• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kualitas Mikrobiologi Minuman Jajanan (Es Sirup) Pada Kantin SD Negeri Di Wilayah Kota Bandar Lampung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kualitas Mikrobiologi Minuman Jajanan (Es Sirup) Pada Kantin SD Negeri Di Wilayah Kota Bandar Lampung"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

SD Negeri Di Wilayah Kota Bandar Lampung

Marhamah , Misbahul Huda

Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Tanjungkarang

Abstrak

Minuman jajanan es sirup banyak digemari oleh anak-anak Sekolah Dasar, namun mereka tidak menyadari bahaya yang ditimbulkan oleh minuman jajanan es sirup yang tidak higenienis, yaitu dapat menyebabkan penyakit diare. Berdasarkan data dari koran Lampost pada November 2011; di RSUAM (Rumah Sakit Umum Dr. Abdoel Moeloek) Kota Bandar Lampung, setiap tahun terjadi kematian anak karena diare sebesar 10%, dari 10 anak yang terkena diare, ada 1 anak meninggal setiap tahunnya. Indikator kualitas minuman jajanan berdasarkan Mikrobiologi dapat dilihat dari adanya bakteri Coliform dan Colitinja pada minuman tersebut. Kehadiran bakteri Coliform dan Colitinja pada minuman merupakan indikator terdapatnya bakteri patogen yang menyebakan penyakit, tiphus, muntah dan diare. Tujuan dari penelitian nin adalah untuk mengetahui kualitas minuman jajanan (es sirup) pada kantin Sekolah Dasar Negeri di Wilayah Kota Bandar Lampung ditinjau dari Mikrobiologi. Hasil penelitian didapatkan bahwa Jumlah bakteri Coliform dan Colitinja pada minuman jajanan es sirup di kantin SD Negeri Wilayah Kota Bandar Lampung adalah 0/100 ml sampel sampai dengan≥979/100

ml sampel. Kualitas minuman jajanan es sirup di kantin SD Negeri Wilayah Kota Bandar Lampung 100% tidak memenuhi syarat Kepmenkes RI No. 492/MENKES/ PER/IV/2010.

Kata Kunci : Minuman jajanan es sirup, Coliform, Colitinja

Microbiology Ice Syrup Drink Quality At Elemantary School Cafetaria

In Region Of Bandar Lampung City

Abstract

Beverage syrup snacks favored by elementary school children, but they do not realize the dangers posed by ice syrup drinks snacks that are not higenienis, which can cause diarrhea. Based on data from the newspaper Lampost in November 2011; in RSUAM (General Hospital Dr. Abdoel Moeloek) Bandar Lampung, child deaths occur each year due to diarrhea by 10%, from 10 children with diarrhea, there is one child die annually. Indicators of quality drinks snacks based Microbiology can be seen from the presence of Coliform bacteria and

Colitinja the drink. The presence of Coliform bacteria and Colitinja the drink is an indicator of the presence of

pathogenic bacteria that cause disease, tiphus, vomiting and diarrhea. This study aims to determine the amount of

Coliform and Colitinja syrup in beverages snacks at elementary school cafeteria in Bandar Lampung region, and

also know the frequency distribution of quality beverage syrup snacks at elementary school cafeteria in Bandar Lampung Region.The result showed that the number of Coliform bacteria in beverages and snacks Colitinja syrup Elementary School in the cafeteria area of Bandar Lampung is 0/100 ml samples up to≥ 979/100 ml

sample. Quality ice syrup drinks hawker Elementary School in the cafeteria area of Bandar Lampung 100% not eligible Kepmenkes No. RI. 492/MENKES / PER/IV/2010.

Keywords: ice syrup drinks, Coliform, Colitinja

Korespondensi: Dra. Marhamah, M.Kes, Jurusan Analis Kesehatan, Politeknik Kesehatan Kemenkes

Tanjungkarang, Jalan Soekarno-Hatta No. 1 Hajimena Bandar Lampung, mobile 082177201691, e-mail : marhamah95@gmail.com

(2)

Pendahuluan

Anak Sekolah Dasar memiliki aktivitas bermain yang tinggi selama berada di sekolah, sehingga sering menimbulkan rasa haus, untuk menghilangkan rasa haus tersebut, mereka membeli jajanan minuman es sirup yang dijual dan dibuat di kantin sekolah. Minuman jajanan es sirup banyak digemari oleh anak-anak Sekolah Dasar, namun mereka tidak menyadari bahaya yang ditimbulkan oleh minuman jajanan es sirup yang tidak higenienis, yaitu dapat menyebabkan penyakit diare, karena biasanya minuman jajanan yang dibuat secara tradisional menggunakan air sumur yang pengolahannya kurang higienis, dan kualitas mikriobiologis air minum tersebut masih diragukan.

Hasil penelitian Diana (2008), menunjukkan bahwa minuman jajanan anak di 15 Sekolah Dasar di DKI Jakarta sebagian besar minuman jajanan tersebut terkontaminasi bakteri patogen, yaitu Escherichia coli, Vibrio cholera dan Salmonella typhosa. Bakteri-bakteri ini dapat menyebabkan penyakit diare dan kolera, gangguan saluran pencernaan dan typus1.

Berdasarkan data dari koran Lampost pada November 2011; di RSUAM (Rumah Sakit Umum Dr. Abdoel Moeloek) Kota Bandar Lampung, setiap tahun terjadi kematian anak karena diare sebesar 10%, dari 10 anak yang terkena diare, ada 1 anak meninggal setiap tahunnya. Data penderita diare di RSUAM pada bulan Agustus 2011 terdapat 27 anak, September 2011 terdapat 60 anak, Oktber 2011 terdapat 55 anak dan November 2011 terdapat 15 anak, sehingga total penderita diare pada anak yang dirawat di RSUAM mulai dari Agustus 2011 sampai dengan November 2011 berjumlah 157 anak2.

Indikator kualitas minuman jajanan berdasarkan mikrobiologi dapat dilihat dari adanya bakteri Coliform dan Colitinja pada minuman tersebut. Semakin buruk kualitas minuman, maka semakin banyak jumlah bakteri Coliform dan Colitinja. Kehadiran bakteri Coliform dan Colitinja merupakan indikator terdapatnya bakteri patogen pada minuman yang menyebakan penyakit tiphus, muntah, dan diare3.

Coliform merupakan suatu kelompok bakteri yang digunakan sebagai indikator adanya pencemaran kotoran dan kondisi sanitasi yang tidak baik terhadap air, makanan, minuman dan susu. Adanya bakteri Coliform di dalam makanan dan minuman menunjukkan kemungkinan adanya mikroorganisme yang

bersifat Enteropatogenik, yaitu bakteri patogen yang berbahaya bagi kesehatan, karenadapat menyebabkan penyakit pada saluran perncernaan4.

Kelompok Coliform mencakup semua bakteri Gram negatif berbentuk batang yang tidak membentuk spora dan dapat meragikan laktosa dengan pembentukan asam dan gas dalam waktu kurang lebih 48 jam pada suhu 37oC, dan bakteri Escherichia coli (Colitinja) pada suhu 37oC dan 44oC2,5

Ciri-ciri bakteri koliform antara lain bersifat aerob atau anaerob fakultatif, termasuk ke dalam bakteri Gram negatif, tidak dapat membentuk spora, dan bakteri ini dapat memfermentasi laktosa untuk menghasilkan asam dan gas pada suhu 35 °- 37 °C. Contoh bakteri koliform antara lain Escherichia coli, Salmonella sp, Citrobacter, Enterobacter, dan Klebsiella.

Sampai saat ini belum ada data tentang ada tidaknya bakteri Coliform dan Colitinja ataupun jumlah dari bakteri Coliform dan Colitinja pada minuman jajanan es sirup yang dibuat dan dijual di kantin sekolah Dasar Negeri di Kota Bandar Lampung.

Sebagai indikator kualitas minuman jajanan adalah bakteri Coliform dan Colitinja. Salah satu persyaratan air minum menurut Permenkes RI No. 492/Menkes /PER /IV/2010tentang persyaratan kualitas Air Minum parameter mikrobiologi yaitu total bakteri Coliform dan Colitinja jumlahnya adalah 0 per 100 ml sampel.

M

etode

Jenis penelitian ini adalah deskriptif komperatif dengan pendekatan ekspose facto, yaitu gambaran bakteri coli pada minuman jajanan (es sirup) anak Sekolah Dasar Negeri di Wilayah Kota Bandar Lampung, dibandingkan dengan standar persyaratan Permenkes RI no. 492/Menkes /PER/20106, dan sesuai dengan fakta yang ada di lapangan. Ruang lingkup penelitian adalah bidang Bakteriologi.Variabel yang diamati adalah jumlah bakteri Coliform dan Colitinja pada minuman jajanan es sirup pada kantin Sekolah Dasar Negeri di wilayah Kota Bandar Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November-Desember 2012 . Tempat pengambilan sampel di kantin Sekolah Dasar Negeri di wilayah Kota Bandar Lampung, dilanjutkan dengan pemeriksaan di Laboratorium Bakteriologi Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang.

(3)

Populasi pada penelitian ini minuman jajanan es sirup yang dijual di kantin pada 201 SD Negeri di wilayah Kota Bandar Lampung. Sampel pada penelitian adalah minuman jajanan es sirup yang dijual di kantin SD Negeri di wilayah Kota Bandar Lampung. Sampel berjumlah 54 (lima puluh empat) minuman jajanan es sirup SD Negeri di wilayah Kota Bandar Lampung7.

Ragam yang digunakan adalah 511, artinya 5 tabung media lactosa broth triple strengh, 1 tabung media lactose broth single strengh, dan 1 tabung lagi media lactose broth single strengh. Ragam 511 ini digunakan untuk air yang sudah diolah (air minum), kemudian dilakukan uji perkiraan (presumtive test) dan uji penegasan (Confirmative test) untuk mendapatkan indeks MPN Coliform dan Colitinja8.

Interprestasi hasil dilakukan dengan melihat jumlah tabung yang positif terbentuk gas pada tabung durham, baik yang diinkubasi pada suhu 37oC maupun 44oC . Angka yang diperoleh disesuaikan dengan table MPN, maka diperoleh indeks MPN Coliform9.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara menghitung jumlah tabung yang positif pada uji perkiraan (presumtive test) dan tabung yang positif pada uji penegasan (Confirmative test), kemudian dikonfirmasikan dengan tabel MPN, baru didapatkan perkiraan jumlah Coliform dan Colitinja per 100 ml sampel. Data sekunder dari hasil quesioner dikumpulkan. Data yang terkumpul disesuaikan dengan Permenkes RI 492/ Menkes/ PER/2010 tentang persyaratan Coliform dan Colitinja pada air minum yaitu 0/100 ml sampel6.

Hasil Dan Pembahasan

Hasil Analisa Univariat

Pengujian kualitas mikrobiologi minuman jajanan es sirup yang dijual di kantin Sekolah Dasar Negeri di Wilayah Kota Bandar Lampung, telah dilakukan pada bulan November - Desember 2012, dimana sampel minuman jajanan es sirup diambil dari 54 kantin SD Negeri di Kota Bandar Lampung. Kualitas Mikrobiologi yang diuji dari minuman jajanan es sirup tersebut adalah jumlah bakteri Coliform dan Colitinja, kemudian dibandingkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/ MENKES / PER/ IV/20106, tentang persyaratan air minum, dimana jumlah bakteri Coliform dan Colitinja sampel adalah 0 (0/100 ml sampel).

Setelah dilakukan pengujian kualitas Mikrobiologi minuman jajanan es sirup pada kantin SD Negeri di wilayah Kota Bandar Lampung, didapatkan hasil bahwa, jumlah bakteri Coliform pada minuman jajanan es sirup yang dijual di kantin Sekolah Dasar Negeri di Wilayah Kota Bandar Lampung berjumlah 0/100 ml sampel sampai dengan ≥979/100ml sampel. Jumlah sampel minuman jajanan es sirup yang Coliform nya diatas standar Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/ MENKES/PER/ IV/2010 atau yang tidak memenuhi syarat (TMS) adalah 53 sampel, sedangkan yang memenuhi syarat (MS) 1 sampel, atau 98,15 % minuman jajanan es sirup yang dijual di kantin Sekolah Dasar Negeri di Wilayah Kota Bandar Lampung tidak memenuhi syarat untuk air minum berdasarkan kualitas mikrobanya (Coliform), sedangkan minuman jajanan es sirup yang dijual di kantin SD Negeri yang memenuhi syarat sebagai air minum berdasarkan mikrobanya (Coliform) hanya 1,85% (Tabel 1)

Tabel 1: Kulaitas minuman jajanan es sirup di kantin SD Negeri di Wilayah Kota Bandar Lampung berdasarkan jumlah Coliform.

N o Kualitas minuman es sirup Coliform Persentase (%) 1. MS 1 1,85 2. TMS 53 98,15 Total 54 100,0

Ket: MS= Memenuhi Syarat; TMS= Tidak Memenuhi Syarat

Jumlah bakteri Colitinja pada minuman jajanan es sirup yang dijual di kantin Sekolah Dasar Negeri di Wilayah Kota Bandar Lampung berjumlah 0/100ml sampel sampai dengan ≥979/100ml sampel. Jumlah sampel minuman jajanan es sirup yang Colitinja nya diatas standar Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/ MENKES/PER/ IV/2010 atau yang tidak memenuhi syarat (TMS), adalah 48 sampel sedangkan yang memenuhi syarat (MS) 6 sampel, atau 88,89 % minuman jajanan es sirup yang dijual di kantin Sekolah Dasar Negeri di Wilayah Kota Bandar Lampung tidak memenuhi syarat untuk air minum berdasarkan kualitas mikrobanya (Colitinja), sedangkan minuman jajanan es sirup yang di jual di kantin SD Negeri yang memenuhi syarat sebagai air

(4)

minum berdasarkan mikrobanya (Colitinja) hanya 11,11%. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini.

Tabel 2: Kualitas minuman jajanan es sirup di kantin SD Negeri di Wilayah Kota Bandar Lampung berdasarkan jumlah Colitinja. No Kualitas minuman es sirup Colitinja Persentase (%) 1. MS 6 11,11 2. TMS 48 88,89 Total 54 100,0

Ket: MS =Memenuhi Syarat; TMS = Tidak Memenuhi Syarat

Berdasarkan jumlah bakteri Coliform dan Colitinja yang terdapat pada minuman jajanan es sirup di kantin SD Negeri Wilayah Kota Bandar Lampung, tidak ada satu pun yang memenuhi syarat, artinya 100% tidak layak dikonsumsi berdasarkan kualitas mikrobiologi. Jadi tidak ada satu pun minuman jajanan es sirup yang terbebas dari Colitinja atau Coliform. Dimana ada satu sampel minuman jajanan es sirup yang tidak mengandung Coliform, tapi mengandung 7 Colitinja/100ml sampel. Demikian juga minuman jajanan es sirup yang tidak mengandung Colitinja terdapat 6 sampel, tapi ke enam sampel ini semuanya mengandung Coliform 2/100 ml sampel, sampai dengan 265/100 ml sampel. Jadi tidak ada satu pun minuman jajanan es sirup yang terbebas sari Colitinja atau Coliform.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka semua sampel minuman jajanan es sirup yang diuji mikrobanya (Coliform dan Colitinja) tidak memenuhi syarat Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/ MENKES/PER/ IV/2010 (Tabel 3). Tabel 3: Kualitas minuman jajanan es sirup di kantin SD Negeri di Wilayah Kota Bandar Lampung berdasarkan jumlah Coliform dan Colitinja. No Kualitas minuman es sirup Coliform dan Colitinja Persentase (%) 1. M S 0 0 2. TMS 54 100 Total 54 100

Ket: MS= Memenuhi Syarat; TMS = Tidak Memenuhi Syarat

Selanjutnya jumlah sampel minuman jajanan es sirup yang terkontaminasi Coliform dan Colitinja pada Tabel 3, menunjukkan hasil bahwa seluruh sampel (54 sampel) tidak memenuhi sebagai air minum berdasarkan indikator kualitas air secara mikrobiologi, menurut Permenkes RI No. 492/ Menkes/ PER/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum parameter Mikrobiologi yaitu total bakteri Coliform dan Colitinja jumlahnya 0 per 100 ml sampel.

Pembahasan

Minuman jajanan es sirup yang dijual di kantin Sekolah Dasar di Kota Bandar Lampung menunjukkan hasil pada Tabel 1 bahwa jumlah sampel yang memenuhi syarat atau yang tidak terkontaminasi oleh Coliform hanya 1,85%, sedangkan yang tidak memenuhi syarat atau yang terkontaminasi oleh bakteri Coliform sebanyak 98,15%. Hal ini menunjukkan bahwa sedikit sekali minuman jajanan es sirup yang aman dikonsumsi berdasarkan mikrobiologi minuman. Begitu juga jumlah sampel yang tidak terkontaminasi dengan Colitinja, ada 11,11% sampel dan ada 88,89% sampel yang tidak memenuhi syarat atau yang terkontaminasi oleh bakteri Colitinja.

Keberadanya bakteri Coliform atau pun bakteri Colitinja pada minuman jajanan es sirup tersebut, merupakan indikator keberadaan bakteri patogen pada minuman tersebut, sehingga minuman jajanan es sirup tidak aman untuk dikonsumsi karena bakteri-bakteri patogen yang terdapat pada minuman tersebut, adalah Escherichia coli, Vibrio chlorela dan Salmonella typhosa yang dapat menginfeksi saluran pencernaan, dan dapat menyebabkan penyakit seperti typhus, kolera gangguan saluran pecernaan dan diare, sesuai dengan hasil penelitian3. Penyakit-penyakit ini dapat mengakibatkan anak-anak menderita anemia sehingga menjadikan anak-anak kurang gizi dan tidak konsentrasi belajar, mengakibatkan menurunkan prestasi siswa di sekolah.

Jumlah sampel minuman jajanan es sirup yang terkontaminasi Coliform dan Colitinja pada Tabel 3, menunjukkan hasil bahwa seluruh sampel (54 sampel) secara keseluruhan tidak memenuhi syarat kualitas Mikrobiologi sebagai air minum berdasarkan indikator kualitas air secara mikrobiologi, menurut Permenkes RI No.492/Menkes/PER/IV/2010 tentang persyaratan kualitas Air Minum parameter

(5)

mikrobiologi yaitu total bakteri Coliform dan Colitinja jumlahnya 0 per 100 ml sampel

Hasil pengujian Mikrorobologi minuman jajanan es sirup di kantin SD Negeri Kota Bandar Lampung, tidak ada satu pun dari es sirup tersebut yang memiliki angka 0/100 ml sampel pada Coliform sekaligus Colitinja. Ada beberapa es sirup yang memiliki kadar Coliform 0/100 ml sampel atau sebaliknya Colitinja 0/100ml sampel, tetapi tidak pernah ada Coliform dan Colitinja nya sama-sama 0, hal ini dapat disebabkan karena sumber air yang digunakan berupa air galon isi ulang maupun air rebusan yanag tidak steril. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Tamalene dan Muhammad Nasir (2010), membuktikan bahwa kualitas mikrobiologi jajanan es kemasan di sekitar SD di kota Malang tidak layak untuk dikonsumsi berdasrkan nilai MPN Coliform dan Coliform fekal sebesar ≥ 2400 sel/ml sampel.

Beberapa es sirup juga ada yang memiliki jumlah Coliform dan Colitinja rendah, hal ini kemungkinan disebabkan karena sumber air yang digunakan untuk membuat bahan es sirup adalah air yang direbus sendiri, atau modifikasi dari air galon tetapi bahan untuk membuat es mereka rebus sendiri. Kebanyakan es sirup yang memiliki jumlah Coliform dan Colitinja tinggi adalah karena pedagangnya membuat es sirup dari air galon, dan es batu yang dicampurkan dalam minuman sirup tersebut dari membeli dan tidak merebus sendiri, yang kemungkinan sumber air dapat tercemar oleh Coliform ataupun Colitinja.

Air galon yang dijual dan digunakan masyarakat belum tentu memiliki kualitas mikrobiologi yang baik. Menurut hasil penelitian Huda (2007) bahwa dari 65 sampel yang diambil dari 65 depot yang ada di Wilayah Kota Bandar Lampung menggunakan metode MPN (Most Probable Number) menunjukkan hasil kualitas mikrobiologi air minum isi ulang di Wilayah Kota Bandar Lampung 100% tidak memenuhi syarat Kepmenkes RI No. 907/Menkes/SK/VII/2002, dimana pada Kecamatan Tanjung Karang Pusat, Tanjung Karang Barat, Tanjung Karang Timur, dan Kedaton didapatkan hasil bakteri Colitinja setelah pengolahan sebelum pengemasan yaitu 21/100 ml sampel dan jumlah akteri Colitinja setelah pengolahan sesudah pengemasan 66/100ml sampel. Di Kemiling, Rajaasa, Sukaumi dan Tanjung Seneng didapatkan hasil setelah pengolahan sebelum pengemasan 22/100 ml sampel dan jumlah bakteri Colitinja setelah pengolahan sesudah pengemasan yaitu 69/100 ml sampel. Di Kecamatan Teluk Betung

Utara, Teluk Betung Selatan, Teluk Betung Barat, Panjang dan Sukarame didapatkan hasil bakteri Colintinja setelah pengolahan sebelum pengemasan yaitu 429/100 ml sampel dan jumlah bakteri Colitinja setelah pengolahan sesudah pengemasan yaitu 1327/100 ml sampel9.

Beberapa sampel (6 sampel) yang menggunakan air galon, menunjukkan hasil nilai Coliform dan Colintinja yang rendah, hal ini kemungkinan disebabkan karena produk bubuk untuk bahan es sirup mengandung bahan pengawet dan pewarna, dimana bahan ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri, sehingga dapat menyebabkan sebagian bakteri Coliform dan Colitinja mati dan tidak tumbuh. Hal ini sesuai dengan pendapat Fardiaz (1993) bahwa bahan pengawet dan zat warna makanan dapat membunuh bakteri yang terdapat pada makanan maupun minuman tersebut8.

Daftar Pustaka

1. Diana E.Waturangi, W.Lay, Susan Soka.2008. Minuman Jajanan Anak Sekolah Dasar Terkontaminasi Bakteri Patogen. Jakarta.

2. Anonimus, 2011. Diare. Tersedia. (http://www.lagalus.com/2011/11/Penyebab Diare.html.(16 November 2011)

3. Dwidjoseputro D. 2003. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta

4. Ferdiaz, S. 1992. Polusi Air dan Udara. Kanisius. Bogor.

5. Buckle, K.A, R.A.Edwards, G.H.Fleet, M. Wootton. 1987. Ilmu Pangan. Jakarta. Universitas Indonesia Press

6. Depkes RI, 2010. Indonesia Sehat. Departemen Kesehatan RI. Jakarta

7. Notoatmodjo,Soekijo, 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, 3. 8. Soemarno. 2000. Isolasi dan Identifikasi

Bakteri Klinik. Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Departemen Kesehatan Repulik Indonesia. Yogyakarta.

(6)

9. Depkes RI, 2002, Keputusan Menteri

Kesehatan RI

No.907/MENKES/SK/VII/2002. Jakarta. 10. Huda, M . 2007. Kualitas Mikrobiologi Air

Minum Isi Ulang di Wilayah Kota Bandar

Lampung. Poltekkes Kemenkes

Tanjungkarang. Tanjungkarang

11. Ferdiaz, S. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. PT Grafindo Persada. Jakarta.

Gambar

Tabel 1:  Kulaitas  minuman jajanan  es sirup di kantin  SD  Negeri  di  Wilayah  Kota  Bandar Lampung berdasarkan jumlah Coliform.
Tabel 2:  Kualitas minuman jajanan  es sirup di kantin SD Negeri di Wilayah  Kota Bandar Lampung berdasarkan jumlah

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahun 2012, kontribusi sub-sektor perdagangan besar dan eceran bahkan mencapai 83,77 persen dari total GDP riil sektor perdagangan, hotel, dan restoran itu sendiri

Universitas Negeri

[r]

potensi hambatan terhadap pemanfaatan layanan VCT (Voluntary Counseling And Testing) HIV/AIDS. 2) Tempat penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Poncol Kota

Alhamdulillah puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan berkahnya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Evaluasi Sistem

(Jika “YA” lingkari setiap nomor sesuai dengan kondisi responden, dan apabila tidak sesuai dengan gambar mohon tunjukkan lokasi

Hasil perbandingan faktor memperlihat- kan bahwa peningkatan mutu dan standar produk ekspor nasional dan internasional serta regulasi perdagangan antar negara adalah elemen

Fungsi produksi adalah suatu fungsi yang menunjukkan hubungan antara hasil produksi ( output ) maksimum yang dapat dihasilkan dari suatu ramuan faktor- faktor produksi (input)