• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka - ANALISIS SELEKSI KEPALA SEKOLAH DASAR DI K ECAMATAN CILONGOK KABUPATEN BANYUMAS - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka - ANALISIS SELEKSI KEPALA SEKOLAH DASAR DI K ECAMATAN CILONGOK KABUPATEN BANYUMAS - repository perpustakaan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.Tinjauan Pustaka 1. Kepemimpinan

Kata “memimpin” dalam Wahjosumidjo (2005: 104) mempunyai arti

memberikan bimbingan, menuntut, mengarahkan dan berjalan di depan

(precede). Pemimpin berperilaku untuk membantu organisasi dengan

kemampuan maksimal dalam mencapai tujuan. Pemimpin tidak berdiri di samping, melainkan mereka memberikan dorongan dan memacu (to prod), berdiri di depan yang memberikan kemudahan untuk kemajuan serta memberikan inspirasi organisasi dalam mencapai tujuan. Danim, S (2010: 6) berpendapat kepemimpinan adalah setiap tindakan yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok lain yang tergabung dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

(2)

Kepemimpinan bukanlah sumber kekayaan untuk dinikmati atau sumber puji-puji untuk menyenangkan telinga, melainkan sumber kewajiban dan tanggung jawab.

Kepemimpinan pendidikan yang visioner pada gilirannya menunjukkan kepemimpinan yang berkualitas. John Adair dalam Komariah (2010: 82) mengemukakan ciri-ciri pemimpin yang berkualitas, yaitu:

a. Memiliki integritas pribadi

b. Memiliki antusiasme terhadap perkembangan lembaga yang dipimpinnya

c. Mengembangkan kehangatan, budaya, dan iklim organisasi d. Memiliki ketenangan dalam manajemen organisasi

e. Tegas dan adil dalam mengambil tindakan atau kebijakan kelembagaan

Kepemimpinan visioner menurut John Adair dalam Komariah (2010: 82) adalah kemampuan pemimpin dalam mencipta, merumuskan, mengkomunikasikan atau mensosialisasikan atau mentransformasikan, dan mengimplementasikan pemikiran-pemikiran ideal yang berasal dari dirinya atau sebagai hasil interaksi sosial diantara anggota organisasi dan

stakeholders yang diyakini sebagai cita-cita organisasi di masa depan yang

harus diraih atau diwujudkan melalui komitmen semua personel.

(3)

memimpin instansi atau organisasi yang dinaunginya ke arah yang yang baik sehingga mengalami peningkatan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Sekolah tentu memerlukan pemimpin untuk menjadi pelindung atau yang bertanggung jawab dalam pengelolaan di sekolah yaitu kepala sekolah. 2. Manajemen Kepemimpinan

Suatu organisasi akan berhasil atau gagal ditentukan oleh kepemimpinan. Pemimpinlah yang bertanggung jawab atas kegagalan suatu pekerjaan. Ungkapan tersebut memperkuat bahwa posisi pemimpin sangat penting dalam suatu organisasi, agar kepemimpinan dapat dikatakan berhasil maka perlu adanya manajemen kepemimpinan. Fahmi dalam Pramudyo, A (2013) mengemukakan bahwa dalam melaksanaan fungsi kepemimpinan ini, manajemen kepemimpinan sangat diperlukan oleh suatu organisasi. Menajemen kepemimpinan adalah suatu ilmu yang mengkaji secara komprehensif bagaimana seseorang melaksanakan kepemimpinan dengan mempergunakan seluruh sumber daya yang dimiliki serta dengan selalu mengedepankan konsep dan aturan yang berlaku dalam ilmu manajemen.

(4)

Pengendalian lazimnya harus dilaksanakan oleh seorang pimpinan dalam suatu organisasi tidak terkecuali pada sebuah lembaga pendidikan. Jika seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya diperuntukkan demi mencapai suatu sasaran, maka diperlukan seorang pemimpin yang tegas, sehingga dalam pelaksanaannya dapat dioptimalkan dengan baik sesuai dengan waktu yang diperlukan.

Melaksanakan manajemen kepemimpinan menurut Pramudyo A (2013) maka suatu organisasi harus memiliki pemimpin dan mempunyai karakter kepemimpinan yang kuat serta dapat melaksanakan prinsip-prinsip kepemimpinan dalam menjalankan tugasnya dalam organisasi. Manajemen kepemimpinan yang baik maka tujuan organisasi akan dapat tercapai dengan lebih baik. Manajemen kepemimpinan jelas akan dapat mendukung terlaksananya pekerjaan secara tepat, sehingga pencapaian tujuan organisasi akan dapat dilaksanakan secara lebih baik.

(5)

Manajemen kepemimpinan yang baik akan mewujudkan tujuan organisasi tercapai dengan baik pula.

3. Kepala Sekolah

Kunci keberhasilan suatu sekolah menurut Wahjosumidjo (2005: 349) pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektivitas penampilan seorang kepala sekolah adalah keberhasilan kepala sekolah dan keberhasilan kepala sekolah adalah keberhasilan sekolah. Kepala sekolah menurut Mulyasa, E (2011: 24) merupakan salah satu komponen pendidikan yang paluing berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Kepala sekolah menurut Mulyasa, E (2011: 37) adalah manajer pendidikan profesional yang direkrut komite sekolah untuk mengelola segala kegiatan sekolah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan .

Pengertian kepala sekolah adalah seorang yang memimpin sekolah. Wahjosumidjo (2005: 84-85) berpendapat bahwa kepala sekolah adalah jabatan pemimpin yang tidak dapat diisi oleh seorang tanpa didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan. Seseorang yang akan diangkat menjadi kepala sekolah harus ditentukan melalui prosedur serta persyaratan-persayatan tertentu seperti: latar belakang pendidikan, pengalaman, usia, pangkat, dan integritas. Oleh sebab itu, kepala sekolah pada hakikatnya adalah pejabat formal, sebab pengangkatannya melalui suatu proses dan prosedur yang didasarkan atas peraturan yang berlaku.

(6)

prosedur-prosedur yang berlaku untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi sekolah. Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin dilihat sebagai seorang yang melakukan perubahan. Kepala sekolah menurut Baihaqi, dkk (2012: 2) bagaikan nahkoda kapal, nahkoda mengendalikan kemana arah kapal itu berjalan dan harus tahu akan arah tujuan kapal itu. Kepala sekolah melakukan semua itu untuk sekolah yang dipimpinnya. Bahkan tidak hanya itu tugasnya, tetapi nahkoda kapal harus mampu mengoptimalkan semua sumber daya yang ada di suatu sekolah terutama mencakup SDM.

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah adalah seorang pengajar atau guru profesional yang diberi tugas tambahan untuk memimpin, memajukan, dan melakukan perubahan sekolah dari aspek sumber daya manusia itu sendiri sampai pada aspek sarana prasarana, pengajar yang berhasil mendapatkan tugas tambahan tersebut adalah yang telah lolos dalam seleksi kepala sekolah. Tidak hanya untuk memimpin, memajukan, dan melakukan perubahan sekolah tetapi kepala sekolah dituntut sebagai suri tauladan yang baik bagi guru-guru, siswa-siswa serta masyarakat terutama yang ada di sekitar sekolah.

Kepala sekolah yang ideal adalah kepala sekolah yang profesional dalam melaksanakan tugasnya, Usman H, dkk (2011) berpendapat bahwa seorang kepala sekolah disebut profesional apabila:

1. Memiliki kejujuran dan integritas pribadi

(7)

3. Memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang dapat dikategorikan ahli pada suatu bidang

4. Berusaha mencapai tujuan dengan target-target yang ditetapkan secara rasional

5. Memiliki standar yang tinggi dalam bekerja

6. Memiliki motivasi yang kuat untuk mencapai keberhasilan dengan standar kualitas yang tinggi

7. Mencintai dan memiliki sikap positif terhadap profesinya yang antara lain tercermin dalam perilaku profesionalnya dan respon orang-orang yang berkaitan dengan profesi/pekerjaannya

8. Memiliki pandangan jauh ke depan (visionary) 9. Menjadi agen perubahan

10. Memiliki kode etik 11. Memiliki lembaga profesi 4. Seleksi atau rekrutmen

(8)

mendapatkan suatu tenaga yang berkualitas guna bekerja pada perusahaan atau intansi.

Proses rekrutmen menurut Fasli Jalal & Dedi Supriadi dalam Wasitohadi (2009: 2-3) harus mengutamakan mutu calon yang dibuktikan dengan skor tes seleksi dengan menggunakan perangkat instrumen yang standar dan teruji serta indeks prestasinya di LPTK. Pengalaman negara-negara lain yang langsung merekrut staf berkemampuan tinggi melalui seleksi yang mengutamakan mutu calon dalam bidang keahliannya, terbukti berdampak pada peningkatan profesionalisme dan kinerja pegawai yang bersangkutan.

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli dapat ditarik kesimpulan bahwa seleksi atau rekrutmen adalah langkah pertama yang harus dilakukan oleh suatu instansi atau organisasi untuk mendapatkan tenaga kerja yang bertanggung jawab, memiliki kualitas yang baik dalam melaksanakan tugasnya sehingga dapat sesuai dengan apa yang diharapkan oleh instansi atau organisasi tersebut. Mutu yang dimiliki oleh seseorang dapat dilihat dari hasil seleksi atau rekrutmen yang telah terjadi, semakin tinggi skor yang diperoleh seseorang berarti mutu yang dimiliki oleh orang tersebut adalah sesuai dengan apa yang diharapkan oleh suatu instansi atau organisasi.

(9)

adalah satu degre atau level yang menunjukkan derajat keunggulan yang menjadi syarat-syarat untuk penugasan seseorang. Standar kriteria seleksi jabatan kepala sekolah, seharusnya ditentukan dari berbagai faktor yang mencakup aspek-aspek sebagai berikut:

a) intelligence (tingkat kecakapan mental atau intelektual),

b) pengalaman,

c) keterampilan konseptual (conceptual skills), d) karakter pribadi (kecakapan bergaul), dan e) kemampuan hubungan insani.

5. Hambatan-hambatan yang terjadi

Menurut Mulyasa, E (2011: 73-74) Tidak semua kepala sekolah memiliki wawasan yang cukup memadai untuk melaksanakan tugas dan fungsinya dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. Sempitnya wawasan tersebut terutama dalam kaitannya dengan berbagai masalah dan tantangan yang harus dihadapi oleh para kepala sekolah dalam era globalisasi sekarang ini, kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi terutama teknologi informasi berlangsung begitu cepat. Begitu cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga mempersulit sebagian kepala sekolah dalam melaksanakan fungsinya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah, yang mampu menghasilkan lulusan untuk dapat bersaing di era yang penuh ketidak pastian dan kesemrawutan global (chaos).

(10)

wawasan kepala sekolah disebabkan oleh keberadaan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) yang belum didayagunakan secara optimal untuk peningkatan profesionalisme kepala sekolah dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

B.Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan merupakan salah satu referensi untuk menunjukkan bahwa penelitian ini tidak memiliki kesamaan pada penelitian yang telah dilakukan, sehingga dapat menambah pembahasan mengenai seleksi kepala sekolah. Penelitian ini ditunjang oleh empat penelitian relevan yang dilakukian oleh:

(11)

sekolah khususnya kepala sekolah dasar benar-benar dianalisis berdasarkan tugas dan kompetensi yang ditetapkan sesuai dalam peraturan menteri dan ketentuan-ketentuan yang berlaku, (b) Untuk pihak dalam pengambil kebijakan agar dapat mengangkat kepala sekolah benar-benar diseleksi sesuai dengan syarat-syarat yang ditetapkan, (c) Untuk kepala sekolah agar dapat meningkatkan kinerja sebagai pemimpin dapat menerapkan prinsip-prinsip manajemen dalam kepemimpinan.

(12)

3. Manan, Md Mohtar B (2014) yang berjudul Leadership Characteristics of

Excellent Headmaster. Hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa

sekolah yang sangat baik adalah posisi istimewa yang diberikan oleh negara kepada kepala sekolah yang dipilih oleh dinas pendidikan yang telah berhasil lolos dalam persyaratan yang telah ditetapkan oleh departemen pendidikan. Kantor merupakan bukti dari ketrampilan guru, baik dalam hal pihak sekolah, pengalaman mengajar atau kompetensi dalam berurusan dengan siswa dan guru. Jurnal ini membahas konsep sifat kepemimpinan sifat yang harus masuk untuk kepala sekolah yang baik serta menjadi teladan dan peran pemimpin bagi guru sekolah menjadi pemberi petunjuk agar lebih meningkat dalam pengajaran profesi dan harus dipertahankan keunggulan pada sistem pendidikan yang ada.

4. Walker, Allan., Paula Kwan (2012) yang berjudul Principal Selection

Panels: Strategies, Preferences, and Perceptions. Hasil penelitian ini

(13)

praktis ini menunjukan bahwa pemilihan rekrutmen merupakan komponen pokok terbaik dari ilmu yang tidak menentu dan selalu tetap. Ketegangan bertahan antara keyakinan dan persepsi para anggota panel dari latar belakang yang berbeda. Hal ini mencakup keyakinan tegangan tentang kompetensi dan tingkat terlibat dalam aktivitas penting seperti short-listing (daftar singkat). Hubungan kerjasama, kongruensi terhadap agama serta nilai-nilai yang merupakan hal penting dalam seleksi tersebut dan sesungguhnya kita benar-benar tidak yakin terhadap pengaruh mereka pada kualitas orang yang beruntung saja. Namun nampaknya mereka harus membuat lahan yang nyata bagi para pelamar. Harga keaslian dari penelitian ini informasi yang berguna tentang strategi-strategi pokok peserta pilihan bisa panel pilihlah seorang kandidat seorang yang terbaik untuk posisi utama.

C.Kerangka Berpikir

(14)

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir Penelitian Seleksi Kepala Sekolah

Proses Seleksi Kepala Sekolah

Faktor-faktor Penghambat Seleksi Kepala Sekolah

Gambar

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

c( Kredit #on account'+ artin)a pemba)aran dilakukan dalam jangka ,aktu tertentu setelah barang diserahkan dari penjual kepada pembeli( 3eberapa perusahaan akan mena,arkan

Guru yang juga merupakan peneliti menjalankan tugas sebagai penilai sementara siswa yang lain diberi kebebasan untuk memberikan apresiasi sastra geguritan dengan memilih salah

Adanya hubungan yang bermakna antara jenis persalinan dan asfiksia neonaturum 62 % bati lahir section caesaria mengalami asfiksia. 5 Rahayu Faktor yang berhubungan

relatif tinggi, sehingga tetap diperJukan pendinginan dalam penyimpanannya. Dalam kurun waktu 10 tahun, fasilitas ini akan menampung 640 perangkat bahan bakar bekas

1) Aplikasi yang dibangun akan mempunyai antarmuka yang familiar dan mudah digunakan bagi pengguna.. 2) Aplikasi menempilkan menu utama yang terdiri dari menu mulai belajar

Oleh karena itu untuk memperbaiki kualitas dari minyak goreng bekas yang telah diolah atau dari minyak nabati lain, diperlukan bioaditif agar dapat digunakan sebagai

Jika total tagihan tidak dilunasi secara penuh atau pembayaran efektif diterima setelah Tanggal Jatuh Tempo atau tidak ada pembayaran sama sekali Bank akan membebankan bunga

Permasalahan puzzle yang diberikan haruslah memiliki jawaban yang unik (one solution). Metodologi Penelitian 2.1.. Puzzle hitori adalah puzzle logika yang diterbitkan tahun 1990