LEGENDA JAKA TINGKIR VERSI PATILASAN GEDONG PUSOKO
KARATON PAJANG DAN FUNGSINYA BAGI MASYARAKAT:
TINJAUAN RESEPSI SASTRA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah
Oleh:
NUR AYU NOVITA SARI A 310 030 087
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
PERSETUJUAN
LEGENDA JAKA TINGKIR VERSI PATILASAN GEDONG PUSOKO
KARATON PAJANG DAN FUNGSINYA BAGI MASYARAKAT: TINJAUAN
RESEPSI SASTRA
Diajukan Oleh:
NUR AYU NOVITA SARI
A 310 030 087
Telah disetujui dan diterima untuk dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
Pembimbing I,
Dr. Nafron Hasjim
Pembimbing II,
PENGESAHAN
LEGENDA JAKA TINGKIR VERSI PATILASAN GEDONG PUSOKO
KARATON PAJANG DAN FUNGSINYA BAGI MASYARAKAT: TINJAUAN
RESEPSI SASTRA
Yang dipersiapkan dan disusun oleh:
NUR AYU NOVITA SARI
A 310 030 087
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi Pada tanggal November 2007
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Dewan Penguji
1. Dr. Nafron Hasjim ( )
2. Drs. Adyana Sunanda ( )
3. Dra. Main Sufanti, M.Hum ( )
Surakarta, November 2007 Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Mengesahkan Dekan,
Drs. H. Sofyan Anif, M.Si NIK. 547
PERNYATAAN
Dengan ini, saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam
naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila ternyata kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya
di atas, maka saya akan bertanggung jawab sepenuhnya.
Surakarta, November 2007
NUR AYU NOVITA SARI
A 310 030 087
MOTTO
Dan janganlah kamu berjalan dimuka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan setinggi gunung
(Al-Isra’: 37)
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.
(QS. Al – Insyirah, 6-8)
Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan kamu tidak mengetahuinya.
PERSEMBAHAN
Teriring doa dan ucapan syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah SWT kupersembahkan karya sederhana ini kepada:
á
Ayahnda dan ibunda yang tercinta ;
á
Kakak-kakakku ;
á
Sahabat-sahabatku;
á
Pendidikan Bahasa Sastra Indoesia dan Daerah Angkatan
2003 ;
KATA PENGANTAR
Assalamulaikum.Wr.Wb
Alhamdulillah, segala puji bagi Tuhan seru sekalian alam, Allah SWT atas
segala rahmat, taufiq dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam semoga selalu
dilimpahkan kepada nabi Muhammad SAW, yang telah menyampaikan risalah
sucinya kepada seluruh umat manusia di muka bumi dan membawa mereka yang
tersesat ke jalan yang diberkati oleh Allah SWT.
Skripsi dengan judul “Legenda Jaka Tingkir Versi Patilasan Gedong
Pusoko Karaton Pajang dan Fungsinya Bagi Masyarakat: Tinjauan Resepsi
Sastra” disusun untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan partisipasi dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini ucapan terima kasih
disampaikan kepada:
1. Drs.H. Sofyan Anif, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta;
2. Drs. H. Yakub Nasucha, M.Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa,
Sastra Indonesia, dan Daerah;
4. Drs. Adyana Sunanda, selaku Pembimbing II;
5. Segenap pengajar dan staff akademika pada Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra
Indonesia dan Daerah FKIP UMS;
6. Teman-teman PBSID Angkatan 2003; dan
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu terselesaikannya skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
taraf sempurna, untuk itu segala macam kritik dan saran yang membangun sangat
dibutuhkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga sebuah karya sederhana ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada khususnya dan untuk perkembangan
ilmu pengetahuan lebih lanjut pada umumnya.
Wassalamulaikum Wr.Wb.
Surakarta, November 2007
Nur Ayu Novita Sari A 310 030 087
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
ABSTRAKSI ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 4 C. Tujuan Penelitian ... 5 D. Manfaat Penelitian ... 5 E. Tinjauan Pustaka ... 6 F. Dasar Teori ... 10 1. Teori Struktural ... 10 2. Teori Resepsi ... 11 3. Kebudayaan ... 13 4. Legenda ... 16
G. Metode Penelitian ... 18
1. Tempat Penelitian ... 19
2. Obyek Penelitian ... 19
3. Data dan Sumber Data ... 19
4. Teknik Pengumpulan Data ... 20
H. Sistematika Penulisan ... 25
BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis ... 26
B. Keadaan Demografis... 29
C. Keadaan Umum dan Potensi Desa ... 34
BAB III ANALISIS STRUKTURAL LEGENDA JAKA TINGKIR VERSI PATILASAN GEDONG PUSOKO KRATON PAJANG A. Tema ... 39
B. Alur ... 42
1. Jaka Tingkir Menjadi Abdi Dalem atau Prajurit Kerajaan Demak yang Selanjutnya Diusir dari Kerajaan Demak ... 44
2. Jaka Tingkir Menjadi Adipati Pajang ... 49
C. Penokohan ... 53
1. Jaka Tingkir ... 54
2. Nyi Ageng Tingkir ... 55
5. Ki Ageng Butuh ... 57
6. Ki Ageng Banyubiru ... 58
D. Latar ... 59
1. Latar Tempat ... 59
2. Latar Waktu ... 61
BAB IV RESEPSI DAN FUNGSI LEGENDA JAKA TINGKIR VERSI PATILASAN GEDONG PUSOKO KARATON PAJANG BAGI MASYARAKAT PEMILIKNYA A. Resepsi Masyarakat ... 65
1. Tanggapan Pasif ... 67
2. Tanggapan Aktif ... 70
3. Tanggapan Positif ... 74
4. Tanggapan Negatif... 75
B. Fungsi bagi Masyarakat Pemiliknya ... 78
1. Fungsi Bidang Agama ... 79
2. Fungsi Bidang Budaya ... 79
3. Fungsi Bidang Pendidikan ... 80
4. Fungsi Bidang Sosial ... 80
5. Fungsi Bidang Ekonomi ... 81
BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 84
C. Saran ... 88
DAFTAR PUSTAKA
ABSTRAKSI
LEGENDA JAKA TINGKIR VERSI PATILASAN GEDONG PUSOKO KARATON PAJANG DAN FUNGSINYA BAGI MASYARAKAT:
TINJAUAN RESEPSI SASTRA
Nur Ayu Novitasari, A 310 030 087, Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2007, 88 Halaman.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan struktur cerita “Legenda Jaka Tingkir” yang meliputi tema, penokohan, alur dan amanat, dan (2) mendeskripsikan fungsi “Legenda Jaka Tingkir” versi Patilasan Gedong Pusoko Karaton Pajang bagi masyarakat pemiliknya.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Objek penelitian ini adalah struktur legenda Jaka Tingkir yang hanya dibatasi pada tema, penokohan, latar, setting, dan fungsi serta resepsi bagi masyarakat pemiliknya. Data penelitian ini adalah pendapat dari hasil wawancara tertulis dengan juru kunci, penduduk sekitar, serta tamu yang datang ke tempat tersebut. Sumber data penelitian ini berupa sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer penelitian ini adalah Juru Kunci dan masyarakat di sekitar keraton, serta dokumen tertulis dari Patilasan Gedong Pusoko Karaton Pajang. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah buku-buku, majalah, artikel, penyelusuran internet serta tulisan lainnya yang yang relevan mengenai legenda Jaka Tingkir. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif dan dianalisis menggunakan model interaktif. Analisis legenda ini dengan menggunakan pendekatan struktural dan resepsi.
Hasil penelitian berdasarkan analisis struktural yaitu “Legenda Jaka Tingkir“ bertemakan kepahlawanan. Alur yang digunakan dalam “Legenda Jaka Tingkir” adalah alur maju (progresif). Tokoh-tokoh yang dianalisis pada penelitian ini adalah Jaka Tingkir, Nyi Ageng Tingkir, Ki Ageng Pengging, Sultan Trenggono, Ki Ageng Butuh, dan Ki Ageng Banyubiru. Latar tempat pada “Legenda Jaka Tingkir” Kadipaten Pengging, Desa Butuh, Desa Tingkir, Desa Banyubiru dan Kadipaten Pajang. Keterkaitan tema, alur, penokohan, dan latar sangat erat. Unsur-unsur tersebut saling berpengaruh antara satu dengan yang lain sehingga menjadikan “Legenda Jaka Tingkir“ menjadi utuh dan padu.
Resepsi “Legenda Jaka Tingkir” versi Patilasan Gedong Pusoko Kraton Pajang dibedakan menjadi tanggapan aktif dan pasif serta tanggapan positif dan negatif. Pada tanggapan aktif, masyarakat memberikan tanggapan bahwa menurut sejarah, Jaka Tingkir adalah Adipati Pajang dengan gelar Sultan Hadiwijaya. Dengan berkunjung ke Patilsan Kraton Pajang, maka menurut mereka hal tersebut merupakan salah satu upaya ikut menjaga dan melestarikan budaya dan sejarah bangsa khususnya di lingkungan sekitar mereka. Tanggapan pasif
dalam penelitian berupa pemahaman isi cerita “Legenda Jaka Tingkir” versi Patilasan Gedong Pusoko Kraton Pajang yang menurut informan dapat memberikan gambaran bagi masyarakat bahwa seorang Jaka Tingkir menjadi panutan bagi masyarakat sekitar dengan budaya hidup gotong royong, tolong menolong dan taat beribadah.
Tanggapan positif yang diberikan oleh masyarakat pemiliknya adalah berupa perasaan bangga, dan berusaha ikut melestarikan budaya bangsa serta menjalin silatuharmi antarwarga. Adapun tanggapan negatif yang diperoleh adalah gambaran perasaan sedih, karena sebagian informan mengajak kepada warga masyarakat yang memiliki situs peninggalan bersejarah harus dapat ikut menjaga dan melestarikan peninggalan tersebut. Tanggapan negatif dari sisi agama, bahwa sesungguhnya meminta kepada selain Allah SWT adalah syirik, dimana perbuatan syirik adalah dosa yang paling besar dihadapan Allah SWT. Perbuatan meminta sesuatu di Patilasan Kraton Pajang sesungguhnya hanya pemanfaatan sarana dan prasanana doa saja, yaitu antara tempat ibadah (masjid) dan tempat semedi. Selebihnya, terkabulnya permintaan semuanya tergantung pada Allah SWT. Adanya resepsi yang berbeda-beda tersebut dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, agama dan usia yang dimiliki oleh masyarakat.
Fungsi “Legenda Jaka Tingkir” versi Patilasan Gedong Pusoko Kraton Pajang bagi masyarakat pemiliknya dikategorikan menjadi fungsi dalam bidang agama, sosial, ekonomi, budaya, dan pendidikan. Fungsi bidang agama adalah menjadikan mayoritas masyarakatnya beragama Islam dengan dibangunnya tempat ibadah (surau), dan diadakannya pengajian serta doa bersama pada hari tertentu di lingkungan patilasan kraton. Fungsi bidang budaya yaitu tetap adanya warga yang datang ke Patilasan Kraton Pajang untuk berkunjung, bersilaturahmi dan untuk mengenang jasa leluhur mereka Fungsi bidang pendidikan adalah dapat dilakukan dengan mengambil pesan-pesan moral dalam legenda Jaka Tingkir, yaitu saling hidup rukun dan gotong royong, serta taat beribadah kepada Allah SWT. Fungsi pada bidang sosial dapat dilihat dari adanya kerukunan dan kegotongroyongan masyarakat sekitar yang turut membangun patilasan Kraton Pajang dengan swadaya sendiri. Pada bidang ekonomi dapat dilihat dari penghasilan masyarakat sekitarnya sebagai akibat banyaknya pengunjung yang datang ke lokasi patilasan kraton tersebut. Masyarakat sekeliling Patilasan Kraton Pajang berprofesi mayoritas adalah pedagang, dengan banyaknya pengunjung, maka mata pencaharian itu dapat digunakan sebagai alat untuk mencukupi kebutuhannya dan mengurangi pengangguran dengan memanfaatkan situasi dan kondisi di sekitar patilasan kraton.