• Tidak ada hasil yang ditemukan

STIKES NGUDI WALUYO SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STIKES NGUDI WALUYO SKRIPSI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SENAM KAKI DIABETES TERHADAP SIRKULASI DARAH KAKI PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI DESA LEYANGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG

1

STIKES NGUDI WALUYO

SKRIPSI

PENGARUH SENAM KAKI DIABETES TERHADAP SIRKULASI DARAH KAKI PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI DESA LEYANGAN KECAMATAN

UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG

Oleh

NURUL AGUSTIANINGSIH 01.01.09a.102

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

(2)

PENGARUH SENAM KAKI DIABETES TERHADAP SIRKULASI DARAH KAKI PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI DESA LEYANGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG

2

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Diabetes melitus di sebut juga “the silent killer“ karena penyakit ini akan menimbulkan masalah yang serius bagi penderitanya dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Diabetes melitus merupakan penyakit degeneratif yang akan memicu krisis kesehatan terbesar pada abad ke 21. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) seseorang di katakan menderita DM apabila ada gejala poliuri (banyak kencing), polidipsi (banyak minum) dan polifagi (banyak makan) dan jika Glukosa darah sewaktu >200mg/dL (11,1 mmol/L), Glukosa plasma puasa >140 mg/dL (7,8 mmol/L), dan Glukosa plasma dari sampel yang di ambil 2 jam kemudian sudah mengkonsumsi 75 gr kabohidrat (2 jam post-pradial/ pp >200mg/dl (DKK Semarang, 210)

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi kenaikan jumlah penyandang diabetes melitus di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030 (WHO, 2011). Indonesia menempati urutan ke 4 tertinggi di dunia. Diantara berbagai propinsi yang ada di Indonesia, Jawa tengah memiliki prevalensi DM yang cukup tinggi. Berdasarkan laporan program yang berasal dari rumah sakit dan puskesmas di jawa tengah tahun 2007, kasus DM secara keseluruhan sebanyak 209.319. Pada tahun 2010 terjadi peningkatan penderita DM di Kabupaten Semarang yaitu sebanyak 11.725 jiwa dari 8.107 penderita pada tahun 2008 dan 10.796 pada tahun 2009 (DKK Semarang, 2010).

Kasus - kasus tertentu, pengobatan pembuluh darah secara operatif dapat sangat berarti. Obat-obat biasanya dapat menyebabkan ketergantungan Teruji pada pasien diabetes mencakup berbagai komponen diantaranya adalah terapi keperawatan seperti olahraga dapat meningkatkan sirkulasi darah kaki. Senam kaki diabetes merupakan salah

satu jalan untuk meningkatkan sirkulasi darah kaki (Widianti & Atikah, 2010).

Senam kaki DM merupakan kegiatan atau latihan yang di lakukan oleh penderita diabetes melitus untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki. Senam kaki diabetes dapat membantu memperbaiki sirkulasi darah dan memperkuat otot-otot kecil kaki dan mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki. Selain itu dapat meningkatkan kekuatan otot betis, otot paha, dan juga mengatasi keterbatasan pergerakan sendi (Widianti & Atikah, 2010)

Menurut (American Diabetes Association, 2004). Gangguan aliran darah pada kaki dapat di deteksi dengan mengukur ankle bracial index (ABI) yaitu mengukur rasio dari tekanan sistolik kaki bagian bawah dengan tekanan sistolik di lengan. Manset tekanan darah dan stetoskop digunakan untuk mengukur dan mendengarkan tekanan darah di pergelangan kaki dan bandingkan dengan lengan, yang umumnya harus selalu memiliki sirkulasi yang normal. Pada pasien yang mengalami gangguan peredaran darah kaki maka akan di temukan tekanan darah tungkai lebih rendah di bandingkan dengan tekanan darah lengan dengan nilai ABI =0,8-1,2 berarti sirkulasi arteri normal

TINJAUAN TEORI A. Diabetes Melitus

1. Pengertian

Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kelainan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah. Glukosa dibentuk di hati dari makanan yang dikonsumsi. Mengendalikan kadar glukosa dalam darah dengan mengatur produksi dan penyimpanannya (Semelzert & Bare, 2002). Sedangkan menurut WHO, Diabetes mellitus adalah keadaan

(3)

PENGARUH SENAM KAKI DIABETES TERHADAP SIRKULASI DARAH KAKI PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI DESA LEYANGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG

3

hyperglikemia kronis yang di sebabkan oleh faktor lingkungan dan keturunan secara bersama-sama, mempunyai karakteristik hyperglikemia kronis tidak dapat di sembuhkan tapi dapat dikontrol.

2. Faktor resiko

Faktor resiko Diabetes Melitus dibagi menjadi faktor yang dapat diubah dan faktor yang tidak dapat diubah. Faktor resiko yang dapat diubah yaitu berat badan berlebih dan obesitas. Obesitas berhubungan dengan besarnya lapisan lemak dan adanya gangguan metabolik. Kelainan metabolik tersebut umumnya berupa resistensi terhadap insulin yang muncul pada jaringan lemak yang luas. Sebagai kompensasi akan dibentuk insulin yang lebih banyak oleh sel beta pangkreas, sehingga mengakibatkan hiperinsulinemia. Obesitas berhubungan pula dengan adanya kekurangan reseptor insulin pada otot, hati, monosit dan permukaan sel lemak. Hal ini akan memperberat resistensi terhadap insulin. Gula darah tinggi yang tidak ditatalaksanakan dapat menyebabkan kerusakan saraf, masalah ginjal atau mata, penyakit jantung, serta stroke (Misnadiarly 2006)

Hal-hal yang dapat meningkatkan gula darah dapat berupa ; Makanan atau snack dengan karbohidrat yang lebih banyak dari biasanya, kurangnya aktivitas fisik, infeksi atau penyakit lain perubahan hormon, minsalnya selama menstruasi, dan stress. Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menilai gula darah tinggi adalah pemeriksaan gula darah puasa (GDP). Seseorang dikatakan menderita diabetes apabila kadar GDP =126 mg/dl (Perkeni, 2006). Tekanan darah tinggi yang menyebabkan jantung akan bekerja lebih keras dan resiko untuk penyakit jantung dan diabetes lebih tinggi. Kurangnya aktifitas fisik dapat diatasi cukup dengan menambah kegiatan

harian. Merokok, dapat meningkatkan resiko serangan jantung dan peningkatan tekanan darah.

Faktor resiko yang tidak dapat diubah (Misnadiarly 2006) yaitu, Usia bertambahnya usia menyebabkan resiko diabetes dan penyakit jantung semakin meningkat. Kelompok usia yang menjadi faktor resiko diabetes adalah usia lebih dari 45 tahun. Ras dan suku bangsa, dimana bangsa Amerika Afrika, Amerika Meksiko, Indian Amerika, Hawai, dan sebagian Amerika Asia memiliki resiko diabetes dan penyakit jantung yang lebih tinggi. Hal itu sebagian disebabkan oleh tingginya angka tekanan darah tinggi, obesitas, dan diabetes pada populasi tersebut. Jenis kelamin yang memungkinkan pria menderita penyakit jantung lebih besar daripada wanita. Namun, jika wanita telah menopause maka kemungkinan menderita penyakit jantung pun ikut meningkat meskipun prevalensinya tidak setinggi pria. Riwayat keluarga yang salah satu anggota keluarganya menyandang diabetes maka kesempatan untuk menyandang diabetes pun meningkat.

3. Komplikasi

Diabetes dapat mematikan karena pengaruhnya menyebar ke sistem yang lain. Belum lama ini ilmuan di bidang medis memberikan perhatian lebih besar pada suatu keadaan yang mereka sebut sebagai sindroma metabolism. Sindroma metabolism adalah gabungan masalah yang bersama-sama membentuk suatu keadaan berbahaya dan kemungkinan besar dapat mematikan. Kondisi ini meliputi resistensi insulin, kadar gula darah tinggi, peningkatan trigliserida, kadar kolesterol LDL tinggi, tekanan darah tinggi dan obesitas (Misnadiarly, 2006)

Komplikasi yang terjadi dibagi atas Komplikasi Akut meliputi hipoglikemia, hiperglikemia dan ketoasidosis. Hipoglikemia adalah

(4)

PENGARUH SENAM KAKI DIABETES TERHADAP SIRKULASI DARAH KAKI PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI DESA LEYANGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG

4

keadaan klinik gangguan syaraf yang disebabkan oleh penurunan glukosa darah, sedangkan hiperglikemia yaitu secara anamnesis ditemukan adanya masukan kalori yang berlebihan, penghentian obat oral maupun insulin yang didahului sters akut. Ketoasidosis merupakan defisiensi insulin berat dan akut dari suatu perjalanan diabetes melitus (Misnadiarly, 2006).

Komplikasi mikrovaskular berikutnya adalah neuropati yang dapat menyebabkan penderita diabetes rentan terhadap infeksi. Diabetes dapat juga menyebabkan kerusakan saraf, yang menuju pada kerusakan aliran darah dan menyebabkan mati rasa pada kaki. Penderita diabetes yang sudah lama cendrung memiliki masalah sirkulasi yang lebih serius karena kerusakan aliran darah yang melalui arteri lebih kecil, Hal ini menambah kerentanan terap luka-luka di kaki yang memerlukan waktu yang lama untuk di sembuhkan dan bahaya terkena infeksi (Misnadiarly, 2006). B. Sirkulasi Darah kaki pasien Diabetes

Melitus Tipe 2

1. Sirkulasi Darah Kaki

Sirkulasi darah adalah aliran darah yang di pompakan jantung ke pembuluh darah dan di alirkan oleh arteri ke seluruh organ tubuh salah satunya pada organ kaki. Resistensi terhadap aliran darah tergantung pada tiga faktor yaitu visikositas (kekentalan), panjang pembuluh darah dan jari-jari pembuluh darah (Sherwood, 2001).

melambat. Akibatnya, nutrisi dan oksigen jaringan tidak cukup. Ini menyebabkan luka sukar sembuh dan kuman anaerob berkembang baik (Semelzert & Bare, 2002).

Beberapa terapi komplementer yang umun di lakukan adalah terapi fisik ( yoga, pijat, akupuntur), tehnik relaksasi (meditasi, visualisasi) oabat herbal dan berolah raga setiap hari

dengan teratur seperti melakukan senam kaki diabetes yang dapat memperkuat otot betis dan paha, mengatasi keterbatasan gerak sendi. Sehingga diharapkan dapat memperbaiki koplikasi neuropati dan melancarkan aliran darah (Widianti & Atikah 2010)

2. Prosedur Pengukuran Ancle Bracial Index (ABI) menurut (American Diabetes Association, 2004). yaitu : a. Anjurkan pasien berbaring

terlentang, posisi kaki sama tinggi dengan posisi jantung.

b. Pasang manset tensimeter di lengan atas dan tempatkan stetoskup diatas arteri brachialis dengan sudut 45 derajat.

c. Palpasi nadi radialis kemudian pompa manset hingga 20 mmHg diatas tekanan darah sistolik palpasi.

d. Kempiskan manset, perhatikan suara pertama yang dideteksi oleh probe hasilnya merupakan tekanan darah systolic brachialis.

e. Ulangi pada lengan yang lain. f. Pasang manset tensimeter di

pergelangan kaki dan tempatkan stetoskup diatas arteri dorsalis pedis atau arteri tibilias dengan sudut 45 derajat.

g. Palpasi nadi radialis kemudian pompa manset hingga 20 mmHg diatas tekanan darah sistolik palpasi.

h. Kempiskan manset, perhatikan suara pertama yang dideteksi oleh probe hasilnya merupakan tekanan darah systolic ankle.

i. Ulangi pada kaki yang lain.

Pilih tekanan darah systolic brachialis tertinggi (diantara lengan kanan dan kiri) dan tekanan darah systolic ankle teritnggi (diantara kaki kanan dan kaki kiri).

Dalam penentuan nilai ABI kadang ditemukan tekanan darah sistolik false tinggi ditemukan pada pasien diabetik. Hal ini disebabkan tekanan manset tidak mampu menekan

(5)

PENGARUH SENAM KAKI DIABETES TERHADAP SIRKULASI DARAH KAKI PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI DESA LEYANGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG

5

pembuluh darah distal yang mengalami kalsifikasi. (American Diabetes Association, 2004)

C. Senam Kaki Diabetes 1. Definisi

Senam adalah latihan tubuh yang di ciptakan dengan sengaja, disusun secara sistematika, dan dilakukan secara sadar dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis. Senam atau latihan tersebut termasuk juga meliputi unsure-unsur lompatan, memanjat dan kesimbangan (Widianti & Atikah, 2010). Berdasarkan pengertiannya senam adalah salah satu jenis olah raga aerobi yang menggunakan gerakan sebagian otot-otot tubuh, dimana kebutuhan oksigen masih dapat dipenuhi tubuh (Karim,2002 dalam Widiati & Atikah, 2010).

Latihan fisik merupakan salah satu prinsip dalam penatalaksanaan

penyakit diabetes melitus. Kegiatan fisik sehari-hari dan latihan fisik teratur (3 – 4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit) merupakan salah satu pilar dalam pengobatan diabetes melitus. Latihan fisik yang di maksud adalah berjalan, bersepeda santai, jogging, senam dan berenang. Latihan fisik ini sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani (PERKENI, 2006)

Senam kaki diabetes merupakan kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh penderita diabetes melitus untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki. Senam kaki dapat membantu memperbaiki sirkulasi darah dan memperkuat otot-otot kecil kaki dan mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki. Selain itu dapat meningkatkan kekuatan otot betis, otot paha dan juga mengatasi keterbatasan pergerakan sendi (Widianti & Atikah, 2010)

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasy experiment atau eksperimen semu. Desain quasy eksperiment (rancangan-rancangan eksperimen semu) mempunyai kesamaan dengan Pre Test-Post Test

Control Group Design, perbedaannya hanya pada penelitian kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dimana kelompok eksperimen yang dipilih tidak secara random.

Desain quasi experiment dapat digambarkan sebagai berikut : Jenis desain dalam penelitian ini berbentuk desain non equivalent (pretest dan posttest) control group design.

Tabel 4.1 Desain Non Equivalent Control Group

Pretest Perlakuan Postest

Kelompok intervensi (1) 01 X 02

Kelompok kontrol (2) 03 - 04

Keterangan:

Kelompok 1 : Kelompok intervensi (dengan senam kaki Diabetes)

Kelompok 2 : Kelompok kontrol (pembanding)

X : Pemberian terapi senam kaki Diabetes

01 : Sirkulasi darah kaki pretest pada kelompok intervensi

02 : Sirkulasi darah kaki postest pada kelompok intervensi

03 : Sirkulasi darah kaki pretest pada kelompok kontrol

04 : Sirkulasi darah kaki postest pada kelompok kontrol

(6)

PENGARUH SENAM KAKI DIABETES TERHADAP SIRKULASI DARAH KAKI PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI DESA LEYANGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG

6

B. Analisis Data 1. Analisa Univariat

Bentuk analisa univariat data kategorik disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi. Variabel yang di analisis dalam penelitian ini adalah gambaran sirkulasi darah kaki pada penderita diabetes melitus tipe 2 sebelum dan sesudah pemberian terapi senam kaki diabetes pada kelompok intervensi dan gambaran tentang sirkulasi darah kaki pada penderita diabetes melitus tipe 2 sebelum dan sesudah pemberian intervensi pada kelompok kontrol di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang.

2. Analisa Bivariat

Analisa ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji variabel penelitian yaitu variabel independen dengan variabel dependen. Hal ini berguna untuk membuktikan atau menguji hipotesis yang telah dibuat.

Uji homogenitas menggunakan uji t-tes independen terlebih dahulu untuk mengetahui kesetaraaan antara kedua kelompok yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

Uji kesetaraan dilakukan dengan menguji nilai ABI sebelum diberikan perlakuan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

Tabel 4.2 Uji Kesetaraan Sirkulasi Darah Kaki Responden Sebelum Diberikan Latihan Senam Kaki Diabetes antara Kelompok Intervensi dan Kontrol di Desa Leyangan Kec. Ungaran Timur Kab. Semarang, 2013

Variabel Kelompok n Mean SD Z p-value

Nilai ABI Intervensi

Kontrol 15 15 0,721 0,700 0,080 0,118 -0,126 0,900

Berdasarkan tabel 4.2, dapat diketahui bahwa sebelum diberikan latihan senam kaki diabetes, rata-rata nilai ABI responden kelompok intervensi sebesar 0,721 yang menandakan terjadi insufisiensi arteri ringan sedangkan rata-rata nilai ABI responden kelompok kontrol tidak jauh berbeda yaitu 0,700.

Berdasarkan uji Mann Whitney, didapatkan nilai Z hitung = -0,126 dengan p-value 0,900. Oleh karena

p-value 0,900 >  (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan sirkulasi darah kaki pasien DM sebelum diberikan latihan senam kaki diabetes antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol di desa Leyangan Kec. Ungaran Timur, Kab. Semarang. Ini juga menunjukkan bahwa kedua kelompok dapat dinyatakan setara atau homogen sehingga bisa di bandingkan.

Tabel 4.3 Uji normalitas data

Tests of Normality ,323 14 ,000 ,722 14 ,001 ,286 14 ,003 ,754 14 ,001 ,367 14 ,000 ,759 14 ,002 ,311 14 ,001 ,771 14 ,002 Kelompok Intervensi Kontrol Intervensi Kontrol ABI Pretest ABI Posttest

Statistic df Sig. Statistic df Sig. Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Lilliefors Significance Correction a.

(7)

PENGARUH SENAM KAKI DIABETES TERHADAP SIRKULASI DARAH KAKI PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI DESA LEYANGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG

7

Berdasarkan tabel uji normalitas Saphiro Wilk, didapatkan p-value untuk nilai ABI pretest pada kelompok intervensi dan kontrol masing-masing sebesar 0,001 dan 0,001. Sedangkan untuk nilai ABI posttest pada kelompok intervensi dan kontrol masing-masing sebesar 0,002 dan 0,002. Oleh karena semua p-value tersebut lebih kecil dari  (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa data-data tersebut dinyatakan tidak berdistribusi normal

HASIL PENELITIAN

Sesuai dengan tujuan penelitian, bab ini menyajikan hasil penelitian mengenai pengaruh senam kaki diabetes terhadap

sirkulasi darah kaki pada penderita Diabetes Melitus tipe 2 di Desa Leyangan Kec. Ungaran Timur Kabupaten Semarang, sedangkan sebagai respondennya adalah para penderita Diabetes melitus tipe 2 yang tinggal di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang, dengan jumlah 28 orang, dimana 14 orang sebagai kelompok intervensi yang diberikan perlakuan senam kaki diabetes sedangkan 14 orang lainnya sebagai kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan. Hasil-hasil dari penelitian ini disajikan pada tabel berikut ini. A. Analisis Univariat

1. Sirkulasi Darah Kaki pada Penderita DM Tipe 2 Sebelum Dilakukan Latihan Senam Kaki Diabetes pada Kelompok Intervensi dan Kontrol Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sirkulasi Darah Kaki pada Penderita

DM Tipe 2 Sebelum Dilakukan Latihan Senam Kaki Diabetes pada Kelompok Intervensi dan Kontrol di Desa Leyangan Kec. Ungaran Timur Kab. Semarang, 2013

Berdasarkan tabel 5.1, diketahui bahwa dari 14 responden kelompok intervensi sebelum diberikan latihan senam kaki diabetes, sebagian besar responden mengalami insufisiensi arteri ringan, yaitu sejumlah 9 orang (64,3%), sedangkan pada kelompok

kontrol sebagian besar juga mengalami insufisiensi arteri ringan, yaitu sejumlah 8 orang (57,1%). 2. Sirkulasi Darah Kaki pada Penderita

DM Tipe 2 Sesudah Dilakukan Latihan Senam Kaki Diabetes pada Kelompok Intervensi dan Kontrol Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sirkulasi Darah Kaki pada Penderita

DM Tipe 2 Sesudah Dilakukan Latihan Senam Kaki Diabetes pada Kelompok Intervensi dan Kontrol di Desa Leyangan Kec. Ungaran Timur Kab. Semarang, 2013

Berdasarkan tabel 5.2, diketahui bahwa dari 14 responden kelompok

intervensi setelah diberikan latihan senam kaki diabetes, sebagian besar Sirkulasi Darah Kaki Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol

f % f %

Insufisiensi Arteri Ringan Sirkulasi arteri normal

9 5 64,3 35,7 8 6 57,1 42,9 Jumlah 14 100 14 100

Sirkulasi Darah Kaki Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol

f % f %

Insufisiensi Arteri Ringan Sirkulasi arteri normal Tidak ada Kelainan arteri

0 12 2 0 85,7 14,3 9 5 0 64,3 35,7 0,0 Jumlah 14 100 14 100

(8)

PENGARUH SENAM KAKI DIABETES TERHADAP SIRKULASI DARAH KAKI PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI DESA LEYANGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG

8

responden mengalami sirkulasi arteri normal, yaitu sejumlah 12 orang (85,7%), sedangkan pada kelompok kontrol sebagian besar masih mengalami insufisiensi arteri ringan, yaitu sejumlah 9 orang (64,3%).

PEMBAHASAN A. Analisis Univariat

1. Gambaran Sirkulasi Darah kaki pada Penderita Diabetes melitus tipe 2 Sebelum dilakukan latihan Senam Kaki Diabetes pada Kelompok Intervensi dan kontrol

Berdasarkan hasil penelitian terhadap sirkulasi darah kaki pada penderita diabetes melitus tipe 2 sebelum di lakukan latihan senam kaki diabetes terhadap kelompok intervensi sebagian besar responden mengalami insufiensi arteri ringan, yaitu sejumlah 9 orang (64,3%). Sedangkan pada kelompok kontrol sebagian besar juga mengalami insufiensi arteri ringan, yaitu sejumlah 8 orang (57,1%)

B. Analisis Bivariat

1. Perbedaan sirkulasi darah kaki pada penderita diabetes melitus tipe 2 sebelum dan sesudah diberikan latihan senam kaki diabetes pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan yang signifikan pada sirkulasi darah kaki kelompok intervensi sebelum dan sesudah diberikan senam kaki diabetes pada penderita diabetes melitus tipe 2 di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang (sirkulasi darah kaki p value 0,001).

Hasil penelitian menunjukkan rata-rata nilai ABI kelompok kontrol sebelum perlakuan sebesar 0,700 kemudian sedikit mengalami penurunan menjadi 0,693 sesudah perlakuan. Bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada sirkulasi darah kaki responden kelompok kontrol sebelum dan

sesudah diberikan intervensi pada penderita diabetes melitus di Desa Leyangan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang (sirkulasi darah p value 0,785).

Pada kelompok intervensi menunjukkan adanya peningkatan sirkulasi darah yang signifikan karena Senam kaki diabetes dapat membantu memperbaiki sirkulasi darah kaki dan memperkuat otot-otot kecil kaki dan mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki. Selain itu dapat meningkatkan kekuatan otot betis, otot paha, dan juga mengatasi keterbatasan pergerakan sendi (Widianti & Atikah, 2010)

KESIMPULAN

Pada bab ini akan disampaikan beberapa kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang diperoleh.

A. Kesimpulan

1. Ada pengaruh pemberian senam kaki diabetes terhadap sirkulasi darah kaki pada penderita diabetes melitus tipe 2 di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang p value 0,000 < a (0,05). Dimana gambaran sirkulasi darah kaki pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah diberikan senam kaki diabetes rata-rata sirkulasi darah kaki 0,5-0,8 menjadi 0,8-1,2. Terlihat peningkatan sirkulasi darah kaki dari terjadi insufiensi arteri ringan menjadi sirkulasi arteri normal.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pengujian skrining fitokimia infusa daun belimbing wuluh dengan suhu 55 0 C, 60 0 C, 65 0 C, senyawa yang terkandung

Keuntungan (kerugian) dari perubahan nilai aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual.. Utang atas surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (

Pengertian belajar secara umum adalah perubahan pada diri orang yang belajar karena pengalaman dengan serangkai kegiatan. Misalkan dengan membaca, mengamati, mendengarkan,

Kelebihan dari produk tersebut adalah setiap langkah dari praktikum telah dilakukan pengamatan sesuai dengan apa yang akan diukur serta disajikan secara runtut dan

mahasiswa dan bahkan pelajar. Dalam kaitan dengan semakin banyaknya kelompok muda yang terlibat dalam jejaring terorisme, terlihat semakin jelas bahwa perguruan tinggi dan

If you can cheerfully hop to the matrix representation of complex numbers, some things are blindingly obvious that are completely obscure if you just learn the rules for

Setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik dan mendapatkan perlakuan yang sama didepan hukum tanpa melihat status sosialnya

Konsep Porter ini dikenal sebagai Diamond of Competitive Advantage (Gambar 1): (1) Kon- disi faktor ( faktor conditions ), yaitu posisi negara dalam hal penguasaan