• Tidak ada hasil yang ditemukan

Leafletdppka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Leafletdppka"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1

LEAFLET

DPPKA DIY

(2)

2

I. PENDAHULUAN

1.1

SEJARAH

Sejarah DPPKA

Sejarah terbentuknya Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

(DPPKA) DIY adalah diawali dengan adanya Perda Daerah Istimewa Yogyakarta

Nomor : 2 Tahun 2004 tanggal 5 Februari 2004 tentang Pembentukan dan Organisasi

Dinas Teknis Daerah di Lingkungan DIY yang mendasari terbentuknya Badan

Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pada tahun 2008 dengan dikeluarkannya Perda Daerah Istimewa Yogyakarta

Nomor : 6 tahun 2008 tanggal 15 Agustus 2008 tentang Pembentukan dan Organisasi

Dinas Teknis Daerah di Lingkungan DIY dan peraturan gubernur Daerah Istimewa

Yogyakarta Nomor 42 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas dan Fungsi Dinas dan

Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset

(DPPKA) DIY, maka Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) Daerah

Istimewa Yogyakarta berubah menjadi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan

Aset (DPPKA) Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kemudian Pada tahun 2015 adanya Perdais diterbitkan tentang kelembagaan

pemerintah daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 3 tertanggal 17 Juni 2015

dan peraturan gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta nomor 61 tahun 2015 tentang

rincian tugas dan fungsi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset

(DPPKA) DIY serta

peraturan gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta nomor 102

tahun 2015 tentang pembentukan, susunan organisasi, uraian tugas dan fungsi serta

tatakerja unit pelaksana teknis daerah (KPPD DIY) pada Dinas Pendapatan,

Pengelolaan Keuangan dan Asset (DPPKA) DIY.

1.2

Sejarah Aset Pemda DIY

Aset Provinsi DIY yang pernah ditangani Biro Umum Provinsi DIY. Pada

tahun 2003 manajemen aset ditangani oleh Badan Pengembangan Perekonomian dan

Investasi Daerah (Bapekoinda) Provinsi DIY seterusnya pada tahun 2004 manajamen

aset pindah pengelolaannya ke Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD)

(3)

3

tanggal 15 Agustus 2008, berubah nama menjadi Dinas Pendapatan, Pengelolaan

Keuangan dan Aset (DPPKA) Provinsi DIY, sampai sekarang.

Aset Provinsi DIY terdiri dari tanah dan bangunan serta gedung-gedung

perkantoran pemda provinsi DIY seluruh SKPD dan UPTD yang menyebar di Kabupaten

/ Kota di Provinsi DIY, termasuk kantor perwakilan daerah yang ada di Jakarta.

Ada 2 (dua) permasalahan asset yang paling mendasar yaitu : Asetnya ada

tetapi Administrasinya tidak ada atau sebaliknya Asetnya tidak ada tetapi

Administrasinya ada. Ada juga yang ada Asetnya dan ada Administrasinya, tetapi

masih dalam sengketa tentunya belum bisa dimasukkan ke dalam asset pemda

sampai dengan permasalahan sudah clear baru dimasukkan ke dalam asset pemda

DIY.

Aset di Daerah Istimewa Yogyakarta meliputi aset menyebar di Wilayah

Kabupaten dan Kota terdiri dari Aset Sultan Ground, PA Ground dan Aset Pemda

DIY.

1.3 Terbentuknya DPPKA DIY

DPPKA DIY dibentuk berdasarkan:

Pada tahun 2015 adanya Perdais diterbitkan tentang kelembagaan pemerintah

daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 3 tertanggal 17 Juni 2015:

1.

Peraturn Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta nomor 61 tahun 2015

tentang rincian tugas dan fungsi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan

dan Asset (DPPKA) DIY;

2.

Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta nomor 102 tahun 2015

tentang pembentukan, susunan organisasi, uraian tugas dan fungsi serta

tatakerja unit pelaksana teknis daerah (KPPD DIY) pada Dinas

Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset (DPPKA) DIY.

1.4 Visi dan Misi DPPKA DIY 1.4.1 Visi

Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Daerah Istimewa

(4)

4

“TERWUJUDNYA PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET TERBAIK SE

INDONESIA”

1.4.2 Misi

Misi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Daerah Istimewa

Yogyakarta adalah :

1. Mengoptimalkan peningkatan pengelolaan pendapatan daerah;

2. Mengoptimalkan pengelolaan aset daerah;

3. Meningkatkan dan memperbaiki kinerja BUMD;

4. Mengembangkan kapasitas pengelolaan Keuangan Daerah;

5. Meningkatkan kualitas pelayanan publik;

6. Meningkatkan profesionalisme SDM.

1.5 Tugas dan Fungsi 1.5.1 Tugas

Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Daerah Istimewa

Yogyakarta dibentuk berdasarkan Perdais Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 3 Tahun

2015 tanggal 17 Juni 2015 tentang Pembentukan dan Organisasi Dinas Teknis Daerah di

Lingkungan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 61 Tahun 2015

Tentang Rincian Tugas Dan Fungsi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset

(DPPKA) DIY dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 102 Tahun 2015

tentang UPTD Kantor Pelayanan Pajak Daerah (KPPD) DIY.

1.5.2 Fungsi

Dalam rangka melaksanakan tugas sebagaimana tersebut diatas, Dinas

Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) DIY mempunyai fungsi :

1. Penyusunan program dibidang pengelolaan anggaran pendapatan, anggaran

belanja, kas daerah, pembinaan administrasi keuangan daerah, akuntansi dan

pengelolaan barang daerah;

2. Perumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan anggaran pendapatan, anggaran

belanja, kas daerah, pembinaan administrasi keuangan daerah, akuntansi dan

(5)

5

3. Penyelenggaraan pengelolaan pendapatan daerah;

4. Penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;

5. Pengelolaan kas daerah;

6. Pelaksanaan pembinaan administrasi keuangan daerah;

7. Penyelenggaran akuntansi dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;

8. Penyelenggaraan pengelolaan barang daerah;

9. Pelaksanaan kegiatan ketatausahaan;

10. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan program dinas.

11. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan fungsi dan

tugasnya;

1.6 Tujuan DPPKA DIY antara lain:

Mengacu pada Visi dan Misi yang telah ditetapkan, maka tujuan jangka menengah selama 5 tahun anggaran 2012 - 2017 adalah :

1. Meningkatkan kemampuan keuangan daerah untuk membiayai pembangunan daerah;

2. Mewujudkan pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel;

3. Mengoptimalkan peningkatan kinerja Badan Usaha Milik Daerah;

4. Meningkatkan kontribusi Pendapatan Asli Daerah bagi Pemda;

5. Meningkatkan capaian pelaksanaan program pendukung sasaran RPJMD;

6. Mewujudkan pengelolaan keuangan daerah kabupaten/kota yang transparan dan

akuntabel sesuai peraturan perundang-undangan.

1.7. Sasaran yang hendak dicapai antara lain:

1. Meningkatkan kemampuan keuangan daerah untuk membiayai pembangunan

daerah;

2. Meningkatkan kontribusi pendapatan asli daerah bagi Pemerintah Daerah;

3. Mengoptimalkan peningkatan kinerja BUMD;

4. Mewujudkan pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel.

1.8. Indikator Kinerja:

1. Prosentase kontribusi PAD terhadap pendapatan daerah;

2. Prosentase asset daerah yang dapat dimanfaatkan;

3. Prosentase deviden BUMD terhadap jumlah total penyertaan modal BUMD;

(6)

6

1.9. Program Kerja:

1. Pelayanan administrasi perkantoran;

2. Peningkatan sarana dan prasarana aparatur;

3. Peningkatan kapasitas Sumber Daya aparatur;

4. Peningkatan pengembangan sistem pelaporan kinerja dan keuangan;

5. Peningkatan dan pengelolaan keuangan daerah;

6. Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan Kabupaten/ Kota;

7. Peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan

kepala daerah;

8. Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi;

9. Penataan Peraturan Perundang-undangan;

10. Pengembangan investasi dan aset daerah;

11. Pengembangan dan pembinaan Badan Usaha Milik Daerah dan Lembaga

Keuangan Mikro;

12. Peningkatan Kapasitas Keuangan Pemerintah Daerah.

1.10. Dasar Hukum Pengelolaan Keuangan Daerah

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggungjawab Keuangan Negara;

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Daerah;

5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah;

6. Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah

Istimewa Yogyakarta;

7. Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah;

(7)

7

Daerah;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan BMN/D;

13. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Sistem

Administrasi Manunggal Satu Atap Kendaraan Bermotor;

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan

kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan SAP

Berbasis Akrual pada Pemda;

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman

Pengelolaan BMD;

17. Peraturan Daerah Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 11

Tahun 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Pemerintah Daerah

Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok

Pengelolaan Keuangan Daerah;

18. Peraturan Daerah Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 3

tahun 2011 tentang Pajak Daerah;

19. Peraturan Daerah Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 14

Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah

Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2016;

20. Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 12 Tahun 2016 tentang

Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Daerah

Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2016;

21. Perdais Nomor 1 Tahun 2015 tentang Kewenangan Dalam Urusan

Keistimewaan DIY;

22. Perdais Nomor 3 Tahun 2015 tentang Kelembagaan Pemda DIY;

23. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2014 tentang

Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah;

24. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 30 Tahun 2015

tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Pemerintah Daerah

Daerah Istimewa Yogyakarta;

(8)

8

tentang Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (PKB);

26. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2014

tentang Pajak Kendaraan Bermotor (PKB);

27. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 61 Tahun 2015

tentang Struktur Kelembagaan DPPKA;

28. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 102 Tahun 2015

tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi serta Tata

Kerja Unit Pelaksana Teknis pada DPPKA;

1.11. Sumber Daya Manusia DPPKA DIY

Keadaan Pegawai

Pegawai Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Istimewa Yogyakarta per 31 Desember 2015 sebanyak 265 orang, perincian

kondisi riil pegawai berdasarkan jabatan, golongan, tingkat pendidikan, jenis

kelamin adalah sebagaimana tabel dibawah.

1.11.1 Berdasarkan jenis kelamin:

Laki-Laki

Perempuan

171

94

1.11.2 Berdasarkan tingkat pendidikan:

Sarjana Strata 2

25 orang

Sekolah Lanjutan

Atas

92 orang

Sarjana Strata 1

117 orang

Sekolah Lanjutan

Pertama

10 orang

Sarjana

Muda/Diploma

17 orang

Sekolah Dasar

4 orang

1.12 Struktur dan Bagan Organisasi

1.12.1 Struktur Organisasi

Struktur Organisasi

(9)

9

SKPD Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Istimewa

Yogyakarta merupakan unsur pelaksana penyelenggaraan pemerintahan daerah

dengan susunan organisasi sebagai berikut:

Adapun bagan struktur organisasi sebagaimana gambar dibawah.

1.13.

Pengelolaan Aset Daerah

-

Aset-aset pemerintahan Provinsi DIY cukup besar yang meliputi aset yang

meliputi asset yang dipisahkan dalam bentuk usaha-usaha daerah yang dikelola

secara mandiri dan asset yang belum dipisahkamn dan menyatu sebagai kekayaan

daerah yang menganggur karena belum dikelola secara professional.

-

Aset daerah yang telah dipisahkan dan berbentuk Perusahaan Daerah terdiri atas

Bank Pembangunan Daerah(BPD) dan PO Tarumartani serta PT Anindya Mitra

Internasional

-

Jogja Expo Center (JEC) adalah asset yang belum dipisahkan karena masih

menunggu kejelasan bentuk usahanya.

(10)

10

A.

PT BPD dalam rangka peningkatan kinerja dan kepercayaan masyarakat

menetapkan komitmen sebagai berikut:

-

Komitmen terhadap pengembangan ekonomi kerakyatan;

-

Fokus terhadap kelompok usaha mikro kecil dan menengah;

-

Kebijakan harga ditetapkan sesuai harga pasar;

-

Pemberian layanan dengan kekeluargaan, sopan santun dan etika;

-

Memberikan kepuasan nilai tambah dan sebagai mitra nasabah;

-

Pengembangan produk dalam rangka peningkatan kualitas layanan;

-

Pelayanan secara on line system;

-

Nasabah sebagai mitra bisnis.

B.

PT. ANIDYA MITRA INTERNASIONAL

Perusahaan ini merupakan merger dari beberapa perusahaan Daerah yakni

PD.Purosani, PD. Arga Jasa, PD. Pabrik Kulit Adi Charma.

Untuk meningkatkan kinerja daya saing perusahaan pada tahun 2005 PD.

Anindya berubah menjadi PT.Anindya Mitra Internasional Core business,

PT AMI adalah bidang perdagangan jasa, property dan Investasi.

Bekerjasama dengan PT. Kaldi Indojaya (Pusat Perbelanjaan Jogja Tronik),

sedangkan bisnis jasa dengan PT.GAM (Logistk center di Bandara juga

membuka Sagan Restro di Jl. Colombo.

C.

PT.TARUMARTANI

Perubahan

Core business

dengan upaya penyiapan sumber daya mausia yang

memiliki core value, core behavior and core competence. Menyamakan

mindsetseluruh elemen organisasi.

D.

Badan Usaha Kredit Pedesaan (BUKP) DIY

BUKP adalah Badan Usaha Kredit Pedesaan Milik Pemerintahan Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta , didirikan berdasarkan PEMDA DIY Nomor 1 tahun

1989 tentang Badan Usaha Kredit Peresaan Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta. BUKP didirikan dengan maksud dan tujuan mengembangkan

perekonomian pedesaan dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat pedesaan

dengan meyediakan dana pembangunan dengan prosedur sederhana, cepat, murah.

BUKP didirikan ditiap-tiap kecamatan dalam wilayah kabupaten dan kota se

provinsi DIY yang pendirinya ditetapkan dengan keputusan Gubernur.BUKP

berkedudukan di ibukota , kecamatan pada wilayah kecamatan dimana BUKP

tersebut berkedudukan , sedangkan di tingkat desa dapat dibentuk unit-unit

pelayanan.

(11)

11

2.1. Sejarah UPTD (KPPD DIY)

Pada masa penjajahan Belanda, Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama

Kendaraan Bermotor (BBNKB) dipungut oleh pemerintah Hindia Belanda di Jakarta. Setelah

kemerdekaan Republik Indonesia di Jakarta. Saat penjajahan Belanda hingga awal

kemerdekaan Republik Indonesia jumlah kendaraan masih sangat sedikit sehingga belum

merupakan sumber pendapatan yang potensial.

Pada perkembangannya dalam rangka perimbangan keuangan pusat dan daerah, beberapa

jenis pajak termasuk pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor

diserahkan kepada daerah sebagai sumber pendapatan daerah tingkat I/Provinsi, melalui

ketentuan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1968 jo. Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia nomor 5 Tahun 1969.

Pada saat itu masyarakat wajib pajak apabila akan membayar pajak kendaran bermotor

diharuskan mendatangi instansi Kontor Kepolisian, Kantor Pajak ke Kantor PT. Jasa Raharja

yang letaknya tidak terdapat dalam satu lokasi. Kondisi demikian mengakibatkan pengurusan

pembayaran pajak kendaraan bermotor memerlukan waktu lebih lama dan cukup

menyulitkan.

Atas dasar kondisi lokasi tersebut munculah gagasan untuk melakukan kerjasama guna

meningkatkan kemudahan pelayanan pembayaran pajak kendaraan bermotor dan bea balik

nama kendaraan bermotor dengan menyatukan pelayanan dalam satu atap.

Oleh karena itu pada tahun 1976 dibentuk kantor Samsat di seluruh Indonesia dengan

diterbitkannya pada Surat Keputusan Bersama Menhankam/Pangab, Menteri Dalam Negeri,

dan Menteri Keuangan Pol. Kep/13/XII/1976, nomor Kep.11963/MK/IV/112/1976 dan

nomor 311 tahun 1976 tentang Peningkatan Pelayanan kepada masyarakat serta Peningkatan

Pendapatan Daerah khususnya mengenai Pajak-pajak Kendaraan Bermotor. Pengurusan pajak

kendaraan bermotor melalui Kantor Samsat ini tidak perlu mendatangi tiga tempat baik

Kepolisian. Kantor Pajak dan Kantor Asuransi Jasa Raharja, karena pelayanan sudah

dilakukan dalam satu kantor bersama yakni Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT).

Pada awal tahun 1978 di Daerah Istimewa Yogyakarta didirikan satu Kantor Samsat

darurat berlokasi di Gondolayu Yogyakarta. Kemudian pada tahun 1982 kantor samsat

dipindahkan di gedung samsat yang baru representatif di jalan Tentara Pelajar nomor 15

Yogyakarta.

Namun karena perkembangan jumlah kendaraan bermotor yang semakin hari semakin

(12)

12

Sebagai upaya untuk mempermudah Pelayanan kepada Wajib Pajak maka

dibentuklah Kantor SAMSAT di Kabupaten dan Kota Pada :

1.

Tanggal 13 Januari 1982 didirikan Kantor SAMSAT di Kota Yogyakarta

diresmikan oleh Mendagri Amir Machmud;

2.

Tanggal 18 Agustus 1986 didirikan Kantor SAMSAT di Kabupaten Bantul;

3.

Tanggal 26 April 1984 didirikan Kantor SAMSAT di Kabupaten Kulon

Progo;

4.

Tanggal 28 April 1984 didirikan Kantor SAMSAT di Kabupaten Gunung

Kidul;

5.

Tanggal 18 Maret 1987 didirikan Kantor SAMSAT di Kabupaten Sleman.

2.2

Struktur Organisasi KPPD DIY

2.3. Flowchart Pelayanan di Samsat DIY

PROSEDUR PELAYANAN PADA KANTOR BERSAMA SAMSAT

Kepala Kantor

Kasubag

Tata Usaha

Kasi Pendaftaran

dan Penetapan

(13)

13

2.4 Alamat yang dapat dihubungi:

Kontak Informasi pelayanan kesamsatan Daerah Istimewa Yogyakarta selengkapnya hubungi:

1. KPPD Kota Yogyakarta Alamat : Jl. Tentara Pelajar No. 13 Yogyakarta Telp. (0274) 562936;

- Bank BPD Kantor Kas Giwangan, Jl. Imogiri Timur No. 155 Giwangan

Yogyakarta Telp. (0274) 410181.

2. KPPD Kabupaten Bantul Alamat : Jl. Badekan, Bantul, Telp. 367483;

- Samsat Pembantu Sewon/Drive True : Jl. Parangtritis km 4,5 Druwo, Sewon,

Bantul Telp. (0274) 372531;

- Bank BPD Kantor Cabang Pembantu Piyungan, Jl. Raya Wonosari km 13,

Sandeyan, Srimulyo, Piyungan, Bantul Telp. (0274) 4353155;

- Bank BPD Kantor Kas Srandakan Jl. Raya Srandakan, Mangiran, Trimurti,

Srandakan, Bantul Telp. (0274) 2810238, 2810239.

3.KPPD Kabupaten Kulonprogo Alamat : Jl. Jogja-Wates Km. 27, Gunung Gempal, Giripeni,

Wates, Kulonprogo, Telp.

(0274)

773166;

- Bank BPD Kantor Cabang Pembantu Nanggulan, Jatisarono Karang Nanggulan

Kulonprogo Telp. (0274) 74496744.

4. KPPD Kabupaten Gunungkidul Alamat : Jl. Pemuda Baleharjo Wonosari Gunungkidul Telp. (0274) 391209;

- Layanan Kesamsatan BPD Kantor cabang pembantu Karangmojo Alamat

Jl. Karangmojo, Wonosari Km 1, Plumbungan, Gedangrejo, Karangmojo,

Telp. (0274) 392865;

- Layanan Kesamsatan BPD Kantor cabang pembantu Kecamatan Semin

Telp. (0274) 4390301;

- Layanan Kesamsatan BPD DIY Kantor Kas, Desa Karang Duwet Kecamatan

Paliyan, Gunung Kidul Telp. 085100496312.

- 5. KPPD Kabupaten Sleman Alamat: Jl. Magelang KM 13 Krapyak Triharjo Sleman Telp. (0274) 868563;

- Samsat Pembantu Maguwo/Layanan LIK Maguwoharjo, Depok Jl.

Adisucipto km 9,8 Maguwo Sleman Telp. (0274) 484415, 484416;

- Bank BPD Kantor Cabang Pembantu Kalasan Sleman Telp. (0274) 497597;

(14)

14

- Bank BPD Kantor Cabang Pembantu Jl. Godean, Sidoagung, Sleman, Telp. (0274)

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

TEKS WAWANCARA Narasumber : Bapak Anton Putro (Produsen Gerabah) Topik : Penjualan Gerabah ke Luar Negeri Waktu : 15 Februari 2016; 10.00-11.00 WIB Tempat : Pabrik Gerabah

Guru memilih bentuk penilaian yang sesuai kompetensi yang ingin dicapai - - 1.1 Membiasakan sikap tanggungjawab sebagai implementasi dari pemahaman tentang ibadah haji

Dari hasi penelitian yang telah dilaksanakan dapat diambil simpulan bahwa hasil belajar pada siswa untuk sekolah Dasar kelas V SDN 04 Santong setelah diadakan

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelasan pelaksanaan pembeian kredit berbasis tehnologi informasi oleh fintech kepada pelaku UKM, untuk menjelaskan fungsi

Menurut Damayanti perempuan lebih berisiko menderita diabetes dikarenakan secara fisik wanita memiliki peluang peningkatan indeks masa tubuh yang lebih besar,

Studi Kepustakaan, yaitu suatu teknik yang diperoleh dengan mengumpulkan data dan informasi dari literatur-literatur yang ada serta sumber-sumber bacaan lain

Sejalan dengan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar antara siswa yang menggunakan media video

Daerah Tujuan Pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat