• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komalasari, Purwati K Suprapto, Ai Sri Kosnayani

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Komalasari, Purwati K Suprapto, Ai Sri Kosnayani"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya

Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Student

Teams Achievement Divisions

Melalui Pendekatan

Konstruktivisme dan Proses

(Studi Eksperimen pada Sub Konsep Ciri-Ciri Makhluk Hidup di

Kelas VII SMP Negeri 13 Kota Tasikmalaya)

The Differences of the Result of Student’s Learning Used Cooperative Learning Model type of Student Teams Achievement Divisions by Constructivism and

Process Approach

(the study of experiment on sub concept characteristics ofliving thingsin VIIth grade the Thirteenth Public Junior High School at Tasikmalaya)

Komalasari, Purwati K Suprapto, Ai Sri Kosnayani

*Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Siliwangi

Jl. Siliwangi no: 24 kotak pos 164 Tlp (0265) 330634 Tasikmalaya 46115 Abstract

This research aimed to know the differences in students’ result of learning which the learning process used cooperative learning model type of student teams achievement divisions by constructivism and process approach on sub concept characteristics of living things. This research conducted on December until April 2014 in the thirteenth public junior high school at Tasikmalaya. The research method used was a pre-experiment. The population in this study were an entire class on the thirteenth public junior high school at Tasikmalaya year 2013/2014 as many as 13 classes with the number 442. Sampling using purposive sampling, was elected VII-A class using cooperative learning model type student teams achievement divisions by constructivism approach and VII-B class with cooperative learning model type student teams achievement divisions by process approach. For the instrument used to measure result of learning in the form of achievement test. Analysis using an independent test with significant level α=0.05. Based on the results of data analysis and hypothesis testing shows that there were differences in student learning result of learning used cooperative learning model, student teams achievement divisions by constructivism and process approach and constructivism approach was better than process approach. Keyword: cooperative learning model, constructivism approach, process approach, and characteristics of living things

(2)

2 Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions melalui pendekatan konstruktivisme dan prosespada sub konsep ciri-ciri makhluk hidup. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember2013 s.d. April 2014 di SMP Negeri 13 Kota Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan adalah pre experiment. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMP Negeri 13 Kota Tasikmalaya Tahun ajaran 2013/2014 sebanyak 13 kelas dengan jumlah 442 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, terpilih kelas VII Adengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions melalui pendekatan konstruktivismedan kelas VII Bdengan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions melalui pendekatan proses. Untuk mengukur hasil belajar digunakan instrumen berupa tes hasil belajar. Teknik analisis data menggunakan uji t independen dengan taraf Signifikan = 0,05.Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis menunjukan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions melalui pendekatan konstruktivisme dan proses, dan pendekatan konstruktivisme lebih baik daripada pendekatan proses.

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif, student teams achievement divisions, pendekatan konstruktivisme dan proses, ciri-ciri makhluk hidup.

(3)

3

1. Pendahuluan

Pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik, yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Salah satu kegiatan pembelajaran adalah menggunakan metode dan model tertentu dalam proses pembelajaran, karena suatu metode dan model dalam pembelajaran pada hakekatnya merupakan cara yang teratur dan berfikir secara sempurna untuk mencapai tujuan pengajaran dan untuk memperoleh kemampuan dan mengembangkan aktivitas belajar.

Ketika proses pembelajaran berlangsung dalam kegiatan pembelajarannya siswa itu kurang semangat dalam membantu teman yang lainnya untuk meningkatkan keberhasilan kelompok, kurang mengembangkan pengetahuannya serta tidak ada saling bekerja sama atau berinteraksi dengan siswa lain sehingga hanya guru yang berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Kemudian guru dalam mengajar seperti memasukan air kedalam botol kosong yaitu pengetahuan dapat dipindahkan dari pikiran guru kepada siswa, padahal seharusnya siswa sebagai subjek dalam proses pembelajaran sebenarnya sudah memiliki bekal pengetahuan. Selain itu kurangnya pemahaman siswa pada konsep-konsep yang ada, siswa hanya bersifat pasif dan hanya menunggu apa yang akan disampaikan oleh guru sehingga siswa tidak dapat membina sendiri pengetahuannya dan tidak dapat mencari arti dari apa yang telah mereka pelajari. Siswa tidak aktif, kreatif, tidak dapat meningkatkan keterampilan berpikirnya sehingga sulit untuk melaksanakan kegiatan percobaan, menilai sendiri suatu kegiatan dan sulit untuk membuat kesimpulan-kesimpulan sendiri.

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka penulis pada penelitian ini mencoba menggunakan pendekatan konstruktivisme dan proses. Kedua pendekatan ini diharapkan dapat membantu siswa dalam pembelajaran ciri-ciri makhluk hidup. Adapun perbedaan dari kedua pendekatan tersebut, pendekatan konstruktivisme merangsang siswa untuk aktif ikut membina sendiri pengetahuanya berdasarkan pengalaman yang ada. Sementara pendekatan

(4)

4

proses siswamelakukan kegiatan percobaan, pengamatan, pengukuran, perhitungan dan membuat kesimpulan-kesimpulan sendiri.

2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experiment. Materi yang dibahas dalam penelitian ini adalah Ciri-ciri Makhluk Hidup. Sedangkan bentuk tes berupa tes tertulis dengan soal pilihan ganda dengan 4 options sebanyak 40 soal. Hasil belajar siswa yang diukur hanya dari ranah kognitif yang dibagi ke dalam dua dimensi yaitu dimensi pengetahuan yang meliputi pengetahuan faktual (K1), konseptual(K2) dan prosedural(K3) dan dimensi proses yang dibatasi pada aspek mengingat(C1), memahami(C2), menerapkan(C3), menganalisis dan mengevaluasi (C5). Populasi yang akan diambil dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMP Negeri 13 Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/2014 sebanyak 13 kelas. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, terpilih kelas VII A dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions melalui pendekatan konstruktivisme dan kelas VII B dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions melalui pendekatan proses.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Alternative Treatment Postest Only With Nonequivalent Group Design.Desain ini menggunakan prosedur yang sama seperti perbandingan kelompok statis, dengan pengecualian bahwa kelompok perbandingan nonequivalent menerima treatmen yang berbeda.

Pola : Group A X1 ________ O --- Group B X2 ________O Keterangan : A = Kelas pertama B = Kelas kedua

X1 = Perlakuan kelas pertama dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions melalui pendekatan konstruktivisme

(5)

5

X2 = Perlakuan kelas kedua dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions melalui pendekatan proses

O = Hasil observasi sesudah diberikan perlakuan

Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji t.

3. Hasil Penelitian dan Pembahasan a. Hasil Penelitian

Berdasarkan data hasil tes belajar siswa kedua kelompok berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan kedua kelompok data variansnya homogen, maka pengujian dilanjutkan dengan menggunakan uji t. Ada perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions melalui pendekatan konstruktivisme dan proses pada sub konsep Ciri-Ciri Makhluk Hidup di kelas VII SMP Negeri 13 Kota Tasikmalaya.

Tabel 1

Rata-rata Hasil Perolehan Proses Pembelajaran

No Data Ni X s s2

1

Siswa yang proses pembelajaranya

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions

melalui Pendekatan Konstruktivisme

34 31,47 3,58 12,8

2

Siswa yang proses pembelajaranya

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions

melalui Pendekatan Proses

34 23,67 2,95 8,74

Keterangan :

X : rata-rata hasil belajar siswa Ni : jumlah siswa

s : nilai standar deviasi s2 : nilai varians

(6)

6 Tabel 2

Ringkasan Hasil Uji t

thitung ttabel Hasil Analisis Kesimpulan

Kesimpulan Analisis

12,38 2,00 thitung > ttabel Tolak HO

Ada perbedaan rata-rata antara kedua kelompok

b. Pembahasan

1) Hasil Belajar Siswa yang Proses pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement

Divisions melalui Pendekatan Konstruktivisme

Berdasarkan data hasil penelitian yang telah penulis lakukan, yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions melalui pendekatan konstruktivisme x= 31,47 dengan = 12,80 dari = 3,58 dan nilai χ2

hitung 5,92<χ2tabel 7,81 dengan kesimpulan sampel berasal dari populasi

yang berdistribusi normal. Adapun KKM mata pelajaran IPA di kelas VII-A SMP Negeri 13 Kota Tasikmalaya adalah 75. Dari hasil konversi, nilai rata-rata di kelas VII-A pada konsep Ciri-ciri makhluk hidup adalah 78.6.Jika di lihat dari nilai rata-rata maka proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions melalui pendekatan konstruktivisme telah mencapai nilai KKM yang telah di tentukan., hal ini di karenakan proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions melalui pendekatan konstruktivisme memberi kesempatan kepada siswa untuk berfikir bekerjasama dan saling berdiskusi dengan temannya. Hal ini pun memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri dan bekerjasama sehingga membangun karakter siswa yang lebih kreatif dan aktif.Dalam model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions, diadakan penilaian kelompok untuk mengetahui kelompok terbaik. Berikut nilai tiap kelompok siswa :

(7)

7 Tabel 3

Jumlah Skor dan Kategori Tiap Kelompok yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Student Teams Achievement Divisions Melalui Pendekatan Konstruktivisme Pertemuan 1 Pertemuan 2 Kelompok Skor Kelompok Kategori Skor Kelompok Kategori I 25 Baik 25 Baik II 25 Baik 25 Baik

III 27,5 Hebat 27,5 Hebat

IV 25 Baik 27,5 Hebat

V 30 Super 25 Baik

VI 27,5 Hebat 30 Super

VII 24 Baik 25 Baik

VIII 20 Baik 30 Super

Dari data tabel 3 pertemuan 1 diatas ada satu kelompok dengan kategori super yakni sebesar 30 yaitu kelompok V, dua kelompok dengan kategori hebat yakni sebesar 27,5 yaitu kelompok III dan VI dan lima kelompok dengan kategori baik yakni sebesar 25, 24, dan 20 yaitu kelompok I, II, VII, dan VIII. Sedangkan pertemuan kedua kelompok super yakni sebesar 30 yaitu kelompok VI dan VIII, dua kelompok dengan kategori hebat yakni sebesar 27,5 yaitu kelompok III dan VI dan empat kelompok dengan kategori baik yakni sebesar 25 yaitu kelompok I, II, VI, dan VII. Jika dilihat dari tabel diatas menunjukan ada peningkatan pada pertemuan kedua meskipun ada beberapa kelompok yang turun nilainya. Hal ini membuktikan adanya perbedaan kemampuan pada tiap kelompok.

2) Hasil Belajar Siswa yang Proses pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement

Divisions melalui Pendekatan Proses

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions melalui pendekatan prosesdiperoleh x= 23,67 dengan s2= 8,74 dari = 2,95 dan nilai

(8)

8 χ2

hitung 2,07< χ2tabel 7,81 dengan kesimpulan sampel berasal dari populasi

yang berdistribusi normal. Adapun KKM pelajaran IPA di kelas VII-B SMP Negeri 13 Kota Tasikmalaya adalah 75. Dari hasil konversi, nilai rata-rata di kelas VII-B SMP Negeri 13 Kota Tasikmalaya pada Sub Konsep Ciri-Ciri Makhluk Hidup adalah 59,17. Jika di lihat dari nilai rata-rata maka proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran student teams achievement divisions melalui pendekatan prosesbelum bisa mencapai nilai KKM yang telah di tentukan. Hal ini di disebabkan karena belum adanya pembiasaan siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions melalui pendekatan proses yang menekankan pengajaran langsung materi dari siswa itu sendiri membuat mereka enggan untuk merencanakan, melaksanakan, dan menilai sendiri suatu kegiatan. Siswa melakukan kegiatan percobaan, pengamatan, pengukuran, perhitungan dan membuat kesimpulan-kesimpulan sendiri karena tidak semua siswa mampu untuk melakukan kegiatan tersebut.Pada model pembelajaran student teams achievement divisions ini terdapat skor kemajuan yang diambil dari skor tes awal individual dan skor kuis yang hasilnya akan dijadikan skor kelompok yang nilainya dipakai untuk mencari kelompok baik, hebat, dan super. Berikut tabel skor kemajuan dan skor kelompok:

Tabel 4

Jumlah Skor dan Kategori Tiap Kelompok yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams

Achievement Divisions melalui Pendekatan Proses

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Kelompok Skor Kelompok Kategori Skor Kelompok Kategori I 25 Baik 27,5 Hebat II 25 Baik 25 Baik

III 25 Baik 25 Baik

IV 25 Baik 22,5 Baik

V 25 Baik 30 Super

VI 27,5 Hebat 27,5 Hebat

VII 25 Baik 25 Baik

(9)

9

Dari data pertemuan 1 diatas ada satu kelompok dengan kategori super yakni sebesar 30 yaitu kelompok VIII , satu kelompok dengan kategori hebat yakni sebesar 27,5 yaitu kelompok VI dan enam kelompok dengan kategori baik yakni sebesar 25 yaitu kelompok I, II, III, IV, V dan VII. Sedangkan pertemuan ke 2 ada satu kelompok dengan kategori super yakni sebesar 30 yaitu kelompok V, dua kelompok dengan kategori hebat yakni sebesar 27,5 yaitu kelompok I dan VI dan lima kelompok dengan kategori baik yakni sebesar 25 yaitu kelompok II, III, IV, VII dan VIII. Jika dilihat dari tabel diatas menunjukn ada peningkatan pada pertemuan kedua. Hal ini membuktikan adanya perbedaan kemampuan pada tiap kelompok.

3) Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Divisions melalui Pendekatan Konstruktivisme dan

Proses

Dari penelitian yang telah di lakukan, peneliti menggunakan dua sampel dengan perlakuan yang berbeda. Peneliti menggunakan kelas VII-A dan VII-B sebagai sampel dan pendekatan konstruktivisme dan prosessebagai perlakuan. Berdasarkan data hasil penelitian yang telah penulis lakukan, yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions melalui pendekatan konstruktivisme diperoleh x= 31,47 dengan = 12,80 dari = 3,58 dan nilai χ2hitung 5,92< χ2tabel 7,81 dengan kesimpulan

sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Adapun KKM pelajaran IPA di kelas VII-A SMP Negeri 13 Kota Tasikmalaya adalah 75,00. Dari hasil konversi, nilai rata-rata di kelas VII-A SMP Negeri 13 Kota Tasikmalaya pada sub konsep Ciri-Ciri Makhluk Hidup adalah 78.6. Jika di lihat dari nilai rata-rata maka proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions melalui pendekatan konstruktivisme telah mencapai nilai KKM yang telah di tentukan.

(10)

10

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions melalui pendekatan proses diperoleh x= 23,67 dengan s2 = 8,74 dari s = 2,95 dan nilai χ2hitung

2,07< χ2

tabel 7,81 dengan kesimpulan sampel berasal dari populasi yang

berdistribusi normal. Adapun KKM pelajaran IPA di kelas VII-B SMP Negeri 13 Kota Tasikmalaya adalah 75,00. Dari hasil konversi, nilai rata-rata di kelas VII-B SMP Negeri 13 Kota Tasikmalaya pada konsep Ciri-ciri makhluk hidup adalah 59.17. Jika di lihat dari nilai rata-rata maka proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran student teams achievement divisions melalui pendekatan proses belum bisa mencapai nilai KKM yang telah di tentukan. Rata-rata hasil belajar siswa dapat dilihat dari diagram berikut ini:

Gambar 1

Daftar nilai Rata-Rata Pendekatan Konstruktivisme, Prosesdan KKM Berdasarkan diagram tersebut bahwa siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions melalui pendekatan konstruktivismememiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran student teams achievement divisions melalui pendekatan proses. Hal tersebut menunjukan ada perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions melalui pendekatan

0 20 40 60 80 Pendekatan Konstruktivisme Pendekatan Proses Nilai Rata-rata KKM

(11)

11

konstruktivisme dan proses.Didalam pendekatan konstruktivisme siswa dapat mengembangkan pengetahuan yang sudah ada, mereka saling mengungkapkan gagasan mereka baik secara berpasangan ataupun berkelompok, mereka didorong untuk mengerjakan suatu lembar kerja secara bersama-sama dengan mengungkapkan pemikiran mereka masing-masing dan hal ini memberikan konstribusi terhadap pemahaman setiap siswa dalam belajar karena mereka akan saling berbagi pemikiran dan gagasan hingga mereka tidak hanya belajar dari pengetahuannya saja namun dari siswa lainnya. Sedangkan model pembelajaran student teams achievement divisions melalui pendekatan prosesyang menekankan pengajaran langsung materi dari siswa itu sendiri membuat mereka enggan untuk melakukan kegiatan percobaan, pengamatan, pengukuran, perhitungan dan membuat kesimpulan-kesimpulan sendiri karena tidak semua siswa mampu untuk melakukan kegiatan tersebut. Hal ini berawal dari ketidakbiasaan siswa dalam melakukan pembelajaran tersebut.

4. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis maka diperoleh kesimpulan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions melalui pendekatan konstruktivisme dan prosespada sub konsep Ciri-Ciri Makhluk Hidup di kelas VII SMP Negeri 13 Kota Tasikmalaya.

Siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions melalui pendekatan konstruktivisme menunjukan rata-rata hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan menggunakan pendekatan proses.

(12)

12

5. Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Cahyo, Agus N. (2013). Paduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan Terpopuler. Yogyakarta: DIVA Press.

Creswell, Jhon W. (2003). Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. (Terjemahan) Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Isjoni. (2012). Cooperative Learning: Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta.

Kasmad, Mamad. (2012). Model-Model Pembelajaran Berbasis PAIKEM. Jakarta: PT Pustaka Mandiri.

Sagala, Syaiful. (2012). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: alfabeta. Slameto.(2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Slavin, Robert E. (2009). Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. (Terjemahan)Bandung: Nusa Media.

Sudjana, Nana. (2009). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Suharsono. (2012). Biologi Umum. Tasikmalaya: Tidak Dipublikasikan.

Suprijono, Agus. (2013). Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Surabaya: Pustaka Pelajar

Gambar

tabel  7,81 dengan kesimpulan sampel berasal dari populasi yang  berdistribusi  normal

Referensi

Dokumen terkait

Resistance training adalah bentuk latihan fisik yang dirancang untuk meningkatkan kebugaran otot, kekuatan otot, dan daya ledak (power) dengan melatih otot

Devie Widyasari, A210080027. Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012. Tujuan dari

Pendekatan Teknis , pekerjaan Perancangan Aplikasi Sistem pelayanan kesehatan di puskesmas kabupaten Bogor dilakukan secara terstruktur, terpola dalam melakukan

Akan tetapi pada tingkat tertentu stres itu diperlukan, karena apabila tidak ada stres dalam pekerjaan karyawan tidak akan merasa ditantang dengan akibat bahwa

Menurut Setyamidjaja (1993), pupuk adalah semua bahan yang diberikan pada tanah dengan maksud untuk mempertahankan sifat kimia, fisika dan hayati tanah, sehingga

Varietas dapat didefinisikan sebagai sekelompok tanaman dari suatu jenis atau spesies tanaman yang memiliki karakteristik tertentu seperti bentuk, pertumbuhan

Untuk daerah yang memiliki potensi panas bumi di musim penghujan, alat pemindah panas ini sangat bermanfaat untuk membantu masyarakat dalam proses pengeringan produk pertanian

Penelitian yang tersebut membuktikan bahwa efek dari relaksasi dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik pada penderita hipertensi. Selanjutnya penurunan