• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN FIBER OPTIK SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI PT. PLN P3B JB APB JATENG DAN DIY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGGUNAAN FIBER OPTIK SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI PT. PLN P3B JB APB JATENG DAN DIY"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

Makalah Seminar Kerja Praktek

PENGGUNAAN FIBER OPTIK SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI PT. PLN P3B JB APB JATENG DAN DIY

Antonio Christian Simanjuntak (21060110141114), Darjat, ST, MT (197206061999031001) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Jalan Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang Kode Pos 50275 Telp. (024) 7460053, 7460055 Fax. (024) 746055

antoniocsimanjuntak@gmail.com

Abstrak

Fiber Optik sebagai media transmisi mampu meningkatkan pelayanan sistem komunikasi data, seperti peningkatan jumlah kanal yang tersedia, kemampuan mentransfer data dengan kecepatan tinggi. Tidak disangkal lagi bahwa Fiber Optik akan memberikan kemungkinan yang lebih baik bagi jaringan telekomunikasi dibandingkan menggunakan kabel tembaga. Fiber optik adalah salah satu media transmisi yang dapat menyalurkan informasi dengan kapasitas besar dengan kehandalan yang tinggi. Bersamaan dengan bertambahnya kebutuhan akan multimedia dalam kehidupan sehari-hari menuntut suatu jaringan untuk menyampaikan bandwidth yang lebih ke pemakai. Sehingga tidak diragukan lagi, penggunaan Fiber Optik memberikan banyak sekali keuntungan pada media telekomunikasi.

Kata kunci : telekomunikasi, Fiber Optik 1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan energi listrik dari tahun ke tahun terus meningkat. Peningkatan ini menuntut jumlah unit-unit pembangkit yang lebih banyak, lebih besar serta lebih efisien. Serta menuntut pula perluasan dan penambahan kapasitas jaringan transmisi dan distribusinya beserta gardu induk dan gardu distribusinya. Mengingat bahwa sumber energi yang dapat dikonversikan ke energi listrik terbatas, maka perlu adanya interkoneksi diantara Pusat-pusat Pembangkit melalui jaringan-jaringan transmisi dan Gardu Induk yang pada gilirannya suatu konfigurasi sistem yang paling optimum merupakan tujuan utama sehingga akan diperoleh tingkat keandalan yang tinggi, dari kontinuitas penyediaan energi listrik disamping persyaratan-persyaratan ekonomis terpenuhi pula, yang untuk menunjang pengoperasian tersebut diperlukan sarana telekomunikasi.

PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali (PLN P3B JB) bertugas untuk menyelenggarakan management energi listrik di seluruh jaringan sistem tenaga listrik untuk Pulau Jawa, Bali dan Madura di sisi tegangan tinggi dan ekstra tinggi. Penyelenggaraan management tersebut dilaksanakan dengan cara mengoperasikan pusat-pusat pembangkit listrik serta jaringan transmisinya dan gardu-gardu induk sehingga diperoleh keandalan, mutu dan skala ekonomis yang paling optimum. Dalam hal ini jelas guna mengoperasikan sistem Jawa PLN P3B

memerlukan media komunikasi. Pada Prinsipnya sarana komunikasi dalam management pengelolaan sistem tenaga listrik dipergunakan untuk komunikasi suara, komunikasi data, dan teleproteksi.

Mengingat sangat pentingnya media komunikasi dalam rangka pengelolaan sistem tenaga listrik, maka PLN P3B JB berkewajiban untuk menyediakan fasilitas komunikasi dengan mutu dan keandalan yang tinggi. Dengan demikian untuk menunjang tugas PLN P3B JB dalam melaksanakan fungsinya, PLN P3B JB membutuhkan media komunikasi yang handal, mampu mentransfer data dengan kecepatan yang tinggi dan mampu menyalurkan informasi dengan kapasitas yang besar.

1.2 Tujuan

Tujuan dari kerja praktek di PT. PLN P3B JB APB Jateng dan DIY adalah:

1. Untuk mempelajari media-media komunikasi yang digunakan oleh PT.PLN P3B APB Jateng dan DIY.

2. Untuk mempelajari kinerja dari media komunikasi khususnya Fiber Optik. 1.3 Batasan Masalah

Untuk memperjelas ruang lingkup dan analisa, maka permasalahan lebih ditekankan pada fungsi Fiber Optik dan jenis Fiber Optik yang digunakan sebagai media komunikasi di PT PLN P3B JB APB Jawa Tengah dan DIY.

(2)

2 2. Sistem dan Media Komunikasi

2.1 Media Komunikasi

Media komunikasi adalah salah satu bagian terpenting yang tidak dapat dipisahkan dari suatu sistem pengendalian tenaga listrik, yaitu suatu subsistem yang merupakan sarana telekomunikasi yang digunakan untuk menghubungkan pusat pengendali dengan pusat pembangkit dan gardu-gardu induk, perangkat-perangkat sistem pengendalian yaitu master station dengan perangkat-perangkat remote terminal unit. Disamping itu sarana komunikasi dalam sistem pengendalian diperlukan pula oleh para operator untuk melakukan koordinasi antara unit-unit terkait pada sistem tenaga listrik yang akan dikendalikan.

2.2 Penggunaan Sarana Komunikasi

Pada prinsipnya sarana komunikasi dalam management pengelolaan sistem tenaga listrik dipergunakan untuk:

1. Komunikasi suara yang diperlukan untuk management sistem ketenagalistrikan, laporan, dan informasi sistem ketenagalistrikan lainnya.

2. Komunikasi data, yang diperlukan untuk pertukaran data antara perangkat-perangkat yang terpasang di pusat pengendali (control center) dengan perangkat atau terminal yang terpasang di gardu atau pusat pembangkit dalam rangka real time kontrol dan monitoring sistem tenaga listrik pembangkitan dan penyaluran.

3. Pengiriman sinyal/command proteksi antar relay proteksi gardu induk untuk mengamankan peralatan gardu induk dari gangguan yang meluas

2.3 Jenis Media Komunikasi PLN P3B JB Dalam operasi sistem tenaga listrik diperlukan media komunikasi yang berfungsi pula sebagai media komunikasi yang digunakan pada sistem SCADA antara lain : 2.3.1 Radio Data

Penggunaan radio sebagai media komunikasi data mempunyai beberapa keuntungan yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menggunakan radio untuk keperluan sistem SCADA antara lain sebagai berikut :

- Tidak tergantung pada jaringan sistem tenaga listrik yang ada, sistem komunikasi tetap tersedia walaupun

kondisi jaringan dalam keadaan terputus atau pemeliharaan.

- Tidak tergantung pada jaringan publik sehingga bebas melaksanakan pemeliharaan

- Biaya investasi yang dibutuhkan lebih rendah dibandingkan dengan sistem komunikasi kabel

2.3.2 Kabel Pilot

Kabel pilot merupakan telepon dapat digunakan untuk keperluan komunikasi data maupun suara. Biasanya kabel ini berjalan paralel dengan kabel tegangan menengah atau tinggi, maka konstruksi kabel dirancang khusus tidak seperti kabel telepon biasa. 2.3.3 PLC (Power Line Carrier)

Power Line Carrier merupakan sistem komunikasi yang paling banyak ditemukan pada sistem tenaga listrik. Penggunaan PLC banyak digunakan untuk keperluan SCADA, komunikasi suara, teleproteksi dan pembacaan-pembacaan meter-meter secara remote. Lebar bidang frekuensi yang umum dipergunakan berkisar mulai dari 30 kHz sampai dengan 500 kHz.

2.3.4 Fiber Optik

Fiber Optik dikenal juga dengan sebutan serat optik. Sumber cahaya yang digunakan adalah laser atau LED karena mempunyai spektrum yang sangat sempit. Cahaya yang ada di dalam serat optik sulit tembus karena indeks bias kaca lebih besar daripada indeks bias udara. Kecepatan transmisi serat optik sangat tinggi sehingga sangat baik digunakan untuk saluran komunikasi. Dalam sistem tenaga listrik penggunaan fiber optik sebagai sarana komunikasi juga ikut berkembang. 2.3.5 PSTN PT Telkom

Meskipun PLN P3B JB telah mempunyai media komunikasi tersendiri, PLN P3B masih menyewa beberapa saluran komunikasi dari PT Telkom. Hal ini masih tetap dilaksanakan karena untuk memenuhi beberapa keperluan managemen perkantoran dan pertukaran informasi antara unit-unit PLN masih tetap diperlukannya fasilitas telepon facsimile dari PSTN PT Telkom. Namun hal ini hanya bersifat sebagai pelengkap atau sebagai backup sambil PLN dalam hal ini melalui anak perusahaannya PT Indonesia Comnets Plus (ICON+) menyiapkan infrastruktur jaringan Fiber Optik yang mana fungsi utamanya adalah melayani kebutuhan ketenagalistrikan.

(3)

3 3. Fiber Optik

Seiring dengan perkembangan telekomunikasi yang cepat maka kemampuan sistem transmisi dengan menggunakan teknologi serat optik semakin dikembangkan, sehingga dapat menggeser penggunaan sistem transmisi konvensional dimasa mendatang, terutama untuk transmisi jarak jauh.

Fiber optik merupakan saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal berupa cahaya dari suatu tempat ke tempat lain.

Dampak dari perkembangan teknologi ini adalah perubahan jaringan analog menjadi jaringan digital baik dalam sistem switching maupun dalam sistem transmisinya. Hal ini akan meningkatkan kualitas dan kuantitas informasi yang dikirim, serta biaya operasi dan pemeliharaan lebih ekonomis.

3.1

Prinsip Kerja Fiber Optik

Sebagai sarana transmisi dalam jaringan digital, serat optik berperan sebagai pemandu gelombang cahaya. Dalam sistem komunikasi serat optik, informasi diubah menjadi sinyal optik (cahaya) dengan menggunakan sumber cahaya LED atau Diode Laser. Kemudian dengan dasar hukum pemantulan sempurna, sinyal optik yang berisi informasi dilewatkan sepanjang serat sampai pada penerima, selanjutnya detektor optik akan mengubah sinyal optik tersebut menjadi sinyal listrik kembali.

Perlu diperhatikan bahwa sumber cahaya (sinyal) dari luar yang akan masuk ke core serat optik harus diperhitungkan terlebih dahulu sudut datangnya. Ketika cahaya dari core berpapasan dengan perbatasan cladding, cahaya akan membentuk sudut yang lebih besar dari sudut kritis, terjadi refleksi internal total (TIR) yang menyebabkan cahaya membelok ke bagian bawah, kemudian ketika berpapasan dengan perbatasan cladding di bawah, cahaya tetap membentuk sudut kritis sehingga membelok kembali ke atas, dan seterusnya hingga cahaya sampai ke bagian penerima.

Berikut adalah gambaran prinsip kerja dari Fiber Optik.

Gambar 3.1 Cara Kerja Fiber Optik

3.2

Struktur dan Jenis Fiber Optik

3.2.1

Struktur Fiber Optik

Gambar 3.2 Struktur dasar Fiber Optik

Struktur serat optik secara garis besar terdiri dari 3 elemen dasar yaitu:

a) Inti (Core)

Merupakan bagian utama dari serat optik karena perambatan cahaya terjadi pada bagian ini dan terbuat dari kaca. Inti (core) mempunyai diameter yang bervariasi antara 5 – 50 m tergantung jenis serat optiknya.

b) Selubung (Cladding)

Bagian ini mengelilingi bagian inti dan mempunyai indeks bias lebih kecil dibanding dengan bagian inti, dan terbuat dari kaca. Hubungan indeks bias antar core dan cladding akan mempengaruhi perambatan cahaya pada core (mempengaruhi besarnya sudut kritis).

c) Pembungkus (Coating)

Bagian ini berfungsi untuk melindungi serat optik dari kerusakan luar dan terbuat dari bahan plastik elastik (PVC).

3.2.2

Jenis Fiber Optik

Ada 3 jenis serat optik, yaitu: a) Single Mode Step Indeks

Serat optik ini mempunyai lebar bandwidth yang paling besar karena jumlah modenya yang sedikit. Dalam

(4)

4

single mode fiber hanya terjadi satu jenis mode perambatan berkas cahaya saja, sehingga tidak akan terjadi pelebaran pulsa di tingkat ouputnya. Karena diameternya terlalu kecil (inti 5-10 µm dan selubung 125 µm). maka akan sedikit menyulitkan dalam proses penyambungan.

b) Multi Mode Step Indeks

Serat optik ini adalah serat optik yang pertama ada di pasaran karena pembuatannya sangat mudah. Dari sisi keuntungan, lebih mudah dalam penyambungan karena core yang cukup besar. Serat optik ini cocok digunakan untuk jarak yang pendek. Ukuran core serat optik ini umumnya cukup besar yaitu ± 50 µm dan dilapisi dengan selubung yang sangat tipis.

c) Multi Mode Graded Indeks

Serat optik ini merupakan perkembangan dari serat optik multimode step indeks untuk mengatasi kekurangan yang ada yaitu pelebaran pulsa. Indeks bias dalam inti akan berkurang sedikit demi sedikit secara bertahap mulai dari pusat inti sampai batas antara inti dan selubung. Diameter inti umumnya sama dengan 50 µm dan selubung sama dengan 125 µm. Harga dari serat optik ini tentunya lebih mahal dibandingkan serat optik step indeks karena pembuatannya yang lebih rumit. Sistem komunikasi operasional pada PT PLN P3B Jawa Bali menggunakan jenis fiber optik Single Mode Step Indeks dengan alasan sistem transmisi PLN jaraknya jauh dan juga dikarenakan kemampuan kapasitas dari single mode ini besar (bandwith lebih besar).

3.3

Karakteristik Fiber Optik

Berikut karakteristik serat optik sebagai dasar pertimbangan dengan kelebihan dan kekurangannya.

Kelebihan: a. Ukuran kecil

Diameter luas serat optik berkisar antara 100-250 mm.

b. Ringan

Dibandingkan dengan kabel transmisi biasa (Spesifygrafity 8,9) maka spesifygrafity bahan silica sebagai serat optik sangat kecil yaitu 2,2

c. Lentur

Pada umumnya serat optik tidak akan patah bila dilengkungkan dengan radius 5 mm. Oleh karenanya kabel serat optik mempunyai kelenturan yang sama dengan kabel transmisi biasa, sehingga teknik pemasangannya sama atau tidak jauh berbeda dengan pemasangan kabel yang biasa digunakan.

d. Tidak berkarat

Bahan silica sebagai bahan dasar dari serat optik mempunyai serat kimia yang sangat stabil karenanya tidak mungkin berkarat.

e. Kapasitas besar

Kapasitas dalam penyaluran informasi per cross section area sangat besar disamping mempunyai bandwidth yang sangat besar. Sebagai contoh, kapasitas penyaluran per cross section area 100 kali lebih besar dibandingkan dengan kabel multi pair dan 10 kali dibanding dengan kabel coaxial. f. Bebas Induksi

Serat optik menggunakan bahan dasar silica yang pada dasarnya merupakan bahan dielektrik yang sangat baik dan fleksibel terhadap induksi elektromagnet terhadap kilat atau petir.

g. Tahan terhadap temperature tinggi Bahan silica mempunyai titik leleh kurang lebih 1900‘C dan ini sangat jauhdari titik leleh ceper dan plastik. Maka fiber optik sangat cocok untuk sarana telekomunikasi pada daerah yang rawan terhadap temperature tinggi.

h. Tidak dapat dicabangkan

Serat optik mempunyai ukuran sangat kecil atau sangat tipis. Oleh karenanya sangat sulit untuk dicabangkan maka harus menggunakan multimode bila ingin diperbanyak.

i. Tidak menggunakan bahan tembaga Serat optik menggunakan bahan silica yang tidak menggunakan unsur logam, bahkan serat optik menggunakan Multikomponent Glass, unsur campuran logam sangat kecil.

Kekurangan:

a. Non konduktor, karena serat optik tidak dapat dialiri arus listrik, maka

(5)

5

tidak dapat memberikan catuan untuk perangkat terminal atau repeater. Oleh karena itu perlu digunakan kabel tersendiri jika akan menggunakan sistem catuan jarak jauh.

b. Konstruksi serat optik yang cukup lemah, sehingga perlu penanganan yang cermat saat instalasi dan penyambungan.

c. Karakteristik transmisi dapat berubah bila terjadi tekanan dari luar yang berlebihan.

d. Mahal bila digunakan untuk aplikasi daerah sempit dan bila jaraknya dekat.

3.4

Komponen-Komponen pada Fiber Optik

Gambar 3.3 Proses dasar kabel optik

1. Driver

Berfungsi mengendalikan sumber optik berdasarkan sinyal elektrik yang diterima dan mengubah sinyal elektrik menjadi sinyal optik.

2. Sumber Optik (Cahaya)

Dapat menggunakan LED atau LASER. LED merupakan perangkat yang memancarkan cahaya dengan arah menyebar. Pada umumnya digunakan untuk serat optik multimode step indeks. LASER dapat memancarkan cahaya dengan daya 10-100 kali lebih besar dibandingkan dengan LED. Pada umumnya digunakan untuk serat optik singlemode step indeks. Untuk transmisi jarak jauh, penggunaan LASER sebagai sumber cahaya lebih menguntungkan dibandingkan menggunakan LED.

3. Detektor Optik

Berfungsi untuk mengubah kembali sinyal optik menjadi sinyal elektrik. Detektor optik dapat menghasilkan gelombang sesuai aslinya, dengan meminimalisasi losses yang timbul selama perambatan, sehingga dapat juga menghasilkan sinyal elektrik yang maksimum dengan daya optik yang kecil.

4. Rangkaian Penguat

Berfungsi untuk menguatkan sinyal elektrik sesuai dengan sinyal elektrik yang ditransmisikan.

3.5 Skema Instalasi Serat Optik pada PT PLN (Persero)

Gambar 3.4 Skema Instalasi Serat Optik pada PT PLN

Jenis kabel serat optik udara yang sering digunakan yaitu:

a) Kabel ADSS (All Dielectric Self Supporting)

Gambar 3.6 Kabel Fiber Optik ADSS Keterangan :

1. Fibres Single

2. Centre support member 3. Sub-units

4. Interstitial waterblock 5. Inner sheath

6. Strength members Outer sheath

Private Automatic Exchange (PAX) Layer #1 Facimile Machine Telephone Handset copper cable Media Barphone / CPM128 (Hotline) Copper Terminal Box (CTB) Optical Terminal Box (OTB) Gantry Box Gantry Box Optical Terminal Box (OTB) Optical Cable Optical Ground Wire (OPGW)

All Dielectric Seft Support (ADSS) FL Type

All Dielectric Seft Support (ADSS) FS Type

Fiber Armoured (FA) Optical Terminal

Box (OTB) Indoor Area

(Substation / Office)

Outdoor Area

(Switchjar Area) Outdoor Area

SKEMA INSTALASI OPTIC PT.ICON+

Power Supply & Battery Fiber Optic Terminal (FOT) Main Distributi on Frame (MDF) Video Conference

(6)

6

b) OPGW (Optical Ground Wire)

Gambar 3.7 Kabel Fiber Optik OPGW Keterangan :

1. Stainless Steel Tube 2. Max. fibre count 3. ACS centre wire

4. ACS peripheral wires AA peripheral wires

4. Penutup 4.1 Kesimpulan

1. Sarana komunikasi dalam

management pengelolaan sistem tenaga listrik dipergunakan untuk komunikasi suara, komunikasi data, dan teleproteksi.

2. Media-media komunikasi yang digunakan oleh PLN P3B JB antara lain : Radio Data, Kabel Pilot, Power Line Carrier (PLC), Fiber Optik, dan PSTN (saluran telepon).

3. Fiber optik merupakan saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal berupa cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. 4. Ada 3 jenis serat optik yaitu Single

Mode Step Indeks, Multi mode Step Indeks, dan Multi Mode Graded Indeks. Sistem komunikasi operasional pada PT PLN P3B JB menggunakan jenis fiber optik Serat Optik Mode Tunggal dengan alasan sistem transmisi PLN jaraknya jauh dan juga dikarenakan kemampuan kapasitas dari mode tunggal (single mode) ini besar (bandwith lebih besar).

5. Komponen-komponen pada serat optik yaitu Driver, Sumber Cahaya, Detektor Optik, dan Rangkaian Penguat.

6. Ada 3 jenis kabel serat optik yang sering digunakan di PT PLN P3B JB,

yaitu kabel Figure 8, kabel ADSS (All Dielectric Self Supporting), dan kabel OPGW (Optical Ground Wire).

4.2 Saran

1.

Mengingat banyak kelebihan yang

dimiliki

oleh

Fiber

Optik

dibandingkan

dengan

kabel

tembaga lainnya, sehingga ke

depannya semua media transmisi

maupun media komunikasi dapat

menggunakan Fiber Optik sebagai

media utama yang digunakan oleh

PT PLN.

2. Hubungan dan kejasama antara pihak perusahaan dan universitas hendaknya terus ditingkatkan lagi dan tetap dipertahankan sehingga dapat saling menguntungkan bagi kedua belah pihak tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

[1] PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN. Fiber Optik. Jakarta. [2] PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN

DAN PELATIHAN. Telekomunikasi. Jakarta.

[3] PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN. Telekomunikasi Sistem Tenaga Listrik. Jakarta.

[4]PT.PLN ( Persero ) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN. Pelatihan O&M Relai Proteksi Penghantar. Jakarta. [5] Syauki, Ahmad Yanuar. “Modul Dasar

Telekomunikasi”, Pusat Pengembangan Bahan Ajar. UMB.

[6]http://www.ridersystem.net/2013/02/

prinsip-kerja-fiber-optik.html

[7] http://garutkomputer.wordpress.com/2011/

06/04/mengenal-kabel-fiber-optik-dan-prinsip-kerjanya/

(7)

7 Biodata Penulis Antonio Christian Simanjuntak, dilahirkan di Depok, 8 Januari 1993. Telah menempuh pendidikan di SDN Sukmajaya 3 Depok, SMP Mardiyuana Depok, SMAN 4 Depok dan

sekarang masih

menempuh pendidikan di Jurusan Teknik Elektro konsentrasi Telekomunikasi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Semarang. Semarang, Mei 2014 Menyetujui Dosen Pembimbing Darjat, ST, MT.

NIP. 197206061999031001

Gambar

Gambar 3.2 Struktur dasar Fiber Optik
Gambar 3.3 Proses dasar kabel optik

Referensi

Dokumen terkait

Biaya utang merupakan dana yang didapatkan dari pihak luar perusahaan atau kreditur yang digunakan untuk keperluan perusahaan, yang dimana dana tersebut harus dikembalikan

ALOKASI WAKTU ALAT/SUMBER BAHAN PBKB 4.Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dua angka dalam pemecahan masalah 4.7 Menyelesaikan masalah yang

Meskipun fakta bahwa dokumen-dokumen untuk tujuan tertentu dapat ditentukan secara terpisah dan diperlukan dalam lampiran ini, otoritas publik mengingat kepentingan

Untuk orang Indonesia atau warga negara asing yang memiliki kartu KITAS/KIMS, harga kamar Garden yang berlaku di periode 20 - 27 Sept 2011 adalah Rp 1,800,000 per kamar per

global. OECD telah memainkan peranan yang signifikan dengan meluncurkan Action Plan on BEPS. Gayung pun bersambut karena negara-negara anggota Forum G-20 mendukung penuh

Penggunaan ensambel musik tradisional dalam upacara-upacara adat masyarakat Karo akan dijelaskan berdasarkan konteks upacara masyarakat Karo secara umum, yaitu upacara

setiap orang atau badan usaha yang dengan sengaja melakukan kegiatan pelaksanaan konstruksi pada sumber air tanpa izin dari pihak yang berwenang

Yaitu dengan membeli perusahaan yang telah didirikan atau dirintis dan diorganisir oleh orang lain dengan nama dan organisasi usaha yang sudah ada.. Hal ini dilakukan karena