• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAYANAN PENEMPATAN TENAGA KERJA PADA DINAS TENAGA KERJA KOTA MAKASSAR (Labor Placement Service at the Employment Office of Makassar)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELAYANAN PENEMPATAN TENAGA KERJA PADA DINAS TENAGA KERJA KOTA MAKASSAR (Labor Placement Service at the Employment Office of Makassar)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

PELAYANAN PENEMPATAN TENAGA KERJA PADA DINAS TENAGA KERJA KOTA MAKASSAR

(Labor Placement Service at the Employment Office of Makassar) Aulia Fitrani, Rakhmat dan Muhammad Rusdi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran pelaksanaan penempatan tenaga kerja pada Dinas Tenaga Kerja Kota Makassar. Penelitian ini bersifat deskriptif. Penelitian dilaksanakan di Kota Makassar. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis menggunakan analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelayanan penempatan tenaga kerja pada Dinas Tenaga Kerja Kota Makassar sudah baik. Kelemahannya adalah sarana dan prasarana belum memenuhi standar karena sistem bursa kerja belum dilakukan secara sistem on line. Pelayanan penempatan tenaga kerja pada Dinas Tenaga Kerja Kota Makassar harus mengikuti perkembangan teknologi. Dinas Tenaga Kerja Kota Makassar segera merealisasikan pembuatan websitenya untuk memudahkan pencari kerja dan pemberi kerja untuk mengakses informasi sesuai kebutuhan. Dengan demikian, pelayanan penempatan tenaga kerja dapat lebih praktis, cepat, tepat dan efisien.

Kata Kunci : Pelayanan Publik, Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja

ABSTRACT

This research aims to describe the implementation of labor placement service at the Employment Office of Makassar. This study can be categorized as a descriptive type. It used a case study as the basis research. The data were analyzed by using the qualitative approach. The results reveal that the labor placement service at the Employment Office of Makassar has been good. However, the service facilities have not been completely available, because an on line job market system is not available yet. Whereas is fact, according to the regulation, labor placement service should have followed the technology development by using an on line system.

Keywords : Public Service, Labor Placement Service

PENDAHULUAN

Penyediaan pelayanan kepada masyarakat merupakan kewajiban dan mutlak diwujudkan di setiap unit kerja pada Instansi Pemerintah. Sebab pada prinsipnya, pelayanan menjadi tanggung-jawab

pemerintah dan diselenggarakan oleh instansipemerintah di pusat maupun di daerah yang ditujukan

dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat. Hal ini terkait dengan besarnya tuntutan masyarakat terhadap pemerintah untuk menyediakan pelayanan yang berkualitas yakni pelayanan yang dinilai baik, memuaskan dan memberikan kemudahan dalam mendapatkannya. (Moenir, 2006)

Suatu pelayanan yang baik haruslah mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, mempermudah

dan mempersingkat waktu pelaksanaan urusan publik, dan memuaskan bagi masyarakat. Kriteria

pelayanan yang memuaskan atau yang disebut pelayanan prima mencakup empat unsur pokok,yaitu:

(2)

2

satu kesatuan yang terintegrasi artinya pelayanan menjadi tidak excellence bila ada komponen yang

kurang. (Elhaitammy dalam Tjiptono, 1997).

Pekerjaan merupakan kebutuhan asasi warga negara sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 27 ayat (2) yang menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Artinya, setiap tenaga kerja mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk memilih, mendapatkan pekerjaan dan memperoleh penghasilan

yanglayak.Atasdasartersebut,pemerintah perlu memberi perhatian dan kebijakan dalam menangani

masalah ketenaga-kerjaan maupun dalam penyediaan lapangan kerja guna mewujudkan pemerataan kesempatan kerja di daerah.

Dinas Tenaga Kerja (Dsnaker) Kota Makassar sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD)PemerintahKotaMakassar diberikan tanggung jawab dalam hal pelayanan ketenagakerjaan

yang meliputi perencanaan tenaga kerja, perluasan kesempatan kerja, penempatan tenaga kerja,

pelatihankerja, peningkatanproduktivitas tenaga kerja, pembinaan hubungan industrial dan

syarat-syarat kerja, serta pengawasan ketenagakerjaan.

Permasalahan yang dihadapi di bidang ketenagakerjaan erat kaitannya dengan keadaan penduduk, tingkat pengangguran, situasi perekonomian, dan perkembangan kesempatan kerja. Perekonomian Kota Makassar mengalami kemajuan dan tumbuh konsisten pada sebagian besar sektor ekonomi. Kemajuan ekonomi tersebut tidak terlepas dari peran pihak swasta. Sektor yang menonjol adalah sektor industri pengolahan, perdagangan, sektor transportasi/ angkutan, restoran dan hotel, sektor keuangan, dan sektor jasa. Sektor-sektor ekonomi tersebut diharapkan dapat menjadi andalan dalam menunjang pertum-buhan ekonomi Kota Makassar dan memberikan dampak pada sektor tenaga

kerjakarenadapatmenciptakankesempatan kerja baru.

Jumlah penduduk Kota Makassar pada tahun 2010 sebesar 1.272.349 jiwa. Total pendudukini

menunjukkanbahwaMakassar merupakan kota terpadat di propinsiSulawesiSelatan.Jumlahpenduduk

yang besar tersebut mengakibatkan jumlah angkatan kerja pun besar. Ini berarti makin besar pula

jumlah orang yang mencari pekerjaan atau pengangguran.Agar dapat dicapai keadaan yang seimbang,

maka seyogyanya mereka semua dapat terserap dalam suatu pekerjaan yang sesuai dengan keahlian

dan keterampilan mereka. Namun kenyataannya, Kota Makassar seperti halnya kota-kota yang

berpenduduk padat lainnya, masih mengalami masalah dalam hal penyerapan tenaga kerja.

Berdasarkan data dari Disnaker Kota Makassar, tercatat jumlah pencari kerja yang terdaftar sampai

dengan Desember 2010 sebanyak 52.184 orang, sedangkan lowongan kerja yang ada hanya 3.437 lowongan dari 348 instansi pemerintahdanperusahaanswasta. Sementara pencari kerja yang berhasil ditempatkan atau diterima di perusahaan swasta dan instansi pemerintah hanya 2.882 orang. Jumlah pencari kerja yang tidak sebanding dengan lowongan kerja yang tersedia mengakibatkan sebagian besar angkatan kerja menjadi pengangguran karena tidak memperoleh pekerjaan. Keadaan ini memberi gambaran bahwa animo pencari kerja di Makassar sangat tinggi, sementara daya serap lapangan kerja selama tahun 2010 hanya ± 4,28%. (Database Ketenagakerjaan Disnaker Kota Makassar 2010).

Dari permasalahan tersebut, maka Disnaker Kota Makassar diharapkan mampu mena-ngani secara serius dengan memberikan pelayanan yang tepat sesuai dengan misi organisasinya yakni pelayananketenaga-kerjaanyangmemuaskan bagi tenaga kerja, pengusaha, dan masyarakat Salah satu bidang pelayanan ketenagakerjaan yang menjadi tugas pokok Disnaker Kota Makassar adalah pelayanan penempatan tenaga kerja yang memberikan kemudahan bagi pencari kerja dan pemberi kerja (pengusaha yang membutuhkan tenaga kerja) untuk bertemu sehingga tercapai suatu hubungan kerja atau penempatan. Pelayanan ini dimaksudkan untuk memfasi-litasi pencari kerja dalam memperoleh pekerjaan yang tepat sesuai dengan keahlian dan keterampilannya dan pengguna tenaga

kerja untuk mendapatkan tenaga kerjayang memenuhisyarat-syaratjabatan yang diperlukansebagai

(3)

3

dan penghasilan yang layak, dengan memperhatikan harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum, serta pemerataan kesempatan kerja.

Penempatan tenaga kerja dilaksanakan berdasarkan asas:

a. Terbuka, yakni pemberian informasi kepada pencari kerja secara jelas antara lain: jenis pekerjaan,

besarnya upah dan jam kerja guna melindungi tenaga kerja dan menghindari terjadinya perselisihan setelah tenaga kerja ditempatkan.

b. Bebas,yakni pencari kerja bebas memilih jenis pekerjaan dan tidak dipaksauntukmenerimasuatu

pekerjaan dan pemberi kerja tidak dibenarkan dipaksa untuk menerima tenaga kerja yang ditawarkan.

c. Objektif, yakni pemberi kerja agar menawarkan pekerjaan yang cocok kepada pencari kerja sesuai

dengan kemampuannya dan persyaratan jabatan yang dibutuhkan, serta harus memperhatikan kepentingan umum dan tidak memihak kepada kepentingan tertentu.

d. Adil dan setara, yakni penempatan tenaga kerja dilakukan berdasarkan kemampuan tenaga kerja

dan anti diskriminasi tidak didasarkan atas ras, jenis kelamin, agama, dan aliran politik. (Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2003).

Pelayanan penempatan tenaga kerja yang berkualitas yakni pelayanan yang didalamnya mengandung prinsip cepat, tepat, mudah, dan murah kiranya sudah menjadi dambaan masyarakat

khususnya masyarakat pencari kerja dan pengguna tenaga kerja dalam hal prosedurnya, mulai dari persyaratan dan biaya yang harus dipenuhi pada tahap pendaftaran pencari kerja, pembuatan kartu kuning (AK/I), pemberian informasi lowongan kerja, pendaftaran lowongan kerja dari pihak perusahaan, pemuatan info lowongan kerja pada Disnaker Kota Makassar, sampai pada pemenuhan tenaga kerja yang dianggap memenuhi kualifikasi kepada pihak perusahaan yang menyediakan lowongan kerja (AK/V).

Peran sebagai perantara atau pihak ketiga yang mempertemukan pencari kerja dengan pemberi kerja dalam memberikan informasi pasar kerja, serta memasarkan pencari kerja dan mencari permintaan tenaga kerja dinilai sangat bermanfaat dan dinilai dapat mengurangi jumlah pengangguran, mengingat kondisi pencari kerja maupun pengusaha dihadapkan pada kenyataan bahwa adanya keterbatasan informasi dari kedua belah pihak. (Suroto, 1986) Kesulitan informasi ini disebabkan karena setiap lowongan pekerjaan yang disediakan oleh pengusaha memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Untuk mengisi lowongan yang berlainan, pengusaha memerlukan tenaga kerja dengan tingkat pendidikan keterampilan, dan kemampuan yang betul-betul sesuai. Sehingga tidak semua pelamar kerja akan cocok untuk suatu lowongan tertentu. Di lain pihak, para pencari kerja kekurangan informasi tentang perusahaan mana yang membutuhkan tenaga kerja yang sesuai dengan kemampuan pencari kerja, tingkat upah yang

diinginkan, serta kesejahteraan (jaminansosialdanlingkungan pekerjaan) yang diinginkan oleh para

pencari kerja.

Dibalik terwujudnya pelayanan penempatan tenaga kerja yang berkualitas yang

diselenggarakan oleh Disnaker Kota Makassar, disadari pula akan adanya permasalahan yang

mempengaruhipelayana tersebut antara lain: minimnya informasi lowongan kerja yang terdaftar di

Disnaker Kota Makassar, fasilitas bursa kerja dengan sistem on line belum tersedia sehingga

belum menjangkau seluruh pencari kerja. Berdasarkan pada permasalahan tersebut, Disnaker Kota

Makassar hendaknya meningkatkan koordinasi dan kerjasama yang baik dengan pihak perusahaan

dalam menyiapkan informasilowonganpekerjaanserta memfungsikan websitenya guna merealisasikan layanan bursa kerja on line.

Permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian iniadalahbagaimanapelayanan penempatan

tenaga kerja pada Disnaker Kota Makassar. Searah dengan rumusan permasalahan tersebut, maka

tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakahpelayananpenempatantenaga kerja pada

(4)

4 METODOLOGI

Penelitian ini mengambil tempat observasi pada kantor Disnaker Kota Makassar. Pemilihan

lokasi penelitian didasarkan atas pertimbangan bahwa instansi pemerintah ini secara khusus

memberikan pelayanan penempatan tenaga kerja sebagai salah satu bidang pelayanan pelayanan yang

menjadi tugas pokok dan tanggung jawabnya. Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif, sedangkan dasar penelitiannya adalah studi kasus.

Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui hasil wawancara dan observasi. Adapun informan dalam penelitian ini adalah mereka yang dianggap memahami dan dapat memberikan informasi secara lebih jelas tentang berbagai aspek yang berkaitan dengan pelayanan penempatan tenaga kerja pada Dinas Tenaga Kerja Kota Makassar. Informan yang dipilih

ialah Kepala Seksi PerencanaandanPenempatanTenagaKerja, 1orangpetugasantarkerja, 5orang

pencari kerja yang terdaftar pada Disnaker Kota Makassar untuk mendapatkan pekerjaan yang

sesuaidenganpendidikandan keahliannya, serta 2 orang perwakilan dari perusahaanyangmengajukan

permohonan permintaan tenaga kerja melalui Disnaker Kota Makassar.

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif tanpa

menggunakan prosedur analisis statistik tetapi lebih mengarah kepada pengungkapan data-data

keteranganyangdiperoleh dari informan dan dari hasil observasi di lokasi penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Mekanisme Pelaksanaan Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja

Pelayanan penempatan tenaga kerja yang dilaksanakan oleh Disnaker Kota Makassar dalam

rangka pemenuhan kebutuhan calon tenaga kerja yakni mendapatkan pekerjaan sesuaidengankeahlian

danketerampilannya serta untuk menempatkan pencari kerja pada lowongan kerja yang disediakan

oleh perusahaan swasta yang membutuhkan tenaga kerja berdasarkankesesuaianantarapersyaratan

yang dibutuhkan oleh perusahaan dengan kualifikasi yang dimiliki oleh pencari kerja.

Pelayanan penempatan tenaga kerja yang disebut juga kegiatan “Antar Kerja”, dalam pelaksanaannya terdiri dari beberapa kegiatan pokok yang saling berkaitan. Untuk mencapai hasil pelayanan yang efektif dan efisien, setiap kegiatan tersebut harus diselenggarakan secara sistematis sebagai berikut: :

1. Pendaftaran pencari kerja dan penerbi-tan kartu kuning (AK/I)

2. Wawancara dan pengisian kartu data pencari kerja (AK/II). Dalam proses wawancara,

petugas antar kerja melakukan kegiatan Penyuluhan dan

Bimbingan Jabatan untuk membantu

pencari kerja dalam memilih pekerjaan yangtepat.

3. Pendaftaran informasi lowongan kerja dari pihak pemberi kerja dan pengisian kartu permintaan

tenaga kerja (AK/III), serta penerbitan bukti lapor lowongan kerja..

4. Pencocokan dan pemanggilan pencari kerja yang dianggap memenuhi persya-ratan dalam

lowongan jabatan yang diajukan pemberi kerja (AK/IV).

5. Pemenuhan/lowongan kerja melalui pengirimanpencarikerjapadaperusahan yangmenawarkan

lowongan pekerjaan (AK/V)

Unsur Pokok Pelayanan Prima dalam Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja

Sebagai salah satu SKPD Pemerintah Kota Makassar yang menyelenggarakan pelayanan publik, Disnaker Kota Makassar dalam memberikan pelayanan penempatan tenaga kerja kepada pencari kerja dan pemberi kerja harus tercermin dari prinsip cepat, tepat, mudah, murah, dan ramah sesuai dengan harapan masyarakat.

(5)

5

Indikatorpengukuranterhadappelayanan penempatan tenaga kerja, menggunakan empat unsur

pokokdalam kriteria pelayanan prima yang dikemukakan oleh Elhaitammy yang meliputi: kecepatan,

ketepatan, keramahan dan kenyamananpelayanan. Hasil temuan dari masing-masing indikator tersebut

sebagai berikut:

Kecepatan pelayanan menunjuk pada jangka waktu penyelesaian pelayanan kartu kuning dan pendaftaran lowongan kerja di Disnaker Kota Makassar mulai dari dipenuhinya persyaratan administrasi sam-pai dengan selesainya pelayanan tersebut, serta prosedur yang harus dilalui oleh pencari kerja untuk mendapatkan pelayanan kartu kuning sampai dengan penempatan pada

posisi jabatan yang disediakan oleh pihak pemberi kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

waktu pelayanaan pembuatan kartu kuning di DisnakerKotaMakassartidak memerlukan waktu lama,

yakni kurang lebih 5 sampai 10 menit. Sedangkan waktu pelayanan kepada pihak pemberi kerjaatas

permohonan pemasangan informasi lowongan kerja juga tidak membutuhkan waktu lama, sesuai

dengan komitmen yang dibuat antara pemberi kerja dengan Kepala Seksi Penta Kerja.

Kecepatan pelayanan juga berkaitan dengan prosedur yang harus dilalui oleh pencari kerja untuk

memperoleh pelayanan pendaftaran serta pembuatan kartu kuning dan pemberi kerja untuk

memperoleh pelayanan pendaftaran lowongan kerja di Disnaker Kota Makassar sampai dengan

pemenuhan permintaan tenaga kerja untuk mengisi lowongan pekerjaan yang disedia-kan Hasil

penelitianmenunjukkan bahwa prosedur dalam pembuatan kartu kuning bagi pencari kerja adalah

mudah, yakni memenuhi persyaratan administrasi yang telah ditetapkan, mengisi formulir AK/I,

wawancara oleh petugas antar kerja untuk pengisian kartu data pencari kerja (AK/II), sampai pada penerbitan kartu kuning dan legalisasinya tidak sulit. Adapun prosedur dalam pelayanan pendaftaran

lowongan kerjadiDisnakerKotaMakassar bagi pemberi kerja juga dinilai mudah,yaknimengajukan

suratpermohonanpermintaan tenaga kerja, wawancara oleh petugas antar kerja untuk pengisian Kartu

Permintaan Tenaga Kerja (AK/III), sampai pada penerbitan bukti lapor lowongan kerja yang ditandatangani oleh Kepala Seksi Penta Kerja, Apabila kualifikasi yang dimiliki oleh pencari kerja

dinyatakan memenuhi persyaratan yang dibutuhkan dalam lowongan jabatan yang diajukan oleh

pemberi kerja, maka Disnaker Kota Makassar melakukan pemanggilan terhadap pencari kerja

(AK/IV) dan memberikan surat pengantar (AK/V) yang ditujukan kepada perusahaan yang telah

mendaftarkan lowongan kerjanya.

Ketepatan pelayanan menunjuk pada hasil pelayanan yang diterima berupa kartu kuning bagi

pencari kerja sebagai bukti telah terdaftar di Disnaker Kota Makassar, informasilowongan kerja yang

dimuat pada papan informasi Disnaker Kota Makassar bagi pencari kerja dan masyarakat luas, serta

surat keterangan tanda bukti lapor lowongan kerja bagi perusahaansebagaibuktiadanyapermintaan

tenaga kerja. Hasil penelitianmenunjukkanbahwahasil pelayananyang diberikan olehDisnakerKota

Makassar kepada pencari kerja dan pemberi kerja dinilai memuaskan, yakni kartu kuning yang

diterima oleh pencari kerja adalah benar, sah, dan tidak ada kekeliruan penulisan data; surat bukti lapor lowongan kerja kepada pemberi kerja sebagai bukti formal bahwa lowongan kerja yang ditawarkan telah memenuhi syarat publikasi dan telah terdaftar di Disnaker Kota Makassar, serta informasi lowongan kerja yang diumumkan melalui papan informasi memudahkan para pencari kerja untuk mengetahui lowongan kerja yang ditawarkan oleh perusahaan, profil perusahaan berikut posisi jabatan yang ditawarkan, serta syarat yang harus dipenuhi untuk dapat mengajukan lamaran diperusahaan tersebut.

Ketepatan pelayanan berkaitan pula dengan biaya yang dikenakan dalam pembuatan kartu kuning, penempatan tenaga kerja, dan pemuatan informasi lowongan kerja di Disnaker Kota

Makassar. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa biaya pelayanan untuk kartu kuning dikenakan biaya

legalisasi dan penggandaan sebesar Rp.2.500 bagi pencari kerja dan dianggap tidak memberatkan

karena biaya yang dikenakan dinilai masih terjangkau.Sedangkandalamhalpenempatanpencarikerja

padalowongan yang ditawarkan oleh pemberi kerja, tidak dikenakanbiaya.Demikian pula dalam

pemasanganinformasi lowongan kerja kepada pemberi kerja tidak dikenakan biaya apapun atau

(6)

6

Kota Makassar adalah salah satu instansi pemerintah yang bekerja tanpa menarik pungutan liar dari masyarakat.

Keramahan pelayanan menunjuk pada sikap dan perilaku petugas antar kerja yang ramah dan

adanya komunikasi yang baik dalam memberikan pelayanan perantaraan kerja yakni melayani

pendaftarandanpembuatankartu kuning,wawancarakepada pencari kerja,pemberianpenyuluhandan

bimbingan jabatan, pendaftaranlowongankerjadari perusahaan, dan pemberian informasi pasar kerja

kepada pencari kerja dan pemberi kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa petugas antar kerja dalam memberikan pelayanan mulai dari saat pendaftaran, pembuatan dan legalisir kartu kuning,

pendaftaran lowongan kerja dari perusahaan, dan melakukan wawancara dinilai memuaskan bagi

pencari kerja dan pemberi kerja yakni baik, cepat tanggap, memberikan pemahaman secara jelas dan

terkesan ramah. Demikian pula dalampemberianpenyuluhandanbimbingan jabatan kepada pencari

kerja dan pelayanan informasi pasar kerja kepada pihak pencari kerja dan pemberi kerja dinilai baik yakni selalu siap, memahami kepentingan yang dilayani, serta memberikan bimbingan atau petunjuk secara wajar dan professional.

Kenyamanan pelayanan menunjuk pada penyediaan sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung kelancaran pelayanan penempatan tenaga kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sarana dan prasarana pelayanan yang terdiri dari ruangan pelayanan yang memadai, fasilitas fotokopi untuk memudahkan pencari kerja untuk penggandaan kartu kuning sebelum dilegalisir, papan

pengumumanuntukmemasang informasi

lowongan kerja guna membantu penyebarluasan informasi

lowongan kerja dari pihak perusahaan, fasilitas komunikasi berupa telepon dan faximili serta fasilitas komputer sebagai sarana penunjang kerja bagi pihak Disnaker Kota Makassar juga telah tersedia.

Namun, fasilitas website yang berfungsi sebagai layanan bursa kerja on line yang dapat memberikan

kemudahan bagi masyarakat pencari kerja dalam mengakses informasi bursa kerja secara on line

belum tersedia karena adanya hambatan dalam pengadaan perangkat operasionalnya dan anggaran

untuk pembuatannya belum terpenuhi.

KESIMPULAN

Pelayanan penempatan tenaga kerja merupakan kegiatan pelayanan kepada dua pihak yakni pencari kerja untuk memperoleh pekerjaan yang produktif sesuai dengan bidang keahliannya dan perusahaan sebagai pihak pemberi kerja untuk memperoleh tenaga kerja sesuai kualifikasi yang dibutuhkan.

Pelayanan penempatan tenaga kerja dalam pelaksanaaannya terdiri dari beberapa kegiatan pokok yang saling berkaitan. Proses kegiatannya meliputi: pendaftaran pencari kerja dan penerbitan kartu kuning (AK/I), wawancara kepada pencari kerja untuk pengisian kartu data pencari kerja (AK/II), pendaftaran lowongan kerja dari pihak pemberi kerja (AK/III), pencocokan dan pemanggilan

calon tenaga kerja yang memenuhi kualifikasi (AK/IV),dan pengirimancalontenaga kerjakepada

perusahaan yang memerlukan tenaga kerja (AK/V) sehingga pada akhirnya terjadi

pemenuhan/penempatan tenaga kerja.

Pelayanan penempatan tenaga kerja diukur menggunakan empat indikator unsur pelayanan prima sesuai teori Elhaitammy yang terdiri dari: kecepatan pelayanan, ketepatan pelayanan, keramahan pelayanan, dan kenyamanan pelayanan. Keempat indikator tersebut dijadikan ukuran bagi pencari kerja dan pemberi kerja dalam menilai pelayanan penempatan tenaga kerja pada Disnaker

KotaMakassar.Keempatindikatorpelyanan tersebut dijadikan ukuran bagi pencari kerja dan pemberi

kerja dalam menilai pelayanan penempatan tenaga kerja pada Disnaker Kota Makassar.

Dari hasil wawancara dan observasi di lokasi penelitian berkaitan dengan keempat indikator pelayanan tersebut, diketahui bahwa pelayanan penempatan tenaga kerja yang dilakukan secara konvensional pada Disnaker Kota Makassar sudah baik, hanya saja belum mengikuti perkembangan

(7)

7

pendaftaran pencari kerja, pembuatan kartu kuning, pendaftaran lowongan pekerjaan, dan penyajian informasi pasar kerja masih menggunakan sistem manual.

Saran-saran

Minimnya perusahaan yang melaporkan informasi lowongan kerjanya ke Disnaker Kota Makassar

sebelum mengumumkan di media cetak, maka seyogyanya Disnaker Kota Makassar melakukan

pemantauan dan memberi tindakan tegas atau sanksi kepada perusahaan sesuai dengan peraturan

perundangan yang berlaku.

Agar pelayanan penempatan tenaga kerja dapat lebih dimaksimalkan, khususnya dalam pemberian

informasi pasar kerja melalui sistem on line, maka Disnaker Makassar hendaknya merealisasikan

websitenyaagar dapatdijangkauolehseluruh masyarakat. Melalui website ini, masyarakat khususnya

pencari kerja dan pemberi kerja dapat memperoleh informasi pasar kerja secara cepat dan up to date.

Keterbatasan jumlah petugas antar kerja selaku pelaksana teknis kegiatan antar kerja perlu dipertimbangkan,dimana jumlah petugas antar kerja pada lingkup seksi perencanaan dan penempatan

kerja saat iniyang hanya2orang perlu ditambah agar pelayanan penempatan tenaga kerja dapat lebih

optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Database Ketenagakerjaan. 2010. Dinas Tenaga Kerja Kota Makassar.

Moenir,H.A.S,2006.Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, Jakarta. PT. Bumi Aksara.

Molleong, J.Lexy, Prof. Dr., 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT.Remaja Rosdakarya. Ratminto, Winarsih Atik Septi, 2005. Manajemen Pelayanan, Yogyakarta. Pustaka Pelajar,

Suroto, Drs, 1986. Strategi Pembangunan dan Perencanaan Tenaga Kerja, Yogyakarta. GadjahMada University Press.

Tjiptono,Fandy,1997.Strategi Pemasaran, Andi Offset.

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Interaksi antara perbandingan sari nenas dengan sari daun katuk dan konsentrasi karagenan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap total asam, berbeda

Berdasarkan teori yang ada fungsi bahan ajar bagi siswa yaitu (1) siswa dapat belajar tanpa harus ada guru maupun temannya yang lain, (2) siswa dapat belajar

Pengaruh perlakuan pengobatan menggunakan isolat tunggal dan kombinasi isolat Trichoderma virens terhadap penyakit akar putih, mortalitas miselium Rigidoporus lignosus

Macromedia yang merupakan produsen pembuat flash profesional kini telah merjer dengan adobe corp, perubahan terjadi pada macromedia flash series 9 menjadi Adobe

Barang/Jasa Dinas Pertanian, Hortikultura dan Peternakan Kabupaten Kolaka tentang Penetapan Pelaksana Pekerjaan Pembangunan Jalan Usaha Tani (JUT) di

Tingkat kesukaan terhadap warna kopi Robusta Berdasarkan grafik diatas menunjukkan bahwa ke empat jenis kopi robusta yang disangrai menggunakan Penyangrai Type pemanas elemen,

Kritik atas Teori Keadilan Rawls and Niebuhr Tantangan bagi teori Rawls tentang keadilan sebagai fairness adalah mengenai konsep epistemologisnya tentang ‗selubung

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Suspek Tb Paru yang terdiri dari umur, pendidikan, pendapatan, status