PUSAT PENGEMBANGAN PUSTAKAWAN PERPUSTAKAAN NASIONAL RI
4 Oktober 2017
Kompetensi, Sertifikasi, dan Wawasan Kebangsaan SERTIFIKASI KOMPETENSI PUSTAKAWAN KEBIJAKAN PERPUSTAKAAN NASIONAL RI SHOWCASE PELAKSANAAN ASESMEN & UKP
2013-2017
Lingkungan Strategis & Tantangan
Global
Asesmen & Uji Kompetensi Pustakawan Dasar Hukum Tujuan Roadmap LSP Pustakawan Hasil Pelaksanaan Sertifikasi Pustakawan 2013-2017
AFTA
MEA
Faktor-faktor Kunci dalam Perubahan
Lingkungan Strategis
1. Pasar kerja menurun 2. Teknologi berkembang sangat cepat 3. Keterampilan kerja yang dibutuhkan: 1. Sangat cepat berubah 2. Daur hidupnya singkat 4. Tenaga kerja: 1. In-demand skills 2. High-supply skillsGlobal Workforce Trend
Moving from a low to high-skilled
equilibrium
Source: OECD, 2009. Adapted from Green et al., 2003) Exhibit 1 Martin Prosperity Institute
Penciptaan SDM berketerampilan
tinggi merupakan faktor kunci
terjadinya pertumbuhan dan inovasi.
Penciptaan SDM Berketerampilan Tinggi
• Pemerintah menginginkan SDM
Indonesia dapat berpindah dari
“kesetimbangan keterampilan
rendah” (
low skill equilibrium
)
menuju “kesetimbangan
keterampilan tinggi.”
• Ditandai dengan berpindahnya
atribut upah ekonomi, dari
bernilai rendah kepada bernilai
tinggi.
Atribut Upah Ekonomi
Nilai Kesetimbangan Rendah
Nilai produk rendah
Nilai jasa/layanan
rendah
Gaji/upah rendah
Nilai Kesetimbangan Tinggi
• Nilai produk tinggi
• Nilai jasa/layanan
tinggi
1. Koleksi & layanannya (services and collections)
2. Kemudahan mengakses (accessability)
3. Ragam literasi & sastra yang ditawarkan (variety of literary offerings)
4. Ketersediaan ruang baca/belajar yang nyaman (Comfort and availlability of reading/studying spaces)
5. Tercapainya kepuasan pemustaka (user statisfication)
Indikator Perpustakaan Bertaraf
Internasional
2015 MEA blue print: “ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi
internasional dengan elemen aliran bebas:
• barang • jasa • investasi
• modal
• tenaga kerja terdidik
248.818 5.399 29.948 99.384 66.644 68.251 14.962 61.573 406 89.708
*Jumlah dalam ribu Sumber: Kompas, 28 November 2014
Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA)
Ancaman
Atau
Peluang
?
Bangsa Indonesia harus memiliki daya saing. Sertifikasi
meningkatkan daya saing professional.
Bangsa Indonesia harus terserap dalam pasar kerja di
dalam dan luar negeri.
MEA membuka penuh pasar tenaga kerja di lingkup
regional.
MEA
&
Sertifikasi dapat meningkatkan stabilitas
perekonomian dan kesejahteraan bangsa.
MEA memberikan kesempatan kepada produsen
untuk mendistribusikan produknya ke pasar yang lebih luas.
MEA menghapus hambatan tarif maupun non tarif.
MEA
&
“Pasar tunggal Asia Tenggara dalam kerangka MEA mulai dilaksanakan pada 1 Januari 2016. Sejak saat itu, tenaga kerja terampil dari seluruh negara ASEAN bebas bekerja di negara ASEAN lainnya. Negara tak boleh lagi menghambat arus bebas tenaga kerja terampil itu demi melindungi tenaga kerjanya.”
(Sumber: Kompas, Jumat 28 November 2014).
Pasar Bebas Tenaga Kerja
&
Berada di Era MEA,
PERSIAPAN PEMERINTAH RI
Mengeluarkan Regulasi:
– UU RI No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan – PP No. 23 Tahun 2004 tentang Badan Nasional
Sertifikasi Profesi UU RI No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan
– UU RI No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara – PP No. 24 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan UU RI No.
43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan
– Peraturan MenPAN dan Peraturan Bersama Kepala Perpustakaan Nasional RI dan Kepala BKN RI No. 9 Tahun 2014
– Surat Edaran Kepala Perpustakaan Nasional RI Tahun 2015 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan.
PERSIAPAN PEMERINTAH RI
Merealisasikan regulasi:
– Mendorong lahir dan berkembangnya Lembaga Sertifikasi Profesi + perangkatnya (asesor)
Mendorong kesepakatan antar negara
melalui MRA (
Workhop ASEAN Tentang
Pedoman Pengakuan Kesetaraan
Sertifikat Kompetensi. Jakarta, Hotel
Shangri La, 22 Agustus 2016).
Melakukan percepatan sertifikasi
kompetensi profesi.
Persiapan Asosiasi Profesi dan Individu Profesional
Mengetahui regulasi: KKNI, SKKNI Bidang
Perpustakaan, Uji Kompetensi
Pustakawan.
Mempersiapkan kompetensi profesional
≥
SKKNI Bidang Perpustakaan.
Mendapatkan pengakuan atas
POKOK-POKOK SUBSTANSI JABATAN FUNGSIONAL
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. NOMENKLATUR JABATAN TUGAS POKOKHASIL KERJA/OUTPUT KEGIATAN URAIAN KEGIATAN/TUGAS
KOMPETENSI
JENJANG JABATAN
KUALIFIKASI PENDIDIKAN
PENGANGKATAN DALAM JABATAN PENILAIAN PRESTASI KERJA
DIKLAT
UJI KOMPETENSI DAN SERTIFIKASI FORMASI JABATAN
PROFESIONAL
PELAYANAN PRIMA, INOVATIF,
KOMPETENSI & PERSYARATAN JABATAN FUNGSIONAL
pengetahuan di bidang
menggunakan metodologi
mengembangkan teknik dan
tertentu
vokasional/kejuruan
vokasional/ kejuruan dan teknik vokasional/
1. Teknisi profesional dan/atau penunjang profesional dengan pendidikan minimal SLTA dan setinggi-tingginya Diploma III (D-3);
2. Memiliki kemampuan untuk melakukan kegiatan teknis operasional; 3. Syarat-syarat lainnya sesuai dengan
peraturan perundangan. Jabatan Fungsional Keterampilan 1. memiliki pengetahuan 2. mampu melaksanakan kegiatan teknis
3. mampu menerapkan prosedur kejuruan tertentu
1. Profesional dengan pendidikan minimal Sarjana (strata –1) atau D.IV;
2. Memiliki kemampuan untuk melakukan kegiatan yang berkaitan dengan penelitian, pengkajian dan
pengembangan, peningkatan dan penerapan konsep dan teori serta metoda operasional dan penerapan disiplin ilmu pengetahuan yang mendasari pelaksanaan tugas dan fungsi jabatan fungsional yang bersangkutan;
3. Syarat-syarat lainnya sesuai dengan peraturan perundangan. Jabatan Fungsional Keahlian 1. memiliki kemampuan tertentu 2. memiliki kemampuan
3. memiliki kemampuan berfikir analitis dan konseptual
4. Memiliki kemampuan untuk metoda dalam bidang tugas didasarkan pada keilmuan
Pariwisata Medis
Dokter gigi Akuntansi
Saling Pengakuan 8 Jenis
Kualifikasi Profesional
(MRA)
Teknik Rekayasa Keperawatan Arsitektur PemetaanKOMPETENSI DAN SERTIFIKASI KOMPETENSI
PUSTAKAWAN INDONESIA
• KOMPETENSI adalah:
• Spesifikasi dari pengetahuan dan
keterampilan
• penerapan pengetahuan dan keterampilan
dalam suatu pekerjaan atau perusahaan atau
lintas industry
• Sesuai dengan standar kinerja yang
disyaratkan.
(sumber: National Training Board, Australia 1992)
• Kompetensi erat kaitannya dengan kewenangan. • Orang yang kompeten ialah orang yang memiliki
kemampuan sekaligus juga kewenangan.
KOMPETENSI DALAM PEKERJAAN
Kompetensi diartikan sebagai:
•
kemampuan yang bisa diperagakan
•
untuk menerapkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja sesuai
dengan persyaratan
jabatan/pekerjaan dalam
melaksanakan tugas personal
sebagaimana yang ditetapkan
dalam ketentuan yang berlaku
Aspek Keterampilan dalam Kompetensi
Kerja (Cakupan Aspek Keterampilan)
• Keterampilan melaksanakan
pekerjaan (
Task Skill
),
• Keterampilan mengelola pekerjaan
(
Task Management Skill
),
• Keterampilan mengantisipasi
Kemungkinan (
Contingency
Management Skill
),
• Keterampilan mengelola lingkungan
kerja (Job/Role Environment Skill),
• Keterampilan beradaptasi (
Transfer
Aspek SIKAP dalam
Kompetensi Kerja
Merupakan jembatan antara
pengetahuan dan keterampilan
KOMPETEN?
Kompeten memenuhi aspek: pengetahuan, sikap, keterampilan Kompeten = Goal = Result = 100%
Sertifikasi Pustakawan
Sertifikasi Pustakawan adalah:
– Proses pemberian sertifikat
– Dilakukan secara sistematis dan
objektif melalui asesmen
– Mengacu pada SKKNI Bidang
Perpustakaan terhadap
Sertifikasi Pustakawan
•
Sertifikasi kompetensi
pustakawan berkaitan
dengan kompetensi terkini.
•
Bukan pencapaian
Proses Sistematis dan Keluaran
Sertifikasi Pustakawan
• Menjalani sekumpulan prosedur dan sumber daya.
• Keluaran dari sertifikasi kompetensi Pustakawan adalah
Sertifikat Kompetesi Pustakawan.
• Sertifikat kompetensi Pustakawan adalah:
• pengakuan atas penguasaan kompetensi pada bidang
perpustakaan
• dikeluarkan oleh LSP Pustakawan
• terdapat masa waktu berlaku sertifikat (tidak permanen). • Pemegang sertifikat harus dimonitor.
DASAR HUKUM
Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
Peraturan Pemerintah RI Nomor 23 Tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi
Profesi (BNSP)
Peraturan Pemerintah RI Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja
Nasional;
Undang-Undang RI Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan; Peraturan Presiden RI RI Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN
Peraturan Presiden RI Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia;
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 83
Tahun 2012 tentang Penetapan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Jasa Kemasyarakatan, Hiburan dan Perorangan Lainnya Bidang Perpustakaan Menjadi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 8 Tahun 2012 tentang
DASAR HUKUM
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 5
Tahun 2012 tentang Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional;
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 9 tahun 2014 Tentang jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya
Peraturan Bersama Kepala perpustakaan Nasional Nomor 8
Tahun 2014 dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 32 Tahun 201 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014 Tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya
UU RI Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, Pasal 18
(1) Tenaga kerja berhak memperoleh pengakuan kompetensi kerja setelah mengikuti pelatihan kerja yang diselenggarakan lembaga pelatihan kerja pemerintah, lembaga pelatihan kerja swasta, atau pelatihan di tempat kerja;
(2) Pengakuan kompetensi kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan melalui sertifikasi kompetensi kerja;
(3) Sertifikasi kompetensi kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dapat pula diikuti oleh tenaga kerja yang telah berpengalaman; (4) Untuk melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja dibentuk Badan
Undang-Undang Nomor RI Nomor 43 Tahun 2007
Tentang Perpustakaan
Pasal 1 (8):
– Pustakawan adalah seorang yang memiliki kompetensi
yang diperoleh melalui pendidikan serta mempunyai
tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan
pengolahan dan pelayanan perpustakaan
Penjelasan Pasal 11 ayat (1) huruf (d):
– Yang dimaksud standar tenaga perpustakaan juga
mencakup kualifikasi akademik, kompetensi, dan
Halaman 42
LAMA
(Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor
132/KEP/M.PAN/12/2002)
BARU
(Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 9 Tahun
2014)
KOMPETENSI PUSTAKAWAN
Pasal 33Tidak ada
ketentuan uji
kompetensi
bagi Pejabat
Fungsional
(1)Untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme, Pustakawan yang akan naik jabatan harus mengikuti dan lulus ujikompetensi.
(2)Dikecualikan dari uji
kompetensi sebagaimana
Surat Edaran Kepala Perpustakaan
Sertifikasi &
Uji Kompetensi
Pustakawan
Sertifikasi Kompetensi Pustakawan (SKP)
≠
Uji Kompetensi Pustakawan (UKP)
PUSTAKAWAN INDONESIA KOMPETEN
PERBEDAAN SERTIFIKASI KOMPETENSI PUSTAKAWAN
DENGAN
SERTIFIKASI KOMPETENSI
Mulai dilaksanakan tahun 2013. Persyaratan peserta:
– PNS dan non-PNS (swasta)
– Profesi: Pustakawan (dibuktikan dengan SK) – Pendidikan: minimal Sarjana:
• Ilmu Perpustakaan, atau • Bidang lain + lulus CPTA
– Mendaftarkan diri ke LSP Pustakawan (CP: Hendra dan Lisianah)
– Mengisi form APL-01 (dapat diunduh dari web pustakawan.perpusnas.go.id)
– Telah mempelajari SKKNI No.83/2012 Bidang Perpustakaan, khususnya kriteria unjuk kerja dari seluruh unit kompetensi dalam klaster yang akan diikuti.
Sertifikat kompetensi berlaku selama 3
tahun.
Sertifikat dapat diperpanjang 3 th lagi jika
tetap bekerja di unit kerja yang sama dengan klaster yang diikuti.
UJI KOMPETENSI
Mulai dilaksanakan tahun 2016. Persyaratan peserta:
– Pejabat Fungsional Pustakawan (PNS) jenjang Keterampilan (DII /DIII) dan Keahlian (S1/S2/S3)
– Sudah mendekati waktu untuk
kenaikan jabatan (bukan kenaikan pangkat); atau
– Mendaftarkan diri ke Dinas Perp Provinsinya & ke penyelenggara uji kompetensi (c.q Pusat
Pengembangan Pustakawan, Perpusnas)
– Mengisi form permohonan uji
kompetensi dan mengumpulkannya ke BPAD setempat & Bid. Akreditasi Pustakawan, Perpusnas)
– Telah mempelajari Standar
Kompetensi Kerja JFP/Petunjuk Teknis JFP/Juknis Pustakawan Tahun 2015),
Halaman 48 SERTIFIKASI KOMPETENSI
Sertifikat kompetensi
dapat digunakan 1x
untuk memenuhi
persyaratan
kenaikan jabatan.
Mendapatkan
angka kredit sesuai
jumlah unit
kompetensi dalam
klaster yang diikuti.
UJI KOMPETENSI
Sertifikat kompetensi
dapat digunakan 1x
untuk memenuhi
persyaratan
menduduki
JFP/kenaikan jabatan
(kategori Keterampilan
atau Keahlian)
Tidak mendapatkan
angka kredit.
Tidak dikenakan biaya.
Jika dinyatakan belum
IRISAN ASPEK YANG DIUJI
UKP & SKP
UKP
2016
Keterampilan: Sikap kerja:-SKP
Keterampilan Metode: praktek, demonstrasi-observasi Sikap kerjaMetode: observasi dan wawancara
P
enget
ahuan
M et ode : te s te rt u lis P ilih a n G andaPengertian
Sertifikasi kompetensi adalah proses
pemberian sertifikat kompetensi yang
dilakukan secara sistematis dan
objektif melalui uji kompetensi yang
mengacu pada standar kompetensi
nasional dan/atau internasional.
Proses penilaian atas kompetensi
seorang Pustakawan yang
dilakukan secara sistematis dan
objektif melalui asesmen dengan
mengacu pada standar
kompetensi yang diakui sebagai
acuan profesi Pustakawan.
Standar Kompetensi yang Digunakan
Sertifikasi Kompetensi Pustakawan
Uji Kompetensi Pustakawan
• Kompetensi terkini.
• Hasil: Sertifikat Kompetesi
• Sertifikat dikeluarkan oleh
lembaga sertifikasi profesi (LSP) Pustakawan.
• Sertifikat kompetensi ada
masa berlaku (tidak
permanen).
• Surveilan kepada pemegang
sertifikat dan LSP oleh BNSP.
Manfaat Sertifikasi Kompetensi
Pustakawan
Untuk Perpustakaan:
1. Menjawab tuntutan masyarakat akan pemberian layanan prima oleh perpustakaan:
1. Memastikan perpustakaan mendapatkan Pustakawan yang kompeten.
2. Membantu perpustakaan meyakinkan pemangku kepentingan bahwa layanan perpustakaan dilakukan oleh tenaga yang
kompeten.
3. Membantu pimpinan dalam rekruitmen dan mengembangkan tenaga berbasis kompetensi meningkatkan efisiensi
pengembangan SDM.
4. Membantu perpustakaan dalam sistem pengembangan karir dan renumerasi tenaga berbasis kompetensi.
Manfaat Sertifikasi Kompetensi untuk
Pustakawan
Manfaat Sertifikasi Kompetensi Pustakawan untuk Lembaga Diklat
1.Memastikan link and match antara kompetensi lulusan dengan tuntutan dunia kerja
2.Memastikan tercapainya efisiensi dalam pengembangan program diklat.
3.Memastikan pencapain hasil diklat yang berkualitas. 4.Memastikan dan memelihara kompetensi peserta
Manfaat Sertifikasi Kompetensi Pustakawan untuk Pemerintah
1. Memastikan pencapaian program pengembangan SDM bidang perpustakaan
2. Memastikan kesesuaian sistem pembinaan dan pengendalian SDM bidang perpustakaan
3. Memastikan sasaran perencanaan program pembangunan pada bidang perpustakaan
KEBIJAKAN PERPUSTAKAAN NASIONAL RI TERKAIT
SERTIFIKASI KOMPETENSI PUSTAKAWAN
Mewujudkan Pustakawan Indonesia yang kompeten dan profesional di semua jenis perpustakaan
Memfasilitasi pelaksanaan sertifikasi kompetensi Pustakawan bersama dengan LSP Pustakawan
Menyusun standar kompetensi khusus dan Nasional
Menyusun KKNI: pemetaan – pemaketan
Mengembangkan skema sertiifikasi
Mengembangkan lembaga sertifikasi profesi Pustakawan
1. Fasilitasi sertifikasi Pustakawan 2. Pengembangan standar
kompetensi (khusus dan nasional)
3. Pemgembangan LSP: a. Rancangan konsep b. Penyiapan perangkat c. Sosialisasi & komunikasi
1. Fasilitasi sertifikasi 2. Fasilitasi persiapan pembentukan 3 LSP P1 3. Fasilitasi persiapan pembentukan LSP P3 Ready (Monitoring) 1. Standar kompetensi update terbit 2. Skema kompetensi baru 3. Pendataan 4. Fasilitasi Roadmap
Mewujudkan Pustakawan Indonesia yang Kompeten dan Profesional di Semua Jenis Perpustakaan
2017 2017 2018 2019 2020 2021 2021
Launching (Monitoring)
Lembaga Sertifikas Profesi (LSP) adalah:
Lembaga yang memperoleh lisensi dari BNSP untuk
melaksanakan sertifikasi profesi.
BNSP, PP 24/2004:
Bab 2 Pasal 2 Ayat 1:
BNSP merupakan lembaga yang independen dalam melaksanakan tugasnya dan bertanggung jawab kepada Presiden
Bab 2 Pasal 3:
BNSP mempunyai tugas melaksanakan SERTIFIKASI KOMPETENSI KERJA.
LSP merupakan perpanjangan tangan BNSP
dalam melaksanakan sertifikasi kompetensi
profesi.
Hanya LSP yang memenuhi persyaratan sesuai
peraturan BNSP, yang akan mendapatkan
lisensi BNSP.
Jenis Lembaga Sertifikasi Profesi
• Dibentuk oleh institusi
untuk keperluannya
sendiri.
LSP Pihak
1
• Dibentuk oleh organisasi/perusahaan yang melakukan sertifikasi kompetensi terhadap karyawan perusahaan lain yang menjadi suppliernya dalam rangka menjamin mutu barang/jasa.
LSP Pihak
2
• Dibentuk oleh asosiasi
pengguna/profesi industri untuk kepentingan bersama (secara nasional).
LSP Pihak
3
LSP PUSTAKAWAN
2012-2017
Tugas Pokok LSP Pustakawan
Melaksanakan sertifikasi kompetensi Pustakawan. Membuat Materi Uji Kompetensi (MUK).
Melaksanakan verifikasi Tempat Uji Kompetensi (TUK). Menerbitkan sertifikasi kompetensi di bidang
perpustakaan.
Memiliki tanggung jawab teknis dan administrasi atas
implementasi, pembinaan, dan pengembangan skema sertifikasi kompetensi.
Melaksanakan tugas pokok dan fungsi LSP Pustakawan
Jadwal Sertifikasi LSP Pustakawan
Tahun 2017
AGENDA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 JAKARTA I 2 JAKARTA II 3 JAKARTA III 4 SEMARANG 5 PALANGKARAYA 6 LAMPUNG7 ASESMEN MANDIRI UNTAD PALU
8 ASESMEN MANDIRI UNHAS MAKASSAR
9 ASESMEN MANDIRI IAIN AR RANIRY ACEH
10 ASESMEN MANDIRI DINAS PERPUSTAKAN JABAR