• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH NILAI GETARAN MEKANIS TERHADAP MOTOR LISTRIK INDUKSI DENGAN VARIASI POROS TAMBAHAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH NILAI GETARAN MEKANIS TERHADAP MOTOR LISTRIK INDUKSI DENGAN VARIASI POROS TAMBAHAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Studi Eksperimental Pengaruh Nilai Getaran Mekanis Terhadap Motor Listrik Induksi Dengan Variasi Poros Tambahan

93

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH NILAI GETARAN MEKANIS TERHADAP MOTOR

LISTRIK INDUKSI DENGAN VARIASI POROS TAMBAHAN

Muhamad Mukafi Abdul Fatah

S1 Teknik Manufaktur, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya e-mail: mucaviez@gmail.com

Diah Wulandari

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya e-mail: diahwulandari@unesa.ac.id

Abstrak

Pengukuran vibrasi saat ini semakin luas terutama di bidang industri dan teknologi, seperti halnya dalam penerapan di bidang industri dalam negeri untuk mengindikasikan tingkat gangguan yang terjadi pada mesin. Salah satu contohnya adalah penerapan pengukuran vibrasi dengan variasi material poros pada motor listrik sebagai penerus daya untuk proses permesinan dalam industri sehingga dapat meminimalisir kerusakn pada motor listrik. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji pengaruh nilai getaran mekanis dalam hal ini adalah material poros terhadap motor listrik induksi sehingga didapatkan poros yang lebih baik dan mampu meningkatkan produktivitas industri terkait. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen. Variasi yang digunakan adalah material poros stainless steel, baja st 41, baja st 60, dan kuningan. Nilai getaran terbaik atau terkecil didapatkan pada material poros stainless steel diameter 6 mm, panjang 67 mm, massa 11,59 g, rpm 457,6 dengan hasil nilai accerelometer 2,05 (m/s2), displacement 0,0013 mm, dan Vrms 1,45 (mm/s) serta daya input motor listrik 100 watt.

Kata kunci : Getaran mekanis, Motor listrik induksi, Material poros, Vibration meter Abstract

Vibration measurements are now increasingly widespread, especially in the field of industry and technology, as well as in the application in the field of domestic industry to indicate the level of disturbance that occurs in the machine. One example is the application of vibration measurements with a variety of axis materials on electric motors as a power router for machining processes in the industry so as to minimize damage on electric motors. This research was conducted to study the effect of mechanical vibration value in this case is the axis material to induction electric motor so that got better axis and able to increase the productivity of related industries. This research is done by using experimental method. Variations used are stainless steel axis material, steel st 41, steel st 60, and brass. The result of the best or smallest vibration value is found on 6 mm diameter stainless steel material, 67 mm length, mass 11.59 g, 457.6 rpm with accelelometer 2.05 (m / s2), displacement 0,0013 mm, and Vrms 1.45 (mm / s) and the input power of electric motor is 100 watt.

Keywords : Mechanical vibration, Electric motors induction, Material shaft, Vibration meter

PENDAHULUAN

Dalam kehidupan sehari-hari tentu kita menggunakan peralatan untuk beraktifitas. Di dalam peralatan itu pasti tidak hanya peralatan yang manual, akan tetapi juga peralatan yang menggunakan motor. Di dalam peralatan itu pasti terdapat getaran-getaran yang ditimbulkan oleh alat itu sendiri.

Getaran adalah gerakan yang berulang-ulang dalam tempo yang cepat. Dari pengertian tersebut maka tingkat getaran atau amplitudo getaran dapat direpresentasikan sebagaimana gerakan yaitu parameter perpindahan (displacement), kecepatan (velocity) atau percepatan (acceleration). Parameter perpindahan (displacement) merupakan parameter yang mendefinisikan besaran jarak perpindahan antara satu objek dengan objek lainnya. Parameter kecepatan (velocity) merupakan parameter yang digunakan untuk mendefinisikan besaran jarak

perpindahan per satu satuan waktu. Sementara parameter percepatan merupakan parameter yang mendefinisikan besaran perubahan kecepatan per satu satuan waktu.

Pengukuran merupakan hal yang sangat penting dalam dunia ilmu pengetahuan khususnya dunia teknik. Dengan melakukan pengukuran kita dapat mengetahui besaran dari parameter-parameter fisika, kimia dan biologi seperti panjang, kadar gas, suhu, kadar gula darah, waktu dll. Dalam dunia teknik, pengukuran digunakan untuk kepentingan sistem proteksi alat atau untuk sistem kendali/kontrol suatu proses. Pada setiap pengukuran dibutuhkan sebuah alat ukur yang bertindak sebagai pengindera sekaligus penampil. Contoh alat ukur sederhana adalah mistar atau penggaris digunakan untuk mengukur panjang, lebar, dan tinggi (Holman, 1985 : 1).

Pengukuran vibrasi atau getaran merupakan salah satu pengukuran yang paling umum dalam pemantauan kondisi mesin berputar. Pengukuran suhu bearing dan

(2)

posisi aksial rotor merupakan parameter lain yang juga diukur dalam pemantauan kondisi mesin. Tingkat getaran yang terukur mengindikasikan tingkat gangguan yang terjadi, semakin tinggi nilai getaran yang terukur menandakan gangguan yang terjadi kemungkinan bisa menjadi sebuah kerusakan atau bahkan kegagalan mesin. Jika hasil pengukuran dengan trend level vibrasi mesin yang tinggi selama beberapa waktu dapat mengaktifkan sinyal peringatan untuk menghindari tingkat vibrasi yang lebih besar dan masalah yang lainnya. Hasil pengukuran ini juga memberikan informasi penting kepada operator untuk segera memeriksa dan memperbaiki mesin (Adams Jr. 2001:243).

Beberapa penelitian tentang pengukuran getaran mesin telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya salah satu diantaranya adalah penelitian Monitoring Vibration Of A Model Of Rotating Machine (Arko Djajadi dkk:2011). Pada penelitiannya, Arko Djajadi dkk membuat sebuah model mesin berputar yang terdiri dari dua bearing tempat berputarnya poros dengan motor sebagai penggerak. Menggunakan sensor accelerometer memsic2125 yang dikendalikan dengan mikrokontroler ATMega8535 sebagai perangkat utamanya.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah pertama, ingin mengetahui bagaimana pengaruh nilai getaran terhadap motor listrik induksi dengan variasi material poros tambahan.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah pertama, mengetahui bagaimana pengaruh nilai getaran terhadap motor listrik induksi dengan variasi material poros tambahan.

Manfaat penelitian ini adalah untuk sebagai bahan pertimbangan dalam memilih material poros untuk diaplikasikan pada dunia industri motor listrik dan memperkaya data getaran mekanis pada material poros sehingga dapat meminimalisir terjadinya kerusakan pada motor listrik.

METODE

Rancangan Penelitian

Gambar 1. Rancangan Penelitian

Variabel Penelitian ˗ Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang ditentukan nilainya sebelum dilakukan penelitian. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah:

˗ Material poros : Stainless steel, baja st 41, baja st 60, dan kuningan

˗ Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang nilainya sangat tergantung pada variabel bebas dan merupakan hasil dari penelitian. Variabel terikat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah:

- Nilai getaran mekanis yang diukur oleh vibration meter versi TV 300

˗ Variabel Control

Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

- Diameter poros 6 mm

(3)

Uji Eksperimental Pengaruh Nilai Getaran Mekanis Terhadap Motor Listrik Induksi Dengan Variasi Material Poros Tambahan

95 - Standarisasi pengujian getran yaitu, ISO 2372

Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian antara lain:

Gambar 2. Motor listrik

Gambar 3. Vibration meter versi TV 300

Gambar 4. Tachometer

Prosedur Penelitian

Sebelum mengambil data diperlukan prosedur dalam melakukan penelitan yaitu sebagai berikut:

Tahap Persiapan:

˗ Menyusun/ membuat rangkaian obyek penelitian seperti pada gambar 2.

˗ Menyiapkan alat dan instrumen penelitian, yaitu vibration meter dan tachometer.

˗ Menyiapkan beberapa variasi poros yang digunakan dalam pengujian.

Tahap Percobaan

˗ Menghidupkan motor listrik, dan mengatur kecepatan putaran rpm.

˗ Setelah hidup motor listrik dicek kondisinya kemudian dimatikan.

˗ Memasang poros tambahan dan baling-baling kipas pada motor listrik.

˗ Memasang sensor vibration meter dan dihidupkan. ˗ Menghidupkan motor listrik.

˗ Pengukuran vibrasi menggunakan vibration meter. ˗ Pengukuran kecepatan putaran dengan tachometer. ˗ Pengamatan mulai dilakukan dengan dengan melihat

nilai pada lcd masing-masing alat. Variasi poros yang digunakan yaitu stainless steel, baja st 41, baja st 60, dan kuningan. Pengamatan dilakukan hingga waktu 1 menit. Pada saat itu kita ukur berapa nilai getaran yang terbaca pada vibration meter.

˗ Ukur putaran poros pada motor listrik dengan menggunakan tachometer.

˗ Melakukan pencatatan data yang meliputi, nilai getaran, dan putaran poros.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisa data pada penelitian ini adalah statistika deskriptif kuantitatif.

Tujuan penggunaan metode statistik deskriptif kuantitatif ini adalah untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari gejala tertentu.

HASIL DAN PEMBAHASAN Parameter

Tipe-tipe pengukuran vibrasi, ada 3 vibrasi yang menjadi parameter dalam melakukan penelitian ini, yaitu : ˗ Acceleration

˗ Displacement ˗ Velocity

Hasil dari ketiga dasar yang menjadi parameter sebagai berikut :

˗ Acceleration (Percepatan getaran)

Gambar 5. Grafik Acceleration (Percepatan getaran) pada 4 material poros 0 2 4 450 452 454 456 458 460 A cc e re lo me te r (m/ s2) Rpm

Material Poros

Stainless Steel Baja ST 41 Baja ST 60 Kuningan

(4)

Dari gambar 5 grafik di atas diketahui bahwa material poros stainless steel dalam pengukuran vibrasi satuan accelerometer terendah 2,05 m/s2, disusul dengan baja st 41 dengan nilai 2,59 m/s2, kemudian baja st 60 dengan nilai 2,68 m/s2, dan nilai tertinggi material kuningan dengan nilai pengujian 3,36 m/s2. Dari hasil tabel dan grafik di atas semakin tinggi massa material maka nilai accelerometer semakin rendah.

˗ Displacement (Simpangan getaran)

Gambar 6. Grafik Displacement (Simpangan getaran) pada 4 material poros

Dari gambar 6 grafik di atas diketahui bahwa material poros stainless steel dalam pengukuran vibrasi satuan displacement terendah dengan nilai 0,0013 mm, disusul dengan baja st 41 dengan nilai pengujian 0,0220 mm, kemudian baja st 60 dengan nilai 0,0277 mm, dan nilai tertinggi material kuningan dengan nilai 0,0437 mm. Dari hasil tabel dan grafik di atas semakin tinggi massa jenis material maka nilai displacement semakin rendah.

Dari hasil pengujian getaran di atas, terdapat 5 kali uji dan data yang diambil sebagai acuan yaitu, pada pengujian ke-5 karena perbandingan rpm antara material stainless steel, baja st 41, baja st 60 dan kuningan tidak berbeda jauh. Hasil dari pengujian getaran dengan 3 parameter membuktikan bahwa material stainless steel memiliki nilai getaran yang rendah dibandingkan baja st 41, baja st 60 dan kuningan. Sedangkan material kuningan memiliki nilai getaran yang tinggi dibandingkan baja st 60, baja st 41, dan stainless steel, dikarenakan massa kuningan lebih rendah dibanding material lain sehingga semakin tinggi suatu massa material semakin tinggi pula nilai getarannya.

˗ Velocity / Vrms (kecepatan getaran)

Gambar 7. Grafik Velocity / Vrms (kecepatan getaran) pada 4 material poros

Dari gambar 7 grafik di atas diketahui bahwa material poros stainless steel dalam pengukuran vibrasi satuan velocity terendah 1,45 mm/s, disusul dengan baja st 41 dengan nilai 1,79 mm/s, kemudian baja st 60 dengan nilai 1,89 mm/s, dan nilai tertinggi material kuningan dengan nilai 2,37 mm/s. Dari hasil tabel dan grafik di atas semakin tinggi massa material maka nilai velocity semakin rendah.

Standarisasi pengujian getaran

ISO 2372 merupakan standar yang memberikan pedoman untuk mengevaluasi getaran di mesin yang beroperasi dari 10 ke 200Hz (600 ke 12.000 RPM) rentang frekuensi. Contoh jenis mesin kecil, langsung digabungkan, motor listrik dan pompa, motor produksi, motor menengah, generator, uap dan gas turbin, turbo-kompresor, turbo-pompa dan penggemar. Beberapa mesin ini dapat digabungkan secara kaku atau fleksibel, atau terhubung pada gigi. Sumbu poros berputar bisa horizontal, vertikal atau miring di setiap sudut. Grafik di bawah ini dikombinasikan dengan faktor-faktor tambahan yang dijelaskan dalam panduan ini untuk menilai tingkat getaran keseluruhan peralatan.

Tabel 1 Standarisasi pengukuran vibrasi 0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 450 452 454 456 458 460 D ispl ac e me n t (mm) Rpm

Material Poros

Stainless Steel Baja ST 41 Baja ST 60 Kuningan 0 0.5 1 1.5 2 2.5 450 452 454 456 458 460 V rms (mm/s) Rpm

Material Poros

Stainless Steel Baja ST 41 Baja ST 60 Kuningan

(5)

Uji Eksperimental Pengaruh Nilai Getaran Mekanis Terhadap Motor Listrik Induksi Dengan Variasi Material Poros Tambahan

97 Variasi material poros berpengaruh terhadap getaran motor listrik. Terlihat bahwa terjadi perbedaan tingkat getaran motor listrik pada material yang berbeda-beda. Berikut nilai getaran motor listrik dari masing-masing material poros yang berbeda :

˗ Getaran motor listrik dengan material poros stainless steel yaitu 1,45 mm/s

˗ Getaran motor listrik dengan material poros Baja ST 41 yaitu 1,79 mm/s

˗ Getaran motor listrik dengan material poros Baja ST 60 yaitu 1,89 mm/s

˗ Getaran motor listrik dengan material poros Kuningan yaitu 2,37 mm/s

Dari tingkat getaran pahat di atas, material poros yang paling optimal menghasilkan tingkat getaran yang paling baik ( paling rendah ) adalah material poros Stainless Steel dengan nilai getaran 1,43 mm/s. Sedangkan untuk material poros yang meghasilkan tingkat getaran paling tinggi adalah pada material poros Kuningan dengan nilai getaran 2,34 mm/s. Mengacu kepada standar ISO 2372 (Class I) nilai getaran yang terjadi pada motor listrik dengan material poros Stainless Steel termasuk dalam kategori (B) pada Strip ke-2 yang berarti “means satisfying” atau memuaskan/diizinkan begitupun nilai getaran yang terjadi pada material poros Kuningan termasuk dalam kategori (C) pada Strip ke-1 yang berarti “unsatisfying” atau tidak memuaskan/ tidak diizinkan. Jadi material Stainless Steel masih aman untuk digunakan pada motor listrik (Class I), sedangkan material poros Kuningan tidak aman digunakan pada motor listrik (Class I).

Dari penjelasan diatas, menunjukkan bahwa semakin besar massa suatu material poros, semakin besar pula getaran yang terjadi. Hal ini terjadi karena adanya gaya radial statik sebagai gaya yang disebabkan oleh dirinya sendiri, gaya pada poros yang disebabkan oleh berat poros itu sendiri. Dimana gaya radial menyebabkan melendutnya suatu poros. Adanya lendutan disebabkan karena momen lentur. Momen lentur muncul karena adanya gaya radial yang bekerja pada elemen poros dengan jarak yang tegak lurus terhadap titik tumpuan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa massa suatu material merupakan salah satu pengaruh terhadap getaran motor listrik yang terjadi pada proses pemesinan berlangsung.

Selain dari itu, tidak hanya massa jenis saja yang dapat mempengaruhi getaran. Beberapa hal sebagai berikut secara umum dapat mempengaruhi getaran juga :

1. Nilai getaran tinggi disebabkan oleh : - adanya kerusakan mesin

- salah pemasangan komponen - ausnya bearing

- kelayakan umur mesin - daya listrik dan lain-lain.

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah dan hasil pengolahan data yang telah dilakukan serta pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa :

 Nilai accelerometer terendah pada variasi material poros stainless steel 2,05 m/s2, dengan kecepatan putaran 457,6 rpm dan massa 11,59 gram, sedangkan tertinggi material poros kuningan 3,36 m/s2 , dengan kecepatan putaran 457,9 dan massa 10,93 gram.

 Nilai displacement terendah pada variasi material poros stainless steel 0,0013 mm, dengan kecepatan putaran 457,6 rpm dan massa 11,59 gram, sedangkan tertinggi material poros kuningan 0,0427 mm, dengan kecepatan putaran 457,9 dan massa 10,93 gram.

 Nilai velocity/Vrms terendah pada variasi material poros stainless steel 1,45 mm/s, dengan kecepatan putaran 457,6 rpm dan massa 11,59 gram, sedangkan tertinggi material poros kuningan 2,37 mm/s, dengan kecepatan putaran 457,9 dan massa 10,93 gram.

Berdasarkan kondisi penerapan yang ada, bahwasanya menurut standarisasi pengujian getaran pada (Class I) atau mesin kecil, kategori A strip 1-2, B strip 1-2 dan C strip 1 yang berarti “means satisfying”atau memuaskan/diizinkan. Oleh karena itu dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa hasil yang dipilih adalah pada material poros stainless steel tergolong kategori (B) pada strip ke-2 dan baja st 41 tergolong kategori (C) pada strip ke-1.

Saran

Agar dapat dan memperoleh aplikasi yang optimal maka disarankan untuk mengembangkan model dengan model desain lain yang disesuaikan dengan kondisi yang diinginkan. Karena desain yang diterapkan pada penelitian ini hanya berlaku pada miniatur yang sesuai dengan kebutuhan yang bersesuaian dengan penelitian sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Adams Jr, Maurice L. 2001. Rotating Machinery Vibration: From Analysis to Trouble Shooting.New York: Marcel Dekker Inc.

Bejo, Agus. 2008. C & AVR Rahasia Kemudahan Bahasa C Dalam Mikrokontroler ATMega8535.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Broch, Jens Trampe. 1985. Mechanical Vibration and Shock Measurements. 2nd Ed. Soborg:K. Larsen &

(6)

Son, (Online), (http://bksv.com/doc/bn1330.pdf, diakses pada tanggal 18 Desember 2016).

Buchori, Achmad. 2014. Rancang Bangun Miniatur Robot Lengan Menggunakan Mikrokontroler ATMega8535. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Djajadi, Arko. Arsi Azavi. Rusman Rusyadi. Erikson Sinaga. 2011. “Monitoring Vibration of A Model of Rotating Machine”.Journal of Mechatronics, Electrical Power, and Vehicular Technology. ISSN: 2088-6985; Volume 02, No.1, pp. 51-56, 2011.

Frick, H. 1991. Mekanika Teknik I : Statika & Kegunaanya. Cetakan Kedelapan, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Gere, James. M., Timoshenko, Stephen P. 2000. Mekanika Bahan. Jakarta: Erlangga.

Holman, J.P. & W.J. Gajda Jr. 1985. Metode Pengukuran Teknik. diterjemahkan oleh E. Jasifi.Jakarta: Erlangga.

Hsu, Tai Ran. 2002. MEMS & Microsystem Design And Manufacture. Singapore: McGrawHill.

Kanginan, Marthen. 2002. FISIKA. Jakarta : Erlangga Mott, Robert L. 2009. Elemen-Elemen Mesin Dalam

Perancangan Mekanis Buku 1.Yogyakarta: Andi. P. Beer, Ferdinand & Johnston Jr, E. Russell. Vector

Mechanics for Engineers ( Dynamics ) McGraw-Hill Book Company Inc. 1997

Pratama, Nianda Aji. 2014. Komunikasi Pada Robot Swarm Pemadam Api Menggunakan Protokol Modbus. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta. Sularso dan Suga, K. 1997. Dasar Perencanaan Dan

Elemen Mesin. Jakarta: Pradnya Paramita. Vyas, Mukesh. Vibration Monitoring System Basics.

Forbess Marshall – Shinkawa. (Online), (http://www.forbesmarshall.com/fm_micro/news_ room.aspx?Id=shinkawa&nid=61, diakses pada tanggal 20 Desember 2016).

Gambar

Gambar 1. Rancangan Penelitian
Gambar 2. Motor listrik
Gambar 7. Grafik Velocity / V rms  (kecepatan getaran)  pada 4 material poros

Referensi

Dokumen terkait

Balongpanggang Ds.Balongpanggang Kec.Mantup LAMONGAN 15 09050710011547 YANTIK WIDHI ASIH, S.PD SMP IPS SMP Negeri 1 Mantup Jl.. Balongpanggang Desa

Kebugaran jasmani juga sangat erat hubungannya dengan volume dan kualitas udara yang kita hirup, ini dijelaskan dalam beberapa penelitian yang membahas pengaruh minat fisik

peningkatan dengan kriteria rendah jika dilihat dari rerata indeks gain kelas kontrol yaitu sebesar 0,15. Selanjutnya, untuk menguji apakah peningkatan self efficacy

Dihasilkannya sistem informasi yang menyampaikan kepada masyarakat luas mengenai penyebaran wabah penyakit menular yang ada, serta memberikan informasi mengenai

[r]

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel investasi dan jumlah tenaga kerja berpengaruh positif secara signifikan terhadap Pertumbuhan sektor industri pengolahan

Kelemahan penggunaan teknik ini adalah relatif sukar, jumlah protoplas yang dihasilkan tidak banyak, keefektifannya dibatasi hanya pada sel-sel yang dapat diplasmolisa

Teks Percakapan sesuai Unggah- ungguh untuk meminta perhatian, memuji, meminta ijin, meminta maaf, dengan bahasa yang.. Peserta didik