• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOCRPIJM 3452510120 BAB IXBab 9. Aspek Pembiayaan Lap Akhir RPI2JM Banjar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DOCRPIJM 3452510120 BAB IXBab 9. Aspek Pembiayaan Lap Akhir RPI2JM Banjar"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

KABUPATEN BANJAR TAHUN 2015-2019

Sesuai PP no. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, diamanatkan bahwa kewenangan pembangunan bidang Cipta Karya merupakan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten/Kota. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten/Kota terus didorong untuk meningkatkan belanja pembangunan prasarana Cipta Karya agar kualitas lingkungan permukiman di daerah meningkat.Di samping membangun prasarana baru, pemerintah daerah perlu juga perlu mengalokasikan anggaran belanja untuk pengoperasian, pemeliharaan dan rehabilitasi prasarana yang telah terbangun. Namun, seringkali pemerintah daerah memiliki keterbatasan fiskal dalam mendanai pembangunan infrastruktur permukiman.Pemerintah daerah cenderung meminta dukungan pendanaan pemerintah pusat, namun perlu dipahami bahwa pembangunan yang dilaksanakan Ditjen Cipta Karya dilakukan sebagai stimulan dan pemenuhan standar pelayanan minimal.Oleh karena itu, alternatif pembiayaan dari masyarakat dan sektor swasta perlu dikembangkan untuk mendukung pembangunan bidang Cipta Karya yang dilakukan pemerintah daerah.

Dengan adanya pemahaman mengenai keuangan daerah, diharapkan dapat disusun langkah-langkah peningkatan investasi pembangunan bidang Cipta Karya di daerah. Pembahasan aspek pembiayaan dalam RPIJM pada dasarnya bertujuan untuk:

a. Mengidentifikasi kapasitas belanja pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya,

b. Mengidentifikasi alternatif sumber pembiayaan antara lain dari masyarakat dan sektor swasta untuk mendukung pembangunan bidang Cipta Karya,

c. Merumuskan rencana tindak peningkatan investasi pembangunan bidang CiptaKarya.

9.1.

ARAHAN KEBIJAKAN PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR

Pembiayaan pembangunan Infrastruktur perlu memperhatikan arahan dalam peraturan dan perundangan terkait, antara lain :

1. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah: Pemerintah daerah diberikan hak otonomi daerah, yaitu hak, wewenang, kecuali urusan pemerintahan yang

BAB

(2)

menjadi urusan Pemerintah Pusat yaitu politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, serta agama.

2. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah: untuk mendukung penyelenggaraan otonomi daerah, pemerintah daerah didukung sumber-sumber pendanaan meliputi Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, Pendapatan Lain yang Sah, serta Penerimaan Pembiayaan. Penerimaan daerah ini akan digunakan untuk mendanai pengeluaran daerah yang dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah.

3. Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan: Dana Perimbangan terdiri dari Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, dan Dana Alokasi Khusus. Pembagian DAU dan DBH ditentukan melalui rumus yang ditentukan Kementerian Keuangan.Sedangkan DAK digunakan untuk mendanai kegiatan khusus yang ditentukan Pemerintah atas dasar prioritas nasional.Penentuan lokasi dan besaran DAK dilakukan berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis.

4. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota: Urusan pemerintahan yang menjadikewenangan pemerintahan daerah, terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah untuk kabupaten/kota merupakan urusan yang berskala kabupaten/kota meliputi urusan, termasuk bidang pekerjaan umum.Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib yang berpedoman pada standar pelayanan minimal dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh Pemerintah.Urusan wajib pemerintahan yang merupakan urusan bersama diserahkan kepada daerah disertai dengan sumber pendanaan, pengalihan sarana dan prasarana, serta kepegawaian sesuai dengan urusan yang didesentralisasikan.

5. Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah: Sumber pinjaman daerah meliputi Pemerintah, Pemerintah Daerah Lainnya, Lembaga Keuangan Bank dan Non-Bank, serta Masyarakat. Pemerintah Daerah tidak dapat melakukan pinjaman langsung kepada pihak luar negeri, tetapi diteruskan melalui pemerintah pusat. Dalam melakukan pinjaman daerah Pemda wajib memenuhi persyaratan:

a. total jumlah pinjaman pemerintah daerah tidak lebih dari 75% penerimaan APBD tahun sebelumnya;

b. memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman yang ditetapkan pemerintah paling sedikit 2,5;

c. persyaratan lain yang ditetapkan calon pemberi pinjaman;

d. tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman yang bersumber dari pemerintah;

(3)

KABUPATEN BANJAR TAHUN 2015-2019

6. Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur (dengan perubahan Perpres 13/2010 & Perpres 56/2010): Menteri atau Kepala Daerah dapat bekerjasama dengan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur. Jenis infrastruktur permukiman yang dapat dikerjasamakan dengan badan usaha adalah infrastruktur air minum, infrastruktur air limbah permukiman dan prasarana persampahan.

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (dengan perubahan Permendagri 59/2007 dan Permendagri 21/2011): Struktur APBD terdiri dari:

a. Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Pendapatan Lain yang Sah.

b. Belanja Daerah meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung.

c. Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan Pembiayaan Pengeluaran. 8. Peraturan Menteri PU No. 15 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana

Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur: Kementerian PU menyalurkan DAK untuk pencapaian sasaran nasional bidang Cipta Karya, Adapun ruang lingkup dan kriteria teknis DAK bidang Cipta Karya adalah sebagai berikut :

a. Bidang Infrastruktur Air Minum

DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan system penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah dikawasan kumuh perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan

permukiman nelayan. Adapun kriteria teknis alokasi DAK diutamakan untuk program percepatan pengentasan kemiskinan dan memenuhi sasaran/target Millenium Development Goals (MDGs) yang mempertimbangkan:

- Jumlah masyarakat berpenghasilan rendah; - Tingkat kerawanan air minum.

b. Bidang Infrastruktur Sanitasi

DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah, persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggarakan melalui proses pemberdayaan masyarakat. DAK Sanitasi diutamakan untuk program peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan memenuhi sasaran/target MDGs yang dengan kriteria teknis:

- kerawanan sanitasi;

(4)

9. Peraturan Menteri PU No. 14 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum yang Merupakan Kewenanangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri.

Dalam menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai dana APBN, Kementerian PU membentuk satuan kerja berupa Satker Tetap Pusat, Satker Unit Pelaksana Teknis Pusat, dan Satuan Non Vertikal Tertentu. Rencana program dan usulan kegiatan yang diselenggarakan Satuan Kerja harus mengacu pada RPIJM bidang infrastruktur ke-PU-an yang telah disepakati.Gubernur sebagai wakil Pemerintah mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan kementerian yang dilaksanakan di daerah dalam rangka keterpaduan pembangunan wilayah dan pengembangan lintas sektor.

Berdasarkan peraturan tersebut, dapat disimpulkan bahwa lingkup sumber dana kegiatan pembangunan infrastruktur yang dibahas dalam RPIJM meliputi :

1. Dana APBN, meliputi dana yang dilimpahkan Kementerian kepada Satuan Kerja di tingkat provinsi (dana sektoral di daerah) serta Dana Alokasi Khusus bidang Air Minum dan Sanitasi.

2. Dana APBD Provinsi, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah provinsi untuk pembangunan infrastruktur permukiman dengan skala provinsi/regional.

3. Dana APBD Kabupaten/Kota, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah kabupaten untuk pembangunan infrastruktur permukiman dengan skala kabupaten/kota.

4. Dana Swasta meliputi dana yang berasal dari skema kerjasama pemerintah dan swasta (KPS), maupun skema Corporate Social Responsibility (CSR).

5. Dana Masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat.

6. Dana Pinjaman, meliputi pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar negeri.

Dana-dana tersebut digunakan untuk belanja pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan prasarana yang telah terbangun, serta rehabilitasi dan peningkatan prasarana yang telah ada. Oleh karena itu, dana-dana tersebut perlu dikelola dan direncanakan secara terpadu sehingga optimal dan memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan pelayanan bidang infrastruktur

Sebagai langkah konkrit dalam pembiayaan investasi infrastruktur sebagai fokus pembangunan sesuai amanat APBN, maka Pemerintah telah menerbitkan PP No. 1/2008 tentang Investasi Pemerintah, menggantikan PP No. 8/2007. PP No. 1/2008 memberikan perluasan cakupan investasi, tidak hanya dalam bentuk Public Private Partnership (PPP), melainkan investasi dalam bentuk surat berharga maupun investasi langsung.

(5)

KABUPATEN BANJAR TAHUN 2015-2019

Investasi Langsung untuk memperoleh manfaat ekonomi, sosial, dan/atau manfaat lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam rangka memajukan kesejahteraan umum.

Investasi Pemerintah sesuai PP No. 1/2008 ini dilaksanakan oleh Badan Investasi Pemerintah dalam bentuk :

a) investasi surat berharga, dan/atau, b) investasi langsung.

Badan ini merupakan unit pelaksana investasi atau badan hukum yang kegiatannya melaksanakan investasi pemerintah berdasarkan keputusan Menteri Keuangan.Investasi langsung dimaksudkan utuk mendapatkan manfaat ekonomi, sosial, dan/atau manfaat lainnya. Investasi langsung dilakukan dengan cara :

a) public private partnership (PPP) yang dapat berupa Badan Usaha dan/atau BLU,

b) non public private partnership yang dapat berupa Badan Usaha, BLU, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, BLUD, dan/atau badan hukum asing,

c) investasi langsung meliputi bidang infrstruktur dan bidang lainnya yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

Sedangkan investasi surat berharga dilakukan dengan cara pembelian saham dan/atau surat utang melalui pasar modal, yakni melalui :

▪ Investasi dengan cara pembelian saham dapat dilakukan atas saham yang diterbitkan perusahaan.

▪ Investasi dengan cara pembelian surat utang dapat dilakukan atas surat utang yang diterbitkan perusahaan, pemerintah, dan/atau negara lain (hanya dapat dilakukan apabila penerbit surat utang memberikan opsi pembelian surat utang kembali).

Dalam pelaksanaannya, investasi dengan kedua cara tersebut dilakukan didasarkan pada penilaian kewajaran harga surat berharga yang dapat dilakukan oleh Penasihat Investasi. Investasi dalam bentuk surat berharga dimaksudkan untuk mendapatkan manfaat ekonomi. Hal ini diperlihatkan pada gambar berikut:

Dari uraian diatas, maka dalam rencana pembiayaan investasi di bidang Infrastruktur, terdapat beberapa sumber dana untuk pembiayaan investasi tersebut, antara lain melalui : 1. APBN

2. APBD Provinsi

3. APBD Kabupaten/Kota 4. Pinjaman Perbankan

5. Pinjaman melalui Pusat Investasi Pemerintah (PIP) 6. Coorporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan 7. Dana Hibah

(6)

9.2.

PROFIL APBD KABUPATEN BANJAR

9.2.1.

Komponen Penerimaan Pendapatan

Sebagaimana dijelaskan dalam PP 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Permendagri No. 13 tahun 2006, tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. menjelaskan bahwa kebijakan perencanaan pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah, yang menambah ekuitas dana dan merupakan hak daerah dalam 1 (satu ) tahun anggaran. Seluruh pendapatan daerah yang dianggarkan dalam APBD secara bruto mempunyai arti pendapatan yang dianggarkan tidak boleh dikurangi dengan belanja yang digunakan dalam rangka menghasilkan pendapatan tersebut dan/atau dikurangi dengan bagian pemerintah pusat/daerah lain dalam rangka bagi hasil. Pendapatan daerah ini ditetapkan berdasarkan perkiraan terukur secara rasional yang dapat dicapai setiap sumber pendapatan.

Pendapatan daerah dikelompokan kedalam sumber-sumber penerimaan daerah yang terdiri dari sumber penerimaan :

a. Pendapatan Asli Daerah ( PAD ), b. Dana Perimbangan dan,

c. Pendapatan Lain-Lain Yang Sah.

Termasuk dalam kelompok Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) adalah : a. Pajak Daerah

b. Retribusi Daerah.

c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan d. Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) Yang Sah.

9.2.2.

Komponen Pengeluaran Belanja

Selanjutnya Berdasarkan PP No. 58 Tahun 2005 dan Permendagri No. 13 Tahun 2006,untuk belanja Daerah meliputi semua pengeluaran daerah yang merupakan urusan pemerintah daerah selama tahun anggaran yang berkenaan dan dialokasikan dalam 2 ( dua ) kelompok belanja daerah yang terdiri dari :

a. Belanja Daerah Tidak Langsung yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan.

b. Belanja Daerah Langsung adalah belanja yang dikeluarkan dan dianggarkan terkait secara langsung kepada pelaksanaan program dan kegiatan.

• Belanja Tidak Langsung ini terdiri dari ini terdiri dari : 1. Belanja Pegawai

(7)

KABUPATEN BANJAR TAHUN 2015-2019

5. Belanja Bantuan Sosial

6. Belanja Bagi Hasil Kepada Propinsi/Kabupaten/Kabupaten dan Pemerintah Desa 7. Belanja Bantuan Keuangan Kepada Propinsi/Kabupaten/Kabupaten dan Pemerintah

Desa

8. Belanja Tidak Terduga • Belanja langsung terdiri dari :

1. Belanja Pegawai

2. Belanja Barang dan Jasa 3. Belanja Modal

9.2.3.

Komponen Pembiayaan

Komponen ini adalah sebagai pengimbang perbedaaan antara pendapatan dan biaya dalam anggaran daerah. Unsur utama dalam komponen ini adalah sisa anggaran tahun lalu yang merupakan saving keuangan daerah. Komponen Pembiayaan tersebut adalah :

A. Penerimaan Pembiayaan Daerah

1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya 2. Pencairan Dana Cadangan

3. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 4. Penerimaan Pinjaman Daerah dan obligasi daerah 5. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman

6. Penerimaan Piutang Daerah

B. Pengeluaran Pembiayaan Daerah

1. Pembentukan Dana Cadangan

2. Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 3. Pembayaran Pokok Utang

4. Pemberian Pinjaman Daerah

9.2.4.

Profil Keuangan Daerah

A. Penerimaan Daerah

1. Trend Perkembangan Penerimaan

(8)

Tabel 9.1.

Perkembangan Realisasi Pendapatan dari tahun 2007-2013 (Rp. milyar)

NO URAIAN 1.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan

Daerah yang Dipisahkan

6.86 7.91 9.12 10.96 54.82 29.81 56.23

1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

17 6.38 7.56 8.97 18.16 48.34 82.98

1.2 Dana Perimbangan 454.22 539.32 588.22 617.33 658.24 776.47 847.99

1.2.1. Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak

61.4 104.07 147.2 190.64 185.71 186.8 229.96

1.2.2. Dana Alokasi Umum 339.3 371.22 378.15 374.54 429.33 535.6 590.53 1.2.3 Dana Alokasi Khusus 53.52 64.03 62.87 52.15 43.2 54.07 27.5

1.3 Lain-Lain Pendapatan Daerah

Yang Sah

28.19 38.37 98.33 171.14 169.98 190.31 187.68

1.3.1 Pendapatan Hibah - 11.5 13 24.5 29 18

1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah

lainnya 18.86 24 59.92 59.92 58 92.3

1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus

5 2.37 23.86 86.72 80.68 70.01

1.3.5 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya

4.33 0.5 1.55 2.3 10

Jumlah Pendapatan 519.16 608.79 721.67 825.33 924.52 1071.91 1226.64

Sumber : BPS Kab. Banjar dan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan aset Daerah

Dari data realisasi Pendapatan Daerah dari tahun 2007-2013 tersebut apabila dilihat lebih lanjut maka rata-rata pertumbuhan pendapatan pertahun 19.47 % yang masing masing sumber pertumbuhannya sebagai berikut :

- Pendapatan Asli Daerah dengan rata-rata pertumbuhan pertahun sebesar 59,95 %/tahun - Pendapatan Dana Perimbangan rata-rata pertumbuhan pertahun 12,39 %

- Lain-lain Pendapatan yang sah 80,82 %/tahun

Pendapatan dari Pendapatan Asli Daerah dalam 7 (tujuh) tahun terakhir cenderung meningkat dalam jumlah nominal namun kontribusinya terhadap pendapatan berfluktuasi sesuai dengan kondisi penerimaan dari sumber PAD tersebut, pada tahun 2007 kontribusinya sebesar Rp. 36.75 milyar dan terus meningkat sehingga pada tahun 2013 mencapai Rp. 190.97 milyar, Kontribusi tertinggi pada PAD ini adalah dari Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah dimana pada tahun 2007 mencapai Rp. 17.00 milyar dan terus meningkat sehingga pada tahun 2013 mencapai Rp. 82.98 milyar.

(9)

KABUPATEN BANJAR TAHUN 2015-2019

meningkat sehingga pada tahun 2013 mencapai Rp. 36.11 milyar. Sedangkan dari retribusi daerah kontribusinya terhadap pendapatan juga mengalami fluktuasi, dimana pada tahun 2007 kontribusinya sebesar Rp. 8.38 milyar, tahun 2008 sebesar Rp. 12.07 milyar, pada tahun 2009 sebesar Rp. 12.87 milyar pada tahun 2010 menurun sehingga menjadi sebesar Rp. 11.07 milyar danpada tahun 2011 turun menjadi sebesar Rp. 9.46 milyar dan pada tahun 2012 sebesar Rp. 8.36 milyar, namun pada tahun 2013 mengalami peningkatan yang cukup tajam hampir dua kali dari tahun 2012 yaitu sebesar 15.65 milyar.

Pendapatan dari Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan secara nominal setiap tahunnya meningkat cukup besar dan signifikan, yaitu pada tahun 2007 sebesar Rp. 6.86 milyar hingga tahun 2013 meningkat hampir 10 kalinya menjadi Rp. 56.23 milyar. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah secara nominal setiap tahunnya meningkat, pada tahun 2007 sebesar Rp. 17.00 milyar, kemudian mengalami penurunan hingga separuhnya pada tahun 2008 menjadi Rp. 6.38 miyar, batru kemudian sejak tahun 2009 mulai mengalamin peningkatan kembali sebesar Rp. 7.56 milyar hingga tahun 2013 melonjak cukup tajam hingga 5 kali lipat sebesar Rp. 82.98 milyar.

Sumber pendapatan Pemerintah Kabupaten Banjar dari pendapatan asli daerah masih terbatas, pendapatan asli daerah menjadi persoalan yang sangat penting bagi sumber-sumber pendapatan daerah di masa yang akan datang. Dari tabel 8.1. terlihat bahwa Pemerintah Kabupaten Banjar masih tergantung pada dana dari pemerintah pusat. Kontribusi dana perimbangan cenderung terus meningkat, pada tahun 2007, kontribusinya sebesar Rp. 454.22 milyar dan pada tahun 2013 mencapai Rp. 847.99 milyar. Dalam dana perimbangan ini kontribusi tertinggi adalah penerimaan dari DAU yang setiap tahunnya meningkat, yang mana pada tahun 2007 sebesar Rp. 339.30 milyar, di tahun 2013 mencapai Rp. 590.53 milyar. Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat ketergantungan daerah pada penerimaan DAU dari Pemerintah Pusat. Dalam upaya perencanaan target pendapatan daerah dari kelompok PAD ditetapkan secara rasional dengan mempertimbangkan realisasi penerimaan tahun lalu, potensi, asumsi pertumbuhan ekonomi yang dapat mempengaruhi penerimaan tersebut, objek penerimaan dan rincian objek penerimaan.

(10)

Grafik 9.1.

Grafik Pendapatan Daerah Pemerintah Kabupaten Banjar Tahun 2007 - 2013

2. Trend Besaran Porsi Penerimaan Daerah

Secara nominal, pendapatan daerah setiap tahunnya menunjukkan trend yang meningkat, kecuali pada Sumber pendapatan dari Hasil Retribusi Daerah yang berfluktuasi. Tetapi bila dilihat prosentase kontribusi dari masing-masinmg elemen pendapatan daerah tersebut terdapat fluktuasi prosentase kontribusinya sebagai berikut :

Tabel 9.2.

Kontribusi Realisasi Pendapatan dari tahun 2007-2013

NO URAIAN 1.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah

yang Dipisahkan

1.32% 1.30% 1.26% 1.33% 5.93% 2.78% 4.58%

1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

3.27% 1.05% 1.05% 1.09% 1.96% 4.51% 6.76%

1.2 Dana Perimbangan 87.49% 88.59% 81.51% 74.80% 71.20% 72.44% 69.13%

1.2.1. Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak

11.83% 17.09% 20.40% 23.10% 20.09% 17.43% 18.75%

1.2.2. Dana Alokasi Umum 65.36% 60.98% 52.40% 45.38% 46.44% 49.97% 48.14%

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Pendapatan Asli Daerah 36,75 31,1 35,12 36,86 96,3 105,13 190,97

Dana Perimbangan 454,22 539,32 588,22 617,33 658,24 776,47 847,99

Lain-Lain Pendapatan Daerah

Yang Sah 28,19 38,37 98,33 171,14 169,98 190,31 187,68

PENDAPATAN DAERAH 519,16 608,79 721,67 825,33 924,52 1071,91 1226,64

(11)

KABUPATEN BANJAR TAHUN 2015-2019

1.3 Lain-Lain Pendapatan Daerah

Yang Sah

5.43% 6.30% 13.63% 20.74% 18.39% 17.75% 15.30%

1.3.1 Pendapatan Hibah 0.00% 1.89% 1.80% 2.97% 3.14% 1.68% 1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi

dan Pemerintah Daerah lainnya

3.63% 3.94% 8.30% 7.26% 6.27% 8.61%

1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi

Khusus

0.96% 0.39% 3.31% 10.51% 8.73% 6.53%

1.3.5 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya

0.83% 0.08% 0.21% 0.00% 0.25% 0.93%

Jumlah Pendapatan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Sumber : BPS Kab. Banjar dan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan aset Daerah

Dari tabel terlihat bahwa Pendapatan dari Pendapatan Asli Daerah kontribusinya terhadap pendapatan berfluktuasi sesuai dengan kondisi penerimaan dari sumber PAD tersebut, pada tahun 2007 kontribusinya sebesar 7.08% pada tahun 2008 turun menjadi sebesar 5.11% dan tahun 2009 menjadi sebesar 4.87%, di tahun 2010 menurun kembali menjadi 4.47%, tahun 2011 meningkat menjadi 10.42% dan di tahun 2012 menurun menjadi 9.81% hingga mengalami peningkatan yang cukup besar pada tahun 2011 sebesar 15.57 %. Pendapatan asli daerah dari pajak daerah kontribusinya terhadap pendapatan juga cenderung meningkat, pada tahun 2007 kontribusinya sebesar 0.88%, pada tahun 2008 sebesar 0.78%, dan pada tahun 2009 menjadi 0.77%, pada tahun 2010 sebesar 0.71%, tahun 2011 kembali meningkat sebesar 1.50 %, tahun 2012 meningkat kembali menjadi 1.75 % dan tahun 2013 meningkat satu setengah kali menjadi 2,94 %.

Sedangkan dari retribusi daerah kontribusinya terhadap pendapatan juga mengalami tren penurunan, pada tahun 2007 kontribusinya sebesar 1.63%, pada tahun 2008 sebesar 1.98%, pada tahun 2009 sebesar 1.79%, pada tahun 2010 sebesar 1.34%, pada tahun 2011 sebesar 1.03% dan pada tahun 2012 sebesar 0.79%, namun pada tahun 2013 mengalami penoingkatan kembali cukup besar yaitu 1,28 % walaupun besar proporsinya tidak sebesar tahun 2007. Pendapatan asli daerah dari lain-lain pendapatan yang sah kontribusinya juga cenderung meningkat, tahun 2007 kontribusinya sebesar 3.27%, pada tahun 2008 sebesar 1.05%, dan pada tahun 2009 menjadi 1.05%, pada tahun 2010 sebesar 1.09%, tahun 2011 sebesar 1.97% dan di tahun 2012 meningkat hingga 2,5 kali lipat tahun sebelumnya menjadi 4.55%, kemudian meningkat kembali sebesar 6,76 % pada tahun 2013.

(12)

dibandingkan dengan tahun 2007, maka kontribusi lain-lain pendapatan daerah yang syah ini mengalami peningkatan.

Grafik 9.2.

Grafik Kontribusi Pendapatan Daerah Pemerintah Kabupaten Banjar Tahun 2007 - 2013

B.

Pengeluaran Daerah (Trend Perkembangan Belanja)

Belanja daerah menurut kelompok belanja, terdiri dari belanja tidak langsung dan belanja langsung, dimana kelompok belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, sedangkan kelompok belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan.Belanja daerah yang merupakan semua Pengeluaran kas daerah dalam periode waktu satu tahun.anggaran yang sifatnya mengurangi kekayaan Pemerintah Daerah. Gambaran realisasi belanja daerah tahun 2007 – tahun 2012 adalah sebagaimana tabel berikut ini :

Tabel 9.3.

Realisasi Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten Banjar Tahun 2007 - 2013

( dalam Rp. milyar)

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Pendapatan Asli Daerah 7,08% 5,11% 4,87% 4,47% 10,42% 9,81% 15,57%

Dana Perimbangan 87,49% 88,59% 81,51% 74,80% 71,20% 72,44% 69,13%

Lain-Lain Pendapatan Daerah

Yang Sah 5,43% 6,30% 13,63% 20,74% 18,39% 17,75% 15,30%

(13)

KABUPATEN BANJAR TAHUN 2015-2019 2.1.6 Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/

Kab/Kota dan Pemerintahan Desa 1.25 1.75 3.00 3.00 3.00 3.00 2.91 2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan Kepada

Provinsi/Kab/Kota & Pemerintahan Sumber : BPS Kab. Banjar dan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan aset Daerah

Dari tabel diatas terlihat bahwa kecenderungan belanja Kabupaten Banjar dari tahun ke tahun cenderung mengalami kenaikan, kecendrungan belanja daerah ini berbanding lurus dengan peningkatan pendapatan daerah. Pada tahun 2007 jumlah belanja sebesar Rp.606.53,- milyarterus mengalami kenaikan setiap tahunnya dan pada tahun 2013 jumlah belanja menjadi sebesar Rp. 1.180,30,- milyar, sehingga sejak tahun 2007 – 2013 telah terjadi kenaikan belanja daerah sebesar Rp. 573.77 milyar atau rata-rata per tahun sebesar Rp. 95,63 milyar. Kenaikan belanja daerah ini sejalan dengan kenaikan penerimaan pendapatan daerah.

(14)

mencapai Rp. 35.80 milyar, tahun 2009 turun sebesar Rp. 31.53 milyar, tahun 2010 naik menjadi Rp. 33.88 milyar, tahun 2011 meningkat menjadi Rp. 36.55 milyar, tahun 2012 turun menjadi Rp. 35.65 milyar hingga tahun 2013 turun kembali menjadi Rp. 29,29 milyar. Sedangkan pada komponen Belanja Tidak Terduga, terlihat pula berfluktuasi, dimana pada tahun 2007 belanja ini sebesar Rp. 3.03 milyar, tahun 2009 menurun menjadi Rp. 3.00 milyar dan tahun 2009 meningkat menjadi Rp. 3.12 milyar, tahun 2010 menurun menjadi Rp. 1.92 milyar, tahun 2011 turun menjadi Rp. 1.34 milyar, tahun 2012 meningkat menjadi Rp. 2.50 milyar dan tahun 2013 turun cukup drastic hanya sebesar 0,7 milyar.

Sedangkan dalam komponen belanja langsung, terlihat pula peningkatannya, yaitu pada tahun 2007 sebesar Rp. 337.19 milyar terus meningkat dan pada tahun 2013 mencapai Rp.583.03 milyar. Dalam komponen biaya langsung ini komponen belanja tertinggi adalah dalam komponen belanja modal yaitu pada tahun 2007 senilai Rp. 191.94 milyar dan tahun 2013 mencapai nilai Rp. 301.82 milyar. Kemudian belanja langsung terbesar kedua adalah belanja barang dan jasa, pada tahun 2007 belanja barang dan jasa sebanyak Rp.109.86 milyar dan pada tahun 2013 belanja barang dan jasa mencapai Rp. 220,53 milyar. Dalam komponen Belanja Pegawai, terlihat kecendrungan peningkatan, yang mana pada tahun 2007 sebesar Rp. 35,39,- terus meningkat setiap tahunnya, dan pada tahun 2013 mencapai Rp. 60,68 milyar. Grafik dari belanja daerah ini adalah sebagai berkut :

Grafik 9.3.

Grafik Belanja Derah Pemerintah Kabupaten Banjar Tahun 2007 – 2013

Sedangkan komposisi masing-masing komponen dalam Belanja Daerah ini adalah sebagaimana tabel berikut ini :

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Belanja Tidak Langsung 269,34 332,63 379,24 483,49 526,66 577,61 597,27

Belanja Langsung 337,19 371,20 433,56 449,50 397,96 552,43 583,03

BELANJA DAERAH 606,53 703,83 812,8 932,99 924,62 1130,04 1180,3

0 200 400 600 800 1000 1200 1400

R

p

. M

Iy

(15)

KABUPATEN BANJAR TAHUN 2015-2019 Tabel 9.4.

Kontribusi Realisasi Belanja Daerah dari tahun 2007-2013

NO URAIAN 2.1.6 Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/

Kab/Kota dan Pemerintahan Desa

0.21% 0.25% 0.37% 0.32% 0.32% 0.27% 0.25%

2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kab/Kota & Pemerintahan

Sumber : BPS Kab. Banjar dan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan aset Daerah

Grafik 9.4.

Grafik Komposisi Belanja Derah Pemerintah Kabupaten Banjar Tahun 2007 – 2013

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Belanja Tidak Langsung 44% 47% 47% 52% 57% 51% 51%

Belanja Langsung 56% 53% 53% 48% 43% 49% 49%

(16)

Dari tabel pendapatan dan belanja daerah Kabupaten Banjar sebagaimana diatas, terlihat adanya defisit anggaran yang harus ditutupi oleh Pembelanjaan Daerah sebesar defisit tersebut. Adapun besaran defisit tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 9.5.

Gambaran Defisit Anggaran Pemerintah Kabupaten Banjar Tahun 2007 - 2013

( dalam Rp. milyar) Sumber : BPS Kab. Banjar dan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan aset Daerah

Untuk menutupi defisit tersebut, maka digunakan komponen Pembiayaan Daerah, yang terdiri dari :

a. Penerimaan Pembiayaan Daerah

1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya. 2. Pencairan Dana Cadangan

3. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 4. Penerimaan Pinjaman Daerah dan obligasi daerah 5. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman

6. Penerimaan Piutang Daerah

b. Pengeluaran Pembiayaan Daerah

1. Pembentukan Dana Cadangan

2. Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 3. Pembayaran Pokok Utang

4. Pemberian Pinjaman Daerah

9.2.5.

Pembiayaan Daerah

(17)

KABUPATEN BANJAR TAHUN 2015-2019 Tabel 9.6.

Kontribusi Realisasi Pembelanjaan Daerah dari tahun 2007-2012

NO URAIAN APBDP

3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran

Sebelumnya 74.32 38.48 8.09 92.68 315 3.2.2 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 8.63 11.63 7.56 21 21

3.2.3 Pembayaran Pokok Utang - - 0.44 0.24 - 3.2.4 Pemberian Pinjaman Daerah - - - - Jumlah Pengeluaran Pembiayaan Daerah 8.63 11.63 8 21.24 21

Pembiayaan Netto 91.13 107.66 0.09 71.44 294

3.3 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenan

(SILPA) - 345.43

Sumber : BPS Kab. Banjar dan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan aset Daerah

Jika dilihat lebih detail dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan, terlihat bahwa pada komponen Penerimaan Pinjaman Daerah dan obligasi daerah yang terlihat trend meningkat, sedangkan komponen lainnya mengalami fluktuasi.

Grafik 9.5.

Grafik Pembelanjaan Derah Pemerintah Kabupaten Banjar Tahun 2007 – 2012

2009 2010 2011 2012 2013

PEMBIAYAAN DAERAH 91,13 107,66 0,09 71,44 294

Penerimaan Pembiayaan

Daerah 99,76 119,29 8,09 92,68 315

Pengeluaran Pembiayaan

Daerah 8,63 11,63 8 21,24 21

(18)

Dari data APBD selama 7 (tujuh) tahun terakhir dari sisi pendapatan dapat dikemukakan permasalahan Pendapatan Daerah Kabupaten Banjar sebagai berikut :

1. Penerimaan PAD mengalami peningkatan secara nominal, namun secara riil mengalami penurunan dan laju perkembangannya masih relatif rendah.

2. Proporsi pendapatan PAD dari total pendapatan Pemerintah Kabupaten Banjar cenderung turun.

3. Pendapatan dari Dana Perimbangan mengalami peningkatan secara significant secara nominal namun dari segi proporsinya cenderung menurun terhadap jumlah pendapatan 4. Kontribusi BUMD masih rendah sebagai sumber pendapatan.

5. Sumber pendapatan pemerintah Kabupaten Banjar masih bertumpu pada pendapatan konvensional, masih tergantung dari penerimaan non PAD.

Dari kelima permasalahan utama pendapatan daerah dapat diuraikan permasalahan spesifik pendapatan daerah, antara lain :

1. Tingginya tingkat kebutuhan daerah (fiscal need ) yang tidak seimbang dengan kapasitas fiscal ( fiscal Capacity ) yang dimiliki.

2. Kualitas layanan publik yang masih belum memadai . 3. Belum maksimalnya pengelolaan potensi PAD.

4. Belum maksimalnya sistem Perpajakan Daerah, walaupun telah menunjjukan peningkatan. 5. Masih rendahnya Investasi di Kabupaten Banjar.

6. Masih belum cukupnya sumber daya finansil dan masih perlunya peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang ada.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peningkatan kemampuan keuangan daerah merupakan upaya yang terus dilakukan. Upaya-upaya tersebut secara umum adalah :

1. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah

Peningkatan pendapatan asli daerah merupakan upaya konvensional yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kemampuan keuangan daerah. Pada dasarnya ada tiga upaya yang akan dilakukan dalam rangka meningkatkan pendapatan asli daerah, yaitu :

a) Penyesuaian tarif pajak dan retribusi sesuai dengan tingkat harga dan tingkat inflasi, hal ini perlu dilakukan karena dalam beberapa tahun terakhir tarif tersebut belum pernah disesuaikan sehingga tarif tersebut terlalu rendah dibandingkan dengan tingkat harga. b) Melakukan studi dalam upaya mencari kemungkinan terhadap jenis pajak dan retribusi

baru sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

c) Meningkatkan efisisensi dan efektifitas pengelolaan pendapatan asli daerah. 2. Pengembangan Perusahaan Milik Daerah.

(19)

KABUPATEN BANJAR TAHUN 2015-2019

3. Pemanfaatan Pinjaman Daerah

UU No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah memberikan peluang bagi pemerintah daerah untuk memanfaatkan pinjaman, namun demikian pemanfaatan pinjaman memerlukan penelitian yang cukup mendalam karena hal ini akan berkaitan dengan kemampuan untuk membayar cicilan dan bunga sehingga tidak memberatkan pemerintah daerah di kemudian hari.

4. Peningkatan Efisiensi Penggunaan Keuangan Daerah

Peningkatan kemampuan keuangan daerah juga dilakukan melalui efisiensi pemanfaatan keuangan daerah, hal ini dilakukan dengan menetapkan standar harga dan standar analisa belanja dalam penyusunan anggaran.

5. Peningkatan Kerjasama dengan Pihak Swasta.

Upaya ini dilakukan melalui kerjasama dengan pihak swasta dalam membangun sarana dan prasarana umum dengan prinsip saling menguntungkan. Dengan kerjasama dengan pihak swasta beberapa keuntungan yang akan diperoleh antara lain ; dapat memiliki suatu fasilitas tanpa mengeluarkan dana selain aset yang telah dimiliki dan selama masa pengelolaan akan memperoleh penerimaan (royalti) tanpa menanggung resiko.

9.3.

PROFIL INVESTASI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

Meskipun pembangunan infratruktur khususnya infrastruktur permukiman merupakan tanggung jawab Pemda, Pemerintah Pusat juga turut melakukan pembangunan infrastruktur sebagai stimulan kepada daerah agar dapat memenuhi SPM. Setiap sektor yang ada di lingkungan Kementerian menyalurkan dana ke daerah melalui Satuan Kerja Non Vertikal (SNVT) sesuai dengan peraturan yang berlaku, sebagaimana penyaluran anggaran bidang Cipta Karya di Kementerian PU (Permen PU No. 14 Tahun 2011). Data dana yang dialokasikan pada suatu kabupaten/kota perlu dianalisis untuk melihat trend alokasi anggaran Ditjen Cipta Karya dan realisasinya di daerah tersebut.

9.3.1.

Perkembangan Investasi Pembangunan Infrastruktur

Bersumber dari APBN

(20)

Tabel 9.7.

APBN Cipta Karya di Kabupaten Banjar dalam 6 Tahun Terakhir

SEKTOR

ALOKASI APBN (000. Rp)

2009 2010 2011 2012 2013 2014 Usulan

2015 Total Pengembangan Air

Minum 10,360,000 5,197,000 11,183,360 300,000 16,253,000

1,398,149

6,200,000 50,891,509 Pengembangan PLP 790,800 2,114,205 600,000 8,543,000 378,000 3,800,000 16,226,005 Pengembangan

Pemukiman 1,549,472 4,057,882 3,169,950 3,130,710 3,300,000 4,354,839 6,393,130 25,955,983 Penataan Bangunan &

Lingkungan 3,160,000 3,050,109 4,720,000 1,000,000

1,699,177

982,540 14,611,826

T O T A L 15,860,272 12,304,991 21,187,515 5,030,710 28,096,000 7,830,165 17,375,670 107,685,323

PNPM

1. P2KP 1,450,000 1,800,000 2,205,000 1,800,000 1,822,500 1,822,500 10,900,000 2. PPIP 2,500,000 3,000,000 1,050,000 1,500,000 600,000 8,650,000 3. PAMSIMAS 2,887,500 2,310,000 2,502,500 2,502,500 1,999,996 12,202,496 4. PISEW 11,000,000 11,000,000 11,000,000 11,000,000 2,000,000 17,600,001 63,600,001

T O T A L 17,837,500 18,110,000 15,707,500 13,850,000 5,322,500 22,022,497 92,849,997 DAK Bidang Sanitasi

dan Air Minum 3,205,000 1,721,630 1,295,200 1,620,840 1,602,820 4.065.336 2.869.790 16.380.616

T O T A L 36,902,772 32,136,621 38,190,215 20,501,550 35,021,320 33.917.998 20.245.460 216.915.936

Sumber : PPK Randal PIP Kalsel, Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Selatan

Prioritas nasional yang terkait dengan sektor Cipta Karya adalah pembangunan air minum dan sanitasi. DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistem penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan. Sedangkan DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah, persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggarakan melalui proses pemberdayaan masyarakat. Besar DAK ditentukan oleh Kementerian Keuangan berdasarkan Kriteria Umum, Kriteria Khusus dan Kriteria Teknis.Dana DAK ini perlu dilihat alokasi dalam 5 tahun terakhir sehingga bisa dianalisis perkembangannya.

Dari data diatas tampak bahwa investasi sektor cipta karya di Kabupaten Banjar selama kurun waktu 7 tahun terakhir (hingga rencana tahun 2015 yang sudah disetujui DIPA nya) cukup besar mencapai Rp. 217 milyar, dengan alokasi setiap tahunnya berkisar antara Rp. 20 milyar s/d Rp. 38 milyar, walaupun mengalami fluktuatif setiap tahunnya.

(21)

KABUPATEN BANJAR TAHUN 2015-2019

9.3.2.

Perkembangan Investasi Pembangunan Infrastruktur

Bersumber dari APBD

Investasi infrastruktur di Kabupaten Banjar yang bersumber dari dana APBD Kabupaten Banjar pada tahun 2014 sebesar Rp. 93,6 milyar dari anggaran yang direncanakan atau disiapkan sebesar Rp. 97,3 milyar. Angka belanja APBD sektor cipta karya tersebut setara dengan 3 kali lipat dari investasi dana APBN pada tahun yang sama. Kondisi ini menunjukkan besarnya perhatian dan keberpihakan Pemerintah Kabupaten Banjar terhadap pemenuhan kebutuhan peumahan dan permukiman yang layak bagi warganya yang termasuk dalam program pemgembangan sektor cipta karya.

Tabel 9.8.

Investasi Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya Bersumber dari Dana APBD Tahun 2014

Sektor Cipta Karya Anggaran Belanja Serapan

Pengembangan Permukiman (Bangkim) 43,197,327,300 40,918,253,386 94.72%

Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP) 17,587,172,100 17,209,401,341 97.85%

Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL) 28,840,945,400 27,854,359,968 96.58%

Pengembangan Air Minum 7,706,126,000 7,643,133,800 99.18%

Jumlah 97,331,570,800 93,625,148,494 96.19%

Sumber : Pemerintah Kabupaten Banjar

Sementara itu untuk pendanaan infrastruktur secara keseluruhan dalam kurun waktu 5 tahun

terakhir menunjukkan pertumbuhan yang cukup besar setiap tahunnya, yaitu rata-rata sebesar 22,17 %/

tahun, dengan pertumbuhan terbesar pada sektor kelistrikan sebesar 5.982 %.. Pertumbuhan terkecil dan

cenderung mengalami penurunan adalah sektor air minum sebesar -0,12 %/tahun. Hal ini karena

penanganan sektor air minum lebih banyak dilakukan oleh PDAM Intan Banjar, khususnya untuk

penyediaan air minum perkotaan, sementara untuk dana APBD melalui Dinas Perumahan dan

Permukiman lebih focus pada air minum perdesaan.

Tabel 9.9.

Investasi Pembangunan Infrastruktur Bersumber dari Dana APBD Tahun 2014

(Rp. Juta)

No. Sektor Tahun Perkembangan

(%) 2012 2013 2014

A. Infrastruktur Cipta Karya

1 Pengembangan Permukiman (Bangkim) 40,981 33,602 42,329 3.98% 2 Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP) 2,741 11,973 10,563 162.54% 3 Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL) 16,324 24,825 28,841 34.13%

4 Pengembangan Air Minum 7,957 6,591 7,706 -0.12%

Jumlah Infrastruktur Cipta Karya 68,003 76,990 89,439 14.69%

B. Infrastruktur Non Cipta Karya

5 Kelistrikan 171 136 16,491 5981.95%

6 Telekomunikasi 1,304 1,397 2,259 34.39%

7 Perhubungan 94,875 146,900 122,401 19.08%

8 Sumber Daya Air 7,197 7,158 12,031 33.77%

9 Tata Ruang 1,903 16,935 8,093 368.85%

Jumlah Infrastruktur Non Cipta Karya 105,450 172,527 161,274 28.54%

JUMLAH 173,453 249,517 250,713 22.17%

(22)

9.3.3.

Perkembangan Investasi Pembangunan Infrastruktur

Bersumber dari Perusahaan Daerah

Perusahaan daerah (Perusda) yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Banjar adalah PDAM Intan Banjar. Perusada ini pada saatnya merupakan salah satu asset yang akanmemberikan kontribusi terhadap PAD. Kondisi keuangan Perusda tersebut sampai dengan tahun 2012 adalah sebagai berikut :

A. Kondisi Keuangan PDAM Intan Banjar

Perusahaan daerah Air Minum PDAM Intan Banjar merupakan perusahaan milik daerah (BUMD) Kota Banjarbaru dan Kabupaten Banjar yang didirikan atas dasar hukum :

1. Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum No. 014/KPTS/CK/1982 tanggal 8 Februari 1982 Tentang Pembentukan Badan Pengelola Air Minum (BPAM) Kabupaten Banjar

2. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 553/KPTS/1988 Tentang Penyerahan Pengelolaan Prasarana dan Sarana Air Bersih di Kabupaten Banjar

3. Peraturan Daerah No 5 tahun 1988 Tentang Pembentukan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Banjar. Dirubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Banjar No. 8 tahun 2001 tentang Perusahaan Daerah Air Minum, dirubah kembali dengan Peraturan Daerah No 1 Tahun 2006 Tentang Perusahaan Daerah Air Minum Intan Banjar

PDAM Intan Banjar melayani 2 wilayah pemerintahan daerah, yaitu Pemerintah Kabupaten Banjar dan Pemerintah Kota Banjarbaru.Kerjasama antar Pemerintah Kabupaten Banjar dan kota Banjarbaru secara harmonis, berkesinambungan dan saling menguntungkan

dengan “Nota Kesepahaman” Dengan kewenangan :

Nomor : 04 / NKS-BANJAR / 2005 Nomor : 4 /KUM / 2005 Dalam nota kesepakatan ini, tujuan utamanya adalah :

• Kedua belah pihak berwenang untuk mengetahui permasalahan pengelolaan pelayanan air bersih

• Kedua belah pihak berwenang mempertanyakan penyelesaian masalah yang ditangani oleh PDAM Kabupaten Banjar

• Kedua belah pihak dapat membantu PDAM dalam menyelesaikan masalah dan bantuan, terutama masalah yang berkaitan dengan investasi, penggantian pipa, pengembangan pipa-pipa yang berdiameter besar, penambahan kapasitas pengolahan air, perijinan, pembebasan tanah dan lain-lain.

(23)

KABUPATEN BANJAR TAHUN 2015-2019

Tabel 9.10.

Identifikasi Investasi Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya Bersumber dari Dana APBD Pada Dinas Perumahan dan Permukiman Kabupaten Banjar Tahun 2014

No. Program/Kegiatan Anggaran

Alokasi Anggaran Menurut Sektor Cipta Karya

Belanja

Alokasi Belanja Menurut Sektor Cipta Karya Bangkim PLP PBL Air Minum Bangkim PLP PBL Air Minum

2 Program Peningkatan Sarana dan

Prasarana Aparatur 25,790,463,200 24,322,782,804 14 Pembangunan Gedung Kantor 15,775,192,000 15,775,192,000 15,359,473,878 15,359,473,878

15 Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional 3,405,475,000 2,746,968,150 16 Pengadaan Perlengkapan Kedinasan dan

Lapangan 62,350,000

54,936,364 17 Pemeliharaan Rutin/Berkala Mobil

Jabatan 62,300,000

62,285,150 18 Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan

Dinas /Operasional 3,034,940,800

2,913,086,362 19 Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung Kantor 3,450,205,400 3,450,205,400 3,186,032,900 3,186,032,900

15 Program Pengembangan Kinerja

Pengelolaan Persampahan 7,024,090,200 6,805,199,326 21 Penyusunan Kebijakan Manajemen

Pengelolaan Persampahan 10,450,000

10,450,000

10,450,000

10,450,000 22 Penyediaan Parasarana dan Sarana

Pengelolaan Persampahan 4,332,664,400

4,332,664,400

23 Peningkatan Operasi dan Pemeliharaan

Prasarana dan Sarana Persampahan 1,099,391,000

1,099,391,000

24 Pengembangan Teknologi Pengelolaan

Persampahan 1,335,516,300

1,335,516,300

25 Sosialisasi Kebijakan Pengelolaan

Persampahan 246,068,500 26 Fasilitasi dan Stimulasi Pembangunan

Perumahan Masyarakat Kurang Mampu 205,619,000 205,619,000

75,378,380 75,378,380 27 Pembangunan Sarana dan Prasarana

Rumah Sederhana Sehat 4,016,958,000 4,016,958,000

3,850,943,646 3,850,943,646 28 Pembangunan Sarana Prasarana dan

Utilitas Perumahan (Luncuran DAK) 1,587,910,000 1,587,910,000

841,167,000 841,167,000

15 Program Rencana Tata Ruang 1,896,079,200 1,797,364,670 29 Penyusunan Rencana Teknis Ruang

Kawasan 1,896,079,200

1,797,364,670

16 Program Pembangunan Saluran

Drainase / Gorong-gorong 4,021,581,000

3,953,061,500

(24)

No. Program/Kegiatan Anggaran

Alokasi Anggaran Menurut Sektor Cipta Karya

Belanja

Alokasi Belanja Menurut Sektor Cipta Karya Bangkim PLP PBL Air Minum Bangkim PLP PBL Air Minum

17 Program Pengendalian Pemanfaatan

Ruang 1,182,456,000

1,064,683,700

31 Pengawasan Pemanfaatan Ruang 1,182,456,000 1,064,683,700

24 Program Pengelolaan Ruang Terbuka

Hijau (RTH) 9,615,548,000

27 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air

Limbah 6,541,500,900

6,451,140,515

34 Penyediaan Prasarana dan Sarana Air

Limbah 4,266,161,900

4,266,161,900

4,175,801,515

4,175,801,515 35 Penyediaan Prasarana dan Sarana Air

Limbah (DAK) 2,275,339,000

2,275,339,000

2,275,339,000

2,275,339,000

29 Program Pengembangan Wilayah

Strategis dan Cepat Tumbuh 24,313,573,800

23,353,155,424

36 Pembangunan/Peningkatan Infrastruktur 24,313,573,800 24,313,573,800 23,353,155,424 23,353,155,424

30 Program Pembangunan Infrastruktur

Perdesaan 20,779,392,500

20,440,742,736

37 Penataan Lingkungan Permukiman

Penduduk Perdesaan 12,204,925,200 12,204,925,200

12,071,585,536 12,071,585,536

38 Pembangunan Sarana dan Prasarana Air

Bersih Perdesaan 5,793,399,000

5,793,399,000

5,741,633,800

5,741,633,800 39 Monitoring , Evaluasi dan Pelaporan 868,341,300 868,341,300 726,023,400 726,023,400

40 Pembangunan Sarana dan Prasarana Air

Bersih Perdesaan (DAK) 1,912,727,000

1,912,727,000

1,901,500,000

(25)

KABUPATEN BANJAR TAHUN 2015-2019 Tabel 9.11.

PDAM Intan Banjar Neraca Per 31 Desember 2007 – 2012

(000.000,-)

Nilai Perolehan 41,635 49,851 126,749 157,462 180,900 222,528 247,724 - Akumulasi Penyusutan -15,484 -18,302 -25,637 -36,078 -46,136 -61,094 -74,763

Nilai Buku Aktiva Tetap 26,151 31,549 101,112 121,884 135,492 162,412 172,962

Aktiva Lain-lain

- Akumulasi Penurunan Nilai Asset

(26)

NAMA PERKIRAAN Hutang Jangka Panjang yg Akan

Dihapus 8,337 8,337 8,337 8,337

Belum ditetapkan Statusnya 5,315 5,315 33,593 24,120 28,381 38,649 38,003 Kekayaan Pemda Yang Dipisahkan 42,751 55,751

Akumulasi Kerugian 52,362 65,429 106,948 123,226 146,806 170,356 197,357

Cadangan Dana Sosial 132 61 33 58 30 Total Modal dan Cadangan 46,548 63,270 108,145 127,929 147,332 173,548 202,155 Jumlah Kewajiban dan Modal 63,045 82,538 130,401 149,462 168,381 203,497 223,093

Sumber : PDAM Intan Banjar

Tabel 9.12.

JUMLAH PENDAPATAN 21,359 27,397 34,697 42,831 50,027 63,860 72,904

(27)

KABUPATEN BANJAR TAHUN 2015-2019

USAHA/OPERASIONAL 10,481 11,584 17,091 36,600 49,789 60,254 70,330

IV LABA (RUGI) KOTOR USAHA 10,878 15,813 17,606 5,531 -1,149 1,483 575 Sumber : PDAM Intan Banjar

Berdasarkan data keuangan PDAM Intan Banjar sebagaimana diatas, terlihat bahwa setiap tahunnya pendapatan PDAM terus meningkat.

B. Status Keuangan PDAM Intan Banjar

(28)

Tabel 9.13.

Status Keuangan PDAM Intan Banjar

No Tahun Hasil Audit Auditor Kinerja

1 2007 Wajar Tanpa Pengecualian BPKP Perwakilan Prov. Kalsel CUKUP

2 2008 Wajar Tanpa Pengecualian BPKP Perwakilan Prov. Kalsel BAIK

3 2009 Wajar Tanpa Pengecualian BPKP Perwakilan Prov. Kalsel SEHAT

4 2010 Wajar Tanpa Pengecualian BPKP Perwakilan Prov. Kalsel SEHAT

5 2011 Wajar Tanpa Pengecualian BPKP Perwakilan Prov. Kalsel SEHAT

6 2012 Wajar Tanpa Pengecualian KKAP Soejatna, Mulayan & Rekan SEHAT

7 2013 Wajar Tanpa Pengecualian KKAP Soejatna, Mulayan & Rekan SEHAT Sumber : PDAM Intan Banjar

Tabel 9.14.

Pembiayaan PDAM di Kabupaten Banjar dalam 5 Tahun Terakhir

No Anggaran Tahun Nilai Total

1 2009 11,159,845,500.00

2 2010 1,327,503,853.00

3 2011 514,807,866.00

4 2012 1,450,739,700.00

5 2013 7,574,823,870.00

Total 22,027,720,789.00

Sumber : PDAM Intan Banjar

9.3.4.

Perkembangan Investasi Pembangunan Infrastruktur

Bersumber dari Swasta

Mengingat terbatasnya data tentang investasi pembangunan cipta karya yang dibiayai oleh perusahaan swasta, baik dalam konteks investasi usaha maupun dalam rangka program kepedulian kepada masyarakat sekitar berupa program Coorporate Social Responsibility (CSR), maka paparan tentang bagian ini tidak dapat dilakukan.

9.4.

PROYEKSI DAN RENCANA INVESTASI PEMBANGUNAN

INFRASTRUKTUR

Bagian ini merupakan kajian tentang proyeksi dan rencana investasi pembangunan bidang cipta karya untuk 5 tahun kedepan, baik proyeksi yang bersumber dari APBD Kabupaten Banjar maupun proyeksi dari perusahaan daerah, dalam hal ini adalah PDAM Intan Banjar

9.4.1.

Proyeksi APBD Kabupaten Banjar

(29)

KABUPATEN BANJAR TAHUN 2015-2019

1. Dari 3 kelompok pendapatan daerah, ketergantungan pendapatan daerah terhadap dana perimbangan dari pusat masih cukup tinggi, yaitu pada tahun 2013 sebesar 69,13 % dari total pendapatan. Sementara itu pendapatan daerah dari PAD yang merupakan salah satu indikator kemandirian kemampuan daerah dalam pembiayaan pembangunannya hanya sebesar 15,57 %, untuk sumber pendapatan dari lain-lain pendapatan daerah yang sah lebih kecil lagi yaitu sebesar 15,30 %.

2. Dilihat dari trend perkembangannya terjadi peningkatan yang cukup signifikan dari pertumbuhan kontribusi PAD terhadap pendapatan daerah, yaitu dari kontribusi sebesar 7.08 % tahun 2007 kemudian 7 tahun berikutnya meningkat 2 kali lipat sebesar 15,57 % pada tahun 2013 dengan rata-rata pertumbuhan kontribusinya sebesar 1,41 %/tahun. Sementara disisi lain trend penurunan sumber pendapatan dana perimbangan mengalami kencenderungan penurunan kontribusi terhadap total pendapatan daerah, yaitu dari kontribusi sebesar 87,49 % pasda tahun 2007 mengalami penurunan sebesar -18,36 % selama 7 tahun terakhir menjadi 69,13 % pada tahun 2013, artinya rata-rata angka penurunannya sebesar -3,06 %/tahun . Angka penurunan tersebut sangat besar dan cukup signifikan yang menggambarkan semakin menurunnya angka ketergantungan pembiayaan pembangunan daerah dari sumber pendapatan pemerintah pusat, sementara kemandirian daerah dari PAD semakin meningkat dan mengambil peran sebagian dari pendapatan perimbangan daerah.

Tabel 9.15.

Perkembangan Prosentase Kontribusi Kelompok Pendapatan Terhadap Total Pendapatan Daerah Kabupaten Banjar Tahun 2007-2013

Kelompok Sumber

(30)

Namun demikian jika kita lebih obyektif melihat tgrend dalam 3 tahun terakhir yang mebggambarkan dinamika riel yang terjadi, maka rata-rata pertumbuhan pendapatan daerah lebih rendah yaitu sebesar 14,13 %/tahun. Angka spektakuler digambarkan pada kelompok PAD yang mengalami pertumbuhan sebesar 84,03 %/tahun selama periode tahun 2011-2013. Untuk kelompok pendapatan bana perimbangan sebesar 11,27 %/tahun dan kelompok lain-lain pendapatan yang sah sebesar 3,30 %/tahun.

Tabel 9.16.

Pertumbuhan Pendapatan Daerah Kabupaten Banjar Tahun 2007-2013

TAHUN

Total Pendapatan PAD Dana Perimbangan Lain lain Pendapatan yg sah

Berdasarkan pertimbangan diatas maka proyeksi pendapatan daerah Kabupaten Banjar dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan berdasarkan trend pertumbuhan yang terjadi dan pendekatan berdasarkan distribusi kontribusi kelompok pendapatan terhadap total pendapatan kabupaten, yaitu sebagai berikut :

1. Dengan menggunakan angka rata-rata pertumbuhan pendapatan selama 7 tahun terakhir berdasarkan angka pertumbuhan setiap kelompok pendapatan, yaitu :

• Laju pertumbuhan kelompok lain-lain pendapatan yang sah = 46 %/tahun • Laju pertumbuhan kelompok PAD = 42 %/tahun

• Laju pertumbuhan kelompok pendapatan dana perimbangan = 11 %/tahun

(31)

KABUPATEN BANJAR TAHUN 2015-2019 Tabel 9.17.

Prediksi Pendapatan Daerah pertumbuhanKabupaten Banjar Tahun 2007-2013 Berdasarkan Kecenderungan

TAHUN PAD Dana Perimbangan

Daerah

2. Pendekatan kedua adalah dengan melakukan proyeksi pendapatan daerah secara total dengan angka pertumbuhan yang moderat dan realistis, selanjutnya dari hasil proyeksi tersebut dilakukan distribusi pada masing-masing kelompok pendapatan berdasarkan prosentase kontribusi yang direncanakan. Angka pertumbuhan dalam kurun waktu 7 tahun terakhir sekitar 15 %/tahun, sementara dalam kurun waktu 3 tahun terakhir sekitar 14 %/ tahun, yang selanjutnya angka pertumbuhan 14 %/tahun ini yang akan digunakan sebagai angka pertumbuhan pendapatan daerah untuk 5 tahun kedepan.

Pertimbangan menggunakan angka pertumbuhan 3 tahun terakhir mengingat dalam kurun waktu 7 tahun ternyata angka pertumbuhannay cukup fluktuatif, sementara dalam 3 tahun terakhir relative stabil dan diasumsikan sebagai angka pertumbuhan yang mendekati kecenderungan dan realita yang berkembang kedepannya.

Berdasarkan perhitungan maka proyeksi pendapatan daerah Kabupaten Banjar pada tahun 2019 sebesar Rp. 2.692,44 milyar atau 2 kali lipat dari pendapatan daerah tahun 2013.

Tabel 9.18.

Prediksi Pendapatan daerah Berdasarkan Target Pertumbuhan & Distribusi Kontribusi Berdasarkan Kelompok Pendapatan

Prediksi PAD Prediksi Dana Perimbangan Daerah

Prediksi Lain-Lain Pendapatan Sah

Distribusi Nilai Distribusi Nilai Distribusi Nilai 2013 1,226.64 15.57% 190.97 69.13% 847.99 15.30% 187.68

(32)

infrastruktur selama 5 tahun kedepan. Berdasarkan data 2 tahun terakhir, pembiayaan infrastruktur memiliki kondisi sebagai berikut :

Tabel 9.19.

Porsi Pembiayaan Sektor Cipta Karya Terhadap Pendapatan Daerah Kabupaten Banjar Tahun 2012-2013

Uraian 2012 2013

1. Pendapatan 1,071.91 1,226.64

2. Alokasi Infrastruktur 68.00 76.99

a. Alokasi Sektor Cipta Karya 68.00 76.99 b. Alokasi Sektor Non Cipta Karya 105.45 172.53

Total Alokasi Infrastruktur 173.45 249.52

Prosentase Pembiayaan (%) 16.18% 20.34%

Sumber : Pemkab Banjar

Sementara itu dengan membandingkan antara kebutuhan anggaran untuk pengembangan atau pembangunan program-program Infrastruktur Kabupaten Banjar tahun 2015-2019, rata-rata porsi pembiayaan Infrastruktur terhadap proyeksi pendapatan daerah masih relative kecil, yaitu dibawah 10 % dari proyeksi pendapatan daerah Kabupaten Banjar pada periode yang sama.

Tabel 9.20.

Porsi Anggaran Infrastruktur Terhadap Proyeksi Pendapatan Daerah Tahun 2015-2019

TAHUN

Prediksi Pendapatan

Kabupaten

Usulan Program Cipta Karya

Usulan Program Infrastruktur Nilai % Alokasi Nilai % Alokasi

2015 1,594.14 48.10 3.02% 57.35 3.60%

2016 1,817.32 72.62 4.00% 98.40 5.41%

2017 2,071.75 42.82 2.07% 128.92 6.22%

2018

(dengan pembangunan Kaw

Perkantoran Pemkab) 2,361.79 5,860.20 248.13% 5,870.31 248.55% 2018

(tanpa pembangunan Kaw

Perkantoran Pemkab) 2,692.44 23.97 0.89% 34.08 1.27%

2019 2,692.44 25.18 0.94% 32.95 1.22%

TOTAL

(dengan pembangunan Kaw

Perkantoran Pemkab) 10,537.44 6,048.92 57.40% 6,187.93 58.72% TOTAL

(tanpa pembangunan Kaw

Perkantoran Pemkab) 10,868.09 212.69 1.96% 351.70 3.24% Sumber : Hasil Rencana

9.4.2.

Rencana Pembiayaan Perusahaan Daerah

(33)

KABUPATEN BANJAR TAHUN 2015-2019

2010. Dalam rencana pengembangan SPAM PDAM Intan Banjar – Kabupaten Banjar, untuk 5 tahun ke depan telah menyusun rencana pengembangan, yaitu :

1. Pengadaan dan Pemasangan Pompa (Submersible) Intake 2. Pengadaan dan Pemasangan Pipa transmisi HDPE

3. Pembangunan Reservoar Dan Booster Pump 4. Pengadaan dan pemasangan pipa distribusi HDPE 5. Pemasangan Sambungan Rumah

a. Zona Utama sebanyak 15.250 SR b. Zona Barat sebanyak 17.500 SR c. Zona Timur sebanyak 7.200 SR

Untuk pelaksanaan rencana tersebut dalam periode 5 tahun kedepan yaitu mulai tahun 2015 hingga tahun 2019, diperlukan dana lebih kurang Rp. 91,45 milyar

9.4.3.

Rencana Kerjasama Pemerintah dan Swasta

Rencana kerjasama pemerintah dan swasta pada umumnya terfasilitasi dalam program Coorporate Social Responsibility (CSR) yang merupakan program kepedulian perusahaan terhadap limgkungan atau masyaralat sekitar usahanya. Selain itu bentuk lain dari kerjasama pemerintah dan swasta adalah berupa kegiatan investasi yang dilakukan oleh swasta namun menggunakan sarana dan prasarana pemrointah dengan berbagi bentuk. Berdasarkan usulan program cipta karya sebagaimana yang telah dihasilkan pada bab 6, terdapat beberapa potensi program cipta karya yang dapat dikerjasamakan dengan pihak swasta, antara lain :

1. Pembangunan taman kota dengan memberikan fasilitas iklan atau promosi bagi perusahaan 2. Pembangunan taman lingkungan pada lokasi perumsahan sebagai bagian dari penyediaan

fasilitas perumahan

3. Pembangunan jaringan air limbah pada unit bangunan rumah yang akan dibangun, sehingga sudah dipersiapkan sejak awal.

4. Pembangunan akses jalan lingkungan menuju lokasi perumahan atau akses jalan lingkungan menuju ke kawasan permukiman sekitarnya oleh pengembang perumahan. 5. Pembangunan instalasi pengolahan air oleh perusahaan atau pengembang perumahan skala

besar, yang selain untuk memenuhi kebutuhan internalnya, juga untuk memberikan pelayanan kepada permukiman disekitarnya.

6. Pembangunan TPS 3R pada kawasan perumahan yang sedang dibangun atau pada lingkungan sekitar usaha pada permukiman disekitarnya

7. Penyediaan kolam-kolam resistensi untuk pengendalian genangan air yang dapat dimanfaatkan sebagai obyek rekreasi atau budidaya ikan oleh masyarakat sekitar.

(34)

Tabel 9.21.

Rencana Investasi Pengembangan Spam Utama Kota Banjarbaru Dan Kabupaten Banjar 2013 - 2017

( x Rp. 1000 )

NO KEGIATAN VOLUME HARGA SATUAN

TAHUN SUMBER DANA 2015 2016 2017 2018 2019 TOTAL

A. PEMBEBASAN LAHAN -

4 Booster Guntung Manggis 1,000 m2 1,500 0 APBD KAB

5 Booster Landasan Ulin 1,000 m2 1,500 0 APBD KAB

7 Booster Tambak Sirang 1,000 m2 1,500 0 APBD KAB

B. AIR BAKU 0

3

Pengadaan dan Pemasangan Pompa (Submersible) Intake Pengaron

50 l/dt 2 Unit 250,000 0 APBN

4

Pengadaan dan Pemasangan Pompa (Submersible) Intake Aranio 15

l/dt 2 Unit 150,000 300,000 300,000 APBN

5

Pengadaan dan Pemasangan Pompa (Submersible) Intake Paramasan

30 l/dt 2 Unit 200,000 400,000 400,000 APBN

C. PIPA TRANSMISI AIR BAKU 0

3

Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE dia. 200 mm (Transmisi IPA

Pengaron) 3,000 m 260 0 APBN

4

Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE dia. 150 mm (Transmisi IPA

Aranio) 1,000 m 200 200,000 200,000 APBN

5

Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE dia. 200 mm (Transmisi IPA

Paramasan) 1,000 m 260 260,000 260,000 APBN

D. IPA PRODUKSI 0

2 Pembangunan IPA Pengaron 50 l/dt 1 Unit 5,750,000 0 APBN

3 Pembangunan IPA Aranio 15 l/dt 1 Unit 1,725,000 1,725,000 1,725,000 APBN

4 Pembangunan IPA Paramasan 30 l/dt 1 Unit 3,450,000 3,450,000 3,450,000 APBN

5 Peningkatan kapasitas Produksi 0

b. Up Rating WTP 13 l/dt menjadi 20 l/dtk (Sei Tabuk) 1 Paket 75,000 0 APBD KAB

c. Up Rating WTP 57,7 l/dt menjadi 80 l/dtk (Landasan Ulin) 1 Paket 100,000 0 APBD KAB

e. Up Rating WTP kapasitas 7 l/dt jadi 10 l/dt (IKK Astambul) 1 Paket 50,000 0 APBD KAB

f. Up Rating WTP kapasitas 9 l/dt jadi 20 l/dt (IKK Mataraman) 1 Paket 75,000 0 APBD KAB

g. Up Rating WTP kapasitas 3,2 l/dt jadi 5 l/dt (IKK Simpang Empat) 1 Paket 50,000 0 APBD KAB

E. RESERVOAR DAN BOOSTER PUMP 0

3 Pembangunan 0

b. Booster Astambul 6000 m3 1 Unit 12,000,000 0 APBD PROV

(35)

KABUPATEN BANJAR TAHUN 2015-2019

d. Pompa Booster Landasan Ulin 1 kap. 200 l/dt (Wil. Landasan Ulin +

Gambut) 2 unit 225,000 0 KPS

e. Pompa Booster Landasan Ulin 2 kap. 200 l/dt (Booster Tambak

Sirang + Res. Kertakhanyar) 2 unit 325,000 0 KPS

g. Pompa distribusi Booster Tambaksirang kap. 80 l/dt (Wil.

Aluh-Aluh) 2 unit 100,000 0 KPS

h. Pompa distribusi Kertakhanyar kap. 120 l/dt (Wil. Kertakhanyar) 2 unit 200,000 0 KPS

2 Pengadaan dan Pemasangan pipa distribusi 0

- Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE Ø 110 -160 mm Kec Kertak

(36)

NO KEGIATAN VOLUME HARGA SATUAN

TAHUN SUMBER DANA 2015 2016 2017 2018 2019 TOTAL

- Pengadaan dan pemasangan pipa Distribusi Kecamatan Martapura

Barat Ø 150 - 50 mm 20,000 meter 150 0 APBD KAB

interkoneksi dengan sistem jaringan Martapura Timur. 0

- Pengadaan dan pemasangan pipa dia 6" Sei Sipai 4,000 meter 180 0 APBD KAB

- Pengadaan, pemasangan dan Penggantian pipa ACP menjadi HDPE

dia 10" Gambut - Kertak Hanyar 22,000 meter 400 0 KPS

H. PELAYANAN 0

1 - Pemasangan Sambungan Rumah Zona Utama 0

a. Wilayah Karang Intan 3,862 Unit 1,000 250,000 250,000 250,000 250,000 250,000 1,250,000 PDAM

b. Wilayah Cempaka 3,810 Unit 1,000 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000 2,500,000 PDAM

c. Wilayah Martapura 24,479 Unit 1,000 1,300,000 1,300,000 1,300,000 1,300,000 1,300,000 6,500,000 PDAM

d. Wilayah Banjarbaru 11,819 Unit 1,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 5,000,000 PDAM

2 - Pemasangan Sambungan Rumah Zona Barat 0

a. Wilayah Landasan Ulin + Gambut 17,293 Unit 1,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 5,000,000 PDAM

b. Wilayah Sungai Tabuk 8,445 Unit 1,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 5,000,000 PDAM

c. Wilayah Kertak hanyar 10,674 Unit 1,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 5,000,000 PDAM

d. Wilayah Aluh-Aluh 5,491 Unit 1,000 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000 2,500,000 PDAM

3 - Pemasangan Sambungan Rumah Zona Timur 0

a. Wilayah Astambul 4,050 Unit 1,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 2,000,000 PDAM

b. Wilayah Simpang Empat 3,975 Unit 1,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 1,500,000 PDAM

c. Wilayah Pengaron 3,548 Unit 1,000 250,000 250,000 250,000 250,000 250,000 1,250,000 PDAM

d. Wilayah Mataraman 2,667 Unit 1,000 250,000 250,000 250,000 250,000 250,000 1,250,000 PDAM

e. Wilayah Aranio 915 Unit 1,000 100,000 100,000 100,000 100,000 400,000 PDAM

f. Wilayah Paramasan 2,030 Unit 1,000 200,000 200,000 200,000 200,000 800,000 PDAM

RENCANA SELURUH INVESTASI 57,750,000 8,550,000 9,050,000 8,050,000 8,050,000 91,450,000

Sumber Dana KPS 42,165,000 42,165,000

Gambar

Tabel 9.1. Perkembangan Realisasi Pendapatan dari tahun 2007-2013 (Rp. milyar)
Grafik Pendapatan Daerah Pemerintah Kabupaten Banjar Tahun 2007 - 2013
Tabel 9.3. Realisasi Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten Banjar Tahun 2007 - 2013
Grafik Belanja Derah Pemerintah Kabupaten Banjar Tahun 2007 – 2013
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pondok pesantren Al Muhamad Cepu sebagai lembaga pendidikan Islam yang bercorak salaf dan modern tidak menutup kemungkinan terdapat beberapa kebijakan yang masih

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa terdapat terdapat perbedaan kemampuan disposisi matematis peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol, hal ini menunjukkan

Penelitian ini secara khusus terfokus untuk menganalisa olah gerak dari konverter berbentuk segi empat yang diakibatkan perubahan muatan yang akan menghasilkan

Sepanjang kontrak kerja adalah „bebas‟, apa yang diperoleh pekerja tidak ditentukan oleh nilai sesungguhnya dari barang-barang yang dihasilkannya, tetapi oleh kebutuhan

Sebelum melakukan perancangan burner untuk reaktor gasifikasi yang dirancang, terlebih dahulu dilakukan percobaan pembakaran gas keluaran reaktor dengan menggunakan burner

c) Membuat karya tulis berupa tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri dalam bidang epidemiologi/kesehatan yang tidak dipublikasikan dalam bentuk buku dan atau makalah..

Untuk membuat permainan semakin menarik dan seru, aplikasi permainan kartu King and Slave Capsa ini akan memiliki 3 mode permainan, yaitu mode Normal, mode King &

Melihat dari permasalahan akan kurangnya minat anak-anak terhadap cerita rakyat lokal dan meningkatnya popularitas iPad sebagai toys of the year versi majalah PCWorld, maka munculah