BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Ankle Brackial Index (ABI)
1. Definisi Ankle Brachial Index (ABI)
Ankle Brachial Index (ABI) merupakan pemeriksaa noninvasive
pembuluh darah yang berfungsi untuk mendeteksi tanda dan gejala klinis
iskhemia, penurunan perfusi perifer yang dapat mengakibatkan angiopati
dan neuropati diabetik (Mulyati, 2009). Tekanan darah sistolik
pergelangan kaki lebih tinggi dari tekanan darah sistolik brachialis
merupakan estimasi terbaikdari tekanan darah sistolik pusat (Sacks, dkk.
2002).
Nilai ABI yang rendah berhubungan dengan risiko yang lebih
tinggi mengalami gangguan pada sirkulasi perifer, uji ABI ini umumnya
digunakan untuk menjelaskan ada tidaknya penyakit pembuluh darah
arteri perifer dan digunakan untuk menilai tingkat keparahan penyakit
pembuluh darah arteri perifer (Simatupang dkk. 2013). ABI adalah
pemeriksaan noninvasive yang dilakukan dengan mudah meggunakan
dopler tangan dan tensimeter dengan nilai normal 0,9-1 (Amstrong &
Lavery, 1998 dalam Mulyati, 2009). ABI digunakan untuk menunjang
diagnosis penyakit vaskuler pada DM dengan menyediakan indicator
Ankle/ Arm Index (AAI) dan Resting Pressure Index (RPI) (Sacks dkk,
2002).
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi ABI
Pada dasarnya ABI merupakan hasil pembagian dari tekanan darah
sistolik ankle dengan tekanan darah sistolik brachial. Tekanan darah
merupakan hasil dari peningkatan cardiac output oleh resistensi perifer
yang dirumuskan dengan (Sherwood, 2001):
Tekanan darah= curah jantung X resistensi perifer
Berikut adalah faktor-faktor fisiologis utama yang dapat mempengaruhi
tekanan darah (Sanion & Sanders, 2007)
a. Aliran balik vena
Aliran balik vena merupakan aliran yang membawa darah dari
seluruh tubuh ke ventrikel kiri jantung. Jika darah yang kembali
menurun, otot jantung tidak akan terdistensi, kekuatan ventrikuler
pada fase sistolik akan menurun.
b. Frekuensi dan kekuatan kontraksi jantung
Secara umum apabila kontraksi dan kelainan kekuatan kontraksi
jantung meningkat, tekanan darah juga akan meningkat. Akan tetapi,
apabila jantung berdetak terlalu kencang ventrikel tidak akan terjadi
sepenuhnya diantara detakan, sehingga curah jantung dan tekanan
c. Resisten perifer
Resisten perifer merupakan resisten dari pembuluh darah bagi aliran
darah.
d. Elastisitas arteri besar
Elastisitas arteri adalah kemampuan serat elastic yang membuat
dinding arteri elastic sehingga arteri dapat berperilaku seperti balon.
Sifat elastis menyebabkan arteri dapat membesar/mengembang untuk
secara sementara menampung kelebihan volume darah dan
menyimpan sebagian energi tekanan yang ditimbulkan oleh kontraksi
jantung didinding yang terenggang.
e. Viskositas darah
Viskositas darah bergantung pada keberadaan sel-sel darah dan
protein plasma termasuk di dalamnya zat-zat nutrient seperti glukosa,
asam amino, lemak dan vitamin sertazat sisa seperti keratin dan
bilirubin.
f. Hormon
Beberapa hormon memiliki efek terhadap tekanan darah. Contohnya
pada saat stress, medulla kelenjar adrenal akan menyekresikan
noreprinefrin dan epinefrin, yang keduanya akan menyebabkan
3. Prosedur ABI
Cara pengukuran ABI pada dasarnya sama dengan pengukuran
tekanan darah. Manset tekanan diletakkan dilengan atas dan dipompa
sampai titik tidak ada nadi brachialis yang dapat dideteksi dengan
Doppler. Kemudian manset perlahan dikempiskan sampai dopler dapat
mendeteksi kembali nadi, angka yang ditunjukkan oleh tensimeter saat
nadi kembali terdeteksi merupakan nilai tekanan sistolik. Tindakan ini
dilakukan kembali pada kaki, manset diletakkan didistal betis dan
Doppler diletakkan diatas dorsalis pedis atau arteri tibialis posterior.
Tekanan sistolik kaki dibagi dengan tekanan sistolik brachialis
merupakan nilai ABI. Adapun prosedur pengukuran ABI sebagai berikut
(Potter & Perry, 2006):
a. Siapkan sphygmomanometer dan stetoskop serta alat tulis.
b. Kaji factor yang mempengaruhi tekanan darah
c. Kaji tempat yang paling baik untuk melakukan pengukuran tekanan
darah
d. Bantu klien untuk mengambil posisi beban lengan atas pada setinggi
jantung dengan telapak tangan menghadap keatas
e. Dengan klien duduk atau berbaring, posisikan beban lengan atas
pada setinggi jantung dengan telapak tangan menghadap ke atas
g. Palpasi arteri brachialis, letakkan menset 2,5 cm diatas nadi
brachialis, selanjutnya dengan menset masih kempis pasang menset
dengan rata pas sekeliling lengan atas.
h. Pastikan manometer diposisikan vertical sejajar mata dan pengamat
tidak boleh lebih jauh dari 1 meter
i. Letakkan earpiece stetoskop pada telinga dan pastikan bunyi jelas,
tidak redup (muffled)
j. Carilah lokasi arteri brachialis dan letakkan belatau diafragmac
hestpiece diatasnya serta jangan membiarkan chestpiece menyentuh
manset atau baju klien
k. Tutup katup balon tekanan searah jarum jam sampai kencang
l. Kembung kanm enset 30 mmHg diatas tekanansi stolik yang
dipalpasi, kemudian dengan perlahan lepas kan dan biarkan air raksa
turun dengan kecepatan 2 sampai 3 mmHg per detik
m. Catat titik pada manometer saat bunyi jelas yang terdengar
n. Lanjutkan mengempiskan manset, cata ttitik dimana bunyi redup
timbul
o. Kempiskan manset dengan cempat dan sempurna buka manset dari
lengan kecuali jika ada rencana untuk mengulang
p. Bantu klien untuk kembali keposisi yang nyaman dan rapikan
kembali baju lengan atas serta beritahu hasil pengukuran kepada
4. Cara Perhitungan ABI dan Interpretasi ABI
Setelah mendapatkan tekanan darah sistolik pada
masing-masing brachialis dan pedis, maka dilihat tekanan sistolik yang lebih
tinggi. Perhitungan nilai ABI dilakukan dengan vena membagi tekanan
darah sistolik tertinggi dari dorsalis pedis atau tibia posterior dengan
tekanan darah sistolik brachialis tertinggi (Laurel, 2005).
ABI=Tekanan Sistolik tertinggi pergelangan kaki
Tekanan sistolik tertinggi lengan
Interpretasi nilai ABI (Alonsoet al, 2010:28)
>1.3 :Noncompressible
>1.0-1.3 : Normal
>0.9-1.0 :Borderline
<0.89-0.71 :Mild Obstruction (intermitten claudication)
<0.71-0.41 :Moderete Obstruction
2. Massage
1. Pengertian Massage (Pijat)
Pijat adalah sebuah perlakuan “hands-on” dimana terapis
memanipulasi otot dan jaringan lunak lain dari tubuh untuk
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan. Berbagai jenis pijat dari
lembut membelai hingga teknik manual yang lebih dalam untuk memijat
otot serta jaringan lunak lainnya. Pijat ini telah dipraktikan sebagai terapi
penyembuhan selama berabad-abad yang hampir ada dalam setiap
kebudayaan di seluruh dunia. Ini dapat membantu meringankan
ketegangan otot, mengurangi stress dan membangkitkan rasa ketenangan.
Meskipun pijat mempengaruhi tubuh secara keseluruhan, hal itu terutama
mempengaruhi aktivitas system musculoskeletal, peredaran darah,
limfatik dan juga syaraf. Menurut Andy Dees, MH, seorang ahli
refleksologi dari Klinik Tre Danne, Jakarta Selatan, yang telah
mendapatkan sertifikat dari International Association of Natural Healing
and Reflexology Athens-Greece, pijat refleksologi sangat berguna
sebagai deteksi dini (early detection) dan pencegahan terhadap suatu
penyakit (prevention of disease).Pijat refleksi adalah suatu cara
pengobatan penyakit melalui titik pusat urat syaraf yang bersangkutan
adalah penyembuhan penyakit melalui pijat urat syaraf untuk
mempelancar peredaran darah (Ruhito. F, Mahendra B : 2009).
2. Manfaat Pijat
a. Mencegah Penyakit
Relatif banyak penyakit yang bisa diatasi melalui teknik pijat refleksi,
dari penyakit ringan (seperti pegal dan pusing) hingga penyakit berat
(seperti kanker, gangguan ginjal, stroke, dan jantung). Metode
pemijatan ini tidak hanya mengatasi berbagai penyakit, tetapi juga
mampu mencegah sedini mungkin penyakit yang dapat menyerang
(Ruhito. F, Mahendra B : 2009).
b. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Melalui pemijatan, daya tahan tubuh dapat ditingkatkan sehingga
tubuh menjadi lebih bugar dan stamina tubuh meningkat. Hal ini
terjadi karena teknik pijatan ini dapat meningkatkan energi tubuh.
Secara mekanis, saraf dan otot tubuh menjadi terlatih, sehingga tubuh
menjadi lebih fit dan dapat menangkal penyakit.(Ruhito. F, Mahendra
B : 2009)
c. Meningkatkan Gairah Kerja
Pijat refleksi dapat menjaga fungsi organ-organ tubuh sehingga dapat
meningkatkan gairah atau motivasi untuk bekerja.(Ruhito. F,
d. Membantu Mengusir Stres
Seringkali dalam kehidupan, berbagai persoalan hidup menekan baik
secara psikologis maupun fisik. Dalam jangka waktu tertentu,
keadaan ini membuat seseorang menjadi stres atau tertekan sehingga
memengaruhi kesehatan fisik. Peredaran organ-organ tubuh akan
tersumbat. Dengan melakukan pijat refleksi, efek buruk stres terhadap
keadaan fisik dapat dikembalikan pada keadaan normal. Pada
gilirannya, stres akibat tertekan perlahan berkurang dan menghilang.
(Ruhito. F, Mahendra B : 2009)
Jika pijat refleksi dilakukan secara rutin, efeknya akan sangat
bagus bagi tubuh, karena peredaran darah dan cairan dalam tubuh
menjadi lancar. Kondisi ini akan membuat sirkulasi penyaluran oksigen
dan nutrisi penting di dalam sel sel tubuh akan menjadi lancar yang
berimbas pada efek tubuh menjadi lebih segar dan tercapai kondisi
keseimbangan karena adanya efek relaksasi tubuh.
3. Teknik Pijat
Teknik pijat yang banyak digemari ini yang umum adalah dengan
jari tengah dan telunjuk dibengkokkan untuk melakukan penekanan di
bagian tertentu di telapak kaki. Proses pemijatan harus dilakukan secara
menyeluruh ke seluruh titik syaraf di telapak kaki dan telapak tangan.
dibagian bawah (telapak kaki), punggung kaki, dan bagian samping kaki.
Titik refleksi pada kaki kanan dan kaki kiri semua berhubungan dengan
sistem peredaran darah yang mengalir pada organ-organ tubuh. Untuk
orang yang berpengalaman (ahli pijat refleksi) dapat mengetahui keluhan
atau gangguan pada orang dilihat dari telapak kaki atau tangan. Pada
bagian telapak kaki atau tangan, terlihat gejala seperti bengkak, kulit kuku
berwarna gelap, dan pada saat dipijat atau ditekan akan terasa sakit luar
biasa.(Ruhito. F, Mahendra B : 2009)
F. Titik refleksi pada kaki terbagi atas :
1) Titik Refleksi pada Kaki bagian Bawah (Telapak)
Titik-titik refleksi pada telapak kaki berhubungan dengan seluruh
organ tubuh. Titik-titik refleksi dibagi menjadi bagian bawah
jari-jari, telapak bagian depan, telapak bagian tengah, dan
Gambar 2.1. Titik Refleksi pada Bagian Telapak Kaki
a) Titik refleksi pada bagian bawah jari-jari kaki berhubungan
dengan organ otak, dahi, hidung, leher, mata, dan telinga.
b) Titik refleksi pada telapak bagian depan berhubungan dengan
bahu, pundak (otot trapezius), kelenjar tiroid, kelenjar
paratiroid, dan paru-paru.
c) Titik refleksi pada telapak bagian tengah berhubungan
dengan lambung, usus 12 jari, pankreas, kelenjar adrenalin,
d) Titik refleksi pada telapak bagian belakang berhubungan
dengan ureter (saluran kencing), usus kecil, kandung kemih,
rektum, anus, lutut, insomnia, dan kelejar reproduksi.
G. Titik Refleksi pada Punggung Kaki
1) Titik-titik refleksi pada punggung kaki bagian depan
berhubungan dengan kelenjar getah bening, organ
keseimbangan, dada, sekat rongga dada dan perut, amandel,
rahang, dan saluran pernapasan.
2) Titik refleksi pada punggung kaki bagian belakang dan samping
berbuhubungan dengan bahu, lutut, indung telur atau testis, sendi
pinggul, tulang tungging, tulang belikat, sendi siku, tulang rusuk,
dan pinggul.
Gambar 2.2. Titik Refleksi pada Bagian Punggung Kaki
H. Titik Refleksi pada Kaki Bagian Samping Dalam
D. Titik refleksi pada kaki bagian depan berhubungan dengan
E. Titik refleksi pada kaki bagian belakang berhubungan dengan
pinggang, kandung kemih, kelangkang, tulang paha, kelenjar
getah bening, rahim, prostat, tulang rusuk, dan dubur.
Gambar 2.3. Titik Refleksi pada Bagian Sisi Luar Kaki
I. Titik refleksi pada tangan
Pada telapak tangan terdapat area-area refleksi yang berhubungan
dengan bagian-bagian tubuh, di antaranya: daerah ginjal, paru-paru,
maag, usus besar, usus dua belas jari, jantung, lambung, dan
tenggorokan. Misalnya, jika ginjal mengalami suatu gangguan, area
refleksi ginjal akan terasa sakit dan tidak enak bila ditekan. Titik-titik
3. Titik Refleksi pada Bagian Telapak Tangan
Gambar 2.4. Titik-titik refleksi pada telapak tangan
4. Titik Refleksi pada Bagian Punggung Tangan
3. Kerangka Teori
Gambar 2.6 Kerangka Teori
Sumber : Sanion & Sanders (2007), Aditya, Sukarendra & Putu (2013), Guyton
(2014) Foot Massage
Factor-faktor yang mempengaruhi nilai ABI:
1. Aliran balik vena
2. Frekuensi dan kekuatan kontraksi
jantung
3. Resisten perifer
4. Elastisitas arteri besar
5. Viskositas darah
6. Hormon mengaktifkan parasimpatik
Perubahan nilai ankle brachial indeks
sinyal neurotransmiter ke otak, organ dalam tubuh, dan bioelektrik ke seluruh tubuh.
mengalirkan gelombang alfa
vasodilatasi pembuluh darah dan getah bening
Variabel Independen:
Terapi foot massage
Variabel Dependen:
Nilai Ankle Brachial Indeks
4. Kerangka Konsep
Gambar 2.7 Kerangka Konsep
5. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian adalah :
a. Ada pengaruh dari foot massage terhadap nilai ankle brachial index
(ABI).
b. Tidak ada pengaruh dari foot massage terhadap nilai ankle brachial index