• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. mengantarkan generasi muda menjadi Sumber Daya Manusia yang tangguh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. mengantarkan generasi muda menjadi Sumber Daya Manusia yang tangguh"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pemerintah sudah menyadari betapa strategisnya peran guru dalam mengantarkan generasi muda menjadi Sumber Daya Manusia yang tangguh menggali ilmu, cakap, beriman dan bertaqwa, sehingga mampu mewujudkan suatu kesejahteraan bersama. Guru sebagai salah satu sumber daya manusia mempunyai peranan yang cukup penting dalam proses pendidikan. Pentingnya peranan guru dalam proses pendidikan telah menimbulkan semacam keyakinan, bahwa tingkat rendahnya pendidikan banyak ditentukan oleh kualitas guru. Sebagai jabatan profesional, sudah selayaknya guru memperoleh jaminan hidup yang layak dan memadai, karena akan menyebabkan kepuasan kerja,tetapi juga memungkinkan seorang professional menggunakan waktu penuh untuk menjalankan pekerjaannya.

Menurut UU NO. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen (Sofyan Anif dan Harsono 2010:2), ”Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah, selain tugas tersebut tugas dan profesi guru dalam kerasulan dan kewahyuan antara lain: membimbing peserta didik untuk menemukan jati dirinya dalam perannya sebagai khafilah di muka bumi, membimbing kearah pencerahan dan jalan lurus serta membangun

(2)

mesa dapan manusia, menjadi manusia dewasa hingga dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi sendiri.

Ditetapkannya Undang-Undang nomor 14 Tahun 2004 tentang guru dan dosen merupakan dasar kebijakan untuk memperkuat eksistensi tenaga kependidikan sebagai tenaga profesional. Sertifikat pendidik adalah bukti pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional, maka guru dituntut bersikap profesional dalam melaksanakan tugasnya. Kinerja guru untuk meningkatkan kualitas profesi yang muaranya adalah meningkatkan kualias pendidikan. Guru merupakan kunci keberhasilan sebuah lembaga pendidikan, guru adalah sales agent dari lembaga pendidikan (Buchari Alma, 2009:123).

Proses sertifikasi guru menuju profesionalisasi pelaksanaan tugas dan fungsinya harus dibarengi dengan kenaikan kesejahteraan guru (Mulyasa, 2007:7). Perubahan yang berpengaruh terhadap pendidikan dan peran guru meliputi perubahan dalam dimensi global, perubahan tersebut lebih lanjut menuntut understanding terhadap fungsi sekolah sebagai sarana pengembangan dan kemampuan yang dapat memantapkan kelangsungan hidup dan kesejahteraan masyarakat (Moch.Idochi Anwar ,2003:46). Sertifikasi menjadi pengakuan publik dari pencapaian professional, mencapai sertifikasi menjadi suatu tujuan professional (Gary Dessler, 2009:5). Kondisi utama yang semakin penting dan menentukan tingkat produktivitas guru dalam bekerja adalah faktor kepuasan kerja. Guru yang merasa puas dengan lembaganya akan berdampak

(3)

pada kelancaran kegiatan belajar-mengajar di sekolahan dan meningkatkan kualitas layanan peserta didik.

Kepuasan kerja (job satisfaction) adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan,guru memandang pekerjaan mereka,kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya (Handoko, 2001:193). Kepuasan kerja guru ini merupakan sasaran penting dalam manajemen sumber daya manusia karena mempengaruhi semangat kerja. Menurut Shermerhorn dan Osborn (dalam Mangkunegaran: 123), kepuasan kerja adalah perasaan senang atau tidak senang yang relatif berbeda dari pemikiran obyektif dan keinginan pelaku. Kepuasan kerja adalah tingat dimana seseorang merasa positif atau negative tentang berbagai segi dari pekerjaannya, tempat kerja dan hubungan dengan teman kerja, lebih lanjut menurut Saleh dan Prawira (dalam Sofyandi, 2008:98) kepuasan adalah keadaan emosi yang positif dari mengevaluasi pengalaman kerja seseorang. Kepuasan kerja akan muncul saat harapan-harapan terpenuhi. Guru yang merasa puas dengan pekerjaannya akan memiliki sikap yang positif dengan pekerjaannya sehingga akan memacu motivasi untuk berprestasi dan melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya, sebaliknya adanya kemangkiran, hasil kerja yang buruk, kurang bergairah, pencurian waktu, prestasi kerja rendah, perpindahan/ pergantian guru merupahan akibat dari ketidakpuasan atas perlakuan organisasi terhadap dirinya dan tidak adanya motivasi kerja sama sekali.

(4)

Dunia pendidikan di Indonesia banyak terjadi unjuk rasa atau demonstrasi baik yang dilakukan guru maupun yang dilakukan siswa, hal ini dilakukan karena beberapa faktor yang berpengaruh. Salah satu faktor adalah adanya ketidakpuasan yang dapat diaktualisasikan dalam berbagai tindakan yang dapat

menurunkan semangat dan kegairahan kerja. Indikator turunnya semangat dan kegairahan kerja diaktualisasikan dalam

bentuk ketidakpuasan antara lain : 1. turunnya/rendahnya produktivitas 2. tingkat absensi naik/tinggi

3. labour turnover/tingkat perpindahan yang tinggi 4. tingkat kerusakan yang naik/tinggi

5. kegelisahan dimana-mana 6. tuntutan yang sering terjadi 7. pemogokan

Hal diatas pada umumnya menuntut sesuatu atau adanya permasalahan yang penting untuk diambil pemecahan masalah. Persoalan guru merupakan hal penting yang ikut menentukan maju mundurnya suatu bangsa.

Hai ini merupakan salah satu faktor dominan dalam menciptakan sumber daya manusia yang bermutu. Oleh karena itu kegagalan dalam dunia pendidikan sering di alamatkan pada guru, hal ini disebabkan guru dipandang sebagai sumber daya yang aktif dibanding komponen organisasi sekolah yang lainnya seperti sarana-prasarana, kurikulum yang merupakan sumber daya sekolah,

(5)

sementara di sisi lain guru dituntut untuk ikut menentukan mencerdaskan kehidupan bangsa.Mutu pendidikan sangat berkaitan dengan prestasi dan efektivitas serta kinerja guru yang menyelenggarakan pendidikan di sekolah yang bersangkutan. Oleh karena itu dalam upaya peningkatan mutu pendidikan perlu pula dilakukan upaya peningkatan mutu guru. Peningkatan mutu guru tidak hanya berarti peningkatan kemampuan guru dalam mengajar, melainkan peningkatan kemampuan guru untuk mengelola keseluruhan proses pendidikan. Hal ini berarti peningkatan mutu secara menyeluruh seperti motivasi guru kemampuan manajerial kepala sekolah, sumber daya sekolah, iklim organisasi serta peningkatan kepuasan guru.

Gambar 1. Pemenuhan kebutuhan dapat meningkatkan kepuasan kerja dan kepuasan kerja dapat meningkatkan kegairahan kerja

Kebutuha n materi dan non materi

 Gaji yang cukup

 Kebutuhan rohani diperhatikan

 Santai

 Ditempatkan pada yang tepat

 Kesempatan untuk maju

 Perasaan yang aman di masa

depan

 Diajak berunding

 Insentif yang terarah

 Fasilitas yang menyenangkan

KEPUASAN KERJA

SEMANGAT DAN KEGAIRAHAN KERJA

(6)

Pemenuhan kebutuhan dapat meningkatkan kepuasan kerja dan kepuasan kerja dapat meningkatkan semangat dan kegairahn kerja. Karena hal diatas menciptakan peningkatan kepuasan kerja guru bersertifikat pendidik di SMP Negeri Sub Rayon Wonogiri Kabupaten Wonogiri perlu diupayakan dengan mencari faktor-faktor pendukung apa yang mempengaruhinya. Dengan adanya peningkatan semangat dan kegairahan kerja guru bersertifikat pendidik di SMP Negeri Sub Rayon Wonogiri Kabupaten Wonogiri, sekolah akan memperoleh banyak manfaat terutama dalam membuat kebijakan. Dengan meningkatnya semangat dan kegairahan kerja guru maka tujuan SMP Negeri Sub Rayon Wonogiri Kabupaten Wonogiri akan lebih efektif dan cepat tercapai programnya, absensi kehadiran dapat diperkecil, tidak banyak tuntutan dan lain-lain.

Ada dua faktor yang dapat menyebabkan puas atau tidak puasnya pegawai yaitu faktor pemeliharaan (maintenance factor) dan faktor pemotivasian (motivasional factor). Jadi motivasi guru baik yang berasal dari dirinya sendiri atau dari luar dirinya sendiri harus diperhatikan, sebab guru bekerja pasti mempunyai motivasi dan motivasi itu dapat terpenuhi. Produktivitas dan kepuasan kerja dipengaruhi oleh sumber daya, sedangkan sumber-sumber daya dipengaruhi oleh praktek kepemimpinan kepala sekolah. Jadi kepala sekolah sebagai pemimpin tertinggi di sekolah harus dapat memberdayakan dan mengelola sumber-sumber daya sekolah demi kepentingan sekolah.

(7)

Kepuasan kerja sebagai kombinasi aspek psikologis, hologis, dan kombinasi lingkungan yang menyebabkan seseorang dengan menyatakan puas atas pekerjaan atau dengan kata lain sebagai suatu sikap yang dihasilkan dari keseimbangan dan penjumlahan atas berbagai faktor berupa pengalaman yang disukai dalam hubungannya dengan pekerjaan yang dilakukan. Jadi kepuasan kerja guru juga dipengaruhi iklim lingkungan kerja, kebersihan sekolah, pertukaran udara di kelas, warna dinding, kebisingan dan lain-lain. Oleh karena itu, perlu diusahakan berbagai langkah dan kegiatan yang dapat meningkatkan kepuasan guru. Untuk menemukan upaya-upaya tersebut kiranya perlu diketahui terlebih dahulu apakah yang mempengaruhi kepuasan kerja guru bersertifikat pendidik sebagai pertimbangan dalam membuat suatu kebijakan, khususnya SMP negeri Sub Rayon Wonogiri Kabupaten Wonogiri. Dalam penelitian ini akan berusaha meneliti persoalan tersebut di atas. Untuk menemukan upaya-upaya tersebut kiranya perlu diketahui terlebih dahulu faktor-faktor pendukung kepuasan kerja guru bersertifikat pendidik khususnya di lingkungan SMP Negeri Sub Rayon Wonogiri Kabupaten Wonogiri. Dalam penelitian ini akan berusaha meneliti persoalan-persoalan di atas diantaranya adalah motivasi, kemampuan kepemimpinan kepala sekolah, sumber-sumber daya sekolah, dan iklim lingkungan kerja kaitannya dengan kepuasan kerja guru.

(8)

B. Identifikasi Masalah

Uraian di atas khususnya berkaitan dengan faktor–faktor pendukung kepuasan kerja guru bersertifikat pendidik di SMP Negeri Sub Rayon Wonogiri Kabupaten Wonogiri, maka akan dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:

1. Motivasi guru memegang peran yang besar terhadap kepuasan kerja guru, namun motivasi guru masih ada yang belum terpenuhi.

2. Rendahnya kemampuan kepemimpinan Kepala Sekolah menyebabkan tidak tercapainya kepuasan kerja guru.

3. Belum maksimalnya pemanfaatan sumber-sumber daya sekolah sehingga sulit terciptanya kepuasan kerja guru.

4. Lingkungan kerja yang belum sesuai dengan yang diharapkan sehingga tidak mendukung terciptanya kepuasan kerja guru.

5. Kepuasan kerja guru belum dapat dioptimalkan, hal ini disebabkan karena ada beberapa komponen yang menyebabkannya.

C. Pembatasan Masalah

Penelitian ini hanya meneliti seberapa jauh pengaruh motivasi guru, kemampuan kepemimpinan kepala sekolah, sumber-sumber daya sekolah, serta iklim organisasi SMP Negeri Sub Rayon Wonogiri Kabupaten Wonogiri terhadap kepuasan kerja guru bersertifikat pendidik di SMP Negeri Sub Rayon Wonogiri Kabupaten Wonogiri. Yang diteliti ialah semua guru yang sudah bersertifikat

(9)

pendidik yang masih diberi tugas untuk mengajar di SMP Negeri Sub Rayon Wonogiri Kabupaten Wonogiri.

D. Perumusan Masalah

Atas dasar latar belakang masalah tersebut di atas maka permasalahan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: .

1. Adakah kontribusi motivasi guru berpengaruh terhadap kepuasan kerja guru?

2. Adakah kontribusi kemampuan kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap kepuasan kerja guru?

3. Adakah kontribusi sumber-sumber daya sekolah berpengaruh terhadap kepuasan kerja guru ?

4. Adakah kontribusi iklim lingkungan kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja guru?

5. Adakah kontribusi motifasi guru, kemampuan kepemimpinan, sumber-sumber daya sekolah, dan iklim lingkungan kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap kepuasan kerja guru.

E. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini diharapkan untuk mengkaji hubungan kepuasan kerja guru bersertifikat pendidik dengan upaya meningkatkan kepuasan kerja guru, oleh karenanya Faktor-Faktor Pendukung Kepuasan Kerja Guru Bersertifikat Pendidik di SMP Negeri Sub Rayon Wonogiri, Kabupaten

(10)

Wonogiri diungkap dalam penelitian ini. Secara terperinci penelitian ini mengungkap sebagai berikut:

1. Terdapat kontribusi tentang motifasi guru berpengaruh terhadap kepuasan kerja guru.

2. Terdapat kontribusi tentang seberapa kemampuan kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap kepuasan kerja guru.

3. Terdapat kontribusi sumber-sumber daya sekolah berpengaruh terhadap kepuasan kerja guru.

4. Terdapat kontribusi iklim lingkungan kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja guru.

5. Terdapat kontribusi motivasi guru, kemampuan manajerial kepala sekolah, sumber-sumber daya sekolah dan iklim lingkungan kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap kepuasam kerja guru.

F. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini banyak manfaatnya selain sebagai persyaratan untuk mendapat gelar Magister Pendidikan bagi peneliti yang ditinjau dari manfaat teoritis dan manfaat praktis yaitu :

1. Manfaat Teoritis

Pengkajian faktor-faktor pendukung kepuasan kerja guru bersertifikat pendidik khususnya yang berkaitan dengan motivasi guru, kemampuan manajerial kepala sekolah, sumber-sumber daya sekolah, dan iklim organisasi berguna untuk menemukan pola-pola perilaku kepala sekolah yang cocok

(11)

dalam bidang pengembangan ilmu. Bagi pengembangan ilmu bermanfaat antara lain : a) menambah khasanah ilmu pengetahuan terutama tentang faktor-faktor kepuasan kerja guru bersertifikat pendidik b) peneliti dapat menyumbangkan gagasannya yang berkaitan dengan kepuasan kerja guru bersertifikat pendidik, c) hasil-hasil yang diperoleh dapat menimbulkan permasalahan baru untuk diteliti lebih lanjut.

2. Manfaat Praktis

Pengelolaan pendidikan yang memperhatikan kepuasan kerja guru dapat mempengaruhi peningkatan kualitas pendidikan. Perbaikan pendidikan dewasa ini diperlukan pola-pola periaku kepala sekolah yang dapat mempengaruhi dan membuat aktivitas-aktivitas guru dalam mencapai tujuan pendidikan. Sehingga penelitian ini bermanfaat bagi pihak yang berkaitan dengan dunia pendidikan antara lain :

a. Bagi Pengelola Pendidikan :

1) Temuan ini dapat dijadikan pertimbangan kebijakan dan bermanfaat bagi pengelola pendidikan dalam rangka meningkatkan semangat dan kegairahan kerja guru.

2) Pengelola pendidikan dapat mengambil kebijakan tentang pemecahan masalah secara tepat, efektif dan efisien dengan mengetahui permasalahan yang dihadapi guru di lapangan.

(12)

b. Bagi Guru:

1) Guru dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan mereka atas dasar temuan ini.

2) Pengetahuan guru meningkat dan mempunyai wawasan yang lebih luas, sehingga dapat bermanfaat, misalnya untuk memperbaiki kelemahannya. G. Pengesahan Istilah

Faktor- aktor pendukung kepuasan kerja guru bersertifikat pendidik:

1. Faktor-faktor adalah keadaan atau peristiwa yang ikut mempengaruhi/ menyebabkan terjadinya sesuatu.

2. Kepuasan kerja menurut Davis dan Newstrom (2000:105) merupakan salah satu sikap guru yang diciptakan disekolahan agar dapat bekerja dengan moral yang tinggi, disiplin, semangat dan menghayati profesi. Guru sudah selayaknya tidak hanya dipandang sebagai obyek dalam pencapaian tujuan sekolah, yang mana guru hanya dipandang dan disetarakan dengan faktor produksi, tetapi lebih dari itu guru harus dipandang serta diperlakukan sebagai subyek. Guru Bersertifikat Pendidik diartikan sebagai suatu proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan setelah lulus uji kompetensi oleh lembaga sertifikasi, proses uji kompetensi yang dirancang untuk penguasaan kompetensi seseorang sebagai landasan pemberian serrtifikat pendidik (UURI no 14 tahun 2005 dalam depdiknas 2004). Sertifikasi guru diikuti dengan

(13)

peningkatan kesejahteraan guru, bentuk peningkatan kesejahteraan tersebut berupa tunjangan profesi yang memiliki sertifikat pendidik.

Gambar

Gambar 1. Pemenuhan kebutuhan dapat meningkatkan kepuasan kerja dan  kepuasan kerja dapat meningkatkan kegairahan kerja

Referensi

Dokumen terkait

Simpulan dari penelitian ini adalah: (1) Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGP) merupakan habitat yang sesuai bagi populasi owa jawa; (2) Populasi owa jawa di TNGP berada

Judul Tugas akhir : Dampak Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) Terhadap Peningkatan Volume Ekspor ke Eropa (Studi Kasus di CV Yudhistira).. Menyatakan dengan

Skripsi dengan judul “Pemahaman Konsep Matematis Siswa Materi Persamaan Linear Satu Variabel Berbantuan Video Pembelajaran Melalui PMRI dan LSLC Di Era Covid-19”

Yüksek devirde çalışacak senkron generatörün rotorunun çevresel hızının, atalet (savrulma) momentinin küçük tutulması için rotor çapının küçük

Kemasaman air di saluran pada tipologi lahan A dan C pada saat pasang dan saat surut baik pada saat pasang purnama ataupun pasang perbani tidak menunjukkan perbedaan yang

Bahasa teknis diatas berhubungan dan sesuai dengan Pilar - pilar yang ada dalam TPM, hubungan bahasa teknis dengan pilar – pilar TPM, serta hasil analisa maintenance

SNMP pada awalnya hanya dikhususkan pada manajemen jaringan TCP/IP, yaitu untuk melakukan manajemen informasi yang berkaitan dengan IP dan TCP, seperti pengubahan dari IP address

Banyaknya proses yang ada, membuat dokumen yang diperlukan dalam proses pelaporan cukup banyak, sehingga terlalu banyak kertas yang dipergunakan dalam membuat