BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teoritik
1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
a. Berpikir Kreatif
Kemampuan berpikir adalah kecakapan menggunakan akal menjalankan proses pemikiran/kemahiran berfikir. Beberapa ahli psikologi setuju bahwa berpikir melibatkan suatu bentuk aktivitas mental. Aktivitas tersebut dapat dijelaskan berdasarkan aktvitas yang dilakukan pikiran ketika berpikir. Berpikir adalah manipulasi operasi mental terhadap berbagai input indera dan data yang dipanggil dalam memori untuk diolah, diformulasi, dan dinilai sehingga diperoleh suatu makna (Supardi, 2011).
Kreatvitas merupakan istilah yang banyak digunakan baik di lingkungan sekolah maupun diluar sekolah. Menurut Hurlock (1993:4) kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru, dan sebelumnya tidak dikenal oleh pembuatnya yang mungkin mencakup pembentukan pola baru dan gabungan informasi yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya dan pencangkokan hubungan lama kesituasi baru dan mungkin mencakup korelasi baru. Sudarma
(2013:21) mendefinisikan kreativitas sebagai kecerdasan yang berkembang dalam diri individu, dalam bentuk sikap, kebiasaan, dan tindakan dalam melahirkan sesuatu yang baru dan orisinil untuk memecahkan masalah. Pengertian tersebut sejalan dengan Supriadi (1997:7) kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, yang relatif berbeda dengan apa yang ada sebelumnya. Dari pendapat para pakar di atas dapat di simpulkan kreativitas adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang yang melahirkan sesuatu yang baru, yang berbeda dari sebelumnya.
Lee (2005:194) mengatakan bahwa orang yang terlibat dalam pemikiran yang unik karena keinginan intrinsik untuk menemukan hal-hal baru dan lebih baik, ini disebut berpikir kreatif. Menurut Irwan, dkk (2012:23) berpikir kreatif adalah suatu proses berpikir yang menghasilkan bermacam-macam kemungkinan ide dan cara secara luas dan beragam. Kata Guilford (Rakhmat:2008:75), orang yang memiliki kemampuan berpikir kreatif ditandai dengan pola pikir yang divergen, yakni mencoba menghasilkan sejumlah kemungkinan jawaban, mereka mampu melihat berbagai hubungan yang tidak terlihat oleh orang lain. Menurut Supardi (2011:257) sendiri berpikir kreatif merupakan kemampuan siswa dalam memahami masalah dan menemukan penyelesaian dengan strategi atau metode yang bervariasi (divergen).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan yang dimiliki oleh individu untuk memberikan gagasan-gagasan atau ide yang baru dalam memecahkan masalah. Ide yang baru tersebut adalah gabungan dari gagasan-gagasan atau ide yang sudah ada sebelumnya.
Beremer dan Treffinger (Munandar:2009:41) menggolongkan indikator berpikir kreatif menjadi tiga katagori, yaitu kebaruan
(novelty) artinya keaslian ide atau gagasan yang dibuat dalam
merespon perintah, pemecahan masalah (resolution) artinya bahwa ide atau gagasan yang dibuat haruslah bermakna, kerincian (elaboration) dan sintesis artinya bahwa ide atau gagasan yang dibuat harus dapat bertahan secara logis.
Karakteristik berpikir kreatif menurut Irman Damanjati (Sudarma:2013:103) ada tiga ciri orang yang mampu berpikir kreatif. Pertama, kelancaran (flueny) dalam menemukan satu gagasan dan gagasan-gagasan yang lainnya. Kedua, memiliki klenturan
(fleksibilitas) untuk menggunakan lebih dari satu pendekatan. Ketiga,
memiliki orisinalitas atau keaslian.
Munandar (2009, 43) sendiri telah menyusun skema penilaian untuk menilai kemampuan berpikir kreatif siswa SD dan SMP. Skema penilaian tersebut meliputi empat kiteria dari berpikir kreatif yaitu berpikir lancar (fluent thinking) atau kelancaran yang menyebabkan seseorang mampu mencetuskan banyak penyelesaian masalah atau
pertanyaan, berpikir luwes (flexible thinking) atau kelenturan yang menyebabkan seseeorang mampu menghasilkan penyelesaian bervariasi, berpikir orisinil (original thinking) yang menyebabkan seseorang mampu melahirkan ungkapan-ungkapan yang baru dan unik atau mampu menemukan kombinasi-kombinasi yang tidak biasa dari unsur-unsur yang biasa, dan keterampilan mengelaborasi (elaboration
ability) yang menyebabkan seseorang mampu memperkaya,
menambah, dan mengembangkan suatu gagasan.
Ciri-ciri kemampuan berpikir lancar adalah mencetuskan banyak gagasan dalam menyelesaikan masalah, memberi banyak jawaban dalam menjawab suatu pertanyaan, memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal, bekerja lebih cepat dan melakukan lebih banyak dari pada yang lain. Selanjutnya, berpikir lancar dalam pemecahan masalah matematika diartikan sebagai kemampuan siswa memecahkan masalah dengan beragam cara yang benar. Beberapa jawaban masalah dikatakan beragam, apabila jawaban-jawaban tampak berlainan akan tetapi mengikuti pola tertentu, atau memiliki ide yang sama.
Kemampuan berpikir luwes memiliki ciri-ciri menghasilkan gagasan penyelesaian masalah atau jawaban suatu pertanyaan yang bervarisi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda, menyajikan suatu konsep dengan cara yang berbeda. Berpkir luwes dalam pemecahan masalah matematika diartikan
sebagai kemampuan siswa memecahkan masalah dengan berbagai cara yang berbeda dan benar. Beberapa jawaban masalah dikatakan berbeda, jika jawaban-jawaban tampak berlainan, tidak mengikuti pola yang sama atau tidak memiliki ide yang sama.
Kemampuan berpikir orisinil mempunyai ciri-ciri yaitu memberikan gagasan yang baru dalam menyelesaikan masalah atau jawaban yang lain dari yang sudah biasa dalam menjawab suatu pertanyaan, membuat kombinasi-kombinasi tak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur. Kemampuan berpikir orisinil dalam pemecahan masalah matematika diartikan sebagai kemampuan siswa menjawab masalah yang menggunakan gagasan atau cara sendiri.
Ciri-ciri kemampuan keterampilan memperinci yaitu mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain, menambah atau memperinci suatu gagasan sehingga meningkatkan gagasan tersebut. Kemampuan mengelaborasi dalam pemecahan masalah matematika diartikan sebagai kemampuan siswa dalam mengembangkan, memperkaya, atau menguraikan suatu gagasan secara terperinci.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli mengenai indikator berpikir kreatif yang telah dijelaskan maka indikator berpikir kreatif adalah sebagai berikut :
1) Berpikir lancar (fluent thinking) atau kelancaran adalah kemampuan memproduksi banyak gagasan.
Siswa dapat memberikan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah yang beragam yang terkait dengan materi pada pembelajaran matematika.
2) Berpikir luwes (flexible thinking) atau kelenturan adalah kemampuan untuk mengajukan berbagai pendekatan atau jalan pemecahan masalah.
Siswa dapat menggunakan bermacam-macam cara dalam menyelesaikan masalah yang terkait denga materi pada pembelajaran matematika.
3) Berpikir orisinil (original thinking) adalah kemampuan untuk melahirkan gagasan-gagasan aslisebagai hasil pemikiran sendiri. Siswa dalam menemukan penyelesaian dari sebuah masalah terkait dengan materi pada pembelajaran matematika dengan menggunakan gagasan atau cara sendiri.
4) Keterampilan mengelaborasi (elaboration ability) adalah kemampuan untuk menguraikan sesuatu secara terperinci.
Siswa dapat mengembangkan, memperkaya atau menguraikan suatu materi dalam pembelajaran matematika secara terperinci.
b. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Kemampuan kreatif dalam berpikir matematika adalah kemampuan untuk memahami pola dan hubungan menggunakan pemikiran kompleks, dan yang mampu berpikir asli dalam simbol matematika. Berpikir kreatif dalam matematika dapat dipandang
sebagai orientasi tentang intruksi matematika, termasuk tugas penemuan dan pemecahan masalah. Berpikir kreatif dalam matematika mengacu pada pengertian berpikir kreatif secara umum. Karena sebagian besar aktivitas yang dilakukan seseorang yang sedang belajar matematika adalah berpikir. Aktivitas tersebut dapat membawa siswa mengembangkan pemikiran kreatif dalam matematika.
Sambo (2007:165) melihat kreativitas sebagai kemampuan seseorang untuk menghasilkan pemikiran atau penemuan yang logis dan imajinatif yang pada dasarnya baru dan sebelumnya tidak diketahui. Panaoura (2014:2) berpendapat bahwa kreativitas dalam matematika dapat dicirikan dengan beberapa cara seperti menggunakan pengambilan keputusan serta berpikir divergen dan fleksibel yang memungkinkan seseorang untuk mengejar banyak jalan dan perspektif yang berbeda dalam memecahkan masalah dan mengadopsi kelancaran, fleksibilitas, dan orisinalitas sebagai indikator utama kreativitas. Kelancaran berkaitan dengan kelangsungan ide, fleksibilitas dikaitkan dengan mengubah ide-ide dan memproduksi berbagai solusi, sedangkan orisinalitas ditandai dengan keunikan. Menurut Noer (2011:106) berpikir kreatif dalam matematika merupakan kombinasi berpikir logis dan berpikir divergen yang didasarkan intuisi tetapi dalam kesadaran yang memperhatikan fleksibilitas, kefasihan dan kebaruan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, berpikir kreatif dipandang sebagai suatu kombinasi dalam berpikir logis dan divergen untuk menghasilkan sesuatu yang baru. Kemampuan berpikir kreatif matematis sebagai kemampuan menemukan dan menyelesaikan masalah matematika yang meliputi indikator-indikator: kelancaran, kelenturan, keaslian, dan elaborasi.
Penilaian terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa dalam matematika penting untuk di lakukan karena kemampuan berpikir kreatif sangat dibutuhkan terutama dalam memecahkan masalah, dimana siswa diharapkan dapat mengembangkan ide-ide baru yang keratif dalam menganalisis dan memecakan masalah. Pengajuan masalah yang menuntut siswa dalam pemecahan masalah ini sering digunakan dalam penilaian kreativitas matematika. Untuk mengidentifikasikan siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif peneliti akan memberikan tugas yang bersifat penghadapan siswa dalam masalah dan pemecahannya.
Berdasarkan indikator kemampuan berpikir kreatif yang telah dikemukakan sebelumnya, maka indikator kemampuan berpikir kreatif matematis dalam penelitian ini, meliputi :
1) Berpikir lancar (fluent thinking) atau kelancaran adalah kemampuan memproduksi banyak gagasan.
Siswa dapat memberikan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah yang beragam yang terkait denga materi pada pembelajaran matematika.
2) Berpikir luwes (flexible thinking) atau kelenturan adalah kemampuan untuk mengajukan berbagai pendekatan atau jalan pemecahan masalah.
Siswa dapat menggunakan bermacam-macam cara dalam menyelesaikan masalah yang terkait denga materi pada pembelajaran matematika.
3) Berpikir orisinil (original thinking) adalah kemampuan untuk melahirkan gagasan-gagasan aslisebagai hasil pemikiran sendiri. Siswa dalam menemukan penyelesaian dari sebuah masalah terkait denga materi pada pembelajaran matematika dengan menggunakan gagasan atau cara sendiri.
4) Keterampilan mengelaborasi (elaboration ability) adalah kemampuan untuk menguraikan sesuatu secara terperinci.
Siswa dapat mengembangkan, memperkaya atau menguraikan suatu materi dalam pembelajaran matematika secara terperinci. 2. Creative Personality (Kepribadian Kreatif)
Kepribadian merupakan suatu konsep yang sangat luas. Kata kepribadian yang lebih dikenal dengan istilah personality ini merupakan corak tingkah laku sosial yang terdiri dari corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini, dan sikap yang melekat pada seseorang jika
berhubungan dengan orang lain atau menanggapi suatu keadaan. Daniel Cervone dan Laurence (2011) menggunakan istilah kepribadian untuk menggambarkan kualitas psikologi yang memberikan konstribusi terhadap ketahanan individu dan pola khusus dari perasaan dan prilaku. Sementara itu George Kelly (Koeswara:1991:11) memandang kepribadian sebagai cara yang unik dari individu dalam mengartikan pengalaman-pengalaman hidupnya. Kepribadian mencakup kebiasaan, sikap, sifat, yang dimiliki seseorang yang berkembang ketika seseorang berhubungan dengan orang lain. Kepribadian berkaitan dengan nilai dan norma, serta perilaku. Setiap orang memiliki kecenderungan prilaku yang baku/berlaku terus menerus secara konsisten dalam menghadapai situasi yang sedang dihadapi, sehingga jadi ciri khas pribadinya.
Kepribadian merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mengembangkan kreativitas seseorang. Hal ini sejalan dengan pendapat Munandar (2009:70) kreativitas tidak hanya memerlukan kemampuan berpikir kreatif (kognitif), tetapi juga sikap kreatif (afektif).
Kepribadian kreatif dipandang sebagai pengalaman traumatis dari seseorang yang dihadapi dengan memungkinkan gagasan-gagasan yang disadari dan yang tidak disadari bercampur menjadi pemecahan inovatif (Munandar:1999:44). Menurut Csikczentmihalyi (Munandar:1999:44) menemukakan bahwa yang terutama menandai orang-orang yang memiliki keprbadian kreatif adalah kemampuan mereka untuk menyesuaikan diri terhadap hampir setiap situasi dan untuk melakukan apa yang perlu untuk
mencapai tujuannya. Kepribadian mereka yang kompleks memungkinkan mereka bergerak dari satu keadaan ke keadaan lainnya jika situasi menuntut tanpa mengalami konflik. Kepribadian kreatif dapat menunjukkan ciri-ciri yang seperti bertentangan tetapi saling terpadu secara dialektis. Dari pembahasan yang telah dipaparkan dapat ditarik kesimpulan, bahwa kepribadian kreatif adalah sifat yang melekat pada diri seseorang yang dapat menyusaikan diri dan bereaksi terhadap suatu permasalahan yang dihadapinya.
Biasanya siswa yang memiliki kepribadian kreatif memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, memiliki minat yang luas, mempunyai kegemaran dan menyukai aktivitas yang kreatif. Siswa kreatif biasanya cukup mandiri dan memiliki rasa percaya diri. Mereka lebih berani mengambil resiko (tetapi dalam perhitungan) dari pada siswa lainnya pada umumnya. Hutahaean (2005:161) menyatakan bahwa pribadi yang kreatif adalah adanya sifat yang melekat pada individu yang dapat menyesuaikan diri dan berkreasi terhadap dunia nyata, yang ditunjukkan dengan adanya nilai intelektual dan artistik, tertarik pada kompleksitas, peduli pada pekerjaan dan pencapaian, tekun, pemikiran yang mandiri, toleran terhadap ambiguitas, otonom, percaya diri, dan siap mengambil resiko.
Menurut Cral Rogers (Munandar:2009:34) tiga kondisi dari pribadi yang kreatif ialah keterbukaan terhadap pengalaman, kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi seseorang (internal locus of
(Aziz:2009:117) menyebutkan ciri-ciri kepribadian kreatif yaitu ketekunan dalam menghadapi tantangan, keberanian untuk menangung risiko, keinginan untuk berkembang, toleransi terhadap perbedaan, keterbukaan terhadap pengalaman baru, dan teguh terhadap pendirian. Beberapa ciri pribadi kreatif yang ditemukan Kuwanto (Mujidin:2005:131) antara lain dorongan ingin tahu, harga diri dan percaya diri, sifat mandiri dan independen, sifat asertif, keberanian mengambil resiko.
Sedangkan menurut Lee (2005:195) kepribadian kreatif melibatkan rasa ingin tahu, kemandirian, siap mengambil resiko, dan disiplin terhadap tugas. Munandar (1999:98) mengoperasionalisasikan kepribadian kreatif dalam dimensi sebagai berikut, keterbukaan terhadap pengalaman baru, kelenturan dalam sikap, kebebasan dalam ungkapan diri, menghargai fantasi, minat terhadap kegiatan kreatif, kepercayaan terhadap gagasan-gagasan sendiri, kemandirian dalam memberikan pertimbangan.
Carter (2005) mengatakan bahwa seseorang yang memiliki kepribadian kreatif yang tinggi memiliki imajinasi dan rasa ingin tahu yang tinggi serta tidak takut mencoba hal baru, mereka akan merasa tertantang dengan masalah-masalah yang diberikan sehingga mampu memunculkan ide-ide yang baru dan berbeda dari biasanya. Kemudian untuk kepribadian kreatif sedang sudah memiliki kepercayaan diri dalam menyelesaikan masalah yang bersifat baru dan kreatif. Sedangkan kepribadian kreatif rendah akan lebih nyaman dalam menyelesaikan
masalah menggunakan cara yang sudah umum digunakan tanpa terlibat dengan penyelesaian masalah yang lebih kreatif.
Sejauh ini, tampaknya menunjukkan seolah-olah pribadi yang kreatif itu ideal dalam arti hanya menunjukkan ciri-ciri positif. Namun ada juga karakteristik dari siswa kreatif yang mandiri, percaya diri, ingin tahu, penuh semangat, cerdik, dan tidak penurut yang dapat membuat orang tua dan guru menjadi pusing. Anak kreatif bisa juga bersifat tidak kooperatif, menuntut, egosentris, terlalu asertif, kurang sopan, acuh tak acuh terhadap aturan. Ciri-ciri tersebut membutuhkan pengertian dan kesabaran, dan dalam beberapa kasus membutuhkan konseling, koreksi, dan pengarahan.
Berdasarkan beberapa pendapat menegenai indikator kepribadian kreatif yang telah dipaparkan di atas maka, indikator kepribadian kreatif yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Keterbukaan terhadap pengalaman barudengan indikator mencoba cara lain dalam menyelesaikan masalah yang diberikan, dan menyukai hal-hal baru.
2) Kepercayaan terhadap gagasan-gagasan sendiri dengan indikator berani mempertahankan gagasan-gagasan sendiri.
3) Rasa ingin tahu yang tinggi dengan indikator memberikan banyak pertanyaan, melakukan eksperimen/percobaan, dan membaca buku lain selain buku wajib.
4) Imajinatif dengan indikator memberikan contoh-contoh konsep yang berbeda-beda dengan yang sudah ada, dan dapat memberikan ide yang berbentuk logis maupun tak logis.
5) Tidak mudah menyerah dengan indikator dalam menyelesaikan masalah tidak pernah setengah-setengah, tidak mudah putus asa, dan menyikapi sebuah kesulitan sebagai sebuah ujian.
6) Keinginan untuk selalu berkembang dengan indikator semangat dalam melakukan pekerjaan yang belum pernah dilakukan sebelumnya, dan tertantang oleh situasi-situasi yang rumit.
7) Keberanian dalam mengambil resiko dengan indikator dapat menerima kritikan dari orang lain, berani mempertahankan gagasan penyelesaian soal bila mendapat kritikan dari orang lain, dan berani mengemukakan masalah yang tidak dikemukaan orang lain.
B. Penelitian Relevan
Lee (2005) dalam penelitianya mendiskripsikan tentang hubungan antara kemampuan berpikir kreatif dan kepribadian kreatif anak-anak prasekolah. Pada penelitianya ini ditemukan beberapa indikator kemampuan berpikir kreatif memiliki hubungunan atau korelasi dengan kepribadian kreatif salah satunya kefasihan (fluent thinking) dalam domain kemampuan berpikir kreatif terkait secara signifikan dengan empat faktor kepribadian kreatif, rasa ingin tahu, kebebasan, berani mengambil resiko, dan disiplin terhadap tugas, selain itu orisinalitas berkorelasi secara signifikan hanya dengan rasa ingin tahu. Hasil penelitian ini menemukan bahwa kemampuan
berpikir kreatif sebagian berkaitan dengan kepribadian kreatif dan bahwa ada beberapa perbedaan antara kemampuan berpikir kreatif dan kepribadian kreatif.
Penelitian yang disebutkan di atas adalah salah satu penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama mengacu pada kemampuan berpikir kreatif matematis dan kepribadian kreatif (creative personality). Perbedaanya penelitian ini adalah subjeknya, dalam penelitian tersebut subjeknya adalah anak pra sekolah, sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti subjeknya adalah siswa SMP.
C. Kerangka Pikir
Kerangka berpikir merupakan kerangka pikiran yang bertujuan untuk memperoleh kejelasan mengenai variabel-variabel yang akan diteliti. Variabel yang akan diteliti adalah kemampuan berpikir kreatif dan kepribadian kreatif.
Kemampuan berpikir kreatif merupakan kemampuan yang dimiliki oleh individu untuk memberikan gagasan-gagasan atau ide yang baru dalam memecahkan masalah. Ide yang baru tersebut adalah gabungan ide yang sudah ada sebelumnya.
Kemampuan berpikir kreatif memiliki 4 indikator utama untuk menilai siswa dalam berpikir kreatif, indikator kemampuan berpikir kreatif matematis, meliputi berpikir lancar (fluent thinking) atau kelancaran adalah kemampuan siswa dalam memberikan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah yang beragam yang terkait denga materi pada
pembelajaran matematika, berpikir luwes (flexible thinking) atau kelenturan adalah kemampuan siswa dalam menggunakan bermacam-macam cara dalam menyelesaikan masalah yang terkait dengan materi pada pembelajaran matematika, berpikir orisinil (original thinking) adalah kemampuan siswa dalam menemukan penyelesaian dari sebuah masalah terkait denga materi pada pembelajaran matematika dengan menggunakan gagasan atau cara sendiri, keterampilan mengelaborasi (elaboration ability) adalah kemampuan siswa dalam mengembangkan, memperkaya atau menguraikan suatu materi dalam pembelajaran matematika secara terperinci.
Kepribadian kreatif (creative personality) adalah sifat yang melekat pada diri seseorang yang dapat menyusaikan diri dan bereaksi terhadap suatu permasalahan yang dihadapinya.
Indikator dari kepribadian kreatif yaitu keterbukaan terhadap pengalaman baru, kepercayaan terhadap gagasan-gagasan sendiri, rasa ingin tahu yang tinggi, imajinatif, tidak mudah menyerah, keinginan untuk selalu berkembang, keberanian dalam mengambil resiko
Pembelajaran di sekolah khususnya dalam pembelajaran matematika, perbedaan antar siswa perlu mendapatkan perhatian guru. Setiap siswa di kelas sebenarnya memiliki berbagai perbedaan dalam beraktivitas serta menyerap dan menganalisis informasi, hal ini tergantung bagaimana kepribadian masing-masing dari siswa. Siswa yang memiliki kepribadian kreatif cenderung lebih tertarik dari pada siswa lainnya secara umum pada usaha menjelajahi masalah yang sulit dan rumit untuk memahami sepenuhnya
atau mendapatkan solusi atas masalah yang diberikan pada saat pembelajaran matematika. Hal ini memungkinkan siswa yang memiliki kepribadian kreatif mempunyai gambaran berpikir kreatif yang berbeda pula dengan kepribadian siswa pada umumnya. Kemampuan berpikir kreatif dan kepribadian kreatif nantinya akan dikaitkan hasilnya.