jumlah responden tertinggi berada pada jenis

kelamin laki-laki yaitu sebanyak 31 responden (62%) dan terendah pada jenis perempuan yaitu sebanyak 19 responden (38%).

Tabel 3 Distribusi frekuensi responden menurut Pendidikan Terakhir Pasien di ruang interna RSUD Daya Makassar

Pendidikan terakhir Frekuensi Persentase (%) SD SMP SMA Sarjana 7 8 22 13 14.0 16.0 44.0 26.0 Total 50 100.0

Berdasarkan tabel diatas dari 50 responden dapat diketahui Pendidikan terakhir jumlah responden tertinggi berada pada SMA yaitu sebanyak 22 responden (44%), disusul pada sarjana yaitu sebanyak 13 responden (26%), disusul pada SMP yaitu sebanyak 8 responden (16%) dan terendah pada SD yaitu sebanyak 7 responden (14%).

Tabel 4 Distribusi frekuensi responden menurut Pekerjaan pasien Di ruang interna RSUD Daya Makassar

Pekerjaan Frekuensi Persentase (%) Petani PNS Wiraswasta IRT Mahasiswa 15 10 8 12 5 30.0 20.0 16.0 24.0 10.0 Total 50 100.0

Berdasarkan tabel diatas dari 50 responden dapat diketahui nilai tertinggi dari pekerjaan responden yaitu petani sebanyak 15 responden (30%), IRT sebanyak 12 responden (24%), PNS sebanyak 10 responden (20%), wiraswasta sebanyak 8 responden (16%) dan paling terendah mahasiswa dengan jumlah responden 5 (10%).

Tabel 5. Distribusi frekuensi responden menurut komunikasi perawat Di ruang interna RSUD Daya Makassar

Komunikasi perawat Frekuensi (n) Persentase (%) Baik kurang 35 15 70.0 30.0 Total 50 100.0

Berdasarkan tabel diatas dari 50 responden dapat diketahui jumlah responden tertinggi dari komunikasi

(4)

perawat yang baik yaitu sebanyak 35 responden (70%) dan terendah berada pada komunikasi perawat yang kurang yaitu sebanyak 15 responden (30%).

Tabel 6 Distribusi frekuensi responden menurut fasilitas pelayanan Di ruang interna RSUD Daya Makassar

Fasilitas pelayanan Frekuensi (n) Persentase (%) Baik kurang 29 21 58.0 42.0 total 50 100.0

Berdasarkan tabel diatas dari 50 responden dapat diketahui jumlah responden tertinggi dari fasilitas pelayanan yang baik yaitu sebanyak 29 responden (58%) dan terendah berada pada fasilitas pelayanan yang kurang yaitu sebanyak 21 responden (42%).

Tabel 7 Distribusi frekuensi responden menurut biaya Di ruang interna RSUD Daya Makassar Biaya Frekuensi (n) Persentase (%) Baik kurang 26 24 58.0 42.0 total 50 100.0

Berdasarkan tabel diatas dari 50 responden dapat diketahui jumlah responden tertinggi dari biaya yang baik yaitu sebanyak 26 responden (58%) dan terendah berada pada biaya yang kurang yaitu sebanyak 24 responden (42%). Tabel 8 Distribusi frekuensi responden menurut kepuasan pasien Di ruang rawat inap RSUD Daya Makassar

Biaya Frekuensi (n) Persentase (%) Baik kurang 26 24 58 42 total 50 100

Berdasarkan tabel diatas dari 50 responden dapat diketahui bahwa yang menyatakan merasa puas terhadap pelayanan kesehatan yaitu sebanyak 33 responden (66%) dan tidak puas sebanyak 17 responden (34%).

2. Analisis bivariat

Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel, yang diduga berhubungan, dalam hal ini variabel independen (komunikasi perawat, fasilitas pelayanan dan biaya), dengan variabel dependen

(kepuasan pasien). Adapun hasil analisis bivariat dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji statistik Chi

Square dengan tingkat kemaknaan p < 0,05

dapat dilihat dalam uraian di bawah ini: Tabel 9 Distribusi tingkat kepuasan pasien dari segi komunikasi perawat Di ruang interna RSUD Daya Makassar

Komunika si perawat Kepuasan pasien Total puas Tidak puas n % n % n % baik kurang 28 5 56.0 10.0 7 10 14.0 20.0 35 15 70.0 30.0 Total 33 66.0 17 34.0 50 100.0 p = 0,001

Berdasarkan tabel 9 dapat diketahui bahwa dari 35 responden (70%) menyatakan komunikasi perawat baik, 28 responden puas (56%) dan 7 responden tidak puas (14%). Sedangkan dari 15 responden (30%) menyatakan komunikasi perawat kurang, 5 responden puas (10%) dan 10 responden tidak puas (20%). Berdasarkan uji statistik Uji chi-

Square diperoleh nilai p = 0,001. Dengan

demikian Ha diterima Ho ditolak dengan interpretasi ditemukannya hubungan kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan dari segi komunikasi perawat di ruang interna Rumah Sakit Umum Daerah Daya Makassar.

Tabel 10 Distribusi kepuasan pasien dari segi fasilitas pelayanan Di ruang interna RSUD Daya Makassar

Fasilitas pelayanan

Kepuasan pasien Total puas Tidak puas

n % n % n % baik kurang 24 9 48.0 18.0 5 12 10.0 24.0 29 21 58.0 42.0 Total 33 66.0 17 34.0 50 100.0 p = 0,003

Berdasarkan tabel 10 dapat diketahui bahwa dari 29 responden (58%) menyatakan fasilitas pelayanan baik, 24 responden puas (48%) dan 5 responden tidak puas (10%). Sedangkan dari 21 responden (42%) menyatakan fasilitas pelayanan kurang , 9 responden puas (18%) dan 12 responden tidak puas (24%). Berdasarkan uji statistik Uji chi-

Square diperoleh nilai P=0,003. Dengan

demikian Ha diterima Ho ditolak dengan interpretasi ditemukannya hubungan kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan dari segi fasilitas pelayanan di

(5)

ruang interna Rumah Sakit Umum Daerah Daya Makassar.

Tabel 11 Distribusi kepuasan pasien dari segi biaya Di ruang interna RSUD Daya Makassar

Biaya

Kepuasan pasien

Total puas Tidak puas

n % n % n % baik kurang 22 11 44.0 22.0 4 13 8.0 26.0 26 24 52.0 48.0 Total 33 66.0 17 34.0 50 100.0 p = 0,004

Berdasarkan tabel 11 dapat diketahui bahwa dari 26 responden (52%) menyatakan biaya baik, 22 responden puas (44%) dan 4 responden tidak puas (8%). Sedangkan dari 24 responden (48%) menyatakan biaya kurang, 11 responden puas (22%) dan 13 responden tidak puas (26%).

Berdasarkan uji statistik Uji chi Square diperoleh nilai P=0,004. Dengan demikian Ha diterima Ho ditolak dengan interpretasi ditemukannya hubungan kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan dari segi biaya di ruang interna Rumah Sakit Umum Daerah Daya Makassar.

PEMBAHASAN

1. Kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan dari segi komunikasi perawat Berdasarkan tabel 9 menunjukan bahwa 35 responden (70%) menyatakan komunikasi perawat baik, Sedangkan dari 15 responden (30%) menyatakan komunikasi perawat kurang. Dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh nilai p = 0,001 (p < 0,05). Ini berarti ada hubungan yang bermakna antara kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatann dari segi komunikasi perawat.

Harold Koont dan Cyril o’Donell mengemukakan pengertian komunikasi adalah pemindahan informasi dari satu orang ke orang lain terlepas percaya atau tidak. Tetapi informasi yang ditransfer tentulah harus dimengerti oleh penerima. Komunikasi dalam teori dan praktek menurut Dr.Phill Astrid Susanto adalah proses pengoperan lambang-lambang yang mengandung arti. Onong Uchjana Effendi, MA menyebutkan komunikasi mencakup ekspresi wajah, sikap dan gerak gerik suara, kata-kata tertulis, percetakan, telegraf, telepon dan lainnya.

Komunikasi dalam bidang keperawatan merupakan proses untuk menciptakan hubungan antara perawat

dengan pasien dan tenaga kesehatan lainnya, untuk mengenal kebutuhan pasien dan menentukan rencana tindakan serta kerjasama dalam memenuhi kebutuhan tersebut (Muslimah dan Fatimah,2010). Menurut Indrawati Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien.

Jadi dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah penyampaian dari seseorang kepada orang lain dengan menyertakan kode atau lambang pengampaiannya itu sendiri melalui suatu proses (Muslimah dan Fatimah,2010). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hammad yang berjudul Hubungan Komunikasi Perawat Dan Tingkat Kepuasan Pasien Yang dilakukan Pembedahan di RSUD Ratu Zalecha Martapura dimana dalam penelitian yang dilakukan terhadap 44 responden di Ruang Perawatan Bedah Kelas II RSUD Ratu Zalecha Martapura dari aspek komunikasi, diperoleh hasil bahwa sebanyak 29 (66%) responden yang menilai baik komunikasi yang ada disana., namun masih ditemukan sebanyak 15 (34%) responden yang menilai komunikasi yang ada di RS ini kurang baik.

Dari hasil penelitian diatas maka peneliti berasumsikan bahwa komunikasi sangat berpengaruh terhadap kepuasan pasien, semakin baik komunikasi perawat maka semakin baik pula kepuasan pasien begitu pula sebaliknya semakin buruk komunikasi perawat maka semakin berkurang pula kepuasan yang dirasakan pasien terhadap pelayanan kesehatan yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Daya Makassar.

2. Kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan dari segi fasilitas pelayanan Berdasarkan tabel 10 menunjukan bahwa 29 responden (58%) menyatakan fasilitas pelayanan baik, Sedangkan dari 21 responden (42%) menyatakan fasilitas pelayanan kurang. Dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh nilai p = 0,003 (p < 0,05). Ini berarti ada hubungan yang bermakna antara kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan dari segi fasilitas pelayanan.

Menurut Suryo Subroto “ fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat

memudahkan dan memperlancar

pelaksanaan suatu usaha dapat berupa benda-benda maupun uang.

(6)

Fasilitas merupakan faktor yang menunjang dalam usaha (baik perusahaan maupun rumah sakit) dalam memasarkan produk atau jasa masing-masing.

Apabila melihat kepada peraturan presiden RI No.12 tahun 2013 tentang jaminan kesehatan, tepatnya pada Bab I Ketentuan Umum pasal 1 No.14, disebutkan bahwa pengertian dari fasilitas kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan perorangan, baik promotif, prefentif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyuningrum yang berjudul pengaruh fasilitas dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan pasien pada rumah sakit umum daerah uangaran dimana dalam penelitian yang dilakukan terdapat pengaruh fasilitas dan kualitas pelayanan secara simultan dengan kontribusi sebesar 38,4 %. Terdapat pengaruh fasilitas terhadap kepuasan pasien sebesar 12,81 % dan terdapat pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pasien sebesar 6,18 %. (Wahyuningrum,2010)

Dari hasil penelitian diatas maka peneliti berasumsi bahwa fasilitas pelayanan sangat besar pengaruhnya terhadap kepuasan pasien, dikarenakan semakin baik atau bagus fasilitas yang dimiliki suatu rumah sakit maka pasien akan merasa nyaman dan puas atas fasilitas pelayanan yang diberikan.

3. Kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan dari segi biaya

Berdasarkan tabel 11 menunjukan bahwa 26 responden (52%) menyatakan biaya baik, Sedangkan dari 24 responden (48%) menyatakan biaya kurang. Dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh nilai p = 0,004 (p< 0,05). Ini berarti ada hubungan yang bermakna antara kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatandari segi biaya.

Carter dan Usry menyatakan bahwa biaya sebagai nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan untuk memperoleh manfaat. Hansen dan Mowen mendefinisikan biaya sebagai kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang dan jasa yang diharapkan memberikan manfaat untuk saat ini maupun masa mendatang bagi organisasi.

Mulyadi (2009) mengemukakan bahwa biaya dalam artian sempit merupakan objek yang dicatat, digolongkan,

diringkas dan disajikan oleh akuntansi biaya. Sedangkan biaya dalam artian luas adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dengan satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.

Menurut Maidin biaya juga sering diartikan sebagai nilai suatu pengorbanan untuk memperoleh suatu output tertentu. Pengorbanan itu dapat berupa uang, barang, tenaga, waktu maupun kesempatan.

Analisis biaya dilakukan dalam perencanaan kesehatan untuk menjawab pertanyaan berapa rupiah satuan program atau proyek atau unit pelayanan kesehatan agar dapat dihitung total anggaran yang diperlukan untuk program atau pelayanan kesehatan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan analisa biaya rumah sakit menurut Depkes yakni suatu kegiatan menghitung biaya rumah sakit untuk berbagai jenis pelayanan yang ditawarkan baik secara total maupun per unit atau per pasien dengan cara menghitung seluruh biaya pada seluruh unit pusat biaya serta mendistribusikannya ke unit-unit produksi yang kemudian dibayar oleh pasien.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arlina yang berjudul pengaruh harga dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan pasien rawat inap di RSU Deli Medan dimana dalam penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa berdasarkan koefisien determinasi diketahui bahwa variabel harga dan kualitas pelayanan secara signifikan berpengaruh terhadap kepuasan pasien (Arlina,2009). Dari hasil penelitian diatas maka penelipti berasumsi bahwa biaya memiliki pengaruh besar terhadap kepuasan pasien atas pelayanan rumah sakit, dimana jika biaya yang ditawarkan rumah sakit terjangkau dengan ekonomi pasien maka pasien akan merasa terpuaskan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada penelitian ini, yaitu untuk mengetahui Pengaruh Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Ruang Interna Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Daya Makassar maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Ada pengaruh antara kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan dari segi komunikasi perawat di ruang interna Rumah Sakit Umum Daerah Daya Makassar, ada pengaruh antara kepuasan pasien terhadap pelayanan

(7)

kesehatan dari segi fasilitas pelayanan di ruang interna Rumah Sakit Umum Daerah Daya Makassar, ada pengaruh antara kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan dari segi biaya di ruang interna Rumah Sakit Umum Daerah Daya Makassar.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan kesimpulan yang diperoleh, maka dapat diberikan saran berupa: Pihak Rumah Sakit Umum Daerah Daya Makassar,

sebagai pemberi pelayanan diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik lagi, Kiranya penelitian ini dapat menambah bahan pembelajaran bagi institusi keperawatan khususnya bagi mahasiswa yang ingin meneliti tentang manajemen keperawatan, Kepada peneliti yang ingin meneliti hal yang sama dengan penelitian ini sebaiknya agar variabel yang diteliti bisa diperdalam dan diteliti dalam variabel yang lebih besar.

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, Tjandra Yoga. 2010. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Edisi II. Universitas Indonesia (UI-Press) : Jakarta.

Alimul Hidayat, A. Aziz. 2009. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Salemba Medika : Jakarta.

Anne Ahira. 2010. Pengertian fasilitas kesehatan,(online). http://www.anneahira.com/ diakses tanggal 01 juni 2013.

Arlina Nurbaity Lubis dan Martin. 2009. Jurnal Manajemen Bisnis, Volume 2, Nomor 1, (online), http://journal.usm.ac.id/jurnal/qman/541/detail, diakses tanggal 05 Juli 2013.

Ariyanto. 2009. Pengertian fasilitas belajar,(online). http://sobatbaru.blogspot.com diaksess tanggal 01 juni 2013. Astaqanliyah. 2008. Konsep Penetapan Tarif Rumah sakit,(online). http://astaqauliyah.com diakses tanggal 07

april 2013.

Clubpenakita. 2009. Manajemen rumah sakit,(online). http://clubpenakita.blogspot.com/2009 diakses tanggal 01 juni 2013.

Dian Artarini. 2012. Analisa tingkat kepuasan pasien tentang pelayanan keperawatan di ruang perawatan bedah RSUD Daya Makassar. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar . Stikes Nani Hasanuddin Makassar.

Eko. 2012. Biaya, costing, konsep dan klasifikasi,(oline). http://ekotriyanggono.blogspot.com diakses tanggal 01 juni 2013.

Hammad. 2009. Hubungan Komunikasi Perawat dan Tingkat Kepuasan Pasien Yang Dilakukan Pembedahan. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya. Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

Jeremiah. 2012. pengertian fasilitas pelayanan kesehatan,(online), http://asiabusinesscentre.blogspot.com diakses 25 maret 2013.

Mubarak, Wahid Iqbal, dan Nurul Chayatin. 2011. Ilmu Keperawatan Komunitas pengantar dan teori. Salemba Medika : Jakarta.

Muninjaya. 2011. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. EGC : Jakarta

Muslimah dan Siti Fatimah. 2010. Komunikasi Keperawatan plus materi komunikasi keperawatan. Edisi II. Nuha Medika: Yogyakarta.

Notoatmodjo. 2010. Metode penelitian kesehatan. Rineka cipta : Jakarta.

Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metedologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi II. Salemba Medika : Jakarta.

Nursalam. 2012. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam praktik keperawatan profesional. Edisi III. Salemba Medika : Jakarta.

(8)

Nursyam. 2010..Wajo Hubungan mutu pelayanan kesehatan dengan tingkat kepuasan pasien rawat inap di Puskesmas Belawa kab. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar. Stikes nani Hasanuddin makassar.

Sudariyanto. 2009. Rasio sarana kesehatan terhadap 100.000 pendududuk di SULSEL,(online). http://datinkessulsel.wordpress.com diakses 01 april 2013.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. ALFABETA : Bandung.

Tjandra,Liam. 2011. Biaya menurut para ahli,(online). http://liam-tjandra.blogspot.com/2011 diakses pada tanggal 01 juni 2013.

Wahyuningrum. 2011. Pengaruh fasilitas dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan pasien pada rumah sakit umum daerah (RSUD) Ungaran. Skripsi tidak diterbitkan. Semarang. Universitas Negri Semarang.

Gambar

Tabel  6  Distribusi  frekuensi  responden  menurut fasilitas pelayanan Di ruang interna  RSUD Daya Makassar

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dalam rangka Seleksi Sederhana Pekerjaan Perencanaan Teknis Kegiatan Rehabilitasi Rekonstruksi Penanganan Pasca Bencana Bidang Bina Marga 1 Paket sesuai Berita

[Si-gan eops-eo-yo] yang berarti “saya tidak punya waktu.” Dan jika Anda ingin mengatakan, “Aku memiliki hal-hal lain tetapi hanya WAKTU yang tidak saya miliki.” Anda

Pendaftaran dan pengambilan Dokumen Pengadaan dapat diwakilkan dengan membawa surat tugas dari direktur utama/pimpinan perusahaan/kepala cabang dan kartu pengenal.

TINOMBALA JAYA 324,959,000 324,959,000 9,760,320 99.882 III Sesuai hasil koreksi arimatik Panitia Pengadaan Barang/Jasa Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Sehubungan dengan itu kepada pemenang dimohon agar segera menghubungi Kuasa Pengguna Anggaran Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Buol Tahun Anggaran 2013 dengan

The wide range of the observed body temperatures of foragers drinking water (Figs. 1–3) or sucrose solution (Esch, 1960; Schmaranzer and Stabentheiner, 1988; Waddington,

[r]