• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh: MAULIDIANA HIDAYATI NIM: E1M

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh: MAULIDIANA HIDAYATI NIM: E1M"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL) MENGGUNAKAN PETA KONSEP TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM

KELAS XI SMAN 5 MATARAM TAHUN AJARAN 2015/2016

JURNAL SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Mataram

Oleh:

MAULIDIANA HIDAYATI

NIM: E1M 012 036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

(2)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS MATARAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jln.Majapahit No.62 Telp.(0370)623873, Fax.634918 Mataram

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING JURNAL SKRIPSI

Jurnal skripsi yang disusun oleh: Maulidiana Hidayati, Nomor Induk Mahasiswa E1M 012 036, Program Studi Pendidikan Kimia dengan judul “Pengaruh Model Project Based Learning (PjBL) Menggunakan Peta Konsep Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Materi Hidrolisis Garam Kelas XI SMAN 5 Mataram Tahun Ajaran 2015/2016” telah diperiksa dan disetujui.

(3)

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL) MENGGUNAKAN PETA KONSEP TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM

KELAS XI SMAN 5 MATARAM TAHUN AJARAN 2015/2016

Maulidiana Hidayati1, Aliefman Hakim2, Syarifa Wahida Al Idrus2 Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Mataram

Jl. Majapahit 62 Mataram 83125 Indonesia Email: Oliddiana@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran berbasis proyek yang dipadukan dengan peta konsep terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas XI SMAN 5 Mataram pada materi pokok hidrolisis garam. Jenis penelitian ini merupakan eksperimen semu dengan desain kelompok kontrol non-ekuivalen. Subyek penelitian terdiri dari siswa kelas XI IPA 3 sebagai kelas eksperimen dan XI IPA 1 sebagai kelas kontrol. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Data diperoleh dengan menggunakan pretest yang dilakukan di awal pembelajaran dan posttest yang dilaksanakan pada pertemuan akhir untuk menghitung tingkat berpikir kreatif siswa melalui statistik N-gain. Kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diukur melalui uji statistik N-Gain keseluruhan serta perindikator berpikir kreatif yaitu kefasihan, keluwesan, kerincian dan keaslian. Uji t digunakan untuk menguji hipotesis penelitian, dengan pendekatan kurva normal Z yang dilakukan pada data N-gain keseluruhan. Data kedua kelas menunjukkan bahwa tingkat berpikir kreatif siswa kelas eksperimen berada pada kategori tinggi yaitu 0,74 dan kategori sedang untuk kelas kontrol sebesar 0,49. Hasil uji hipotesis N-gain pada taraf signifikan 5% diperoleh Zhitung (5,77) > Ztabel (0,68) yang berarti Ha pada penelitian ini diterima atau Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis proyek yang dipadukan dengan peta konsep berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas XI SMAN 5 Mataram pada materi hidrolisis garam. Analisis hasil perhitungan uji statistik N-Gain perindikator menunjukkan tiga dari empat indikator berpikir kreatif memiliki data yang signifikan yaitu pada indikator.

kefasihan, keluwesan dan kerincian. Artinya penerapan model pembelajaran berbasis proyek yang dipadukan dengan peta konsep berpengaruh terhadap pengembangan tiga indikator berpikir kreatif tersebut.

Kata-Kata Kunci: Pembelajaran berbasis proyek, peta konsep, berpikir kreatif, hidrolisis garam

(4)

THE EFFECT OF PROJECT BASED LEARNING (PjBL) MODEL USING CONCEPT MAP ON SMAN 5 MATARAM XI GRADE STUDENT’S

CREATIVE THINKING ON SALT HYDROLYSIS TOPIC IN ACADEMIC YEAR OF 2015/2016

ABSTRACT

This research aimed to investigate the effect of project based learning using concept map on SMAN 5 Mataram XI grade student creative thinking ability on salt hydrolysis topic. This quasi experiment was designed using non equivalent control group design. The subject of this study consisted of XI IPA 3 class as experiment class and XI IPA 1 as control class. Samples were selected by purposive sampling technique. Data obtained through pretest before learning process and posttest after learning process was analyzed using N-gain in order to evaluate student’s creative thinking level. Student’s creative thinking abilitiy in control and experiment class were measured by total N-Gain and N-Gain of each indicators that is fluency, flexibility, elaboration and originality. T-test was used to examine the hypothesis through Z normal curve approach on overall N-gain. Data of the both classes shows that experiment class student’s creative thinking abilities were in high level category which was 0,74 while control class student’s creative thinking abilities were in middle level category. The result of N-gain hypothesis test in significance level of 5% was Zcalculation (5,77) > Ztable (0,68)

which means that Ha was accepted while Ho was denied. This result showed that project based learning with concept map does affect SMAN 5 Mataram student’s creative thinking ability. Furthermore to the statistical N-Gain test showed that three of four creative thinking indicators, which are fluency, flexibility and elaboration, had significant data. It means that project based learning with concept map does affect that three creative thinking indicators development.

(5)

1. PENDAHULUAN

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2013, ditetapkan suatu kurikulum baru yaitu Kurikulum 2013 yang dirancang dengan karakteristik sebagai berikut: mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik, selain itu Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 mengenai Standar Kompetensi Lulusan Suatu Pendidikan (SKL-SP) SMA/MA/SMALB/PaketC memaparkan bahwa salah satu tujuan mata pelajaran kimia untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Berdasarkan kedua hal tersebut terlihat bahwa kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu poin penting dalam pelaksanaan pembelajaran kimia di sekolah.

Kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada. Hasil yang diciptakan tidak selalu hal-hal yang baru, tetapi juga dapat berupa gabungan (kombinasi) dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya [1]. Guildford mengemukakan empat indikator berpikir kreatif antara lain (1) Kelancaran berpikir (fluency of thinking), yaitu kemampuan untuk menghasilkan banyak ide yang keluar dari pemikiran seseorang secara cepat. (2) Keluwesan berpikir (flexibility), yaitu kemampuan untuk melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda, serta mampu menggunakan bermacam-macam pendekatan atau cara pemikiran. (3) Elaborasi (elaboration), yaitu kemampuan dalam mengembangkan gagasan dan menambahkan atau memperinci detail-detail dari suatu objek, gagasan atau situasi sehingga menjadi lebih menarik. (4) Originalitas (Originality), yaitu kemampuan untuk mencetuskan gagasan unik atau kemampuan untuk mencetuskan gagasan asli[1].

Kemampuan berpikir kreatif siswa dikembangkan dengan menerapkan model pembelajaran project based learning yang dipadu dengan peta konsep. Model pembelajaran berbasis proyek atau project based learning (PjBL) adalah model pembelajaran dengan menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam

(6)

mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalaman dalam beraktivitas secara nyata. Permasalahan tersebut dipecahkan secara kelompok, dan menghasilkan sebuah produk [2]. Tahapan model project based learning yang diterapkan yaitu praproyek, penugasan, perancangan proyek, investigasi proyek, finalisasi dan presentasi serta evaluasi [3]. Penerapan model ini menekankan peran aktif serta kemandirian siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri sehingga siswa dituntut untuk menggunakan kemampuan berpikirnya secara optimal.

Penerapan model project based learning dalam pengembangan kemampuan berpikir kreatif siswa dipadukan dengan peta konsep, hal ini berdasarkan 3 pedoman pengajaran untuk mengembangkan kreativitas yaitu : mengajarkan informasi atau pengetahuan, mengajarkan konsep dan mengajarkan kreativitas [4]. Peta konsep merupakan suatu gambar berbentuk dua dimensi dari suatu bidang studi yang memperlihatkan tata hubungan antar konsep. Setiap konsep memiliki bobot yang berbeda antara satu dengan lainnya. Peta konsep berbentuk hirarkis, manakala suatu konsep memiliki beberapa beberapa konsep di bawahnya, maka konsep itu akan terurai lebih jelas [5].

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 5 Mataram. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen semu dengan jenis nonequivalent control group design [6]. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran yang diterapkan pada kedua kelas sampel, yaitu model project based learning yang dipadukan peta konsep untuk kelas eksperimen dan model konvensional untuk kelas sampel, sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan berpikir kreatif siswa. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI MIPA 1 dan XI MIPA 3 SMA Negeri 5 Mataram tahun pelajaran 2015/2016. Pemilihan subjek penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling.

Penyusunan soal pada instrumen penelitian didasarkan pada indikator yang dikembangkan berdasarkan kompetensi dasar, label konsep serta empat indikator kemampuan berpikir kreatif yaitu fluency (kefasihan), flexibility (keluwesan),

(7)

elaboration (kerincian) serta originalitas (keaslian). Getzel and Jackson (Silver, 1997) mengemukakan cara untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif, yakni dengan soal terbuka (open-ended problem) [7]. Soal open-ended dirancang agar siswa menyelesaikan soal dengan berbagai strategi pemecahan masalah tanpa terpaku pada salah satu cara yang biasa digunakan.

Uji validitas dilakukan di SMAN 5 Mataram pada kelas XI IPA 8. Soal instrumen diujikan kepada 28 siswa. Uji validitas dilakukan menggunakan rumus korelasi Product Moment , dari 16 soal yang diujikan terdapat 13 soal valid, selanjutnya untuk menguji reliabilitas soal digunakan rumus alfa cronbach dan diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,80 yang berarti tingkat reliabilitas soal tinggi [8].

Tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa yang diberi perlakuan (kelas eksperimen) dan siswa yang tidak diberi perlakuan (kelas kontrol) dihitung menggunakan data pretest dan posttest melalui statistik N–gain dengan rumus [9]:

Kriteria Indeks Gain

Indeks Gain (g) Kriteria Indeks gain (g) 0,3 Rendah 0,3 indeks gain (g) 0,7 Sedang Indeks gain (g) 0,7 Tinggi

Setelah diperoleh data N-gain, dilakukan uji prasyarat (uji normalitas dan uji homogenitas) terhadap data tersebut dengan tujuan untuk mengetahui jenis uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis. Jika datanya parametris diuji menggunakan uji-t akan tetapi jika datanya nonparametris maka uji yang dilakukan menggunakan uji U Mann-Whitney. Hasil uji hipotesis pada N-Gain keseluruhan dapat diperkuat dengan melakukan pengujian pada N-Gain perindikator untuk melihat indikator berpikir kreatif mana yang mampu dikembangkan melalui diterapkannnya model project based learning yang dipadukan dengan peta konsep.

(8)

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Nilai rata-rata pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol masih sangat rendah, yaitu masing-masing sebesar 13,71 dan 16,30. Setelah diberi perlakuan, hasil posttest kelas kontrol yang diajar dengan menggunakan model konvensional mengalami peningkatan sebesar 56,66, sedangkan kelas eksperimen yang belajar dengan menggunakan model project based learning yang dipadukan dengan peta konsep mengalami peningkatan sebesar 76,65. Berdasarkan nilai pretest-posttest

yang telah diolah menjadi statistik N-Gain maka dapat dilihat perbedaan kemampuan berpikir kreatif antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rata-rata N-Gain pada kelas eksperimen sebesar 0,74 dengan kategori tinggi sedangkan pada kelas kontrol sebesar 0,49 dengan kategori sedang.

Perbedaan ini mengindikasikan bahwa penerapan model project based learning yang dipadukan dengan peta konsep memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Hal ini diperkuat dengan hasil perhitungan statistik N-Gain keseluruhan menggunakan uji t. Menurut hasil uji t didapatkan thitung sebesar 5,77 dan ttabel sebesar 0,681, karena nilai thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Adanya perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dikarenakan penerapan model project based learning pada kelas eksperimen dapat menciptakan suasana belajar yang lebih aktif dan berpusat pada siswa. Selain itu dengan adanya penugasan proyek akan memberikan banyak

0,74 0,49 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

(9)

kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya karena pengerjaan proyek memberikan otonomi kepada siswa dalam mencari, menemukan dan memecahkan masalah sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Selain menganalisis N-Gain keseluruhan, pada penelitian ini juga dianalisis N-gain perindikator kemampuan berpikir kreatif dengan tujuan untuk mengetahui adakah perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol untuk setiap indikatornya, dan apabila ada perbedaan maka akan terlihat dimana letak perbedaannya.

Pada kelas eksperimen nilai rata-rata N-Gain untuk keempat indikator berpikir kreatif adalah 0,75; 0,96; 0,57 dan 0,45 sedangkan pada kelas kontrol adalah 0,47; 0,64; 0,45 dan 0,50. Dua indikator pada kelas eksperimen menunjukkan kategori N-Gain tinggi yaitu indikator fluency dan flexibility dengan nilai N-Gain diatas 0,7. Sedangkan indikator lainnya baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol menunjukkan kategori sedang karena N-Gainnya lebih dari 0,3 dan kurang dari 0,7. Masing-masing indikator selanjutnya diuji statistik, hasil yang didapatkan berdasarkan perhitungan uji statistik adalah tiga indikator yaitu

fluency, flexibility dan elaboration menunjukkan data yang signifikan karena nilai sig pada perhitungan sebesar 0,000, taraf signifikan hitung lebih kecil daripada 0,05 (taraf signifikan 5%). Pada indikator terakhir yaitu originality nilai signifikan hitungnya lebih besar dari 0,05 sehingga data dikatakan tidak signifikan.

0,75 0,96 0,57 0,45 0,47 0,64 0,45 0,5 0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2

Fluency Flexibility Elaboration Originlity

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

(10)

Uji statistik untuk indikator originality menunjukkan data yang tidak signifikan artinya tidak ada pengaruh penerapan model project based learning

yang dipadukan dengan peta konsep terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa pada indikator originality. Rata-rata N-Gain pada kelas eksperimen sebesar 0,45 (kategori sedang) dan pada kelas kontrol sebesar 0,50 (kategori sedang). Perbedaan N-Gain pada kelas kedua kelas sangat kecil sehingga kemampuan kedua kelas dikatakan sama. Originalitas (originality), yaitu kemampuan untuk mencetuskan gagasan unik atau kemampuan untuk mencetuskan gagasan asli. Artinya siswa dapat dikatakan telah menguasai indikator originality apabila memiliki ide-ide baru untuk memecahkan persoalan, menghasilkan ide-ide yang luar biasa dan tidak umum serta mampu menghasilkan karya yang berbeda atau baru. Dalam revisi taksonomi bloom [10], mencipta atau menghasilkan sesuatu merupakan tingkatan teratas yang dapat dicapai berdasarkan dimensi pengetahuan dan proses kognitif. Berdasarkan teori perkembangan kognitif menurut Piaget dalam Mutammam [11] mengungkapkan bahwa siswa SMA kelas XI (usia 17-18 tahun) termasuk dalam tahap operasional formal. Operasional formal ditandai dengan kemampuan berpikir tentang ide-ide abstrak, menyusun ide-ide, serta mampu mengajukan hipotesis. Artinya pola berpikir siswa tidak lagi berbatas pada hal-hal yang konkrit saja tetapi juga menggunakan logika yang lebih tinggi tingkatannya sehingga siswa sudah mampu untuk berpikir tingkat tinggi. Piaget dalam Budiningsih [12] menjelaskan bahwa proses belajar akan terjadi jika mengikuti tahap-tahap asimilasi, akomodasi dan ekuilibrasi. Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam melewati tahap ini bahkan dijelaskan lebih lanjut oleh Budiningsih bahwa berdasarkan penelitian maupun studi selanjutnya menemukan bahwa banyak siswa maupun mahasiswa walaupun usianya telah melampaui tahap operasional formal, belum tentu dapat melakukan formal operations. Oleh karena itu berdasarkan tingkatan originality dalam taksonomi bloom, tahap proses belajar asimilasi, akomodasi dan ekuilibrasi yang dapat mempengaruhi perkembangan berpikir seseorang serta tingkatan umur siswa SMA maka sudah sewajarnya jika

(11)

siswa SMA masih belum mampu mencapai tingkat indikator originality dalam mengembangkan kemampuan berpikir kreatifnya.

4. SIMPULAN

Penerapan model project based learning yang dipadukan dengan peta konsep memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi hidrolisis garam kelas XI SMAN 5 Mataram tahun ajaran 2015/2016 dibuktikan dengan nilai rata-rata N-Gain kelas eksperimen yaitu 0,74 (kategori tinggi) lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu 0,49 (kategori sedang), diperkuat dengan hasil uji t yang menunjukkan thitung (5,77) > ttabel (0,68) menunjukkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima yang berarti bahwa penerapan model project based learning yang dipadukan dengan peta konsep memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi hidrolisis garam kelas XI SMAN 5 Mataram tahun ajaran 2015/2016.

5. SARAN

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, peneliti mengajukan beberapa saran yaitu: (1) Mahasiswa yang akan melakukan penelitian menggunakan model project based learning, sebelum kegiatan dilaksanakan harus mengatur waktu sebaik mungkin karena pembelajaran ini membutuhkan lebih banyak waktu dibandingkan model konvensional. (2) Peneliti yang ingin menerapkan model project based learning harus mempersiapkan LKP dan LKS yang mudah dipahami siswa agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan lebih efektif dan optimal. (3) Pelaksanaan proyek yang dilakukan siswa harus benar-benar diawasi guru agar semua siswa terlibat aktif dalam semua sintaks pembelajaran sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

[1] Munandar, U. 2012. Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

[2] Andri. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Tingkat Kerjasama Siswa Dan Hasil Belajar Siswa Kelas X TPM Pada Mata Pelajaran Menggambar di SMKN 1 Jetis Mojokerto. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin. 1(02).28-37.

[3] Hutasuhut, S. 2010. Implementasi Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Pembangunan Pada Jurusan Manajemen FE UNIMED. Pekbis Jurnal.Vol. 2(1). 196-207.

[4] Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

[5] Yamin, M. 2005. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada Press.

[6] Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

[7] Silver, A.E. 1997. Fostering Creativity Through Instruction Rich in Mathematical Problem Solving and Problem Posing. ZDM Mathematics Education. 29(3). 75-80.

[8] Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

[9] Hake, R.R. Interactive-Engagement Versus Traditional Methods: A Six- Thousand Student Survey Of Mechanics Test Data For Introductory Physics Courses. American Association Of Physics Teachers. 66 (1).64-74. [10] Siswono. 2013. Desain Tugas untuk Mengidentifikasi Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa. Jurnal Pendidikan dan Sains (JPS.) 6(07).548 – 553.

[11] Mutamman, M.B. 2013. Pemetaan Perkembangan Kognitif Piaget Siswa SMA Menggunakan Tes Operasi Logis (TOL) Piaget ditinjau dari Perbedaan Jenis Kelamin. E-Journal UNESA. 2(2).

[12] Budiningsih, A. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Asadi Mahasatya.

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkah dan limpahan rahmat Nya saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ANALISIS FAKTOR YANG

However, the degree of misfit between EU decisions and WB indicators is apparent from the fact that Croatia, which is still an EU candidate country, ranks higher than both

PERSOALAN PEMENUHAN 24 JAM TATAP MUKA BAGI GURU AGAMA / PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN / KESENIAN DAN IPS SEBAGAI. PRASYARAT PENCAIRAN TUNJANGAN PROFESI MENDAPAT TINDAK LANJUT

Sosialisasi komunitas American Pitbull Terrier (A.P.B.T) Dago Pitcore Bandung dalam mencari informasi mengenai tips pemeliharaan Pitbull secara kemasyarakatan komunitas

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Pengaruh Pemahaman Dan Kesadaran Muzakki Terhadap Kepatuhan Membayar

Yang diharapkan dari sistem ini adalah terintegrasinya antara central warehouse dengan kantor pusat (khususnya bagian Logistik) sehingga dalam mengupdate data-data mengenai

Bagi guru, saat pembelajaran matematika berbasis masalah agar dapat lebih menekankan proses meninjau ulang proses dan hasil agar kemampuan berpikir tingkat

Mengetahui akurasi prediksi kekuatan beton dengan perawatan uap terhadap kuat tekan beton pada umur 28 hari menggunakan metode kematangan yang terdapat pada