1 Perbandingan Hasil Belajar Kognitif Siswa Menggunakan Media Pembelajaran Berbasis
Adobe Flash Buatan Mahasiswa Pendidikan Fisiska Universitas Jambi dan Buatan PUSTEKKOM Pada Materi Suhu dan Kalor di SMA
Benta Aditya1), Maison2), dan Ahmad Syarkowi3)
1)Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jambi 2)3)Dosen Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jambi
Email: [email protected] Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan hasil belajar kognitif siswa menggunakan media pembelajaran berbasis Adobe Flash buatan mahasiswa dan buatan PUSTEKKKOM dan mengkaji penyebab ada atau tidaknya perbedaan dari hasil belajar kognitif siswa. Penelitian ini merupakan penelitian mix method. Metode penelitian yang digunakan adalah Explanatory Sequential Design dengan design kuantitatif menggunakan Nonequivalent control group Design. Sedangkan kualitatif menggunakan studi kasus. Instrumen penelitian terdiri dari tes, observasi, dokumentasi dan wawancara. Populasi penelitian ini adalah seluruh kelas XI di SMA N 1 Merlung yang terdiri dari dua kelas yaitu XI ipa 1 sebanyak 30 siswa dan XI ipa 2 sebanyak 30 siswa. Teknik sampling yang digunakan adalah sampel total dimana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Teknik analisis data kuantitatif adalah uji asumsi dasar yakni uji normalitas dan uji homogenitas kemudian dilanjutkan dengan uji hipotesis atau uji t. Sedangkan teknik analisis data kualitatif adalah coding dimana data tersebut diberi kode kemudian dikelompokkan sesuai dengan tema permasalahan atau pertanyaan. Hasil yang didapat setelah uji hipotesis menggunakan uji t (Independent sample t-test) didapat t hitung sebesar 0.794. T tabel dapat dicari dengan derajat kebebasan (df) 58 dimana t tabelnya sebesar 2.001. T hitung yang didapat 0.794 ≤ 2.001 maka Ho diterima. Maka dapat diinterpretasikan tidak ada perbedaan hasil belajar kognitif siswa menggunakan media pembelajaran berbasis Adobe Flash buatan mahasiswa pendidikan fisika Universitas Jambi dan buatan PUSTEKKOM pada materi suhu dan kalor di SMA. Penyebab tidak adanya perbedaan hasil belajar kognitif siswa dapat dilihat pada proses belajar mengajar, keaktifan siswa dan penggunaan media di kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Siswa-siswa fokus memperhatikan penjelasan guru dengan bantuan media dan mencatat pelajaran. Proses belajar mengajar di kelas eksperimen 1 maupun di kelas eksperimen 2 terlihat sama seperti siswa-siswa bersemangat memperhatikan penjelasan guru, mencatat materi pelajaran dan saling berdiskusi mengenai materi pelajaran. Keaktifan siswa di kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 juga terlihat sama seperti siswa lebih aktif mencatat materi pelajaran, aktif berdiskusi mengenai materi pelajaran dan bisa menyelesaikan contoh soal di depan kelas. Media yang digunakan di kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 terlihat sama, baik dari segi isi yang meliputi materi pelajaran berupa kalor dan pemuaian, Azas Black dan perpindahan kalor. Tampilan kedua media juga terlihat sama.
Kata Kunci: Perbandingan,Adobe Flash, Media, Pembelajaran. Pendahuluan
Pembelajaran yang efektif dan efisien tidak terlepas dari kemampuan dan keterampilan seorang guru, bagaimana dia mengimplementasikan ilmunya dalam pembelajaran. Kemantapan dalam mengelola kelas maupun pada pemilihan media pembelajaran yang berkualitas. Salah satu ciri media pembelajaran yang berkualitas adalah dengan meningkatnya hasil belajar kognitif siswa.
Pengembangan media pembelajaran di Indonesia dilakukan oleh pemerintah, sejalan dengan perkembangan teknologi. Sesuai Peraturan Menteri Nomor 11 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Tugas mengembangkan media pembelajaran diberikan pada PUSTEKKOM (Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi
Pendidikan). Media pembelajaran buatan PUSTEKKOM terdiri dari buku sekolah elektronik, video pembelajaran, animasi pembelajaran, televisi edukasi, rumah belajar dan lain-lain.
Selain itu pembuatan media pembelajaran juga banyak dikembangkan oleh mahasiswa sebagai tugas akhir atau skripsi. Salah satu contohnya pada Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Jambi. Berdasarkan data yang diperoleh dari e-campus.fkip.unja.ac.id diperoleh ada delapan mahasiswa yang membuat media pembelajaran khususnya yang berbasis Adobe Flash akan tetapi semua buatan mahasiswa itu hanya sampai pada mengukur persepsi mengenai media pembelajaran tersebut saja, tidak sampai diuji cobakan dalam proses pembelajaran. Selain
2 itu media pembelajaran tersebut tidak sampai
dibandingkan kualitasnya dengan media yang sudah ada (buatan pemerintah) sehingga kualitas dari media pembelajarannya belum jelas.
Kualitas media pembelajaran dapat dilihat pada saat digunakan pada proses pembelajaran dikelas. Pemanfaatan media pembelajaran dapat membangkitkan motivasi dan minat baru sehingga dapat memberi rangsangan kegiatan belajar (Nurseto, 2011:22).
Salah satu media pembelajaran buatan mahasiswa pendidikan fisika Universitas Jambi adalah buatan Sri Rahayu mahasiswa angkatan tahun 2011. Media pembelajaran buatan Mahasiswa ini merupakan media berbasis Adobe Flash pada materi suhu dan kalor. Media ICT ini memiliki kelebihan salah satunya yaitu terdapat animasi pembelajaran yang relevan dengan materi pelajaran dan bisa divisualisasikan agar dapat menarik perhatian dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran (Mariani, 2015:117). Animasi pembelajaran Media pembelajaran ini memiliki banyak kesamaan dengan media pembelajaran buatan PUSTEKKOM yang sudah digunakan guru di sekolah-sekolah di Indonesia baik berupa layout, isi.
Akan tetapi, dengan adanya kesamaan antara kedua media pembelajaran tersebut. Belum tersedianya informasi atau referensi mengenai ada atau tidaknya perbedaan hasil belajar kognitif siswa menggunakan media buatan Mahasiswa atau buatan PUSTEKKOM.
Gambar 1. Perbandingan media buatan Mahasiswa dan media buatan PUSTEKKOM Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar kognitif siswa dan penyebabnya menggunakan media pembelajaran berbasis Adobe Flash buatan mahasiswa pendidikan fisika Universitas Jambi dan buatan PUSTEKKOM. Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu dapat menambah wawasan peneliti mengenai penelitian campuran dan memahami perbandingan hasil belajar kognitif siswa menggunakan media buatan mahasiswa dan buatan PUSTEKKOM
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian campuran dan metode penelitian yang digunakan
yakni metode penelitian
explanatory sequential
design
.
Gambar 2.
explanatory sequential design
Dengan
design
kuantitatif menggunakan
Nonequivalent control group design.
Tabel 1. Nonequivalent control group design. Group 1 M X O
Group 2 M Y O
)
Keterangan:
M
:
Pretest
X
: Pemberian media pembelajaran
buatan Mahasiswa
Y
: Pemberian media pembelajaran
buatan PUSTEKKOM
O
:
Posttest
Setelah mendapatkan data kuantitatif maka penelitian ini dilanjutkan dengan kualitatif untuk mengkaji penyebab masalah tersebut. Desain kualitatif menggunakan metode studi kasus. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian adalah seuruh kelas XI SMA N 1 Merlung yang terdiri dari XI ipa 1 dan XI ipa 2 dengan total 60 siswa. Tekning sampling pada penelitian ini adalah Sampel total dimana semua anggota populasi sebagai sampel.
Instrumen Pengumpulan Data
Adapun instrumen pengumpulan data yang digunakan antara lain.
1. Tes
Metode ini digunakan untuk melakukan suatu pengukuran hasil belajar kognitif siswa.
2. Observasi
Metode ini digunakan untuk melihat dan mengamati secara langsung keadaan di lapangan dan diinterpretasikan kedalam catatan atau tulisan agar memperoleh gambaran yang lebih luas tentang permasalahan yang diteliti (Widoyoko, 2012).
3. Wawancara
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan peneliti dimana melakukan tanya jawab atau dialog antara pewawancara dan responden (Widoyoko, 2012). 4. Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia dalam catatan dokumen seperti Foto pada saat penelitian berlangsung.
3 Analisis Instrumen Penelitian
Analisis data untuk Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran, Daya Beda dan Kualitas Pengecoh menggunakan Anatest.V4 yang dikembangkan oleh Drs. Karno To, M.Pd dan Yudi Wibisono, S.T dengan No. Reg. hak cipta di DIRJEN HAKI: C0020040029-338.
Teknik Analisis Data 1. Analisis data kuantitatif
Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif dilakukan dengan cara sebagai berikut: A.Uji asumsi dasar
Uji asumsi dasar dilakukan sebagai syarat
untuk dilakukannya uji hipotesis. Adapun uji
asumsi dasar yang dilakukan yaitu (1) Uji
normalitas untuk mengetahui bahwa data yang
didapat terdistribusi normal atau tidak. (2) Uji
homogenitas untuk mengetahui apakah data
memiliki varian yang sama atau tidak.
B. Uji hipotesis
Adapun uji hipotesis yang digunakan
adalah uji t (Sugiyono, 2016).
2. Analisis data kualitatif
Teknik analisis data dalam penelitian kualitatif
adalah
coding
(Fraenkel, 2012).
Dimana data tersebut diberi kode kemudian
dikelompokkan
sesuai
dengan
tema
permasalahan atau pertanyaan.
Hasil dan PembahasanPada penelitian ini yang dilaksanakan di SMA N 1 Merlung, diperoleh data Pretest,Posttest
dan data peningkatan pada materi suhu dan kalor dari kelas eksperimen 1 pada tabel 2 dan kelas eksperimen 2 pada tabel 3.
Tabel 2. Data hasil belajar kelas eksperimen 1 N
o
Nama Jumlah Benar
Pretest Posttest Peningkatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Subjek a1 Subjek a2 Subjek a3 Subjek a4 Subjek a5 Subjek a6 Subjek a7 Subjek a8 Subjek a9 Subjek a10 Subjek a11 Subjek a12 Subjek a13 Subjek a14 Subjek a15 Subjek a16 Subjek a17 20 10 32 36 20 12 32 20 28 36 24 32 12 20 28 36 28 24 32 24 36 36 32 32 16 32 40 32 24 20 36 28 48 48 0.14 0.58 -0.5 0 0.57 0.56 0 -0.14 0.2 0.33 0.33 -0.5 0.22 0.57 0 1 1 N o
Nama Jumlah Benar
Pretest Posttest Peningkatan
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Subjek a18 Subjek a19 Subjek a20 Subjek a21 Subjek a22 Subjek a23 Subjek a24 Subjek a25 Subjek a26 Subjek a27 Subjek a28 Subjek a29 Subjek a30 32 4 8 16 16 20 24 28 40 12 32 36 20 44 32 24 28 36 32 48 36 48 24 28 32 36 0.75 0.63 0.4 0.38 0.63 0.43 1 0.4 1 0.33 -0.25 -0.33 0.57 Rata-rata 23.8 32.93 0.34 Tabel 3. Data hasil belajar kelas eksperimen 2 N
o
Nama Jumlah Benar
Pretest Posttest Peningkatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Subjek b1 Subjek b2 Subjek b3 Subjek b4 Subjek b5 Subjek b6 Subjek b7 Subjek b8 Subjek b9 Subjek b10 Subjek b11 Subjek b12 Subjek b13 Subjek b14 Subjek b15 Subjek b16 Subjek b17 Subjek b18 Subjek b19 Subjek b20 Subjek b21 Subjek b22 Subjek b23 Subjek b24 Subjek b25 Subjek b26 Subjek b27 Subjek b28 Subjek b29 Subjek b30 20 4 24 8 16 12 24 12 12 20 32 24 32 20 32 36 28 16 28 24 20 32 12 8 40 28 32 36 24 20 32 16 24 28 28 28 48 24 28 24 20 28 36 16 40 36 44 28 52 16 36 28 40 20 36 24 40 36 36 52 0.38 0.25 0 0.45 0.33 0.4 0.86 0.3 0.4 0.13 -0.6 0.14 0.2 -0.13 0.4 0 0.67 0.33 1 -0.29 0.5 -0.2 0.7 0.27 -0.33 -0.17 0.4 0 0.43 2 Rata-rata 25.53 31.47 0.26
Data Pretest digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberi perlakuan, data posttest digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberi perlakuan dan data peningkatan digunakan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar kognitif siswa menggunakan media buatan mahasiswa dan buatan PUSTEKKOM.
4 Data hasil pretest digunakan untuk
mengetahui kemampuan awal siswa dan sebagai dasar untuk pemilihan kelas penelitian. Pretest
dilakukan di kelas XI ipa 1 dan XI ipa 2 SMA N 1 Merlung. Adapun kriteria pemilihan kelas dari data yang didapat adalah dengan di uji normalitas dan di uji homogenitas. Uji normalitas menggunakan metode Uji liliefors dengan Kolmogorov-Smirnov.
Pengambilan keputusan untuk uji normalitas yaitu jika Signifikansi > 0.05 maka data terdistribusi normal dan jika Signifikansi < 0.05 maka data tidak terdistribusi normal. Berdasarkan Hasil Uji Normalitas data pretest, pada tabel 4 didapat Signifikansi 0.174 kelas XI ipa 1 dan pada tabel 5 didapat Signifikansi 0.200 kelas XI ipa 2 pada
Kolmogorov-smirnov. Karena Signifikansi > 0.05 maka dapat disimpulkan data terdistribusi normal.
Tabel 4. Hasil uji normalitas data pretest kelas xi ipa 1
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. nilai .135 30 .174 .954 30 .219
Tabel 5. Hasil uji normalitas data pretest kelas xi ipa 2
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. nilai .111 30 .200 .968 30 .480 Dikarenakan data pretest yang didapat terdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji homogenitas. Uji homogenitas dilakukan dengan uji Levene. Pengambilan keputusan berdasarkan signifikansi, hal pertama yang dilakukan adalah menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif. Ho: Data Pretest siswa memiliki Varian yang sama, Ha: Data Pretest siswa memiliki Varian yang berbeda. Jika Signifikansi > 0.05 maka Ho diterima, jika signifikansi < 0.05 maka Ho ditolak. Pada tabel 6 Data Pretest didapat signifikansi sebesar 0.693 > 0.05 maka Ho diterima. Dapat disimpulkan kemampuan awal siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 berdasarkan hasil pretest memiliki varian yang sama.
Tabel 6. Hasil uji homogenitas data
pretestTest of Homogeneity of Variances nilai
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.158 1 58 .693
Dikarenakan kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 memiliki varian yang sama maka penelitian bisa
dilakukan pada kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2, dimana XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen 1 dan XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen 2.
Data Peningkatan digunakan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar kognitif siswa menggunakan media buatan mahasiswa dan buatan PUSTEKKOM.
Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi dasar yakni uji normalitas dan uji homogenitas pada data peningkatan.
Uji normalitas menggunakan metode Uji
liliefors dengan Kolmogorov-Smirnov.
Pengambilan keputusan untuk uji normalitas yaitu jika Signifikansi > 0.05 maka data terdistribusi normal dan jika Signifikansi < 0.05 maka data tidak terdistribusi normal. Berdasarkan tabel 7 didapat Signifikansi 0.200 kelas eksperimen 1 dan tabel 8 didapat Signifikansi 0.200 kelas eksperimen 2 pada
Kolmogorov-smirnov. Karena Signifikansi > 0.05 maka dapat disimpulkan data terdistribusi normal.
Tabel 7. Hasil uji normalitas data peningkatan kelas eksperimen 1
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
nilai .121 30 .200
*
.954 30 .220
Tabel 8. Hasil uji normalitas data peningkatan kelas eksperimen 2
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
nilai .110 30 .200 .976 30 .703
Uji Homogenitas menggunakan Uji
Levene’s. Pengambilan keputusan berdasarkan signifikansi, pertama menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif. Ho: Data Peningkatan siswa memiliki Varian yang sama, Ha: Data Peningkatan siswa memiliki Varian yang berbeda. Jika Signifikansi > 0.05 maka Ho diterima, jika signifikansi < 0.05 maka Ho ditolak. Berdasarkan tabel 9 Hasil Uji Homogenitas Data Peningkatan, didapat signifikansi sebesar 0.543 > 0.05 maka Ho diterima. Dapat disimpulkan peningkatan hasil belajar kognitif siswa memiliki varian yang sama. Tabel 9. Hasil uji homogenitas data peningkatan
nilai
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.375 1 58 .543
Uji Hipotesis dilakukan dengan uji
Independent sample t-test pada SPSS 16.0, sebelum dilakukan uji hipotesis dapat kita lihat bahwa peningkatan hasil belajar kognitif siswa
5 memiliki varian yang sama maka uji t
menggunakan Equal Variance Assumed
(diasumsikan varian sama). Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan hasil belajar kognitif siswa menggunakan media buatan mahasiswa dan buatan PUSTEKKOM. Berdasarkan gambar 2 Hasil uji hipotesis data peningkatan, didapat t hitung sebesar 0.794. T tabel dapat dicari dengan derajat kebebasan (df) 58 sehingga didapat lah t tabel sebesar 2.001. Pengambilan keputusan jika t hitung ≤ t tabel maka Ho diterima dan jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak. Karena t hitung yang didapat 0.794 ≤ 2.001 maka Ho diterima. Jadi dapat disimpulkan Tidak ada perbedaan hasil belajar kognitif siswa menggunakan media pembelajaran berbasis Adobe Flash buatan mahasiswa pendidikan fisika Universitas Jambi dan buatan PUSTEKKOM pada materi suhu dan kalor di SMA.
Gambar 4. Hasil uji hipotesis data peningkatan Hal tersebut didukung oleh pendapat Aji (Rahayu, 2016) yang menyatakan “media pembelajaran dengan menggunakan Adobe Flash
menghasilkan produk yang berkualitas sangat baik berdasarkan pendapat para ahli dan mendapat respon positif dari siswa”. Respon positif siswa dapat berupa minat dan motivasi mengikuti pembelajaran menggunakan media berbasis Adobe Flash tersebut. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian Winastiti (2012) yang menyatakan adanya peningkatan motivasi siswa dalam belajar fisika melalui pemanfaatan media pembelajaran yang diproduksi oleh PUSTEKKOM.
Berdasarkan temuan di lapangan pada saat dilakukannya penelitian dapat dilihat penyebab tidak adanya perbedaan hasil belajar kognitif siswa menggunakan media buatan mahasiswa dan buatan PUSTEKKOM. Penyebabnya dilihat dari aspek proses beajar mengajar, keaktifan siswa dan penggunaan media pembelajaran.
a. Proses belajar mengajar
Berdasarkan hasil wawancara kepada observer yang menyatakan bahwa “selama proses belajar mengajar berlangsung baik itu pada kelas eksperimen 1 maupun pada kelas eksperimen 2 siswa-siswa mengikuti pembelajaran dengan baik
seperti ketika guru menjelaskan materi siswa-siswa memperhatikan penjelasan guru, saling berdiskusi dengan teman sebangku mengenai materi pelajaran dan mencatat pelajaran yang disampaikan guru. Apalagi pada saat guru menjelaskan materi pelajaran dengan bantuan media buatan mahasiswa dan buatan PUSTEKKOM, siswa menjadi bersemangat mengikuti pembelajaran”.
Hal ini berdasarkan pendapat Nurseto (2011) yang menyatakan bahwa “Proses pembelajaran di kelas yang menggunakan media dapat membangkitkan minat dan motivasi baru bagi siswa. Pemanfaatan media dalam pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, meningkatkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan berpengaruh secara psikologis terhadap siswa”. Siswa menjadi lebih termotivasi mengikuti pelajaran. Hal ini ditandai dengan siswa aktif menjawab pertanyaan guru, aktif mencatat materi yang diajarkan.
Pada saat proses pembelajaran berlangsung, baik itu di kelas eksperimen 1 maupun di kelas eksperimen 2 siswa terlihat fokus memperhatikan penjelasan guru dengan bantuan media. Pada saat guru menggunakan media pembelajaran di kelas. Maka media pembelajaran tersebut berperan membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pembelajaran, sesuai dengan tuntutan kurikulum (Haryoko, 2009). b. Keaktifan siswa
Hasil wawancara kepada observer menyatakan “Dengan adanya media pembelajaran yang digunakan siswa menjadi lebih terbantu dalam memahami materi yang diajarkan. Materi yang terdapat pada media mudah dimengerti oleh siswa. Terlihat siswa biasanya sulit memahami materi pembelajaran jadi lebih mudah memahami pelajaran dengan bantuan media buatan mahasiswa dan buatan PUSTEKKOM tersebut terbukti dengan siswa kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2 menjadi lebih aktif dan bisa menyelesaikan contoh soal yang diberikan di depan kelas”.
Keaktifan siswa pada kelas eksperimen 1 maupun kelas eksperimen 2 hampir sama. Pada dokumentasi di atas terlihat siswa aktif dan bisa menyelesaikan contoh soal di depan kelas. Ini dikarenakan penggunaan media buatan mahasiswa dan buatan PUSTEKKOM membuat siswa lebih mudah memahami materi yang diajarkan.
Sehingga dapat dikatakan penggunaan media dalam pembelajaran memiliki peranan yang penting. Ketidakjelasan materi yang disampaikan oleh guru dapat dibantu dengan media sebagai sarana perantara (Sulistyani, et al 2013)
6 penyampaian materi oleh guru. Media yang tepat
juga dapat meningkatkan hasil belajar. Kamaruddin (2016) dalam penelitian nya yang berjudul “Perbandingan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media Pembelajaran PowerPoint dengan Konvensional dalam Mata Pelajaran IPS Terpadu di Kelas VIII SMP Negeri 9 Banda Aceh” berpendapat Penggunaan media pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan prestasi belajar, tercapai nya hasil belajar salah satu nya dengan menggunakan media yang mempertunjukkan materi pelajaran yang dapat mempermudah siswa memahami dengan benar isi pembelajaran. Selain menyelesaikan contoh soal di depan kelas, siswa juga aktif dalam bertanya dan mencatat pelajaran. c. Penggunaan media
Berdasarkan hasil wawancara kepada observer yang menyatakan bahwa “siswa-siswa tertarik belajar dengan media karena sebelumnya mereka belajar tidak menggunakan media, hanya menggunakan buku atau LKS yang diberikan sekolah. Pada saat guru menjelaskan menggunakan media, terlihat siswa lebih tertarik dan fokus mengikuti pelajaran”.
Hal ini didukung oleh penelitian yang berjudul “Perbandingan Hasil Belajar Kognitif Siswa Menggunakan Media Simulasi dan Media Relia” yang menyatakan bahwa Ada dorongan rasa ingin tahu siswa terhadap media yang dipakai pada saat pembelajaran, apalagi media yang masih terlihat asing dan baru bagi mereka (Triwibowo, et al
2013).
Pada media yang digunakan buatan mahasiswa dan buatan PUSTEKKOM dapat juga dilihat kesamaan, baik dari segi tampilan maupun isi media yang meliputi materi pelajaran yaitu kalor dan pemuaian, Azas Black dan perpindahan kalor. Salah satu contohnya tampilan pada materi perpindahan kalor.
Gambar 5. Tampilan media buatan mahasiswa dan buatan PUSTEKKOM
Dari gambar 3 di atas dapat dilihat tampilan kedua media tersebut memiliki kesamaan yaitu pada materi perpindahan kalor secara konduksi terdapat animasi besi yang dibakar dengan lilin.
Simpulan dan Saran Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapat t hitung sebesar 0.99. T tabel dapat dicari dengan derajat kebebasan (df) 58 sehingga didapat lah t tabel sebesar 2.001. Pengambilan keputusan jika t hitung ≤ t tabel maka Ho diterima dan jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak. Karena t hitung yang didapat 0.794 ≤ 2.001 maka Ho diterima. Maka dapat ditarik kesimpulan yaitu tidak ada perbedaan hasil belajar kognitif siswa menggunakan media pembelajaran berbasis Adobe Flash buatan mahasiswa pendidikan fisika Universitas Jambi dan buatan PUSTEKKOM pada materi suhu dan kalor di SMA.
Pada proses belajar mengajar di kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Siswa-siswa fokus memperhatikan penjelasan guru dengan bantuan media dan mencatat pelajaran. Siswa terlihat lebih aktif dan bisa menyelesaikan contoh soal di depan kelas. Pada saat media buatan mahasiswa dan buatan PUSTEKKOM di tampilkan, siswa di kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2 terlihat lebih termotivasi untuk mengikuti pelajaran karena sebelumnya mereka tidak menggunakan media elektronik dalam pembelajaran fisika. Media yang digunakan sama-sama berbasis Adobe Flash dan dari segi tampilan dan isi media terlihat hampir sama.
Saran
1. Dikarenakan penelitian ini hanya membandingkan hasil belajar kognitif siswa menggunakan dua media yang berbeda. Peneliti menyarankan agar menggunakan media buatan mahasiswa pendidikan fisika Universitas Jambi untuk diteliti pengaruh nya terhadap motivasi belajar siswa atau pada penelitian tindakan kelas.
2. Perlu dikembangkan lagi media pembelajaran buatan mahasiswa pendidikan fisika Universitas Jambi baik dari segi tampilan dan materi agar menarik minat siswa mengikuti pembelajaran.
Daftar Pustaka
Fraenkel, J. R. (2012). How To Design And Evaluate Research And Education. New York: Mc-Graw Hill.
Haryoko, S. (2009). Efektivitas Pemanfaatan Media Audio-Visual Sebagai Alternatif Optimalisasi Model Pembelajaran. Jurnal Edukasi Elektro, 5(1).
7 Kamaruddin, T. (2016). Perbandingan Hasil
Belajar Siswa Menggunakan Media Pembelajaran PoweraPoint Dengan Konvensional Dalam Mata Pelajaran IPS Terpadu Di Kelas VIII SMP Negeri 9 Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Geografi, 1(1).
Mariani. (2015). Peningkatan Hasil Belajar
Siswa
pada
Materi
Pembagian
Bilangan Cacah dengan Menggunakan
Media Visual di Kelas II SD Negeri 2
Kota Banda Aceh.
Peluang, 3
(2),
115-126.
Permendikbud. 2015. Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: peraturan menteri.
Portal e-campus Unja Diakses Tanggal 1 Februari
2017
e-campus.fkip.unja.ac.id/eskripsi/?p=search
Rahayu, S. (2016). Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Menggunakan Adobe Flash Professional CS6 Pada Materi Suhu dan Kalor Kelas X SMA. Universitas Jambi: FKIP Unja.
Sugiyono. (2016). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sulistyani, N. H. D., Jam, J., & Rahardjo, D. T. (2013). Perbedaan Hasil Belajar Siswa Antara Menggunakan Media Pocket Book
Dan Tanpa Pocket Book Pada Materi Kinematika Gerak Melingkar Kelas X.
Jurnal Pendidikan Fisika, 1(1).
Triwibowo, S., Abdurrahman, A., & Nyeneng, I. D. P. (2013). Perbandingan Hasil Belajar Kognitif Siswa Menggunakan Media Simulasi Komputer Dan Media Relia.
Jurnal Pembelajaran Fisika(Vol 1, No 7 (2013): Jurnal Pembelajaran Fisika). Widoyoko, S. E. P. (2012). Teknik Penyusunan
Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Winastiti, D. D. (2012). Peningkatan Motivasi Belajar Fisika Melalui Pemanfaatan Media Pembelajaran Animasi Yang Diproduksi Pustekkom Pada Siswa Kelas VIII SMP Setya Budi Purworejo Tahun Pelajaran
2011/2012. RADIASI: Jurnal Berkala Pendidikan Fisika, 1(1), 28-33.