• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Peak Performance 1. Pengertian Peak Performance - BAB II ANJASMARA NUR PRAMBAYU PSIKOLOGI'17

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Peak Performance 1. Pengertian Peak Performance - BAB II ANJASMARA NUR PRAMBAYU PSIKOLOGI'17"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Peak Performance

1. Pengertian Peak Performance

Cox, R.H (dalam Herman, 2011) mengemukakan bahwa Sport Psychology is a science in wich the principles of psychology are applied in

a sport setting. Jadi, Psikologi Olahraga pada hakikatnya adalah psikologi

yang diterapkan dalam bidang olahraga, meliputi faktor-faktor yang berpengaruh secara langsung terhadap atlet dan faktor-faktor di luar atlet yang dapat mempengaruhi penampilan (performance) atlet tersebut.

Penampilan puncak adalah kekuatan yang luar biasa ketika seorang atlet dapat mengeluarkan kemampuannya secara maksimal baik fisik maupun mental. Penampilan luar biasa, bahkan melampaui kemampuan biasanya saat bermain (Williams,1998).

Komarudin (2013) Penampilan puncak adalah kemampuan yang dicapai untuk mencapai kemampuan maksimal. Pencapaian puncak dapat membangun kepercayaan diri atlet. Zinser (dalam Komarudin, 2013) berpendapat bahwa penampilan puncak adalah korelasi langsung antara tingginya tingkat kepercayaan diri dan kinerja olahraga yang sukses.

(2)

2. Aspek-Aspek Peak Performance

Garfied dan Bennett (dalam Williams 1998) menjelaskan bahwa ada

delapan aspek peak performance. Aspek-aspek di saat atlet mengekuarkan

kemampuan terbaiknya, antara lain: a. Mental rileks

Mental rileks adalah individu atau atlet tidak merasa

terburu-buru waktu untuk melakukan sesuatu. Sebaliknya, mereka melakukan

aktivitasnya dengan tenang, efektif, tidak melampaui batas waktu,

karenanya mereka merasakan waktu bergerak lebih lambat dari pada

pergerakan yang mereka lakukan.

b. Fisik rileks

Fisik rileks adalah ketika kondisi ini atlet tidak merasakan

adanya ketegangan, atau kesulitan dalam melakukan suatu gerakan

tertentu. Segala aktivitas motorik dapat dilakukanya dengan mudah,

refleks yang dilakukan terarah secara tepat dan akurat.

c. Optimis

Atlet merasa penuh percaya diri, yakin dengan apa yang

dilakukanya akan membuahkan hasil sesuai dengan harapan, serta

beberapa faktor lain yang mendukung seperti dukungan keluarga, atau

orang terdekatnya sehingga mereka tidak merasakan adanya keraguan

untuk memberi reaksi yang tepat bahkan terhadap ancaman tantangan

(3)

d. Terpusat pada kekinian / Fokus

Atlet merasakan adanya keseimbangan psikofisik, segala sesuatu bekerja secara harmonis sebagai sesuatu kesatuan yang selaras

dan berlangsung secara otomatis pada saat ini. e. Berenergi tinggi

Istilah yang dikenal awam adalah “panas”. Biasanya awam menggunakan istilah “belum panas” untuk meberikan penilaian

terhadap atlet yang tampaknya belum siap bertanding, masih

mencoba-coba melakukan serangan dan lain-lain. Dalam kondisi puncak, atlet menikmati aktivitas dengan keterlibatan emosi yang tinggi.

f. Kesadaran tinggi

Dalam kondisi ini atlet memiliki kesadaran yang tinggi tentang apa yang terjadi pada diri lawanya. Atlet peka terhadap perubahan posisi, sasaran, serangan, pertahanan, dan sebaliknya. Atlet menjadi

peka terhadap berbagai rangsangan dan mampu mengantisipasi rangsang secara akurat.

g. Terkendali

Atlet seolah-olah tidak secara sengaja mengendalikan gerakan-gerakannya, namun segala sesuatu berlangsung seperti ada hal lain

yang mengendalikan. Segala sesuatu berlangsung dengan benar. h. Terselubung

Dalam kondisi ini atlet merasa seperti berada di dalam

(4)

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa

aspek-aspek peak performance yaitu, mental rileks, fisik rileks, optimis, terpusat

pada kekinian/fokus, berenergi tinggi, kesadaran tinggi, terkendali, dan

terselubung.

3. Karakteristik Peak Performance

Ravizza (Williams, 1998) menjelaskan bahwa 80% atlet

mengalami apa yang dikenal sebagai penampilan puncak melaporkan

bahwa dalam kondisi mereka mengalami hal-hal sebagai berikut:

a) Hilangnya rasa takut, atlet tidak merasa takut untuk gagal

b) Tidak terlalu memikirkan penampilan

c) Terlibat secara mendalam didalam aktivitas olahraganya

d) Penyempitan dan pemusatan perhatian

e) Merasakan tidak terlalu berupaya, tidak memaksakan sesuatu berjalan

dengan sendirinya

f) Merasakan demikian mudah untuk mengendalikan segalanya

disoreientasi waktu dan tempat, seolah-olah hal lain menjadi lebih

lambat, dan peluang untuk melakukan sesuatu menjadi demikian besar

g) Segala sesuatunya sepertinya demikian menyatu dan terintegrasi

dengan baik

h) Perasaan adanya sesuatu keunikan yang berlangsung seolah-olah tanpa

(5)

4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Peak Performance

Chon (dalam Williams, 1998) lebih diperkuat temuan sebelumnya

bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi peak performance antara

lain: a. Fokus

Garfield dan Bennet (dalam Williams, 1998) Atlet merasakan

adanya keseimbangan psikofisik, segala sesuatu bekerja harmonis

sebagai suatu kesatuan yang selaras dan berlangsung secara otomatis

pada saat kini. Pemikiran seorang atlet terpusat pada suatu titik objek

yang menjadi sasaranya. Ketika atlet dapat fokus dalam suatu

pertandingan maka atlet akan mudah untuk mencapai penampilan

puncak.

b. Merasa bahwa kinerja bekerja secara otomatis dan mudah

Atlet merasakan bahwa penampilan dan kemampuanya saat

bertanding dapat bekerja secara otomatis dan sangat mudah dalam

melakukan sesuatu sehingga atlet dapat mencapai penampilan puncak. c. Perasaan terkontrol atas emosi, pikiran, dan gairah

Atlet dapat mengendalikan emosi, pikiran, dan gairah sehingga

atlet dapat bermain sebaik mungkin dan mencapai performa

terbaiknya.

d. Merasa sangat percaya diri

Percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri

(6)

atau melakukan sesuatu tindakan. Seorang atlet yang memiliki rasa

percaya diri yang baik percaya bahwa dirinya akan mampu

menampilkan penampilan terbaiknya.

e. Tidak adanya rasa takut

Atlet merasakan keberanian yang sangat tinggi sehingga atlet

tidak merasa takut meskipun berhadapan dengan atlet yang lebih baik

dari dirinya.

f. Merasa santai fisik dan mental

Atlet merasakan kondisi yang santai sehingga tidak merasakan

ketegangan dan kecemasan baik pada fisik dan psikologis atlet.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa

faktor yang berpengaruh terhadap peak performance, yaitu fokus, merasa

bahwa kinerja bekerja secara otomatis dan mudah, perasaan terkontrol atas

emosi, pikiran, dan gairah, merasa sangat percaya diri, tidak adanya rasa

takut, dan merasa santai secara fisik dan mental.

B. Self Efficacy

1. Pengertian Self Efficacy

Bandura (1997) mendefinisikan efikasi diri sebagai keyakinan

seseorang terhadap kemampuanya untuk mengorganisasikan dan

melaksanakan serangkaian tindakan untuk mencapai tujuan yang

diinginkan. Efficacy didefinisikan sebagai kapasitas untuk mendapatkan

(7)

(Wallatey, 2001). Memiliki keyakinan diri merupakan hal yang penting

bagi seorang atlet. Seperti yang diungkapkan Bandura (dalam Friedman &

Schustack, 2008), efikasi diri memiliki dampak yang penting bahkan

menjadi motivator utama terhadap keberhasilan seseorang. Menurut Dale

Schunk (2001), self efficacy mempengaruhi seseorang dalam memilih

kegiatanya. Individu dengan self efficacy rendah mungkin menghindari

hal-hal yang melibatkan banyak tugas, khususnya untuk tugas-tugas yang

menantang, sedangkan individu dengan self efficacy tinggi mempunyai

keinginan besar dalam memotivasi dirinya untuk mengerjakan tugas yang

dianggap menantang.

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Self Efficacy

Bandura (1997), ada beberapa faktor yang mempengaruhi self

efficacy yaitu:

a. Pengalaman Keberhasilan ( mastery expiriences )

Keberhasilan yang sering didapatkan akan meningkatkan self

efficacy yang dimiliki seseorang, sedangkan kegagalan akan

menurunkan self efficacy nya. Apabila keberhasilan yang didapat

seseorang lebih banyak karena faktor-faktor diluar dirinya, biasanya

tidak akan membawa pengaruh terhadap peningkatan self efficacy.

Akan tetapi, jika keberhasilan tersebut didapatkan dengan melalui

hambatan yang besar dan merupakan hasil perjuangannya sendiri,

maka hal itu akan membawa pengaruh pada peningkatan self efficacy

(8)

b. Pengalaman Orang Lain ( vicarious experience )

Pengalaman keberhasilan orang lain yang memiliki kemiripan

dengan individu dalam mengerjakan suatu tugas biasanya akan

meningkatkan self efficacy seseorang dalam mengerjakan tugas yang

sama. Self efficacy tersebut dapat melalui social models yang biasanya

teradi pada diri seseorang untuk melakukan modeling, namun self

efficacy yang didapatkan tidak akan terlalu berpengaruh bila model

yang diamati tidak memiliki kemiripan atau berbeda dengan model.

c. Persuai Sosial ( social persuation )

Informasi tentang kemampuan yang disampaikan secara verbal

oleh seseorang yang berpengaruh biasanya digunakan untuk

meyakinkan seseorang merasa mampu melakukan suatu tugas

3. Aspek-Aspek Efikasi diri ( Self Efficacy )

Efikasi diri pada diri tiap individu akan berbeda antara satu dengan

yang lainya, menurut Bandura (1997)efikasi diri terdiri atas beberapa

aspek, meliputi:

a. Tingkat kesulitan (Magnitude)

Magnitude merupakan aspek yang berkaitan dengan tingkat kesulitan

tugas ketika individu merasa mampu melakukannya dan akan

menghindari perilaku serta situasi di luar batas kemampuan individu

tersebut. Individu akan melaukan tindakan yang dirasakan mampu

untuk dilaksanakanya dan akan tugas-tugas yang diperkirakan diluar

(9)

b. Kekuatan (Strengtht)

Aspek ini berkaitan dengan tingkat kekuatan dari keyakinan atau pengharapan individu mengenai kemampuanya. Jadi tingkat efikasi

diri yang lebih rendah mudah digoyahkan oleh pengalaman-pengalaman yang melemahkannya, sedangkan seseorang yang miliki

efikasi diri yang kuat tekun dalam meningkatkan usahanya meskipun dijumpai pengalaman yang melemahkanya.

c. Generalisasi (Generality)

Seberapa individu memahami dan yakin akan kemampuannya dalam berbagai situasi tugas, mulai dari melakukan sesuatu aktivitas dalam situasi tertentu atau pada serangkaian aktivitas dan situasi yang

bervariasi. Jadi individu yakin akan kemampuan dirinya dalam situasi tertentu sehingga dapat melakukan aktivitas-aktivitas yang dijalaninya.

C. Atlet

1. Pengertian Atlet

Olahragawan atau atlet merupakan orang yang terlatih kekuatan, ketangkasan dan kecepatanya untuk diikutsertakan dalam pertandingan. Mereka melakukan latihan agar mendapatkan kekuatan badan, daya tahan,

kecepatan, kelincahan, keseimbangan, kelenturan dan kekuatan dalam mempersiapkan diri jauh-jauh sebelum pertandingan dimulai. Mereka

(10)

D. Hubungan Self Efficacydengan Peak Performance

Bandura (1997) mendefinisikan efikasi diri sebagai keyakinan seseorang terhadap kemampuanya untuk mengorganisasikan dan melaksanakan serangkaian tindakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Efficacy didefinisikan sebagai kapasitas untuk mendapatkan hasil atau pengaruh yang diinginkannya, dan self sebagai yang dirujuk (Wallatey, 2001). Memiliki keyakinan diri merupakan hal yang penting bagi seorang atlet. Seperti yang diungkapkan Bandura (dalam Friedman & Schustack, 2008), efikasi diri memiliki dampak yang penting bahkan menjadi motivator utama terhadap keberhasilan seseorang.

Komarudin (2013) Penampilan puncak adalah kemampuan yang dicapai untuk mencapai kemampuan maksimal. Pencapaian puncak dapat membangun kepercayaan diri atlet. Zinser (dalam Komarudin, 2013) berpendapat bahwa penampilan puncak adalah korelasi langsung antara tingginya tingkat kepercayaan diri dan kinerja olahraga yang sukses.

Kaitan anatara self efficacy dengan peak performance dapat diambil kesimpulan bahwa seorang atlet self efficacy yang baik atau mempunyai kepercayaan diri yang bagus terutama pada saat pertandingan seorang atlet dituntut untuk dapat memiliki rasa percaya diri yang tinggi akan kemampuan yang ada pada dirinya sehingga dapat memberikan performa terbaiknya.

E. Kerangka Berpikir

(11)

Seorang atlet dalam menghadapi pertandingan nasional maupun

internasional menginginkan agar dapat tampil sebaik mungkin dengan harapan

mencapai peak performance. Ketika atlet merasa penampilanya sangat baik

maka seorang atlet akan menjadi termotivasi untuk memenangkan setiap

pertandingan.

Untuk mendapatkan informasi dari atlet sehingga atlet tidak

mengetahui adanya penelitian maka peneliti terlibat juga menjadi atlet

bulutangkis dan mengikuti kebiasaan berlatih yang dilakukan oleh para atlet

bulutangkis, sehingga dapat menjadi bagian dalam kelompoknya.

Kerangka berpikir dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai

berikut:

Gambar 1. Kerangka Berpikir

Efikasi Diri/Self Efficacy:

1. Tingkat kesulitan 2. Kekuatan

3. Generalisasi (Bandura, 1997) Atlet Bulutangkis Di Klub

Purwokerto

Peak performance:

1. Mental rileks 2. Fisik rileks 3. Optimis 4. Fokus

5. Berenergi tinggi 6. Kesadaran tinggi 7. Terkendali

(12)

F. Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah “Ada hubungan antara self efficacy

Gambar

Gambar 1.  Kerangka Berpikir

Referensi

Dokumen terkait

Motivasi, Kemampuan untuk mendapatkan komitmen dari setiap orang yang terlibat terhadap visi yang sudah dijelaskan adalah hal kedua yang perlu

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh intellectual capital, debt to total equity ratio (DER), dan world airline awards (WAA) terhadap return on asset (ROA).. Penelitian

This is a lower bound of the true significance...

melakukan apapun sehingga anak akan menjadi kurang disiplin. 3) Komunikasi, dalam berkomunikasi verbal antara ibu dengan anak. anak lebih mendominasi, yaitu anak menjadi

Melakukan penilaian dan pengawasan kinerja karyawan bagian produksi dengan menghitung persentase cacat berlubang pada kaos kerah lengan panjang setiap 1 minggu setelah

Dari 7 sampel yang digunakan pada jarak dengan cahaya lampu berwarna merah dan tanaman yang tidak menggunakan cahaya lampu yang memiliki waktu tumbuh perkecambahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN

Keadaan ini merupakan salah satu gangguan neurologic yang paling sering dijumpai pada masa kanak-kanak dan menyerang sekitar 4% anak (Wong, 2008).. Jadi kejang demam dapat