• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Orientasi Kewirausahaan dan Inovasi Produk terhadap Kinerja UKM Kota Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh Orientasi Kewirausahaan dan Inovasi Produk terhadap Kinerja UKM Kota Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN INOVASI PRODUK TERHADAP KINERJA UKM KOTA MAKASSAR

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S1) Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

UIN Alauddin Makassar

Oleh :

Indra Yanti Sari NIM : 10600112100

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

(2)

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan penuh kesadaran, penyusun yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya penyusun sendiri. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi ini dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Makassar, 30 Agustus 2016

Penyusun,

INDRA YANTI SARI

(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Assalamu’ alaikum Wr. Wb.

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan hanya kepada Allah (Subhanahu Wata‟ala) yang telah memberikan kesehatan, kesabaran, kekutan

serta ilmu pengetahuan kepada penulis. Atas perkenan-Mu jualah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat serta salam “Allahumma Sholli Ala Sayyidina Muhammad” juga penulis sampaikan kepada junjungan kita

Nabi Muhammad SAW.

Selama penyusunan skripsi ini tidak dapat lepas dari bimbingan, dorongan serta bantuan baik material maupun spiritual dari berbagai pihak. Karena itu, perkenankanlah penulis menghanturkan ucapan terima kasih kepada:

1. Ibunda Jayani, Kakak-Kakak ku Ika Julianti A.S, Amd.Keb. dan Ita Puspita Sari, Amd.kep Serta adik ku Ima Aman Safrin. Tak lupa pula Omku Anwar Tholy, Aries Tholy, Arie Tholy, dan Awal Tholy serta kakek ku Drs.H. Syamsuddin. Terima kasih atas dukungan moril maupun materil dan untaian doa-doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi.

2. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse.,M.Ag sebagai dosen pembimbing I sekaligus sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, saran yang berguna selama proses penyelesaian skripsi ini.

(5)

Alauddin Makassar, yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, saran yang berguna selama proses penyelesaian skripsi ini.

4. Segenap Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.

5. Pelaku UMKM Kota Makassar

6. Sahabat-sahabatku InterHolic, Teman-Temanku kelompok Manajemen 5&6, kader dan alumni Koperasi Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN), Alauddin Makassar, Teman-temanku di Hipmi Sulsel Serta Sahabatku Muhammad Ashari .S, Sudiarti Dewi.K, Sri Amalia Edy, Dwi Fitria Azzahra, Dodi Adhari, Putri Ariyanti, A. Sitti Hardiyanti ZM, Nuerul letni Reskita, Magfirah, Erul, Fitri Nuraisyah Mustika, Adil dan Muhammad Jaidun, terima kasih atas semangat dan dukungannya selama ini.

7. Seluruh teman-teman di Manajemen Angkatan 2012, terima kasih atas bantuannya selama ini.

8. Semua teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang turut memberikan bantuan secara tulus.

Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga, semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita semua disisi-Nya. Amin

Wassalamu’ alaikum Wr. Wb

Samata, 30 Agustus 2016

Indra Yanti Sari

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii

PENGESAHAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

ABSTRAK ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1-16 A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 7

C.Hipotesis ... 8

D.Definisi Operasional dan Obyek Penelitian ... 10

E. Penelitian Terdahulu... 12

F. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 15

BAB II TINJAUAN TEORI ... 17-53 A.Usaha Kecil Menengah (UKM) ... 17

1. Wirausaha dalam Perspektif Islam ... 17

(7)

3. Kriteria Usaha Mikro, Kecil Menengah ... 21

4. Kelebihan Usaha Kecil danMenengah... 22

5. Hambatan Perkembangan Usaha Kecil dan Menengah ... 24

6. Strategi dalam Pengembangan UKM ... 24

B.Orientasi Kewirausahaan ... 24

1. Pengertian Orientasi Kewirausahaan ... 24

2. Indikator Orientasi Kewirausahaan ... 29

3. Orientasi Kewirausahaan dalam Pandangan Islam ... 33

C.Inovasi Produk ... 36

1. Pengertian Inovasi Produk ... 36

2. Pentingnya Melakukan Inovasi Produk ... 39

3. Indikator Inovasi Produk ... 40

4. Inovasi Produk dalam Pandangan Islam ... 42

D.Kinerja Perusahaan ... 43

1. Pengertian Kinerja Perusahaan ... 43

2. Indikator Kinerja Perusahaan ... 48

3. Kinerja Perusahaan dalam Pandangan Islam ... 51

E. Kerangka Pikir Penelitian ... 53

BAB III METODE PENELITIAN ... 54-64 A.Jenis penelitian ... 54

B.Populasi dan Sampel ... 54

C.Jenis Data ... 56

(8)

E. Teknik Analilsis Data ... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 65-89 A.Visi Misi ... 65

B.Penyajian data penelitian ... 66

C.Deskripsi Karakteristik Responden ... 67

D.Analisis dan Olah Statistik ... 71

1. Uji Validasi dan Reliabilitas Instrumen ... 71

2. Uji Asumsi Klasik ... 74

3. Analisis Regresi Linear Berganda ... 78

4. Koefisien Determinasi ... 79

5. Pengujian Hipotesis ... 80

E. Pembahasan Penelitian ... 83

BAB V PENUTUP ... 90-91 A.Kesimpulan ... 90

B.Saran ... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 92-95

(9)

DAFTAR TABEl

No Teks Halaman

1.1 Indikator-Indikator Variabel ... 11

2.1 Penelitian Terdahulu ... 12

4.1 Obyek Penelitian ... 67

4.2 Distribusi Identitas Responden Berdasarkan Umur ... 67

4.3 Distribusi Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 68

4.4 Distribusi Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 69

4.5 Distribusi Identitas Responden Berdasarkan Pengalaman Usaha... 70

4.6 Distribusi Identitas Responden Berdasarkan Tenaga Kerja ... 70

4.7 Hasil Uji Validasi Orientasi Kewirausahaan ... 71

4.8 Hasil Uji Validasi Inovasi Produk ... 71

4.9 Hasil Uji Validasi Kinerja Perusahaan ... 72

4.10 Hasil Uji Reliabilitas Orientasi Kewirausahaan ... 73

4.11 Hasil Uji Reliabilitas Inovasi Produk ... 73

4.12 Hasil Uji Reliabilitas Kinerja Perusahaan ... 73

4.13 Hasil Uji Normalitas ... 75

4.14 Hasil Uji Autokorelasi ... 76

4.15 Tabel Durbin Watson ... 76

4.16 Hasil Uji Multikolinieritas ... 78

4.17 Hasil Uji Regresi Linear Berganda ... 78

4.18 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 80

(10)
(11)

DAFTAR GAMBAR

No Teks Halaman

(12)

ABSTRAK

Nama : IndraYanti Sari

NIM : 10600112100

Judul : PENGARUH ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN INOVASI

PRODUK TERHADAP KINERJA UKM KOTA MAKASSAR

Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah orientasi kewirausahaan dan inovasi produk berpengaruh secara simultan terhadap kinerja ukm kota Makassar, apakah orientasi kewirausahaan berpengaruh secara parsial terhadap kinerja ukm kota, dan apakah inovasi produk berpengaruh terhadap kinerja ukm kota Makassar.

Jenis penelitian yang digunakan adalah Metode kuantitatif Adapun menurut tingkat ekspklanasinya (Tingkat kejelasan) penelitian ini menggunakan rumusan masalah asosiatif. Dengan jumlah populasi sebanyak 84 UKM yang terdaftar di Dinas Koperasi dan UMKM Kota Makassar tahun 2014 dan 38 UKM yang belum terdaftar di Dinas Koperasi dan UMKM Kota Makassar. Sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 42 dengan teknik pengambilan sampel menggunakan probability sampling dengan metode random sederhana (simple random sampling). Sedangkan jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder, dengan teknik pengumpulan data menggunakan angket (kuesioner) dan dokumen. Adapun teknik menganalisis data yang digunakan yaitu: Uji asumsi klasik, analisis regresi linear berganda, koefisien determinasi, dan pengujian hipotesis.

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara orientasi kewirausahaan dan inovasi produk (Uji secara simultan) terhadap kinerja ukm kota makassar, terdapat pengaruh orientasi kewirausahaan (Uji secara parsial) terhadap kinerja ukm kota makassar, dan terdapat pengaruh inovasi produk (Uji secara parsial) terhadap kinerja ukm kota makassar.

Kesimpulan dari hasil penelitian ini yaitu Peningkatan kinerja ukm kota Makassar tidak terlepas dari kemampuan pengusaha dalam memahami orientasi kewirausahaan (Need for achievement, internal locus of control, self reliance, extroversion) dan inovasi produk (Perluasan lini produk, produk tiruan/imitasi, produk baru). Dengan tingginya orientasi kewirausahaan dan inovasi produk yang dimiliki maka akan lebih mudah meningkatkan kinerja ukm.

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada setiap negara berkembang salah satu hal yang menjadi prioritas utama dalam melaksanakan kegiatan negaranya yaitu pembangunan nasional, begitu pula halnya dengan negara Indonesia.Salah satu hal yang diperhatikan dalam pembangunan nasional di Indonesia adalah di bidang ekonomi. Untuk mewujudkan pembangunan nasional di bidang ekonomi bukan hanya menjadi tanggungjawab dari pemerintah pusat tetapi juga tanggungjawab dari pemerintah daerah. Dengan adanya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 (Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.2, hal. 213-220) tentang pemerintahan daerah yang mempunyai wewenangan luas dalam membangun potensi daerahnya. Salah satu yang menjadi potensi ditiap daerah adalah keberadaan Usaha Kecil Menengah (UKM). Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian Nasional. Karena selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan pemerataan distribusi hasil-hasil pembangunan, dengan adanya UKM pengangguran akibat angkatan kerja yang tidak terserap dalam dunia kerja menjadi berkurang.

(14)

perusahaan besar milik pemerintah dengan cara memungkinkan mereka untuk melepaskan atau menjual aktivitas produk yang bukan inti dan dengan menyerap tenaga kerja yang berlebihan. Alasan ketiga adalah UKM menyediakan perekonomian dengan fleksibilitas yang lebih baik dalam menyediakan jasa dan pembuatan variasi barang kebutuhan konsumen.Alasan Keempat adalah UKM meningkatkan daya saing dari marketplace dan mencegah posisi monopolistik dari berbagai perusahaan besar. (5) UKM bertindak sebagai tempat pengembangan kemampuan wirausaha dan inovasi. UKM memainkan peran penting penyediaan jasa bagi komunitas masyarakat dan UKM memberkan kontribusi penting bagi program pengembangan regional.

(15)

Menurut Anoraga dan Sudantoko (operasi, Kewirausahaan, dan Usaha Kecil. 2002:250) permasalahan usaha kecil pada bidang pemasaran terfokus pada tiga hal, yaitu permasalahan persaingan pasar danproduk, permasalahan akses terhadap informasi pasar dan permasalahan kelembagaan pendukung usaha kecil. Produk yang dihasilkan UKM sering kali masih kalah bersaing dengan produk yang dihasilkan oleh usaha besar, baik dari segi inovasi produk, kualitas produk, maupun distribusi produk. Persaingan antara sesama pelaku UKM dan persaingan dengan usaha besar seringkali menjadi hambatan bagi UKM untuk mengembangkan dan memperluasusahanya. Bahkan, persaingan usaha yang semakin kompetitif tidak jarang menjadi salah satu pemicu bangkrutnya usaha berskala kecil ini. Disamping itu, secara internal UKM kurang mempunyai kemampuan manajerial dan keterampilan dan kurangnya permodalan dan pasar. Disatu sisi, kajian literatur menjelaskan bahwa terdapat tiga aspek kunci yang akan menentukan daya saingdan dapat berdampak pada kinerja perusahaan, yaitu faktor lingkungan internal perusahaan, lingkungan eksternal dan wirausaha.

(16)

industri meningkat, rata-rata profitabilitas perusahaan yang bersaing di industri menurun. Persaingan usaha memaksa para pelaku usaha yang ada didalamnya untuk memiliki keunggulan dan strategi dalam bersaing agar mampu bertahan dan memenangkan persaingan. Komponen produk (output) yang dihasilkan UKM pun menjadi unsur yang penting untuk diperhatikan oleh pelaku UKM. Mereka yang mampu menyajikan produk yang lebih unggul melalui Orientasi kewirausahaan dan inovasi produk memiliki peluang yang lebih besar untuk menarik minat konsumen. Inovasi tidak bisa dilepaskan dari kehidupan berbisnis karena inovasi merupakan roh atau jiwa dalam sebuah perusahaan untuk berkembang, inovasi dapat berkembang dimana saja dan dilakukan oleh siapa saja, inovasi tidak hanya dilakukan oleh perusahaan besar, melainkan perusahaan kecil pun perlu untuk melakukan inovasi demi keberlangsungan usahanya (Dhewanto,2014:299).

(17)

akan cenderung melakukan usahanya lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang mengadopsi orientasi konservatif. (Rauch, Wiklund, Lumpkin & Frese, 2009; Wiklund & Shepherd, 2005). Orientasi Kewirausahaandipandang memiliki kemampuan untuk meningkatkan kinerja sebuah perusahaan. Orientasi kewirausahaan merupakan komponen yang sangat penting dalam mengembangkan usaha hal tersebut terlihat dari pemilik dan pengelola dalam menjalankan usahanya sudah menunjukkan perilaku inovatif, proaktif dan berani dalam mengambil resiko. Selain itu beberapa peneliti beranggapan bahwa variabel inovasi (Baer dan Frese, 2003) dapat dimasukkan untuk menilai kinerja perusahaan. Inovasi akan meningkatkan nilai tambah dari suatu produk serta menciptakan suatu produk baru yang dapat memberikan solusi yang lebih baik bagi pemecahan masalah yang dihadapi konsumen. Sedangkan menurut Gronhaug &Kaufmann (1988) inovasi juga dapat menciptakan keunggulan bersaing, serta merupakan sarana untuk bertahan hidup dalam menghadapi lingkungan persaingan yang serba tidak pasti.

(18)

Makassar dan sekitarnya mencapai Rp 242,24 miliar sepanjang 2013, atau tumbuh 18,4 persen dibandingkan dengan pencapaian tahun sebelumnya yang sebesar Rp 184,34 miliar. Seluruh pembiayaan ULaMM tersebut dimanfaatkan oleh 4.952 pelaku UMKM, meningkat 25 persen jika dibandingkan jumlah nasabah ULaMM pada 2012 yang sebanyak 3.963 nasabah. PNM Cabang Makasar membagi kendali operasional dari 45 outlet ULaMM di Sulawesi ke dalam delapan klaster, yakni Ambon, Bone, Luwuk, Makassar, Mamuju, Palopo, Palu, dan Parepare. (www.pnm.co.id).

UKM yang akan peneliti teliti yaitu UKM dikota makassar, di bidang Usaha makanan/minuman (kuliner) yang merupakan usaha yang selalu laku dan tidak pernah ketinggalan jaman. Usaha makanan/minuman menjadi sektor yang sangat strategis dalam meningkatkan perekonomian daerah dan menyerap tenaga kerja, Sebab hal tersebut telah menjadi takdir manusia yang selalu membutuhkan makanan setiap harinya. Kendati telah banyak dilakukan, namun tetap saja relevan untuk diteliti sebab alasan logisnya yaitu UKM diberbagai daerah mempunyai karakteristik yang berbeda, dan cara mengolahnya juga berbeda meskipun umumnya profil mereka sama.

(19)

kewirausahaan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, begitupun dengan inovasi produk yang berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Sedangkan Cynthia (2014) menemukan bahwa orientasi kewirausahan tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, namun jika di uji secara bersama-sama antara orientasi kewirausahaan dan inovasi produk maka akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Begitupun dengan penelitian Rewanda (2011) yang menemukan bahwa orientasi kewirausahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Berdasarkan dari latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengangkat rancangan judul penelitian “ Pengaruh Orientasi Kewirausahaan dan Inovasi Produk Terhadap

Kinerja UKM Kota Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1) Apakah orientasi kewirausaha dan inovasi produk berpengaruh secara simultan terhadap kinerja ukm kota makassar?

2) Apakah orientasi kewirausahaan berpengaruh secara parsial terhadap kinerja ukm kota makassar?

(20)

C. Hipotesis

1. Orientasi Kewirausahaan dan Inovasi Produk

Orientasi kewirausahaan merupakan komponen yang sangat penting dalam mengembangkan usaha. Orientasi kewirausahaan yang tercermin dari need for achievement, internal locus of control, self reliance, extroversion diyakini mampu

mendongkrak kinerja perusahaan. Hal tersebut dikuatkan oleh Covin dan Slevin (1991) yang menyatakan bahwa orientasi kewirausahaan yang semakin tinggi dapat meningkatkan kemampuan perusahaan dalam memasarkan produknya menuju kinerja usaha yang lebih baik. Adapun Inovasi juga merupakan komponen yang sangat penting dalam upaya pengembangan usaha. Tanpa adanya inovasi, suatu usaha akan sulit untuk dapat bersaing dengan perusahaan lain.

H1 = Terdapat pengaruh orientasi kewirausahaan dan inovasi Produk terhadap

kinerja ukm kota makassar

2. Orientasi Kewirausahaan dan Kinerja Perusahaan

Lee dan Tsang (2001) menyatakan bahwa orientasi kewirausahaan dapat ditentukan berdasarkan pada empat dimensi yaitu need for achievement, internal locus of control, self reliance dan extroversion. Wiklund (1999), menyatakan bahwa

(21)

Dan dalam penelitian Baum et al (2001) menyatakan bahwa kewirausahaan berperanguh langsung terhadap kinerja usaha di dalam elemen kewirausahaan seperti internal locus, need for echievment, extroversion, education experience dan self reliance mempengaruhi pertumbuhan usaha.

H2 = Terdapat pengaruh orientasi kewirausahaan terhadap kinerja ukm kota

Makassar

3. Inovasi Produk dan Kinerja Perusahaan

(22)

D. Definisi Operasional dan Deskripsi Obyek Penelitian

1. Definisi Operasional

a. Kinerja Perusahaan

Kinerja merujuk pada tingkat pencapaian ataupun prestasi dari perusahaan dalam periode waktu tertentu. Terdapat dua jenis pendekatan dalam mengukur kinerja, yaitu secara obyektif dan secara subyektif. Secara obyektif yaitu jenis pendekatan dengan menggunakan data-data berupa data akuntansi keuangan, sedangkan secara subyektif yaitu pendekatan mengukur kinerja perusahaan berdasarkan pada persepsi dari para manajer terhadap kinerja perusahaan.

b. Orientasi Kewirausahaan

Orientasi kewirausahaan adalah perilaku wirausahawan dalam mengelola usahanya. Orientasi kewirausahaan sebagai strategi benefit perusahaan untuk dapat berkompetensi secara lebih efektif di dalam market place yang sama. Orientasi kewirausahaan mengacu pada proses, praktik, dan pengambilan keputusan yang mendorong ke arah input baru dan mempunyai empat aspek kewirausahaan, yaitu Need for achievement (Keinginan untuk mencapai keberhasilan), Internal locus of

control (keyakinan individu mengenai peristiwa-peristiwa yang berpengaruh dalam kehidupannya akibat tingkah lakunya sehingga dapat di kontrol), self reliance (kemandirian), dan extroversion (keterbukaan terhadap lingkungan).

c. Inovasi Produk

(23)

Tabel 1.1 Indikator-indikator variabel

No Variabel Indikator Sumber Skala

Penelitian kota Makassar, berdasarkan data dari Dinas Koperasi dan UMKM Tahun 2014 serta data dari perkumpulan kuliner di kota Makassar.

E. Penelitian Terdahulu

(24)

positif, ada yang tidak berpengaruh (tidak signifikan). Perbedaan penelitian ini dan penelitian sebelumnya terletak pada objek penelitian dimana yang menjadi objek penelitian dalam penelitian ini berdasarkan latar belakang ialah Usaha kecil menengah yang telah terdaftar usahanya di Dinas Koperasi dan UMKM Kota Makassar pada tahun 2011-2015 maupun yang belum terdaftar. Selain itu, peneliti menggabungkan variabel orientasi kewirausahaan dan inovasi produk untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan.

(25)
(26)
(27)

F.Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah Orientasi kewirausahaan dan inovasi produk berpengaruh secara simultan terhadap kinerja ukm kota makassar, apakah orientasi kewirausahaan berpengaruh secara parsial terhadap kinerja ukm kota Makassar, dan apakah inovasi produk berpengaruh

(28)

b. Akademisi

Dapat menambah kepustakaan dalam bidang ilmu pengetahuan khususnya dibidang ekonomi dan sebagai bahan rujukan untuk penelitan selanjutnya.

c. Peneliti

(29)

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Usaha Kecil Menengah (UKM)

1. Wirausaha Dalam Perspektif Islam

Pengertian wiraswasta atau wirausaha adalah orang yang berani membuka lapangan pekerjaan dengan kekuatan sendiri, yang pada gilirannya tidak saja menguntungkan dirinya sendiri tetapi juga menguntungkan masyarakat karena dapat menyerap tenaga kerja yang memerlukan pekerjaan (Ma‟ruf Abdullah, wirausaha berbasis syariah, 2011:1). Sejarah Islam telah mencatat bahwa Entrepreneurship telah dimulai sejak lama, pada masa Adam AS. Dimana salah satu anaknya Habil berwirausaha dengan bercocok tanam dan Qobil berwirausaha dengan menggembala hewan ternak. Banyak sejarah nabi yang menyebutkan mereka beraktivitas di kewirausahaan, sebagian dari mereka berwirausaha di sektor pertanian, peternakan, kerajinan dan bisnis perdagangan. Contoh yang paling nyata adalah Nabi Muhammad SAW, awalnya beliau terlibat di bisnis dengan memelihara dan menjual domba, kemudian membantu bisnis pamannya dan akhirnya memimpin bisnis saidatin khadijah.

(30)

manusia diberi tanggung jawab oleh Allah SWT untuk menjaga dan mengelola apa yang telah Allah rizkikan kepada mereka untuk memenuhi kebutuhanya melalui beberapa usaha, salah satunya dengan entrepeneurship yakni bewirausaha. Selain itu, islam menetapkan kerja (amal) sebagai kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap orang sesuai dengan kapasitas dan kemampuan dirinya bukan hanya sebatas itu, islam juga telah mengangkat kerja (amal) pada level kewajiban dengan menyebutkan kerja (amal) itu secara konsisten sebanyak 50 kali yang digandengkan dengan iman, alladzina amanu wa „amilual-shalihat (Ma‟ruf Abdullah, wirausaha

berbasis syariah, 2011 hal. 3-11). Terdapat beberapa ayat Al-Qur‟an maupun Hadis yang dapat menjadi rujukan pesan tentang semangat bekerja mencari rezki.

Firman Allah dalam surat Al-Qashash:77

 (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan (Departemen Agama:1971, hal.623).

(31)

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu „anhu ia berkata bahwa Rasulullah SAW Bersabda:

ل د ٚ ٌ ا ٍدي ّدن ردٛ ِ ردٓ ٗدنا تدي ةدح ىدم ذدح ا بطتحٚ ٌ لا : لله ا ل ٕس ر مق ة رٚ رْ ٗب ا ٌءؤ ا ذدح ا

ىهد ي ِأر( ّىًُٚ ٔ ا ّٛطىٛف

Artinya:

Sesungguhnya, seorang dari kalian pergi mencari kayu bakar yang dipikul diatas pundaknya itu lebih baik daripada meminta-minta kepada orang lain, baik diberi atau tidak. (HR Muslim, no.2379)

2. Pengertian Usaha Kecil Menengah

UKM adalah kumpulan perusahaan, yang heterogen dalam ukuran dan sifat,dimana apabila dipergunakan secara bersama akan mempunyai partisipasi langsung dan tidak langsung yang signifikan dalam produksi nasional, penyerapan tenaga kerja dan penciptaan lapangan kerja (Kuwayama, 2001). Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan sebuah istilah yang mengacu pada usaha berskala kecil yang memiliki kekayaan bersih maksimal sekitar Rp 200.000.000, belum termasuk tanah dan bangunan. UKM merupakan salah satu contoh dari badan usaha perseorangan dimana didirikan dan dimiliki oleh satu orang saja. Menurut Keppres RI No. 99 tahun 1998, UKM merupakan kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil dimana tipe bidang usahanya bersifat heterogen serta perlu dilindungi oleh pemerintah untuk mencegah persaingan yang tidak sehat. (P.U.P.U.K perkumpulan untuk peningkatan usaha kecil, the association advancement of small business). Selain itu terdapat karakteristik lain tentang UMKM yaitu:

a. Usaha Mikro

(32)

2) Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah Tempa

3) Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha

4) Sumber daya manusianya (pengusahanya) belum memiliki jiwa wirausaha yang memadai

5) Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah

6) Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian sudah akses ke lembaga keuangan non bank

7) Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP

b. Kriteria Usaha Kecil

1) Jenis barang/komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak gampang berubah

2) Lokasi/tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah-pindah 3) Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih

sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga, sudah membuat neraca usaha

4) Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP 5) Sumberdaya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam berwirasaha 6) Sebagian sudah akses ke perbankan dalam keperluan modal

(33)

c. Usaha Menengah

1) Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem akuntansi dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau pemeriksaan termasuk oleh perbankan

2) Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan, telah ada Jamsostek, pemeliharaan kesehatan

3) Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin usaha, izin tempat, NPWP,dan upaya pengelolaan lingkungan

4) Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan

5) Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik

3. Kriteria Usaha Mikro, Kecil, Menengah

Adapun Kriteria Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah Berdasarkan UU Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) No. 20 Tahun 2008 menetapkan kriteria UMKM (Saiman, Leonardus, KEWIRUSAHAAN, Teori, Praktik dan Kasus kasus, Jakarta, Salemba empat, 2011) sebagai berikut:

a. Kriteria Usaha Mikro

1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.50.000.000.- (lima puluh juta rupiah) diluar tanah dan bangunan tempat usah

2) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000.-(tiga ratus juta rupiah)

(34)

1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp.50.000.000.-(lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.500.000.000.-(lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;atau

2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.300.000.000.-(tiga ratus juta rupiah) sampai paling banyak Rp.2.500.000.000.-(dua milyar lima ratus juta rupiah)

c. Kriteria Usaha Menengah

1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp.500.000.000.-(lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.10.000.000.000.-(sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;atau

2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.2.500.000.000.-(dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai paling banyak Rp.50.000.000.000.-(lima puluh milyar rupiah).

4. Kelebihan Usaha Kecil dan Menengah

(35)

perusahaan keluarga, dimana pengelolaanya mungkin tidak memiliki keahlian manajerial yang handal, sebagian besar mebuat lapangan pekerjaan baru, inovasi, sumber daya baru serta barang dan jasa-jasa baru. Resiko usaha menjadi beban pemilik, pertumbuhan yang lambat, tidak teratur, terkadang cepat dan premature, fleksibel terhadap bentuk fluktuasi jangka pendek, namun tidak memiliki rencana jangka panjang, independen dalam penentuan harga produksi atau barang atau jasajasanya, prosedur hukumnya sederhana, pajak relatif ringan, Kontak – kontak dengan pihak luar bersifat pribadi, mudah dalam proses pendirianya, mudah di bubarkan setiap saat jika dikehendaki, pemilik mengelola secara mandiri dan bebas waktu, pemilik menerima seluruh laba, umumnya mempunyai kecenderungan mampu untuk survive, merupakan tipe usaha yang paling cocok untuk mengelola poduk, jasa atau proyek perintisan yang sama sekali baru atau belum pernah ada yang mencobanya, sehingga memiliki sedikit pesaing, diversifikasi usaha terbuka luas sepanjang waktu dan pasar, konsumen senantiasa tergali melalui kreatifitas pengelola, relatif tidak membutuhkan investasi yang terlalu besar, tenaga kerja yang tidak berpendidikan tinggi, serta sarana produksi lainya yang tidak terlalu mahal.

5. Hambatan Perkembangan Usaha Kecil dan Menengah

Adapun hambatan-hambatan dari usaha kecil menengah itu sendiri, yaitu sebagai berikut: (a) Lemahnya manajemen (b) Keterbatasan kemampuan dalam penetrasi pasar, baik dalam negerimaupun luar negeri (c) Kurangnya akses teknologi modern (d) Kurangnya akses ke bahan baku (e) Kurangnya akses untuk memperoleh

(36)

6. Strategi dalam pengembangan UKM

Menurut Tiktik Sartika dan Soejoedono (2002) strategi dalam pengembangan UKM antara lain adalah: Melalui Kemitraan Usaha, Permodalan UKM dan Modal Ventura.

B. Orientasi Kewirausahaan

1. Pengertian Orientasi Kewirausahaan

(37)

yang lebih baik atau memperoleh keuntungan yang besar. Definisi lain, menurut Komaruddin (2008) yang menyatakan Entrepreneur disebut sebagai pengusaha, usahawan, wirausaha. Adapun Menurut Sudjana dalam Isa (2011), kewirausahaan merupakan sikap dan perilaku wirausaha. Wirausaha ialah orang yang inovatif, antisipatif, inisiatif, pengambil risiko dan berorientasi laba (Untoro dan Tim Guru Indonesia : 2010, hal.55).

Kewirausahaan adalah suatu keberanian untuk melakukan upaya-upaya memenuhi kebutuhan hidup yang dilakukan oleh seseorang, atas dasar kemampuan dengan cara memanfaatkan segala potensi yang dimiliki untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Sedangkan pengertian orientasi menurut Hariandja (2007, p.153), orientasi merupakan suatu program untuk memperkenalkan pegawai baru pada peran-peran mereka, organisasi, kebijaksanaan-kebijaksanaannya, nila-nilai, dan keyakinan-keyakinan pada rekan kerja mereka. Konsep kewirausahaan pada dasarnya merujuk pada sifat, watak, dan ciri-ciri yang melekat pada seseorang yang mempunyai kemauan keras untuk mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia usaha yang nyata dan dapat mengembangkannya dengan tangguh (Peter F. Drucker : 1994) dalam Suryana (2013:10). Secara terperinci, Thomas W. Zimmerer (1996:51) mengemukakan: “Enterpreneurship is

applying creativity and innovation to solve the problem andto exploit opportunities

(38)

Yaghoobi, Salarzehi, Aramesh dan Akbari (2010) menyatakan bahwa wirausahawan adalah orang yang berani membuka kegiatan produktif yang mandiri. Jong and Wennekers (2008) menyatakan bahwa kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai pengambilan risiko untuk menjalankan usaha sendiri dengan memanfaatkan peluang-peluang untuk menciptakan usaha baru atau dengan pendekatan yang inovatif sehingga usaha yang dikelola berkembang menjadi besar dan mandiri dalam menghadapi tantangan-tantangan persaingan. Kata kunci dari kewirausahaan adalah pengambilan resiko, menjalankan usaha sendiri, memanfaatkan peluang-peluang, menciptakan usaha baru, pendekatan yang inovatif, mandiri (misalnya tidak bergantung pada bantuan pemerintah). Baldacchino (2009) menyatakan bahwa kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang. Kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan cara-cara baru dalam pemecahan masalah dan menemukan peluang. Intinya kreativitas adalah memikirkan sesuatu yang baru dan berbeda.

(39)

besar, semakin banyak wirausahawan yang berinovasi, maka ekonomi secara keseluruhan akan semakin baik pula.

Orientasi kewirausahaan adalah perilaku wirausahawan dalam mengelola usahanya (Norman dan Thomas W: 1993, Hal.5). Messeghem (2009) mengemukakan bahwa orientasi kewirausahaan adalah kemampuan perusahaan dalam melihat peluang usaha baru. Selain itu, Orientasi kewirausahaan juga diartikan sebagai orientasi perusahaan yang memiliki prinsip pada upaya untuk mengidentifikasi dan mengeksploitasi kesempatan, Lumpkin dan Dess (1996). Miller (1983) mendefinisikan orientasi kewirausahaan sebagai orientasi untuk menjadi yang pertama dalam hal inovasi di pasar, memiliki sikap untuk mengambil risiko, dan proaktif terhadap perubahan yang terjadi di pasar. Miller dan Friesen (1983) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki orientasi kewirausahaan yang kuat akan memiliki kemampuan untuk melakukan inovasi lebih kuat dibandingkan perusahaan lain. Lumpkin dan Dess (1996) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki orientasi kewirausahaan yang kuat, akan lebih berani untuk mengambil risiko, dan tidak hanya bertahan pada strategi masa lalu. Pada lingkungan yang dinamis seperti saat ini, orientasi kewirausahaan jelas merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan.

(40)

prinsipnya orientasi kewirausahaan merupakan sifat, ciri dan watak yang memiliki kemampuan dalam mewujudkan gagasan yang inovatif ke dalam dunia nyata yang dilakukan secara kreatif atau secara singkat dikatakan sebagai ability to create the new and different thing, Orientasi Kewirausahaan sebagai proses, dengan gaya manajemen berorientasi aksi yang menggunakan inovasi dan perubahan sebagai fokus pemikiran dan perilaku. Ferreria dan Azevedo (2008) mengemukakan bahwa orientasi kewirausahaan merupakan salah satu sumber daya dan kapabilitas perusahaan. Des et all (1997) dalam Astro (2009) menyatakan bahwa orientasi kewirausahaan adalah mempunyai sikap mencari peluang, berani mengambil resiko, dan pengambilan keputusan yang didorong sifat kepemimpinan yang kuat dan memiliki nilai tertentu.

(41)

2. Indikator Orientasi Kewirausahaan

Orientasi Kewirausahaan terbagi atas 4 Indikator Lee & Tsang (2001) antara lain:

a. Need for Achievement

(42)

achievement juga dapat diartikan sebagai keinginan untuk menyelesaikan suatu tugas dengan sasaran secara lebih efektif. Individu-individu yang mempunyai need for achievement yang tinggi cenderung menetapkan sasaran yang cukup sulit dan mengambil keputusan yang lebih beresiko (Grifffin &Moorhead, 2013). Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa need for achievement merupakan suatu dorongan untuk mencapai suatu keberhasilan dengan tantangan yang sulit, memiliki sasaran yang tepat, memilih mengambil keputusan yang beresiko dan mempertimbangan standar keahlian dan kemahiran yang harus dicapai.

b. Internal Locus Of Control

(43)

perilaku kita tergantung kepada apa yang kita lakukan. Solmon oberlander (1974) menyatakan bahwa orang yang memiliki internal locus of control bertanggungjawab terhadap kegagalannya. Crider (1983) seseorang dengan internal locus of control suka bekerja keras, memiliki inisiatif, selalu berusaha menemukan pemecahan masalah, selalu mencoba untuk berfikir seefektif mungkin, selalu mempunyai persepsi bahwa usaha harus dilakukan jika ingin berhasil. Phares (dalam silalahi 2009: 30-32) menjelaskan bahwa seseorang yang memiliki internal locus of control selalu menghubungkan peristiwa yang dialaminya dengan faktor dalam dirinya karena mereka percaya bahwa hasil dan perilakunya disebabkan faktor dari dalam dirinya, faktor tersebut antara lain kemampuan, minat dan usaha. Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa internal locus of control adalah keyakinan individu bahwa sumber penentu dari peristiwa atau kejadian dalam hidupnya dipengaruhi oleh usaha dan tingkah lakunya sendiri.

c. Self Relience

(44)

hidupnya dan sesamanya (Antonius,2002:145). Menurut Kartini Kartono (1985:21) kemandirian seseorang terlihat padawaktu orang tersebut menghadapi masalah. Bila masalah itu dapat diselesaikan sendiri tanpa meminta bantuan dariorang tua dan akan bertanggung jawab terhadap segala keputusan yang telah diambil melalui berbagai pertimbangan maka hal ini menunjukkan bahwa orang tersebut mampu untuk mandiri. Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kemandirian merupakan sikap yang memungkinkan seseorang untuk bertindak bebas, melakukan sesuatu atas dorongan sendiri dan kemampuan mengatur diri sendiri, sesuai dengan hak dan kewajibannya sehingga dapat menyelesaikan sendiri masalah-masalah yang dihadapi tanpa meminta bantuan atau tergantung dari orang lain dan dapat bertanggung jawab terhadap segala keputusan yang telah diambil melalui berbagai pertimbangan sebelumnya. d. Extroversion

(45)

energik, tertarik dengan banyak hal, ambisius, pekerja keras juga ramah terhadap orang lain. Extraversion memiliki tingkat motivasi yang tinggi dalam bergaul, menjalin hubungan dengan sesama dan juga dominan dalam lingkungannya. Jung mengatakan (dalam Hall dan Lindzey, 1978 : 125) bahwa ekstrovert adalah kepribadian yang lebih dipengaruhi oleh dunia objektif, orientasinya terutama tertuju ke luar. Pikiran, perasaan, serta tindakannya lebih banyak ditentukan oleh lingkungan.

3. Orientasi Kewirausahaan dalam Pandangan Islam

Adapun Kewirausahaan dan Perdagangan dalam pandangan islam merupakan aspek kehidupan yang dikelompokkan kedalam masalah mu‟amalah, yaitu masalah

yang berkenaan dengan hubungan yang bersifat horizontal antar manusia dan tetap akan di pertanggung jawabkan kelak di akhirat. Manusia diperintahkan untuk memakmurkan bumi dan membawanya ke arah yang lebih baik serta diperintahkan untuk berusaha mencari rizki. Dari Miqdam Bin Ma‟dikariba Radhiyallahu „anhu, Bahwa Rasulullah SAW bersabda:

:ل ق ىهس ٔ لله ا ئهص ٙبُن ا ٌء ب ركٚ ذىي ٍب و ا ذقًن ا ٌء ٛ طق ي عط ذحأ ممأ ي دٔاد الله ٙبَ ٌإ ٔ ،ِذٚ مًع ٍي ممأٚ ٌأ ٍي ر

– ولا نا ّٛهع –

مًع ٍي مم ٚ ٌ م

.ِذٚ (ٖر خبا ِأ ر) Artinya:

Tidaklah seseorang mengkonsumsi makanan yang lebih baik dari makanan yang dihasilkan dari jerih payah tangannya sendiri. Dan sesungguhnya nabi Daud „alaihissalam dahulu senantiasa makan dari jerih payahnya sendiri.(HR. Bukhari, Kitab al-Buyu‟, Bab Kasbir Rojuli wa „Amalihi Biyadihi II/730 no.2072).

Dalam sebuah ayat Allah mengatakan, “Bekerjalah kamu, maka Allah dan

(46)

Oleh karena itu, apabila shalat telah ditunaikan maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia (rizki) Allah. (Q.S. al-Jumu‟ah : 10)





10. Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung (Departemen Agama:1971, hal.933).

Maksud Ayat di atas yaitu Selain berisikan mengenai perintah melaksanakan shalat jum‟at, ayat ini juga memerintahkan kepada umat islam untuk berusaha atau

bekerja mencari rezeki. Manusia diperintahkan untuk melakukan keseimbangan antara kehidupannya di dunia serta kehidupannya di akhirat kelak.

Adapun dalam Q.S At-Taubah‟:105, menjelaskan tentang perintah Allah kepada manusia untuk giat bekerja dan beramal.



dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang Telah kamu kerjakan (Departemen Agama:1971, hal.298).

(47)

mendapatkan imbalan di hari akhir nanti, sebab semua amal dan pekerjaan kita akan disaksikan oleh Allah swt, Rasulullah saw serta orang-rang mukin lainnya.

Serta di dalam QS. Al-Baqarah: 275 dijelaskan bahwa Allah SWT telah menghalalkan kegiatan jual beli dan mengharamkan riba.

 melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila [175]. keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka Berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang Telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang Telah diambilnya dahulu [176] (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya (Departemen Agama:1971, hal.69).

Penjelasan Ayat:

[174] Riba itu ada dua macam: nasiah dan fadhl. riba nasiah ialah pembayaran lebih yang disyaratkan oleh orang yang meminjamkan. riba fadhl ialah penukaran suatu barang dengan barang yang sejenis, tetapi lebih banyak jumlahnya Karena orang yang menukarkan mensyaratkan demikian, seperti penukaran emas dengan emas, padi dengan padi, dan sebagainya. riba yang dimaksud dalam ayat Ini riba nasiah yang berlipat ganda yang umum terjadi dalam masyarakat Arab zaman Jahiliyah.

(48)

kegiatan perdagangan tidak dapat berkembang. Disebabkan karena uang dan modal hanya berputar pada satu pihak saja yang akhirnya dapat mengeksploitasi masyarakat yang terdesak kebutuhan hidup.

C. Inovasi Produk

1. Pengertian Inovasi Produk

(49)

menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan.

Drucker (1954, dalam Suhendro, 2010) menyatakan bahwa inovasi produk merupakan satu hal yang potensial untuk menciptakan pemikiran dan imajinasi orang yang pada akhirnya menciptakan pelanggan. Dourgerty (1996) dalam Suhendro (2010) inovasi produk adalah suatu cara yang penting bagi perusahaan agar tetap dapat beradaptasi dengan pasar, teknologi, serta pesaingan. Menurut Crawford & De Benedetto (2000:9) inovasi produk adalah“Inovasi yang digunakan

dalam keseluruhan operasi perusahaan dimana sebuah produk baru diciptakan dan dipasarkan, termasuk inovasi di segala proses fungsionil/ kegunaannya. Song dan Parry (1997, hlm.64) menjelaskan bahwa keunggulan bersaing suatu produk merupakan salah satu faktor penentu dari kesuksesan sebuah produk baru (hingga suatu produk inovasi harus mempunyai keunggulan dibanding dengan produk lain sejenis). Untuk menunjang kelangsungan hidup perusahaan dalam persaingan global, tentu dibutuhkan inovasi. Inovasi tersebut dilakukan guna menjadikan produk perusahaan semakin unggul. Sebab pasar mampu mengetahui mana produk yang terus mengalami inovasi dan mana yang hanya berkutat di spesifikasinya saja. Inovasi dalam dunia bisnis tentu sangat penting, karena inovasi dapat menciptakan sesuatu yang baru dari sebuah produk,tampilan,system, proses, dan lain sebagainya.

(50)
(51)

2. Pentingnya Melakukakan Inovasi Produk

Keeh, et.al (2007) menjelaskan inovasi sangat penting karena terdapat alasan berikut:

a. Teknologi berubah sangat cepat seiring adanya produk baru, proses danlayanan baru dari pesaing, dan ini mendorong entrepreneur untuk bersaing dan sukses. Yang harus dilakukan adalah menyesuaikan diri dengan inovasi teknologi baru. b. Efek perubahan lingkungan terhadap siklus hidup produk semakin pendekyang

artinya bahwa produk atau layanan lama harus digantikan dengan yang baru dalam waktu cepat, dan ini bisa terjadi karena ada pemikiran kreatif yang menimbulkan inovasi.

c. Konsumen saat ini lebih pintar dan menuntut pemenuhan kebutuhan Harapan dalam pemenuhan kebutuhan mengharap lebih dalam hal kualitas, pembaruan, dan harga. Oleh karena itu skill inovatif dibutuhkan untuk memuaskan kebutuhan konsumen sekaligus mempertahankan konsumen sebagai pelanggan.

d. Dengan pasar dan teknologi yang berubah sangat cepat, ide yang bagus dapat semakin mudah ditiru, dan ini membutuhkan metode penggunaan produk, proses yang baru dan lebih baik, dan layanan yang lebih cepat secara kontinue.

(52)

3. Indikator Inovasi Produk

Lucas & Farrel (2000) mendefenisikan bahwa inovasi sebagai proses dalam membawa teknologi yang baru untuk ditanggap. Inovasi dapat dipisahkan menjadi 3 indikator, yaitu:

a. Perluasan Lini Produk

(53)

b. Produk Tiruan/Imitasi

Imitasi berasal dari bahas inggiris, imitation yang artinya tiruan atau peniruan. Lukas dan Ferrel (2000:240) produk tiruan merupakan produk yang dianggap baru oleh bisnis tetapi familiar dengan pasar. Faktor imitasi mempunyai peran yang sangat penting dalam prosesi interaksi. Tindakan meniru dilakukan dengan belajar dan mengikuti perbuatan oranglain yang menarik perhatiannya. Gerungan (1966:36) Imitasi tidak berlangsung secara otomatis melainkan dipengaruhi oleh sikap menerima dan mengagumi terhadap apa yang diimitasi. Hariyanto (2011) Imitasi merupakan suatu tindakan sosial seseorang untuk meniru sikap, tindakan, atau tingkah laku orang lain.

c. Produk Baru

(54)

4. Inovasi Produk Dalam Pandangan Islam

Jauh sebelum pakar-pakar manajemen menemukan konsep kreatif dan inovatif untuk urusan duniawi, islam sudah mengajarkan konsep ini dengan jelas. Perhatikan Ayat berikut: (QS. Ar-Ra‟d : 11)

Firman Allah SWT:

11. Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah [767]. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan [768] yang ada pada diri mereka sendiri.dan apabila Allah secara bergiliran dan ada pula beberapa malaikat yang mencatat amalan amalannya. dan yang dikehendaki dalam ayat Ini ialah malaikat yang menjaga secara bergiliran itu, disebut malaikat Hafazhah.

[768] Tuhan tidak akan merobah keadaan mereka, selama mereka tidak merobah sebab-sebab kemunduran mereka (Departemen Agama:1971, hal.370).

Adapun maksud dari ayat di atas yaitu pesan ini mengandung motivasi utuk inovatif dengan merubah manajemen dan sistem agar tidak tertinggal ketika yang lain maju. Bahkan dengan selalu berinovasi maka kita akan menjadi yang terdepan.

(55)

yang baik. Seorang kreator atau seorang inovator akan mendapatkan kemenangan. Abî Mas‟ud Uqbah bin Amr al-Ansari, mengatakan Rasûlullâh bersabda:

لد ٍدي ىهدسأ ّدٛهع الله ٗهدص الله لٕدسر ل دق ل دق ُّع الله ٙضر ٘ر صَلأا ٔرًع ٍب تبقع دٕع ي ٗبأ ٍع ٔ مثي ّبهق رٛ ٗهع ىه ي ا ِٔر ( ّهًع ف

Artinya:

Barangsiapa yang menunjukkan sesuatu yang baik dia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengerjakannya. (HR Muslim 8/61)

Jelaslah, dinul Islam sangat mendorong, agar kaum muslimin mukmin menjadi kaum yang kreatif dan penuh inovatif. Seorang kreator dan seorang inovator yang di dalam berkreasi dan berinovasi tidak bertentangan dengan Neraca Syariat, atau menyelisihi sunnah Rasulullah SAW.

D. Kinerja Perusahaan

1. Pengertian Kinerja Perusahaan

(56)

untuk mengantisipasi tidak tersedianya data-data kinerja perusahaan secara obyektif dalam sebuah penelitian, dimungkinkan untuk menggunakan ukuran kinerja secara subyektif yang didasarkan pada persepsi manajer.

JGlucck (2009) mengemukakan bahwa kinerja merujuk pada tingkat pencapaian prestasi dari perusahaan dalam periode waktu tertentu. Kinerja perusahaan adalah hal yang sangat menentukan dalam berkembangnya perusahaan. Di sisi lain, kinerja suatu bisnis merupakan hasil-hasil fungsi pekerjaan kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mecapai tujuan organisasi dalam periode tertentu. Adapun fungsi pekerjaan yang terkait dengan kinerja bisnis yaitu strategi perusahaan, pemasaran, operasional, sumber daya manusia dan keuangan (Pandutika, 2013). Campbell, et. al (Cascio, 1998) menyatakan bahwa kinerja sebagai sesuatu yang tampak, dimana individu relevan dengan tujuan organisasi. Bernardin & Russell (1998), Cascio (1998), kinerja adalah catatan mengenai akibat-akibat yang dihasilkan pada sebuah fungsi pekerjaan atau aktifitas selama periode tertentu yang berhubungan dengan tujuan organisasi. Miner (1992), kinerja merupakan suatu yang lazim digunakan untuk memantau produktifitas kerja sumber daya manusia baik yang berorientasi produksi barang, jasa maupun pelayanan. Mc Cloy et. al, Schultz, Cherington, Motowidlo & Van Scotter (1994), mengatakan bahwa kinerja juga bisa berarti perilaku-perilaku atau tindakan-tindakan yang relevan terhadap tercapainya tujuan organisasi (goal-relevant action). Menurut Welbourne et. al, (1998) dalam Rotundo & Sackett

(57)

mendefinisikan bahwa kinerja merupakan semua tindakan atau perilaku yang dikontrol oleh individu dan memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan-tujuan dari organisasi.

Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para anggotanya. Keberhasilan dalam mencapai tujuan perusahaan merupakan prestasi manajemen. Penilaian prestasi atau kinerja suatu perusahaan diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik pihak internal maupun eksternal. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan. Dari sudut pandang teoritis, beberapa penulis memberikan artikulasi kinerja perusahaan dengan cara yang berbeda. Secara komperehensif, wita (2000) menjelaskan kinerja sebagai suatu keterkaitan antara variabel perilaku (processess), ouput dan outcomes (value added or impact). Chakravarthy (1986) menyatakan

(58)

Baird (1986) mengartikan kinerja sebagai tindakan (kata kerja) bukan sebagai peristiwa (kata benda). Kinerja merupakan suatu tindakan yang terdiri atas beberapa unsur dan bukan hasil dalam sekejap saja. Kinerja merupakan sebuah konsep multidimensional dan hubungan antara orientasi wirausaha dan kinerja dapat tergantung pada indikator-indikator yang digunakan untuk mengakses kinerja (Lumpkin & Dess, 1996). Banyak kajian empiris yang melaporkan banyaknya perbedaan indikator-indikator kinerja (misalnya kajian Combs, Crook & Shook, 2005; Venkataraman & Ramanujam, 1986); umumnya adalah perbedaan antara ukuran kinerja finansial dan kinerja nonfinansial. Simamora (2001:327) mengatakan bahwa kinerja merupakan suatu pencapain persyaratan-persyaratan pekerjaan tertentu yang akhirnya secara langsung dapat tercermin dari output yang dihasilkan baik jumlah maupun kualitasnya. Output yang dihasilkan sebagaimana yang dikatakan simamora di atas dapat berupa fisik maupun nonfisik. Hal ini ditegaskan oleh Nawawi (1997:234) yang menyebut kinerja dengan isitilah karya, yaitu suatu hasil pelaksanaan suatu pekerjaan, baik bersifat/material maupun non fisik/non material Pada organisasi kerja dimana outputnya dapat terindentitifikasi secara individu dalam bentuk kuantitas seperti pabrik rokok, indikator kinerja pekerjanya dapat diukur dengan mudah, yaitu dari besarnya output yang dicapainya dalam kurun waktu tertentu. Namun pada unit kerja kelompok atau tim, kinerja tersebut agak sulit teridentifikasi secar kuantitas secara individual.

(59)

mengukur faktor-faktor seperti pertumbuhan penjualan dan ROI (Smith, 1976). Berkaitan dengan kinerja finansial, seringkali terjadi konvergensi yang rendah antara indikator-indikator yang berbeda (Murphy, Trailer & Hill, 1996). Pengukuran kinerja perusahaan yang terlalu ditekankan pada sudut pandang finansial sering menghilangkan sudut pandang lain yang tentu saja tidak kalah pentingnya. Seperti, pengukuran kepuasan pelanggan dan proses adaptasi dalam suatu perubahan sehingga dalam suatu pengukuran kinerja, diperlukan suatu keseimbangan antara pengukuran kinerja finansial dan pengukuran kinerja non finansial. Keseimbangan antara pengukuran kinerja finansial dan non finansial ini akan dapat membantu perusahaan dalam mengetahui dan mengevaluasi kinerjanya secara keseluruhan (Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 2, No. 1, Mei 2000: 23).

Menurut Anthony, Banker, Kaplan dan Young (1997), untuk mengukur kinerja sebaiknya menggunakan Balanced Scorecard yaitu suatu alat pengukur kinerja perusahaan yang mengukur kinerja perusahaan secara keseluruhan baik secara keuangan maupun non keuangan dengan menggunakan 4 (empat) perspektif yaitu: perspektif keuangan (Financial), perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Balanced scorecard tidak hanya dinyatakan dalam ukuran keuangan saja, melainkan dinyatakan dalam ukuran dimana perusahaan tersebut menciptakan nilai terhadap pelanggan yang ada pada saat ini dan akan datang.

(60)

Robert Kaplan mempertajam konsep pengukuran kinerja dengan menentukan suatu pendekatan efektif yang seimbang (balanced) dalam mengukur kinerja perusahaan. Pendekatan tersebut berdasarkan 4 perspektif yaitu keuangan (financial), pelanggan, proses bisnis internal dan pembelajaran serta pertumbuhan. Keempat perspektif ini menawarkan suatu keseimbangan antara tujuan jangka pendek dan jangka panjang, hasil yang diinginkan (Outcome) dan pemicu kinerja (performance drivers) dari hasil tersebut, dan tolok ukur yang keras dan lunak serta subjektif (Majalah Ilmiah Unikom, vol.6, hlm. 51-59).

2. Indikator Kinerja Perusahaan

Kaplan dan Norton (1996), mengemukakan bahwa ada empat perspektif untuk membentuk kerangka kerja balanced scorecard:

a. Perspektif Keuangan

(61)

tiap tahapan memiliki sasaran yang berbeda, sehingga penekanan pengukurannya pun berbeda pula. (a) Growth (berkembang), adalah tahapan awal siklus kehidupan perusahaan dimana perusahaan memiliki produk atau jasa yang secara signifikan memiliki potenssi pertumbuhan yang baik. (b) Sustain (bertahan) adalah tahapan kedua dimana perusahaan masih melakukan investasi dan reinvestasi dengan mangisyaratkan tingkat pengembalian terbaik. Dalam tahap ini, perusahaan mencoba mempertahankan pangsa pasar yang ada bahkan mengembngkannya , jika mungkin. (c) Harvest (panen) adalah tahapan ketiga dimana perusahaan benar-benar memanen /menuai hasil investasi ditahap-tahap sebelumnya. Sasaran keuangan adalah hal yang utama dalam tahap ini, sehingga diambil sebagai tolak ukur, yaitu memaksimumkan arus kas masuk dan pengurangan modal kerja.

b. Perspektif pelanggan

(62)

c. Perspektif Bisnis internal

Disini manajemen mengidentifikasi proses internal bisnis yang yang kritis yang harus diunggulkan perusahaan. Scorecard dalam perspektif ini memungkinkan manajer untuk mengetahui seberapa baik bisnis mereka berjalan dan apakah produk/jasa mereka sesuai dengan spesifikasi pelanggan. Perspektif ini harus didesain dengan hati-hati oleh mereka yang paling mengetahui misi perusahaan yang mungkin tidak dapat dilakukan oleh konsultan luar.

d. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

(63)

3. Kinerja Perusahaan Dalam Pandangan Islam

Telaah teks Al- Qur‟an tentang kinerja: Firman Allah dalam Q.s An Nisaa‟:29-30







sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu [287]; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.

30. Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, Maka kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. yang demikian itu adalah mudah bagi Allah (Departemen Agama:1971, hal.122).

Penjelasan ayat:

[287] larangan membunuh diri sendiri mencakup juga larangan membunuh orang lain, sebab membunuh orang lain berarti membunuh diri sendiri, Karena umat merupakan suatu kesatuan (Departemen Agama:1971, hal.122).

(64)

Dan, Firman Allah dalam Q.s Al-Ahqaaf :19 kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan) pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan (Departemen Agama:1971, hal.825).

Adapun maksud dari ayat di atas yaitu : Dari ayat tersebut bahwasanya Allah pasti akan membalas setiap amal perbuatan manusia berdasarkan apa yang telah mereka kerjakan. Artinya jika seseorang melaksanakan pekerjaan dengan baik dan menunjukkan kinerja yang baik bagi organisasinya maka ia akan mendapat hasil yang baik pula dari kerjaannya dan akan memberikan keuntungan bagi organisasinya.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu „anhu, bahwa dia mendengar Rasulullah SAW bersabda:

( ٖ ر خب ا ِأ ر, ىه ي ِا ٔر )تمربهن تقحًي تعه هن تقفتي فهخنا:لله ا ل ٕس ر مق ة رٚ رْ ٗب ا ٌءؤ

Artinya:

Sumpah itu (memang biasanya) melariskan dagangan jual beli namun bisa menghilangkan berkahnya(HR. Al-Bukhari no. 1945 dan Muslim no. 1606).

E. Kerangka Pikir Penelitian

(65)

Gambar 2.3 Kerangka Pikir Penelitian

Orientasi Kewirausahaan

( )

Inovasi Produk ( )

(66)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Metode kuantitatif, yaitu suatu konsep/ide diukur dengan menggunakan teknik yang menghasilkan angka-angka (Yuyun Wahyuni, SE, M.Si; Dasar-Dasar Statistik Deskriptif, 2011 hal.3). Angka ini yang dianggap mewakili konsep/ide kemudian di analisis. Metode kuantitatif digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Prof. Dr. Sugiyono; Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), 2014 hal.11). Adapun menurut tingkat ekspklanasinya (Tingkat kejelasan) penelitian ini menggunakan rumusan masalah asosiatif, yaitu suatu rumusan masalah bersifat menayakan hubungan antara dua variabel atau lebih (Prof. Dr. Sugiyono; Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), 2014 hal.61).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

(67)

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah UKM kota Makassar yang bergerak di bidang Usaha kuliner (makanan/minuman) yang terdaftar di Dinas koperasi dan UMKM Kota Makassar tahun 2014 maupun yang belum terdaftar di Dinas Koperasi dan UMKM Kota Makassar. Dengan jumlah populasi sebanyak 84 UKM yang terdaftar di Dinas Koperasi dan UMKM Kota Makassar tahun 2014 dan 38 UKM yang belum terdaftar di Dinas Koperasi dan UMKM Kota Makassar.

2. Sampel

(68)

tidak acak. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan probability sampling dengan metode random sederhana (simple random sampling). Dimana

random sederhana merupakan metode pengambilan sampel dimana objek-objek yang akan dijadikan sampel diambil secara acak dan tidak memperhatikan strata (tingkatan) yang ada di populasi. Adapun sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 42 responden .

C. Jenis Data

(69)

D. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2013:224) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu:

1. Angket (Kuesioner)

Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk menggali data sesuai dengan permasalahan penelitian. Menurut Masri Singarimbum, pada penelitian survei, penggunaan angket merupakan hal yang paling pokok untuk pengumpulan data di lapangan. Hasil kuesioner inilah yang akan diangkakan (kuantifikasi), disusun tabel-tabel dan dianalisa secara statistik untuk menarik kesimpulan penelitian. Dalam penelitian ini, jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup dimana jawaban dan pertanyaan sudah disediakan oleh peneliti. skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert, skala ini disebut juga sebagai method of summated ratings karena nilai peringkat setiap jawaban atau tanggapan

(70)

a. (SS) =Sangat Setuju bobot jawaban 5

b. (S) =Setuju bobot jawaban 4

c. (CS) =Cukup Setuju bobot jawaban 3

d. (TS) =Tidak Setuju bobot jawaban 2

e. (STS) =Sangat Tidak Setuju bobot jawaban 1

Ciri khas dari skala Likert adalah makin tinggi skor yang diperoleh oleh seorang responden merupakan indikasi bahwa responden tersebut sikapnya makin positif terhadap obyek yang ingin diteliti oleh peneliti.

2. Dokumen

Menurut Sugiyono (2013:240) dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), cerita, biografi, peraturan, kebijakan, laporan berkala, jadwal kegiatan, peraturan pemerintah,surat-surat resmi, bahkan statistik dan lain sebagainya.

E. Teknik Analisis Data

1. Validitas & Reliabilitas

Teknik analisis data untuk mengukur variabel-variabel dalam penelitian ini, menggunakan software SPSS, dengan cara memasukkan hasil dari operasionalisasi variabel yang akan di uji

(71)

a. Uji validitas

Uji validitas untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefenisikan suatu variabel.Menilai masing-masing butir pertanyaan dapat dilihat dari nilai corrected item-total correlation (Bhuono Agung Nugroho, Strategi Jitu: Memilih Metode Statistik Penelitian Dengan SPSS .Yogyakarta : Andi Offset, 2005,h.67-68). Suatu butir pertanyaan dikatakan valid jika nilai r-hitung yang merupakan nilai dari corrected item-total correlation › dari r-tabel yang diperoleh melalui Df (Degree of Freedom )(Bhuono Agung Nugroho,S trategi Jitu: Memilih Metode Statistik Penelitian

Dengan SPSS hlm.72). Pada tingkat kesalahan 5% yaitu 0.304.Jadi ketika r-hitung › dari 0.304 maka suatu butir pertanyaan dikatakan valid. Untuk menguji

valid tidaknya pertanyaan dapat dilakukan melalui program komputer (Excel Statistic Analysis & SPSS).

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner. Alat ukur yang akan digunakan adalah cronbachalpha melalui program komputer Excel Statistic Analysis & SPSS. Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan

(72)

2. Uji Asumsi Klasik

Terdapat beberapa macam asumsi yang harus dipenuhi dalam analisis regresi. Sehingga persamaan yang dihasilkan akan valid jika digunakan untuk memprediksi. Asumsi-asumsi tersebut antara lain:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan salah satu bagian dari uji persyaratan analisis data atau uji asumsi klasik. Artinya, sebelum melakukan analisis sesungguhnya data penelitian tersebut harus diuji kenormalan distribusinya. Menurut Ghozali (2006) uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel bebas dan variabel terikat memiliki distribusi normal atau tidak. Sebab, model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas yaitu: (1) Jika nilai signifikan > 0,05 maka data tersebut dinyatakan berdistribusi normal. (2) Jika nilai signifikan < 0,05 maka data tersebut dinyatakan tidak normal. b. Uji Autokorelasi

(73)

autokorelasi. (2) Apabila du ≤ DW ≤ du atau 4-du ≥ DW ≥ 4-dl, maka tidak ada kesimpulan yang dapat di ambil. (3) Dw< dl, maka autokorelasi positif. (4) DW > 4-dl, maka autokorelasi negatif.

c. Uji Heteroskedatisitas

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah variabel pengganggu memiliki varian yang sama atau tidak. Untuk melihat ada tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat grafik plot anatara nilai prediksi variabel terikat yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot anatara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah dipresdiksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi –Y sesungguhnya) yang telah di studentized. Dasar analisisnya yaitu: (1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka akan mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. (2) Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, Dwi Priyanto(2009).

d. Uji Multikolinieritas

Gambar

Tabel Durbin Watson ........................................................................
Tabel 1.1 Indikator-indikator variabel
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.3 Kerangka Pikir Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pertanyaan penelitian yang telah disebutkan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) Mengetahui latar belakang XM Gravity menggunakan game Go

Mengingat luasnya ruang lingkup permasalahan maka untuk memudahkan dalam malaksanakan penelitian, penulis merasa perlu membatasi masalah yang akan diteliti sehingga penelitian

1) Mahasiswa melakukan perencanaan, dalam perencanaan ini mahasiswa wajib menentukan sekolah mana yang harus mereka tuju untuk melakukan riset mini. 2) Mendesain, pada tahap

Peneliti ingin mengetahui unsur pembangun atau intrinsik yang ada di dalam novel tersebut, antara lain: tema yang ada, amanat yang ingin disampaikan oleh pengarang,

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dalam memberikan informasi dan perluasan teori dibidang psikologi klinis, yaitu mengetahui kontribusi

Dalam hal ini keterkaitannya dengan makna budaya berjilbab adalah di mana pada saat ini banyak orang memakai jilbab bukan karena dia ingin benar-benar memakai jilbab dan

Adapun penelitian yang hendak penulis lakukan berbeda dengan sebelumnya, yaitu membahas Profil Guru Ideal yang lebih terfokus pada profil guru dalam menjalani

Rakan sekerja mempunyai peranan penting dalam meningkatkan tahap keselamatan dan kesihatan sesebuah organisasi dengan cara menjadi contoh terbaik, memberi tunjuk ajar dan