Bab VI – Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Daerah VI - 1
BAB VI
–
KERANGKA
KELEMBAGAAN DAN REGULASI
KABUPATEN KAMPAR
Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai hasil yang optimal diperlukan kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor penggerak RPI2-JM Bidang Cipta Karya agar dapat dikelola dengan baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kelembagaan dibagi dalam 3 komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga; tata laksana merupakan motor yang menggerakkan organisasi melalui mekanisme kerja yang diciptakan; dan sumber daya manusia sebagai operator dari kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu kesatuan.
6.1. Kerangka Kelembagaan
RPIJM Kabupaten Kampar
Bab VI – Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Daerah VI - 2
6.1.1. Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya
Penataan dan penguatan organisasi merupakan Program ke-3 dari Sembilan Program Reformasi Birokrasi.Keorganisasian yang dimaksud dalam pedoman ini adalah struktur, tugas, dan fungsi pemerintah daerah yang menangani bidang Cipta Karya.
Untuk mengetahui kondisi dari keorganisasian bidang cipta karya, informasi yang perlu disajikan antara lain adalah sebagai berikut:
• Peraturan Daerah yang menjadi dasar penetapan Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten/Kota.
• Gambaran struktur organisasi Pemerintah Kabupaten/Kota saat ini.
• Gambaran struktur organisasi instansi yang menangani urusan bidang Cipta Karya saat ini.
• Penjelasan tentang tugas dan fungsi organisasi bidang Cipta Karya dalam Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten/Kota
6.1.1.1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
- TUGAS Bappeda Kabupaten Kampar adalah : melaksanakan
perumusan kebijakan, bimbingan, konsultasi dan Koordinasi serta monitoring dan evalusasi di Bidang Perencanaan pembangunan Daerah
- FUNGSI Bappeda Kabupaten Kampar adalah :
a. Perumusan kebijakan di Bidang perencanaan pembangunan Daerah
b. Pelaksanaan bimbingan, koordinasi dan konsultasi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan daerah
c. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya
Organisasi Badan perencanaan pembangunan Daerah terdiri dari :
a. Unsur pimpinan adalah kepala badan
Bab VI – Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Daerah VI - 3
Susunan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah adalah :
a. Kepala
b. Sekretariat, terdiri dari :
1) Sub Bagian data dan Pelaporan 2) Sub Bagian keuangan
3) Sub Bagian administrasi Umum c. Bidang Fisik, terdiri dari :
1) Sub Bidang Prasarana Fisik
2) Sub Bidang Tata Ruang dan Lingkungan d. Bidang perekonomian, terdiri dari :
1) Sub Bidang Usaha perekonomian, Pertambangan, dan energy 2) Sub Bidang pertanian
e. Bidang sosial dan Budaya, terdiri dari ; 1) Sub Bidang Sosial kemasyarakatan 2) Sub Bidang Budaya
f. Bidang pemerintahan dan aparatur, terdiri dari : 1) Sub Bidang Pemerintahan
2) Sub Bidang Aparatur dan SDM g. Kelompok jabatan fungsional
6.1.1.2. Dinas Bina Marga dan Pengairan
DINAS BINA MARGA DAN PENGAIRAN menurut Perda 13 Tahun 2008 memiliki Tugas dan Fungsi Sebagai Berikut :
- TUGAS : DINAS Bina Marga Dan Pengairan memiliki tugas
melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas Otonomi dan Tugas Pembantuan di Bidang Bina Marga dan Pengairan.
- FUNGSI : Dalam melaksanakan tugas, Dinas Bina Marga dan
Pengairan menyelenggarakan fungsi
a. Perumusan kebijakan teknis di Bidang Bina Marga dan Pengairan
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang Bina Marga dan Pengairan
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di Bidang Bina Marga dan Pengairan
RPIJM Kabupaten Kampar
Bab VI – Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Daerah VI - 4
Dalam melaksanakan tugasnya Dinas Bina Marga dan Pengairan memiliki susunan organisasi yang tediri dari :
a. Unsur pimpinan adalah kepala Dinas
b. Unsur pembantu pimpinan adalah secretariat c. Unsur pelaksana adalah Bidang
Sedangkan Organisasi Dinas Bina Marga dan pengairan terdiri dari :
a. Kepala
b. Sekretariat terdiri dari :
1) Sub Bagian perencanaan dan program 2) Sub bagian keuangan
3) Sub bagian adminisrasi Umum
c. Bidang Survey dan perencanaan teknis terdiri dari : 1) Seksi survey dan perencanaan pembangunan jalan 2) Seksi survey dan perencanaan pembangunan jembatan 3) Seksi survey dan perencanaan pembanguan pengairan d. Bidang pembangunan dan peningkatan Jalan terdiri dari :
1) Seksi pembangunan jalan 2) Seksi peningkatan jalan 3) Seksi pemeliharaan jalan
e. Bidang pembangunan dan peningkatan jembatan terdiri dari : 1) Seksi pembangunan Jembatan
2) Seksi peningkatan jembatan 3) Seksi pemeliharaan jembatan f. Bidang pengairan terdiri dari :
1) Seksi pembangunan sarana pengairan 2) Seksi pengolahan sumber daya Air
3) Seksi pengendalian dan pemeliharaan sarana pengairan g. UPTD
h. Kelompok Jabatan fungsional
6.1.1.3. Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
- Tugas : DINASCipta Karya dan Tata Ruang bertugas
membantu Bupati melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas Otonomi dan Tugas Pembantuan di Bidang Cipta Karya dan Tata Ruang.
- Fungsi : Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang menyelenggarakan
Bab VI – Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Daerah VI - 5
a. Penyelenggaraan Urusan pemerintahan dan pelayanan Umum di Bidang Cipta Karya dan Tata Ruang
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang Cipta Karya dan Tata Ruang
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di Bidang Cipta Karya dan Tata Ruang
d. Pelaksanaan tugas Lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya
Sedangkan susunan organisasi yang dimiliki Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang adalah :
a. Unsur pimpinan adalah kepala Dinas
b. Unsur pembantu pimpinan adalah sekretariat c. Unsur pelaksana adalah Bidang
Organisasi Dinas Cipta karya dan Tata Ruang terdiri dari : a. Kepala
b. Sekretariat terdiri dari :
1) Sub Bagian perencanaan dan program 2) Sub bagian keuangan
3) Sub bagian administrasi Umum
c. Bidang Survey dan perencanaan teknis terdiri dari : 1) Seksi survey dan perencanaan bangunan 2) Seksi survey dan perencanaan Perumahan 3) Seksi survey dan perencanaan tata ruang kota d. Bidang Cipta karya terdiri dari :
1) Seksi tata bangunan 2) Seksi sarana lingkungan
3) Seksi pemeliharaan sarana bangunan
e. Bidang Pemukiman dan perumahan terdiri dari : 1) Seksi Tata pemukiman
2) Seksi Perumahan
3) Seksi pemeliharaan sarana pemukiman dan perumahan f. Bidang Tata ruang terdiri dari :
1) Seksi Tata Kota
2) Seksi Pemanfaatan Tata Ruang 3) Seksi pengendalian Tata ruang g. UPTD
RPIJM Kabupaten Kampar
Bab VI – Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Daerah VI - 6
6.1.1.4. Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan
- Tugas : DinasPasar, Kebersihan dan Pertamanan bertugas
melaksanakan urusan rumah tangga Daerah dan tugas pembantuan dalam menjalankan pelayanan publik di bidang Pasar, Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman
- Fungsi : DinasPasar, Kebersihan dan Pertamanan
menyelenggarakan fungsi sebagai berikut ini :
1. Menyusun kebijakan teknis pembangunan dan pengelolaan pasar, pemanfaatan sampah, pertamanan dan pemakaman. 2. Menyusun Rencana dan Program pelaksanaan kewenangan
di bidang pekerjaan umum yang meliputi pengelolaan pasar, kebersihan dan pemakaman.
3. Mengelola perizinan dan pelaksanaan pengamanan pengawasan pengendalian perizinan dan retribusi Pasar, Kebersihan dan Persampahan.
4. Pengelolaan retribusi Pasar, Kebersihan dan Persampahan. 5. Pelaksanaan peningkatan dan pengembangan operasional
serta pemeliharaan pembangunan bidang Pasar, Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman.
6. Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pekerjaan ketatausahaan, kepegawaian, keuangan perlengkapan, perencanaan dan organisasi dan ketatalaksanaan Dinas. 7. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Daerah sesuai dengan bidang tugasnya.
- Visi: DinasPasar, Kebersihan dan Pertamanan mempunyai visi
sebagai berikut : Terwujudnya Penataan Pasar, Taman, Pemakaman dan Kebersihan Wilayah yang Tertib, Bersih, Rapi, Indah dan Nyaman.
- Misi: Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan mempunyai
misi sebagai berikut :
1. Mewujudkan Pelayanan Prima di lingkungan Internal maupun Eksternal Organisasi
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pasar dan penciptaan keamanan dan ketertiban pasar
3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas penerangan jalan di seluruh pelosok kota kabupaten dan kecamatan.
4. Meningkatkan kualitas pelayanan dan partisipasi masyarakat di bidang kebersihan dan pertamanan.
Bab VI – Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Daerah VI - 7
Dalam melaksanakan tugasnya DinasPasar, Kebersihan dan Pertamanan memiliki susunan organisasi yang tediri dari :
a. Unsur pimpinan adalah kepala Dinas
b. Unsur pembantu pimpinan adalah sekretariat c. Unsur pelaksana adalah Bidang
Sedangkan Organisasi Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan terdiri dari :
1. Kepala Dinas eselon II b
2. Sekretaris Eselon III a (1 Orang) terdiri dari :
- Kasubbag perencanaan dan data
- Kasubbag Umum dan kepegawaian
- Kasubbag Keuangan
3. Kepala Bidang Eselon III b (4 Orang) yaitu :
- Bidang Pasar terdiri dari
➢ Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan pasar
➢ Seksi Penyuluhan dan pengolahan Kebersihan pengelolaan Pasar
➢ Seksi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sampah Pasar
- Bidang Kebersihan
➢ Seksi Pengelolaan kebersihan
➢ Seksi Penyuluhan
➢ Seksi Pemanfaatan dan pengelolaan Sampah
- Bidang Pertamanan dan Pemakaman
➢ Seksi Pemeliharaan Taman
➢ Seksi Penghijauan dan pembibitan
➢ Seksi Pemakaman
- Bidang Sarana dan prasarana
➢ Seksi peralatan dan Perbengkelan
➢ Seksi Perizinan dan Retribusi
➢ Seksi Pengawasan dan Penertiban
- UPT Dinas Eselon IV a sebanyak 7 UPT yaitu :
➢ UPTD Wilayah I (Kec. XIII Koto Kampar dan Bangkinang Barat)
➢ UPTD Wilayah II (Kec. Bangkinang)
➢ UPTD Wilayah III (Kec.Tapung Hulu, Tapung dan Tapung Hilir)
➢ UPTD Wilayah IV (Kec.Kampar, Rumbio Jaya, Kampar Timur, Tambang)
RPIJM Kabupaten Kampar
Bab VI – Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Daerah VI - 8 ➢ UPTD Wilayah VI (Kampar Kiri Hilir, dan Kampar Kiri
Tengah)
Bab VI – Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Daerah VI - 9
Gambar 6. 1 Struktur Organisasi Dinas Kebersihan Dan Pertamanankabupaten Kampar
KEPALA DINAS Drs. JAWAHIR. MPd
NIP: 196202251987031003
SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN IRMA ZUSRIANI,SE
NIP: 19651209 199207 2 001
SEKRETARIS ZAMZAMI HASAN,SE.MSi
NIP: 19690128 199805 1 001
SUB BAGIAN PERENCANAAN DAN DATA
LISNA, S.Sos
NIP: 19640101 198605 2 007
SUB BAGIAN KEUANGAN ROHATI YAHYA
NIP: 19690721 199105 2 003
BIDANG PERTAMANAN SURATNO, S.Sos
NIP: 19580111 198406 1 002
BIDANG SARANA DAN PRASARANA ASRIATI JASDA,SP
NIP: 19700810 199505 8 001
BIDANG KEBERSIHAN NURLIS, S.Sos
NIP: 19621005 199007 1 001
BIDANG PEMELIHARA AN TAMAN SOFIANDI, SE
NIP: 197971021 201081 1 013
SEKSI PENGHIJAUAN & PEMBIBITAN
FAKRI RIZAL, SH
NIP: 19581231 198101 1 012
SEKSI PERALATAN DAN PERBENGKELAN
SYAFRIZAL
NIP: 19631208 108603 1 006
SEKSI SARANA & PRASARANA KEBERSIHAN& PERTAMANAN
AHMAD FAIZ AYATULLAH,SE
NIP:
SEKSI PENGELOLAAN KEBERSIHAN
NOERISMAN
NIP: 1902152 198103 1 005
SEKSI PENYULUHAN ANITA SURYATI, S.Sos.MSi
NIP: 19700816 199303 2 001
SEKSI PEMANFAATAN DAN PENGELOLAAN SAMPAH
ERIANI
RPIJM Kabupaten Kampar
Bab VI – Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Daerah VI - 10
6.1.1.5. PDAM
Sesuai dengan Perda No. 19 Tahun 2009 tentang Pengaturan PelayananAir Minum PDAM Tirta Kampar. Perda Nomor 19 Tahun 2009 ini mengaturtentang Peraturan Daerah ini mengatur tentang pengaturan pelayanan air minumPDAM Tirta Kampar, yang meliputi : 1. Pelayanan Air Minum PDAM Tirta Kampar
2. Tata Cara Pemasangan PDAM Tirta Kampar
3. Perhitungan Rekening Air Minum PDAM Tirta Kampar
4. Struktur Tarif Dasar Air dan Besar Tarif Pelayanan PDAM Tirta Kampar
5. Pemeriksaan/ Penelitian Meter Air 6. Mobil Tanki
7. Penyambungan Kembali 8. Ganti Rugi
Bab VI – Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Daerah VI - 11
Gambar 6. 2 Struktur Organisasi Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Kampar
BUPATI KAMPAR
BADAN PENGAWAS
DIREKTUR UTAMA
KABAG KEUANGAN
KASUBAG KEUANGAN & BENDAHARA
KA. UNIT KUOK
KABAG UMUM KABAG HUB. LANGGANAN
KASUBAG PEMBUKUAN
KASUBAG ADMINISTRA SI&PERSONALIA
KASUBAG RUMAH TANGGA&GUDANG
KASUBAG PELAYANAN & PENCATAT METER
KASUBAG PENAGIHAN REKENING
KABAG PRODUKSI
KASUBAG KWALITAS AIR
KASUBAG PEMEL. INSTA LASI & MOBIL TANGKI
KABAG DISRIBUSI KABAG PERENCANAAN
KASUBAG PERBAIKAN & PENG. KEBOCORAN
KASUBAG PEMASANG AN & PEMUTUSAN
KASUBAG PERENCANA AN TEKNIK
KASUBAG PENGEMBANGAN
Bab VI – Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Daerah VI - 12
Dalam melaksanakan tugasnya PDAM Tirta Kampar memiliki susunan organisasi yang tediri dari :
a. Unsur pimpinan adalah Direktur Utama
b. Unsur pembantu pimpinan adalah Direktur Umum dan Direktur Teknik
c. Unsur pelaksana adalah Bagian
Sedangkan Organisasi PDAM Tirta Kampar terdiri dari : 1. Direktur Utama
2. Direktur Umum yang membawahi :
- Kabag Keuangan Terdiri dari subbag :
• Keuangan dan perbendaharaan
• Pembukuan
- Kabag Umum
Terdiri dari subbag :
• Administrasi dan Personialia
• RT dan Gudang
- Kabag Hubungan Langganan Terdiri dari subbag :
• Pelayanan
• Penagihan Rekening
3. Direktur Teknik yang membawahi :
- Kabag Produksi
Terdiri dari subbag :
• Kualitas
• Pemeliharaan Mobil Tangki
- Kabag Distribusi
Terdiri dari subbag :
• Perbaikan & Penanggulangan Kebocoran
• Pemeliharaan Mobil Tangki
- Kabag Perencanaan Terdiri dari subbag :
• Perencanaan Teknik
• Pengembangan
4. Kepala Unit, yang terdiri dari :
- Unit Kuok
Bab VI – Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Daerah VI - 13 - Unit Tambang
- Unit Teratak Buluh
- Unit Lipat Kain
Tugas Bagian keuangan adalah:
a. Mengendalikan kegiatan-kegiatan dibidang keuangan b. Mengatur program pendapatan dan pengeluaran keuangan c. Merencanakan dan mengendalikan sumber-sumber pendapatan
serta pembelanjaan dan kekayaan perusahaan
d. Melaksanakan tugas-tugas lain yang dibebankan oleh atasan e. Bagian keuangan dipimpin oleh seorang Kepala bagian yang
dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada direktur
Tugas Sub bagian keuangan dan perbendaharaan :
a. Menerima uang rekening yang disampaikan oleh cabang-cabang
b. Mengeluarkan uang untuk pembayaran keperluan perusahaan berdasarkan perintah kepala bagian
c. Memeriksa lengkap tidaknya dan sah tidaknya penerimaan/ pengeluaran kas
d. Melaksanakan tugas-tugas lain yang dibebankan oleh atasan e. Sub bagian kas dan keuangan dipimpin oleh seorang Kepala
Sub Bagian dan dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada bagian keuangan
Tugas Sub Bagian pembukuan dan Pelaporan :
a. Melaksanakan pembukuan dengan teratur dan tepat sesuai dengan prosedur yang berlaku
b. Memeriksa setiap penerimaan dari bagian penagihan
c. Melaksanakan pembukuan dari setiap transaksi penerimaan dan biaya ke buku jurnal dan buku pembantu
d. Melaksanakan pemindahan secara bulanan dari buku jurnal ke buku besar
e. Melaksanakan pemeriksaan kesesuaian antara buku besar dan buku pembantu
f. Membuat daftar rugi/ laba serta neraca perusahaan, sehingga dapat diketahui keadaan perusahaan yang sebenarnya
g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang dibebankan oleh atasan h. Sub Bagian pembukuan dan pelaporan dipimpin oleh seorang
Bab VI – Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Daerah VI - 14
Tugas Bagian Umum :
a. Mengendalikan dan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan dibidang administrasi, kepegawaian serta kesekretariatan.
b. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan di bidang kerumah-tanggaan, peralatan kantor dan perundang-undangan
c. Menguruskan perbekalan material dan peralatan teknik
d. Mengadakan pembelian barang-barang yang diperlukan perusahaan
e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang dibebankan oleh atasan f. Bagian umum dipimpin oleh seorang kepala Bagian yang dalam
menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Direktur
Tugas Sub Bagian Administrasi dan Personalia
a. Menyelenggarakan tugas administrasi dari data dan keterangan mengenai semua yang mencakup hal pengangkatan, kenaikan pangkat, pendidikan, gaji, cuti, absensi, pajak pendapatan dan sebagainya.
b. Menyusun daftar gaji dan tunjangan pegawai, menghitung pajak pendapatan dan gaji bersih masing-masing pegawai, melaksanakan pembayaran gaji dan penyelesaian pembayaran pajak pendapatan
c. Mengadakan seleksi atas penerimaan pegawai yang diusulkan dan mengusulkan kedudukan pegawai baru, mengembangkan dan mengkoordinir program peningkatan kemampuan dan keterampilan pegawai
d. Mengelola dasar dan struktur gaji, perjanjian pegawai dan penyesuaiannya harus mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku
e. Memberikan rekomendasi tentang peninjauan kembali terhadap struktur dan golongan gaji, pengawasan terhadap lembur, absensi, cuti, perlunasan pinjaman pegawai dan lain-lainnya
f. Menyelenggarakan fungsi-fungsi ketata-usahaan administrasi perusahaan secara administrasi perkantoran g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang dibebankan oleh
atasan
h. Sub bagian administrasi dipimpin oleh seorang kepala sub bagian dan dalam melaksanakan ugasnya bertanggung jawab kepada kepala bagian umum
Bab VI – Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Daerah VI - 15
a. Melakukan penyaluran meter air dan memeriksa data penggunaan air berdasarkan meter
b. Menyelenggarakan pemasaran, pelayanan langganan dan pengurusan penagihan rekening langganan
c. Menyelenggarakan fungsi-fungsi pelayanan langganan dan pengelolaan data langganan
d. Menyelenggarakan fungsi pengawasan meter air, pengendalian meter air dan administrasi meter air
e. Melaksanakan tugas –tugas lain yang dibebankan oleh atasan
f. Sub Bagian Hubungan langganan dipimpin oleh seorang kepala Sub bagian dan dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada kepala bagian Umum.
Tugas bagian Teknik :
a. Mengadakan persediaan cadangan air minum guna keperluan distribusi
b. Merencanakan pengadaan teknik bangunan air minum serta mengendalikan kualitas dan kuantitas termasuk menjamin rencana kebutuhan
c. Mengadakan penyediaan sarana air minum untuk program-program penyambungan dan pengawasan pendistribusian
d. Mengkoordinasi dan mengawasi persiapan pelaksanaan dan pengawasan-pengawasan pekerjaan atas jalannya proyek baik yang dilaksanakan PDAM maupun pihak pemborong
e. Mempersiapkan program pengembangan sumber air, sistem transmisi dan distribusi berikut perlengkapan dan peralatan yang diperlukan
f. Membuat rencana pemasangan kejalur sambungan baru berikut anggaran keperluan biaya dan bahan serta mengawasi pelaksanaan pemasangan baru tersebut.
g. Mengawasi, memeriksa dan menilai pekerjaan pembangunan dan perbaikan yang diserahkan kepada pihak ketiga
h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang dibebankan oleh atasan i. Bagaian teknik Perencanaan dipimpin oleh seorang kepala
bagian yang dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Direktur
Tugas Sub Bagian produksi
Bab VI – Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Daerah VI - 16
b. Mengorganisir dan menggerakkan program pembersihan secara tetap untuk fasilitas-fasilitas yang dioperasikan oleh bagian produksi
c. Menjaga agar terdapat persediaan bahan-bahan secukupnya dan melaporkan jumlah pemakaiannya pada akhir bulan
d. Menjamin hasil perhitungan kecepatan pembubuhan larutan bahan kimia dan pengaturan kecepatan pembubuhan pada alat pembubuh sudah dikerjakan dengan benar
e. Membuat laporan tentang jumlah air yang diproduksi dan didistribusikan
f. Mengorganisir dan menggerakkan program pengambilan sample air dari sumber pengolah reservoir dan sistem distribusi (untuk analisa kualitas fisik, kimiawi dan bakteriologi) dan untuk menjamin prosedur pengambilan sample yang dilaksanakan dengan benar.
g. Memberi isyarat kepada atasan secepatnya mengenai adanya maslah kualitas air yang diketahui dari analisa air
h. Membantu menentukan lokasi sumber masalah yang menyebabkan problem kualitas air yang diketahui dari analisa air
i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang dibebankan oleh atasan j. Sub bagian produksi dipimpin oleh seorang kepala sub Bagian
dan dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada kepala bagian teknik dan perencanaan
Tugas Sub bagian distribusi
a. Melaksanakan pemasangan pipa distribusi dalam rangka pembagian secara merata dan terus menerus serta pemeliharaannya
b. Menyelenggarakan penyambungan pipa induk/jaringan pipa dan pompa tekan serta pemeliharaannya
c. Menyusun rencana survey kebocoran pipa distribusi dan meter air untuk seluruh daerah pelayanan yang diusulkan dengan rencana perbaikan testing dan penggantian pipa dan meter air yang baru
d. Melaksanakan perbaikan terhadap gangguan/kebocoran baik pipa transmisi atau pipa distribusi maupun pipa dinas dari pipa dinas persil langganan
e. Menyelenggarakan pemantauan setiap saat terhadap jaringan pipa distribusi/dinas untuk mengetahui kebocoran sehingga dapat diatasi dengan segera
Bab VI – Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Daerah VI - 17
g. Menyelenggarakan perbaikan dari peralatan dan perlengkapan sarana dan prasarana penyediaan air minum
h. Menyelenggarakan pembuatan alat-alat dan bahan untuk keperluan pemeliharaan
i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang dibebankan oleh atasan j. Sub bagian distribusi dipimpin oleh seorang kepala Sub bagian
dan dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada bagian teknik
Tugas Kepala Cabang
a. Mengkoordinir seluruh kegiatan yang dilaksanakan oleh Kantor cabang
b. Mengendalikan kegiatan pembacaan meter, pembuatan rekening dan penagihan rekening dan pemasangan baru
c. Mengendalikan kegiatan pemeliharaan jaringan pipa distribusi pipa dinas dan meter air
d. Dalam melaksanakan tugas-tugas rutin bekerja sama dengan kepala bagian yang ada
e. Mengendalikan kegiatan produksi, intake air baku instalasi pengolahan air di cabang
f. Mengendalikan kegiatan admnistrasi, personalia dan keuangan cabang
g. Melaksanakan tugas –tugas lain yang diberikan oleh atasan h. Kantor cabang dipimpin oleh seorang Kepala cabang yang
dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Direktur
6.1.2. Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya
Sebagaimana ditetapkan dalam Program RB, penataan tata laksana merupakan salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah dengan menumbuhkembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja.
Bab VI – Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Daerah VI - 18
dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan Cipta Karya, maupun untuk hubungan kerja lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau duplikasi program dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkat daerah.
Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan di dalam Peraturan Daerah tentang keorganisasian Pemerintah Kabupaten/kota, khususnya menyangkut tupoksi dari masing-masing instansi pemerintah bidang Cipta Karya. Selain itu, guna memperjelas pelaksanaan tugas pada setiap satuan kerja, perlu dilengkapi dengan tatalaksana dan tata hubungan kerja antar satuan kerja, serta Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan tugas, yang dapat dijadikan pedoman bagi pegawai dalam melakukan tugasnya.
Tabel 6. 1 Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya
No Instansi Peran Instansi dalam
Pembangunan Bidang CK
Unit/Bagian yang menangani Pembangunan Bidang CK
(1) (2) (3) (4)
1 Bappeda Perencanaan, Koordinator dan
fungsi Pengawasan bidang CK Bidang Fisik dan Prasarana 2 Dinas Cipta
Karya dan Tata Ruang
Perencanaan, Pelaksana Bidang
CK Bidang Cipta Karya
3 Dinas Pasar, Kebersihan dan
Pertamanan
Fungsi Pelaksana, Pengawasan dampak lingkungan dan
penyusunan dokumen lingkungan
Bidang Bina Lingkungan dan Penyuluhan
4 PDAM Tirta Kampar
Sebagai operator (pelaksana)
terkait pelayanan air minum Sektor Air Minum
Secara garis besar fungsi oleh intansi terkait keciptakaryaan di Kabupaten Kampar dibagi atas 3 yaitu fungsi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.
Bab VI – Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Daerah VI - 19 Tabel 6. 2 Inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya
No Nama SOP Instansi yang terlibat Tugas dan fungsi Instansi
dalam SOP
(1) (2) (3) (4)
Bangkim • Bappeda
• Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
• Dinas Bina Marga dan Pengairan
PBL • Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
• Bapedda
• Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan
PLP • Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan
• Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
• Dinas Bina Marga dan Pengairan
AM • Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
• PDAM Tirta Kampar
SOP Non - Teknis
• Bapedda
• Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
• Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan
• Dinas Bina Marga dan Pengairan
6.1.2.1. Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya
Bab VI – Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Daerah VI - 20 Tabel 6. 3 Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya
N
o UNIT KERJA
Golongan (Orang)
Jenis Kela
min (Oran
g)
Latar Belakang Pendidikan (Orang)
Jabatan Fungsiona
l
I II III IV L P ≤
SMA D3 S1 S2 S3 TBP TPL
1 Bappeda
2
Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
3
Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan
4 PDAM Tirta Kampar
6.1.2.2. Potensi dan Permasalahan
Dengan mengacu pada kondisi eksisting kelembagaan perangkat daerah, bagian ini menguraikan analisis permasalahan kelembagaan Pemerintah kabupaten/kota yang menangani bidang Cipta Karya.
6.1.2.3. Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya
Tujuan analisis keorganisasian adalah untuk mengetahui permasalahan keorganisasian bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPI2-JM Bidang Cipta Karya.
Bab VI – Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Daerah VI - 21 6.1.2.4. Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya
Tujuan analisis permasalahan ketatalaksanaan kelembagaan bidang cipta karya adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPI2-JM Bidang Cipta Karya.
Perda penetapan organisasi pemerintah daerah telah menguraikan tupoksi dari masing-masing dinas/unit kerja yang menangani kegiatan bidang cipta karya di Kabupaten Kampar.Mekanisme hubungan kerja didalam dan antar instansi terkait bidang cipta karya sudah cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan adanya Satgas RPI2JM Kabupaten Kampar yang terbentuk dari beberapa instansi yang ada di Kabupaten Kampar serta pembagian SOP untuk setiap sektor yang ada di bidang cipta karya.
6.1.2.5. Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya
Tujuan analisis Sumber Daya Manusia adalah untuk mengetahui permasalahan SDM bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPI2-JM Bidang Cipta Karya.Dalam proses analisis SDM, beberapa pertanyaan kunci yang dapat dijawab adalah sebagai berikut :
SDM yang tersedia belum memenuhi kebutuhan dari segi jumlah maupun kulitas dalam perangkat daerah khususnya di bidang Cipta Karya.Permasalahan eksternal pada kelembagaan yaitu koordinasi antar instansi yang masih kurang serta keterbatasan jumlah dan kualitas sarana dan prasarana.
6.1.2.6. Analisis SWOT Kelembagaan
Bab VI – Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Daerah VI - 22
analisis SWOT kelembagaan bidang CK di yang meliputi aspek organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia.
Strategi yang digunakan adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil keuntungan dari peluang yang ada (strategi S-O); bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mencegah keuntungan dari peluang yang ada (strategi W-O); bagaimana kekuatan mampu menghadapi ancaman yang ada (strategi S-T); dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mampu membuat ancaman menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru (strategi W-T).
Berdasarkan informasi yang disusun dari pertanyaan serta analisis tentang keorganisasian, tata laksana dan SDM bidang Cipta Karya pada sub-bab sebelumnya, selanjutnya dapat dirumuskan Matriks Analisis SWOT Kelembagaan.Perumusan strategi bidang kelembagaan berdasarkan Analisis SWOT diharapkan dapat menjadi acuan dalam rencana pengembangan kelembagaan.
Tabel 6. 4 Analisis SWOT Kelembagaan Bidang Cipta Karya
Internal
Eksternal
Kekuatan (S)
1. Visi dan misi daerah 2. Ketersediaan
dokumen
1. Jumlah dan kualitas SDM
2. Keterbatasan dana dari pemerintah 3. Koordinasi antar
lembaga
4. Keterbatasan jumlah dan kualitas sarana dan prasarana Peluang (O)
1. Pelaksanaan otonomi daerah
2. Ketersediaan DAK 3. Pertumbuhan
ekonomi 4. Daerah
Perkembangan aktivitas bisnis 5. Pertumbuhan
penduduk
2. Perencanaan dan penilaian
(valuation)pembiayaa n investasi dari sumber-sumber
Strategi W-O:
1. Peningkatan kapasitas kelembagaan
2. Penguatan lembaga untuk peningkatan partisipasi
Bab VI – Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Daerah VI - 23
pemerintah, swasta dan masyarakat Ancaman (T)
1. Peningkatan pertumbuhan
masalah yang harus ditangani
2. Kenaikan harga barang kebutuhan sarana ciptakarya 3. Pertumbuhan
kebutuhan pembiayaan 4. Tuntutan publik
terhadap ketersediaan infrastruktur cipta karya
Strategi S-T:
1. Optimalisasi dan peningkatan efektivitas
pelaksanaan fungsi organisasi
2. Peningkatan kapasitas
kelembagaan dalam menentukan social cost and benefit sharing untuk pembangunan infrastruktur bidang CK
Strategi W-T:
1. Peningkatan Sumber Daya Manusia, baik secara kualitas aset dan monitoring & evaluasi infrastruktur Cipta Karya
6.1.3. Rencana Pengembangan Kelembagaan
Rencana program peningkatan kelembagaan yang dapat diusulkan adalah.
1) Pembentukan lembaga yang menangani program-program kemitraan pemerintah dengan swasta maupun dengan masyarakat dalam pembangunan bidang Cipta Karya
2) Optimalisasi dan peningkatan efektivitas pelaksanaan fungsi organisasi pelaksana pembangunan bidang Cipta Karya
3) Peningkatan prasarana dan sarana kerja pendukung pembangunan bidang C K, khususnya untuk pengadaan alat pengelolaan sampah dan drainase
4) Peningkatan kemampuan dalam perencanaan dan penilaian (valuation) pembiayaan investasi dari sumber-sumber pemerintah, swasta dan masyarakat
5) Peningkatan kapasitas kelembagaan dalam menentukan social cost and benefit sharing untuk pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya
Bab VI – Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Daerah VI - 24
7) Peningkatan efektivitas ketatalaksanan penyelenggaraan pembangunan bidang Cipta Karya
8) Peningkatan Sumber Daya Manusia, baik secara kualitas maupun kuantitas untuk pengembangan kemitraan pemerintah, swasta dan masyarakat
9) Peningkatan kualitas prasarana dan sarana kerja pendukung pembangunan bidang Cipta Karya
10) Kerjasama pemerintah swasta untuk pengadaan rumah sehat
11) Penguatan UPTD untuk manajemen aset dan monitoring & evaluasi infrastruktur Cipta Karya
6.2. Kerangka Regulasi
Sistem regulasi nasional merupakan suatu proses mekanisme bertahap untuk
mewujudkan harmonisasi antara kebijakan yang dirumuskan kedalam bentuk
regulasi melalui upaya pengelolaan yang terarah (perencanaan, koordinasi,
monitoring dan evaluasi) terutama dalam rangka meningkatkan kualitas regulasi dan
kinerja penyelenggara Negara demi tercapainya tujuan pembangunan nasional.
Dalam Agenda 100-0-100 terdapat Kerangka Regulasi yang merupakan
kebutuhan regulasi yang diperlukan dalam rangka mendukung pencapaian agenda
100-0-100 Bidang Cipta Karya, antara lain yang berkaitan dengan sektor air minum,
sektor penyehatan lingkungan permukiman, sektor penataan bangunan dan
lingkungan serta sektor pengembangan permukiman.
Ditjen Cipta Karya dalam melakukan tugas dan fungsinya mengacu pada
Undang-Undang yang berlaku. Adapun amanat perundangan yang terkait dengan
keciptakaryaan antara lain:
➢ Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional
‒ Dalam mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan, maka pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang
berupa air minum dan sanitasi diarahkan pada: (1) peningkatan
kualitas pengelolaan aset (asset management) dalam penyediaan air
minum dan sanitasi; (2) pemenuhan kebutuhan minimal air minum
dan sanitasi dasar bagi masyarakat; (3) penyelenggaraan pelayanan
Bab VI – Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Daerah VI - 25 penyediaan sumber-sumber pembiayaan murah dalam pelayanan air
minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin.
‒ Percepatan pembangunan infrastruktur dengan lebih meningkatkan kerjasama antara pemerintah dan dunia usaha; Pengembangan
perumahan dan permukiman.
‒ Ketersediaan infrastruktur sesuai tata ruang; Terpenuhinya penyediaan air minum untuk kebutuhan dasar pengembangan
infrastruktur pedesaan mendukung pertanian; Pemenuhan kebutuhan
hunian didukung sistem pembiayaan jangka panjang; Terwujudnya
kota tanpa pemukiman kumuh.
‒ Terpenuhinya kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung bagi seluruh masyarakat yang didukung oleh
sistem pembiayaan perumahan jangka panjang dan berkelanjutan,
efisien, dan akuntabel sehingga terwujud kota tanpa permukiman
kumuh.
➢ Undang-Undang No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
‒ Pemerintah daerah harus menutup tempat pemrosesan akhir sampah (TPA) yang dioperasikan dengan sistem pembuangan terbuka (open
dumping) paling lama lima (5) tahun terhitung sejak diberlakukannya
UU ini.
‒ Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga dilakukan dengan pengurangan sampah, dan
penanganan sampah. Upaya pengurangan sampah dilakukan dengan
pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang sampah, dan
pemanfaatan kembali sampah. Sedangkan kegiatan penanganan
sampah meliputi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan,
pengolahan dan pemrosesan akhir.
➢ Undang-Undang No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman
‒ UU mengatur penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman, pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman
kumuh, pendanaan & pembiayaan, dan peran masyarakat.
‒ Dalam menangani permukiman kumuh dilakukan upaya pencegahan, terdiri dari pengawasan, pengendalian, dan pemberdayaan
masyarakat, serta upaya peningkatan kualitas permukiman, yaitu
pemugaran, peremajaan, dan permukiman kembali.
Bab VI – Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Daerah VI - 26
‒ Peraturan ini mengatur perihal pembinaan, perencanaan, pembangunan, penguasaan, pemilikan, dan pemanfaatan,
pengelolaan, peningkatan kualitas, pengendalian, kelembagaan,
tugas dan wewenang, hak dan kewajiban, pendanaan dan sistem
pembiayaan, dan peran masyarakat.
➢ Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
‒ Bangunan gedung harus mempertimbangkan terciptanya ruang luar bangunan gedung, ruang terbuka hijau yang seimbang, serasi, dan
selaras dengan lingkungannya. Sistem penghawaan, pencahayaan,
dan pengkondisian udara dilakukan dengan prinsip-prinsip
penghematan energi (amanat green building).
‒ Bangunan gedung dan lingkungannya yang ditetapkan sebagai cagar budaya sesuai dengan peraturan perundang-undangan harus
dilindungi dan dilestarikan.
‒ Penyediaan fasilitas dan aksesibilitas bagi penyandang cacat dan lanjut usia merupakan keharusan bagi semua bangunan gedung.
➢ Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
‒ Infrastruktur air minum, air limbah permukiman, persampahan, merupakan bagian dari sistem jaringan prasarana yang mendukung
sistem permukiman dan membentuk struktur ruang kota.
‒ Peraturan ini mengamanatkan penyediaan ruang terbuka hijau dengan proporsi paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas wilayah
kota.
➢ Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
‒ Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat merupakan Urusan Pemerintahan yang wajib diselenggarakan seluruh Daerah dan
bersifat Pelayanan Dasar untuk memenuhi kebutuhan dasar warga
negara. Pemda telah diamanatkan untuk memprioritaskan
pelaksanaan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan
Pelayanan Dasar sehingga mendapat perlakuan khusus dalam
penyusunan kelembagaan, perencanaan dan penganggaran di pusat
dan di daerah.
‒ Pelaksanaan Pelayanan Dasar pada Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar berpedoman pada SPM
yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat, sekaligus mendukung
indikator kinerja utama kementerian dan kinerjanya akan dikontrol
Bab VI – Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Daerah VI - 27
‒ Dalam pembangunan bidang infrastruktur permukiman, Pemerintah Pusat memiliki kewenangan untuk mengembangkan sistem
permukiman secara nasional, lintas provinsi, atau untuk kepentingan
strategis nasional. Pembagian kewenangan antara Pemerintah Pusat,
Provinsi, dan Kabupaten/Kota ditunjukan pada tabel berikut:
Tabel 6. 5 Pembagian Kewenangan Pemerintah Pusat, Provinsi, dan
Kabupaten/Kota
Urusan Pemerintah Pusat Daerah Provinsi Daerah Kab/Kota
Permukiman a. Penetapan sistem pengembangan
infrastruktur permukiman secara nasional.
b. Penyelenggaraan infrastruktur pada permukiman di kawasan strategis nasional
Penyelenggaraan infrastruktur pada
permukiman di kawasan
strategis Daerah Provinsi.
Penyelenggaraan infrastruktur pada
permukiman di Daerah
kabupaten/kota
Bangunan Gedung
a. Penetapan bangunan gedung untuk kepentingan strategis nasional
b. Penyelenggaraan bangunan gedung untuk kepentingan strategis nasional dan penyelenggaraan bangunan gedung fungsi khusus
a. Penetapan wilayah Daerah kabupaten/kota, termasuk
pemberian IMB dan sertifikat laik fungsi bangunan penataan bangunan dan lingkungan secara nasional b. Penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungannya di kawasan strategis nasional
Penyelenggaraan penataan
bangunan dan lingkungan di kawasan
strategis Daerah provinsi dan penataan
bangunan dan lingkungan lintas daerah
Penyelenggaraan penataan
banguanan dan lingkungan di daerah
pengembangan SPAM lintas
Pengelolaan dan pengembangan SPAM lintas daerah
kabupaten/kota
Bab VI – Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Daerah VI - 28 Urusan Pemerintah Pusat Daerah Provinsi Daerah Kab/Kota
Daerah
provinsi, dan SPAM untuk kepentingan strategis nasional
Air Limbah a. Penetapan pengembangan sistem pengelolaan air limbah domestik secara nasional b. Pengelolaan dan pengembangan sistem pengelolaan air limbah domestik lintas daerah provinsi, dan sistem pengelolaan air limbah domestik untuk kepentingan strategis nasional
Pengelolaan dan pengembangan sistem airl limbah domestik
regional
Pengelolaan dan pengembangan sistem air limbah domestik dalam daerah
kabupaten/kota
Persampahan a. Penetapan pengembangan sistem pengelolaan persampahan secara nasional
b. Pengembangan sistem pengelolaan
persampahan lintas daerah provinsi dan sistem pengelolaan persampahan untuk kepentingan strategis nasional pengembangan sistem drainase secara nasional b. Pengelolaan dan pengembangan sistem drainase lintas daerah provinsi dan sistem drainase untuk kepentingan strategis nasional
Pengelolaan dan pengembangan sistem drainase yang terhubung dengan sungai lintas daerah kabupaten/kota
Pengelolaan dan pengembangan sistem drainase yang terhubung dengan sungai dalam daerah kabupaten/kota
Di samping Undang-Undang tersebut, Ditjen Cipta Karya dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya juga mengacu pada peraturan pelaksana dalam
bentuk Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, maupun Peraturan Menteri
PUPR. Adapun peraturan pelaksanaan bidang Cipta Karya antara lain:
• PP No. 36 tahun 2005 Tentang Peraturan Pelaksanaan UUBG (Undang Undang Bangunan Gedung);
• PP No. 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
Bab VI – Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Daerah VI - 29
• Permen PUPR No. 03/PRT/M/2015 Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur;
• Permen PUPR No. 15/PRT/M/2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
• Permen PU No. 34/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
• Permendagri No. 57 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan Perkotaan;
• Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
Berikut adalah kerangka regulasi yang dibutuhkan dalam pencapaian agenda
100-0-100 di Kabupaten Kampar:
Tabel 6. 6 Kerangka dan Kebutuhan Regulasi dalam Pencapaian Agenda
100-0-100 Bidang CIpta Karya
NO ttg Obligasi Daerah sbg Mekanisme Pembiayaan
Infrastruktur
*Implementasi UU 23/2014
DPPKAD
2 Peraturan Bupati/Walikota tentang Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Sebagai landasan dalam pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum di Kabupaten/Kota
Pencegahan Dan Peningkatan
Kualitas
Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Sebagai landasan dalam Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan
Sebagai landasan dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sejenis Rumah Tangga
Dinas Kebersihan dan
Bab VI – Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Daerah VI - 30 Sejenis Rumah Tangga
di Kabupaten/Kota
5 Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang
Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga
Sebagai landasan dalam Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga di tentang Rencana Induk Sistem Drainase
Kabupaten/Kota
Sebagai landasan dalam Pembangunan Sistem Drainase di tentang Tenaga Ahli Bangunan Gedung, Izin Mendirikan
Bangunan,
Sertifikat Laik Fungsi dan Pendataan
Bangunan Gedung
Sebagai petunuk teknis dalam pelaksanaan Perda Bangunan Gedung
Dinas CKTR
Bab VI – Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Daerah VI - 31
BAB VI – KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULASI KABUPATEN KAMPAR ... 1
6.1. Kerangka Kelembagaan ... 1
6.1.1. Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya ... 2
6.1.2. Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya ... 17
6.1.3. Rencana Pengembangan Kelembagaan ... 23
6.2. Kerangka Regulasi ... 24
Gambar 6. 1 Struktur Organisasi Dinas Kebersihan Dan Pertamanankabupaten Kampar ... 9
Gambar 6. 2 Struktur Organisasi Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Kampar... 11
Tabel 6. 1 Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya ... 18
Tabel 6. 2 Inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya ... 19
Tabel 6. 3 Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya ... 20
Tabel 6. 4 Analisis SWOT Kelembagaan Bidang Cipta Karya ... 22
Tabel 6. 5 Pembagian Kewenangan Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota ... 27