i
DISKON DAN LOKASI TERHADAP NIAT MEMBELI ULANG
PAKAIAN DI TOKO PAKAIAN “RAHAYU” NANGGULAN
KULON PROGO DIY
Tesis
Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat S arjana S -2 Program studi Magister Manajemen
Diajukan Oleh :
Ratih Hely Tejasari
151102791
Kepada
MAGISTER MANAJEMEN
STIE WIDYA WIWAHA
YOGYAKARTA
2017
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
iii
“Y a A llahsesungguhnya aku memohon kepadamu ilmu yang
ber manfaat, r izki yang baik, dan amal yang diter ima”
Karya sederhana ini kupersembahkan untuk :
Sugiantoro, S.Pd dan Zhahir Alano Akma Pratama
Keluarga kecilku tercinta
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
(Studi Kasus Toko Rahayu)
Oleh: Ratih Hely Tejasari
NIM 151102791
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel citra merk, kualitas produk, diskon, dan lokasi terhadap niat beli ulang pada toko pakaian rahayu. Variabel independent dalam penelitian ini adalah citra merk, kualitas produk, diskon dan lokasi serta variabel dependen adalah niat beli ulang. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen toko pakaian rahayu. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 200 konsumen. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menyebarkan kuesioner yang memberikan daftar pertanyaan kepada responden. Metode analisis data menggunakan analisis regresi berganda, Uji Koefisien simultan (uji F), Uji Koefisien parsial ( Uji T )dan uji determinasi (R2). Data yang telah di uji validasi dan uji reliabilitas kemudian dilakukan analisa regresi berganda menghasilkan persamaan :
Y = 0.151 X1 + 0.197 X2 + 0,084 X3 + 0,042 X4 + e
Variabel citra merk mempunyai nilai koefisien beta sebesar 0,151, variabel kualitas produk mempunyai nilai koefisien beta sebesar 0,197, variabel diskon mempunyai nilai koefisien beta sebesar 0.084, dan variabel lokasi mempunyai nilai koefisien beta sebesar 0,042. Hal ini menunjukan variabel kualitas produk paling dominan berpengaruh terhadap niat beli ulang pakaian dibanding dengan variabel citra merk, diskon dan lokasi. Berdasarkan hasil analisis dan penelitian variabel citra merk, kualitas produk, diskon, dan lokasi secara bersama‐sama berpengaruh signifikan terhadap niat beli ulang pakaian dengan nilai f sebesar 6.882 dan nilai signifikan 0.000. Hasil Uji T citra merk berpengaruh secara parsial dengan nilai signifikasi 0.039, kualitas produk nilai signifikasi 0.008, sedangkan untuk diskon dan lokasi tidak berpengaruh secara parsial dengan nilai signifikansi 0.500, lokasi nilai signifikansi 0.742
v
Segala p uji dan sy ukur p enulis p anjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hiday ah-Nya serta sholawat dan salam kep ada Nabi M uhammad SAW sehingga p enulis dap at meny elesaikan skrip si y ang berjudul “ANALISIS PENGARUH CITRA M ERK, KUALITAS PRODUK, DISKON DAN LOKASI TERHADAP NIAT BELI ULANG PAKAIAN DI TOKO PAKAIAN RAHAYU NANGGULAN KULON PROGO DIY” dengan baik. Bany ak pihak y ang telah membantu dalam p eny elesaian skripsi ini baik secara moril maup un sp iritual maka dalam
kesemp atan ini p enulis ingin mengucap kan terima kasih kep ada :
1. Prof. Dr. Abdul Halim M BA Akt, selaku Direktur Magister Manajemen STIE Widya Wiwaha Yogy akarta, yang telah memberikan fasilitas kelancaran studi.
2. Bap ak Bay u Sutikno, SE, M SM, Ph.D .dan Ibu Dra Uswatun Chasanah, M .Si selaku dosen pembimbing y ang dengan kesabaran telah memberikan p etunjuk, saran-saran, bimbingan dan dorongan unutk p eny elesaian tesis ini.
3. Ibu dan Bap ak Dosen pengampu mata kuliah M agister M anajemen STIE Widy a Wiwaha Yogy akarta y ang telah memberikan bekal ilmu y ang sangat bermanfaat untuk p enulis
4. Sugiantoro S.Pd Suamiku dan Zhahir Alano Akma Pratama anaku, yang selalu memberikan semangat, doa, dan dukungan untuk terselesaikany a tesis ini. 5. Kedua Orang tuaku atas doa dan dukungany a untuk terselesaikany a tesis ini. 6. Teman-teman konsentrasi p emasaran Mbak Yuni, Mbak Ningrum, Mas Ardi, M as
Gifari dan M bak mita yang selalu memberikan semangat dan dorongan untuk terselesaikany a tesis ini.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
vi
penulis meny elesaikan tesis ini.
Semoga allah SWT berkenan memberikan balasan y ang sesuai dengan budi baik y ang telah mereka berikan. Penulis berharap semoga tesis ini bermanfaat bagi
pengembangan p endidikan dan bagi pihak y ang memerlukan.
Yogy akarta, Maret 2017 Penulis,
Ratih Hely Tejasari
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
vii
HALAM AN PENGESAHAN ... ii
HALAM AN PERSEM BAHAN ...iii
ABSTRAK... iv
KATA PENGANTAR ...v
DAFTAR ISI ...vii
DAFTAR TABEL ...x
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang M asalah ... 1
1.2Rumusan Masalah ... 8
1.3Pertany aan Penelitian ... 8
1.4Tujuan Penelitian... 9
1.5M anfaat Penelitian ... 9
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bauran Pemasaran ... 10
2.2 Citra M erk... 13
2.3 Kualitas Produk... 15
2.4 Diskon ... 18
2.5 Lokasi ... 19
2.6 Perilaku Konsumen ... 20
2.7 Niat Beli Ulang... 24
2.8 Tinjuan Penelitian Sebelumny a ... 24
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
viii
3.2 Objek Penelitian ... 27
3.3 Definisi Operasional Variabel ... 27
3.4 Temp at dan Waktu Penelitian ... 29
3.5 Pop ulasi dan Samp el ... 29
3.6 M etode Penelitian dan Teknik Pengump ulan Data... 30
3.6.1 M etode Penelitian ... 30
3.6.2 Teknik Pengump ulan Data... 32
3.6.2.1 Teknik Pengump ulan Data Primer ... 32
3.6.2.2 Teknik Pengump ulan Data Sekunder ... 33
3.7 Uji Validitas dan Reliabilitias... 34
3.7.1 Uji Validitas... 34
3.7.2 Uji Reliabilitas ... 35
3.8 Teknik analisis Data... 36
3.8.1 Analisis Regresi Berganda... 36
3.8.2 Uji Koefisien Regresi Secara Simultan ... 37
3.8.3 Uji Koefisien Secara Parsial... 37
3.9 Koefisien Determinasi... 37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek p enelitian ... 38
4.2 Karakteristik Resp onden... 38
4.3 Daftar Pertanyaan Yang Berhubungan Dengan Variabel Penelitian... 40
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
ix
4.3.4 Persep si Resp onden Terhadap Variabel Lokasi...44
4.3.5 Persep si Resp onden Terhadap Variabel Niat Beli Ulang...42
4.4 Uji Validitas...45
4.5 Uji Reliabilitas...46
4.6 Hasil Analisis Regresi Berganda... .47
4.7 Uji Koefisien Regresi Secara Simultan ( F Test)...50
4.8 Uji Koefisien Secara Parsial ( T test )...51
4.8 Uji Koefisien Determinasi...52
BAB V KESIM PULAN 5.1 Kesimp ulan...54
5.2 Saran...55
5.2.1 Saran Untuk Toko Pakaian Rahay u...55
5.2.2 Saran Untuk p enelitian Mendatang...56
5.3 Keterbatasan Penelitian...57 DAFTAR PUSTKA
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
x
Tahun 2015 dan Triwulan I Tahun 2016 D.I. Yogyakarta (persen)... 4
Tabel 1.2 Tabel Perkembangan Jumlah Konsumen Toko Rahayu Tahun 2014 sampai dengan Tahun 2015... 5
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan jenis kelamin... 37
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 37
Tabel 4.3.1 Persepsi Responden Terhadap Variabel Citra M erk... 38
Tabel 4.3.2 Persepsi Responden Terhadap Variabel Kualitas Produk... 39
Tabel 4.3.3 Persepsi Responden Terhadap Variabel Diskon... 40
Tabel 4.3.4 Persepsi Responden Terhadap Variabel Lokasi... 41
Tabel 4.3.5 Persepsi Responden Terhadap Variabel Niat Beli Ulang... 42
Tabel 4.4 Uji Validitas... 43
Tabel 4.5 Uji Reliabilitas... 44
Tabel 4.6 Ringkasan Hasil Regresi Linear Berganda... 45
Tabel 4.7 Hasil Uji F (Simultan)... 48
Tabel 4.7 Tabel Koefisien Determinasi... 49
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Pada era globalisasi saat ini masyarakat telah mengalami perkembangan
dalam segala bidang baik perkembangan sosial, ekonomi dan teknologi.
M asyarakat saat ini telah mengalamai kemudahan fasilitas sarana prasarana
sosial maupun ekonomi sehingga dapat semakin mudah dalam memenuhi
kebutuhan atau keperluan masing-masing. Kecanggihan teknologi saat ini
berkembang pesat menyebabkan hampir semua kegiatan manusia dibantu
oleh mesin seperti handphone, komputer, dan alat-alat elektronik lainya.
Dengan kemudahan yang didapat saat ini menjadikan masyarakat lebih
memilih cara yang praktis dan efisien dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya.
Perubahan sosial ekonomi yang terus terjadi membuahkan tantangan
terbaru dalam dunia usaha. Para pelaku usaha harus mampu mengembangkan
konsep pemasaran yang berorientasi konsumen. M ereka harus dapat
memenuhi tuntutan konsumen tentang pelayanan yang lebih baik dan
memuaskan serta dapat menyediakan barang atau jasa yang sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan para konsumen. Konsumen adalah pengguna
barang/jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri
sendiri, keluarga, orang lain, maupun mahluk hidup lain (Yuniarti, 2015: 46).
Konsumen dapat beragam dari sudut usia, jenis kelamin, status sosial, dan
sebagainya, yang akan mempengaruhi cara mereka melakukan proses
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
memilih sampai memutuskan produk yang akan dikonsumsi (Yuniarti, 2015:
47). Setelah memutuskan produk yang akan dikonsumsi, diharapkan
konsumen dapat merasakan puas terhadap produk yang telah dipilih.
Kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan konsumen setelah
membandingkan antara apa yang dia terima dan harapannya (Umar, 2005:65).
Seorang pelanggan jika merasa puas dengan nilai yang diberikan oleh produk
atau jasa sangat besar kemungkinannya menjadi pelanggan dalam waktu yang
lama. M enurut Kotler dan Keller (2007:177) kepuasan konsumen adalah
perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan
kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja yang diharapkan.
Dalam perilaku konsumen, ada dua elemen penting yaitu elemen proses
pengambilan keputusan dan elemen kegiatan secara fisik. Kedua elemen
tersebut melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan serta menggunakan
barang dan jasa. Konsumen membeli barang dan jasa untuk mendapatkan
manfaat dari barang dan jasa tersebut. Dengan demikian, perilaku konsumen
tidak hanya mempelajari yang dibeli atau dikonsumsi oleh konsumen, tetapi
juga dimana, bagaimana kebiasaan, dan dalam kondisi macam apa produk
dan jasa dibeli ( Yuniarti, 2015:47).
M emuaskan kebutuhan konsumen merupakan keinginan setiap
perusahaan., hal ini penting tidak hanya untuk kelangsungan hidup
perusahaan, memuaskan kebutuhan konsumen dapat meningkatkan
keunggulan dalam persaingan. Konsumen yang puas terhadap produk dan
jasa pelayanan cenderung akan membeli kembali produk dan menggunakan
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
kembali jasa pada saat kebutuhan yang sama muncul kembali dikemudian
hari. Hal ini berarti kepuasan merupakan faktor kunci bagi konsumen dalam
melakukan pembelian ulang yang merupakan porsi terbesar dari volume
penjualan perusahaan.
Industri menjadi hal yang sangat penting di era globalisasi saat ini, dengan
berkembangnya industri suatu negara maka semakin majulah negara tersebut.
Perkembangan dunia industri saat ini telah mengalami perkembangan yang
pesat, hal ini dapat dilihat dari semakin ketatatnya persaingan dan semakin
bebasnya persaingan antar perusahaan. Ruang lingkup usaha juga semakin
luas, setiap orang berhak mendapatkan peluang membuka atau memulai
usaha dari yang kecil hingga bisnis atau usaha yang besar untuk mendapatkan
keuntungan. Semakin berkembangnya zaman, bisnis atau usaha semakin
kompetitif.
Salah satu bisnis yang berkembang dewasa ini adalah bisnis pakaian.
M enurut data Badan Pusat Statistik perkembangan bisnis pakaian dapat
dilihat dari tabel 1.1 berikut :
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Tabel 1.1:
Pertumbuhan Produksi Industri M anufaktur Besar dan Sedang Triwulan IV
Tahun 2015 dan Triwulan I Tahun 2016 D.I. Yogyakarta (persen)
Industri Mesin dan Perlengkapan
ytdl 1,49 0,26 3,86 8,94
5. [31] Industri Furnitur 2,51 3,21 1,62 8,56
Industr i Besar dan Sedang (IBS) 1,17 2,21 3,71 6,41
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi DIY No 25/05 th. XVIII, 2 Mei 2016
Berdasarkan data Tabel 1.1 di atas, terlihat bahwa pada triwulan I tahun
2016 mengalami pertumbuhan sebesar 3.26 % dibandingkan triwulan IV
tahun 2015. Hal ini ditunjang dengan semakin banyaknya serta majunya
teknologi pendukung dari bisnis pakaian. Pakaian merupakan kebutuhan
pokok manusia, yang memiliki aneka ragam kualitas dan merk. Sedangkan
tabel perkembangan toko pakaian Rahayu sendiri dapat dilihat pada tabel 1.2
Tabel 1.2
Perkembangan Jumlah Konsumen Toko Rahayu Tahun 2014 sampai dengan
Tahun 2015
Bulan
Jumlah konsumen Tahun
Dalam dunia bisnis pakaian, kini bermunculan outlet-outlet dan
distro-distro. Distro singkatan dari distributor outlet adalah jenis toko di Indonesia
yang menjual pakaian dan aksesoris yang dititipkan oleh pembuat pakaian,
atau diproduksi sendiri. Selain Distro konsumen juga dapat memiliki pakaian
dengan merek tertentu, dengan harga relatif murah dengan asumsi sebagai
barang sisa eksport. Pakaian sisa eksport dengan harga relatif murah dapat
dijumpai pada factory outlet yang kini banyak ditemui di beberapa kota di
Indonesia. Kemunculan toko-toko yang menamakan dirinya sebagai toko sisa
eksport ini menambah pilihan konsumen untuk berbelanja pakaian. Bisnis
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
pakaian di Yogyakarta sendiri telah banyak berkembang dan bermunculan
pengecer-pengecer baru. Pengecer pakaian yang ada di Yogyakarta semakin
banyak, konsumen diberikan banyak pilihan produk dan harga yang paling
sesuai dengan kebutuhan. Konsekwensinya persaingan semakin meningkat,
sehingga semakin penting peranan kualitas produk, citra merk, diskon dan
lokasi pada pelanggan dalam memasarkan barang atau jasa.
M erek adalah nama,istilah, tanda, lambang atau desain, atau kombinasi
dari semua ini yang memperlihatkan identitas produk atau jasa dari satu
penjual atau sekelompok penjual dan membedakan produk itu dari produk
pesaing (Kotler dan Armstrong ,2008:275). Dalam dunia fashion, terdapat
berbagai macam merk pakaian. Konsumen diberikan banyak pilihan merk
pakaian yang sesuai dengan kebutuhan dan sesuai dengan keinginan. M erk
pakaian yang ditawarkan ke konsumen memiliki beragam harga sesuai
dengan kualitas pakaian tersebut. Dalam meningkatkan volume penjualan
memiliki banyak cara, misalnya dengan menawarkan harga yang lebih rendah
atau dengan memberikan diskon yang lebih besar dari harga pasar untuk
produk yang sama atau konsumen akan mendapat harga yang lebih murah
dari harga eceran jika melakukan pembelian dalam jumlah besar. Potongan
harga atau diskon diberikan untuk menarik konsumen membeli sebuah
barang. Tidak menutup kemungkinan dengan memberikan diskon dalam
jumlah tertentu membuat konsumen membeli barang atau produk tersebut
dengan jumlah yang banyak sehingga dapat meningkatkan jumlah penjualan
barang.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Kualitas produk merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi niat
beli pelanggan terhadap satu produk. Apabila pelanggan membeli suatu jasa
layanan atau membeli suatu produk dan mendapatkan produk tersebut dengan
keadaan kualitas yang buruk, mereka tentu akan complain, atau kecewa
terhadap produk tersebut, apabila kecewa dengan produk suatu merk tertentu
maka merk itu kedepannya tidak akan menjadi alternatif pembelian.
Selain citra merk dan kualitas, lokasi yang strategis akan menarik minat
konsumen untuk melakukan pembelian. Dalam strategi pemasaran pemilihan
lokasi usaha yang strategis menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi
kesuksesan pemasaran dari sebuah usaha. Semakin strategis lokasi
usaha yang dipilih semakin tinggi pula tingkat penjualan dan pada akhirnya
berpengaruh terhadap kesuksesan sebuah usaha.
Toko pakaian “Rahayu” merupakan usaha toko pakaian keluarga yang
turun temurun. Toko pakaian tersebut menyediakan berbagai jenis pakaian
dari pakaian bayi hingga dewasa baik perempuan maupun laki-laki. Toko
Pakaian “Rahayu” beralamat di Jalan Raya Sentolo Nanggulan Kulon Progo.
Pada awalnya, toko ini hanya melayani pakaian dewasa saja. namun seiring
berjalanya waktu dan kebutuhan konsumen semakin beragam Toko Pakaian
Rahayu juga menyediakan pakaian bayi, anak-anak serta perlengkapan bayi
seperti selimut, handuk dan lain-lain. Pada saat ini bermunculan
pesaing-pesaing di sekitar Toko Pakaian Rahayu sehingga persaingan antar toko
pakaian semakin ketat.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Berdasarkan uraian di atas dan melihat keterkaitan yang sangat erat antara
harga, kualitas produk, diskon, dan lokasi bila dilihat dari sisi konsumen,
maka dalam penelitian ini, mengambil judul “ Analisis Pengaruh Citra
Merk, Kualitas Produk, Diskon ,dan Lokasi Terhadap Niat Membeli
Ulang Pakaiaan di Toko Pakaian Rahayu Nanggulan Kulon Progo DIY
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarakan latar belakang masalah di atas dapat ditarik masalah sebagai
berikut:
1. Persaingan citra merk semakin kompetitif dan semakin ketat.
2. Persaingan kualitas produk semakin kompetitif dan semakin kekat.
3. Persaingan diskon semakin kompetitif dan semakin ketat.
4. Persaingan lokasi semakin kompetitif dan semakin ketat.
5. Persaingan citra merk, kulitas produk, diskon, dan lokasi semakin
kompetitif dan belum pernah di teliti di toko pakaian “Rahayu”
1.3.Pertanyaan Penelitian
Apakah citra merk, kualitas produk, diskon, dan lokasi berpengaruh
terhadap niat untuk membeli ulang pakaian di toko pakaian ”Rahayu”
Nanggulan Kulon Progo DIY.
1.4.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka dapat disusun tujuan dari
penelitian ini adalah:
1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh citra merk terhadap niat beli
ulang pakaian
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh citra merk terhadap niat beli
ulang pakain
3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh citra merk terhadap niat beli
ulang pakaian
4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh citra merk terhadap niat beli
ulang pakaian
5. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh citra merk, kualitas produk,
diskon, dan lokasi terhadap niat beli ulang pakaian
1.5.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. M anfaat Praktis
Bagi Pebisnis hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber
informasi tentang pengaruh citra merk, kualitas produk, diskon, dan lokasi
terhadap niat untuk membeli ulang pakaian di toko pakaian “Rahayu”
Nanggulan Kulon Progo DIY.
2. M anfaat Teoritis
a. Bagi Penulis, selain sebagai syarat menyelesaikan pendidikan M agister
M anajemen, juga dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan bidang
ilmu manajemen pemasaran, dan melatih penulis untuk dapat
menerapkan teori-teori yang diperoleh dari perkuliahan.
b. Bagi Perguruan Tinggi, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
bahan referensi dan pertimbangan unutk penelitian selanjutnya
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
BAB II
LANDAS AN TEORI
2.1 Bauran Pemasaran
M enurut Kotler (1997 : 92), bauran pemasaran adalah sejumlah alat-alat
pemasaran yang digunakan perusahaan untuk menyakinkan obyek pemasaran
atau target pasar yang dituju.
M enurut Swastha (1986:78) bauran pemasaran adalah kombinasi dari
empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari system pemasran
perusahaan, yakni produk, harga, promosi dan saluran distribusi. Keempat
komponen tersebut di atas dapat dikombinasikan dalam mencari
rumusan-rumusan yang terbaik untuk diterapkan dalam strategi pemasaran perusahaan.
1. Produk (Product)
Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk
mendapatkan perhatian, pembelian atau konsumsi yang didapat
konsumen, yang meliputi benda secara fisik, jasa, tempat, orang dan
organisasi. Hal yang paling esensial dalam bidang marketing adalah
bagaimana dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen secara
maksimal, bagaimana perusahaan dapat membuat produk dengan
kualitas yang baik, namun dengan tetap menekan biaya produksi
semaksimal mungkin.Sebab dari produk inilah proses transformasi
kepuasan konsumen dapat selalu dalam bentuk fisik tetapi meliputi
segala sesuatu yang memang dapat memberi nilai kepuasan pada
konsumen di pasar. Namun tanpa mengabaikan nilai kegunaan yang
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
ada, suatu produk disebut baik jika dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginan secara maksimal.
2. Harga (Price)
Swasta (1986: 147) berpendapat bahwa “Harga adalah jumlah uang
(ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk
mendapatkan sejumlah kombinasi barang beserta pelayanannya.”
Tujuan strategi penetapan harga adalah:
a. M emperoleh laba yang maksimum
Terjadinya harga memang ditentukan oleh penjual dan
pembeli. M akin besar daya beli konsumen, maka semakin besar
pula kemungkinan bagi para penjual untuk menetapkan tingkat
harga yang lebih tinggi. Dengan demikian penjual mempunyai
harapan untuk mendapat keuntungan maksimum dengan kondisi
yang ada.
b. Untuk mendapatkan share pasar tertentu
Tujuan mendapatkan share pasar untuk mencapai kenaikan
tingkat keuntungan dimasa depan, dan akan tercapai apabila pasar
peka (sensitive) terhadap harga, sehingga harga yang rendah dapat
mendorong pertumbuhan pasar yang pesat. Hal ini karena harga
yang rendah akan menarik pembeli.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
c. M emerah Pasar (Market Skimming)
Perusahaan mangambil manfaat dari tersedianya pembeli
membayar dengan harga yang lebih tinggi dari pembeli lain, karena
harga yang ditawarkan memberikan nilai yang lebih tinggi bagi
mereka.
3. Tempat (Place)
Yang disebut saluran distribusi adalah lembaga-lembaga distributor
atau penyalur yang mempunyai kegiatan menyalurkan barang atau
jasa dari produsen ke konsumen. Ada beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan saluran distribusi, yaitu:
a. Jenis dan sifat produk
b. Sifat konsumen potensial
c. Sifat persaingan
d. Saluran itu sendiri
Semua faktor ini perlu diperhatikan dalam berhasilnya kegiatan
pemasaran, terutama dalam penyaluran produk dari tangan produsen
ke konsumen secara efektif, tepat waktu dan yang dibutuhkan oleh
konsumen dengan mutu yang baik. Dengan strategi yang demikian
dapat diharapkan bahwa tingkat penjualan akan meningkat.
4. Promosi (Promotion)
Inti dari pada marketing mix adalah promosi, sebab dengan
promosi inilah akan terjadi komunikasi antar produsen dan konsumen
dalam melakukan pembelian.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
M enurut Philip Kotler (1991: 89), “Promosi adalah kegiatan yang
dilakukan untuk memberi dan menarik perhatian konsumen yang
potensial terhadap produk yang dihasilkan perusahaan, sehingga
menimbulkan minat untuk membeli.’
Promosi merupakan salah satu variabel dari marketing mix yang
sangat penting dilaksanakan perusahaan dalam pemasaran produknya.
Suatu produk sangatlah bermanfaat akan tetapi bila tidak dikenal oleh
konsumen maka tidak akan diketahui manfaatnya dan mungkin tidak
dibeli oleh konsumen.
2.2 Citra Merk
Citra merk (Brand Image) merupakan representasi dari keseluruhan
persepsi terhadap merk dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa
lalu terhadap merk itu. Citra terhadap merk berhubungan dengan sikap yang
berupa keyakinan dan preferensi terhadap suatu merk. Konsumen yang
memiliki citra yang positif terhadap suatu merk, akan lebih memungkinkan
untuk melakukan pembelian (Setiadi, 2003: 180). M enurut (Kotler, 2008 :
346) citra merk adalah persepsi dan keyakinan yang dilakukan oleh
konsumen, seperti tercermin dalam asosiasi yang terjadi dalam memori
konsumen. Citra merk umumnya didefinisikan segala hal yang terkait dengan
merk yang ada dibenak ingatan konsumen. Citra merk merepresentasikan
keseluruhan persepsi konsumen terhadap merk yang terbentuk karena
informasi dan pengalaman konsumen terhadap suatu merk (Suryani, 2008:
113). M enurut Tjiptono (2011:43) merk juga memiliki manfaat yaitu
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
bermanfaat bagi produsen dan konsumen. Bagi produsen, merk berperan
penting sebagai:
a. Sarana identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau
pelacakan produk bagi perusahaan, terutama dalam pengorganisasian
sediaan dan pencatatan akuntansi.
b. Bentuk proteksi hukum terhadap fitur atau aspek produk yang unik.
M erk bisa mendapatkan perlindungan properti intelektual. Nama merk
bisa diproteksi melalui merk dagang terdaftar (registered trademarks)
proses pemanufakturan bisa dilindungi melalui hak paten dan kemasan
bisa diproteksi melalui hak cipta (copyright) dan desain.
c. Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga
mereka bisa dengan mudah memilih dan membelinya lagi di lain
waktu. Sarana untuk menciptakan asosiasi dan makna unik yang
membedakan produk dari para pesaing.
d. Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan hukum,
loyalitas pelanggan, dan citra unik yang terbentuk dalam benak
konsumen.
e. Sumber financial returns, terutama menyangkut pendapatan masa
datang. Bagi konsumen, merk bisa memberikan beraneka macam nilai
melalui sejumlah fungsi dan manfaat potensial.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
2. 3 Kualitas Produk
M enurut Kotler (2005:49), kualitas produk adalah keseluruhan ciri serta
dari suatu produk atau pelayanan pada kemampuan untuk memuaskan
kebutuhan yang dinyatakan/ tersirat. Sedangkan definisi kualitas produk
memiliki arti penting bagi perusahaan karena tanpa adanya produk,
perusahaan tidak akan dapat melakukan usaha apapun dari usahanya. Produk
yang berkualitas tinggi sangat diperlukan agar keinginan konsumen dapat
dipenuhi. Keinginan konsumen yang terpenuhi sesuai dengan harapannya
akan membuat konsumen menerima suatu produk bahkan sampai loyal
terhadap produk tersebut.Pesaing yang banyak di pasar menuntut perusahaan
harus memerhatikan kebutuhan konsumen, serta berusaha memenuhi
kebutuhan itu dengan produk yang bermutu tinggi. Kualitas produk
memberikan dorongan kepada konsumen untuk menjalin ikatan yang kuat
dengan perusahaan. Konsumen akan senang jika kebutuhannya terpenuhi.
Tjiptono (2000: 25-28) menyatakan faktor yang sering digunakan dalam
mengevaluasi kepuasan konsumen terhadap suatu produk diantaranya :
a. Kinerja (performance)
Karakteristik operasi pokok dari produk inti (core product) yang di beli.
Kinerja dari produk memberikan manfaat bagi konsumen yang
mengkonsumsi sehingga konsumen dapat memperoleh manfaat dariproduk
yang telah dikonsumsinya.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
b. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (feature)
M erupakan karakteristik sekunder atau pelengekap dari produk inti.
Keistimewaan tambahan produk juga dapat dijadikan ciri khas yang
membedakan dengan produk pesaing yang sejenis. Ciri khas yang
ditawarkan juga dapat mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen
terhadap suatu produk.
c. Keandalan (reliability)
Kemungkinan kecil terhadap suatu kegagalan pakai atau
kerusakan.Tingkat resiko kerusakan produk menentukan tingkat kepuasan
konsumen yang diperoleh dari suatu produk. Semakin besar resiko yang
diterima oleh konsumen terhadap produk, semakin kecil tingkat kepuasan
yang diperoleh konsumen.
d. Kesesuaian dengan spesifkasi (conformance to specification)
Sejauh mana karakteristik desain operasi memenuhi standar-standar yang
telah ditetapkan sebelumnya.
e. Daya tahan (durability)
Berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan.Daya
tahan produk biasanya berlaku untuk produk yang bersifat dapat
dikonsumsi dalam jangka panjang.
f. Kegunaan (serviceability)
M eliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi, serta
penanganan keluhan yang memuaskan.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
g. Estetika (aestethic)
Daya tarik produk terhadap panca indera. Konsumen akan tertarik
terhadap suatu produk ketika konsumen melihat tampilan awal dari produk
tersebut.
h. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality)
M eliputi cita rasa, reputasi produk, dan tanggung jawab perusahaan
terhadap produk yang dikonsumsi oleh konsumen.Loyalitas pelanggan
merupakan aset berharga bagi perusahaan, agar perusahaan dapat
memenangkan persaingan maka perusahaan tersebut harus meningkatkan
loyalitas pelanggan dan menjalin hubungan mesra dengan pelanggan.
Salah satu strategi yang efektif dalam mengatasi hal ini adalah kualitas
produk, kualitas memiliki daya tarik bagi konsumen dan sangat
mempengaruhi konsumen dalam memilih barang maupun jasa. Produk
dikatakan berkualitas jika sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
pelanggan. Sangat penting pula mempertahankan kualitas, karena kualitas
yang baik merupakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan untuk
mempertahakan pelanggannya, dimana produk yang baik akan
menimbulkan keputusan membeli dan nantinya berdampak pada
peningkatan loyalitas pelanggan. Karena semakin tinggi kualitas produk
yang diterima pelanggan maka semakin tinggi tingkat loyalitas pelanggan
tersebut.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
2.4 Diskon
Strategi harga diskon pada penjual adalah strategi dengan memberikan
potongan harga dari harga yang sudah ditetapkan demi meningkatkan
penjualan suatu produk barang atau jasa (Perwitasari, 2012:36). M enurut
Ismaya (2005:252), potongan penjualan adalah potongan terhadap harga
penjualan yang telah disetujui apabila pembayaran dilakukan dalam jangka
waktu yang lebih cepat dari jangka waktu kredit, potongan penjualan adalah
potongan tunai dipandang dari sudut penjual. Dalam praktek dunia usaha saat
ini, terdapat berbagai macam potongan penjualan atau diskon yang digunakan
oleh perusahaan untuk menarik minat pelanggan dan merangsang adanya
pembelian dan pembayaran dengan segera. Seperti yang dikemukakan oleh
Kotler (2005 :162), potongan penjualan antara lain terdiri dari :
1. Diskon Tunai, yaitu penurunan harga bagi pembeli yang segera
membayar tagihan. Contoh yang lazim adalah, “2/10, neto 30”, yang
berarti bahwa pembayaran akan jatuh tempo dalam 30 hari dan bahwa
pembeli tersebut dapat mengurangkan 2 persen dengan membayar
tagihan tersebut dalam 10 hari.
2. Diskon Kuantitas, yaitu penurunan harga bagi orang yang membeli
dalam jumlah besar. Contoh yang lazim adalah “$10 per unit dibawah
100 unit; $9 per unit untuk 100 unit atau lebih”. Diskon kuantitas
harus ditawarkan sama untuk pelanggan dan tidak boleh melebihi
penghematan biaya yang diperoleh penjual. Diskon tersebut dapat
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
ditawarkan untuk masing-masing pesanan yang dilakukan atau untuk
jumlah unit yang dipesan selama kurun waktu tertentu.
3. Diskon Fungsional, diskon (juga disebut diskon dagang), ditawarkan
produsen kepada anggota-anggota saluran perdagangan jika mereka
melakukan fungsi tertentu, seperti menjual, menyimpan, atau
melakukan pencatatan. Produsen harus menawarkan diskon fungsional
yang sama dalam masing-masing saluran.
4. Diskon M usim, yaitu penurunan harga untuk orang yang membeli
barang atau jasa di luar musim. Hotel, motel, dan perusahaan
penerbangan menawarkan diskon musim pada masa-masa penjualan
yang lambat.
5. Potongan Harga, yaitu pembayaran ekstra yang dirancang untuk
memperoleh partisipasi penjual ulang (reseller) dalam program
khusus. Potongan harga tukar tambah (trade-in allowance) diberikan
kepada orang yang mengembalikan barang lama ketika membeli
barang yang baru. Potongan harga promosi (promotional allowances)
memberikan kepada penyalur imbalan karena berperan serta dalam
program pengiklanan dan dukungan penjualan.
2.5 Lokasi
M enurut Swastha (2002:24) lokasi adalah tempat dimana suatu usaha
atau aktivitas usaha dilakukan”. Faktor penting dalam pengembangan suatu
usaha adalah letak lokasi terhadap daerah perkotaan, cara pencapaian dan
waktu tempuh lokasi ke tujuan. Faktor lokasi yang baik adalah relatif untuk
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
setiap jenis usaha yang berbeda. Lokasi berhubungan dengan keputusan yang
dibuat oleh perusahaan mengenai dimana operasi akan ditempatkan. Hal yang
paling penting dari lokasi adalah tipe dan tingkat interaksi yang terlibat.
Dalam bisnis, mencari dan menentukan lokasi merupakan tugas yang paling
penting karena penentuan lokasi yang tepat merupakan kunci kesuksesan
suatu bisnis. Dalam menentukan lokasi usaha, faktor yang harus
dipertimbangkan, yaitu kestrategisan, apakah daerah tersebut dapat dijadikan
pusat bisnis atau bukan. Hal lain yang juga harus dipertimbangkan yaitu arus
lalu lintasnya. Arus lalu lintas mempengaruhi penempatan lokasi usaha
karena dapat menarik konsumen untuk mengunjungi bisnis tersebut dan
bahkan juga memungkinkan konsumen untuk membeli (Widya dan Utami,
2012:89).
2.6 Perilaku Konsumen
M enurut Peter dan Olson (2000:6) “Perilaku konsumen merupakan
interaksi dinamis antara pengaruh dari kondisi perilaku dan kejadian di sekitar
lingkungan di mana manusia melakukan aspek pertukaran dalam kehidupan
mereka”. M enurut Kotler (2005:202), perilaku pembelian konsumen
dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis.
a. Faktor Kebudayaan
Kebudayaan mempunyai pengaruh paling luas dan mendalam terhadap
perilaku konsumen. Terdiri dari budaya, sub budaya, dan kelas sosial.
Budaya yang merupakan karakter paling penting dari suatu sosial yang
membedakannya dari kelompok budaya lain menjadi penentu dan
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
keinginan dan perilaku yang paling mendasar. M asing-masing budaya
terdiri dari sub budaya yang memberikan lebih banyak ciri-ciri dan
sosialisasi. Sub budaya adalah suatu kelompok homogen atas sejumlah
orang yang terbagi menjadi beberapa bagian dari keseluruhan suatu
budaya. M asyarakat dalam suatu budaya dan sub budaya sesungguhnya
terbagi dalam strata atau kelas sosial. Kelas sosial merupakan sekelompok
orang yang sama-sama mempertimbangkan secara dekat persamaan
diantara mereka sendiri.
b. Faktor S osial
Pada umumnya konsumen sering meminta pendapat dari orang sekitar dan
lingkungannya tentang produk apa yang harus dibeli. Karena itulah
lingkungan sosial memberikan pengaruh terhadap perilaku konsumen.
Faktor sosial terdiri dari 3 (tiga) bagian, yaitu : kelompok acuan, keluarga,
dan peran. Kelompok acuan adalah semua kelompok yang memilki
pengaruh langsung terhadap sikap / perilaku seseorang. Dengan pendapat
yang diperoleh dari suatu kelompok maka konsumen dapat membuat
keputusan konsumsi. Keluarga sebagai organisasi pembelian konsumen
yang paling penting juga berpengaruh secara langsung terhadap keputusan
seseorang dalam membeli barang sehari-hari. Peran meliputi kegiatan yang
diharapkan akan dilakukan seseorang. Suatu produk atau merek dapat
menggambarkan peran dan status pemakainya.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
c. Faktor Pribadi
M ulai dari bayi hingga dewasa dan menjadi tua, manusia selalu
membutuhkan barang dan jasa. Pilihan barang yang dibeli secara otomatis
dipengaruhi antara lain oleh karakteristik pribadi yaitu usia dan tahap
siklus hidup, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian, dan konsep diri
yang bersangkutan. Usia dan tahap siklus, produk yang dikonsumsi oleh
setiap manusia dipengaruhi oleh usia dan tahap siklus hidup dan hal ini
sangat bermanfaat bagi pemasar dalam memperhatikan perubahan minat
pembelian yang berhubungan dengan daur hidup manusia. Keadaan
ekonomi ini sangat mempengaruhi pilihan produk. Pemasar yang
produknya peka terhadap pendapatan dengan seksama memperhatikan
kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan dan tingkat bunga.
Bilamana indikator-indikator tersebut mengalami resensi maka pemasar
perlu mencari jalan untuk posisi produk yang ditawarkan. Gaya hidup
adalah cara hidup seseorang yang terlihat melalui aktivitas sehari-hari,
minat dan pendapat seseorang. Seseorang dengan pendapatan yang tinggi
dan gaya hidup mewah tentunya akan menentukan pilihan pada barang dan
jasa yang berkualitas. Selain itu kepribadian dan konsep diri juga
mempengaruhi pilihan produk. Konsep diri adalah bagaimana konsumen
mempresepsikan diri mereka sendiri, yang meliputi sikap, persepsi,
keyakinan, dan evaluasi diri. Karena sangat berguna dalam menganalisis
perilaku sonsumen sehingga banyak perusahaan menggunakan konsep
yang berhubungan dengan kepribadian seseorang.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
d.Faktor Psikologis
Sikap pembelian psikologis dipengaruhi oleh empat faktor psikologis
utama, yaitu : motivasi, persepsi, pembelajaran dan kepercayaan. M otivasi,
banyak kebutuhan pada waktu tertentu tidak cukup kuat memotivasi
seseorang untuk bertindak. Suatu kebutuhan pada waktu tertentu tidak
cukup kuat memotivasi seseorang untuk bertindak. Suatu kebutuhan akan
berubah menjadi motif apabila kebutuhan tersebut telah mencapai tingkat
tertentu. M otif adalah kebutuhan yang cukup mendorong seseorang untuk
bertindak. Persepsi, seseorang yang memotivasi siap untuk bertindak,
tindakan seseorang akan dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi
tertentu. Dua orang dalam kondisi motivasi yang sama mungkin bertindak
secara berbeda-beda karena persepsi mereka yang berbeda. Pembelajaran,
yaitu proses perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari
pengalaman. Kebanyakan perilaku seseorang dihasilkan melalui dorongan,
rangsangan, isyarat, tanggapan, dan peringatan. Kepercayaan dan sikap
melalui motivasi proses pengamatan dan belajar seseorang memperoleh
kepercayaan terhadap suatu produk yang secara otomatis mempengaruhi
prilaku pembelian konsumen. Para konsumen mengembangkan beberapa
kenyakinan mengenai ciri-ciri dari suatu produk dan selanjutnya akan
membentuk suatu sikap konsumen terhadap produk tersebut.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
2.7 Niat Beli Ulang
Niat pembelian ulang menunjukkan keinginan pembeli untuk
melakukan kunjungan ulang di masa yang akan datang. Perilaku
pembelian ulang seringkali dikaitkan dengan loyalitas. Namun keduanya
berbeda. Perilaku pembelian ulang hanya menyangkut pembelian ulang
merk tertentu yang sama secara berulang – ulang, sedangkan loyalitas
merk mencerminkan komitmen psikologis terhadap merk tertentu.
M enurut Schiffman-Kanuk (2007:3), pembelian yang dilakukan
oleh konsumen terdiri dari 2 tipe, yaitu pembelian percobaan dan
pembelian ulang. Pembelian percobaan terjadi jika konsumen membeli
suatu produk dengan merk tertentu untuk pertama kalinya, dimana dalam
kegiatan tersebut konsumen berusaha menyelidiki dan mengevaluasi
produk dengan langsung mencoba
2.8 Tinjauan Penelitian S ebelumnya
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian terdahulu
sebagai acuan untuk menyelesaikanya. Penelitian terdahulu memudahkan
peneliti dalam menentukan langkah-langkah yang sistematis untuk
penyusunan penelitian dari segi teori maupun konsep.
Adapun dalam penelitian ini penulis mengambil 2 penelitian
terdahulu sebagai bahan referensi yaitu
1. Retnaningsih (2009) “Analisis Pengaruh M utu Produk dan persepsi
Harga Terhadap M inat Beli” . penelitian ini menggunakan 100 sampel
menggunakan metode kuantitatif. Hasil dari hipotesis yaitu hipotesis 1
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
: Semakin tinggi mutu produk minat beli semakin meningkat, hipoesis
2 : semakin tinggi persepsi harga minat beli semakin meningkat.
2. Gilang Gemilang Firdaus (2016) “Pengaruh Atribut Produk dan
Demografi Konsumen Terhadap M inat Beli Ulang Susu Pasteurisasi
Indomilk”. Penelitian ini menggunakan 100 responden dengan metode
riset deskriptif kualitatif. Hasil Hipotesis menyebutkan bahwa Atribut
Produk dan Demografi Konsumen berpengaruh terhadap minat beli
ulang Susu Indomilk.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah pada
variabel penelitian serta lokasi atau objek penelitian dan jumlah sampel
penelitian.
2.9 Hipotesis
Citra merk, kualitas produk, diskon dan lokasi berpengaruh terhadap Niat
membeli ulang pakaian. :
H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara citra merk terhadap niat beli
ulang pakaian
H2 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas produk terhadap
niat beli ulang pakaian.
H3 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara diskon terhadap niat beli
ulang pakaian .
H4 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara lokasi terhadap niat beli
ulang pakaian
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
H5 : Citra M erk, Kualitas Produk, Diskon dan Lokasi secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap niat beli ulang pakaian.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Disain Riset
Disain riset yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif.
M etode riset kuantitatif adalah metode riset yang menggunakan alat-alat dan
uji statistik berupa angka-angka atau bilangan (Sunyoto, 2012 : 16).
3.2 Objek Penelitian
Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
dan kegunaan tertentu secara objektif, valid dan reliable tentang suatu hal
(variable tertentu) (Sugiyono, 2008:13). Objek dalam penelitian ini adalah Toko
Pakaian Rahayu yang berlokasi di Jalan raya Sentolo Nanggulan Kulon Progo
DIY.
3.3 Definisi Operasional Variabel
Varibel yang terlibat dalam penelitian ini adalah citra merk, kualitas
produk, diskon dan lokasi sebagai variabel independen, Niat membeli
sebagai variable dependen.
a. Variabel independen/bebas
Variabel bebas adalah variabel yang dapat mempengaruhi atau menjadi
penyebab bagi variabel lainnya. Pada penelitian ini variabel bebasnya
yaitu:
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
1. Citra M erk (X1)
Citra M erk adalah seperangkat keyakinan konsumen mengenai merk
tertentu (Kotler dan Amstrong, 2001:225).
2. Kualitas Produk (X2)
Kualitas produk adalah keseluruhan ciri serta sifat dari suatu produk
yang berpengaruh pada kemampuan suatu produk untuk memberikan
kepuasan kepada konsumen
3. Diskon (X3)
Strategi dengan memberikan potongan harga dari harga yang sudah
ditetapkan demi meningkatkan penjualan suatu produk barang atau
jasa
4. Lokasi (x4)
Tempat meliputi saluran, cakupan, aneka, lokasi, persediaan dan
transportasi.
b. Variabel dependen/terikat
Variabel dependen/terikat (Y) pada penelitian ini adalah Niat Beli
Ulang Konsumen. M enurut Schiffman-Kanuk dalam Suwandi (2007:3),
pembelian yang dilakukan oleh konsumen terdiri dari 2 tipe, yaitu
pembelian percobaan dan pembelian ulang. Pembelian percobaan terjadi
jika konsumen membeli suatu produk dengan merk tertentu untuk
pertama kalinya, dimana dalam kegiatan tersebut konsumen berusaha
menyelidiki dan mengevaluasi produk dengan langsung mencoba.
Jika pada pembelian percobaan tersebut, konsumen merasa puas, dan
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
konsumen berkeinginan untuk membeli kembali, maka tipe pembelian ini
disebut pembelian ulang. Apabila pelanggan merasa puas, maka ia akan
menunjukkan besarnya kemungkinan untuk melakukan pembelian ulang,
dan bahkan mengajak orang lain.
3.4 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Toko Pakaian “Rahayu” Nanggulan Kulon
Progo” DIY. Waktu penelitian pada bulan Agustus 2016 sampai dengan
Februari 2017.
3.5 Populasi dan S ampel
a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek
penelitian yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen toko pakaian
“Rahayu”.
b. Sampel
M enurut Sugiyono (2009 : 118), Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan
sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini
menggunakan teknik purposive sampling, yaitu cara pengambilan sampel
yang membatasi ciri-ciri khusus seseorang yang memberikan informasi yang
dibutuhkan karena sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan peneliti. Dalam
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
penelitian ini kriterianya adalah responden yang sudah pernah beli di toko
pakaian Rahayu dan usia responden dari 15 – 65 Tahun. Selain itu untuk lebih
menghemat tenaga, waktu dan biaya. M enurut Hair dkk dalam prawira (2010
:46), merekomendasikan jumlah sampel minimal adalah 5 kali dari jumlah
item pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner. Indikator dalam penelitian ini
terdiri dari 4 variabel bebas dan 1 variabel terikat. Total pertanyaan pada
penelitian ini adalah 19, jadi minimal sampel yang diambil dalam penelitian
ini adalah 19 x 5 = 95 responden. Namun, besar sampel yang ditetapkan
adalah 200 responden untuk mengurangi kesalahan.
3.6 Metode Penelitian Dan Teknik Pengumpulan Data
3.6.1 Metode Penelitian
M etode penelitian adalah suatu teknik atau cara mencari, memperoleh,
mengumpulkan atau mencatat data, baik yang berupa data primer maupun
data sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiah
dan kemudian menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan
pokok-pokok permasalahan sehingga terdapat suatu kebenaran data-data yang akan
diperoleh. M enurut Sugiyono (2008: 4) metode penelitian pada dasarnya
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan
dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga
pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan
mengantisipasi masalah
Penelitian ini menggunakan metode penelitian analisis deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif. Pengertian penelitian deskriptif yang dikemukakan
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
oleh Umar (2007:87) meliputi kegiatan pengumpulan data untuk menjawab
pertanyaan mengenai status terakhir dari subyek penelitian. Tipe yang paling
umum dari penelitian deskriptif meliputi penilaian terhadap individu,
organisasi atau keadaan tertentu”.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode
deskriptif merupakan metode yang bertujuan untuk mengetahui sifat serta
hubungan yang lebih mendalam antara dua variabel dengan cara mengamati
aspek-aspek tertentu secara lebih spesifik untuk memperoleh data yang sesuai
dengan masalah yang ada tujuan penelitian, di mana data tersebut diolah,
dianalisis, dan diproses lebih lanjut dengan dasar teori-teori yang telah
dipelajari sehingga data tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan.
M etode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dengan pendekatan kuantitatif, yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah
dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya. Dengan menggunakan metode
penelitian ini akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang
diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran
mengenai objek yang diteliti.
Pengertian metode deskriptif yang dikemukakan oleh Sugiyono (2008:21),
menyatakan bahwa metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk
menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak
digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih jelas. Dari pengertian
diatas dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif merupakan metode
penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian yang ada,
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
sehingga metode ini harus diadakan akumulasi data. Sedangkan penelitian
kuantitatif bertujuan untuk menguji kebenaran data dalam penentuan dan
pemecahan masalah penelitian.
3.6.2 Teknik Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data merupakan bagian terpenting dalam suatu
penelitian begitu pula dalam penelitian ini untuk memperoleh data atau
informasi dan keterangan-keterangan yang diperlukan maka peneliti
menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
3.6.2.1Teknik Pengumpulan Data Primer
Pengertian data primer adalah data asli yang dikumpulkan oleh periset
untuk menjawab masalah riset secara khusus (Sunyoto (2012:27). Data
Primer adalah data asli yang dikumpulkan oleh periset untuk menjawab
masalah riset secara khusus (Sunyoto 2012 : 27). Pengumpulan data
primer dilakukan dengan instrument sebagai berikut :
1. Observasi atau pengamatan, yaitu teknik pengumpulan data dengan
cara mengamati secara langsung terhadap obyek penelitian kemudian
mencatat gejala-gejala yang ditemukan untuk melengkapi data-data
yang diperlukan sebagai acuan yang berkaitan dengan permasalahan
penelitian.
2. Kuesioner, yaitu sebuah set pertanyaan yang secara logis berhubungan
dengan masalah penelitian, dan tiap pertanyaan merupakan
jawaban-jawaban yang mempunyai makna dalam menguji hipotesis. Daftar
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
pertanyaan tersebut dibuat cukup terperinci dan lengkap dimana tiap
pertanyaan berkaitan dengan masalah penelitian. Kuesioner diberikan
kepada responden yang bersedia memberikan respon sesuai dengan
permintaan peneliti.
3. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dan informasi langsung
dari sumbernya atau disebut pula percakapan dengan maksud tertentu,
percakapan itu dilakukan oleh kedua belah pihak, yaitu pewawancara
dan orang yang diwawancarai
3.6.2.2Teknik Pengumpulan Data S ekunder
Pengertian data sekunder menurut Sunyoto (2012:41) Bahwa data
sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul
data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data.
Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan instrument sebagai
berikut :
c. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh
dari buku-buku, karya ilmiah, pendapat para ahli yang
memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.
d. Studi dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang diperoleh
dengan menggunakan catatan-catatan tertulis yang ada di
lokasi penelitian serta smber-sumber lain yang menyangkut
masalah yang diteliti.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas
3.7.1 Uji Validitas
Uji validitas menggunakan korelasi product moment yang
dikemukakan oleh Pearson dalam Arikunto, (2002: 146) sebagai
berikut:
dengan pengertian
rxy : koefisien korelasi antara x dan y
menggunakan rumus diatas dibandingkan dengan nilai r tabel apabila
di dapat nilai yang lebih besar maka butir instrumen tersebut valid dan
jika rxy lebih kecil dari r tabel maka butir instrumen tersebut tidak valid.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
3.7.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu instrumen yang cukup dapat dipercaya
untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut
sudah baik ( Arikunto, 2002: 154 ). Pada penelitian ini untuk mencari
reliabilitas instrumen menggunakan rumus alpha α, karena instrumen
dalam penelitian ini berbentuk angket atau daftar pertanyaan yang skornya
merupakan rentangan antara 1-5 dan uji validitas menggunakan item
total, dimana untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya
bukan 1 dan 0.
Untuk mempercepat dan mempermudah penelitian ini menggunakan
program SPSS 21 for windows, uji reliabilitas dilakukan dengan
menggunakan teknik Formula Alpha Cronbach (Umar 2000 : 207)
Rumus :
Indikator pengukuran reliabilitas menurut Sekaran (2000: 312)
yang membagi tingkatan reliabilitas dengan kriteria sebagai berikut :
Jika alpha atau r hitung:
1. 0,8-1,0 = Reliabilitas baik
2. 0,6-0,799 = Reliabilitas diterima
3. kurang dari 0,6 = Reliabilitas kurang baik
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
3.8 Teknik Analisis Data
Analisis data menurut Sugiyono (1999:297) adalah kegiatan
setelah data dari seluruh responden terkumpul. Kegiatan dalam analisis
data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dari seluruh
responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan
perhitungan untuk menjawab rumusan masalah penelitian.
3.8.1. Analisis Regresi Berganda
Analisis bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
variabel bebas yaitu: citra merk (X1), kualitas produk (X2) diskon (X3)
dan lokasi (X4) terhadap niat beli ulang konsumen (Y). Adapun
pembentuk umum persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut
(Sugiyono, 2015:275)
Y= a + b1X1 + b2 X2 + b3 X3 +b4X4+ e
Keterangan:
Y = Niat Beli Ulang Konsumen
a = Konstanta
X1 = Citra M erk
X2 = Kualitas Produk
X3 = Diskon
X4 = Lokasi
b1 b2 b3 = Koefisien regresi
e = Eror
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
3.8.2 Uji Koefisien Regresi S ecara S imultan (F test )
Uji F digunakan untuk menguji hipotesis yang menyatakan terdapat
pengaruh citra merk (X1), kualitas produk (X2) diskon (X3) dan lokasi
(X4) secara keseluruhan atau simultan terhadap Niat beli ulang pakaian
(Y). Dengan kriteria:
Hipotesis diterima jika nilai probabilitas F (Signifikan F) ≤α
Hipotesis ditolak jika nilai probabilitas F (Signifikan F) ≥α
3.8.3 Uji koefisien secara Parsial ( T test )
Uji T digunakan untuk mengetahui pengaruh keterlibatan citra merk
(X1), kualitas produk (X2), diskon (X3), dan lokasi (X4) secara parsial
atau individual terhadap niat beli ulang pakaian. Dengan kriteria
pengujian:
Hipotesis diterima jika nilai probabilitas t (Signifikan t) ≤α
Hipotesis ditolak jika nilai probabilitas t (Signifikan t) ≥α
3.9 Koefisien Determinasi (R2 )
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil
berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2011:
97).
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
BAB IV
HAS IL DAN PEMBAHAS AN
4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian
Toko Pakaian Rahayu merupakan salah satu toko pakaian yang berada di
wilayah Nanggulan Kulon Progo Yogyakarta. Toko Pakaian Rahayu
menawarkan produk pakaian dari pakaian balita hingga dewasa baik pakaian
pria maupun wanita. Toko pakaian Rahayu merupakan satu-satunya toko yang
buka sampai malam hari, yaitu pukul 21.00 WIB.
Pada awalnya pemilik berjualan di beberapa pasar yang berlokasi tidak
jauh dari tempat tinggal pemilik. Seiring berjalanya waktu pemilik membuka
toko pakaian di rumah yang beralamat di jalan raya Sentolo Nanggulan Kulon
Progo pada tahun 2012. Berbekal dari pangsa pasar yang telah terbentuk
selama berjualan di pasar, toko Rahayu semakin dikenal para konsumen tidak
hanya konsumen pasar tetapi konsumen yang berada di kawasan nanggulan
Kulon Progo Yogyakarta.
4.2. Karakteristik Responden
Pada bab ini disajikan mengenai karakteristik responden. Karakteristik
responden berguna untuk mengetahui jawaban atas responden dilihat dari
sudut karakteristik responden. Hal ini terkait dengan ketepatan sasaran yang
dituju.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat
diidentifikasikan sebagai berikut :
Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Presentase
Laki-Laki 96 48.0%
Perempuan 104 52.0%
Total 200 100%
Sumber : Data Primer diolah (2017)
2. Karakteristik responden berdasarkan usia
Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan usia
Jenis Kelamin Frekuensi Presentase
< 20 tahun 38 19%
20-30 tahun 63 31.5%
30-35 tahun 22 11%
>35 tahun 77 38.5%
Total 200 100%
Sumber : Data Primer diolah (2017)
Data penelitian mengenai karakteristik responden bedasarkan usia
dapat diketahui bahwa usia terbanyak yang menjadi konsumen di Toko
Pakaian Rahayu adalah usia di atas 35 tahun yaitu sebanyak 77 dari 200
responden atau 38.5%. Sedangkan yang paling sedikit adalah usia 30-35
Tahun yaitu sebanyak 22 dari 200 responden atau 11%.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
4.3 Daftar Pertanyaan Yang Berhubungan Dengan Variabel Penelitian
4.3.1 Persepsi Responden Terhadap Variabel Citra Merk
Tabel 4.3.1 Pertanyaan Citra M erk
Sumber : Data Primer diolah (2017)
Berdasarkan distribusi frekuensi jawaban responden yang
tercantum pada tabel 4.3.1 diketahui bahwa nilai mean variabel citra merk
sebesar 4.153 dapat diartikan bahwa rata-rata responden memberikan
tanggapan bahwa indikator citra merk adalah tinggi dalam mempengaruhi
niat beli ulang pakaian di Toko pakaian Rahayu. Dari distribusi frekuensi
juga diketahui bahwa nilai rata-rata tertinggi sebesar 4.22 terletak pada
pertanyaan no 2 dan 3 Hal ini berarti hampir semua responden
menganggap setuju bahwa pakaian ber merk lebih dipilih di toko pakaian
Rahayu dan merk pakaian di toko Rahayu adalah asli bukan tiruan.
Selanjutnya rata-rata terendah sebesar 4.02 berkaitan dengan merk
pakaian, menjelaskan bahwa ada beberapa responden yang tidak puas
dengan merk yang dijual di toko pakaian Rahayu.
No Pernyataan STS TS KS S SS M ean
1 M erk pakaian yang disediakan di toko Rahayu terkenal (X1a)
2 2 28 126 42 4.02
2 Saya lebih memilih pakaian yang ber merk di toko pakaian Rahayu (X1b)
3 1 19 103 74 4.22
4.3.2 Persepsi Responden Terhadap Variabel Kualitas Produk
Tabel 4.3.2 Pertanyaan Kualitas Produk
No Pernyataan STS TS KS S SS M ean
1 Produk pakaian yang dijual di
toko Rahayu memiliki jahitan yang baik (X2a)
2 3 10 138 47 4.13
2 Produk pakaian mengikuti trend saat ini (X2b)
0 3 13 83 101 4.41
3 Produk yang ditawarkan memiliki banyak variasi (X2c)
0 2 6 84 108 4.49
4 Produk pakaian yang ditawarkan memiliki kualitas bahan yang baik (X2d)
0 1 6 103 90 4.41
5 M odel desain Produk yang dijual di toko Rahayu menarik (X2e)
0 2 7 91 100 4.45
Total M ean 4.378
Sumber : Data Primer diolah (2017)
Berdasarkan distribusi frekuensi jawaban responden yang
tercantum pada tabel 4.3.2 diketahui bahwa nilai mean variabel kualitas
produk sebesar 4.378 dapat diartikan bahwa rata-rata responden
memberikan tanggapan bahwa indikator kualitas produk adalah tinggi
dalam mempengaruhi niat beli ulang pakaian di toko pakaian Rahayu. Dari
distribusi frekuensi juga diketahui bahwa nilai rata-rata tertinggi sebesa
4.49 terletak pada pertanyaan no 3. Hal ini berarti hampir semua
responden menganggap setuju bahwa produk yang dijual di toko pakaian
Rahayu bervariasi. Selanjutnya rata-rata terendah terdapat pada pertanyan
no 1 sebesar 4.13 yang berkaitan dengan kualitas jahitan. Hal ini berarti
bahwa sebagian konsumen tidak puas dengan jahitan pakaian yang dijual
di toko pakaian Rahayu
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
4.3.3 Persepsi Responden Terhadap Variabel Diskon
Tabel 4.3.3 Pertanyaan Variabel Diskon
No Pernyataan STS TS KS S SS M ean
1 Saya tertarik dengan diskon
yang diberikan Toko Rahayu (X3a)
0 0 14 136 50 4.18
2 Toko Rahayu menawarkan
diskon khusus untuk pembelian dalam jumlah besar (X3b)
1 0 21 79 99 4.38
3 Diskon yang diberikan sangat kompetitif dengan toko pakaian lain (X3c)
0 2 13 123 62 4.23
Total M ean 4.263
Sumber : Data primer diolah (2017)
Berdasarkan distribusi frekuensi jawaban responden yang
tercantum pada tabel 4.3.3 diketahui bahwa nilai mean variabel diskon
sebesar 4.263 dapat diartikan bahwa rata-rata responden memberikan
tanggapan bahwa indikator diskon adalah tinggi dalam mempengaruhi
niat beli ulang pakaian di toko pakaian Rahayu. Dari distribusi frekuensi
juga diketahui bahwa nilai rata-rata tertinggi sebesar 4.38 terletak pada
pertanyaan no 2. Hal ini berarti hampir semua responden menganggap
setuju bahwa toko pakaian Rahayu memberikan diskon khusus untuk
pembelian dalam jumlah besar. Selanjutnya rata-rata terendah terdapat
pada pertanyan no 1 sebesar 4.20. Hal ini berarti bahwa sebagian
konsumen tidak puas dengan diskon yang diberikan di toko pakaian
4.3.4 Persepsi Responden Terhadap Variabel Lokasi
Tabel 4.3.4 Pertanyaan Variabel Lokasi
No Pernyataan STS TS KS S SS M ean
1 Lokasi toko pakaian Rahayu
berada di jalan utama/strategis (X4a)
1 0 11 117 71 4.29
2 Toko pakaian Rahayu mudah dijangkau dengan sarana umum (X4b)
0 1 5 76 118 4.56
3 Suasana toko pakaian rahayu nyaman (X4c)
0 3 2 101 94 4.43
4 Letak Toko pakaian Rahayu
mudah terlihat (X4d)
0 0 2 102 96 4.47
Total M ean 4.437
Sumber : Data primer diolah (2017)
Berdasarkan distribusi frekuensi jawaban responden yang
tercantum pada tabel 4.3.4 diketahui bahwa nilai mean variabel Lokasi
sebesar 4.437 dapat diartikan bahwa rata-rata responden memberikan
tanggapan bahwa indikator Lokasi adalah tinggi dalam mempengaruhi
niat beli ulang pakaian di toko pakaian Rahayu. Dari distribusi frekuensi
juga diketahui bahwa nilai rata-rata tertinggi sebesar 4.56 terletak pada
pertanyaan 2 Hal ini berarti hampir semua responden menganggap setuju
bahwa lokasi toko pakian Rahayu mudah dijangkau dengan sarana umum.
Selanjutnya rata-rata terendah terdapat pada pertanyan no 1. Hal ini berarti
bahwa sebagian konsumen menganggap toko pakaian rahayu tidak berada
di lokasi yang strategis.