• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan berpikir kreatif matematis - YUNIASIH SURATMI BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan berpikir kreatif matematis - YUNIASIH SURATMI BAB II"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kemampuan berpikir kreatif matematis a. Berpikir Kreatif

Kemampuan berpikir adalah kecakapan menggunakan akal menjalankan proses pemikiran/kemahiran berpikir. Dewey, J (Sudarma, 2013) mengemukakan bahwa berpikir adalah imajinasi atau kesadaran yang hadir pada diri seseorang. Beberapa ahli psikologi setuju bahwa berpikir melibatkan suatu bentuk aktivitas mental. Menurut Walgito, B (1997) bahwa berpikir merupakan aktivitas psikis yang intensional, berpikir tentang sesuatu. Aktivitas tersebut dapat dijelaskan berdasarkan aktivitas yang dilakukan pikiran ketika berpikir. Ciri-ciri yang utama dari berpikir adalah adanya abstraksi, abstraksi dalam hal ini berarti anggapan lepasnya kualitas atau relasi dari benda-benda, kejadian-kejadian, dan situasi-situasi yang mula-mula dihadapi sebagai kenyataan. Dengan demikian kita dapat mengatakan bahwa berpikir adalah bergaul dengan abstraksi-abstraksi.

(2)

Rogers (Munandar, 2013) mengemukakan bahwa sumber dari kreativitas adalah kecenderungan untuk mengaktualisasi diri, mewujudkan potensi, dorongan untuk berkembang dan menjadi matang, kecenderungan untuk mengekspresikan dan mengaktifkan semua kemampuan organisme.

Kemampuan berpikir kreatif menurut Putra,T dkk (2012) yaitu kemampuan berpikir kreatif yang meliputi kemampuan yang pertama memahami informasi masalah yaitu menunjukan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan, kedua yaitu menyelesaikan masalah dengan bermacam-macam jawaban (kefasihan) yang ketiga menyelesaikan masalah dengan satu cara kemudian dengan cara lain dan siswa memberika penjelasan tentang berbagai metode penyelesaian itu (keluwesan) yang keempat memeriksa jawaban dengan berbagai metode penyelesaian dan kemudian membuat metode baru yangberbeda (kebaruan). Dengan berpikir kreatif orang menciptakan sesuatu yang baru, timbulnya atau munculnya hal baru tersebut secara tiba-tiba ini yang berkaitan dengan insight, menurut Walgito. B (2005)

(3)

(4) Peserta didik yang kreatif tidak takut melakukan kesalahan dan akan melakukan percobaan berulang-ulang untuk sesuatu yang dia ketahui, sampai dia menemukan jawaban atas pertanyaannya Nurlaela dan Ismayati (2015).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan yang dimiliki oleh individu untuk memberikan gagasan-gagasan atau ide-ide baru dalam memecahkan masalah. Ide yang baru tersebut adalah gabungan dari gagasan-gagasan atau ide yang sudah ada sebelumnya. Oleh karena itu dengan berpikir kreatif kita dapat menemukan dan menentukan hal-hal baru dalam penyelesaian suatu masalah.

Munandar (2009) sendiri telah menyusun skema penilaian untuk menilai kemampuan berpikir kreatif siswa SD dan SMP. Skema penilaian tersebut meliputi empat kriteria dari berpikir kreatif yaitu berpikir lancar

(fluent thinking) atau kelancaran yang menyebabkan seseorang mampu

mencetuskan banyak penyelesaian masalah atau pertanyaan, berpikir luwes (flexible thinking) atau kelenturan yang menyebabkan seseorang mampu menghasilkan penyelesaian bervariasi, berpikir orisinil (original

thinking) yang menyebabkan seseorang mampu melahirkan

(4)

Ciri-ciri kemampuan berpikir lancar adalah mencetuskan banyak gagasan dalam menyelesaikan masalah, memberi banyak jawaban dalam menjawab suatu pertanyaan, memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal, bekerja lebih cepat dan melakukan lebih banyak dari pada yang lain. Selanjutnya berpikir lancar dalam berpikir kreatif matematika diartikan sebagai kemampuan siswa memecahkan masalah dengan beragam cara yang benar. Beberapa jawaban masalah dikatakan beragam, apabila jawaban-jawaban tampak berlainan akan tetapi mengikuti pola tertentu, atau memiliki ide yang sama.

Kemampuan berpikir luwes memiliki ciri-ciri menghasilkan gagasan penyelesaian masalah atau jawaban suatu pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda, menyajikan suatu konsep dengan cara yang berbeda. Berpikir luwes dalam berpikir kreatif matematika diartikan sebagai kemampuan siswa memecahkan masalah dengan berbagai cara yang berbeda dan benar. Beberapa jawaban masalah dikatakan berbeda, jika jawaban-jawaban tampak berlainan, tidak mengikuti pola yang sama atau tidak memiliki ide yang sama.

(5)

sebagai kemampuan siswa menjawab masalah yang menggunakan gagasan atau cara sendiri.

Ciri-ciri kemampuan keterampilan memperinci yaitu mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain, menambah atau memperinci suatu gagasan sehingga meningkatkan gagasan tersebut. Kemampuan mengelaborasi dalam berpikir kreatif matematika diartikan sebagai kemampuan siswa dalam mengembangkan, memperkaya, atau menguraikan suatu gagasan secara terperinci.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli mengenai indikator berpikir kreatif yang telah dijelaskan maka indikator berpikir kreatif adalah sebagai berikut :

1) Berpikir lancar (fluenct thinking) atau kelancaran adalah kemampuan memproduksi banyak gagasan.

Siswa dapat memberikan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah yang beragam yang terkait dengan materi pada pembelajaran matematika.

2) Berpikir luwes (flexible thinking) atau kelenturan adalah kemampuan untuk mengajukan berbagai pendekatan atau jalan berpikir kreatif. Siswa dapat menggunakan bermacam-macam cara dalam menyelesaikan masalah yang terkait dengan materi pada pembelajaran matematika.

(6)

Siswa dalam menemukan penyelesaian dari sebuah masalah terkait dengan materi pada pembelajaran matematika dengan menggunakan gagasan atau cara sendiri

4) Keterampilan mengelaborasi (elaboration ability) adalah kemampuan untuk menguraikan sesuatu secara terperinci.

Siswa dapat mengembangkan, memperkaya atau menguraikan suatu materi dalam pembelajaran matematika secara terperinci.

b. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Dalam pembelajaran matematika kreativitas siswa sangat dibutuhkan terutama dalam menyelesaikan soal-soal yang melibatkan siswa untuk berpikir kreatif, dimana siswa dapat mengemukakan ide-ide baru yang kreatif dalam menganalisis dan menyelesaikan soal. Kemampuan kreatif dalam berpikir matematika adalah kemampuan untuk memahami pola dan hubungan menggunakan pemikiran kompleks, dan yang mampu berpikir asli dalam simbol matematika. Berpikir kreatif dalam matematika dapat dipandang sebagai orientasi tentang instruksi matematika, termasuk tugas penemuan dan berpikir kreatif. Berpikir kreatif dalam matematika mengacu pada pengertian berpikir kreatif secara umum. Karena sebagian besar aktivitas yang dilakukan seseorang yang sedang belajar matematika adalah berpikir. Aktivitas tersebut dapat membawa siswa mengembangkan pemikiran kreatif dalam matematika.

(7)

suatu objek dalam suatu bentuk atau susunan yang baru. Sedangkan menurut Noer (2011) berpikir kreatif dalam matematika merupakan kombinasi berpikir logis dan berpikir divergen yang didasarkan intuisi tetapi dalam kesadaran yang memperhatikan fleksibilitas, kefasihan dan kebaruan.

Berdasarkan pendapat diatas, berpikir kreatif dipandang sebagai suatu kombinasi dalam berpikir logis dan divergen untuk menghasilkan sesuatu yang baru. Kemampuan berpikir kreatif matematis sebagai kemampuan menemukan dan menyelesaikan masalah matematika yang meliputi indikator-indikator: kelancaran, kelenturan, keaslian, dan elaborasi.

Penilaian terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa dalam matematika penting untuk dilakukan karena kemampuan berpikir kreatif sangat dibutuhkan terutama dalam memecahkan masalah, dimana siswa diharapkan dapat mengembangkan ide-ide baru yang kreatif dalam menganalisis dan memecahkan masalah. Pengajuan masalah yang menurut siswa dalam berpikir kreatif ini sering digunakan dalam penilaian kreativitas matematika. Untuk mengidentifikasikan siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif peneliti akan memberikan tugas yang bersifat penghadapan siswa dalam masalah dan pemecahannya.

(8)

1) Berpikir lancar (fluenct thinking) atau kelancaran adalah kemampuan memproduksi banyak gagasan.

Siswa dapat memberikan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah yang beragam yang terkait dengan materi pada pembelajaran matematika.

2) Berpikir luwes (flexible thinking) atau kelenturan adalah kemampuan untuk mengajukan berbagai pendekatan atau jalan berpikir kreatif. Siswa dapat menggunakan bermacam-macam cara dalam menyelesaikan masalah yang terkait dengan materi pada pembelajaran matematika.

3) Berpikir orisinil (original thinking) adalah kemampuan untuk melahirkan gagasan-gagasan asli sebagai hasil pemikiran sendiri. Siswa dalam menemukan penyelesaian dari sebuah masalah terkait dengan materi pada pembelajaran matematika dengan menggunakan gagasan atau cara sendiri

4) Keterampilan mengelaborasi (elaboration ability) adalah kemampuan untuk menguraikan sesuatu secara terperinci.

Siswa dapat mengembangkan, memperkaya atau menguraikan suatu materi dalam pembelajaran matematika secara terperinci.

B. Self confidence (percaya diri)

Self confidence merupakan suatu keyakinan dalam jiwa manusia bahwa

(9)

seseorang dalam kemampuannya sendiri. Bahwa untuk mencapai rasa percaya diri, kita perlu mengambil sebuah pandangan realistis tentang diri kita sendiri.

Self confidence itu lahir dari kesadaran bahwa jika memutuskan untuk

melakukan sesuatu , sesuatu itu pula yang harus dilakukan. Dikarenakan dengan self confidence, seseorang mampu mengaktualisasikan segala potensi dirinya. Self confidence diperlukan baik oleh seorang anak maupun orang tua, secara individual maupun kelompok. Self confidence dapat mengubah seseorang yang biasanya tidak berani dalam menghadapi sesuatu, dengan adanya self confidence seseorang menjadi lebih yakin dan mampu dalam menghadapi atau mengerjakan sesuatu. Menurut Fiorentika, K. dkk (2016) siswa yang memiliki self confidence rendah akan memiliki sikap dan perilaku antara lain : tidak mau mencoba sesuatu hal yang baru, merasa tidak dicintai dan tidak diinginkan, punya kecenderungan melempar kesalahan kepada orang lain, memiliki emosi yang kaku dan disembunyikan, mudah mengalami rasa frustasi dan tertekan, meremehkan bakat dan kemampuan diri sendiri, serta mudah terpengaruh oleh orang lain.

(10)

1. Belajarlah untuk mengevaluasi diri dan bertanggung jawab atas hidup Anda sendiri. Fokuskan pada perasaan Anda dan terhadap diri Anda sendiri dengan gaya hidup dan aspirasi Anda sendiri.

2. Evaluasi dan tekankan kekuatan Anda dengan memusatkan perhatian Anda pada prestasi dan talenta yang Anda miliki

3. Bahkan jika Anda gagal, beri kesempatan lagi untuk mencoba. Lihat kegagalan sebagai pengalaman belajar dan sebagai cara untuk mencapai pribadi yang lebih baik.

4. Beri diri Anda target waktu untuk segala hal yang ingin Anda capai.

5. Jangan takut mengambil risiko yang diperhitungkan. Dan anggap pengambilan risiko sebagai kesempatan untuk meraih peluang baru.

6. Jangan takut akan perubahan. Karena seringkali perubahan itu akan membawa kebaikan kepada diti kita.

7. Tidak ada yang namanya kesempurnaan, jadi terimalah dirimu apa

adanya. Pada saat bersamaan, keseimbangan ini untuk memperbaiki diri.

8. Jangan pernah mencoba untuk menyenangkan semua orang pada saat bersamaan. Itu mungkin tidak benar.

Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa self

confidence mempunyai kontribusi besar terhadap motivasi seseorang. Ini

(11)

target untuk dirinya, sejauh mana orang memperjuangkan target itu, sekuat apa orang itu mampu mengatasi masalah yang muncul, dan setangguh apa orang itu bisa menghadapi kegagalanya.

Indikator self-confidence menurut Nurqolbiah (2016). Yaitu: (1) Percaya akan kompetensi/kemampuan diri.

(2) Menunjukkan kemandirian dalam mengambil keputusan serta tidak tergantung pada bantuan orang lain.

(3) Memiliki internal locus of control (memandang keberhasilan atau kegagalan tergantung pada usaha sendiri, menunjukan rasa optimis, bersikap tenang dan pantang menyerah).

(4) Menunjukkan sikap positif dalam menghadapi masalah.

(5) Pandai bersosialisasi dan menyesuaikan diri dalam berkomunikasi pada berbagai situasi.

(6) Memiliki cara pandang yang objektif, rasional dan realistis.

Dalam penelitian yang akan saya lakukan, indikator percaya diri yang digunakan antara lain :

1) Pantang menyerah / Tidak mudah mengalami putus asa 2) Mampu bertanggungjawab dengan tugas yang diberikan 3) Mampu menghargai usaha yang dilakukan diri sendiri 4) Mampu menghargai pendapat dari orang lain

(12)

C. Penelitian Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Mujidin (2005) dengan judul Pembentukan Pribadi Kreatif Yang Berakhlakul Karimah Untuk Menghadapi Perubahan Masyarakat Yang Fluktuatif memperoleh hasil sebagai berikut, yaitu kemampuan menulis kreatif adalah suatu kemampuan yang penting untuk dikembangkan. Pengembangan kemampuan ini bisa dilakukan dalam suatu kegiatan pembelajaran disekolah. Misalnya dilakukan secara terintegrasi dalam pembelajaran bahasa misalnya bahasa indonesia. Cara lain yang bisa dilakukan adalah mengadakan pelatihan mengenai kemampuan menulis kreatif.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Anwar Sidik (dkk : 20017) dengan judul Hubungan Antara Self confidence Dengan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Memperoleh hasil yaitu analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) Terdapat hubungan positif antara self-confidence (percaya diri) siswa dengan kemampuan komunikasi matematis. Semakin tinggi

self-confidence (percaya diri) siswa akan semakin tinggi pula kemampuan

komunikasi matematis yang dimiliki, sebaliknya semakin rendah

self-confidence (percaya diri) siswa akan semakin rendah pula kemampuan

(13)

menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bentuk gambar atau menyusun model matematika suatu peristiwa dan mampu menyelesaikan soal namun masih kurang lengkap dalam menjawab. (3) Self-confidence siswa tergolong rendah atau masih kurang, sebanyak 50.34% menyatakan tidak percaya diri berhasil dalam belajar matematika dan 49.66% menyatakan percaya diri akan berhasil dalam belajar matematika.

D. Kerangka Pikir

(14)

pada pembelajaran matematika dengan menggunakan gagasan atau cara sendiri, keterampilan mengelaborasi (Elaboration ability) adalah kemampuan siswa dalam mengembangakan, memperkaya atau menguraikan suatu materi dalam pembelajaran matematika secara terperinci. Self confidence (percaya diri) adalah kepastian dan kemandirian dalam diri seseorang dalam kemampuannya sendiri. Komponen dari self confidence yaitu pantang menyerah / Tidak mudah mengalami putus asa, mampu bertanggungjawab dengan tugas yang diberikan, mampu menghargai usaha yang dilakukan diri sendiri, mampu menghargai pendapat dari orang lain, mampu menerima masalah / tantangan baru.

Pembelajaran di sekolah khususnya dalam pembelajaran matematika, perbedaan antar siswa perlu mendapatkan perhatian guru. Setiap siswa di kelas sebenarnya memiliki berbagai perbedaan dalam beraktivitas serta menyerap dan menganalisis informasi, hal ini tergantung bagaimana self

confidence masing-masing dari siswa. Siswa yang memiliki self confidence

yang tinggi cenderung lebih tertarik dari pada siswa lainya secara umum pada usaha menjelajahi masalah yang sulit dan rumit untuk memahami sepenuhnya atau mendapatkan solusi atas masalah yang diberikan pada saat pembelajaran matematika. Hal ini memungkinkan siswa yang memiliki self confidence tinggi mempunyai gambaran berpikir kreatif yang berbeda pula dengan self

confidence siswa pada umumnya. Kemampuan berpikir kreatif dan self

Referensi

Dokumen terkait

Berpikir divergen digunakan untuk mencari ide- ide untuk menyelesaikan masalah sedangkan berpikir logis digunakan untuk memferivikasi ide-ide tersebut menjadi

ABSTRAK. Penelitian ini mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif konsep geometri siswa yang didasarkan pada tiga aspek kemampuan berpikir kreatif, yaitu kelancaran,

Dengan adanya perlakuan pembelajaran IDEAL Problem Solving diharapkan indikator-indikator kemampuan berpikir kreatif siswa yang telah disebut di atas dapat meningkat... Tahap –

ABSTRAK. Penelitian ini mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif konsep geometri siswa yang didasarkan pada tiga aspek kemampuan berpikir kreatif, yaitu kelancaran,

menambah, dan mengembangkan suatu gagasan. Ciri-ciri kemampuan berpikir lancar adalah mencetuskan banyak gagasan dalam menyelesaikan masalah, memberi banyak jawaban

Kunci Jawaban Pretest Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Kunci Jawaban Posttest Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Kisi-Kisi Angket Kemandirian Belajar Siswa.. Angket

Sedangkan untuk kategori pengetahuan awal matematika siswa bawah dengan nilai signifikansi 0,936 peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang

Pembelajaran matematika belum berhasil meningkatkan kemampuan siswa terhadap berpikir kreatif. Banyaknya temuan penelitian yang mengangkat permasalahan berpikir