• Tidak ada hasil yang ditemukan

ORIENTATION OF MEANING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ORIENTATION OF MEANING"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ORIENTATION OF MEANING

TEKNIK

A.

ORIENTATION OF MEANING

(Engel, 2014a: 81-89)

Teknik ketujuh adalah meaning orientation dengan pendekatan penemuan makna. Media yang dipakai adalah lima jurus untuk makna. Sasarannya adalah potensi diri, aktivitas diri, dan evaluasi diri positif. Tujuannya adalah memperoleh healthy spiritual self-esteem dan

menemukan makna hidup.

Pada teknik ketujuh ini, konselor dan klien mendengarkan satu sama lain saat mereka berdialog. Konselor tidak hanya berorientasi

pada klien, tetapi terhadap makna. Konselor mendengarkan jejak makna

dalam apa yang klien katakan, dan mencoba untuk membangkitkan

kekuatan klien sendiri dalam mengorientasikan diri terhadap makna.

Teknik ini berhasil, apabila konselor dan klien mengarahkan diri terhadap makna, dan harus kreatif untuk menemukan makna. Makna tidak diberikan oleh konselor juga bukan oleh klien. Sebaliknya, dalam

proses logo konseling, makna ditemukan sebagai upaya kerja sama antara klien dan konselor. Beberapa prinsip yang membantu klien

(2)

Frankl (2000:123, 124) mengungkapkan ada 3 ragam nilai yang dapat menjadi sumber makna hidup yaitu:

Creative Values

1. (nilai kreatif) yang meliputi kerja, karya, mencipta.

Nilai ini lebih menunjukkan bagaimana individu harus berkarya dan dalam karya itu menjelaskan tentang kualitas hidup yaitu cara menghargai, menghormati, dan bertanggung jawab terhadap apa yang individu lakukan, peroleh maupun yang dialaminya. Dalam pengertian

bahwa kualitas hidup adalah kontribusi (donasi) yang dapat individu berikan dalam situasi dan hubungan yang dialaminya. Dengan kata lain, nilai kreatif itu bukan bergantung pada seberapa yang kita peroleh secara kuantitas (durasi) tetapi lebih pada seberapa hidup kita berkualitas dan bermakna bagi orang lain dan bagi diri sendiri. Kualitas itu pulalah yang memampukan individu memilah, membedakan, memisahkan, dan melepaskan untuk membuat jarak antara fenomena apapun yang dialaminya dengan dirinya sendiri (self-detachment),

sehingga individu dapat keluar dari masalahnya untuk melakukan transendensi diri. Makna hidup dapat dirasakan individu jika proses-proses tersebut dijalankan dengan baik dan benar.

Experience Values

2. (nilai pengalaman) yang meliputi kebenaran, keindahan, kasih, dan keyakinan diri.

Apapun yang bisa dilakukan individu berusahalah untuk menemukan kebenaran, keindahan, dan cinta, karena nilai-nilai tersebut dapat memberikan makna sebanyak nilai-nilai daya cipta. Nilai tersebut tercipta dalam perjumpaan individu dengan dunia di luar dirinya. Dalam perjumpaan itu individu perlu melakukan suatu eksplorasi diri untuk mengetahui kekuatan dan kelemahannya bagi pengembangan dirinya secara inovatif. Ada makna yang harus ditemukan melalui suatu proses melampaui dirinya sendiri (self-transcendence), bahwa

setiap individu punya potensi untuk melihat makna di balik semua situasi yang dialaminya. Individu dapat mengakses kemampuan daya

(3)

batinnya untuk transendensi-diri dan memobilisasi keinginannya untuk makna yang selalu mencari nilai transenden.

Attitudinal Values

3. (nilai sikap) yang meliputi penerimaan dalam mengambil sikap

yang tepat terhadap derita yang tidak

dapat dihindari.

Situasi apapun yang dialami individu memberikan kesempatan yang sangat besar bagi individu menemukan makna hidupnya, jika individu dapat menerima dengan penuh ketabahan, kesabaran, dan keberanian segala bentuk penderitaan sekalipun. Hal tersebut

membangkitkan kesadaran diri (self-awareness) yang dalam sehingga individu dapat melakukan penyesuaian, instropeksi, dan membuka diri terhadap hal-hal baru yang inovatif untuk mengembangkan harapan yang realistis dan evaluasi diri yang seimbang. Hidup tetap berpotensi untuk memiliki makna dalam kondisi apapun, bahkan dalam kondisi yang paling menyedihkan, karena individu memiliki kapasitas untuk mengubah aspek-aspek hidup yang negatif menjadi sesuatu yang positif dan konstruktif. Dengan kata lain, yang paling penting adalah memanfaatkan yang terbaik dari setiap situasi, maka nilai-nilai yang dianut oleh individu tetap melekat bersamanya.

Frankl menyebut ketiga nilai itu sebagai spiritualitas yang

terintegrasi. Maksudnya, penyatuan nilai-nilai itu membentuk keseimbangan pribadi secara total dan pada tingkat ini individu dapat mencapai kepuasan yang memberi makna bagi kehidupannya. Dengan kata lain, nilai-nilai itu adalah dimensi spiritual yang merupakan inti

dari meaning of life. Nilai-nilai tersebut menggambarkan a process of spiritual approach (suatu proses pendekatan spiritual) dalam menangani ketidakmampuan spiritual untuk mengatasi masalah

(4)

APLIKASI

B.

WEBSITEORIENTATION OF MEANING

Berikut ini merupakan cuplikan tampilan aplikasi website logo

konseling dari proses sesi ketujuh.

Gambar 25 Tampilan Aplikasi Website Logo Konseling pada Sesi 7 Perlu diketahui pula, jika klien sudah menginjak pada tahap sesi 5 sampai dengan sesi 7, maka konselor bisa melakukan voice call maupun

video call dengan klien dan lebih private lagi. Berikut cuplikan aplikasi website saat konselor melakukan proses video call dengan kliennya.

Gambar 26 Tampilan Konselor Memulai Voice Call dengan Klien

Orientation of Meaning

adalah orientasi makna terhadap

masalah dengan maksud memenuhi keinginan untuk makna dan

tujuan hidup. Keinginan untuk makna (

The will of meaning)

(5)

bertujuan memperoleh

healthy self-esteem

dan menemukan

makna hidup adalah dorongan

spiritual untuk melakukan

berbagai kegiatan agar hidupnya dirasakan berarti dan berharga.

Keinginan untuk makna adalah dasar perjuangan pribadi setiap

individu untuk menemukan dan memenuhi makna dan tujuan

hidupnya. Hal tersebut dapat

memberdayakan manusia untuk

mengatasi keadaan yang luar biasa dalam hidup, yang

berorientasi

proses dengan fokus utama pada spiritualitas dan makna hidup

.

Bertolak dari pengalaman manusia yang unik seperti sukacita,

rasa percaya, dan penghargaan dirinya, maka penemuan makna

yang bersumber pada kepercayaan diri mengembangkan

kesadaran dirinya.

Gambar 27 Tampilan Konselor Memulai Video Call dengan klien

Konselor membantu klien memperoleh healthy self-esteem dan

menemukan makna hidup. Konselor meminta klien membuat pilihan

yang dapat mengubah sikapnya. Klien mengalami perkembangan

positif dan penyembuhan aspek sikap barunya. Pada titik ini, klien terbuka bagi orientasi baru untuk makna. Media yang dipakai adalah

lima jurus untuk makna. Tujuannya adalah memperoleh harga diri

(6)

Pilihan-pilihan untuk mengubah sikap klien

Apakah anda sadar dan menerima kenyataan bahwa anda

pernah menjadi korban kekerasan fisik, psikis, dan seksual?

Apakah anda merasakan ada hikmat dengan peristiwa tersebut?

Apakah ada makna yang anda temukan melalui preseden buruk

tersebut? Apakah anda berharga dan berguna setelah anda

diterima oleh keluarga dan teman? Apakah bersama keluarga

dan teman adalah hal yang terindah dalam hidup anda? Apakah

harapan anda memiliki tujuan hidup tercapai, apabila mendapat

kesempatan bermain, belajar dan bekerja? Apakah anda optimis

menjadi tulang punggung keluarga yang sukses? Apakah hidup

yang anda jalani sungguh bermakna bagi anda dan keluarga?

Apakah anda telah melupakan masa lalu yang kelam dan

menikmati hidup dengan harapan baru? Apakah anda dihormati

orang lain karena anda berguna dan berharga bagi mereka?

Apakah anda bahagia dapat memperbaiki keadaan ekonomi keluarga? (ya/tidak). Apakah anda bangga bisa menanggapi dan menjawab pertanyaan? (ya/tidak). Apakah anda diharapkan dan diinginkan dalam keluarga oleh saudara-saudara lain? (ya/tidak). Apakah anda berharga karena mendapat perhatian berlebihan dari keluarga? (ya/tidak). Apakah lingkungan masyarakat terdekat anda kebanyakan memiliki perilaku positif?

Apakah anda menyukai tempat, orang, atau pikiran yang mengingatkan pada preseden buruk, setelah anda memaafkan mereka yang pernah menjerat anda? (ya/tidak). Yakinkah anda bahwa tanpa merokok, alkohol, penyalahgunaan zat dan obat-obatan terlarang, anda tetap optimis memperjuangkan dan melanjutkan hidup ini? (ya/ tidak). Bukankah dengan berperan sebagai istri/suami pendamping suami/istri dan orang tua bagi anak-anak, anda berharga bagi mereka? (ya/tidak). Yakinkah anda memiliki harapan masa depan bersama keluarga? (ya/tidak). Apakah bersama keluarga, anda mengembangkan harapan realistis dan evaluasi diri seimbang untuk mencapai tujuan dan

(7)

ARAHAN UNTUK KONSELING

C.

Five Springboard

1.

Choices

a.

Klien punya pilihan dapat mengubah sikap terhadap situasi tertentu. Menurut Wilson dan Barnes (Marshall, 2009:63) semakin banyak pilihan yang klien lihat dalam situasi, semakin tersedia makna, bahwa pilihan klien termasuk perubahan sikap dalam situasi yang tidak dapat diubah. Menurut Lukas (Marshall, 2009:63) mengungkapkan bagaimana mengandalkan sumber daya klien dalam mengelola krisis emosionalnya dengan menjadi lebih sadar pada pilihannya. Hal tersebut terdiri dari lima pertanyaan untuk dijawab: “Apakah masalah anda? Di mana kebebasan anda? Pilihan mana yang mungkin anda miliki? Mana yang paling bermakna? Anda ingin mengaktualisasikan makna ini: Apakah langkah pertama di dalam pilihan langsung?”

Uniqueness

b.

Logotherapy melihat orang sebagai yang unik dalam hidupnya, dan hidup sebagai rangkaian situasi yang diulang. Ketika seseorang menjadi sadar akan keunikan pribadinya, maka hidupnya akan terasa bermakna. Yang menentukan bahwa seseorang itu unik adalah hubungan dan kreativitasnya. Ungar (Marshall, 2009:63) menggambarkan bagaimana keunikan dan singularitas dapat terlihat dalam refleksi tentang kehidupan seseorang, bahkan dengan tragedi, dan cara di mana refleksi tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan yang berorientasi makna melalui (a) Mengevaluasi kehidupan klien dengan cara terlibat dalam perilaku bermanfaat. Pendekatan tantangan dengan pikiran terbuka. Stop menghindari, melarikan diri, dan

perilaku keselamatan. (b) Klien mempunyai power untuk menyikapi

setiap situasi yang dialaminya dengan cara berperilaku positif dan mengkonfirmasi keyakinan inti baru.

(8)

Tanggung Jawab

c.

Hidup klien akan lebih bermakna jika klien belajar untuk

mengambil tanggung jawab, klien memiliki kebebasan memilih,

dan jika klien belajar untuk tidak merasa bertanggung jawab akan menghadapi nasib yang tak dapat diubah. Kebebasan tanpa tanggung jawab tidak menghasilkan makna, tetapi kekacauan. Kebebasan memilih harus dibarengi dengan tanggung jawab yang menyebabkan tindakan bermakna.

Transendensi-diri

d.

Transendensi-diri merupakan kapasitas klien untuk me-nemukan makna dengan menyertakan orang lain dalam cinta demi kepentingannya sendiri. Pendekatan ini akan membantu klien memanfaatkan kemampuan transendensi diri (self-transcendence)

yang dimilikinya. Klien memiliki kemampuan untuk membebaskan diri dan tidak lagi memperhatikan kondisi yang tidak nyaman, tetapi mampu mengalihkan dan mencurahkan perhatiannya kepada hal-hal yang positif dan bermanfaat yang berorientasi pada makna dan tujuan hidup yang jelas.

Find meaning of life

e.

Caranya adalah pikirkan tentang keterampilan yang telah anda pelajari dan apa yang telah membantu dalam menangani low self-esteem anda (misalnya, menantang/bereksperimen dengan harapan bias dan evaluasi diri yang negatif, memperhatikan kualitas positif, terlibat dalam kegiatan yang menyenangkan dan prestasi, memperlakukan diri dengan ramah). Klien pertama-tama dibantu untuk menyadari kemampuan atau potensinya yang tidak digunakan atau terlupakan. Ini merupakan suatu jenis daya penarik terhadap nilai-nilai klien yang terpendam. Ketika nilai-nilai tersebut dapat diungkapkan dalam proses konseling maka akan muncul suatu perasaan unik, berguna, dan berharga dari dalam diri klien.

(9)

PROSES KONSELING

D.

Tabel 9. Proses Konseling Teknik

Orientation of Meaning

TAHAP AWAL TAHAP REALISASI MAKNA TAHAP AKHIR

a. Konselor dan klien mendengarkan satu sama lain saat mereka berdialog. b. Konselor tidak

hanya berorientasi pada klien, tetapi terhadap makna, dan mendengarkan jejak makna dalam apa yang klien katakan. c. Konselor mencoba untuk membangkitkan kekuatan klien sendiri dalam mengorientasikan diri terhadap makna.

Klien terbuka bagi d.

orientasi baru untuk makna.

a. Konselor menjelaskan kepada klien tentang kualitas hidup yaitu cara menghargai,

menghormati,

dan bertanggung jawab terhadap apa yang klien lakukan, peroleh maupun yang dialaminya.

b. Konselor menjelaskan kepada klien bahwa kualitas hidup adalah kontribusi (donasi) yang dapat klien berikan dalam situasi dan hubungan yang dialaminya.

c. Konselor menjelaskan kepada klien tentang

nilai kreatif yang

dimilikinya, itu bukan bergantung pada seberapa yang klien peroleh secara

kuantitas (durasi)

tetapi lebih pada seberapa hidup klien berkualitas dan bermakna bagi orang lain dan bagi dirinya sendiri.

a. Konselor meyakinkan klien bahwa yang

paling penting dalam

hidupnya adalah

memanfaatkan yang terbaik dari setiap

situasi, maka nilai-nilai yang dianut oleh klien tetap melekat bersamanya. b. Konselor meyakinkan

klien bahwa hidup tetap berpotensi untuk memiliki makna dalam kondisi apapun, bahkan dalam kondisi yang paling menyedihkan, karena klien memiliki kapasitas untuk mengubah aspek-aspek hidup yang

negatif menjadi sesuatu yang positif

dan konstruktif.

c. Konselor

menjelaskan kepada klien bahwa dengan kesadaran diri yang mendalam terhadap derita yang dialaminya,

(10)

TAHAP AWAL TAHAP REALISASI MAKNA TAHAP AKHIR d. Konselor menjelaskan

kepada klien bahwa pengalaman hidupnya masa lalu dan masa kini mempunyai

nilai yang meliputi

kebenaran, keindahan, cinta kasih dan keyakinan diri. e. Konselor mendorong

klien berusaha untuk menemukan kebenaran, keindahan, cinta kasih, dan keyakinan diri karena nilai-nilai tersebut dapat memberikan makna kehidupan bagi dirinya dan orang lain.

f. Konselor menjelaskan kepada klien bahwa nilai-nilai tersebut tercipta dalam perjumpaan klien dengan dunia di luar dirinya, melalui berbagai masalah dan pengalaman hidup dengan orang lain, pengetahuan membaca buku, media massa (Koran, majalah,

televisi, video film

dan media elektronik

lainnya), peristiwa dan

kejadian-kejadian yang mendorong klien melakukan penyesuaian, instropeksi dan membuka diri terhadap hal-hal

baru yang inovatif

untuk memperoleh penghargaan atas dirinya serta pencapaian tujuan dan makna hidupnya.

(11)

TAHAP AWAL TAHAP REALISASI MAKNA TAHAP AKHIR dialaminya sendiri

maupun bersama orang lain.

g. Konselor meyakinkan klien bahwa klien mempunyai potensi untuk melihat makna di balik semua situasi yang dialaminya. h. Konselor menjelaskan

kepada klien

bahwa tindakan dan setiap perilaku

yang dilakukannya mempunyai nilai yang

meliputi penerimaan

dalam mengambil sikap yang tepat terhadap derita yang

tidak dapat dihindari.

i. menjelaskan kepada klien bahwa situasi apapun yang dialami klien memberikan kesempatan yang sangat besar bagi klien menemukan makna hidupnya, jika klien dapat menerima dengan penuh ketabahan, kesabaran dan keberanian segala bentuk penderitaan sekalipun.

(12)

TUJUAN TEKNIK DAN SASARAN

PENCAPAIAN MEDIA EVALUASI

Tujuannya adalah a. klien memperoleh healthy self-esteem serta menemukan makna dan tujuan hidup.

Sasarannya adalah b.

klien memiliki

potensi, aktivitas,

dan evaluasi diri

positif.

Lima jurus untuk makna Sesi ini berhasil apabila klien berhasil menemukan makna dan tujuan hidup serta penghargaan atas dirinya.

Pendekatan logo konseling menghasilkan tujuh teknik dan strategi layanan konseling yang menangani akar permasalahan dan bukan pada faktor penyebab permasalahan. Akar permasalahan berhubungan dengan ketidakmampuan pribadi setiap individu dalam mengatasi masalah fisik, psikis, dan seksual. Oleh karena itu, penanganannya

harus ditelusuri pengalaman hidup di awal tahun kehidupan yaitu 0 – 5 tahun, yang menjadi dasar pembentukan karakter seseorang untuk kehidupan di masa depannya.

Gambar

Gambar 26 Tampilan Konselor Memulai Voice Call dengan Klien
Gambar 27 Tampilan Konselor Memulai Video Call dengan klien
Tabel 9. Proses Konseling Teknik Orientation of Meaning

Referensi

Dokumen terkait

Pada pengujian calon induk dari 24 famili yang dihasilkan secara komunal diperoleh keragaan pertumbuhan terbaik pada populasi persilangan antara betina GIMacro dengan jantan Musi

Terminal Bus juga merupakan suatu area dan fasilitas yang di dalamnya terdapat interaksi berbagai elemen seperti manusia (penumpang, pedagang dan kru bus), fasilitas

bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk mengikatkan diri dalam Kesepakatan Bersama tentang Kerja Sama Pengawasan Obat dan Makanan, dengan ketentuan

Ph.D, selaku Ketua Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan merangkap Dosen Pembimbing yang telah memberikan penulis dorongan, masukan dan saran yang berguna dalam

Penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian autentik yang menilai kesiapan peserta didik, proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan ketiga

Sedangkan dari Tabel 2 dapat disimpulkan bahwa pada bila client meminta file streaming satu atau dua file, kedua file tersebut dapat di-streaming dan dinikmati dengan lancar, hal

Secara umum dalam penelitian ini telah ditunjukan mengenai hubungan fungsional antara variabel bebas dan variabel tak bebas dimana variabel tak bebas disini berbentuk proporsi,

Alasan berikutnya kenapa mereka memunculka nama selain Afnan Hadikusumo adalah karena mereka tidak merasa kenal dan dekat dengan sosok yang diusung oleh Pimpinan