• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN P EMBELAJARAN PKN UNTUK MENINGKATKAN DISIPLIN PESERTA DIDIK KELAS VIII DALAM MEMATUHI TATA TERTIB SEKOLAH SMP NEGERI 3 AJIBARANG - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERAN P EMBELAJARAN PKN UNTUK MENINGKATKAN DISIPLIN PESERTA DIDIK KELAS VIII DALAM MEMATUHI TATA TERTIB SEKOLAH SMP NEGERI 3 AJIBARANG - repository perpustakaan"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Pelaksanaan Pembelajaran PKn dalam Meningkatkan Kedisiplinan Peserta Didik Mematuhi Tata Tertib Sekolah

Pelaksanaan pembelajaran PKn dalam meningkatkan kedisplinan peserta didik mematuhi tata tertib sekolah adalah proses pembelajaran PKn yang setidaknya mampu menananmkan dengan baik kedisplinan mematuhi tata tertib sekolah kepada seluruh peserta didik sehingga dengan tertanamnya hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan kedisplinan warga sekolah dalam mematuhi tata tertib sekolah. Guru PKn dalam meningkatkan kedisiplinan mematuhi tata tertib sekolah adalah dengan mengguakan strategi, metode, media, evaluasi dan sumber yang bervariatif agar dalam mengikuti proses pembelajaran peserta didik dapat ikut berpartisipatif dan juga dapat memahami apa yang telah disampaikan guru. Adapun penyajian data pelaksanaan pembelajaran PKn memiliki unsur yang meliputi Strategi, Metode, Media, Sumber dan evaluasi yang disajikan sebagai berikut:

a. Strategi pembelajaran PKN

(2)

“Strategi dalam mencapai pembelajaran yang baik supaya berjalan dengan lancar tentunya dengan mengkondisikan siswa dengan cara menanyakan kehadiran siswa, atau mungkin juga mengomentari kondisi berpakaian siswa dan sebagainya, kemudian juga kebersihan kelas saya pantau sehingga untuk siswa masuk pembelajaran yang kondusif itu bisa tercapai.” Dengan adanya strategi pembelajaran seperti pernyataan di atas, peserta didik dilatih untuk disiplin mematuhi tata tertib kerapihan, kebersihan dan waktu, pada setiap pembelajaran PKn berlangsung. Jadi kedisiplinan terjaga dan pembelajaran berjalan dengan kondusif.

Selain mewawancara, peneliti juga melakukan observasi saat pembelajaran PKn di kelas VIII pada tanggal 10 Oktober dalam materi “Pelaksanaan demokrasi dalam berbagai aspek kehidupan”. Pada

pembelajaran hari itu guru mengecek kebersihan kelas kerapihan pakaian peserta didik sebelum memulai pembelajaran, ini dimaksudkan guru ingin membiasakan peserta didik unrtuk disiplin. Ini efektif dalam membiasakan peserta didik untuk selalu disiplin mematuhi tata tertib sekolah. Kemudian guru juga menyelipkan pesan-pesan ajakan dan perintah hidup disiplin saat pembelajaran berlangsung.

(3)

Dari dalam hasil dokumentasi pada tanggal 10 Oktober 2017 guru juga memperhatikan setiap tahap-tahap dari proses pembelajaran dengan melakukan proses pembelajaran sesuai dengan RPP yang dibuat.

Menurut wawancara, observasi dan hasil studi dokumentasi ditemukan bahwa Guru sudah memberikan strategi pembelajaran dengan efektif sehingga dalam proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

Dengan menggunakan strategi yang baik maka akan berdampak psitif dan sangat membantu peserta didik dalam proses pembelajaran, seperti membuat RPP dan melaksanakanya sesuai dengan RPP yang dibuat.

b. Metode Pembelajaran PKn

Metode adalah cara yang digunakan guru dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran, makin tepat metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar, diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan demikian guru harus bisa menciptakan pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan, sehingga hasil belajar peserta didik dapat ditingkatkan. Berikut wawancara dengan guru PKn, ibu suratni S. Pd mengenai metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran PKn:

(4)

example non example dan sebagainya. Intinya metode coperative learning tapi modelnya yang cukup bervariasi. Itulah metode yang saya pilih lebih ke diskusi kelompok dan tanya jawab, jadi saya tidak hanya berceramah biar anak-anak tidak bosan, karena kalau ceramah biasanya anak malah ngantuk kan jam pelajaran PKn hampir semuanya berada di jam siang, jadi saya harus memakai model yang membuat anak aktif”.

Pernyataan tersebut di atas, sejalan dengan pernyataan peserta didik. Berikut petikan hasil wawancara dengan peserta didik, diantaranya Dion pamungkas (VIII G), dan Kurniawan Yugo (VIII A)

“Biasanya kalo pembelajaran pake metode diskusi kelompok, tanya jawab terus ceramah. Yang paling sering diskusi kelompok sama ceramah. Tapi yang paling seneng pakenya diskusi kelompok yang ada tayangangambar sama video jadi lebih paham aja, ketimbang ceramah”.

Berdasarkan uraian di atas, metode pembelajaran cukup berpengaruh terhadap keakitifan dan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Misalkan metode diskusi dengan menampilkan tayangan gambar yang dapat memberikan pemahaman yang lebih. Selain itu juga siswa dapat mengerti kejadian atau fenomena sesungguhnya yang terjadi di dalam masyarakat.

(5)

pembelajaran dan seluruh peserta didik saling bekerja sama dalam kelompok mengerjakan tugas yang diberikan guru.

Adapun hasil dari dokumentasi mengenai pelanggaran yang dilakukan peserta didik terkait dengan kedisiplinan mematuhi tata tertib sekolah di buku catatan pelanggaran untuk tanggal 10 Oktober 2017 tidak ada catatan pelanggaran peserta didik. Ini membuktikan pelanggaran sudah mulai berkurang.

Dari hasil wawancara, observasi, dan studi dokumentasi dapat dikatakan bahwa peran pembelajaran PKn dalam meningkatkan kedisiplinan peserta didik mematuhi tata tertib sekolah cukup berperan. Mengapa peneliti mengatakan cukup berperan, karena peneliti melihat banyak peserta didik yang memiliki sikap kedisiplinan mematuhi tata tertib sekolah misalnya: saat melakukan observasi pada pembelajaran seluruh peserta didik yang ada di kelas berpakaian rapih dan sopan, kemudian kelas dalam keadaan cukup bersih walau ada beberapa sobekan kertas di bawah meja, dan anak-anak tenang saat mengerjakan tugas dari guru.

Dengan menggunakan metode yang bervariasi maka proses pembelajaran berjalan dengan baik sesuai dengan rancagan proses pembelajaran.

c. Media pembelajaran PKn

(6)

peserta didik. Ketepatan menggunakan media pembelajaran dapat meningkatkan minat belajar peserta didik.

Berikut petikan hasil wawancara dengan guru PKn ibu Suratni S. Pd mengenai media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran PKn:

“Media pembelajaran yang digunakan misalnya LCD, untuk

menayangkan gambar-gambar, lalu berita dari koran, lalu kita gunting atau siswa sendiri yang saya minta untuk mencari berita dari koran sehingga siswa tidak hanya tau dari teori-teori kita sampaikan saja, tapi mereka bisa melihat kenyataan di dalam kehidupan nyata. Ini sangat efektif agar anak itu paham dengan materi yang kita sampaikan”.

Pernyataan guru PKn tersebut di atas, sejalan dengan pernyataan peserta didk. Berikut petikan wawancara dengan peserta didik diantaranya, Dion pamungkas (VIII G), Kurniawan yugo (VIII A) :

“Media yang digunakan guru biasanya buku tulis, papan tulis, leptop, LCD. Biasanya ada penayangan gambar-gambar kemudian video contoh dari video perang kemudian video dari televisi, lalu kami disuruh menuliskan makna yang terkandung dalam video tersebut”.

(7)

Berdasarkan pernyataan di atas, terlihat bahwa media dan alat pembelajaran memang berperan sebagai sarana dalam mengajarkan materi kepada peserta didik. Seorang guru harus pandai mengemas materi, metode, media pembelajaran agar tercipta suasana belajar yang menyenangkan dan peserta didik dapat memahami materi dengan baik. Selain melakukan wawancara, peneliti juga melakukan observasi pada saat pelaksanaan pembelajatan PKn dikelas VIII pada tanggal 10 Oktober 2017, pada materi “Pelaksanaan demokrasi dalam berbagai aspek kehidupan” guru menggunakan media LCD dan laptop sebagai alat pendukung pembelajaran untuk memudahkan peserta didik dalam memahami materi. Dengan metode ini guru berhasil melatih kedisiplinan peserta didik dalam memahami materi. Ini dibuktikan dengan seluruh peserta didik dikelas terlihat tertib saat penayangan video dan gambar tentang kostitusi dengan disiplin, taat, dan tertib. Dan peserta didik dapat menyimpulkan masalah, menarik hal positiv dan negativ dari penayangan gambar tersebut. Peserta didik jadi mengerti bagaimana sejafrah komnstitusi sebagai ideologi negara dengan baik. Guru juga memberikan pesan-pesan kepada peserta didik agar selalu disiplin dalam hal apapun, baik dalam kehidupan sekolah maupun kehidupan bermasyarakat.

(8)

2017 tidak ada catatan pelanggaran peserta didik. Ini membuktikan pelanggaran mulai berkurang.

Dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi dapat dikatakan bahwa pera pembelajaran PKn dalam meningkatkan kedisiplinan peserta didik mematuhi tata tertib sekolah cukup berperan. Mengapa peneliti mengatakan cukup berperan, karena peneliti melihat banyak peserta didik yang memiliki sikap kedisiplinan di sekolah dan di kelas. Misalnya: saat melakukan observasi pada pembelajaran PKn materi “Pelaksanaan demokrasi dalam berbagai aspek kehidupan” seluruh

peserta didik yang ada di kelas tenang saat mengerjakan tugas dari guru, dengan penayangan gambar tentang Demokrasi dengan tertib, peserta didik paham dengan cara mengetahui dengan baik apa yang dimaksud konstitusi sebagai ideologi negara dalam sebuah kelompok kelas. Dan dari buku catatan pelanggaran hari itu tidak ada catatan pelanggaran.

d. Evaluasi pembelajaran PKn

(9)

Berikut petikan wawancara dengan guru PKn ibu Suratni S.Pd, menurut beliau:

“Dengan evaluasi dapat digunakan untuk mencapai hasil maksimal, dari evaluasi itu bisa keliatan mana yang memang masih kurang dan mana yang sudah memenuhi target kita, sehingga dari hasil evaluasi tersebuta ada yang kita berikan remidial dan ada yang kita berikan pengayaan sehingga bisa mengoptimalkan siswa dan dapat untuk memperbaiki proses pembelajaran.”

Pernyataan guru di atas, sejalan dengan pernyataan peserta didik. Berikut petikan wawancara dengan peserta didik diantaranya, Dion pamungkas (VIII G), kurniawan yugo (VIII A):

“Dengan adanya evaluasi bisa menambah informasi untuk murid, jadi yang materi udah lupa jadi bisa inget lagi dan yang belum mengerti jadi mengerti, terus juga bisa memaksimalkan hasil belajarnya nanti.”

Dari pernyataan di atas dapat dilihat bahwa evaluasi sangat penting bagi proses pembelajaran, karena dengan evaluasi akan memaksimalkan pembelajaran yang telah dilakukan.

(10)

Menurut hasil wawancara, observasi, dan studi dokumentasi evaluasi perlu dilaksanakan dalam proses bpembelajaran agar guru mengerti mana siswa yang harus diberikan bimbingan, dan siswa mana yang harus diberikan pengayaan, itu bertujuan agar tujuan dari proses pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.

2. Kendala yang Dihadapi Pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Meningkatkan Kedisiplinan PesertaDidik Mematuhi Tata tertib Sekolah

Dalam upaya meningkatkan kedisiplinan mematuhi tata tertib pembelajaran PKn mengalami berbagai kendala baik yang berasal dari faktor interen maupun eksteren. Hambatan faktorn interen adalah belum adanya kesadaran yang maksimal dalam diri peserta didik.

Berdasarkan wawancara dengan guru PKn ibu Suratni, S.Pd tentang kendala yang berasal dari faktor interen, beliau berpendapat bahwa:

“Kalo penyampaiain materinya insyaallah anak-anak sudah paham dan mengerti tapi penerapan dalam kehidupan sehari-harinya di sekolah itu yang kurang. Jadi intinya balik lagi pada pribadi siswa.” Sedangkan kendala yang berasal dari faktor eksteren adalah faktor keluarga dimana kebanyaka peserta didik memiliki kondisi keluarga yang broken home atau keluarga yang kurang harmonis jadi banyak anak yang kekurangan perhatian dari keluarga terutama orang tua.

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Mufah selaku guru BK, beliau berpendapat bahwa:

(11)

jadi orang tua itu melimpahkan ke guru, padahal mendidik anak itu bukan hanya tugas guru tapi juga tugas orang tua.”

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan kendala yang dihadapi pembelajaran PKn dalam meningkatkan kedisiplinan peserta didik mematuhi tata tertib sekolah di SMP Negeri 3 Ajibarang adalah oleh kesadaran pribadi siswa dan keadaan keluarga yang kurang harmonis, jadi guru kesulitan untuk mengatur tingkah laku peserta didik yang melakukan pelanggaran tata tertib sekolah agar tidak mengulangi perbuatanya, karena orang tua kurang memberikan arahan terhadap peserta didik dan terkesan melimpahkan urusan anak dalam masalah sikap disiplin kepada guru.

3. Upaya Yang dilakukan Untuk Mengatasi Kendala Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Meningktkan Kedisiplinan Peserta Didik Mematuhi Tata Tertib Sekolah

Untuk mengatasi kendala yang dihadapi dalam pembelajaran PKn dalam meningkatkan kedisiplinan peserta didik mematuhi tata tertib sekolah, seperti kesadaran pribadi siswa yang kurang mengamalkan kedisplinan ke dalam kehidupan sehari-hari di sekolah, Suratni, S.Pd selaku guru PKn melakukan upaya untuk mengatasi kendala-kendala dalam pembelajaran PKn, berikut petikan wawancara dengan guru PKn ibu Suratni, S.Pd beliau berpendapat bahwa:

(12)

tersebut kemudian nanti kita bahas bersama di kelas jika ada yang kurang tepat saya luruskan agar anak tidak merasa salah persepsi. Ini sangat efektif agar anak-anak paham dan mengerti dengan materi yang telah disampaikan.”

Dari pernyataan di atas guru PKn harus pandai-pandai mengemas materi, metode, media, sumber belajar dan evaluasi yang bervariatif agar dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan sehingga peserta didik memahami materi yang disampaikan guru dan bisa mengamalkanya di kehidupan sehari-hari di sekolah maupun di masyarakat.

Dari observasi, peneliti menemukan memang benar upaya yang dilakukan oleh guru PKn. Terbukti pada saat pembelajaran PKn guru mrnggunakan media, metode pembelajaran yang bervariatif kemudian selalu menghubungkan materi dengan kejadian nyata. Guru juga menyelipkan pesan-pesan yang berisi himbauan kepada peserta didik untuk selalu disiplin.

B. Pembahasan Penelitian

1. Peran Pembelajaran PKn dalam Meningkatkan Kedisiplinan Peserta Didik Mematuhi Tata Tertib Sekolah

(13)

bagi peserta didik. Pembelajaran tersebut merupakan seluruh kegiatan yang aktiv, kreatif dan interaktif. Disini peserta didik juga berhubungan dengan peserta didik lain dan yang terlibat dalam pembelajaran. Menurut Nana Sudjana dalam buku Tulus (2004:64) belajar adalah proses aktif. Belajar ada proses mereaksi terhadap semua situasi di sekitar individu. Tingkah laku sebagai hasil dari proses belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal dan internal. Yang paling berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar peseta didik adalah lingkungan sekolah seperti guru, sarana, kurikulum, teman-teman kelas yang disiplin dan peraturan kelas. Sama halnya di SMP Negeri 3 Ajibarang, guru PKn dijadikan sebagai fasilitator, motivator, dan inspirator bagi peserta didik agar dapat mematuhi peraturan yang ada di sekolah. Kemudian proses belajar akan berjalan lancar dengan cara guru menjelaskan mengenai tujuan dan maksud dari pembelajaran, menggnakan variasi strategi, metode, media, sumber dan evaluasi pembelajaran, memberikan materi pelajaran yang mudah dimengerti peserta didik, memebrikan pujian bagi peserta didik yang berprestasi dan memberikan hukuman bagi peserta didik yang melanggar, menenerapkan disiplin belajar. Hamzah B.uno (2009:8), beberapa kriteria yang dapat digunakan dalam memilih strategi pembelajaran yaitu sebagi berikut:

a. Berorientasi pada tujuan pembelajaran

Tipe perilaku apa yang diharapkan dapan dicpai peserta didik.

(14)

c. Gunakan media pembelajaran yang sebanyak mungkin memberikan rangsangan pada indera peserta didik. Artinya, dalam satu waktu yang bersamaan peserta didik melakukan aktivitas fisik maupun psikis.

Kemudian dalam memilih media untuk kepentingan pengajaran sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria (Nana Sudjana, 2011:5) sebagai berikut :

a. Ketepatanya dengan tujuan pengajaran: artinya media pengajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan. b. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran: artinya bahan pelajaran yang

bersifat fakta, prinsip, dan konsep dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar dapat muudah dipahami peserta didik.

c. Kemudian memperoleh media: artinya media yang diperlukan mudah diperoleh, setidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar. d. Ketrampilan guru dalam menggunakanya: apapun jenis media yang

diperlukan, syarat utamanya adalah guru dapat menggunakanya dalam proses pengajaran.

e. Tersedia waktu untuk menggunakanya: sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi peserta didik saat pelajaran berlangsung

(15)

Makin tepat metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar, diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan pembelajaran, tentunya faktor-faktor lainpun harus diperhatikan. Faturohman dan Sutikno (2011:60), faktor yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode antara lain:

a. Tujuan yang hendak dicapai b. Materi pembelajaran

c. Peserta didik d. Situasi e. Fasilitas f. Guru

Apabila semua faktor tersebut dapat dipergunakan dengan baik maka proses belajar mengajar akan tercapai sesuai dengan tujuan pembelajaran.

(16)

pembelajaran PKn wajib ada bagi setiap sekolah untuk membentuk peserta didik yang memiliki budi pekerti, karakter, perilaku, dan sikap yang mencerminkan peserta didik yang baik. Selain pembelajaran PKn, tata tertib sekolah sekolah juga wajib dimiliki setiap sekolah agar peserta didik menjadi pribadi yang diinginkan sekolah dan membatasi tingkah laku peserta didik di sekolah.

Di SMP Negeri 3 Ajibarang guru PKn dalam mengajar agar kedisiplinan peserta didik mematuhi tata tertib sekolah meningkat, dengan cara guru PKn selalu mengajar dengan mengemas strategi, media, metode, sumber belajar dan evaluasi pembelajaran dengan baik, dan selalu mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat maupun warga negara, dengan tujuan agar peserta didik memahami materi yang disampaikan oleh guru dan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Sehubungan dengan kedisiplinan mematuhi tata tertib Guru PKn juga selalu menerapkan suasana yang disiplin dengan menegur peserta didik yang tidak menjaga kerapihan pakaian, kebersihan kelas dan ketertiban dalam proses pembelajaran, yang nantinya diharapkan dapat menjadi kebiasaan peserta didik yang selalu rapih, bersih dan tertib.

(17)

dan evaluai pembelajaran dengan baik sehingga peserta didik dapat memahami pembelajaran yang disampaikan oleh guru, kemudian guru PKn selalu mengaitkan materi dengan pelanggaran-pelanggaran yang terjadi dikehidupan nyata baik di sekolah maupun di masyarakat.

2. Kendala Yang Dihadapi Pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Peserta Didik Mematuhi Tata Tertib Sekolah

Dalam upaya meningkatkan kedisplinan mematuhi tata tertib pembelajaran PKn menghadapi beberapa kendala baik berasal dari faktor interen maupun eksteren. Hambatan dari interen adalah belum adanya kesadaran maksimal dalam diri peserta didik. Sedangkan faktor eksteren yang menjadi kendala adalah faktor keluarga dimana kebanyakan peserta didik memiliki kondisi keluarga yang broken home atau keluarga kurang harmonis jadi banyak anak yang kekurangan perhatian dari keluarga terutama orang tua.

Ada beberapa faktor yang membentuk disiplin (Tulus tu‟u,2004:48), alasanya sebagai berikut;

1. Kesadaran diri sebagai pemahaman diri bahwa disiplin dianggap penting bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya. Selain itu, kesadaran diri menjadi motifasi sangat kuat terwujudnya disiplin.

(18)

3. Alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah, membina dan membentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan atau diajarkan.

4. Hukuman sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi dan meluruskan yang salah sehingga orang kembali pada perilaku yang sesuai harapan.

Kendala-kendala di atas menghambat kinerja guru PKn dalam menanamkan sikap disiplin untuk meningkatkan kepatuhan peserta didik terhadap tata tertib sekolah. Namun tidak berarti dengan adanya kendala-kendala di atas membuat guru PKn kewalahan dalam mendidik peserta didik tetapi kendala tersebut selayaknya dijadikan tantangan bagi guru PKn dalam meningkatkan kedisiplinan peserta didik mematuhi tat tertib sekolah.

(19)

3. Upaya Pembelajaran PKn Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Peserta Didik Mematuhi Tata Tertib Sekolah

Diperlukan adanya suatu upaya yang harus dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam pembelajaran PKn dalam meningkatkankedisiplinan peserta didik mematuhi tata tertib sekolah di SMP Negeri 3 Ajibarang, dlam mengatasi kendala-kendala ini guru PKn mengemas strategi, media, metode, sumber belajar dan evaluasi pembelajaran dengan baik, kemudian guru selalu mengaitkan materi dengan kejadian nyata beradasarkan pengalaman peserta didik maupun kejadian-kejadian yang ada di sekitar lingkungan, melakukan pendekatan dengan peserta didik yang melanggar tata tertib sekolah, mensosialisasikan kepada peserta didik untuk mentaati peraturan tata tertib sekolah, melakukan kerja sama dengan semua guru mapel yang ada di sekolah dan orang tua peserta didik. Selain itu juga guru harus memberikan sanksi yang tegas kepada peserta didik yang melanggar tata tertib yang aada di sekolah, misal disediakanya buku keterlambatan peserta didik, dengan adanya buku keterlambatan guru dapat mengetahui setiap pagi ada beberapa peserta didik yang terlambat dan beberapa menit waktu keterlambatan peserta didik dan bisa dilihat juga peserta didik yang paling sering terlambat. Dengan demikian guru dapat memberikan sanksi yang tepat yang harus diberikan kepada peserta didik sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan.

(20)

kedisiplinan mematuhi tata tertib sekolah. Dengan begitu, guru harus mampu melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Memberikan teladan yang baik melalui perbuatan dan tindakan yang baik, agar dijadikan contoh bagi peserta didik.

b. Menciptakan suasana dan lingkungan yang disiplin serta melatih membiasakan peserta didik untuk selalu disiplin baik itu saat pembelajaran maupun di luar pembelajaran.

c. Mampu mengarahkan setiap peserta didik pada pola perilaku yang baik, karena setiap peserta didik berasal dari latar belakang yang berbeda, mempunyai karakteristik yang berbeda dan kemampuan yang berbeda pula, jadi guru harus mampu melayani berbagai perbedaan tersebut agar setiap peserta didik dapat menemukan jati dirinya dan memiliki perilaku yang lebih baik.

Referensi

Dokumen terkait

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka Peraturan Daerah Kabupaten Pamekasan Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pengendalian Mutu dan Perlindungan

Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang sebuah alat dengan fungsi jam berupa angka Braile dengan fitur alarm sehingga dapat menyelesaikan masalah minimnya media

Penggunaan istilah jihad dan der ivasinya pada per iode Makkah lebih ditekankan pada jihad dalam ber dakw ah, yaitu ber dialog dengan kaum Qur aisy Makkah dengan dialog

Tingkat perputaran karyawan (turn over) yang tinggi ini dapat merugikan perusahaan karena selain mengganggu kegiatan operasi perusahaan dan bisa menimbulkan permasalahan

Apabila bahan bakar bekas yang diuji dalam jumlah yang cukup banyak, misalkan lebih dari 10000 perangkat (berlaku untuk fasilitas penyimpan bahan bakar bekas yang

Sedangkan penelitian yang telah diteliti oleh peneliti adalah hubungan spiritualitas remaja berkaitan dengan kenakalan remaja di SMK (X) Purbalingga menggunakan desain

Pada penelitian ini, digunakan tiga masukan (masukan saklar, masukan keypad matriks, masukan analog) dan tiga penampil (LED, LCD, 7 segmen).. Penggunaan masukan dan penampil

biasanya berbeda dengan remaja yang tidak nakal..