• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Noorma Choirunnisa Maulani BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Noorma Choirunnisa Maulani BAB II"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Cendekiawan, Aziz. B (2015)

mengkaji efektifitas penggunaan sosial media twitter akun @infoimunisasi

sebagai media promosi kesehatan oleh PT. Bio Farma (Persero). Hasil dari

pengukuran efektifitas penggunaan sosial media twitter yang diukur dengan

menggunakan EPIC Model yang telah menghasilkan skor 3,78 yang masuk

dalam kategori efektif. Dan dalam penelitian lain yang dilakukan oleh

Nugroho, Subianto. D (2015) mengkaji hubungan persepsi terhadap iklan

obat di televisi dengan perilaku swamedikasi masyarakat di kabupaten

Banyumas. Hasil dari pengukuran persepsi masyarakat di Kabupaten

Banyumas (86%) cenderung memeiliki persepsi terhadap iklan obat batuk di

televisi yang baik sedangkan (88%) masyarakat di Kabupaten Banyumas

cenderung memeiliki perilaku swamedikasi yang baik, dan hubungan antara

persepsi terhadap iklan obat batuk di televisi dengan perilaku swamedikasi

masyarakat di Kabupaten Banyumas dengan p value uji lamda 0,003

(p>0,05) dan memiliki korelasi 0,714 yang berarti memeiliki korelasi

sedang/cukup kuat.

Persamaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian

sebelumnya adalah mengukur persepsi dalam penggunaan media atau

penggunaan media sebagai media promosi kesehatan, sedangkan yang

membedakan dengan penelitian sebelumnya adalah subyek yang akan

diteliti tentang persepsi atau promosi kesehatan tidak pada masyarakat atau

satu instasi, namun pada subyek apoteker di wilayah Kabupaten Banyumas.

Hal lain yang diteliti adalah tentang persepsi dan sikap apoteker di wilayah

Banyumas dalam penggunaan media sosial sebagai media promosi

(2)

B. Landasan Teori 1. Media Sosial

a. Definisi Media Sosial

Pada dasarnya media sosial merupakan perkembangan mutakhir

dari teknologi-teknologi web baru berbasis internet, yang memudahkan

semua orang untuk dapat berkomunikasi, berpartisipasi saling berbagi dan

memebentuk sebuah jaringan secara online, sehingga dapat

menyebarluaskan konten mereka sendiri. Post di blog, tweet, atau video

YouTube dapat direproduksi dan dapat dilihat secara langsung oleh jutaan

orang secara gratis (Zarella,2010: 2-3).

b. Macam-Macam Media Sosial

Media sosial mempunyai banyak bentuk diantaranya yang paling

populer yaitu microblogging (Twitter), facebook, instagram, dan blog.

Twitter adalah suatu situs web yang merupakan layanan dari microblog,

yaitu suatu bentuk blog yang membatsi ukuran setiap post-nya, yang

memberikan fasilitas bagi pengguna untuk dapat menuliskan pesan dalam

twitter update hanya berisi 140 karakter. Twitter merupakan salah satu

jejaring sosial yang paling mudah digunakan, karena hanya memerlukan

waktu yang singkat tetapi informasi yang disampaikan dapat langsung

menyebar secara luas. (Zarella, 2010: 31).

Ciri-ciri dari sebuah microblogging atau twitter, yaitu memiliki update

status yang biasa disebut dengan tweet berjumlah 140 karakter lebih

singkat dari media lainnya. Dapat mengomentari twet yang dibuat oleh

following dengan menggunakan reply, selanjutnya dapat ditulis dengan

menggunakan fungsi RT@username, memiliki cara sendiri untuk berbagi

foto dan video yang biasa disebut dengan tweetpic (Madcoms, 2010:

144-159).

Facebook adalah suatu situs jejering sosial yang dapat dijadikan

sebagai tempat untuk menjalin hubungan pertemanan dengan seluruh

orang yang ada di belahan dunia untuk dapat berkomunikasi satu dengan

(3)

digunakan oleh manusia untuk bertukar informasi, berbagi foto, video dan

lainnya (Madcoms,2010: 1).

Ciri-ciri dari sebuah akun facebook, yaitu memiliki pages dan

groups, dapat melakukan update status lebih dari 140 karakter sesuai

dengan kebutuhan, dapat langsung memberi komentar atau memberikan

apresiasi dari update status orang-orang yang sudah menjadi teman di

facebook, memiliki fasilitas chatting yang memungkinkan pemilik

facebook untuk dapat melakukan chat secara langsung dengan

orang-orang yang sudah berteman di facebook, dapat berbagi foto dengan cara

tagging, dapat membuat album foto yang berisikan nama album, lokasi

tempat pengambilan foto, dan jika diperlukan dapat berisikan penjelasan

singkat mengenai foto tersebut, dapat membuat album video yang

berdurasi maksimal 2 menit dan berukuran kurang dari 100 MB

(Madcoms, 2010: 20-60).

Instagram adalah sebuah aplikasi berbagi foto yang memungkinkan

pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital, dan membagikannya

ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik Instagram sendiri.Satu

fitur yang unik di Instagram adalah memotong foto menjadi bentuk

persegi, sehingga terlihat seperti hasil kamera Kodak Instamatic dan

Polaroid.Hal ini berbeda dengan rasio aspek 4:3 yang umum digunakan

oleh kamera pada peralatan bergerak.Instagram dapat digunakan di

iPhone, iPad atau iPod Touch versi apapun dengan sistem operasi iOS

3.1.2 atau yang terbaru dan telepon kameraAndroid apapun dengan sistem

operasi 2.2 (Froyo) atau yang terbaru. Aplikasi ini tersebar melalui Apple

App Store dan Google Play (Frommer, 2010).

Ciri-ciri dari instagram yaitu komunikasi antara sesama pengguna

instagram sendiri dapat terjalin dengan memberikan tanda suka dan juga

mengomentari foto-foto yang telah diunggah oleh pengguna lainnya.

Pengikut juga menjadi salah satu unsur yang penting, dimana jumlah tanda

suka dari para pengikut sangat mempengaruhi apakah foto tersebut dapat

menjadi sebuah foto yang populer atau tidak. Selain itu, instagram juga

(4)

twitter dan facebook. Instagram juga mampu melakukan proses edit

terhadap foto sebelum diunggah ke jaringan. Foto-foto yang akan

diunggah melalui Instagram tidak terbatas atas jumlah tertentu, melainkan

Instagram memiliki keterbatasan ukuran untuk foto. Ukuran yang

digunakan di dalam Instagram adalah dengan rasio 3:2 atau hanya sebatas

berbentuk persegi saja.

Youtube merupakan sebuah situs web berbagi video. Situs ini

memungkinkan pengguna mengunggah, menonton, dan berbagi video.

Aplikasi ini untuk menampilkan berbagai macam konten video buatan

pengguna, termasuk klip film, klip tv, dan video musik. Selain itu ada pula

konten amatir seperti blog video, video orisinil pendek, dan video

pendidikan.

2. Promosi Kesehatan

a. Definisi Promosi Kesehatan

Istilah dan pengertian promosi kesehatan adalah pengembangan

dari isitilah pengertian yang sudah dikenal selama ini, seperti : Pendidikan

Kesehatan, Penyuluhan Kesehatan, KIE (Komunikasi,, Informasi dan

Edukasi). Promosi kesehatan/pendidikan kesehatan merupakan cabang

dari ilmu kesehatan yang bergerak bukan hanya dalam proses penyadaran

masyarakat atau pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat

tentang kesehatan semata, akan tetapi didalamnya terdapat usaha untuk

memfasilitasi dalam rangka perubahan perilaku masyarakat.

WHO merumuskan promosi kesehatan sebagai proses untuk

meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan

meningkatkan kesehatannya. Selain itu, untuk mencapai derajat kesehatan

yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial masyarakat harus mampu

mengenal, mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, serta mampu

mengubah atau mengatasi lingkungannya. Dapat disimpulkan bahwa

promosi kesehatan adalah program-program kesehatan yang dirancang

untuk membawa perubahan (perbaikan), baik di dalam masyarakat sendiri

(5)

Menurut Green (Notoatmodjo, 2005), promosi kesehatan adalah

segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan intervensi yang terkait

dengan ekonomi, politik, dan organisasi, yang dirancang untuk

memudahkan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.

Green juga mengemukakan bahwa perilaku ditentukan oleh tiga faktor

utama yaitu :

1) Faktor predisposisi (predisposising factors) yang meliputi

pengetahuan dan sikap seseorang.

2) Faktor pemungkin (enabling factors), yang meliputi sarana,

prasarana, dan fasilitas yang mendukung terjadinya perubahan

perilaku.

3) Faktor penguat (reinforcing factors)merupakan faktor penguat bagi

seseorang untuk mengubah perilaku seperti tokoh masyarakat,

undang-undang, peraturan-peraturan, surat keputusan.

Menurut Lawrence Green (1984), promosi kesehatan adalah segala

bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan

ekonomi, politik, dan organisasi yang dirancang untuk memudahkan

perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.

Berdasarkan piagam Ottawa (Ottawa Charter : 1986) “Health promotion is the process of enabling people to increase control over, and

improve their health. To reach a state of complate physical, mental, and

social well being, an individual or group must be able to identify and

realize aspiration, to satisfy needs, and to change or cope with the

environment”

Dengan kata lain promosi kesehatan adalah upaya yang dilakukan

terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan mampu untuk memelihara

dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri (Notoatmodjo, 2005).

b. Strategi Promosi Kesehatan

Berdasarkan rumusan WHO (1994), strategi promosi kesehatan

(6)

1) Advokasi (Advocacy)

Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan orang lain, agar orang

lain tersebut membantu atau mendukung terhadap apa yang

diinginkan. Dalam konteks promosi kesehatan, advokasi adalah

pendekatan kepada para pembuat keputusan atau penentu kebijakan di

berbagai sektor, dan di berbagai tingkat, sehingga para pejabat

tersebut mau mendukung program kesehatan yang kita inginkan.

Kegiatan advokasi ada bermacam-macam bentuk baik secara

formal maupun informal. Secara formal misalnya, penyajian atau

presentasi dan seminar tentang isu atau usulan program yang ingin

dimintakan dukungan dari para pejabat yang terkait. Kegiatan advokasi

secara informal misalnya berkunjung kepada para pejabat relevan

dengan program yang diusulkan, untuk secara informal minta

dukungan, baik dalam bentuk kebijakan, atau dalam bentuk dana atau

fasilitas lain.

2) Dukungan sosial (Social Support)

Strategi dukungan sosial adalah suatu kegiatan untuk mencari

dukungan sosial melalui tokoh-tokoh formal maupun informal. Tujuan

utama kegiatan ini adalah agar tokoh masyrakat sebagai jembatan

antara sektor kesehatan sebagai pelaksana program kesehatan dengan

masyarakat penerima program kesehatan. Bentuk kegiatan dukungan

sosial antara lain pelatihan-pelatihan para tokoh masyarakat, semonar,

lokakarya, bimbingan kepada tokoh masyarakat dan sebagainya.

Dengan demikian maka sasaran utama dukungan sosial atau bina

suasana adalah para tokoh masyarakat diberbagai tingkat sasarn

sekunder.

3) Pemberdayaan masyarakat (Empowerment)

Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang

ditujukan kepada masyarakat langsung. Tujuan utama pemberdayaan

adalah mewujudkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan

(7)

Bentuk kegiatan ini antara lain penyuluhan kesehatan,

keorganisasian dan pengembangan masyarakat dalam bentuk koperasi,

pelatihan-pelatihan untuk kemampuan peningkatan pendapatan

keluarga (Notoatnodjo, 2005).

c. Sasaran Promosi Kesehatan

Sasaran promosi kesehatan diarahkan pada individu/ keluarga,

masyarakat, pemerintah/ lintas sektor/ politisi/ swasta, dan petugas atau

pelaksana program.

1) Individu/Keluarga diharapkan

a) Memperoleh informasi kesehatan melalui berbagai saluran

(baik langsung maupun melalui media massa)

b) Mempunyai pengetahuan dan kemauan untuk memeilhara,

meningkatkan, dan melindungi kesehatannya.

c) Mempraktikan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

d) Berperan serta dalam kegiatan sosial, khususnya yang

berkaitan dengan lembaga swadaya masyarakat (LSM)

kesehatan.

2) Masyarakat diharapkan

a) Menggalang potensi untuk mengembangkan gerakan ata

upaya kesehatan.

b) Bergotong royong mewujudkan lingkungan sehat.

3) Pemerintah/Lintas sektor/Politisi/Swasta diharapkan

a) Peduli dan mendukung upaya kesehatan, minimal dalam

mengembangkan perilaku dan lingkungan sehat.

b) Membuat kebijakan sosial yang memerhatikan dampak di

bidang kesehatan.

4) Petugas atau Pelaksana Program diharapkan

a) Memasukkan komponen promosi kesehatan dalam setiap

program kesehatan.

b) Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang memberi

(8)

Sasaran promosi kesehatan perlu dikenali secara khsus, rinci dan

jelas agar promosi kesehatan lebih efektif. Oleh karena itu, sasaran

promosi kesehatan tersebut dihubungkan dengan tatanan rumah tangga,

tatanan tempat kerja, tatanan institusi kesehatan, tatanan institusi

pendidikan, dan tatanan tempat-tempat umum.Menurut Weiss (1991),

program promosi dikembangkan dalam tiga daerah utama, yaitu sekolah,

tempat kerja, dan kelompok masyarakat. dalam pelaksanaan program

promosi kesehatan, telah terbukti bahwa promosi kesehatan di masyarakat,

sekolah, dan tempat kerja cenderung paling efektif (Carleton, 1991). Kolbe

(1988) menambahkan sasaran lain dalam promosi kesehatan adalah

pelayanan medis dan media.

Agar lebih spesifik,sasaran dibagi lagi menjadi sasaran primer,

sekunder, dan tersier:

(1) Sasaran primer adalah sasaran yang mempunyai masalah, yang

diharapkan mau berprilaku sesuai harapan dan memperoleh manfaat

paling besar dari perubahan perilaku tersebut.

(2) Sasaran sekunder adalah individu atau kelompok yang memeiliki

pengaruh atau disegani oleh sasaran primer. Sasaran sekunder

diharapkan mampu mendukung pesan-pesan yang disampaikan

kepada sasaran primer.

(3) Sasaran tersier adalah para pengambil kebijakan, penyandang dana,

pihak-pihak yang berpengaruh di berbagai tingkatan (pusat, propinsi,

kabupaten, kecamatan, dan desa/kelurahan).

d. Penggunaan Media Dalam Promosi Kesehatan

Menurut Notoamodjo (2007) media promosi kesehatan pada

hakikatnya adalah alat bantu pendidikan atau alat bantu lihat dan dengar

(AVA). Alat-alat tersebut disebut sebagai media promosi kesehatan adalah

karena alat-alat tersebut merupakan saluran (channel) untuk

menyampaikan informasi kesehatan dan alat-alat tersebut digunakan untuk

mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat atau

(9)

Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, juga memandang bahwa sebagai salah satu upaya dalam

mempromosikan kesehatan adalah dengan melakukan promosi melalui

berbagai media, baik media cetak, media elektroniik, maupun media luar

ruang. Dalam hal ini media diposisikan sebagai saran untuk membuat

suasan yang kondusif terhadap perubahan perilaku yang positif terhadap

kesehatan. Adapun, jenis media promosi kesehatan yang telah selama ini

telah dikembangkan antara lain berbentuk media cetak, seperti : leaflet,

brosur, poster, kalender, dan lain-lain. Kemudian juga berbentuk media

elektronik, seperti melalui siaran radio dan televisi, pembuatan kaset dan

VCD, serta juga melalui internet.

Pesan-pesan kesehatan yang disebarluaskan melalui media,

beberapa diantaranya cukup berhasil dalam membina suasana serta

mengajak masyarakat untuk berbuat sesuatu. Namun, beberapa

diantaranya juga ada yang kurang mendapat sambutan masyarakat. akan

tetapi, secara umum penggunaan media dapat dikatakan amat menunjang

dalam program-program promosi kesehatan (Pusat Promosi Kesehatan,

2006).

e. Klasifikasi Jenis Media Promosi Kesehatan

Berdasarkan fungsinya sebagai penyalur pesan-pesan kesehatan,

maka Notoatmodjo (2007) membagi media promosi kesehatan menjadi

tiga jenis media, yaitu :media cetak, media elektronik, serta media papan.

Adapun penjelasan masing-masing jenis media tersebut adalah sebagai

berikut :

1) Media Cetak

Media cetak sebagai alat bantu dalam menyampaikan pesan-pesan

kesehatan sangatlah bervariasi bentuknya, diantaranya bentuk media

cetak yang digunakan untuk melakukan promosi kesehatan adalah

sebagai berikut:

a) Booklet, yang merupakan suatu media untuk menyampaikan

pesan-pesan kesehatan dalam bentuk buku, yang dapat berisi

(10)

b) Leaflet, yang merupakan bentuk penyampaian informasi atau

pesan-pesan kesehatan melalui lembaran yang dilipat. Isi informasi

dapat berupa kalimat maupun gambar, ataupun kombinasi dari

keduanya.

c) Flyer (selebaran), yang bentuknya seperti leaflet, akan tetapi

tidak berlipat

d) Flip chart (lembar balik, yang merupakan media penyampaian

pesan atau informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik, yang

biasanya berupa sebuah buku dimana tiap lembar (halaman) berisi

gambar peragaan dan lembaran baliknya berisi kalimat sebagai

pesan atau informasi yang berkaitan dengan gambar tersebut.

e) Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah yang

membahas suatu masalah kesehatan, atau hal-hal yang berkaitan

dengan kesehatan.

f) Poster, yang merupakan bentuk media cetak yang berisi pesan

atau informasi kesehatan, yang biasanya ditempel di

tembok-tembok, di tempat-tempat umum, atau kendaraan umum.

g) Foto-foto yang mengukapkan informasi kesehatan.

2) Media Elektronik

Media elektronik sebgai sasaran untuk menyampaikan pesan-pesan

atau informasi kesehatan juga berbeda-beda jenisnya. Jenis media

elektronik yang banyak digunakan dalam melakukan promosi

kesehatan antara lain adalah sebagai berikut:

a) Televisi, penyampaian pesan atau informasi kesehatan melalui

media televisi dapat tersaji dalam bentuk: sandiwara, sinetron,

forum diskusi atau tanya jawab sekitar masalah kesehatan, pidato

(ceramah), Tv Spot, kuis atau cerdas cermat, dan sebagainya.

b) Radio, penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan

melalui radio juga dapat bermacam-macam bentuknya, antara lain:

obrolan (tanya jawab), sandiwara radio, ceramah, radio spot, dan

(11)

c) Video, penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan

dapat dilakukan melalui rekaman video.

d) Slide, slide juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan

atau informasi-informasi kesehatan.

e) Film Strip, film strip juga dapat digunakan untuk menyampaikan

pesan-pesan kesehtan.

f) Media Papan (Billboard), papan (billboard) yang dipasang di

tempat-tempat umum dapat diisi dengan pesan-pesan atau

informasi kesehatan. Media papan ini juga dapat mencakup

pesan-pesan yang ditulis pada lembaran seng yang ditempel pada

kendaraan-kendaraan umum, seperti bus dan taksi.

Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan membagi media

promosi kesehatan menjadi tiga jenis media, dimana pada masing-masing

jenisnya dapat menjadi beberapa bentuk media yang lebih spesifik. Tiga

jenis media promosi kesehatan tersebut adalah sebagai berikut:

(1) Media audio visual, seperti dalam bentuk program televisi yang

dapat berupa tayangan talk show, Spot TV, sinetron, instructional,

interaksi, PSA, interaktif, iklan layanan masyarakat, variety show,

telesinema, standing sign, spanduk, pin dan filter.

(2) Media visual, seperti dalam bentuk: poster, leaflet, booklet, brosur,

stiker, kalender, lembar balik, buku dan slide.

(3) Media audio, seperti dalam bentuk siaran radio yang dapat berupa

filler atau spot radio dan cerita radio.

3. Apoteker

a. Pengertian Apoteker

Menurut Menteri Kesehatan Republik Indonesia melalui surat

keputusan.Surat keputusan MentriKesehatan No.1332/Menkes/SK/X/2002

tentang apoteker berbunyi, apoteker adalah sarjana farmasi yang telah

lulus dan telah mengucapkan sumpah jabaan apoteker berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku dan berhak melakukan

(12)

Menurut Asiza (kompas,18/3/2005) menyatakan bahwa apoteker

adalah orang yang paling tepat untuk menjawab pertanyaan mengenai

obat-obatan. Sebelum menebus obat di apotek, tanyakan seputar obat yang

akan dikonsumsi kepada apoteker, kalau perlu minta informasi tertulis

tentang obat tertentu.

Apoteker adalah orang yang mempunyai keahlian dan kewenangan

di bidang kefarmasian baik di apotek, rumah sakit, industri, pendidikan,

dan bidang lain yang masih berkaitan dengan bidang kefarmasian.

Pendidikan apoteker dimulai dari pendidikan sarjana, minimal empat

tahun, ditambah satu tahun untu pendidikan profesi apoteker. Apoteker di

Indonesia bergabung dalam organisasi profesi apoteker yang disebut

Ikatan Apoteker Indonesia (IAI). Apoteker di Indonesia kurang diakui

keberadaannya tidak seperti halnya di negara lain. Banyak yang

mengatakan kesejahteraan apoteker sekarang ini di Indonesia sangat

memprihatinkan dibanding 10 tahun yang lalu.

Seorang apoteker yang baru lulus juga disumpah seperti dokter.

Sumpah itu intinya adalah seorang apoteker harus memanfaatkan ilmunya

untuk kebaikan manusia. Seorang apoteker dilarang menggunakan

pengetahuannya untuk merugikan orang lai. Menurut ISFI (Ikatan Sarjana

Farmasi Indonesia) (2003), apoteker merupakan tenaga ahli yang

mempunyai kewenangan di bidang kefarmasian melalui keahlian yang

diperolehnya selama pendidikan tinggi kefarmasian.

Sementara menurut Moch.Saiful Bachri, apoteker adalah sebuah

profesi kesehatan yang diakui keberadaannya oleh UU tenaga kesehatan

seperti dokter, dokter gigi, perawat, dan bidan. Para kesehatan itu

masing-masing juga berkumpul dalam sebuah organisasi profesi yang diakui

keberadaannya oleh pemerintah, IDI untuk profesi dokter, IBI untuk

profesi bidan, IDGI untuk profesi profesi dokter gigi, dan IAI untuk

profesi apoteker. Masing-masing organisasi profesi ini punya kewenangan

mengatur rumah tangganya dan bersifat independent. Mereka mempunyai

(13)

b. Hak dan Kewajiban Apoteker

Hak dari seorang apoteker adalah sebagai berikut :

1) Berhak melakukan pekerjaan kefarmasian (Permenkes No.992)

2) Berhak menjadi penanggung jawab pedagang besar farmasi penyalur

obat dan atau bahan baku obat (Permenkes No.1191 tahun 2002)

3) Berhak menjalankan peracikan obat (perbuatan atau penyerahan

obat-obatan untuk maksud-maksud kesehatan), (UU obat keras/st.No.419

tanggal 22 Desember 1949 pasal 1).

4) Berwenang menyelenggarakan apotek disuatu tempat setelah

mendapat SIA dari menteri (Permenkes No. 922 tahun 1991 pasal 1).

5) Berwenang menjadi penanggung jawab usaha industri obat tradisional

(Permenkes No. 246 tahun 1990 pasal 8).

6) Berwenang menjadi penanggung jawab pengawas mutu di industri

farmasi jadi dan bahan baku obat (SK Menkes No. 245 tahun 1990).

7) Berwenang menerima dan menyalurkan obat keras melalui pedagang

besar farmasi atau apotek (Permenkes No. 198 tahun 1993 pasal 16).

8) Melakukan masa bakti apoteker di saran kesehatan pemerintah atau

sarana kesehatan lain, seperti sarana kesehatan milik BUMN/BUML,

industri farmasi, industri obat tradisional, industri kosmetik, industri

makanan dan minuman, apotek diluar ibu kota negara, pedagang besar

farmasi, rumah sakit, pendidikan tinggi dan menengah bidang farmasi

milik swasta (sebagai pelajar), atau di lembaga penelitian dan

pengembangan (sebagai peneliti), (Permenkes No. 149 tahun 1998).

Menyangkut tentang kewajiban tentang apoteker adalah sebagai

berikut :

a) Menyediakan, menyimpan dan menyerahkan perbekalan

farmasi yang bermutu baik dan keabsahannya terjamin

(Permenkes No. 922 tahun 1993 pasal 12 ayat 1).

b) Melayani resep sesuai dengan tanggung jawab dan keahlian

profesinya yang dilandasi oleh kepentingan masyarakat

(14)

c) Berkonsultasi dengan dokter untuk pemilihan obat yang lebih

tepat (Permenkes No. 922 tahun 1993 pasal 13 ayat 3).

d) Memberikan informasi berkaitan dengan penggunaan obat

yang di sarankan kepada pasien dan pengguna obat secara

tepat, aman, dan rasional atas permintaan masyarakat

(Permenkes No. 922 tahun 1993 pasal 15 ayat 4).

e) Apabila apoteker mengagap bahwa terdapat kekeliruan resep

atau penulisan resep yang tidak tepat, apoteker harus

memberitahukan kepada dokter penulis resep (Permenkes No.

922 tahun 1993 pasal 16 ayat 1).

f) Menunjuk apoteker pendamping atau apoteker pengganti jika

berhalangan melaksanakan tugasnya (Kepmenkes No. 1332

tahun 2002 pasal 19).

g) Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan

oleh apoteker pendamping atau apoteker pengganti dalam

pengelolaan apotek (Permenkes No. 922 tahun 1993 pasal

20).

h) Menyerahkan resep, narkotika, obat, dan pembekalan farmasi;

kunci-kunci tempat penyimpanan narkotika dan psikotropika;

serta berita acaranya jika menyerahkan tanggung jawab

pengelolaan kefarmasian

i) Mengamankan pembekalan farmasi sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku jika SIA-nya dicabut.

4. Persepsi

a. Pengertian Persepsi

Persepsi adalah proses menyangkut kesan atau informasi kedalam

otak manusia melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan

hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dikatakan lewat indranya

yaitu indra penglihatan, pendengar, peraba, perasa dan pencium. Dalam

kamus besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa persepsi adalah

(15)

Sedangkan menurut (Bilmo Walgito 1997:53) dalam Nafatali “persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh pengindraan, yaitu merupakan proses yang berwujud diterimanya situmulus oleh individu

melalui reseptornya, kemudian diteruskan kepusat saraf yaitu otak dan

terjadilah proses psikologis sehingga individu menyadari apa yang ia lihat, apa yang ia dengar dan seterusnya individu mengalami persepsi”.

b. Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi

Ada banyak faktor yang akan menyebabkan stimulus dapat masuk

dalam rentang perhatian kita. Faktor penyebab ini dapat kita bagi menjadi

dua bagian besar yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal

adalah faktor melekat pada objeknya, sedangkan faktor internal adalah

faktor yang terdapat pada orang yang mempersepsikan stimulus tersebut

(Notoatmodjo 2010: 104-109).

1) Faktor Eksternal

a) Kontras : Cara termudah untuk menarik perhatian adalah

dengan membuat kontras baik pada warna, ukuran, bentuk atau

gerakan.

b) Kontras warna: Jika kita naik gunung maka kita dianjurkan

menggunakan jaket warna jingga. Hal ini untuk memudahkan

pencarian jika kita tersesat di gunung. Warna jingga yang kontras

dengan warna hijau di sekelilingnya akan lebih cepat menarik

perhatian kita.

c) Kontras ukuran: Cara ini banyak dilakukan oleh perusahaan

iklan, dimana mereka akan membuat papan iklan yang besar

sekali (balihoo) seperti yang dilakukan iklan-iklan rokok.

d) Kontras bentuk: Di antara kumpulan orang yang kurus-kurus

maka kita akan cepat menjadi perhatian orang jika kita berbadan

gemuk.

e) Kontras gerakan: Gerakan akan menarik perhatian kita jika

benda-benda lainnya diam. Misalnya jika pada saat kuliah ada

(16)

terayun-ayun, maka dosen pasti akan dengan cepat

memperhatikan mahasiswa ini dan menegurnya.

f) Perubahan intensitas: Suara yang berubah dari pelan menjadi

keras atau cahay yang berubah dengan intensitas tinggi akan

menarik perhatian kita. Misalnya iklan dengan suara yang

tiba-tiba menjadi keras akan lebih menarik perhatian kita. Atau

kedipan lampu yang menyilaukan akan menarik perhatian kita.

g) Pengulangan (repetition): Iklan yang diulang-ulang akan

lebih menarik perhatian kita, walaupun seringkali kita merasa

jengkel dibuatnya. Dengan pengulangan, walaupun pada mulanya

stimulus tersebut tidak masuk dalam rentang perhatian kita, maka

akhirnya akan mendapat perhatian kita.

h) Sesuatu yang baru (novelty): Suatu stimulus yang baru akan

lebih menarik perhatian kita daripada sesuatu yang telah kita

ketahui.

i) Sesuatu yang menjadi perhatian orang banyak: Suatu

stimulus yang menjadi perhatian orang banyak akan menarik

perhatian kita.

2) Faktor Internal

Faktor internal yang ada pada seseorang akan mempengaruhi

bagaimana seseorang menginterpretasikan stimulus yang dilihatnya.

Itu sebabnya stimulus yang sama dapat dipersepsikan secara berbeda.

1. Pengalaman/pengetahuan: Pengelaman atau pengetahuan yang

dimiliki seseorang merupakan faktor yang sangat berperan dalam

menginterpretasikan stimulus yang kita peroleh. Pengalaman masa

lalu atau apa yang telah kita pelajari akan menyebabkan terjadinya

perbedaan interpretasi.

2. Harapan atau expectation: Harapan terhadap sesuatu akan

memperngaruhi persepsi terhadap stimulus. Jika anda datang ke

rumah sakut membawa seseorang dalam keadaan gawat, maka

(17)

yang datang bukan dokter, maka anda akan kecewa dan berteriak, “Mana dokternya?”

3. Kebutuhan: Kebutuhan akan menyebabkan stimulus tersebut dapat

masuk dalam rentang perhatian kita dan kebutuhan ini akan

menyebabkan kita menginterpretasikan stimulus secara berbeda.

4. Motivasi: Motivasi akan mempengaruhi persepsi seseorang. Jika

seseorang ingin lulus dengan cum laude maka angka B akan

diintepretasikan sebagai nilai yang buruk, namun jika seseorang

ingin cepat lulus maka nilai B akan diintepretasikan sebagai nilai

yang sudah baik.

5. Emosi: Emosi seseorang akan mempengaruhi persepsinya terhadap

stimulus yang ada. Seorang yang sedang jatuh cinta merupakan

contoh klasik yang bagus. Jika kita sedang jatuh cinta maka semua

akan kita persepsikan serba indah.

6. Budaya; Seseorang dengan latar belakang budaya yang sama akan

menginterpretasikan orang-orang dalam kelompoknya secara

berbeda, namun akan mempersepsikan orang-orang di luar

kelompoknya sebagai sama saja. Kita akan melihat orang tua

sebagai sama saja cerewetnya dan suka membanggakan masa

lalunya. Demikian pula orang tua akan menginterpretasikan anak

muda sekarang sebagai anak muda yang kurang tau sopan santun

dan kurang mau bekerja keras.

5. Sikap

a. Pengertian Sikap

Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau

objek tertentu yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang

bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik,

dan sebagainya). Menurut Notoatmodjo (2005) sikap adalah suatu

sindroma atau kumpulan gejala dalam merespon stimulus atau objek,

sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian dan gejala

(18)

Menurut Allport (1954) sikap itu terdiri dari 3 komponen pokok,

ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh

(total attitude) yaitu :

1) Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek.

Artinya bagaimana keyakinan dan pendapat atau pemikiran

seseorang terhadap objek.

2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. Artinya

bagaimana penilaian (terkandung di dalamnya faktor emosi) orang

tersebut terhadap objek.

3) Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave). Artinya sikap

adalah merupakan komponen yang mendahului tindakan atau

Referensi

Dokumen terkait

sahnya jual beli telah terpenuhi, untuk menjual kepada Pihak Kedua, yang --- berjanji dan mengikat diri untuk membeli dari Pihak Pertama: --- Sebidang tanah Hak Guna Bangunan Nomor

Sesuai dengan kriteria diterima atau ditolaknya hipotesis maka dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa menerima hipotesis yang diajukan terbukti atau dengan kata lain variabel

Kedudukan Dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Perumusan Isu Strategis Analisis lingkungan internal Analisis lingkungan eksternal Perumusan Tujuan, Sasaran, Strategi,

Kepuasan responden di Instalasi Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang kategori tinggi adalah 38 responden ( 38 % ) dan kategori sedang 62 responden ( 62 % ), dengan

Sistem koordinat yang dipakai oleh input adalah sistem koordinat layar komputer bukan sistem koordinat cartesius yang digunakan oleh Unistoke Kanji, sehingga untuk

yang mengungkapkan bahwa konflik ditempat kerja yang berkepanjangan, pemberian beban kerja yang terlalu berlebihan terhadap karyawan dapat menimbulkan stress yaitu kondisi

Latar belakang : Efusi pleura adalah akumulasi abnormal cairan dalam rongga pleura yang disebabkan oleh transudasi yang berlebihan atau eksudasi dari permukaan pleura dan

Karakteristik substrat maupun sedimennya pada Kawasan Pantai Ujong Pancu sendiri memiliki karateristik sedimen yang didominasi oleh pasir halus dimana pada