• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PERKEMBANGAN EFEKTIF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V PERKEMBANGAN EFEKTIF"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

PERKEMBANGAN EFEKTIF A. Perkembangan Emosi

Seberapa banyak dorongan-dorongan dan minat-minat terpenuhi merupakan dasar dari pengalaman emosional seseorang. Seseorang yang pola hidupnya berlangsung mulus, di mana dorongan-dorongan dan keinginan-keinginannya terpenuhi dan minatnya tercapai dengan berhasil cenderung emosinya stabil dan menikmati hidup.

1. Pengertian Emosi

Emosi adalah pengalaman efektif yang disertai penyesuaian dari dalam tentang keadaan mental dan fisik dalam diri individu dan terwujud dalam tingkah laku yang tampak.

2. Karakteristik Perkembangan Emosi

Secara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode “ badai dan tekanan”, suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Namun benar juga bila sebagian besar remaja mengalami ketidak stabilan dari waktu ke waktu sebagai konsekuansi dari usaha penyesuain diri pada pola perilaku baru dan harapan social baru.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi

Dengan bertambahnya umur , kematangan dan belajar memybabkan perubahan dalam perkembangan ekspresi emosional. Demikian juga dengan bertambahnya pengetahuan dan penggunaan mass media atau

(2)

keseliruhan latar belakang pengalaman berpengaruh terhadap perubahan-perubahan pada perkembangan emosional remaja.

4. Hubungan Antara Emosi Dan Tingkah Laku

Pengaruh emosi atau marah dapat menyebabkan seseorang gemetar, dengan adanya ransangan-ransanganyang menghasilkan perasaanyang tidak menyenangkan, emosi yang kuat, atau kejutan tertentu akan sangat mempengaruhi hasil belajar. Dengan demikian ransangan yang menghasilkan perasaan yang menyenangkan akan mempermudah sisiwa belajar.

5. Perbedaan Individual Dalam Perkembangan Emosi

Pola perkembangan emosi memiliki perbedaan dalam segi frekuensi, imtensitas serat jangka waktu dari berbagai macam emosi, dan juga usia pemunculannya. Perbedaan ini sudah melai terlihat sebelum masa bayi berakhir dan semakin sering terjadi dan lebih mencolok dengan meningkatnya usia anak-anak.

6. Upaya Pengembangan Emosi Remaja Dan Implikasinya Dalam Penyelenggaraan Pendidikan.

Ada beberapa cara yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam megarahkan perkembangan emosi yang dialamai oleh remaja diantaranya : konsisten dalma pengelolaan kelas, mendorong anak dalam bersaing dengan diri sendiri, pengelolaan diskusi kelas yang baik, mencoba memahami remaja, dan membantu siswa untuk berprestasi.

(3)

Nilai-nilai kehidupan adalah norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, misalnya adat kebiasaan dan sopan santun. Sedangkan moral adalah ajaran tentang baik, buruk perbuatan dan kelakuan, akhlak dan sebagainya.

1. Pengertian Dan Saling Keterkaitan Antar Nilai, Moral Dan Sikap Serta Pengaruhnya Terhadap Tingkah Laku.

Dalam kaitaitannya dengan perkembangan psea-konvensional harus dicapai oleh remaja. Menjadi remaja berarti mengerti nilai-nilai, yang berarti tidak hanya memperoleh pengertian saja tetapi dapat menjalankan dan mengamalkannya.

2. Karakteristik Nilai, Moral Dan Sikap Remaja

Nilai-nilai kehidupan ang perlu diimformasikan dan selanjutnya dihayati oleh para remaja tidak terbatas pada adapt kebiasaan dan sopan santun saja. Namun seperangkat nilai-nilai yang telah mereka dapat dari kedua orang tua dan juga oleh guru di mana mereka belajar merupakan panduan yang utama dalam menimbang dan bersikap tarhadap sesuatu yang dia hadapi.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Nilai, Moral Dan Sikap.

Sama denga perkembangan lainnya, maka perkembangan nilai, moral dan sikap dipengaruhi oleh berbagai factor, diantaranya perkembangan internalisasi nilai-nilai yang terjadi melalui identifikasi dengan orang-orang yang diidolakan, factor lingkungan di mana mereka bergaul, factor kebudayaan dan adapt isrtiadat di daerah tempat tinggalnya, dan yang

(4)

sangat mempengaruhi juga adalah daya nalar yang dimiliki oleh anak tersebut.

4. Perbedaan Individual Dalam Perkembangan Nilai, Moral Dan Sikap.

Perbedaan-perbedaan individual dalam pemahaman nilai-nilai, dan moral terjadi sesuai dengan umur, factor kebudayan dan tingkat pemahamannya hal inilah yang mendukung remaja dalam menitapkan sikap dan prilakunya dalam menghadapi atau menjalani kekidupannya.

5. Upaya Pengembangan Nilai, Moral Dan Sikap Remaja Serta Implikasinya Dalam Penyelenggaraan Pendidikan.

Upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan nilai, moral dan sikap ramaja adalah menciptakan kuminikasi disamping memberi informasi an remaja diberi kesempatan untuk berpetisipasi untuk aspek moral, serta menciptakan system lingkungan yang serasi/kondusif.

BAB VI

KEBUTUHAN DAN TUGAS PERKEMBANGAN

(5)

1. Teori kebutuhan individu

Sebagai makhluk psiko-fisis manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan fisik dan rohani, dan sebagai makhluk individu dan makhluk social, manusia memiliki kebutuhan individu (yang juga dikenal sebagai kebutuhan pribadi) dan kebutuhan social kemasyarakatan. Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan remaja menuju ke jenjang kedewasaan, kebutuhan hidup seseorang mengalami perubahan-perubahan sejalan dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya

2. Kebutuhan remaja, masalah, dan konsekuensinya.

Beberapa jenis kebutuhan remaja dapat disebutkan, antara lain adalah :

i. Kebutuhan organic, seperti makan, minum, bernafas, dan seks. ii. Kebutuhan emosional, yaitu kebutuhan untuk mendapatkan

simpati dan pengakuan dari pihak lain, dikenal dan n’ aff (need of affiliation). iii. Kebutuhan berprestasi atau “need of achievent” (yang dikenal

dengan n’ Ach), yang berkembang karena didorong untuk mengembangkan potensi yang dimiliki sekaligus menunjukkan kemampuan psiko-pisis.

iv. Kebutuhan untuk mempertahankan diri dan mengembangkan jenis.

Beberapa masalah yang dihadapi remaja sehubungan dengan kebutuhan-kebutuhannya dapat diuraikan sebagai berikut :

Upaya untuk dapat mengubah sikap dan prilaku kekanak-kanakan menjadi sikap dan prilaku dewasa tidak semuanya dapat dengan mudah dicapai baik dengan remaja laki-laki maupun remaja perempuan.

(6)

1. Seringkali pera remaja mengalami kesulitan untuk menerima perubahan fisiknya. Kegagalan dalam mengatasi perubahan-perubahan yang terjadi pada fisik remaja ini dapat megakibatkan turunnya harga diri, dan akibat lebih lanjut dapat menjadikan remaja bersikap keras dan agresif atau sebaliknya bersikap kurang percaya diri.

2. Berkembangnya fungsi seks pada masa remaja dapat menimbulkan kebingungan remaja unuk memahaminya, sehingga sering terjadi salah tingkah dan prilaku yang menentang norma.

3. Dalam memasuki kehidupan bermasyarakat, remaja yang terlalu mendambakan kemandirian dalam arti menilai dirinya cukup mampu untuk mengatasi problema kehidupan kebanyakan akan menghadapi berbagai masalah, terutama masalah penyesuaian emosional.

4. Berbagai norma dan nilai yang berlaku di dalam hidup bermasyarakat merupakan masalah tersendiri bagi remaja, sedang di pihak remaja merasa memiliki nilai dan norma tersendiri yang diras alebih sesuai dengan kehidupannya, dalam hal ini remaja menghadapi perbedaan nilai dan norma kehidupan. Menghadapi perbedaan ini merupakan kesulitan tersendiri bagi remaja.

1. Usaha-usaha pemenuhan kebutuhan remaja dan implikasinya dalam penyelenggaraan pendidikan

Pemenuhan kebutuhan fisik atau organic merupakan tugas pokok. Kebutuhan ini harus dipenuhi, karena hal ini merupakan kebutuhan untuk mempertahankan kehidupannya agar tetap survival. Tidak berbeda dengan pemenuhan kebutuhan serupa di masa perkembangan sebelumnya, kebutuhan ini sangat dipengaruhi oleh

(7)

factor ekonomi keluarga. Menghadapi kebutuhan ini perlu adanya latihan kebersihan, hidup teratur dan sehat sangat perlu ditanamkan oleh orang tua sebagai orang peling dekat dengannya. Realisasi hal ini di sekolah adalah pendidikan kesehatan, pendidikan jasmani dan pentingnya usaha kesehatan sekolah (UKS).

Khusu kebutuhan seksual, yang hal ini juga merupakan kebutuhan fisik remaja, usaha pemenuhannya harus mendapat perhatian khusus dari orang tua. Orang tua harus cukup waspada dan secar dini menjelaskan dan memberikan pengertian arti dan fungsi kehidupan seksual bagi remaja, karena di masa sekarang ini dimana remaja telah mengetahui aturan-aturan syariat namun mereka melukan hal-hal di luar syriat tersebut untuk memenuhi kebutuhan seksualnya dengan cara onani atau masturbasi bahkan pada perbuatan nekat yaitu berzina dengan teman dekatnya atau pacarnya (naudzubillah), remaja merasa ketinggalan atau merasa minder apabila tidak memilki pacar atau bahkan tidak melakukan hal-hal di luar syariat terhadap lawan jenisnya, bahkan sebagian remaja menjadikan pacaran sebagai sesuatu yang wajib, dan mereka merasa belum lengkap dari kehidupannya tanpa berpacaran, implikasi dari masalah remaja ini dapat menjadikan mereka generasi yang rusak dan menjadi hina atau terusir di tengah-tengah masyarakat karena tidak jarang remaja pada saat sekarang ini kita dapatkan berzina dan akhirnya harus dikawinkan sebelum anak mereka lahir yang mana hal ini merupakan perbutan yang melanggar syariat dan norma masyarakat akibatnya masyarakat mengucilkannya. Upaya yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah remaja ini adalah memberikan siraman agama disetiap saat baik itu dari orang tuanya sebagai orang yeng terdekat denganya maupun dari guru-guru di sekolahnya, atau dengan cara mengkutkannya dalam kegiatan-kegitan keislaman yang lebih menjanjikan perbaikan bagi prilakunya sehingga dengan kegiatan tersebut dapat

(8)

membimbingnya untuk menempuh kehidupannya, atau dengan cara mengikutkannya pada kegitan keolahragaan seperti ; sepek bola, basket ball, tari tambang dan silat. B. Tugas-Tugas Perkembangan Remaja.

1. Konsep tentang tugas perkembangan

perkembangan merupakan suatu proses yang menggambarkan perilaku kehidupan social psikologi manusia pada posisi yang harmonis di dalam lingkungan masyarakat yanglebih luas dan kompleks. Oleh Havighurst perkembangan tersebut dinyatakan sebagai tugas yang harus dipelajari, dijalani, dikuasai oleh setiap individu dalam perjalanan hidup manusia ditandai dengan berbagai tugas perkembangan yang harus ditempuh.

2. Jenis tugas perkembangan.

Jenis tugas perkembangan remaja itu pada dasarnya mencakup segala persiapan diri untuk memasuki jenjang dewasa, yang intinya bertolak dari tugas perkembangan fisik dan tugas perkembangan sosio-psikologis, tugas dan perkembangan remaja meliputi ; (a) kehidupan pribadi sebagai individu, (b) kehidupan pendidikan dan karir, (c) kehidupan sosial kemasyarakatan, dan (d) kehidupan berkeluarga

2. Implikasi tugas-tugas perkembangan remaja dalam penyelenggaraan pendidikan.

Memperhatikan banyaknya faktor kehidupan yang berada di lingkungan remaja, maka pemikiran tentang penyelenggaraan pendidikan juga harus memperkatikan factor-faktor tersebut.

(9)

Beberapa usaha yang perlu dilakukan di dalam penyelenggaraan pendidikan, sehubungan dengan minat dan kemampuannya yang dikaitkan dengan cita-cita kehidupannya antara lain adalah :

i. Penyelenggaraan pendidikan dalam bentuk klasikal yaitu memberlakukan sama semua tindakan pendidikan kepada semua remaja yang tergabung di dalam kelas. Oleh karena itu yang harus mendapatkan perhatian di dalam penyelenggaraan pendidikan adalah sifat-sifat kebutuhan umum remaja, seperti pengakuan akan kemampuannya, ingin mendapatkan kepercayaan, kebebasan dan semacamnya. b.) Beberapa usaha yang perlu dilakukan dalam penyelenggaraan pendidikan

sehubungan dengan minat dan kemampuan remaja yang dikaitkan terhadap cita-cita kehidupannya antara lain adalah :

1. Bimbingan karir dalam upaya mengarahkan siswa untuk menentukan pilihan jenis pendidikan dan jenis pekerjaan sesuai dengan kemampuannya.

2. Memberikan latihan-letihan praktis terhadap siswa dengan berorientasi terhadap kondisi (tutunan) lingkungan.

3. Penyusunan korikulum yang komprehensip dengan mengembangkan kurikulum muatan lokal.

c.) Keberhasilan dalam memilih pasangan hidup untuk membentuk keluarga banyak ditentuka oleh kedalaman dalam memahami syariat dan penyelesaian tugas-tugas perkembangan masa-masa sebelumnya. Untuk mengembangkan modek keluarga ideal maka perlu dilakukan :

1.) Bimbingan tentang cara pergaulan dengan mengajarkan etika pergaulan lewat pendidikan akhlaq dan pendidikan dalam keluarga.

(10)

2.) Bimbingan siswa untuk memahami norma yang berlaku baik di dalam keluarga, sekolah, maupun di dalam masyarakat. Untuk kepentingan ini diperlukan arahan untuk kebebasan emosional dari orang tua.

d. Pendidikan tentang nilai kehidupan untuk mengenalkan norma kehidupan social kemasyarakatan perlu dilakukan. Dalam hal ini perlu dilakukan pendidikan praktis melaluan organisasi pemuda, pertemuan orang tua secara periodik, dan pemantapan pendidikan agama baik dari dalam maupun dari luar.

(11)

BAB VII

PENYESUAIAN DIRI REMAJA A. Konsep dan Proses Penyesuaian diri

Makna akhir dari hasil pendidikan seseorang individu terletak pada sejauh mana hal yang telah dipelajari dapat membantunya dalam menyesuaikan diri dengan kebutuhan-kebutuhan hidupnya dan pada tuntutan masyarakat. Seseorang tidak dilahirkan dalam keadaan telah mampu menyesuaikan diri atau tidak mempu menyesuaikan diri. Sejak lahir sampai mati seorang individu merupakan organisme yang aktif. Ia berusaha untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan jasmaninya dan juga semua dorongan-dorongan yang memberi peluang kepadanya untuk berfungsi sebagai anggota kelompoknya.penyesuaian diri adalah suatu proses. Dan dalam salah satu ciri pokok dari kepribadian yang sehat mentalnya ialah memiliki kemampuan untuk mengadakan penyesuaian diri secara harmonis, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungannya.

1. Pengertian penyesuain diri

Penyesuaian diri dapat diartikan sebagai suatu adaptasi; dapat mempertahankan eksistensinya, atau bisa “ survive” dan memperoleh kesejahteraan jasmani dan rohaniah, dan dapat mengadakan relasi yang memuaskan dengan tututan social. Atau dapat diartikan sebagai konformitas, yang berarti menyesuaikan sesuatu dengan standar atau prinsip, dapat juga diartikan sebagai suatu penguasaan dan kematangan sosial.

(12)

2. Proses penyesuaian diri

Penyesuaian diri adalah proses bagaimana individu mencapai keseimbangan diri dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungan. Proses adalah suatu upaya individu untuk mereduksi atau menjauhi ketegangan dan untuk memelihara kondisi-kondisi keseimbangan yang lebih wajar. Penyesuaian adalah sebagai suatu proses ke arah hubungan harmonis antara tuntutan internal dan tuntutan eksternal

3. Karakteristik penyesuaian diri

Tidak selamanya individu berhasil dalam melakukan penyesuaian diri, karena

kadang-kadang ada rintangan-rintangan tertentu yang menyebabkan tidak berhasilnya melakukan penyesuain diri. Berikut ini penyesuain diri yang positif dan penyesuaian diri yang salah.

a. Penyesuaian diri secara positif

Mereka yang tergolong mampu melakukan penyesuain diri secara positif ditandai hal-hal sebagai berikut :

1.) Tidak menunjukkan adanya ketegangan emosional

2.) Tidak menunjukkan adanya mekanisme-mekanisme psikologis 3.) Tidk menunjukkan adanya frustrasi pribadi

4.) Memiliki pertimbangan rasional dan pengarahan diri 5.) Mampu dalam belajar

6.) Menghargai pengalaman 7.) Bersikap realistic dan objektif

(13)

Kegagalan dalam melakukan penyesuaian diri secara positif, dapat mengakibatkan individu melakuakan penyesuain yang salah. Penyesuain diri yang salah ditandai dengan berbagai bentuk antara lain :

1.) tingkah laku yang serba salah 2.) tidak terarah

3.) emosional

4.) sikap yang tidak realistic 5.) Agresif, dsb.

Ada tiga bentuk reaksi dalam penyesuaian diri yang salah yaitu ; 1) reaksi bertahan, 2) reaksi menyerang, dan 3) reaksi melarikan diri

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses penyesuaian diri Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Kondisi jasmani

2. Perkembangan kematangan 3. Faktor psikologis

4. Kondisi lingkungan

5. Faktor kultural dan agama.

B. Permasalahan-permasalahan Penyesuaian Diri

Tingkat penyesuain diri dan pertumbuhan remaja sangat dipengaruhi oleh sikap orang tua dan suasana psikologi dan social dalam keluarga. Ada beberapa permasalahan-permasahan penyesuaian diri yang dihadapi oleh seorang remaja diantaranya :

1. Permasalahan-permasahan penyesuaian diri dalam suasana psikologi keluarga seperti keretakan keluarga.

(14)

2. Permasalahan-permasahan penyesuaian diri dengan kehidupan di sekolah

3. Permasalahan-permasahan penyesuaian diri dengan lengkungan dan teman-temannya.

4. Permasalahan-permasahan penyesuaian diri dalam memilih tempat sekolah yang sesuai

5. Permasalahan-permasahan penyesuaian diri yang berkaitan dengan penyesuain diri terhadap kegiatan belajar yang baik.

C. Implikasi proses Penyesuaian Remaja Terhadap Penyelenggaran Pendidikan.

Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memperlancar proses penyesuaian diri remaja khususnya di sekolah adalah :

1. Menciptakan situasi sekolah yang dapat menimbulkan rasa “betah” (at home) bagi anak didik, baik secara sosial, fisik maupun akademis.

2. Mneciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan bagi anak 3. Usaha memahami anak didik secara menyeluruh, baik prestasi belajar, sosial, maupun seluruh aspek pribadinya.

4. Menggunakan metode dan alat mengajar yang menimbulkan gairah belajar

5. Menggunakan prosedur evaluasi yang dapat memperbesar motivasi belajar

6. Ruang kelas yang memenuhi syarat-syarat kesehatan

7. Peraturan/ tata tertib yang jalas dan dapat dipahami murid-murid 8. Teladan dari guru dalam segala segi pendidikan

(15)

9. Kerja sama dan saling pengertian dari para guru dalam melaksanakan kegiatan pendidikan di sekolah

10. Pelaksanaan program bimbingan dan penyuluhan yang sebaik-baiknya 11. Situasi kepemimpinan yang penuh saling pengertian dan tanggung jawab baik pada murid maupun pada guru.

12. Hubungan yang baik dan penuh pengetian antara sekolah dengan orang tua murid dan masyarakat.

Referensi

Dokumen terkait

KTU/staf administrasi berkewajiban mengembalikan atau menyampaikan koreksian tersebut ke dosen pengusul proposal, disertai surat pemberitahuan dan bukti hasil koreksi

2.  Kapasitas fiskal mencerminkan potensi kemampuan daerah mendanai jasa-jasa yang harus disediakan pemerintah.. 3.  Kebutuhan fiskal menunjukkan total

PENDAFTARAN PASIEN UMUM DAN SPESIALIS (BARU/LAMA) PENDAFTARAN PASIEN UMUM DAN SPESIALIS (BARU/LAMA).. DI INSTALASI RAWAT JALAN UMUM DI INSTALASI RAWAT JALAN

SUWARNA ARTA MANDIRI THE CONVERGENCE INDONESIA 21 JL.. RAS UNA

Kondisi optimal pengaruh variasi aliran gas pelindung pada pengelasan GMAW (gas metal arc welding) terhadap laju korosi sambungan butt joint double v groove pada pelat aluminium

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya schnepper pada siswa kelas VIII G SMP Negeri 8 Surakarta Tahun Ajaran

5 Pantai Amal Lama - Baru merupakan kawasan yang direncanakan oleh Pemerintah Kota Tarakan sebagai Sub Pusat Kota Tarakan atau Pusat Kawasan Rekreasi untuk seluruh

Dalam berkomunikasi di Internet/antar jaringan komputer dibutuhkan gateway / router sebagai jembatan yang menghubungkan simpul-simpul antar jaringan sehingga paket data bisa