• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN HORMON TIROKSIN PADA PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MASKOKI (Carrasius auratus)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN HORMON TIROKSIN PADA PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MASKOKI (Carrasius auratus)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN HORMON TIROKSIN PADA

PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN

IKAN MASKOKI

(Carrasius auratus)

Effect of Giving Thyrocsine Hormone in Feed and Growth of Maskoki (Carrasius auratus)

Dian Roy Nugraha Sembiring1, Eriyusni2, Indra Lesmana2

1

Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, (Email : dianroy17@yahoo.co.id)

2

Staff Pengajar Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

Maskoki is ornamental fish and high ecomonic value. The aim of this study using thyrocsine compared on the fish consumption. Effect of growth in ornamental fish depend for the hormone were give. The result was higher of body weight 5.84 g followed 7.24 cm length growt, 2.19% Spesific Growt Rate (SGR), 0.05 g Daily Weigth Gain (DWG), 0.29 g Feed Convertion Ratio (FCR), 96.67 % Survival Rate (SR) with thyrocsine hormone of 25 mg, compared the other fish was lowest body weight 4,74 g followed 6,55 cm length growt, 0.74 Spesific Growt Rate (SGR), 0.02 g Daily Weight Dain (DWG), 0.23 g Feed Convertion Ratio (FCR), and 93.33 % Survival Rate (SR) with thyrocsine hormone of 10 mg. Keywords : Fish, Hormone, Growth, SGR, DWG.

PENDAHULUAN

Ikan Maskoki merupakan ikan yang populer dikalangan masyarakat, ikan maskoki memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi serta permintaan pasar terhadap ikan maskoki terus meningkat setiap tahunnya.

Budidaya ikan hias air tawar merupakan salah satu usaha agribisnis dengan prospek yang cerah, karena potensi pasarnya masih sangat terbuka, baik pasar domestik, regional maupun internasional. Hal ini dapat ditunjukkan oleh peningkatan ekspor ikan hias dari tahun ke tahun (Alifudin, 2003).

Ikan maskoki (Carassius auratus) merupakan salah satu ikan hias populer dan banyak penggemar. Dari segi pembudidayaan dan

perawatannya ikan maskoki ini tergolong mudah sehingga banyak petani ikan yang membudidayakan ikan ini. Menurut beberapa pembenih ikan maskoki, ikan maskoki memiliki siklus pemijahan sampai 2 bulan dan dapat memijah sebanyak 5 kali dalam setahun. Frekuensi pemijahan ikan mas koki ini relatif lama jika dibandingkan dengan ikan yang lainnya. Derajat pembuahan ikan maskoki masih berkisar antara 50 % - 60 % dan derajat penetasan ikan maskoki ini hanya sekitar 40 % - 50 %. (Fajrin, dkk., 2008).

Pertumbuhan adalah proses bertambahnya ukuran volume dan berat suatu organisme yang dapat dilihat dari perubahan ukuran panjang dan berat dalam satuan

(2)

waktu. Pertumbuhan terjadi bila ada kelebihan masukan energy dan asam amino dari pakan (Susanti, 2003). Pertumbuhan ikan maskoki dengan ukuran 3.5 inchi di capai selama 4 sampai 6 minggu, oleh karena itu maka diperlukan teknik budidaya untuk meningkatkan laju pertumbuhan agar proses produksi dapat dipersingkat. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan pecampuran hormon dengan pakan yang akan diberikan.

Hormon telah dilaporkan dapat meningkatkan laju pertumbuhan ikan melalui peningkatan laju metabolisme,

efisiensi pakan dan retensi protein. Pemberian hormon tiroksin pada ikan hias dianggap tidak berdampak negatif terhadap manusia karena tidak dikonsumsi oleh manusia (Zairin, dkk., 2005).

Lam (1980) diacu dalam Megahanna (2010) menyatakan bahwa hormon tiroksin (T4) berpengaruh dalam hal peningkatan, perkembangan dan pertumbuhan ikan mujair (Oreoscromis mossambicus). T4 juga dapat meningkatkan kelangsungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan larva ikan mas (Cyprinus carpio).

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan padan bulan September 2014 sampai dengan Oktober 2014, bertempat di UPTD Budidaya Dinas Perikanan dan Kelautan Jalan Bunga Ganyong Kelurahan Ladang Bambu, Kecamatan Medan Tuntungan Sumatera Utara.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah 13 unit akuarium ukuran 40 x 20 x 20 cm3, aerator, selang, tanggok kecil, baskom, kertas millimeter, kamera digital, timbangan analitik, termometer, pH meter dam DO meter. Sedangkan Bahan yang digunakan adalah ikan maskoki ukuran 5 cm, hormon tiroksin, pakan ikan hias, air bersih, dan alkohol 70 %.

Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakukan (Lampiran 1),

masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali ulangan. Menurut literatur Zairin., dkk., (2005) Pemberian hormon tiroksin dengan dosis 20 mg/kg pakan diduga mengaktivasi enzim-enzim pencernaan ikan plati koral dan meningkatkan pertumbuhannya. Penelitian ini memberi perlakuan terdiri dari:

1. Tanpa perlakuan (kontrol) 2. Dosis 10 mg hormon tiroksin

+ 1 kg pakan selama 6 minggu

3. Dosis 15 mg hormon tiroksin + 1 kg pakan sel ama 6 minggu

4. Dosis 20 mg hormon tiroksin + 1 kg pakan selama 6 minggu

5. Dosis 25 mg hormon tiroksin + 1 kg pakan selama 6 minggu

Tabel 1.

Tabel 1. Batas Toleransi Kualitas Air Sumber : Liviawaty, 1990 ; Daelami, 2001

(3)

Pengambilan data dilakukan 14 hari sekali melalui pengamatan 10 ekor ikan/akuarium untuk melihat pola pertumbuhan Berat, Panjang, SGR, DWG, FCR, SR ikan maskoki. Ikan diambil menggunakan tanggok kecil secara perlahan kemudian diletakkan ke dalam baskom yang telah diisi air. Untuk pengamatan panjang ikan menggunakan kertas millimeter. Sedangkan untuk pengamatan berat ikan dengan menggunakan timbangan analitik. Data yang diperoleh kemudian dicatat untuk diketahui perkembangan pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan maskoki. Parameter Penelitian

1. Laju Pertumbuhan Spesifik

(%/hari)

Laju pertumbuhan harian (Specific Growth Rate) untuk menghitung laju pertumbuhan harian menurut Effendi (1997) menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

SGR = Laju pertumbuhan spesifik (%)

W2 = Berat ikan pada akhir

penelitian (g)

W1 = Berat ikan pada awal

pemeliharaan (g)

T2 = Lama pengamatan awal

penelitian (hari)

T1 = Lama pengamatan akhir

penelitian (hari)

2. Pertambahan Berat Harian

(Daily Weight Gain)

Pertambahan Berat Harian menurut Huisman(1997) diacu oleh Nurdin (1999) menggunakan rumus sebagai berikut:

( ) ( )

( )

Keterangan :

DWG = Pertambahan berat badan per hari W2 = Berat akhir ikan uji

W1 = Berat awal ikan uji

T2 = Waktu akhir pengukuran

ikan

T1 = Waktu awal pengukuran

ikan

3. Rasio Konversi Pakan

Rasio Konversi Pakan

menurut Nurdin (1999)

menggunakan rumus sebagai berikut:

( ) ( ) Keterangan :

FCR = Rasio konversi pakan

Berat pakan yang diberikan Berat ikan badan ikan uji

4. Pertumbuhan Berat dan

Panjang Rata-rata

Pertumbuhan berat dan panjang rata-rata menurut Effendi (2002) menggunakan rumus sebgai berikut: X = Keterangan : X = Rata-rata data Xn = Jumlah data n = Total Data Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan selama penelitian akan dianalisis menggunakan SPSS yang meliputi Analisis Ragam (ANOVA) dengan uji F untuk mengetahui

(4)

pengaruh perlakuan terhadap parameter.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Pertumbuhan Berat

Pengamatan pertumbuhan berat ikan maskoki dilakukan secara insitu setiap 14 hari dengan menggunakan timbangan analitik. Pertumbuhan berat ikan maskoki pada setiap dosis yang berbeda yakni 10 mg/kg, 15 mg/kg, 20 mg/kg dan 25 mg/kg. Hasil tersebut menunjukkan bahwa perlakuan

dengan dosis 25 mg/kg memberi pertumbuhan maksimal yakni dengan berat mencapai 5,84 g selama 6 minggu menunjukkan perbedaan (Gambar 3).

Dari hasil analisis ANOVA ikan maskoki selama 6 minggu terhadap pertumbuhan berat terlihat minggu ke 2 tidak berbeda nyata sedangkan minggu ke 4 dan ke 6 sangat berbeda nyata. Analisis ragam pertumbuhan berat ikan maskoki dapat dilihat pada Lampiran 2.

Terlihat pada gambar diatas, semakin tinggi pemberian dosis hormon tiroksin yaitu 25 mg/kg maka semakin optimal untuk pertumbuhan berat. Hal ini

menunjukkan bahwa hormon tiroksin berperan aktif di tubuh ikanmaskoki. Hasil rata-rata dapat di lihat pada

Tabel 2

Tabel 2. Rata-rata Terhadap Berat Ikan Maskoki

Perlakuan Minggu ke-

2 4 6

P1 4,49 a 4,63 a 4,74 a

P2 4,85 a 5,00 b 5,36 b

P3 4,92 a 5,10 b 5,54 c

P4 4,83 a 5,46 c 5,84 c

Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata

Pertumbuhan Panjang

Pertumbuhan panjang ikan maskoki pada setiap dosis hormon yang berbeda yakni 10 mg/kg, 15 mg/kg, 20 mg/kg dan 25 mg/kg. Hasil tersebut menunjukkan bahwa perlakuan dengan dosis 25 mg/kg mencapai pertumbuhan maksimal yakni dengan panjang mencapai 7.24

cm selama masa pemeliharaan 6 minggu (Gambar 4).

Dari hasil analisis ANOVA Terlihat bahwa panjang ikan maskoki pada minggu ke 2 berbeda hingga minggu ke 6. Analisis ragam pertumbuhan panjang ikan maskoki dapat dilihat pada Lampiran 3.

Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa pemberian hormon tiroksin terhadap pakan sebesar 25 mg atau 0.0025 g memberikan pertumbuhan panjang secara maksimal terhadap ikan maskoki yaitu 7.24 cm. Perlakuan 10 mg/kg menunjukkan pertumbuhan minimal

yaitu 6.16 cm, karena pakan yang diberikan hormon tiroksin dengan dosis yang rendah.

Berdasarkan Gambar 4. menunjukkan pertumbuhan panjang secara maksimal pada pakan yang diberikan rangsangan hormon tiroksin terjadi pada saat memasuki

(5)

minggu ke 6, Diduga pakan yang telah diberikan rangsangan hormon mampu diproses dalam tubuh dan

mengalami penyerapan protein yang optimal. Hasil rata-rata dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rata-rata Terahadap Panjang Ikan Maskoki

Perlakuan Minggu ke-

2 4 6

P1 6,16 a 6,37 a 6,55 a

P2 6,17 a 6,36 a 6,60 a

P3 6,36 b 6,64 b 6,86 b

P4 6,50 b 7,11 b 7,24 b

Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata

Laju Pertumbuhan Spesifik (SGR) Pengamatan pertumbuhan spesifik harian ikan maskoki dilakukan secara insitu setiap 14 hari. Pertumbuhan spesifik harian ikan maskoki pada setiap dosis yang berbeda yakni, 10 mg/kg, 15 mg/kg, 20 mg/kg dan 25 mg/kg.

Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa perlakuan 10 mg atau 0,0010 rangsangan hormon tiroksin

memberikan pertumbuhan spesifik terendah yaitu0.73%, hormon tiroksin sebesar 25 mg atau 0.0025 g mengahsilkan pertumbuhan SGR 2.19% (Gambar 5).

Dari hasil analisi ANOVA terlihat bahwa minggu ke 2 hingga ke 6 berbeda. Analisis ragam pertumbuhan SGR ikan maskoki dapat dilihat pada Lampiran 4.

Gambar 5. Pertumbuhan Spesifik SGR Ikan Maskoki Pada Setiap Perlakuan Selama 6 minggu

Terlihat pada gambar diatas, semakin tinggi pemberian dosis hormon tiroksin yaitu 25 mg/kg maka semakin optimal untuk pertumbuhan. Hal ini menunjukkan bahwa hormon tiroksin berperan

aktif di tubuh ikan maskoki. Hasil rata-rata dapat dilihat pada Tabel 4. Analisis ragam pertumbuhan SGR ikan maskoki dapat dilihat pada Lampira 0 0.5 1 1.5 2 2.5 2 4 6 Dosis 10 mg Dosis 15 mg Dosis 20 mg Dosis 25 mg Minggu ke- P ertumbuha n Spesi fi k S GR (%)

(6)

Tabel 4. Rata-rata Terahadap SGR Ikan Maskoki

Perlakuan Sampling ke-

2 4 6

P1 0,46 a 0,51 a 0,74 a

P2 0,42 a 0,64 b 0,73 b

P3 0,39 a 0,54 b 1,23 b

P4 0,57 a 0,99 b 2,19 c

Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata

Pertumbuhan Bobot Harian (DWG)

Pengamatan pertumbuhan berat harian ikan maskoki dilakukan secara insitu setiap 14 hari. Pertumbuhan DWG ikan maskoki pada setiap dosis yang berbeda yakni, 10 mg/kg, 15 mg/kg, 20 mg/kg dan 25 mg/kg. (Gambar 6). Hasil tersebut menunjukkan bahwa

perlakuan dengan dosis 25 mg/kg memberi pertumbuhan maksimal yakni dengan berat mencapai 0.05g. Hasil analisis ANOVA DWG dapat dilihat pada Tabel 5.

Dari hasi ANOVA pada Tabel 5. Terlihat bahwa minggu ke 2 hingga minggu ke 6 terlihat perbedaan.

Gambar 6. Pertumbuhan DWG Ikan Maskoki Pada Setiap Perlakuan Selama 6 minggu

Terlihat pada gambar diatas, semakin tinggi pemberian dosis hormon tiroksin yaitu 25 mg/kg maka semakin optimal untuk pertumbuhan. Hal ini menunjukkan bahwa hormon tiroksin berperan

aktif di tubuh ikan maskoki. Hasil rata-rata dapat dilihat pada Tabel 6. Analisis ragam pertumbuhan DWG ikan maskoki dapat dilihat pada Lampiran 5. 0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 2 4 6 Dosis 10 mg Dosis 15 mg Dosis 20 mg Dosis 25 mg Minggu ke- Per tum buhan D WG I k an Ma sk ok i ( g r)

(7)

Tabel 6. Rata-rata Terahadap Pertumbuhan DWG Ikan Maskoki Perlakuan Sampling ke 2 4 6 P1 0,020 a 0,021a 0,028 a P2 0,019 a 0,030 a 0,033 b P3 0,018 a 0,025 a 0,054 b P4 0,027 a 0,042 b 0,055 c

Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata

Rasio Konversi Pakan

Jumlah pakan yang diberikan adalah 5% dari bobot tubuh, pemberian pakan dilakukan 3 kali sehari, berikut adalah jumlah pakan

yang diberikan. Pengamatan pemberian pakan ikan maskoki pada setiap dosis yang berbeda yakni, 10 mg/kg, 15 mg/kg, 20 mg/kg dan 25 mg/kg (Gambar 7).

Gambar 7. Pertumbuhan FCR Ikan Maskoki Pada Setiap Perlakuan Selama 6 Minggu

Dari hasil pengamatan pada Gambar 7. Perlakuan dengan dosis yang tinggi 25 mg/kg pakan menunjukkan jumlah pakan yang diperlukan juga semakin tinggi.

Dari hasil ANOVA FCR terlihat bawa minggu ke 2 berbeda hingga minggu ke 6. Analisis ragam FCR ikan maskoki dapat dilihat pada Lampiran 6. Rata-rata rasio konversi pakan ikan maskoki dapat dilihat

pada Tabel 7.

Tabel 7. Rata-rata Rasio Konversi Pakan Ikan Maskoki

Perlakuan Minggu ke-

0 2 4 6 P1 0,21 a 0,22 a 0,23 a 0,23 a P2 0,23 a 0,24 a 0,25 a 0,26 a P3 0,23 a 0,24 a 0,25 a 0,27 b P4 0,23 a 0,24 a 0,28 b 0,29 c 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0 2 4 6 Dosis 10 mg Dosis 15 mg Dosis 20 mg Dosis 25 mg Minggu ke- Per tum buhan FC R I k an Ma sk ok i

(8)

Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata

Kualitas Air

Parameter kualitas air yang diamati mencakup suhu, pH dan DO.

Berikut data kualitas air yang diamati selama masa pemeliharaan dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Nilai Kisaran Rata-Rata Parameter Kualitas Air Selama Pemeliharaan

Parameter Satuan Perlakuan

P0 P1 P2 P3 P4 Suhu (ºC) 26 – 29 26 – 29 26 – 29 26 – 29 26 – 29 Ph - 7.1 – 7.7 7.2 – 8.0 7.0 – 7.8 7.1 – 8.0 7.1 – 7.9 DO (mg/L) 7.4 – 8.3 7.6 – 8.2 7.6 – 8.3 7.6 – 8.2 7.6 – 8.0 Pembahasan Berdasarkan hasil pengamatan selama penelitian diperoleh data berupa pertumbuhan panjang (cm), pertumbuhan bobot (g), kelangsungan hidup (%), SGR (%), DWG (g), FCR (g) serta data hasil pengamatan analisis kualitas air selama pemeliharaan.

Hasil pengamatan selama 6 minggu menunjukkan bahwa hormon tiroksin memberikan pengaruh yang berbeda (P > 0.05) terhadap pertumbuhan panjang dan bobot, SGR, DWG, FCR ikan maskoki, namun tidak memberikan pengaruh nyata terhadap kelangsungan hidup ikan maskoki. Hal ini sesuai dengan pendapat Megahana (2010) menyatakan bahwa hormon tiroksin dapat mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan dan metemorfosis ikan. Dari hasil analisis sidik ragam (ANOVA) terlihat bahwa pada dosis tertentu yaitu tanpa perlakuan, 10 mg/kg, 15 mg/kg, 20 mg/kg dan 25 mg/kg, ikan maskoki mampu mentolerir pakan yang telah dicampurkan dengan hormon tiroksin.

Petumbuuhan yang ditandai dengan meningkatnya panjang dan bobot tubuh menunjukkan bahwa pemberian pakan selama penelitian

mampu meningkatkan pertumbuhan (Beuty, 2012).

Pertumbuhan Berat

Dari hasil penelitian terlihat bahwa perlakuan kontrol tanpa rangsangan hormon tiroksin memberikan pertumbuhan berat secara minimal, yaitu sebesar 4,83 g. Pemberian hormon tiroksin sebesar 25 mg atau 0.0025 g memberikan pertumbuhan berat secara maksimal yaitu sebesar 5,84 g. Hal ini disebabkan karena salah satu fungsi hormon tiroksin adalah mampu meningkatkan laju metabolisme tubuh. Zairin., dkk (2005) menyatakan bahwa hormon tiroksin dapat meningkatkan aktivitas protease dan lipase pada saluran pencernaan sehingga dapat meningkatkan metabolisme protein dan lemak dalam tubuh.

Pertumbuhan Panjang

Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa pemberian hormon tiroksin terhadap pakan sebesar 25 mg atau 0.0025 g memberikan pertumbuhan panjang secara maksimal terhadap ikan maskoki yaitu 7.24 cm. Perlakuan 10 mg/kg menunjukkan pertumbuhan minimal yaitu 6.16 cm, karena pakan yang

(9)

diberikan hormon tiroksin dengan dosis yang rendah.

Lama waktu dalam pemberian pakan menentukan dalam pertumbuhan ikan, baik itu pertumbuhan panjang maupun pertumbuhan berat. Berdasarkan analisis pengamatan yang telah dilakukan selama 42 hari, bahwa pertumbuhan berat ikan maskoki sangat nyata. Perbedaan interval waktu dalam pemberian pakan sangat menentukan pertumbuhan ikan. Pada ikan maskoki, pertumbuhan berat sangat nyata ini dikarenakan kemampuan organ-organ ikan maskoki tersebut yang mampu mentolerir pakan secara aktif.

Terdapat faktor internal dan faktor eksternal yang mendukung pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan maskoki. Faktor internal merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan ikan itu sendiri seperti umur, dan sifat genetik, ikan yang meliputi keturunan, kemampuan untuk memanfaatkan makanan dan ketahanan terhadap penyakit. Faktor eksternal merupakan faktor yang berkaitan dengan lingkungan tempat hidup ikan, meliputi sifat fisika dan kimia air, ruang gerak dan ketersediaan makanan dari segi kualitas dan kuantitas (Susanti, 2003).

Laju Pertumbuhan Spesifik (SGR) Memberikan pertumbuhan spesifik secara maksimal yaitu sebesar 2.19%. Hal ini disebabkan karena salah satu fungsi hormon

tiroksin adalah mampu

meningkatkan laju metabolisme tubuh. Zairin, dkk (2005) menyatakan bahwa hormon tiroksin dapat meningkatkan aktivitas protease dan lipase pada saluran pencernaan sehingga dapat

meningkatkan metabolisme protein dan lemak dalam tubuh

Menurut Robisalami., dkk (2010) menyatakan bahwa faktor yang nyata mempengaruhi pertumbuhan ikan adalah ruang gerak dan suplai makanan, dimana ikan akan tumbuh baik jika hal tersebut dapat dipenuhi.

Pertumbuhan Berat Harian

(DWG)

Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa perlakuan 10 mg atau 0.0010g hormon tiroksin memberikan pertumbuhan berat harian secara minimal, yaitu sebesar 0.02g. Pemberian hormon tiroksin sebesar 25 mg atau 0.0025 g memberikan pertumbuhan berat harian secara maksimal yaitu sebesar 0.05 Hal ini disebabkan karena salah satu fungsi hormon tiroksin adalah mampu meningkatkan laju metabolisme tubuh. Bey (2007) mengatakan bahwa jumlah pakan yang diberikan berkisar antara 3 - 5 % dari berat total ikan perhari. Pemberian pakan yang berangsur-angsur mengalami peningkatan akan mempengaruhi kondisi kualitas air Rasio Konversi Pakan

Jumlah pakan yang diberikan adalah 5% dari berat tubuh, pemberian pakan dilakukan 3 kali sehari, berikut adalah jumlah pakan yang diberikan. Pengamatan pemberian pakan ikan maskoki pada setiap dosis yang berbeda yakni, 10 mg/kg, 15 mg/kg, 20 mg/kg dan 25 mg/kg,. Pakan yang diberikan dengan jumlah yang banyak berada pada perlakuan dengan dosis 25 mg/kg pakan sebesar 0,29 g per individu nya.

Efisiensi pakan merupakan jumlah pakan yang masuk dalam

(10)

sistem pencernaan ikan untuk melangsungkan metabolisme dalam tubuh dan dimanfaatkan untuk pertumbuhan. Efisiensi pakan menunjukkan prosentasi pakan yang diubah menjadi daging atau pertambahan berat, atau perbandingan pertambahan berat ikan dengan jumlah konsumsi pakan (Syamsul, 2012).

Kualitas Air

Hasil analisis parameter kualitas air yang diukur menunjukkan ikan ikan maskoki berada pada lingkungan yang layak untuk tumbuh dan berkembang. Rata-rata secara keseluruhan yakni 26 – 29ºC, pH 7.0 – 8.0 dan DO 7.4 mg/L – 8.3 mg/L. Kuncoro (2011) menyatakan bahwa pH yang baik untuk memelihara ikan ikan maskoki sekitar 6 – 8 dan suhu 23 – 29ºC. Dengan kata lain parameter kualitas air di dalam lingkungan terkontrol mampu membantu keberlanjutan pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan maskoki.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Pemberian hormon tiroksin dengan dosis 25 mg/kg

merupakan dosis optimum untuk pertumbuhan ikan maskoki dengan pertumbuhan panjang rata-rata 7,24 cm dan

pertumbuhan berat rata-rata 5,84 g, SGR 2,19% g, DWG 0,05 g, 0,29 g/individu

2. Kelangsungan hidup pada perlakuan P1, P2, P3, P4 dalam kisaran 90-96.67%.

Saran

Perlu pemberian hormon tiroksin terhadap pakan untuk dapat memacu pertumbuhan ikan maskoki

serta perlu pengamatan lebih lanjut terhadap jenis ikan hias lain dan jumlah dosis yang berbeda untuk mengetahui peran hormon tiroksin terhadap pertumbuhan ikan.

DAFTAR PUSTAKA

Alifudin. M., Y. Hadiroseyani., dan I. Ohoilun. 2003. Parasit Pada Ikan Hias Air Tawar (Ikan Cupang, Gapi, Rainbow). Jurnal Akuakultur Indonesia 2(2): 93-100

Bey, Y., dan S. Wulandari, dan Sukatmi. 2007. Dampak Pemberian Pakan Pellet Ikan Terhadap Pertumbuhan Kiapu (Pistia stratiotes, L). Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP. Universitas Riau.

Fajrin, C. N., I. D. Buwono., dan Sriati. 2012. Penambahan Ekstrak Tauge dalam Pakan untuk Meningkatkan Keberhasilan Pemijahan Ikan Maskoki (Carassius auratus). Jurnal Perikanan dan Kelautan. ISSN : 2 088-3137 Kuncoro, E.B. 2011. Sukses

Budidaya Ikan Hias Air Tawar. Lily Publisher. Yogyakarta.

Megahana. 2010 Pengaruh Perendaman didalam Larutan Hormon Tiroksin Terhadap Laju Penyerapan Kuning Telur, Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Larva Ikan Gabus (Charna striata bloch). Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Andalas. Padang Nurdin, E. 1999. Effect Of Diet On

Growth Performance And Garcass Composition In Different Strains Of Tilapia.

(11)

Unvestity of Malaya. Kuala Lumpur

Susanti, D. 2003. Pengaruh Pemberian Pakan yang Berbeda Terhadap Kualitas Air, Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Ikan Mas (Cyprinus carpio L.) Skripsi. Institute Pertanian Bogor. Bogor

Robisalmi, A., N. Listiyowati., dan D, Ariyanto. 2010. Evaluasi Keragaan Pertumbuhan Dan Nilai Heterosis Pada Persilangan Dua Strain Ikan Nila

(Oreochromis niloticus) Zairin, M., R.G. Pahlawan. H.

Raswin 2005. Pengaruh Pemberian Hormon Tiroksin Secara Oral Terhadap

Pertumbuhan dan

Kelangsungan Hidup Ikan Plati Koral Xiphoporus maculates. Jurnal Akuakulutur Indonesia, 4(1) : 31-35

Gambar

Tabel 3. Rata-rata Terahadap Panjang Ikan Maskoki
Gambar  6.  Pertumbuhan  DWG  Ikan  Maskoki  Pada  Setiap  Perlakuan  Selama  6                        minggu
Tabel 6. Rata-rata  Terahadap Pertumbuhan DWG Ikan Maskoki  Perlakuan  Sampling ke  2  4  6  P1  0,020  a 0,021 a 0,028  a P2  0,019  a 0,030  a 0,033  b P3  0,018  a 0,025  a 0,054  b P4  0,027  a 0,042  b 0,055  c

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat allah swt yang senantiasa Melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas akhir skripsi

Bagan Kerangka Konseptual Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikanhasil belajar TIK siswa dengan Strategi Active Learning Tipe Index Card Match lebih baik dari

Menurut Connolly dan Begg (2002), Database Management System merupakan sebuah sistem perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan, membuat, mengatur, dan

intraktif dengan pelaku usaha sebagai pihak ketiga. Ketiga, pada BP2T Kota Malang telah menyiapkan fasilitas untuk melakukan komunikasi dengan lembaga-lembaga lain

[r]

[r]

terbentuknya struktur usaha yang jelas. Hipotesis 5: faktor kebijakan pemerintah berpengaruh terhadap potensi perkembangan klaster batik Lasem. Hipotesis 5 ditunjukkan oleh

Mini cex dikembangkan pertama kali oleh American Board Internal Medicine (ABIM) pada tahun 1972 untuk menilai kompetensi klinik residen sebagai upaya untuk mengatasi