• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 butir 15 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 butir 15 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan 2"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

A. Latar Belakang Masalah

Perjanjian kerja adalah suatu perjanjian antara pekerja/buruh dan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak, dan

kewajiban para pihak.1 Perjanjian kerja diatur dalam Undang-Undang

Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (UU Ketengakerjaan). Dalam UU Ketenagakerjaan, perjanjian kerja berdasarkan waktu berlakunya dibedakan menjadi perjanjian kerja waktu tidak tertentu (PKWTT) dan perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT). Perjanjian kerja waktu tidak tertentu memberikan status pekerja sebagai pekerja tetap, sedangkan perjanjian kerja waktu tertentu memberikan status pekerja tidak

tetap atau pekerja kontrak.2 Menurut peruntukannya, PKWT dalam Pasal

59 ayat (1) digunakan untuk pekerjaan yang sifatnya sementara atau pekerjaan yang sekali selesai, namun dalam pelaksanaannya seringkali ditemukan sebaliknya yaitu pekerjaan yang sifatnya tetap, namun

mengggunakan PKWT.3

1 Pasal 1 butir 15 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

2 Lalu Husni, 2000, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm. 60.

3 Gajimu, Ketentuan Seputar Kontrak Kerja,

(2)

Kasus perubahan PKWT menjadi PKWTT sudah terjadi semenjak

berlakunya UU Ketenagakerjaan. 4 Dalam hal untuk memperjelas

ketentuan mengenai PKWT dan PKWTT, setahun setelah UU Ketenagakerjaan berlaku, Menteri Tenaga kerja dan Transmigrasi

Republik Indonesia mengeluarkan Keputusan Nomor:

KEP.100.MEN/VI/2004 tentang Ketentuan Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu.

Perjanjian kerja tersebut telah diatur dalam UU, dan diperjelas dengan Keputusan Menteri, namun dalam pelaksanaannya masih banyak ditemukan PKWT yang tidak sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.5 Pelanggaran ketentuan mengenai PKWT juga

terjadi pada PT. Jogja Tugu Trans (PT. JTT). Pada tahun 2013 sejumlah karyawan PT. JTT melakukan aksi menuntut manajemen perusahaan

untuk menghapus status pekerja kontrak menjadi pekerja tetap.6 Rata-rata

status dan masa kerja karyawan pada saat melakukan aksi penuntutan, yaitu berstatus PKWT dan telah memiliki masa kerja lebih dari lima tahun. Hal tersebut bertentangan dengan ketentuan yang diatur dalam UU Ketenagakerjaan Pasal 59 ayat (4) “Perjanjian kerja waktu tertentu yang

4 Portalhr, PKWT dan PKWTT,

http://portalhr.com/konsultasi/hr-praktis/hrpraktis-hubungan-karyawan/pkwt-dan-pkwtt/ diakses pada Tanggal 28 Maret 2016 pukul 18:09

5 Kompas, PKWT Sangat Merugikan Buruh

http://nasional.kompas.com/read/2008/04/29/14545682/pkwt.sangat.merugikan.buruh diakses pada Tanggal 28 Maret 2016 pukul 18:50

6 Nina Atmasari, Karyawan Trans Jogja Kembali Tuntut Penghapusan Status Kontrak

http://www.harianjogja.com/baca/2014/01/13/karyawan-trans-jogja-kembali-tuntut-penghapusan-status-kontrak-481709 diakses pada Tanggal 28 Maret 2016 pukul 18:30

(3)

didasarkan atas jangka waktu tertentu dapat diadakan untuk paling lama 2 (dua) tahun dan hanya boleh diperpanjang 1 (satu) kali untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun, dan bertentangan dengan Pasal 59 ayat (6) “...pembaruan perjanjian kerja waktu tertentu ini hanya boleh dilakukan 1 (satu) kali dan paling lama 2 (dua) tahun.” Total dari maksimal masa kerja PKWT berdasarkan peraturan tersebut adalah 5 (lima) Tahun, sedangkan pekerja yang menuntut telah bekerja lebih dari 5 (lima) Tahun. Dalam perjalanannya, aksi penuntutan tersebut justru berujung pada pemutusan hubungan kerja terhadap 19 karyawan yang pernah menuntut pemenuhan hak tersebut.7

Setelah adanya pemutusan hubungan industrial oleh PT. JTT, tuntutan 19 karyawan PT. JTT tersebut kemudian dilanjutkan ke Pengadilan Hubungan Industrial (PHI) pada Pengadilan Negeri (PN) Yogyakarta, dan hasilnya putusan PHI PN Yogyakarta Nomor 10/G/2013/PHI memutuskan yang intinya pemutusan hubungan kerja (PHK) atas penggugat tidak sah dan penggugat dipekerjakan kembali di PT. JTT dengan status pegawai tetap. Demikian pula dalam putusan MA RI Nomor 309 K/Pdt.Sus.PHI/2014 putusan tersebut menguatkan putusan PHI PN Yogyakarta, namun PT. JTT tidak mau melaksanakan putusan tersebut, “Kordum Komite Perjuangan Rakyat Yogyakarta, Restu Baskara mengatakan dengan adanya putusan yang sudah mempunyai kekuatan hukum tetap, pihak menajemen tidak mau melaksanakan putusan kasasi

(4)

secara sukarela. Surat somasi yang dilayangkan kuasa hukum dan aksi yang dilakukan teman-teman pekerja dan mahasiswa untuk melaksanakan putusan yang sudah berkekuatan hukum tetap itu tidak digubris," ujarnya,

Selasa (28/4).”8

Berdasarkan informasi sementara, setelah kasus yang sebelumnya telah menimpa PT. JTT, pelanggaran pelaksanaan PKWT terjadi kembali pada PKWT periode 2015-2016. Berdasarkan informasi tersebut, Pramudi (pengemudi bus trans jogja) perjanjian kerjanya tetap menggunakan

PKWT seperti sebelumnya, bukan PKWTT. 9 Seharusnya, pekerjaan

sebagai pengemudi bus (mengingat usaha utama PT. JTT adalah usaha jasa transportasi) tidak dapat dikategorikan sebagai pekerjaan yang sekali selesai, atau yang sementara sifatnya atau pekerjaan yang bersifat musiman seperti yang diatur dalam Pasal 59 ayat (1) UU Ketenagakerjaan. Hal tersebut seharusnya dikategorikan sebagai pekerjaan yang sifatnya tetap, seperti yang diatur dalam Pasal 59 ayat (2) UU Ketenagakerjaan “Perjanjian waktu tertentu tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang bersifat tetap”. Berdasarkan hal tersebut maka seharusnya bentuk perjanjian Pramudi dengan PT. JTT adalah PKWTT, bukan PKWT.

8 Vim, PT. Jogja Tugu Trans Dianggap Tidak Patuhi Putusan Pengadilan

http://jogja.tribunnews.com/2015/04/29/pt-jogja-tugu-trans-dianggap-tidak-patuhi-putusan-pengadilan diakses pada tanggal 22 Maret 2016 pada pukul 11:40 WIB

(5)

Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Yuridis Perjanjian Kerja Waktu Tertentu Pada PT. Jogja Tugu Trans.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar berlakang masalah di atas, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah ketentuan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu pada PT. Jogja

Tugu Trans sesuai dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan?

2. Faktor apa sajakah yang menyebabkan PT. Jogja Tugu Trans

menggunakan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu dalam hubungan kerjanya?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian pada latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Tujuan Subjektif

Penelitian ini ditujukan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penulisan hukum guna melengkapi persyaratan akademis dalam rangka meraih gelar sarjana hukum pada Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada.

(6)

2. Tujuan Objektif

a. Untuk mengetahui dan mengkaji kesesuaian ketentuan dalam

PKWT PT. JTT dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

b. Untuk menggetahui dan mengkaji faktor-faktor yang menyebabkan

PT. JTT menggunakan PKWT dengan para pekerjanya.

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis antara lain:

1. Bagi Penulis

Penelitian yang dilakukan ini akan memberikan manfaat bagi penulis yaitu mengembangkan pengetahuan penulis mengenai ilmu hukum terlebih khusus terkait pelaksanaan perjanjian kerja waktu tertentu.

2. Bagi Ilmu Pengetahuan

Manfaat diadakannya penelitian ini bagi ilmu pengetahuan adalah untuk menambah referensi di bidang ilmu pengetahuan, dan dapat

memberikan sumbangan pikiran yang bermanfaat dalam

perkembangan ilmu hukum secara umum dan khususnya bagi penyusunan perjanjian kerja waktu tertentu yang tidak melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(7)

3. Bagi Masyarakat

Manfaat diadakannya penelitian ini bagi masyarakat adalah untuk memberikan informasi dan pandangan kepada masyarakat yang merupakan pekerja terutama yang statusnya adalah pekerja dengan perjanjian kerja waktu tertentu, yaitu untuk memberikan informasi dan pandangan kepada masyarakat mengenai apa saja yang seharusnya menjadi hak-haknya sebagai pekerja.

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan hasil penelusuran kepustakaan di Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Perpustakaan Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, penulis menemukan ada beberapa penelitian yang mengangkat tema yang di dalamnya terdapat variabel yang serupa dengan variabel yang diangkat dalam penelitian ini, beberapa tulisan tersebut antara lain:

1. Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu antara Pekerja KOMPA

UNY dengan KOPMA UNY. Tulisan ini disusun oleh Afifah Ratna Ningrum dengan Nomor Induk Mahasiswa 08/267432/HK/17827 pada Tahun 2012. Penulisan hukum ini mengambil permasalahan mengenai perlindungan hukum terhadap pekerja dalam perjanjian kerja waktu tertenntu di KOPMA UNY. Hasil dari penulisan hukum tersebut menjelaskan bahwa perlindunagn hukum bagi pekerja/buruh kontrak

(8)

di KOPMA UNY belum diberikan secara optimal oleh pihak KOPMA UNY.

2. Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu di PT. Matahari

Departement Store Depok Jawa Barat. Tulisan ini disusun oleh Sintya Swasri dengan Nomor Induk Mahasiswa 09/282508/HK/18141. Tulisan ini membahas mengenai alasan PT. Matahari Departement Store Depok menggunakan perjanjian kerja waktu tertentu untuk pekerjaan yang sifatnya tetap. Dan membahas bentuk-bentuk wanprestasi yang terjadi dalam pelaksanaan perjanjian kerja waktu tertentu, serta mengenai bagaimana PT. Matahari Departement Store menyelesaikan permasalahan perjanjian kerja waktu tertentu tersebut dengan pekerjanya. Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa PT.

Matahari Departement Store Depok mengikat karyawannya

menggunakan perjanjian kerja waktu tertentu ialah karena karyawan golongan 1 adalah front liner yang selalu berinteraksi dengan customer (pembeli). Oleh karena itu, karyawan golongan 1 harus

enerjik dan penampilannya harus selalu terjaga. Good looking adalah

salah satu syarat utama karyawan golongan 1. Kemudian mengenai bentuk wanprestasi yang terjadi dalam pelaksanaan perjanjian kerja waktu tertentu di PT. Matahari Departement Store ialah tidak melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan, yaitu tidak masuk kerja pada jam kerja (mangkir kerja) dan melakukan sesuatu yang dilarang dilakukan, yaitu pencurian. Mengenai wanprestasi yang

(9)

dilakukan oleh perusahaan penulis menjelaskan bahwa penulis tidak menemukan. Kemudian dalam menyelesaikan wanprestasi yang terjadi dalam perjanjian kerja waktu tertentu tersebut, perusahaan melakukan: untuk karyawan yang mangkir kerja selama kurang dari lima hari berturut-turut diberikan sanksi pemotongan gaji, dan untuk yang mangkir kerja selama 5 hari atau lebih akan diberhentikan dari pekerjaan. Lalu untuk wanprestasi karena pencurian, kasusnya akan diproses di kepolisian dan gaji karyawan tetap dibayarkan sampai dengan hari pencurian dilakukan.

3. Pelaksananaan Perlindungan Hukum Bagi Pekerja dalam Perjanjian

Kerja Waktu Tertentu di PT. Sukses Abadi Karya Inti. Tulisan ini disusun oleh Januar Dwi Irawan dengan Nomor Induk Mahasiswa 09/281986/HK/18065. Tulisan ini membahas mengenai Perlindungan hukum yang diberikan oleh PT. Sukses Abadi Karya Inti terhadap para Pekerja yang bekerja di perusahaan tersebut. Hasil dari penelitian tersebut menjelaskan bahwa dalam pembuatan perjanjian kerja waktu tertentu antara pekerja dengan PT. Sukses Abadi Karya Inti, pengusaha telah memberikan perlindungan hukum terhadap pekerjanya, akan tetapi masih terdapat beberapa penyimpangan terhadap ketentuan-ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

4. Pelaksanaan Sistem Pengupahan Bagi Pekerja yang Menggunakan

(10)

Tulisan ini disusun oleh Muhammad Taufik Herry Isnawan dengan Nomor Mahasiswa 10/296535/HK/18309. Tulisan ini membahas mengenai hambatan-hambatan yang timbul dalam pelaksanaan system pengupahan bagi pekerja yang menggunakan dana APBD melalui PT. Jogja Tugu Trans (PT. JTT) serta membahas implikasi bagi pekerja terhadap system pengupahan yang tidak sinkron. Hasil dari penelitian tersebut menjelaskan bahwa pelaksanaan sistem pengupahan bagi pekerja yang menggunakan dana APBD melalui PT. JTT menjadi terhambat dikarenakan tidak sinkronnya sistem pengupahan yang terjadi antara upah yang diatur dalam perjanjian kerja sama antara Pemerintah Daerah DIY dengan PT. JTT. Upah yang diatur dalam kerjasama Pemda DIY dengan PT. JTT menggunakan sistem perkilometer, sedangakan dalam Perjanjian Kerja antara PT. JTT

dengan pekerjannya menggunakan sistem tetap (flat).

Perbedaan antara penelitian di atas dengan penelitian penulis, yaitu untuk penelitian nomor 1 sampai dengan nomor 3 perbedaannya terletak pada lokasi penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh penulis dilakukan pada PT. Jogja Tugu Trans. Lokasi tersebut dipilih karena lokasi tersebut adalah lokasi yang menyediakan data terkait dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, sedangkan untuk penelitian nomor 4 perbedaanya terletak pada kajian hukum yang dilakukan. Kajian hukum yang dilakukan pada penelitian nomor 4 yaitu mengenai

(11)

hambatan-hambatan yang timbul dalam pelaksanaan sistem pengupahan bagi pekerja yang menggunakan dana APBD melalui PT. Jogja Tugu Trans serta membahas implikasi bagi pekerja terhadap sistem pengupahan yang tidak sinkron, sedangkan kajian pada penelitian ini yaitu berkaitan dengan ketentuan perjanjian kerja waktu tertentu pada PT. Jogja Tugu Trans dan faktor-faktor yang menyebabkan PT. Jogja Tugu Trans menggunakan perjanjian kerja waktu tertentu dalam hubungan kerjanya.

Referensi

Dokumen terkait

Ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula renalis. Lapisan luar terdapat korteks renalis dan lapisan sebelah dalam disebut medula renalis.

Dalam kasus yang diangkat menjadi pokok bahasan penelitian kali ini yang menjadikan pengusaha UMKM Kerajinan Kulit dan Koper di Kecamatan Tanggulangin Sidoarjo sebagai

Rumput laut yang telah direndam pada pupuk organik dan telah diaklimatiasi di tambak kemudian dilakukan perbanyakan pada waring berukuran 3x3x1 m yang ditancapkan

Sebagai anggota Organisasi Kerjasama Negara Islam (OKI), Indonesia termasuk dalam pengekspor produk fesyen Muslim terbesar ke-3 di dunia, saat ini pemerintah terus

Pengambilan sampel air dilakukan dengan cara mengambil 1,5 liter air dan dimasukan ke dalam botol kaca steril, adapun pengambilan sampel air minum isi ulang sumber air pasca

Begitu juga dengan sifat-sifat yang telah disepakati atau kesesuaian produk untuk aplikasi tertentu tidak dapat disimpulkan dari data yang ada dalam Lembaran Data Keselamatan

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah (1) Penggunaan kredit KUD Karya Mina berpengaruh positif terhadap pendapatan usaha perikanan tangkap nelayan tradisional, (2)

Pada grafik percobaan menggunakan selang dengan diameter 3/4 tekanan tertinggi mencapai 0.28 pada variasi 7 dimana katup 1 ditutup penuh dan katup 2 ditutup 45 derajat, hal