• Tidak ada hasil yang ditemukan

13 Konsultan Manajemen Keluarga Muslim

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "13 Konsultan Manajemen Keluarga Muslim"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Pembukuan Keuangan Keluarga Muslim

Manajemen Keuangan

Keluarga Muslim

Modul 6

Untuk Para Calon Suami, Calon Istri, Suami atau Istri

Oleh

Khoiril Arief Saleh

(2)

Mengatasi Saldo Kecil Pada

Pembukuan Keuangan Keluarga Muslim

Oleh : Khoiril Arief Saleh

Jl. Bolavoli 18 Arcamanik, Bandung. Telp. (022)7102411

Tidak sedikit keluarga muslim memiliki nilai saldo kecil dalam neraca tahunannya. Hal itu merupakan problem yang harus diselesaikan. Mereka harus meningkatkan saldonya hingga bernilai positif besar. Dalam bagian ini dibahas bagaimana seorang atau keluarga Muslim mengatasi ini secara taktis.

Langkah taktis tersebut antara lain harus mengikuti tahapan sebagai berikut: 1. Melakukan analisa pada situasi yang dihadapi.

2. Melakukan analisa pada persoalan yang dihadapi. 3. Mengambil keputusan

4. Melaksanakan keputusan

Secara umum hal ini telah dibahas dibagian atau modul terdahulu, dalam tulisan ini akan ditunjukkan hal-hal strategis yang lebih detil. Banyak sekali kemungkinan problem keuangan dari masing-masing keluarga Muslim. Keluarga yang satu tidak sama dengan keluarga yang lain. Sehubungan dengan itu, maka dalam mengatasi problem keuangan keluarga, hanya akan dijelaskan tentang prinsip-prinsip analisanya saja. Untuk mempermudah penjelasan, disajikan sedikit contoh mengenai hal-hal yang berkaitan dengan problem keuangan keluarga Muslim. Dari penjelasan itu diharapkan dapat diterapkan oleh masing-masing keluarga Muslim untuk mengatasi problem-problem keuangan yang dihadapinya. Penjelasannya sebagai berikut:

1. Melakukan Analisa Situasi Yang Dihadapi

Dalam menganalisa situasi seorang atau keluarga Muslim harus dapat: 1. Memisah-misahkan problem

2. Membuat skala prioritas pada problem 3. Melokalisir problem

Ketiga hal tersebut dijelaskan dalam uraian berikut.

1.1. Memisah-misahkan problem

Biasanya problem yang dihadapi seseorang atau keluarga merupakan gabungan dari beberapa problem tunggal. Agar memudahkan pemecahannya, problem tersebut harus dipisah-pisahkan menjadi problem-problem tunggal. Dalam kasus pembukuan keuangan keluarga muslim bernilai saldo negatif, bisa terdiri dari beberapa problem tunggal, misalnya:

 Sulit meningkatkan pendapatan perbulan, bahkan menurun pendapatannya  Penggunaan harta atau uang yang tidak efisien

 Terjadi penumpukan hutang  Dan sebagainya.

(3)

Untuk memisah-misahkan problem, kadang-kadang mengalami kesulitan karena saling berkaitan. Biasanya akan lebih mudah bila dilakukan analisa dengan menggunakan logika

mengurai hubungan sebab akibat. Misalnya dijumpai saldo negatif pada tahun lalu. Hal itu disebabkan karena pendapatan berkurang disbanding tahun sebelumnya, dilain pihak pengeluaran meningkat pada tahun itu. Jelas dalam kasus ini terdapat 2 problem tunggal turunan pertama, yaitu problem pertama berupa pendapatan menurun dan problem kedua berupa pengeluaran meningkat. Pemisahan problem dapat dilanjutkan pada 2 problem yang telah diketahui tadi dengan cara menguraikannya berdasarkan sebab akibat lagi. Problem pertama disebabkan oleh pasar yang makin ketat (misalnya anda berdagang) sehingga penjualan menurun dilain pihak ongkos penjualan meningkat dan harus sudah membayar hutang dagangan (sudah jatuh tempo pembayaran hutang dagangannya). Dalam hal ini problem tunggal turunan pertama dapat diuraikan menjadi 3 problem tunggal turunan kedua, yaitu pertama berupa problem penjualan menurun, kedua berupa problem kenaikan biaya penjualan, ketiga berupa problem pembayaran hutang dagangan.

Gambar 1

Biasanya, problem turunannya merupakan hubungan sebab akibat dari problem induknya.

Biasanya, pemisah-misahan ini merupakan analisa sebab akibat yang dilakukan secara cepat dan tidak mendetil

Problem turunan kedua Membayar hutang

(4)

Dari analisa tersebut ditemukan 3 problem tunggal turunan kedua. Demikian seterusnya problem tunggal turunan kedua dapat diuraikan menjadi beberapa problem tunggal turunan berikutnya, dan seterusnya. Agar mempermudah penjelasan disajikan diagram penguraian problem berdasarkan sebab akibat yang ditunjukkan pada gambar 1.

Problem dipisah-pisahkan sampai pada turunan yang masih mungkin dipecah lagi. Sesudah sampai pada turunan yang tidak mungkin dipecah lagi, problem-problem tunggal paling ujung tadi dikumpulkan menjadi kumpulan problem tunggal.

1.2. Membuat skala prioritas pada problem

Selanjutnya kumpulan problem tunggal tersebut dinilai priorotasnya untuk dipecahkan terlebih dahulu. Penilaian prioritas ini dapat dilakukan dengan menggunakan metoda matrik sesuai contoh yang telah dijelaskan pada modul atau bagian terdahulu yang berjudul “Sistem Mengontrol Harta Atau Keuangan”. Dalam menentukan prioritas tersebut sebaiknya tidak meninggalkan pertimbangan-pertimbangan yang berkaitan dengan:

1. Kegawatan problem, semakin gawat semakin besar nilai prioritasnya.

2. Kemendesakan problem, semakin mendesak waktunya semakin besar nilai prioritasnya. 3. Perkembangan problem, semakin cepat berkembang problem ini (membuat efek-efek

berganda lainnya) semakin besar nilai prioritasnya.

4. Berdampak besar pada nilai dosa dihadapan Allah SWT., semakin besar nilai dampak dosanya semakin besar nilai prioritasnya.

Diharapkan dari evaluasi tersebut diatas dapat dibuat urutan prioritasnya sehingga dengan kepala dingin seseorang atau keluarga memecahkan problem-problem tunggal tersebut secara tepat.

Kadang-kadang problem tunggal ini bisa berupa problem tunggal yang baru saja datang atau suatu problem tunggal abadi, yaitu problem yang telah lama tidak terselesaikan. Penyelesaian problem tunggal abadi ini biasanya memerlukan suatu pandangan baru yang luas dan perlu masukan-masukan dari pihak lain. Problem tunggal abadi ini sebaiknya dipisahkan dari problem-problem lainnya dan diberi penilaian tersendiri.

1.3. Melokalisir problem

Langkah melokalisir ini merupakan kelanjutan dari langkah-langkah sebelumnya. Setelah diketahui problem tunggal mana yang akan diprioritaskan untuk ditangani terlebih dahulu problem tunggal prioritas tersebut pisahkan dan dianalisa. Analisa ini bertujuan untuk menentukan proses yang sesuai untuk memecahkan atau mengatasinya. Dalam melakukan analisa ini disarankan untuk menggunakan dasar pemikiran sebagai berikut:

1. Apakah problem tunggal tersebut didominasi oleh persoalan sebab akibat ? Bila benar, sebaiknya proses pemecahannya menggunakan analisa persoalan secara detil dan teliti. 2. Apakah problem tunggal tersebut didominasi oleh persoalan emosional yang tidak perlu

dilakukan tindakan apapun ? Bila benar, sebaiknya proses pemecahannya menggunakan

tindakan kekonsistenan untuk tidak melakukan apapun.

(5)

4. Apakah problem tunggal tersebut didominasi oleh penentuan tindakan pelaksanaan untuk mencapai kualitas tertentu ? Bila benar, sebaiknya proses pemecahannya menggunakan analisa persoalan secara detil dan teliti yang benar-benar mempertimbangkan adanya potensi problem dan cara-cara mengantisipasiinya.

Keempat kelompok cara diatas dapat berdiri sendiri-sendiri tetapi juga bisa merupakan rangkaian pemecahan problem yang saling berurutan. Untuk memperjelas rangkaian uraian yang telah disajikan diatas berikut ini disajikan pula ringkasan diagram kerangka pemecahan problem pada umumnya atau pemecahan problem saldo kecil pada keuangan keluarga Muslim (lihat gambar 2).

Gambar 2

DIAGRAM KERANGKA PROSES MENANGGULANGI PROBLEM

MENGANALISA SITUASI YANG TERDIRI DARI

TAHAPAN SEBAGAI BERIKUT:

Memisah-misahkan problem menjadi beberapa problem tunggal

Menentukan prioritas problem tunggal

secara detil dan teliti.

Problem Berupa

secara detil dan teliti.

(6)

Masing-masing proses yang telah ditunjukkan diatas dijelaskan pada uraian-uraian selanjutnya.

2. Proses Analisa Persoalan

Sebelum menganalisa persoalan terlebih dahulu harus dimengerti apa yang dimaksud dengan persoalan. Sebagian orang mendefinisikan persoalan adalah suatu penyimpangan dari apa yang dianggap sasaran, standar atau yang dianggap benar. Sesuai definisi tersebut, maka untuk mengetahui simpangan, terlehih dahulu harus diketahui pula sasaran, standar atau sesuatu yang dianggap benar. Dalam manajemen keuangan keluarga Muslim, yang dianggap sasaran adalah sesuatu yang dituju oleh keluarga, standar adalah kaidah-kaidah yang berlaku dalam suatu keluarga dan yang dianggap benar adalah aturan-aturan Allah SWT. yang terdapat dalam Al-Quran dan hadis. Tentu saja sasaran keluarga tidak akan bertentangan dengan kaidah keluarga dan aturan Allah SWT., sedang kaidah keluarga sendiri juga tidak boleh bertentangan dengan aturan Allah SWT.

Beberapa hal perlu diketahui agar dapat melakukan proses analisa persoalan dengan baik, antara lain harus didukung adanya fakta akurat, perbedaan akurat, perubahan akurat, dan kumpulan sebab-sebab yang mungkin. Diharapkan analisa dapat menghasilkan sebab yang paling mungkin dan kemudian lolos setelah dilakukan verifikasi. Hal-hal tersebut diuraikan dalam penjelasan berikut.

2.1. Fakta

Untuk mengetahui persoalan dengan tepat, hendaknya dilihat dengan menggunakan beberapa fakta. Dengan fakta itu diharapkan seseorang atau keluarga Muslim akan dapat menentukan persoalan secara mudah, cepat dan tepat. Fakta yang harus diketahui adalah:

1. Persoalan itu sendiri, apa persoalannya? 2. Lokasi, dimana kejadiannya?

3. Waktu, kapan kejadiannya?

4. Magnitude, berapa besar atau luas?

Tentu saja untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas harus berdasarkan fakta yang benar dan jelas. Biasanya untuk memperjelas apa yang dimaksud dengan keterangan fakta, maka dilihat juga apa yang dimaksud dengan keterangan bukan fakta.

Misalnya, dalam persoalan problem tunggal berupa penjualan menurun yang mengakibatkan pendapatan menurun kemudian harga saldo neraca keuangan pembukuan suatu keluarga Muslim kecil, dirinci faktanya sebagai berikut:

o Persoalannya, berupa penjualan menurun.

o Lokasinya, di toko, samping rumah di jalan Simpati no 3 Bandung.

o Waktunya, berjalan mulai bulan februari 2001

o Magnitudenya, berupa penurunan sebesar Rp.1.000.000,- perbulan.

Misalnya, dalam persoalan problem tunggal berupa banyak bembelanjaan pada barang keperluan sekunder yang mengakibatkan pengeluaran meningkat kemudian harga saldo neraca keuangan kecil, dirinci faktanya sebagai berikut:

o Persoalannya, berupa banyak pembelanjaan barang kebutuhan sekunder.

o Lokasinya, dibeli di super market di Bandung.

(7)

o Magnitudenya, pada bulan Januari sebesar Rp. 2.500.000,-, Juli Rp.1.700.000,-, Agustus Rp.2.000.000,- dan Desember sebesar Rp.3.750.000,-.

Dengan diketahuinya fakta tersebut maka contoh-contoh persoalan menjadi jelas.

2.2. Perbedaan Dan Perubahan

Perbedaan adalah suatu data yang penting dalam suatu proses analisa. Perbedaan ini penting untuk diketahui dalam hal apa saja. Perbedaan dapat diartikan sebagai simpangan terhadap sasaran, kaidah atau sesuatu yang dianggap benar. Dalam hal fakta, juga ada istilah perbedaan, yaitu fakta berbeda dengan bukan fakta. Fakta mempunyai ciri-ciri khas yang tidak dipunyai bukan fakta, demikian pula bukan fakta mempunyai ciri yang khas yang tidak dimiliki fakta.

Perubahan juga suatu hal yang sangat pokok untuk diketahui mengingat definisi persoalan adalah penyimpangan dari sasaran, kaidah atau sesuatu yang dianggap benar. Perubahan adalah perbedaan yang terjadi dan bisa berubah terhadap waktu.

Untuk mengenal adanya perbedaan atau perubahan dapat ditandai dengan ciri sebagai berikut:

 Perubahan adalah kejadian, sedang perbedaan adalah keadaan.

 Perubahan muncul bersamaan dengan adanya simpangan, sedang perbedaan sudah ada

sebelum adanya simpangan

 Perubahan adalah dinamis, sedang perbedaan adalah statis

2.3. Sebab Yang Mungkin

Hal-hal yang telah dibicarakan pada sub-bagian 2.1 dan 2.2 hanya berupa data saja. Data itu digunakan untuk menganalisa sebab akibat. Data yang terkumpul itu menunjukkan adanya akibat sehingga harus dianalisa untuk mendapatkan sebabnya. Tentu saja setelah sebabnya diketahui dengan tepat maka akan mudah memberi terapinya. Dari dua contoh fakta yang ditunjuk pada sub-bagian 2.1 hanya berupa akibat berupa problem (problem pertama berupa penjualan menurun dan problem kedua berupa pembelanjaan pada barang keperluan primer banyak). Dari analisa sebab akibat, harus dicari sebabnya. Mengapa bisa terjadi kenyataan atau fakta itu.

Pada sub-bagian ini khusus membahas tentang analisa sebab yang paling mungkin. Dalam analisa ini dikumpulkan sebab-sebab yang mungkin dapat mengakibatkan fakta yang telah ada. Semua sebab diuji, apakah cocok dengan semua fakta yang ada dan apakah tidak cocok dengan bukan fakta yang ada. Sebab-sebab yang telah terkumpul digugurkan satu persatu hingga tertinggal sebab yang berkorelasi dengan fakta dan tidak berkorelasi dengan bukan fakta.

2.4. Sebab Yang Paling Mungkin

Dari sebab-sebab yang telah lulus ujian di atas dipilih lagi dengan melihat jumlah asumsinya. Jumlah asumsi yang paling sedikit dan tingkat kepercayaan asumsi yang tinggi dipilih sebagai sebab yang paling mungkin. Jumlah sebab yang paling mungkin ini dipilih hanya satu saja. Dengan demikian berakhirlah analisa sebab akibat ini.

(8)

mungkin untuk mendapatkan sebab yang paling cocok. Pengulangan ini dilakukan terus sampai memperoleh hasil berupa sebab yang paling cocok.

Dengan sendirinya, bila proses ini ditempuh dengan sungguh-sungguh dengan mengabaikan praduga-praduga dan hipotesa-hipotesa, akan menghasilkan penemuan sebab yang benar-benar mendekati sebenar-benarnya. Ditemukannya sebab yang mendekati sebenar-benarnya tentu akan membantu menghasilkan pengambilan keputusan untuk mengatasi masalah atau problem secara tepat.

2.5. Verifikasi Hasil Analisa

Bila analisa ini terjadi pada masalah yang rumit dan banyak faktor, disarankan untuk melakukan verifikasi. Menguji kebenaran hasil yang didapat. Salah satunya dilakukan dengan cara menghilangkan sebab secara langsung. Bila sebab telah dihilangkan atau dihentikan dan penyimpangan juga menghilang, artinya hasil analisa benar tetapi bila penyimpangan masih berlanjut, artinya hasil analisa tidak benar. Cepatlah menganalisa lagi hingga memperoleh hasil yang lebih baik. Hasil analisa tidak benar harus secepatnya diganti dengan hasil analisa yang dianggap mempunyai kadar keberhasilan yang lebih baik.

Gambar 3

SKEMA TAHAPAN ANALISA SEBAB-AKIBAT

ANALISA SITUASI

MERUMUSKAN/MELOKALISIR PERSOALAN

Mengumpulkan fakta & bukan fakta

Mengumpulkan perbedaan &

perubahan

Mengumpulkan sebab yang

mungkin

Menentukan

sebab yang paling

mungkin

Melakukan

verifkasi

(9)

3. Proses Analisa Pengambilan Keputusan

Proses analisa pengambilan keputusan biasanya merupakan analisa yang digunakan untuk memilih beberapa alternatif. Analisa ini lebih diarahkan pada pembuatan rangking nilai dari beberapa alternatif keputusan. Hal itu tidak jauh berbeda dengan analisa menentukan prioritas yang secara umum telah disinggung dibagian presentasi berupa latihan. Salah satu metodanya menggunakan matrik. Penjelasannya adalah sebagai berikut.

Analisa pembuatan rangking nilai alternatif keputusan dalam manajemen keluarga Muslim harus memperhitungkan faktor-faktor penting dengan bobot yang tinggi. Faktor-faktor penting tersebut tergolong menjadi 2 macam pemakai, yaitu untuk para istri dan untuk para suami.

Bila seorang istri yang akan melaksanakan keputusan faktor penting yang harus diikut sertakan dalam perhitungan antara lain:

 Mengurangi nilai taat dan patuh terhadap suami, sebagai implementasi dari Al-Quran

surat 4 ayat 34 dan beberapa hadis.

 Menjadi terganggunya pelayanan terhadap suami (terutama pelayanan seksual), sebagai

implementasi dari hadis-hadis tentang kewajiban istri untuk melayani suami.

 Menjadi terbongkarnya rahasia suami, sebagai implementasi dari hadis Muslim tentang

rahasia suami-istri

 Membuat terbukanya aurat istri, sebagai implementasi dari Al-Quran surat 24 ayat 31  Menjadi terganggunya proses pendidikan anak, sebagai implementasi dari kewajiban istri

untuk mendidik anak.

 Mempererat silaturahmi keluarga suami dan istri, sebagai implementasi dari kewajiban

bersama suami-istri sesuai aturan Al-Quran surat 49 ayat 13.

 Mencintai dan menghormati keluarga suami dan istri seperti keluarga sendiri.

Bila seorang suami yang akan melaksankan keputusan, faktor penting yang harus diikut sertakan dalam menghitung rangking nilai alternatif keputusan antara lain:

 Mengurangi nilai perlindungan lahir-batin terhadap istri dan anak, sebagai implementasi

dari kewajiban suami untuk memberi nafkah lahir batin terhadap istri dan anak.

 Menjadi terganggunya proses pendidikan terhadap istri dan anak, sebagai implementasi

dari kewajiban suami untuk memimpin dan mendidik istri dan anak.

 Menjadi terbongkarnya rahasia istri, sebagai implementasi dari hadis Muslim tentang

rahasia suami-istri

 Menjadikan sakit hati atau mengurangi pergaulan baik terhadap istri, sebagai

implementasi dari kewajiban suami untuk tidak menyakiti hati dan menggauli secara baik kepada istri

 Mempererat silaturahmi keluarga suami dan istri, sebagai implementasi dari kewajiban

bersama suami-istri sesuai aturan Al-Quran surat 49 ayat 13.

(10)

Bila keputusan akan dilaksanakan secara bersama-sama baik suami maupun istri, maka harus mempertimbangkan semua faktor-faktor diatas, baik yang diperuntukkan pada istri maupun pada suami.

Langkah-langkah pembuatan matrik analisa ditunjukkan dalam gambar 4.

Gambar 4

DIAGRAM ALUR

CONTOH TAHAPAN MEMBUAT MATRIK EVALUASI

UNTUK MENGAMBIL KEPUPUSAN

MENENTUKAN

PARAMETER PERTIMBANGAN

MENENTUKAN BOBOT PARAMETER PERTIMBANGAN

MEMBUAT MATRIK EVALUASI

MEMBERI NILAI MASING-MASING PILIHAN

MENGALIKAN NILAI

DENGAN.BOBOT PARAMETERNYA

MENJUMLAH NILAI MASING-MASING PILIHAN

MEMBANDINGKAN NILAI MASING-MASING PILIHAN

MENNENTUKAN PILIHAN (NILAI TERTINGGI)

MENGUMPULKAN ALTERNATIF

PILIHAN UNTUK DIEVALUASI NILAI-NILAI

(11)

Contoh penggunaan matrik ini telah ditunjukkan dibagian atau modul yang berjudul “Hal-hal Penting Untuk Dipahami Dalam Mengatur Keuangan Keluarga Muslim”.

Nilai tinggi dari hasil perhitungan dari beberapa alternatif dijadikan pilihan untuk dilaksanakan. Tentu saja pilihan ini telah mempertimbangkan segala aturan Al-Quran dan hadis dalam kehidupan berumah tangga. Diharapkan dengan mengikuti prosedur tersebut diatas nilai kerukunan keluarga tidak akan menurun. Problem terpecahkan kerukunan keluarga tidak terganggu.

4. Proses Analisa Pelaksanaan Keputusan

Proses analisa pelaksanaan suatu keputusan agar tidak terjadi penyimpangan dilakukan dengan membuat rencana pelaksanaan kemudian melaksanakannya. Hal itu telah diterangkan dibagian atau modul yang berjudul “Hal-hal Penting Untuk Dipahami Dalam Mengatur Keuangan Keluarga Muslim”. Untuk mengingatkan itu kembali, dalam sub-bagian ini ditunjukkan diagram alir konsep analisanya dengan sedikit modifikasi (lihat gambar 5).

Gambar 5

DIAGRAM ALUR PROSES TINDAKAN

MENGONTROL PELAKSANAAN KEPUTUSAN

JABARAN KEPUTUSAN ATAU TUJUAN TEKNIS

MENGANTISIPASI DAN MENCEGAH POTENSI MASALAH

MENGANALISA POTENSI MASALAH

MENGATASI MASALAH

BERHASIL

KENDALA : DANA

PENGETAHUAN KEMAMPUAN KERJA FASILITAS

(12)

Dari diagram alir tersebut terdapat simpul-simpul penting yang harus benar-benar diperhatikan, yaitu:

1. Mengidentifikasi potensi masalah 2. Menganalisa Potensi Masalah 3. Mengantisipasi Potensi Masalah 4. Menanggulangi Masalah Sulit

Hal ini telah diterangkan dalam bagian atau modul yang berjudul” “Hal-hal Penting Untuk Dipahami Dalam Mengatur Keuangan Keluarga Muslim”. Penjelasannya tidak berbeda dengan apa yang telah diterangkan, meskipun di sub-bagian ini lebih dititik beratkan pada proses tindakan untuk mencegah penyimpangan dari apa yang telah digariskan.

4.1. Mengidentifikasi Potensi Masalah

Setelah keputusan untuk mencegah penyimpangan diambil, tindakan selanjutnya adalah mengidentifikasi potensi masalah dari pencegahan penyimpangan. Untuk mempermudah mengatasi masalah, maka semua potensi penyimpangan (masalah) harus sudah dapat diidentifikasi sebelum terjadi.

Identifikasi ini dilakukan dengan cara menginventarisasi semua kemungkinan yang akan terjadi atau dengan cara membuat skenario-skenario baru yang mungkin dapat terjadi. Semakin teliti proses inventarisasi semakin banyak potensi kemungkinan yang dapat diketahui. Semakin tepat skenario semakin tepat pula kemungkinan potensi penyimpangan (masalah) yang didapat. Lengkapnya inventarisasi dan pengetahuan tentang potensi masalah akan menghasilkan analisa yang bermutu.

Untuk mempermudah analisa potensi penyimpangan (masalah) harus dapat didefinisikan dan ditentukan batasan-batasannya. Potensi penyimpangan (masalah) yang akan dianalisa harus dapat dibedakan mana yang disebut potensi penyimpangan (masalah) dan mana yang bukan potensi penyimpangan (masalah).

4.2. Menganalisa Potensi Masalah

Semua potensi penyimpangan (masalah) yang telah ditemukan, dianalisa segala kemungkinan penyebab dan akibatnya. Untuk mempermudah analisa perbandingan dari semua potensi-potensi penyimpangan (masalah), dibuat matrik kemungkinan kejadiannya beserta besar kecilnya dampak yang ditimbulkannya. Dengan teknik pembobotan penilaian dari kemungkinan kejadian dan besar kecilnya dampak, dapat dibuat rangking potensi penyimpangan (masalah).

Selain penyimpangan (masalah) timbul sesuai dengan antisipasi, penyimpangan (masalah) baru juga dapat timbul secara mendadak diluar perkiraan. Datangnya penyimpangan (masalah) baru kadang-kadang beruntun, tumpang tindih dan bahkan saling kait-mengait menyulitkan.

(13)

Masalah-masalah tersebut tidak dapat diatasi bersama-sama tetapi harus disesuaikan dengan tingkat prioritasnya.

4.3. Mengantisipasi Potensi Masalah

Potensi penyimpangan (masalah) diperhatikan dan diantisipasi sesuai dengan rangkingnya. Rangking atas diberi perhatian lebih sedang rangking bawah diberi perhatian sedang, bahkan tidak perlu diperhatikan sama sekali bila dianggap berakibat dan berdampak kecil sekali. Antisipasi potensi penyimpangan (masalah) yang satu tidak sama dengan potensi penyimpangan (masalah) yang lain. Masing-masing potensi penyimpangan (masalah) memerlukan cara, waktu, sarana dan dana yang berbeda-beda. Untuk mengantisipasinya harus dibuat rencana penanggulangannya. Rencana penanggulangan yang lengkap dan baik akan mudah dilaksanakan, bila benar-benar potensi penyimpangan (masalah) menjadi penyimpangan (masalah).

Bila diketahui adanya potensi penyimpangan (masalah) sangat sulit atau tidak mungkin ditanggulangi dengan sumber daya yang ada, maka secepatnya melakukan evaluasi kembali keputusan yang telah dibuat. Modifikasi keputusan perlu dilakukan sebelum penyimpangan (masalah) sulit terjadi dan tidak tertanggulangi.

4.4. Menanggulangi Masalah Sulit

Suatu potensi penyimpangan (masalah) dapat benar-benar menjadi penyimpangan (masalah). Berdasarkan kemudahan penanggulangannya, sifat penyimpangan (masalah) dapat dibagi menjadi 4 macam, yaitu :

1. Terjadi sesuai dengan antisipasi semula.

2. Terjadi dengan sedikit menyimpang dari antisipasi semula tetapi masih dapat terkendali. 3. Terjadi secara tiba-tiba tetapi masih dapat terkendali.

4. Potensi penyimpangan (masalah) yang diantisipasi, berubah menjadi beberapa penyimpangan (masalah) baru atau muncul penyimpangan (masalah) baru sama sekali yang kedua-duanya sulit diatasi.

Untuk mengatasi jenis masalah macam 4, harus mengevaluasi kembali batasan-batasan dana, waktu dan segala jenis kemampuan yang dimiliki keluarga. Terobosan untuk meningkatkan dana atau kemampuan ini harus dilakukan terlebih dahulu dengan cara:

1. Mencari tambahan dana halal tanpa harus menimbulkan dampak baru. 2. Mencari cara-cara baru yang lebih baik dan efisien.

3. Menekan dana, waktu atau kemampuan-kemampuan lain yang digunakan untuk melakukan pekerjaan di sektor-sektor lain. Dialihkan untuk mengatasi masalah yang sulit teratasi tersebut, sepanjang tidak mengganggu program dan kualitas sektor lain tersebut. 4. Berdoa minta petunjuk dari Allah SWT.

Gambar

Gambar 1
Gambar 2DIAGRAM KERANGKA PROSES MENANGGULANGI PROBLEM
Gambar 3SKEMA TAHAPAN ANALISA SEBAB-AKIBAT
Gambar 4DIAGRAM ALUR
+2

Referensi

Dokumen terkait

Bimbingan pasien dengan tiga hal itu , dia akan mudah mencerna dalam artiyan kita fahamkan kepada pasien bahwa amanah ini tidak serta merta kita yang membuat tapi Allah

//Sang prabu mangke ngandika / kulehe tan dera ken sami bukti / ngandika Bagendha Yusup / sarwi mesem to sira / manawi tuwa tan wru ing wong puniku / iku balaning pangeran /

Manfaat dari penelitian tentang Peningkatan Hasil Belajar Aqidah Akhlak melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada siswa kelas VIII MTs Negeri

Oleh karena itu dalam Tugas akhir ini akan dibuat versi pembaharuan sistem dimana pada versi sebelumnya robot hanya mengikuti pergerakan wajah (objek) dan

Penanda genetik env SU dengan metode RT- PCR atau PCR dapat digunakan untuk mendeteksi dan mengidentifikasi sapi Bali yang dicurigai terin- feksi penyakit

• Untuk kepentingan nasional, pemerintah dapat menetapkan kebijakan pengutamaan minerba DN dengan mengendalikan produksi dan ekspor. • Pemegang IUP dan IUPK wajib meningkatkan

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA (KEMENTERIAN/LEMBAGA ATAU PEMERINTAH DAERAH) DAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR ……… NOMOR 02/PKS/.../2011

Bibit hasil okulasi adalah bibit siap tanam hasil okulasi mata entres klon anjuran pada bibit batang bawah yang berasal dari biji klon anjuran.. Bibit hasil okulasi pada