BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori
1. Teori Agensi
Menurut Bastian (2006) Teori agency atau yang biasa juga disebut contracting theory, merupakan salah satu aliran riset akuntansi terpenting dewasa ini. Penelitian atas teori agensi bisa bersifat deduktif atau induktif dan merupakan kasus khusus riset perilaku, meskipun teori agensi berakar pada bidang keuangan dan ekonomika. Asumsinya adalah individu bertindak demi kepentingan sendiri. Asumsi lainnya menyebutkkan bahwa entitas merupakan tempat atau titik pertemuan bagi berbagai jenis hubungan kontraktual yang terjadi antara manajemen, pemilik, kreditor, dan pemerintah. Oleh karna itu teori agensi berfokus pada biaya biaya pemantauan dan penyelenggaraan hubungan anatar berbagai pihak.
Sedangkan menurut Jensen and Meckling (1976) dalam teori agensi (agency theory) menjelaskan bahwa keagenan didasarkan pada hubungan kontrak antara pemegang saham/pemilik (principal) dan manajemen/agen (agent) yang mana antara pemegang saham/pemilik (principal) dan manajemen/agen (agent) tersebut memungkinkan terjadinya benturan kepentingan yang menimbulkan masalah yaitu terjadinya asimetri informasi.
pemegang saham/pemilik (principal). Asimetri informasi dapat menimbulkan biaya agensi (agency cost) yang dikeluarkan oleh para pemegang saham (shareholders) dalam rangka mengawasi kinerja manajemen. Oleh karena itu, pengungkapan sukarela dapat menjadi sarana untuk menurunkan biaya agensi (agency cost), dalam hal ini keterbukaan informasi melalui Internet Financial Reporting (IFR) Puspitaningrum dan Atmini (2012).
1) IFR (Internet Financial Reporting)
Menurut Handayani dan Almilia (2013) internet yang digunakan perusahaan untuk melaporkan informasi keuangan kepada investor biasa disebut Internet Financial Reporting (IFR). Beberapa tahun belakangan ini, Internet Financial Reporting muncul dan berkembang sebagai media yang paling cepat untuk memberikan informasi mengenai hal-hal yang terkait dengan perusahaan. Internet Financial Reporting merupakan suatu media alternatif yang dapat digunakan untuk melakukan aktivitas hubungan antara investor dan perusahaan dengan lebih efisien dan efektif. Internet Financial Reporting membawa bentuk baru alat hubungan investor yaitu diskusi interaktif melalui ‘chat’ dengan perwakilan dari perusahaan. Kemudian menurut Prasetya dan Irwandi (2012) IFR (Internet Financial Reporting) adalah pelaporan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan melalui internet yang disajikan dalam website perusahaan.
2. Good Corporate Governance
terhadap perusahaan yang melaksanakannya maupun terhadap iklim usaha di suatu negara. Penerapan GCG mendorong terciptanya persaingan yang sehat dan iklim usaha yang kondusif. Oleh karena itu diterapkannya GCG oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia sangat penting untuk menunjang pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan. Serta menurut Daniri (2006) penerapan good corporate governance (GCG) dapat didorong dari dua sisi, yaitu etika dan peraturan. Dorongan dari etika (ethical driven) datang dari kesadaran individu-individu pelaku bisnis untuk menjalankan praktik bisnis yang mengutaman kelangsungan hidup perusahaan, kepentingan stakeholders, dan menghindari cara-cara menciptakan keuntungan sesaat. Di sisi lain, dorongan dari peraturan (regulatory driven) “memaksa” perusahaan untuk patuh terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kedua pendekatan ini memiliki kekuatan dan kelemahannya masing-masing dan sebaiknya saling melengkapi untuk menciptakan lingkungan bisnis yang sehat.
2) Ukuran Dewan Komisaris
lebih besar akan lebih banyak mengungkapkan informasi tanggung jawab sosial. Berdasarkan pendapat pendapat diatas jumalah dewan komisaris adalah ukuran yang berada dalam sebuah perusahaan jumlah ini adalah gabungan antara dewan komisaris independen dan dewan komisaris intren.
3) Kepemilikan Saham Institusional
Teori keagenan menyatakan bahwa semakin menyebar kepemilikan saham perusahaan, perusahaan diekspektasikan akan mengungkapkan informasi yang lebih banyak yang bertujuan untuk mengurangi biaya keagenan. Konflik keagenan semakin besar bagi perusahaan yang memiliki penyebaran kepemilikan saham perusahaan Almilia (2008). Agency problem selain dipengaruhi oleh struktur kepemilikan manajerial juga dipengaruhi oleh struktur kepemilikan institusional. Keberadaan struktur kepemilikan institusional dapat mengurangi adanya agency problem. Agency problem menurun karena adanya penerapan sistem monitoring yang dilakukan oleh para investornya seperti: dana pensiun, perusahaan asuransi dan perseroan terbatas maupun institusi independen yang memiliki otoritas untuk memberikan penilaian kinerja kepada manajemen Bernandh dan Muid (2014).
4) Ukuran Perusahaan
Menurut Rozak (2012) mengatakan bahwa Ukuran perusahaan adalah gambaran besar atau kecilnya suatu perusahaan yang dapat diukur dari besarnya nilai asset, penjualan, atau dari nilai pasar ekuitas perusahaan. Kemudian menurut Almilia (2008) hubungan ukuran perusahaan dengan tingkat pengungkapan. Pertama, perusahaan besar yang memiliki sistem informasi pelaporan yang lebih baik cenderung memiliki sumberdaya untuk menghasilkan lebih banyak informasi dan biaya untuk menghasilkan informasi tersebut lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki keterbatasan dalam sistem informasi pelaporan. Kedua, perusahaan besar memiliki insentif untuk menyajikan pengungkapan sukarela, karena perusahaan besar dihadapkan pada biaya dan tekanan politik yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan kecil. Ketiga, perusahaan kecil cenderung untuk menyembunyikan informasi penting dikarenakan competitive disadvantage.
A. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
No Nama Judul Variable X Variabel Y Hasil
1.M.Ridwan Abdilah (2015)
Pengaruh
Karakteristik Dewan Komisaris Terhadap Pengungkapan Internet Financial Reporting (Ifr)
Ukuran Dewan Komisaris
IFR
berpengaruh positif dan signifikan
Dewan Komisaris Independen
berpengaruh positif tetapi tidak
signifikan
Aktivitas Dewan Komisaris berpengaruh positif tetapi tidak
signifikan
2.Melisa Prasetya dan Soni Agus Irawadi (2012)
Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Pelaporan Keuangan
Ukuran Perusahaan
IFR
Positif dan signifikan
Profitabilitas Positif dan tidak
Melalui Internet (Internet Financial Reporting) Pada Perusahaan
Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia
Likuiditas Positif dan tidak
signifikan
Leverage Positif dan tidak
signifikan
Umur Listing Positif dan tidak
signifikan 3.Abdul Rozak (2012) Pengaruh Tingkat
Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Saham Oleh Publik, Leverage Dan Kelompok Industri Terhadap Tingkat Internet Financial Reporting (Ifr) Profitabilitas IFR Berpengaruh signifikan
Ukuran Perusahaan Berpengaruh
Signifikan Kepemilikan Saham
Oleh Publik
Tidak berpengaruh secara signifikan
Leverage Tidak berpengaruh
secara signifikan
Kelompok Industri Tidak berpengaruh
secara signifikan 4.Gedie E Siagian dan
Imam Ghozali (2012)
Pengaruh Struktur Dan Aktivitas Good Corporate Governance Terhadap Luas Pengungkapan Informasi Strategis Secara Sukarela Pada Website Perusahaan Yang Terdaftar Dalam Bursa Efek Indonesia
Ukuran Dewan Komisaris IFR berpengaruh tidak signifikan dengan arah negatif
Aktivitas Dewan Komisaris berpengaruh positif Proporsi Dewan Komisaris
Independen
berpengaruh tidak signifikan dengan arah positif
Aktivitas Komite Audit berpengaruh positif signifikan
Ukuran Perusahaan berpengaruh positif
signifikan
Jenis Industri berpengaruh positif
tidak signifikan 5.Deasy Ratna Puri
(2013) Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Indeks Pelaporan Keuangan Melalui Internet
Profitabilitas IFR Tidak berpengaruh
secara signifikan
Likuiditas Tidak berpengaruh
secara signifikan
Leverage Tidak berpengaruh
secara signifikan
Ukuran perusahaan Tidak berpengaruh
secara signifikan Kepemilikan saham publik Tidak berpengaruh
secara signifikan 6.Dara Puspaningrum
dan Sari Atmini (2012)
Corporate governance
mechanism and the level of internet financial reporting:
Kepemilikan Manajerial IFR Berpengaruh negatif Kepemilikan Institusional Berpengaruh negatif Dewan Komisaris
Independent
Berpengaruh positif
Frekuensi rapat Auditor Berpengaruh positif
Evidence from Indonesian companies 7. M. Ridwan Abdilah
(2015)
Pengaruh
kepemilikan saham dan kinerja keuangan terhadap
pengungkapan internet financial reporting (IFR)
Kepemilikan managerial IFR Berpengaruh positif signifikan
Kepemilikan blockholder Berpengaruh positif Pengaruh kinerja keuangan Tidak berpengaruh
Ukuran perusahaan Berpengaruh positif
signifikan
8. Luciana Spica Almilia (2008)
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan sukarela “ Internet Financial and Sustainability Reporting”
Ukuran perusahaan IFR Berpengaruh positif signifikan
Profitabilitas Tidak berpengaruh
Leverage Tidak berpengaruh
Kepemilikan pihak luar Berpengaruh positif signifikan
C. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan teori keagenan, dewan komisaris didesain untuk mengurangi konflik antara agen dan principal dalam suatu perusahaan. Hal ini dibutuhkan terutama ketika relevansi informasi akuntansi dipertanyakan. Dengan wewenang yang dimiliki, dewan komisaris dapat memberikan pengaruh yang cukup kuat untuk menekan manajemen untuk mengungkapkan informasi melalui internet.
lebih besar dan insentif untuk memonitor manajemen yang berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan.
Perusahaan besar (big) memiliki agency cost yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil. Hal ini dikarenakan perusahaan besar memiliki kewajiban yang lebih besar dalam menyampaikan laporan keuangan secara lengkap dan cepat kepada shareholder sebagai wujud pertanggungjawaban manajemen kepada para shareholder-nya Oyelere and Keruppu (2016). Berdasarkan landasan teori, tujuan penelitian sebelumnya serta permasalahan yang telah dikemukakan, maka sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis, berikut disajikan model penelitian yang dituangkan dalam gambar berikut ini:
Gambar 2.1
H 3 (+)
Y
Internet Financial Reporting ( IFR ) Ukuran Dewan
Komisaris
Kepemilikan Saham Institusional
Ukuran Perusahaan
H 1 (+)
D. Hipotesis
1. Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris terhadap Internet Financial Reprting (IFR) Menurut Siagian dan Ghozhali (2012) semakin banyak anggota dewan komisaris seharusnya memberikan dampak positif bagi perkembangan perencanaan perusahaan yang nantinya akan berpengaruh pada praktik pengungkapan informasi strategis melalui website. Kemudian menurut Laksito dan Amalia (2013) menyebutkan bahwa perusahaan dengan ukuran dewan komisaris yang lebih besar akan meningkatkan pengawasan mereka terhadap manajemen sehingga akan meminta manajemen untuk meningkatkan pengungkapan informasi yang lebih luas. Arah hubungan yang timbul antara ukuran dewan komisaris dengan Internet Financial Reporting (IFR) adalah berpengaruh positif karena semakin banyak jumlah dewan komisaris disuatu perusahaan akan berpengaruh terhadap praktek pengungkapan suatu informasi yang diberikan secara lengkap melalui website perusahaan. Teori tersebut juga di dukung oleh penelitian yang dilakukan Abdillah (2015) dan Siagian dan Ghozhali (2012) yang menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap Internet Financial Reporting (IFR). Berdasarkan teori tersebut, maka hipotesis pertama pada penelitian ini adalah: H1: Ukuran dewan komisaris berpegaruh positif terhadap IFR.
2. Pengaruh Kepemilikan saham Institusi terhadap Internet Financial Reporting (IFR)
lebih Puspitaningrum dan Atmini (2012). Semakin besar kepemilikan blockholder menunjukkan bahwa semakin kuat pula pengawasan yang dilakukan oleh para shareholders terhadap manajemen Puspitaningrum dan Atmini (2012). Hal tersebut akan menjadikan tekanan bagi para manajemen sehingga pihak manajemen akan berupaya untuk menjaga stabilitas kinerja mereka, salah satunya melalui keterbukaan informasi melalui pengungkapan Internet Financial Reporting (IFR). Arah hubungan yang timbul antara kepemilikan saham institusional dengan Internet Financial Reporting (IFR) adalah berpengaruh positif karena semakin besar kepemilikan saham institusional disuatu perusahaan akan berpengaruh dalam praktek pengungkapan suatu informasi yang diberikan pada IFR. Teori tersebut juga di dukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Almilia (2008) dan Abdillah (2015).
H2: Kepemilikan Saham Institusional berpengaruh positif terhadap IFR
dalam total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar. Semakin besar total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Arah hubungan yang timbul antara ukuran perusahaan dengan IFR (internet financial reporting) adalah semakin besarnya total aktiva, penjualan perusahaan dan kapitali pasar maka akan memicu pula pelaporan keuangan yang semakin tinggi pula. Teori tersebut juga didukung oleh penelitian Prasetya dan Irwandi (2012)dan Rozak (2012).