• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH CITRA MERK, KUALITAS PRODUK, DISKON DAN LOKASI TERHADAP NIAT MEMBELI ULANG PAKAIAN DI TOKO PAKAIAN “RAHAYU” NANGGULAN KULON PROGO DIY - STIE Widya Wiwaha Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS PENGARUH CITRA MERK, KUALITAS PRODUK, DISKON DAN LOKASI TERHADAP NIAT MEMBELI ULANG PAKAIAN DI TOKO PAKAIAN “RAHAYU” NANGGULAN KULON PROGO DIY - STIE Widya Wiwaha Repository"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

i   

DISKON DAN LOKASI TERHADAP NIAT MEMBELI ULANG

PAKAIAN DI TOKO PAKAIAN “RAHAYU” NANGGULAN

KULON PROGO DIY

Tesis

Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat S arjana S -2 Program studi Magister Manajemen

Diajukan Oleh :

Ratih Hely Tejasari

151102791

Kepada

MAGISTER MANAJEMEN

STIE WIDYA WIWAHA

YOGYAKARTA

2017

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(2)

iii   

“Y a A llahsesungguhnya aku memohon kepadamu ilmu yang

ber manfaat, r izki yang baik, dan amal yang diter ima”

Karya sederhana ini kupersembahkan untuk :

Sugiantoro, S.Pd dan Zhahir Alano Akma Pratama

Keluarga kecilku tercinta

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(3)

                 

(Studi Kasus Toko Rahayu) 

Oleh:  Ratih Hely Tejasari 

NIM 151102791 

  

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel citra merk, kualitas produk, diskon, dan  lokasi  terhadap niat beli ulang  pada toko pakaian rahayu. Variabel independent dalam penelitian ini  adalah citra merk, kualitas produk, diskon dan lokasi serta variabel dependen adalah niat beli ulang.  Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen toko pakaian rahayu. Sampel dalam penelitian ini terdiri  dari 200 konsumen. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan  menyebarkan kuesioner yang memberikan daftar pertanyaan kepada responden. Metode analisis data  menggunakan analisis regresi berganda,  Uji Koefisien simultan (uji F), Uji Koefisien parsial ( Uji T )dan uji  determinasi (R2). Data yang telah di uji validasi dan uji reliabilitas kemudian dilakukan analisa regresi  berganda menghasilkan persamaan :  

Y = 0.151 X1 + 0.197 X2 + 0,084 X3 + 0,042 X4 + e

Variabel citra merk mempunyai nilai koefisien beta sebesar 0,151, variabel kualitas produk mempunyai  nilai koefisien beta sebesar 0,197, variabel diskon mempunyai nilai koefisien beta sebesar 0.084, dan  variabel lokasi   mempunyai nilai koefisien beta sebesar 0,042. Hal ini menunjukan variabel kualitas produk  paling dominan berpengaruh terhadap niat beli ulang pakaian dibanding dengan variabel citra merk,  diskon dan lokasi. Berdasarkan hasil analisis dan penelitian variabel citra merk, kualitas produk, diskon,  dan lokasi secara bersama‐sama berpengaruh signifikan terhadap niat beli ulang pakaian dengan nilai f  sebesar 6.882 dan nilai signifikan 0.000. Hasil Uji T citra merk  berpengaruh secara parsial dengan nilai  signifikasi 0.039, kualitas produk nilai signifikasi 0.008, sedangkan untuk diskon dan lokasi  tidak  berpengaruh secara parsial dengan nilai signifikansi 0.500, lokasi nilai signifikansi 0.742  

(4)

v   

Segala p uji dan sy ukur p enulis p anjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hiday ah-Nya serta sholawat dan salam kep ada Nabi M uhammad SAW sehingga p enulis dap at meny elesaikan skrip si y ang berjudul “ANALISIS PENGARUH CITRA M ERK, KUALITAS PRODUK, DISKON DAN LOKASI TERHADAP NIAT BELI ULANG PAKAIAN DI TOKO PAKAIAN RAHAYU NANGGULAN KULON PROGO DIY” dengan baik. Bany ak pihak y ang telah membantu dalam p eny elesaian skripsi ini baik secara moril maup un sp iritual maka dalam

kesemp atan ini p enulis ingin mengucap kan terima kasih kep ada :

1. Prof. Dr. Abdul Halim M BA Akt, selaku Direktur Magister Manajemen STIE Widya Wiwaha Yogy akarta, yang telah memberikan fasilitas kelancaran studi.

2. Bap ak Bay u Sutikno, SE, M SM, Ph.D .dan Ibu Dra Uswatun Chasanah, M .Si selaku dosen pembimbing y ang dengan kesabaran telah memberikan p etunjuk, saran-saran, bimbingan dan dorongan unutk p eny elesaian tesis ini.

3. Ibu dan Bap ak Dosen pengampu mata kuliah M agister M anajemen STIE Widy a Wiwaha Yogy akarta y ang telah memberikan bekal ilmu y ang sangat bermanfaat untuk p enulis

4. Sugiantoro S.Pd Suamiku dan Zhahir Alano Akma Pratama anaku, yang selalu memberikan semangat, doa, dan dukungan untuk terselesaikany a tesis ini. 5. Kedua Orang tuaku atas doa dan dukungany a untuk terselesaikany a tesis ini. 6. Teman-teman konsentrasi p emasaran Mbak Yuni, Mbak Ningrum, Mas Ardi, M as

Gifari dan M bak mita yang selalu memberikan semangat dan dorongan untuk terselesaikany a tesis ini.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(5)

vi   

penulis meny elesaikan tesis ini.

Semoga allah SWT berkenan memberikan balasan y ang sesuai dengan budi baik y ang telah mereka berikan. Penulis berharap semoga tesis ini bermanfaat bagi

pengembangan p endidikan dan bagi pihak y ang memerlukan.

Yogy akarta, Maret 2017 Penulis,

Ratih Hely Tejasari

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(6)

vii   

HALAM AN PENGESAHAN ... ii

HALAM AN PERSEM BAHAN ...iii

ABSTRAK... iv

KATA PENGANTAR ...v

DAFTAR ISI ...vii

DAFTAR TABEL ...x

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang M asalah ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 8

1.3Pertany aan Penelitian ... 8

1.4Tujuan Penelitian... 9

1.5M anfaat Penelitian ... 9

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bauran Pemasaran ... 10

2.2 Citra M erk... 13

2.3 Kualitas Produk... 15

2.4 Diskon ... 18

2.5 Lokasi ... 19

2.6 Perilaku Konsumen ... 20

2.7 Niat Beli Ulang... 24

2.8 Tinjuan Penelitian Sebelumny a ... 24

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(7)

viii   

3.2 Objek Penelitian ... 27

3.3 Definisi Operasional Variabel ... 27

3.4 Temp at dan Waktu Penelitian ... 29

3.5 Pop ulasi dan Samp el ... 29

3.6 M etode Penelitian dan Teknik Pengump ulan Data... 30

3.6.1 M etode Penelitian ... 30

3.6.2 Teknik Pengump ulan Data... 32

3.6.2.1 Teknik Pengump ulan Data Primer ... 32

3.6.2.2 Teknik Pengump ulan Data Sekunder ... 33

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitias... 34

3.7.1 Uji Validitas... 34

3.7.2 Uji Reliabilitas ... 35

3.8 Teknik analisis Data... 36

3.8.1 Analisis Regresi Berganda... 36

3.8.2 Uji Koefisien Regresi Secara Simultan ... 37

3.8.3 Uji Koefisien Secara Parsial... 37

3.9 Koefisien Determinasi... 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek p enelitian ... 38

4.2 Karakteristik Resp onden... 38

4.3 Daftar Pertanyaan Yang Berhubungan Dengan Variabel Penelitian... 40

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(8)

ix   

4.3.4 Persep si Resp onden Terhadap Variabel Lokasi...44

4.3.5 Persep si Resp onden Terhadap Variabel Niat Beli Ulang...42

4.4 Uji Validitas...45

4.5 Uji Reliabilitas...46

4.6 Hasil Analisis Regresi Berganda... .47

4.7 Uji Koefisien Regresi Secara Simultan ( F Test)...50

4.8 Uji Koefisien Secara Parsial ( T test )...51

4.8 Uji Koefisien Determinasi...52

BAB V KESIM PULAN 5.1 Kesimp ulan...54

5.2 Saran...55

5.2.1 Saran Untuk Toko Pakaian Rahay u...55

5.2.2 Saran Untuk p enelitian Mendatang...56

5.3 Keterbatasan Penelitian...57 DAFTAR PUSTKA

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(9)

x   

Tahun 2015 dan Triwulan I Tahun 2016 D.I. Yogyakarta (persen)... 4

Tabel 1.2 Tabel Perkembangan Jumlah Konsumen Toko Rahayu Tahun 2014 sampai dengan Tahun 2015... 5

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan jenis kelamin... 37

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 37

Tabel 4.3.1 Persepsi Responden Terhadap Variabel Citra M erk... 38

Tabel 4.3.2 Persepsi Responden Terhadap Variabel Kualitas Produk... 39

Tabel 4.3.3 Persepsi Responden Terhadap Variabel Diskon... 40

Tabel 4.3.4 Persepsi Responden Terhadap Variabel Lokasi... 41

Tabel 4.3.5 Persepsi Responden Terhadap Variabel Niat Beli Ulang... 42

Tabel 4.4 Uji Validitas... 43

Tabel 4.5 Uji Reliabilitas... 44

Tabel 4.6 Ringkasan Hasil Regresi Linear Berganda... 45

Tabel 4.7 Hasil Uji F (Simultan)... 48

Tabel 4.7 Tabel Koefisien Determinasi... 49

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi saat ini masyarakat telah mengalami perkembangan

dalam segala bidang baik perkembangan sosial, ekonomi dan teknologi.

M asyarakat saat ini telah mengalamai kemudahan fasilitas sarana prasarana

sosial maupun ekonomi sehingga dapat semakin mudah dalam memenuhi

kebutuhan atau keperluan masing-masing. Kecanggihan teknologi saat ini

berkembang pesat menyebabkan hampir semua kegiatan manusia dibantu

oleh mesin seperti handphone, komputer, dan alat-alat elektronik lainya.

Dengan kemudahan yang didapat saat ini menjadikan masyarakat lebih

memilih cara yang praktis dan efisien dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya.

Perubahan sosial ekonomi yang terus terjadi membuahkan tantangan

terbaru dalam dunia usaha. Para pelaku usaha harus mampu mengembangkan

konsep pemasaran yang berorientasi konsumen. M ereka harus dapat

memenuhi tuntutan konsumen tentang pelayanan yang lebih baik dan

memuaskan serta dapat menyediakan barang atau jasa yang sesuai dengan

kebutuhan dan keinginan para konsumen. Konsumen adalah pengguna

barang/jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri

sendiri, keluarga, orang lain, maupun mahluk hidup lain (Yuniarti, 2015: 46).

Konsumen dapat beragam dari sudut usia, jenis kelamin, status sosial, dan

sebagainya, yang akan mempengaruhi cara mereka melakukan proses

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(11)

memilih sampai memutuskan produk yang akan dikonsumsi (Yuniarti, 2015:

47). Setelah memutuskan produk yang akan dikonsumsi, diharapkan

konsumen dapat merasakan puas terhadap produk yang telah dipilih.

Kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan konsumen setelah

membandingkan antara apa yang dia terima dan harapannya (Umar, 2005:65).

Seorang pelanggan jika merasa puas dengan nilai yang diberikan oleh produk

atau jasa sangat besar kemungkinannya menjadi pelanggan dalam waktu yang

lama. M enurut Kotler dan Keller (2007:177) kepuasan konsumen adalah

perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan

kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja yang diharapkan.

Dalam perilaku konsumen, ada dua elemen penting yaitu elemen proses

pengambilan keputusan dan elemen kegiatan secara fisik. Kedua elemen

tersebut melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan serta menggunakan

barang dan jasa. Konsumen membeli barang dan jasa untuk mendapatkan

manfaat dari barang dan jasa tersebut. Dengan demikian, perilaku konsumen

tidak hanya mempelajari yang dibeli atau dikonsumsi oleh konsumen, tetapi

juga dimana, bagaimana kebiasaan, dan dalam kondisi macam apa produk

dan jasa dibeli ( Yuniarti, 2015:47).

M emuaskan kebutuhan konsumen merupakan keinginan setiap

perusahaan., hal ini penting tidak hanya untuk kelangsungan hidup

perusahaan, memuaskan kebutuhan konsumen dapat meningkatkan

keunggulan dalam persaingan. Konsumen yang puas terhadap produk dan

jasa pelayanan cenderung akan membeli kembali produk dan menggunakan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(12)

kembali jasa pada saat kebutuhan yang sama muncul kembali dikemudian

hari. Hal ini berarti kepuasan merupakan faktor kunci bagi konsumen dalam

melakukan pembelian ulang yang merupakan porsi terbesar dari volume

penjualan perusahaan.

Industri menjadi hal yang sangat penting di era globalisasi saat ini, dengan

berkembangnya industri suatu negara maka semakin majulah negara tersebut.

Perkembangan dunia industri saat ini telah mengalami perkembangan yang

pesat, hal ini dapat dilihat dari semakin ketatatnya persaingan dan semakin

bebasnya persaingan antar perusahaan. Ruang lingkup usaha juga semakin

luas, setiap orang berhak mendapatkan peluang membuka atau memulai

usaha dari yang kecil hingga bisnis atau usaha yang besar untuk mendapatkan

keuntungan. Semakin berkembangnya zaman, bisnis atau usaha semakin

kompetitif.

Salah satu bisnis yang berkembang dewasa ini adalah bisnis pakaian.

M enurut data Badan Pusat Statistik perkembangan bisnis pakaian dapat

dilihat dari tabel 1.1 berikut :

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(13)

Tabel 1.1:

Pertumbuhan Produksi Industri M anufaktur Besar dan Sedang Triwulan IV

Tahun 2015 dan Triwulan I Tahun 2016 D.I. Yogyakarta (persen)

Industri Mesin dan Perlengkapan

ytdl 1,49 0,26 3,86 8,94

5. [31] Industri Furnitur 2,51 3,21 1,62 8,56

Industr i Besar dan Sedang (IBS) 1,17 2,21 3,71 6,41

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi DIY No 25/05 th. XVIII, 2 Mei 2016

Berdasarkan data Tabel 1.1 di atas, terlihat bahwa pada triwulan I tahun

2016 mengalami pertumbuhan sebesar 3.26 % dibandingkan triwulan IV

tahun 2015. Hal ini ditunjang dengan semakin banyaknya serta majunya

teknologi pendukung dari bisnis pakaian. Pakaian merupakan kebutuhan

pokok manusia, yang memiliki aneka ragam kualitas dan merk. Sedangkan

tabel perkembangan toko pakaian Rahayu sendiri dapat dilihat pada tabel 1.2

(14)

Tabel 1.2

Perkembangan Jumlah Konsumen Toko Rahayu Tahun 2014 sampai dengan

Tahun 2015

Bulan 

Jumlah konsumen  Tahun 

Dalam dunia bisnis pakaian, kini bermunculan outlet-outlet dan

distro-distro. Distro singkatan dari distributor outlet adalah jenis toko di Indonesia

yang menjual pakaian dan aksesoris yang dititipkan oleh pembuat pakaian,

atau diproduksi sendiri. Selain Distro konsumen juga dapat memiliki pakaian

dengan merek tertentu, dengan harga relatif murah dengan asumsi sebagai

barang sisa eksport. Pakaian sisa eksport dengan harga relatif murah dapat

dijumpai pada factory outlet yang kini banyak ditemui di beberapa kota di

Indonesia. Kemunculan toko-toko yang menamakan dirinya sebagai toko sisa

eksport ini menambah pilihan konsumen untuk berbelanja pakaian. Bisnis

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(15)

pakaian di Yogyakarta sendiri telah banyak berkembang dan bermunculan

pengecer-pengecer baru. Pengecer pakaian yang ada di Yogyakarta semakin

banyak, konsumen diberikan banyak pilihan produk dan harga yang paling

sesuai dengan kebutuhan. Konsekwensinya persaingan semakin meningkat,

sehingga semakin penting peranan kualitas produk, citra merk, diskon dan

lokasi pada pelanggan dalam memasarkan barang atau jasa.

M erek adalah nama,istilah, tanda, lambang atau desain, atau kombinasi

dari semua ini yang memperlihatkan identitas produk atau jasa dari satu

penjual atau sekelompok penjual dan membedakan produk itu dari produk

pesaing (Kotler dan Armstrong ,2008:275). Dalam dunia fashion, terdapat

berbagai macam merk pakaian. Konsumen diberikan banyak pilihan merk

pakaian yang sesuai dengan kebutuhan dan sesuai dengan keinginan. M erk

pakaian yang ditawarkan ke konsumen memiliki beragam harga sesuai

dengan kualitas pakaian tersebut. Dalam meningkatkan volume penjualan

memiliki banyak cara, misalnya dengan menawarkan harga yang lebih rendah

atau dengan memberikan diskon yang lebih besar dari harga pasar untuk

produk yang sama atau konsumen akan mendapat harga yang lebih murah

dari harga eceran jika melakukan pembelian dalam jumlah besar. Potongan

harga atau diskon diberikan untuk menarik konsumen membeli sebuah

barang. Tidak menutup kemungkinan dengan memberikan diskon dalam

jumlah tertentu membuat konsumen membeli barang atau produk tersebut

dengan jumlah yang banyak sehingga dapat meningkatkan jumlah penjualan

barang.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(16)

Kualitas produk merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi niat

beli pelanggan terhadap satu produk. Apabila pelanggan membeli suatu jasa

layanan atau membeli suatu produk dan mendapatkan produk tersebut dengan

keadaan kualitas yang buruk, mereka tentu akan complain, atau kecewa

terhadap produk tersebut, apabila kecewa dengan produk suatu merk tertentu

maka merk itu kedepannya tidak akan menjadi alternatif pembelian.

Selain citra merk dan kualitas, lokasi yang strategis akan menarik minat

konsumen untuk melakukan pembelian. Dalam strategi pemasaran pemilihan

lokasi usaha yang strategis menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi

kesuksesan pemasaran dari sebuah usaha. Semakin strategis lokasi

usaha yang dipilih semakin tinggi pula tingkat penjualan dan pada akhirnya

berpengaruh terhadap kesuksesan sebuah usaha.

Toko pakaian “Rahayu” merupakan usaha toko pakaian keluarga yang

turun temurun. Toko pakaian tersebut menyediakan berbagai jenis pakaian

dari pakaian bayi hingga dewasa baik perempuan maupun laki-laki. Toko

Pakaian “Rahayu” beralamat di Jalan Raya Sentolo Nanggulan Kulon Progo.

Pada awalnya, toko ini hanya melayani pakaian dewasa saja. namun seiring

berjalanya waktu dan kebutuhan konsumen semakin beragam Toko Pakaian

Rahayu juga menyediakan pakaian bayi, anak-anak serta perlengkapan bayi

seperti selimut, handuk dan lain-lain. Pada saat ini bermunculan

pesaing-pesaing di sekitar Toko Pakaian Rahayu sehingga persaingan antar toko

pakaian semakin ketat.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(17)

Berdasarkan uraian di atas dan melihat keterkaitan yang sangat erat antara

harga, kualitas produk, diskon, dan lokasi bila dilihat dari sisi konsumen,

maka dalam penelitian ini, mengambil judul “ Analisis Pengaruh Citra

Merk, Kualitas Produk, Diskon ,dan Lokasi Terhadap Niat Membeli

Ulang Pakaiaan di Toko Pakaian Rahayu Nanggulan Kulon Progo DIY

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarakan latar belakang masalah di atas dapat ditarik masalah sebagai

berikut:

1. Persaingan citra merk semakin kompetitif dan semakin ketat.

2. Persaingan kualitas produk semakin kompetitif dan semakin kekat.

3. Persaingan diskon semakin kompetitif dan semakin ketat.

4. Persaingan lokasi semakin kompetitif dan semakin ketat.

5. Persaingan citra merk, kulitas produk, diskon, dan lokasi semakin

kompetitif dan belum pernah di teliti di toko pakaian “Rahayu”

1.3.Pertanyaan Penelitian

Apakah citra merk, kualitas produk, diskon, dan lokasi berpengaruh

terhadap niat untuk membeli ulang pakaian di toko pakaian ”Rahayu”

Nanggulan Kulon Progo DIY.

1.4.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka dapat disusun tujuan dari

penelitian ini adalah:

1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh citra merk terhadap niat beli

ulang pakaian

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(18)

2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh citra merk terhadap niat beli

ulang pakain

3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh citra merk terhadap niat beli

ulang pakaian

4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh citra merk terhadap niat beli

ulang pakaian

5. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh citra merk, kualitas produk,

diskon, dan lokasi terhadap niat beli ulang pakaian

1.5.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. M anfaat Praktis

Bagi Pebisnis hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber

informasi tentang pengaruh citra merk, kualitas produk, diskon, dan lokasi

terhadap niat untuk membeli ulang pakaian di toko pakaian “Rahayu”

Nanggulan Kulon Progo DIY.

2. M anfaat Teoritis

a. Bagi Penulis, selain sebagai syarat menyelesaikan pendidikan M agister

M anajemen, juga dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan bidang

ilmu manajemen pemasaran, dan melatih penulis untuk dapat

menerapkan teori-teori yang diperoleh dari perkuliahan.

b. Bagi Perguruan Tinggi, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

bahan referensi dan pertimbangan unutk penelitian selanjutnya

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(19)

BAB II

LANDAS AN TEORI

2.1 Bauran Pemasaran

M enurut Kotler (1997 : 92), bauran pemasaran adalah sejumlah alat-alat

pemasaran yang digunakan perusahaan untuk menyakinkan obyek pemasaran

atau target pasar yang dituju.

M enurut Swastha (1986:78) bauran pemasaran adalah kombinasi dari

empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari system pemasran

perusahaan, yakni produk, harga, promosi dan saluran distribusi. Keempat

komponen tersebut di atas dapat dikombinasikan dalam mencari

rumusan-rumusan yang terbaik untuk diterapkan dalam strategi pemasaran perusahaan.

1. Produk (Product)

Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk

mendapatkan perhatian, pembelian atau konsumsi yang didapat

konsumen, yang meliputi benda secara fisik, jasa, tempat, orang dan

organisasi. Hal yang paling esensial dalam bidang marketing adalah

bagaimana dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen secara

maksimal, bagaimana perusahaan dapat membuat produk dengan

kualitas yang baik, namun dengan tetap menekan biaya produksi

semaksimal mungkin.Sebab dari produk inilah proses transformasi

kepuasan konsumen dapat selalu dalam bentuk fisik tetapi meliputi

segala sesuatu yang memang dapat memberi nilai kepuasan pada

konsumen di pasar. Namun tanpa mengabaikan nilai kegunaan yang

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(20)

ada, suatu produk disebut baik jika dapat memenuhi kebutuhan dan

keinginan secara maksimal.

2. Harga (Price)

Swasta (1986: 147) berpendapat bahwa “Harga adalah jumlah uang

(ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk

mendapatkan sejumlah kombinasi barang beserta pelayanannya.”

Tujuan strategi penetapan harga adalah:

a. M emperoleh laba yang maksimum

Terjadinya harga memang ditentukan oleh penjual dan

pembeli. M akin besar daya beli konsumen, maka semakin besar

pula kemungkinan bagi para penjual untuk menetapkan tingkat

harga yang lebih tinggi. Dengan demikian penjual mempunyai

harapan untuk mendapat keuntungan maksimum dengan kondisi

yang ada.

b. Untuk mendapatkan share pasar tertentu

Tujuan mendapatkan share pasar untuk mencapai kenaikan

tingkat keuntungan dimasa depan, dan akan tercapai apabila pasar

peka (sensitive) terhadap harga, sehingga harga yang rendah dapat

mendorong pertumbuhan pasar yang pesat. Hal ini karena harga

yang rendah akan menarik pembeli.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(21)

c. M emerah Pasar (Market Skimming)

Perusahaan mangambil manfaat dari tersedianya pembeli

membayar dengan harga yang lebih tinggi dari pembeli lain, karena

harga yang ditawarkan memberikan nilai yang lebih tinggi bagi

mereka.

3. Tempat (Place)

Yang disebut saluran distribusi adalah lembaga-lembaga distributor

atau penyalur yang mempunyai kegiatan menyalurkan barang atau

jasa dari produsen ke konsumen. Ada beberapa faktor yang perlu

dipertimbangkan dalam pemilihan saluran distribusi, yaitu:

a. Jenis dan sifat produk

b. Sifat konsumen potensial

c. Sifat persaingan

d. Saluran itu sendiri

Semua faktor ini perlu diperhatikan dalam berhasilnya kegiatan

pemasaran, terutama dalam penyaluran produk dari tangan produsen

ke konsumen secara efektif, tepat waktu dan yang dibutuhkan oleh

konsumen dengan mutu yang baik. Dengan strategi yang demikian

dapat diharapkan bahwa tingkat penjualan akan meningkat.

4. Promosi (Promotion)

Inti dari pada marketing mix adalah promosi, sebab dengan

promosi inilah akan terjadi komunikasi antar produsen dan konsumen

dalam melakukan pembelian.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(22)

M enurut Philip Kotler (1991: 89), “Promosi adalah kegiatan yang

dilakukan untuk memberi dan menarik perhatian konsumen yang

potensial terhadap produk yang dihasilkan perusahaan, sehingga

menimbulkan minat untuk membeli.’

Promosi merupakan salah satu variabel dari marketing mix yang

sangat penting dilaksanakan perusahaan dalam pemasaran produknya.

Suatu produk sangatlah bermanfaat akan tetapi bila tidak dikenal oleh

konsumen maka tidak akan diketahui manfaatnya dan mungkin tidak

dibeli oleh konsumen.

2.2 Citra Merk

Citra merk (Brand Image) merupakan representasi dari keseluruhan

persepsi terhadap merk dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa

lalu terhadap merk itu. Citra terhadap merk berhubungan dengan sikap yang

berupa keyakinan dan preferensi terhadap suatu merk. Konsumen yang

memiliki citra yang positif terhadap suatu merk, akan lebih memungkinkan

untuk melakukan pembelian (Setiadi, 2003: 180). M enurut (Kotler, 2008 :

346) citra merk adalah persepsi dan keyakinan yang dilakukan oleh

konsumen, seperti tercermin dalam asosiasi yang terjadi dalam memori

konsumen. Citra merk umumnya didefinisikan segala hal yang terkait dengan

merk yang ada dibenak ingatan konsumen. Citra merk merepresentasikan

keseluruhan persepsi konsumen terhadap merk yang terbentuk karena

informasi dan pengalaman konsumen terhadap suatu merk (Suryani, 2008:

113). M enurut Tjiptono (2011:43) merk juga memiliki manfaat yaitu

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(23)

bermanfaat bagi produsen dan konsumen. Bagi produsen, merk berperan

penting sebagai:

a. Sarana identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau

pelacakan produk bagi perusahaan, terutama dalam pengorganisasian

sediaan dan pencatatan akuntansi.

b. Bentuk proteksi hukum terhadap fitur atau aspek produk yang unik.

M erk bisa mendapatkan perlindungan properti intelektual. Nama merk

bisa diproteksi melalui merk dagang terdaftar (registered trademarks)

proses pemanufakturan bisa dilindungi melalui hak paten dan kemasan

bisa diproteksi melalui hak cipta (copyright) dan desain.

c. Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga

mereka bisa dengan mudah memilih dan membelinya lagi di lain

waktu. Sarana untuk menciptakan asosiasi dan makna unik yang

membedakan produk dari para pesaing.

d. Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan hukum,

loyalitas pelanggan, dan citra unik yang terbentuk dalam benak

konsumen.

e. Sumber financial returns, terutama menyangkut pendapatan masa

datang. Bagi konsumen, merk bisa memberikan beraneka macam nilai

melalui sejumlah fungsi dan manfaat potensial.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(24)

2. 3 Kualitas Produk

M enurut Kotler (2005:49), kualitas produk adalah keseluruhan ciri serta

dari suatu produk atau pelayanan pada kemampuan untuk memuaskan

kebutuhan yang dinyatakan/ tersirat. Sedangkan definisi kualitas produk

memiliki arti penting bagi perusahaan karena tanpa adanya produk,

perusahaan tidak akan dapat melakukan usaha apapun dari usahanya. Produk

yang berkualitas tinggi sangat diperlukan agar keinginan konsumen dapat

dipenuhi. Keinginan konsumen yang terpenuhi sesuai dengan harapannya

akan membuat konsumen menerima suatu produk bahkan sampai loyal

terhadap produk tersebut.Pesaing yang banyak di pasar menuntut perusahaan

harus memerhatikan kebutuhan konsumen, serta berusaha memenuhi

kebutuhan itu dengan produk yang bermutu tinggi. Kualitas produk

memberikan dorongan kepada konsumen untuk menjalin ikatan yang kuat

dengan perusahaan. Konsumen akan senang jika kebutuhannya terpenuhi.

Tjiptono (2000: 25-28) menyatakan faktor yang sering digunakan dalam

mengevaluasi kepuasan konsumen terhadap suatu produk diantaranya :

a. Kinerja (performance)

Karakteristik operasi pokok dari produk inti (core product) yang di beli.

Kinerja dari produk memberikan manfaat bagi konsumen yang

mengkonsumsi sehingga konsumen dapat memperoleh manfaat dariproduk

yang telah dikonsumsinya.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(25)

b. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (feature)

M erupakan karakteristik sekunder atau pelengekap dari produk inti.

Keistimewaan tambahan produk juga dapat dijadikan ciri khas yang

membedakan dengan produk pesaing yang sejenis. Ciri khas yang

ditawarkan juga dapat mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen

terhadap suatu produk.

c. Keandalan (reliability)

Kemungkinan kecil terhadap suatu kegagalan pakai atau

kerusakan.Tingkat resiko kerusakan produk menentukan tingkat kepuasan

konsumen yang diperoleh dari suatu produk. Semakin besar resiko yang

diterima oleh konsumen terhadap produk, semakin kecil tingkat kepuasan

yang diperoleh konsumen.

d. Kesesuaian dengan spesifkasi (conformance to specification)

Sejauh mana karakteristik desain operasi memenuhi standar-standar yang

telah ditetapkan sebelumnya.

e. Daya tahan (durability)

Berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan.Daya

tahan produk biasanya berlaku untuk produk yang bersifat dapat

dikonsumsi dalam jangka panjang.

f. Kegunaan (serviceability)

M eliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi, serta

penanganan keluhan yang memuaskan.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(26)

g. Estetika (aestethic)

Daya tarik produk terhadap panca indera. Konsumen akan tertarik

terhadap suatu produk ketika konsumen melihat tampilan awal dari produk

tersebut.

h. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality)

M eliputi cita rasa, reputasi produk, dan tanggung jawab perusahaan

terhadap produk yang dikonsumsi oleh konsumen.Loyalitas pelanggan

merupakan aset berharga bagi perusahaan, agar perusahaan dapat

memenangkan persaingan maka perusahaan tersebut harus meningkatkan

loyalitas pelanggan dan menjalin hubungan mesra dengan pelanggan.

Salah satu strategi yang efektif dalam mengatasi hal ini adalah kualitas

produk, kualitas memiliki daya tarik bagi konsumen dan sangat

mempengaruhi konsumen dalam memilih barang maupun jasa. Produk

dikatakan berkualitas jika sesuai dengan kebutuhan dan keinginan

pelanggan. Sangat penting pula mempertahankan kualitas, karena kualitas

yang baik merupakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan untuk

mempertahakan pelanggannya, dimana produk yang baik akan

menimbulkan keputusan membeli dan nantinya berdampak pada

peningkatan loyalitas pelanggan. Karena semakin tinggi kualitas produk

yang diterima pelanggan maka semakin tinggi tingkat loyalitas pelanggan

tersebut.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(27)

2.4 Diskon

Strategi harga diskon pada penjual adalah strategi dengan memberikan

potongan harga dari harga yang sudah ditetapkan demi meningkatkan

penjualan suatu produk barang atau jasa (Perwitasari, 2012:36). M enurut

Ismaya (2005:252), potongan penjualan adalah potongan terhadap harga

penjualan yang telah disetujui apabila pembayaran dilakukan dalam jangka

waktu yang lebih cepat dari jangka waktu kredit, potongan penjualan adalah

potongan tunai dipandang dari sudut penjual. Dalam praktek dunia usaha saat

ini, terdapat berbagai macam potongan penjualan atau diskon yang digunakan

oleh perusahaan untuk menarik minat pelanggan dan merangsang adanya

pembelian dan pembayaran dengan segera. Seperti yang dikemukakan oleh

Kotler (2005 :162), potongan penjualan antara lain terdiri dari :

1. Diskon Tunai, yaitu penurunan harga bagi pembeli yang segera

membayar tagihan. Contoh yang lazim adalah, “2/10, neto 30”, yang

berarti bahwa pembayaran akan jatuh tempo dalam 30 hari dan bahwa

pembeli tersebut dapat mengurangkan 2 persen dengan membayar

tagihan tersebut dalam 10 hari.

2. Diskon Kuantitas, yaitu penurunan harga bagi orang yang membeli

dalam jumlah besar. Contoh yang lazim adalah “$10 per unit dibawah

100 unit; $9 per unit untuk 100 unit atau lebih”. Diskon kuantitas

harus ditawarkan sama untuk pelanggan dan tidak boleh melebihi

penghematan biaya yang diperoleh penjual. Diskon tersebut dapat

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(28)

ditawarkan untuk masing-masing pesanan yang dilakukan atau untuk

jumlah unit yang dipesan selama kurun waktu tertentu.

3. Diskon Fungsional, diskon (juga disebut diskon dagang), ditawarkan

produsen kepada anggota-anggota saluran perdagangan jika mereka

melakukan fungsi tertentu, seperti menjual, menyimpan, atau

melakukan pencatatan. Produsen harus menawarkan diskon fungsional

yang sama dalam masing-masing saluran.

4. Diskon M usim, yaitu penurunan harga untuk orang yang membeli

barang atau jasa di luar musim. Hotel, motel, dan perusahaan

penerbangan menawarkan diskon musim pada masa-masa penjualan

yang lambat.

5. Potongan Harga, yaitu pembayaran ekstra yang dirancang untuk

memperoleh partisipasi penjual ulang (reseller) dalam program

khusus. Potongan harga tukar tambah (trade-in allowance) diberikan

kepada orang yang mengembalikan barang lama ketika membeli

barang yang baru. Potongan harga promosi (promotional allowances)

memberikan kepada penyalur imbalan karena berperan serta dalam

program pengiklanan dan dukungan penjualan.

2.5 Lokasi

M enurut Swastha (2002:24) lokasi adalah tempat dimana suatu usaha

atau aktivitas usaha dilakukan”. Faktor penting dalam pengembangan suatu

usaha adalah letak lokasi terhadap daerah perkotaan, cara pencapaian dan

waktu tempuh lokasi ke tujuan. Faktor lokasi yang baik adalah relatif untuk

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(29)

setiap jenis usaha yang berbeda. Lokasi berhubungan dengan keputusan yang

dibuat oleh perusahaan mengenai dimana operasi akan ditempatkan. Hal yang

paling penting dari lokasi adalah tipe dan tingkat interaksi yang terlibat.

Dalam bisnis, mencari dan menentukan lokasi merupakan tugas yang paling

penting karena penentuan lokasi yang tepat merupakan kunci kesuksesan

suatu bisnis. Dalam menentukan lokasi usaha, faktor yang harus

dipertimbangkan, yaitu kestrategisan, apakah daerah tersebut dapat dijadikan

pusat bisnis atau bukan. Hal lain yang juga harus dipertimbangkan yaitu arus

lalu lintasnya. Arus lalu lintas mempengaruhi penempatan lokasi usaha

karena dapat menarik konsumen untuk mengunjungi bisnis tersebut dan

bahkan juga memungkinkan konsumen untuk membeli (Widya dan Utami,

2012:89).

2.6 Perilaku Konsumen

M enurut Peter dan Olson (2000:6) “Perilaku konsumen merupakan

interaksi dinamis antara pengaruh dari kondisi perilaku dan kejadian di sekitar

lingkungan di mana manusia melakukan aspek pertukaran dalam kehidupan

mereka”. M enurut Kotler (2005:202), perilaku pembelian konsumen

dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis.

a. Faktor Kebudayaan

Kebudayaan mempunyai pengaruh paling luas dan mendalam terhadap

perilaku konsumen. Terdiri dari budaya, sub budaya, dan kelas sosial.

Budaya yang merupakan karakter paling penting dari suatu sosial yang

membedakannya dari kelompok budaya lain menjadi penentu dan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(30)

keinginan dan perilaku yang paling mendasar. M asing-masing budaya

terdiri dari sub budaya yang memberikan lebih banyak ciri-ciri dan

sosialisasi. Sub budaya adalah suatu kelompok homogen atas sejumlah

orang yang terbagi menjadi beberapa bagian dari keseluruhan suatu

budaya. M asyarakat dalam suatu budaya dan sub budaya sesungguhnya

terbagi dalam strata atau kelas sosial. Kelas sosial merupakan sekelompok

orang yang sama-sama mempertimbangkan secara dekat persamaan

diantara mereka sendiri.

b. Faktor S osial

Pada umumnya konsumen sering meminta pendapat dari orang sekitar dan

lingkungannya tentang produk apa yang harus dibeli. Karena itulah

lingkungan sosial memberikan pengaruh terhadap perilaku konsumen.

Faktor sosial terdiri dari 3 (tiga) bagian, yaitu : kelompok acuan, keluarga,

dan peran. Kelompok acuan adalah semua kelompok yang memilki

pengaruh langsung terhadap sikap / perilaku seseorang. Dengan pendapat

yang diperoleh dari suatu kelompok maka konsumen dapat membuat

keputusan konsumsi. Keluarga sebagai organisasi pembelian konsumen

yang paling penting juga berpengaruh secara langsung terhadap keputusan

seseorang dalam membeli barang sehari-hari. Peran meliputi kegiatan yang

diharapkan akan dilakukan seseorang. Suatu produk atau merek dapat

menggambarkan peran dan status pemakainya.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(31)

c. Faktor Pribadi

M ulai dari bayi hingga dewasa dan menjadi tua, manusia selalu

membutuhkan barang dan jasa. Pilihan barang yang dibeli secara otomatis

dipengaruhi antara lain oleh karakteristik pribadi yaitu usia dan tahap

siklus hidup, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian, dan konsep diri

yang bersangkutan. Usia dan tahap siklus, produk yang dikonsumsi oleh

setiap manusia dipengaruhi oleh usia dan tahap siklus hidup dan hal ini

sangat bermanfaat bagi pemasar dalam memperhatikan perubahan minat

pembelian yang berhubungan dengan daur hidup manusia. Keadaan

ekonomi ini sangat mempengaruhi pilihan produk. Pemasar yang

produknya peka terhadap pendapatan dengan seksama memperhatikan

kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan dan tingkat bunga.

Bilamana indikator-indikator tersebut mengalami resensi maka pemasar

perlu mencari jalan untuk posisi produk yang ditawarkan. Gaya hidup

adalah cara hidup seseorang yang terlihat melalui aktivitas sehari-hari,

minat dan pendapat seseorang. Seseorang dengan pendapatan yang tinggi

dan gaya hidup mewah tentunya akan menentukan pilihan pada barang dan

jasa yang berkualitas. Selain itu kepribadian dan konsep diri juga

mempengaruhi pilihan produk. Konsep diri adalah bagaimana konsumen

mempresepsikan diri mereka sendiri, yang meliputi sikap, persepsi,

keyakinan, dan evaluasi diri. Karena sangat berguna dalam menganalisis

perilaku sonsumen sehingga banyak perusahaan menggunakan konsep

yang berhubungan dengan kepribadian seseorang.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(32)

d.Faktor Psikologis

Sikap pembelian psikologis dipengaruhi oleh empat faktor psikologis

utama, yaitu : motivasi, persepsi, pembelajaran dan kepercayaan. M otivasi,

banyak kebutuhan pada waktu tertentu tidak cukup kuat memotivasi

seseorang untuk bertindak. Suatu kebutuhan pada waktu tertentu tidak

cukup kuat memotivasi seseorang untuk bertindak. Suatu kebutuhan akan

berubah menjadi motif apabila kebutuhan tersebut telah mencapai tingkat

tertentu. M otif adalah kebutuhan yang cukup mendorong seseorang untuk

bertindak. Persepsi, seseorang yang memotivasi siap untuk bertindak,

tindakan seseorang akan dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi

tertentu. Dua orang dalam kondisi motivasi yang sama mungkin bertindak

secara berbeda-beda karena persepsi mereka yang berbeda. Pembelajaran,

yaitu proses perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari

pengalaman. Kebanyakan perilaku seseorang dihasilkan melalui dorongan,

rangsangan, isyarat, tanggapan, dan peringatan. Kepercayaan dan sikap

melalui motivasi proses pengamatan dan belajar seseorang memperoleh

kepercayaan terhadap suatu produk yang secara otomatis mempengaruhi

prilaku pembelian konsumen. Para konsumen mengembangkan beberapa

kenyakinan mengenai ciri-ciri dari suatu produk dan selanjutnya akan

membentuk suatu sikap konsumen terhadap produk tersebut.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(33)

2.7 Niat Beli Ulang

Niat pembelian ulang menunjukkan keinginan pembeli untuk

melakukan kunjungan ulang di masa yang akan datang. Perilaku

pembelian ulang seringkali dikaitkan dengan loyalitas. Namun keduanya

berbeda. Perilaku pembelian ulang hanya menyangkut pembelian ulang

merk tertentu yang sama secara berulang – ulang, sedangkan loyalitas

merk mencerminkan komitmen psikologis terhadap merk tertentu.

M enurut Schiffman-Kanuk (2007:3), pembelian yang dilakukan

oleh konsumen terdiri dari 2 tipe, yaitu pembelian percobaan dan

pembelian ulang. Pembelian percobaan terjadi jika konsumen membeli

suatu produk dengan merk tertentu untuk pertama kalinya, dimana dalam

kegiatan tersebut konsumen berusaha menyelidiki dan mengevaluasi

produk dengan langsung mencoba

2.8 Tinjauan Penelitian S ebelumnya

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian terdahulu

sebagai acuan untuk menyelesaikanya. Penelitian terdahulu memudahkan

peneliti dalam menentukan langkah-langkah yang sistematis untuk

penyusunan penelitian dari segi teori maupun konsep.

Adapun dalam penelitian ini penulis mengambil 2 penelitian

terdahulu sebagai bahan referensi yaitu

1. Retnaningsih (2009) “Analisis Pengaruh M utu Produk dan persepsi

Harga Terhadap M inat Beli” . penelitian ini menggunakan 100 sampel

menggunakan metode kuantitatif. Hasil dari hipotesis yaitu hipotesis 1

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(34)

: Semakin tinggi mutu produk minat beli semakin meningkat, hipoesis

2 : semakin tinggi persepsi harga minat beli semakin meningkat.

2. Gilang Gemilang Firdaus (2016) “Pengaruh Atribut Produk dan

Demografi Konsumen Terhadap M inat Beli Ulang Susu Pasteurisasi

Indomilk”. Penelitian ini menggunakan 100 responden dengan metode

riset deskriptif kualitatif. Hasil Hipotesis menyebutkan bahwa Atribut

Produk dan Demografi Konsumen berpengaruh terhadap minat beli

ulang Susu Indomilk.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah pada

variabel penelitian serta lokasi atau objek penelitian dan jumlah sampel

penelitian.

2.9 Hipotesis

Citra merk, kualitas produk, diskon dan lokasi berpengaruh terhadap Niat

membeli ulang pakaian. :

H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara citra merk terhadap niat beli

ulang pakaian

H2 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas produk terhadap

niat beli ulang pakaian.

H3 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara diskon terhadap niat beli

ulang pakaian .

H4 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara lokasi terhadap niat beli

ulang pakaian

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(35)

H5 : Citra M erk, Kualitas Produk, Diskon dan Lokasi secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap niat beli ulang pakaian.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(36)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Disain Riset

Disain riset yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif.

M etode riset kuantitatif adalah metode riset yang menggunakan alat-alat dan

uji statistik berupa angka-angka atau bilangan (Sunyoto, 2012 : 16).

3.2 Objek Penelitian

Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan

dan kegunaan tertentu secara objektif, valid dan reliable tentang suatu hal

(variable tertentu) (Sugiyono, 2008:13). Objek dalam penelitian ini adalah Toko

Pakaian Rahayu yang berlokasi di Jalan raya Sentolo Nanggulan Kulon Progo

DIY.

3.3 Definisi Operasional Variabel

Varibel yang terlibat dalam penelitian ini adalah citra merk, kualitas

produk, diskon dan lokasi sebagai variabel independen, Niat membeli

sebagai variable dependen.

a. Variabel independen/bebas

Variabel bebas adalah variabel yang dapat mempengaruhi atau menjadi

penyebab bagi variabel lainnya. Pada penelitian ini variabel bebasnya

yaitu:

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(37)

1. Citra M erk (X1)

Citra M erk adalah seperangkat keyakinan konsumen mengenai merk

tertentu (Kotler dan Amstrong, 2001:225).

2. Kualitas Produk (X2)

Kualitas produk adalah keseluruhan ciri serta sifat dari suatu produk

yang berpengaruh pada kemampuan suatu produk untuk memberikan

kepuasan kepada konsumen

3. Diskon (X3)

Strategi dengan memberikan potongan harga dari harga yang sudah

ditetapkan demi meningkatkan penjualan suatu produk barang atau

jasa

4. Lokasi (x4)

Tempat meliputi saluran, cakupan, aneka, lokasi, persediaan dan

transportasi.

b. Variabel dependen/terikat

Variabel dependen/terikat (Y) pada penelitian ini adalah Niat Beli

Ulang Konsumen. M enurut Schiffman-Kanuk dalam Suwandi (2007:3),

pembelian yang dilakukan oleh konsumen terdiri dari 2 tipe, yaitu

pembelian percobaan dan pembelian ulang. Pembelian percobaan terjadi

jika konsumen membeli suatu produk dengan merk tertentu untuk

pertama kalinya, dimana dalam kegiatan tersebut konsumen berusaha

menyelidiki dan mengevaluasi produk dengan langsung mencoba.  

Jika pada pembelian percobaan tersebut, konsumen merasa puas, dan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(38)

konsumen berkeinginan untuk membeli kembali, maka tipe pembelian ini

disebut pembelian ulang. Apabila pelanggan merasa puas, maka ia akan

menunjukkan besarnya kemungkinan untuk melakukan pembelian ulang,

dan bahkan mengajak orang lain.

3.4 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Toko Pakaian “Rahayu” Nanggulan Kulon

Progo” DIY. Waktu penelitian pada bulan Agustus 2016 sampai dengan

Februari 2017.

3.5 Populasi dan S ampel

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek

penelitian yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen toko pakaian

“Rahayu”.

b. Sampel

M enurut Sugiyono (2009 : 118), Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan

sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini

menggunakan teknik purposive sampling, yaitu cara pengambilan sampel

yang membatasi ciri-ciri khusus seseorang yang memberikan informasi yang

dibutuhkan karena sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan peneliti. Dalam

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(39)

penelitian ini kriterianya adalah responden yang sudah pernah beli di toko

pakaian Rahayu dan usia responden dari 15 – 65 Tahun. Selain itu untuk lebih

menghemat tenaga, waktu dan biaya. M enurut Hair dkk dalam prawira (2010

:46), merekomendasikan jumlah sampel minimal adalah 5 kali dari jumlah

item pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner. Indikator dalam penelitian ini

terdiri dari 4 variabel bebas dan 1 variabel terikat. Total pertanyaan pada

penelitian ini adalah 19, jadi minimal sampel yang diambil dalam penelitian

ini adalah 19 x 5 = 95 responden. Namun, besar sampel yang ditetapkan

adalah 200 responden untuk mengurangi kesalahan.

3.6 Metode Penelitian Dan Teknik Pengumpulan Data

3.6.1 Metode Penelitian

M etode penelitian adalah suatu teknik atau cara mencari, memperoleh,

mengumpulkan atau mencatat data, baik yang berupa data primer maupun

data sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiah

dan kemudian menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan

pokok-pokok permasalahan sehingga terdapat suatu kebenaran data-data yang akan

diperoleh.  M enurut Sugiyono (2008: 4) metode penelitian pada dasarnya

merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan

dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga

pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan

mengantisipasi masalah

Penelitian ini menggunakan metode penelitian analisis deskriptif dengan

pendekatan kuantitatif. Pengertian penelitian deskriptif yang dikemukakan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(40)

oleh Umar (2007:87) meliputi kegiatan pengumpulan data untuk menjawab

pertanyaan mengenai status terakhir dari subyek penelitian. Tipe yang paling

umum dari penelitian deskriptif meliputi penilaian terhadap individu,

organisasi atau keadaan tertentu”.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode

deskriptif merupakan metode yang bertujuan untuk mengetahui sifat serta

hubungan yang lebih mendalam antara dua variabel dengan cara mengamati

aspek-aspek tertentu secara lebih spesifik untuk memperoleh data yang sesuai

dengan masalah yang ada tujuan penelitian, di mana data tersebut diolah,

dianalisis, dan diproses lebih lanjut dengan dasar teori-teori yang telah

dipelajari sehingga data tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan.

M etode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

dengan pendekatan kuantitatif, yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah

dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya. Dengan menggunakan metode

penelitian ini akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang

diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran

mengenai objek yang diteliti.

Pengertian metode deskriptif yang dikemukakan oleh Sugiyono (2008:21),

menyatakan bahwa metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk

menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak

digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih jelas. Dari pengertian

diatas dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif merupakan metode

penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian yang ada,

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(41)

sehingga metode ini harus diadakan akumulasi data. Sedangkan penelitian

kuantitatif bertujuan untuk menguji kebenaran data dalam penentuan dan

pemecahan masalah penelitian.

3.6.2 Teknik Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data merupakan bagian terpenting dalam suatu

penelitian begitu pula dalam penelitian ini untuk memperoleh data atau

informasi dan keterangan-keterangan yang diperlukan maka peneliti

menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

3.6.2.1Teknik Pengumpulan Data Primer

Pengertian data primer adalah data asli yang dikumpulkan oleh periset

untuk menjawab masalah riset secara khusus (Sunyoto (2012:27). Data

Primer adalah data asli yang dikumpulkan oleh periset untuk menjawab

masalah riset secara khusus (Sunyoto 2012 : 27). Pengumpulan data

primer dilakukan dengan instrument sebagai berikut :

1. Observasi atau pengamatan, yaitu teknik pengumpulan data dengan

cara mengamati secara langsung terhadap obyek penelitian kemudian

mencatat gejala-gejala yang ditemukan untuk melengkapi data-data

yang diperlukan sebagai acuan yang berkaitan dengan permasalahan

penelitian.

2. Kuesioner, yaitu sebuah set pertanyaan yang secara logis berhubungan

dengan masalah penelitian, dan tiap pertanyaan merupakan

jawaban-jawaban yang mempunyai makna dalam menguji hipotesis. Daftar

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(42)

pertanyaan tersebut dibuat cukup terperinci dan lengkap dimana tiap

pertanyaan berkaitan dengan masalah penelitian. Kuesioner diberikan

kepada responden yang bersedia memberikan respon sesuai dengan

permintaan peneliti.

3. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dan informasi langsung

dari sumbernya atau disebut pula percakapan dengan maksud tertentu,

percakapan itu dilakukan oleh kedua belah pihak, yaitu pewawancara

dan orang yang diwawancarai

3.6.2.2Teknik Pengumpulan Data S ekunder

Pengertian data sekunder menurut Sunyoto (2012:41) Bahwa data

sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul

data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data.

Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan instrument sebagai

berikut :

c. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh

dari buku-buku, karya ilmiah, pendapat para ahli yang

memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.

d. Studi dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang diperoleh

dengan menggunakan catatan-catatan tertulis yang ada di

lokasi penelitian serta smber-sumber lain yang menyangkut

masalah yang diteliti.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(43)

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas

3.7.1 Uji Validitas

Uji validitas menggunakan korelasi product moment yang

dikemukakan oleh Pearson dalam Arikunto, (2002: 146) sebagai

berikut:

dengan pengertian

rxy : koefisien korelasi antara x dan y

menggunakan rumus diatas dibandingkan dengan nilai r tabel apabila

di dapat nilai yang lebih besar maka butir instrumen tersebut valid dan

jika rxy lebih kecil dari r tabel maka butir instrumen tersebut tidak valid.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(44)

3.7.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu instrumen yang cukup dapat dipercaya

untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut

sudah baik ( Arikunto, 2002: 154 ). Pada penelitian ini untuk mencari

reliabilitas instrumen menggunakan rumus alpha α, karena instrumen

dalam penelitian ini berbentuk angket atau daftar pertanyaan yang skornya

merupakan rentangan antara 1-5 dan uji validitas menggunakan item

total, dimana untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya

bukan 1 dan 0.

Untuk mempercepat dan mempermudah penelitian ini menggunakan

program SPSS 21 for windows, uji reliabilitas dilakukan dengan

menggunakan teknik Formula Alpha Cronbach (Umar 2000 : 207)

Rumus :

Indikator pengukuran reliabilitas menurut Sekaran (2000: 312)

yang membagi tingkatan reliabilitas dengan kriteria sebagai berikut :

Jika alpha atau r hitung:

1. 0,8-1,0 = Reliabilitas baik

2. 0,6-0,799 = Reliabilitas diterima

3. kurang dari 0,6 = Reliabilitas kurang baik

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(45)

3.8 Teknik Analisis Data

Analisis data menurut Sugiyono (1999:297) adalah kegiatan

setelah data dari seluruh responden terkumpul. Kegiatan dalam analisis

data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dari seluruh

responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan

perhitungan untuk menjawab rumusan masalah penelitian.

3.8.1. Analisis Regresi Berganda

Analisis bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

variabel bebas yaitu: citra merk (X1), kualitas produk (X2) diskon (X3)

dan lokasi (X4) terhadap niat beli ulang konsumen (Y). Adapun

pembentuk umum persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut

(Sugiyono, 2015:275)

Y= a + b1X1 + b2 X2 + b3 X3 +b4X4+ e

Keterangan:

Y = Niat Beli Ulang Konsumen

a = Konstanta

X1 = Citra M erk

X2 = Kualitas Produk

X3 = Diskon

X4 = Lokasi

b1 b2 b3 = Koefisien regresi

e = Eror

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(46)

3.8.2 Uji Koefisien Regresi S ecara S imultan (F test )

Uji F digunakan untuk menguji hipotesis yang menyatakan terdapat

pengaruh citra merk (X1), kualitas produk (X2) diskon (X3) dan lokasi

(X4) secara keseluruhan atau simultan terhadap Niat beli ulang pakaian

(Y). Dengan kriteria:

Hipotesis diterima jika nilai probabilitas F (Signifikan F) ≤α

Hipotesis ditolak jika nilai probabilitas F (Signifikan F) ≥α

3.8.3 Uji koefisien secara Parsial ( T test )

Uji T digunakan untuk mengetahui pengaruh keterlibatan citra merk

(X1), kualitas produk (X2), diskon (X3), dan lokasi (X4) secara parsial

atau individual terhadap niat beli ulang pakaian. Dengan kriteria

pengujian:

Hipotesis diterima jika nilai probabilitas t (Signifikan t) ≤α

Hipotesis ditolak jika nilai probabilitas t (Signifikan t) ≥α

3.9 Koefisien Determinasi (R2 )

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil

berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan

variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti

variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2011:

97).

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(47)

BAB IV

HAS IL DAN PEMBAHAS AN

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

Toko Pakaian Rahayu merupakan salah satu toko pakaian yang berada di

wilayah Nanggulan Kulon Progo Yogyakarta. Toko Pakaian Rahayu

menawarkan produk pakaian dari pakaian balita hingga dewasa baik pakaian

pria maupun wanita. Toko pakaian Rahayu merupakan satu-satunya toko yang

buka sampai malam hari, yaitu pukul 21.00 WIB.

Pada awalnya pemilik berjualan di beberapa pasar yang berlokasi tidak

jauh dari tempat tinggal pemilik. Seiring berjalanya waktu pemilik membuka

toko pakaian di rumah yang beralamat di jalan raya Sentolo Nanggulan Kulon

Progo pada tahun 2012. Berbekal dari pangsa pasar yang telah terbentuk

selama berjualan di pasar, toko Rahayu semakin dikenal para konsumen tidak

hanya konsumen pasar tetapi konsumen yang berada di kawasan nanggulan

Kulon Progo Yogyakarta.

4.2. Karakteristik Responden

Pada bab ini disajikan mengenai karakteristik responden. Karakteristik

responden berguna untuk mengetahui jawaban atas responden dilihat dari

sudut karakteristik responden. Hal ini terkait dengan ketepatan sasaran yang

dituju.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(48)

1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat

diidentifikasikan sebagai berikut :

Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Presentase

Laki-Laki 96 48.0%

Perempuan 104 52.0%

Total 200 100%

Sumber : Data Primer diolah (2017)

2. Karakteristik responden berdasarkan usia

Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan usia

Jenis Kelamin Frekuensi Presentase

< 20 tahun 38 19%

20-30 tahun 63 31.5%

30-35 tahun 22 11%

>35 tahun 77 38.5%

Total 200 100%

Sumber : Data Primer diolah (2017)

Data penelitian mengenai karakteristik responden bedasarkan usia

dapat diketahui bahwa usia terbanyak yang menjadi konsumen di Toko

Pakaian Rahayu adalah usia di atas 35 tahun yaitu sebanyak 77 dari 200

responden atau 38.5%. Sedangkan yang paling sedikit adalah usia 30-35

Tahun yaitu sebanyak 22 dari 200 responden atau 11%.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(49)

4.3 Daftar Pertanyaan Yang Berhubungan Dengan Variabel Penelitian

4.3.1 Persepsi Responden Terhadap Variabel Citra Merk

Tabel 4.3.1 Pertanyaan Citra M erk

Sumber : Data Primer diolah (2017)

Berdasarkan distribusi frekuensi jawaban responden yang

tercantum pada tabel 4.3.1 diketahui bahwa nilai mean variabel citra merk

sebesar 4.153 dapat diartikan bahwa rata-rata responden memberikan

tanggapan bahwa indikator citra merk adalah tinggi dalam mempengaruhi

niat beli ulang pakaian di Toko pakaian Rahayu. Dari distribusi frekuensi

juga diketahui bahwa nilai rata-rata tertinggi sebesar 4.22 terletak pada

pertanyaan no 2 dan 3 Hal ini berarti hampir semua responden

menganggap setuju bahwa pakaian ber merk lebih dipilih di toko pakaian

Rahayu dan merk pakaian di toko Rahayu adalah asli bukan tiruan.

Selanjutnya rata-rata terendah sebesar 4.02 berkaitan dengan merk

pakaian, menjelaskan bahwa ada beberapa responden yang tidak puas

dengan merk yang dijual di toko pakaian Rahayu.

No Pernyataan STS TS KS S SS M ean

1 M erk pakaian yang disediakan di toko Rahayu terkenal (X1a)

2 2 28 126 42 4.02

2 Saya lebih memilih pakaian yang ber merk di toko pakaian Rahayu (X1b)

3 1 19 103 74 4.22

(50)

4.3.2 Persepsi Responden Terhadap Variabel Kualitas Produk

Tabel 4.3.2 Pertanyaan Kualitas Produk

No Pernyataan STS TS KS S SS M ean

1 Produk pakaian yang dijual di

toko Rahayu memiliki jahitan yang baik (X2a)

2 3 10 138 47 4.13

2 Produk pakaian mengikuti trend saat ini (X2b)

0 3 13 83 101 4.41

3 Produk yang ditawarkan memiliki banyak variasi (X2c)

0 2 6 84 108 4.49

4 Produk pakaian yang ditawarkan memiliki kualitas bahan yang baik (X2d)

0 1 6 103 90 4.41

5 M odel desain Produk yang dijual di toko Rahayu menarik (X2e)

0 2 7 91 100 4.45

Total M ean 4.378

Sumber : Data Primer diolah (2017)

Berdasarkan distribusi frekuensi jawaban responden yang

tercantum pada tabel 4.3.2 diketahui bahwa nilai mean variabel kualitas

produk sebesar 4.378 dapat diartikan bahwa rata-rata responden

memberikan tanggapan bahwa indikator kualitas produk adalah tinggi

dalam mempengaruhi niat beli ulang pakaian di toko pakaian Rahayu. Dari

distribusi frekuensi juga diketahui bahwa nilai rata-rata tertinggi sebesa

4.49 terletak pada pertanyaan no 3. Hal ini berarti hampir semua

responden menganggap setuju bahwa produk yang dijual di toko pakaian

Rahayu bervariasi. Selanjutnya rata-rata terendah terdapat pada pertanyan

no 1 sebesar 4.13 yang berkaitan dengan kualitas jahitan. Hal ini berarti

bahwa sebagian konsumen tidak puas dengan jahitan pakaian yang dijual

di toko pakaian Rahayu

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(51)

4.3.3 Persepsi Responden Terhadap Variabel Diskon

Tabel 4.3.3 Pertanyaan Variabel Diskon

No Pernyataan STS TS KS S SS M ean

1 Saya tertarik dengan diskon

yang diberikan Toko Rahayu (X3a)

0 0 14 136 50 4.18

2 Toko Rahayu menawarkan

diskon khusus untuk pembelian dalam jumlah besar (X3b)

1 0 21 79 99 4.38

3 Diskon yang diberikan sangat kompetitif dengan toko pakaian lain (X3c)

0 2 13 123 62 4.23

Total M ean 4.263

Sumber : Data primer diolah (2017)

Berdasarkan distribusi frekuensi jawaban responden yang

tercantum pada tabel 4.3.3 diketahui bahwa nilai mean variabel diskon

sebesar 4.263 dapat diartikan bahwa rata-rata responden memberikan

tanggapan bahwa indikator diskon adalah tinggi dalam mempengaruhi

niat beli ulang pakaian di toko pakaian Rahayu. Dari distribusi frekuensi

juga diketahui bahwa nilai rata-rata tertinggi sebesar 4.38 terletak pada

pertanyaan no 2. Hal ini berarti hampir semua responden menganggap

setuju bahwa toko pakaian Rahayu memberikan diskon khusus untuk

pembelian dalam jumlah besar. Selanjutnya rata-rata terendah terdapat

pada pertanyan no 1 sebesar 4.20. Hal ini berarti bahwa sebagian

konsumen tidak puas dengan diskon yang diberikan di toko pakaian

(52)

4.3.4 Persepsi Responden Terhadap Variabel Lokasi

Tabel 4.3.4 Pertanyaan Variabel Lokasi

No Pernyataan STS TS KS S SS M ean

1 Lokasi toko pakaian Rahayu

berada di jalan utama/strategis (X4a)

1 0 11 117 71 4.29

2 Toko pakaian Rahayu mudah dijangkau dengan sarana umum (X4b)

0 1 5 76 118 4.56

3 Suasana toko pakaian rahayu nyaman (X4c)

0 3 2 101 94 4.43

4 Letak Toko pakaian Rahayu

mudah terlihat (X4d)

0 0 2 102 96 4.47

Total M ean 4.437

Sumber : Data primer diolah (2017)

Berdasarkan distribusi frekuensi jawaban responden yang

tercantum pada tabel 4.3.4 diketahui bahwa nilai mean variabel Lokasi

sebesar 4.437 dapat diartikan bahwa rata-rata responden memberikan

tanggapan bahwa indikator Lokasi adalah tinggi dalam mempengaruhi

niat beli ulang pakaian di toko pakaian Rahayu. Dari distribusi frekuensi

juga diketahui bahwa nilai rata-rata tertinggi sebesar 4.56 terletak pada

pertanyaan 2 Hal ini berarti hampir semua responden menganggap setuju

bahwa lokasi toko pakian Rahayu mudah dijangkau dengan sarana umum.

Selanjutnya rata-rata terendah terdapat pada pertanyan no 1. Hal ini berarti

bahwa sebagian konsumen menganggap toko pakaian rahayu tidak berada

di lokasi yang strategis.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

Gambar

Tabel 1.1:
Tabel 1.2
Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.3.1 Pertanyaan Citra Merk
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya, bahkan kebaikan-Nya yang telah memberikan kekuatan dan

Metode pengujian ini relatif tidak mahal, dan merupakan metode yang sensitif untuk menguji ekspresi gen meskipun dalam penggunaannya jaringan yang telah diuji tidak

 Information could be material nonpublic but if the source is unreliable, then using it is not a violation. Ex: Doctor tells you Company A may be taken over by

Hal ini berarti penggunaan media audio untuk meningkatkan kemampuan mengarang dapat dilaksanakan di kelas V SDN Wonokusumo IV/43 Surabaya pada mata pelajaran

Kategori yang manakah yang menjelaskan alasan yang diberikan oleh pimpinan Bapak/Ibu ketika revisi anggaran dibuat8. Alasan yang diberikan pimpinan Saya ketika

Penatalaksanaan: keluarkan sedikit ASI sebelum menyusui agar payudara lebih lembek, sehingga lebih mudah memasukkanya ke dalam mulut bayi, bila bayi belum dapat

Intensi Kewirausahaan merupakan hal mendasar bagi ma- hasiswa untuk menjadi wirausaha mandiri (Indarti 2004). Seseorang dengan intensi untuk memulai usaha akan memiliki

Menurut Bugin, (2005:181) Analisis Deskriftif merupakan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mendeskrifsikan keadanan gejala sosial yang tampak dan melihat