• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA. dikembangkan sehingga sampai sekarang asia merupakan sumber karet alam.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINJAUAN PUSTAKA. dikembangkan sehingga sampai sekarang asia merupakan sumber karet alam."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

4

II.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanaman karet

Pohon karet pertama kali tumbuh di Brasil, Amerika Selatan, namun setelah percobaan berkali oleh Henry Wickham, pohon ini berhasil dikembangkan di Asia Tenggara,dimana sekarang ini tanaman ini banyak dikembangkan sehingga sampai sekarang asia merupakan sumber karet alam. Di Indonesia, Malaysia, dan Singapura tanaman karet dicoba dibudidayakan pada tahun 1876. Tanaman karet pertama ditanam dikebun raya bogor.

Klasifikasi botani tanaman karet adalah sebagai berikut :

Divisio : Spermatophyta

Sub divisio : Angiospermae

Class : Dicotyledonae

Ordo : Euporbiales

Famili : Euphorbiaceae

Genus : Hevea

(2)

5

B. Syarat Tumbuh Tanaman Karet

Pada dasarnya tanaman karet memerlukan persyaratan terhadap kondisi iklim untuk menunjang pertumbuhan dan keadaan tanah sebagai media tumbunya.

1. Iklim

Daerah yang cocok untuk tanaman karet adalah zona antara 150LS dan 150LU. Diluar itu pertumbuhan tanaman karet agak terhambat sehingga memulai produksi nya juga terlambat.

2. Curah Hujan

Tanaman karet memerlukan curah hujan optimal antara 2500 mm sampai 4000 mm/tahun, dengan hari hujan berkisar antara 100 sd. 150 hh/tahun. Namun demikian, jika sering hujan pada pagi hari, produksi akan berkurang.

3. Tinggi Tempat

Pada dasar nya tanaman kareth tumbuh optimal pada dataran rendah pada ketinggian 200m dari permukaan air laut. Ketinggian >600 m dari permukaan laut tidak cocok untuk tumbuh tanaman karet. Suhu optimal diperlukan berkisar antara 250ºC sampai 350ºC.

4. Angin

Kecepatan angin yang terlalu kencang pada umumnya kurang baik untuk penanaman karet.

(3)

6 5. Tanah

Lahan kering untuk pertumbuhan karet pada umumnya lebih mempersyaratkan sifat fisik tanah dibandingkan dengan sifat kimia nya. Hal ini disebabakan perlaukan kimia tanah agar sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet dapat dilaksanakan dengan lebih mudah dibandingkan dengan perbaikan sifat fisiknya.

Berbagai jenis tanah dapat sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet baik tanah vulkanis muda dan tua, bahkan pada tanah <2m. Tanah vulkanis mempunyai sifat fisika yang cukup baik terutama struktur, tekstur, sulum, kedalaman air, air rasi dan drainasenya, tetapi sifat kimianya secara umum kurang baik karena kandungan haranya rendah. Tanah aluvial biasanya cukup subur, tetapi sifat fisiknya terutama drainasenya dan aerasenya kurang baik. Reaksi tanah berkisar antara pH 3,0- pH8,0 tetapi tidak sesuai pada pH < 3,0 dan > pH 8,0.

C. Bahan Tanaman Karet

1. Benih Vegetatif

Peneyedian bahan tanaman secara vegetatif memberikan keuntungan, yakni diperolehnya tanaman dengan genotif yang sama dengan induknya. Perbanyakan tanaman karet secara vegetif yang umumnya dilaksanakan dewasa ini adalah dengan cara okulasi (Nasution, 1995).

Menurut Nasution (1995), okulasi (budgrafting) adalah metode perbanyakan vegetatif yang menggabungkan komponen semaian batang

(4)

7

bawah dan mata tunas (entres) dari klon. Kesesuaian (compatibilit) batang bawah dan batang atas adalah faktor penting dalam okulasi. Hasil penelitian membuktikan bahwa batang bawah berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi karet (Warta Pusat Penelitian Karet,1995,14 (1):hal 16, Paragraf 3).

Persiapan batang bawah merupakan suatu kegiaatan untuk memperoleh bahan tanam yang mempunyai perakaran kuat dan daya serap hara yang baik. Untuk mencapai kondisi tersebut, diperlukan pembentukan pembibitan batang bawah yang memenuhi syarat teknis yang mencakup persiapan tanah pembibitan, penanganan benih, perkecambahan, penanaman kecambah, serta usaha pemeliharaan tanaman di pembibitan (Santoso, 1982).

Untuk mendapatkan bahan tanam hasil okulasi yang baik diperlukan entres yang baik. Pada dasarnya, mata okulasi dapat diambil dari dua sumber, yaitu berupa entres cabang dari kebun produksi atau entres dari kebun entres ( Tim Karya Tani Mandiri, 2010).

Tanaman okulasi adalah tanaman yang tumbuh dari tunas yang ditempelkan pada tanaman lain yang masih dalam satu species. Batang atas berasal dari mata tunas klon berproduksi tinggi dan batang bawah berasal dari semaian biji klon yang memmpunyai perakaran yang baik dan dalam serta resistensi terhadap penyakit akar, dengan harapan akan diperoleh keuntungan timbal balik (Husny dan Sunarwidi, 1987).

(5)

8 2. Benih Semaian Karet

Benih asal biji karet,khususnya benih monoklonal digunakan sebagai batang bawah (root stock). Benih asal biji yang digunakan sebagai bahan tanam hanyalah poliklonal yang berasal dari kebun terisolasi (Isolated garden) (Nasution, 1995).

a. Benih monoklonal

Berdasarkan hasil penelitian, biji yang direkomendasikan sebagai batang bawah adalah AVROS 2073, GT 1, LCB 1320, PR 228, dan PR 300 . Untuk memeperoleh biji karet bermutu baik untuk batang bawah kriteria yang harus dipenuhi adalah berasal dari klon yang sudah teruji baik sebagai batang bawa(mudah diokulasi, kompetibel, dan dengan perakaran yang baik ). Kebun monoklonal murni dan matang fisiologis dengan umur 10 – 25 tahun (Nasutoin, 1995).

Penetapan kebun sumber benih lazimnya dilakukan berdasarkan penilaian oleh tim evaluasi yang terdiri dari puslit karet dan Direktorat Jendral Perkebunan. Untuk tahun 1994 kebun sumber benih yang ditunjuk oleh puslit karet di Sumatra Utara , masing – masing untuk GT 1 dan AVROS 2073 seluas 20.200 dan 16.500 ha dengan potensi biji masing – masing 19,941 dan 6,84 juta butir (Nasution, 1995 ).

b. Benih poliklonal

Benih karet poliklonal merupakan varietas sintetik yang dihasilkan dari kebun benih khusus. Benih poliklonal yang dewasa ini tersedia adalah yang berasal dari kebun Bah Lias Isolated Garden (BLIG). Dalam anjuran

(6)

9

bahan tanaman karet 1992 -1995 benih poliklonil BLIG dianjurkan sebagai kelas III A, anjuran sekala percobaan untuk perusahaan perkebunan, bukan untuk perkebunana rakyat.

Pusat penelitian Bah Lias (PT.London Sumatra Indonesia) melaporkan bahwa pada tahun 1993 sebanyak 4,4 juta butir biji karet BLIG dari kebun beih Bah Lias I telah dipergunakan untuk proyek-proyek pengembangan di Indonesia. Sebelumnya, tahun 1990, 1991, dan 1992 jumlahnya masing-masing adalah 6,6 juta, 6,8 juta dan 3,9 juta butir (Pusat Penelitian Bah Lias, 1993 ).

Kriteria benih poliklonal yang baik adalah berbentuk populasi poliklonal (idealnya 7 klonal) yang ditanam secara berseling ( Quin Conx Arrangement ), dengan klon-klon yang telah teruji yang memiliki dayagabung tinggi, dengan masa bunga serentak, laju pertumbuhan yang relatif sama, terisolasi baik, serta dengan produksi dan sekunder baik (2) ( Warta Pusat Penelitian Karet, 1995, 4 (1)).

D. Klon Karet Anjuran

Klon karet unggul dikelompokan menjadi dua yaitu : klon anjuran kormesial dan klon harapan.

 Klon anjuran komersial adalah klon unggul yang dianjurkan untuk pengembangan komersial dalam skala luas yang menurut undang-undang No. 12 tahun 1992 disebut sebagai Benih Bina.

(7)

10

 Benih harapan adalah klon-klon yang pada pengujian pendahuluan tebukti memiliki sifat keunggulan lebih dari klon ajuran komersial, namun belum teruji secara luas. Klon harapan dianjurkan untuk pengembangan secara terbatas diperkebunan melalui kerjasama dengan pusat penelitian karet.

Klon anjuran komersial terdiri dari :

 Klon penghasil latek : BPM 24, BPM 107, BPM 109, IRR 104, PB 217, dan PB 260.

 Klon penghasil lateks kayu : BPM 1, PB 330, PB 340, RRIC 100, AVROS 2037, IRR 32, IRR 39, IRR 42, IRR 112, dan

IRR 118.

 Klon penghasil kayu : IRR 70, IRR 71, IRR 72, IRR 78.

E. Benih Untuk Batang Bawah

Benih untuk batang bawah adalah biji karet propeligitim yang berasal dari klon tertentu yang berupa anjuran batang bawah yang akan disemai dan ditumbuhkan sebagai bibit untuk batang bawah. Bibit yang berasal dari biji ini tidak langsung ditanam sebagai pertanaman, tetapi harus diokulasikan dengan klon unggul tertentu untuk mendapatkan bahan tanam yang siap ditanam. Tidak semua klon karet, bijinya dapat digunakan untuk batang bawah, oleh karena itu kebun sumber biji harus memenuhi beberapa persyaratan tertentu.

(8)

11 1. Entres sebagai Sumber Mata

Entres adalah sumber mata untuk okulasi yang akan ditempelkan pada bibit batang bawah. Entres digunakan sebagai bahan perbanyakan pada produksi bibit berupa benih bina yang terdiri atas klon-klon anjuran yang ditanam secara khusus berupa kebun entres. Kebun entres umumnya digunakan dalam jangka waktu yang lama, karena yang dimanfaatkan adalah tunas yang tumbuh dari bekas potongan. Tunas yang tumbuh pada bibit ini merupakan batang yang akan disadap untuk diambil lateksnya. Mutu entres yang baik diperoleh dari kebun entres yang dibangun dan dikelola sesuai dengan standar.

2. Bibit Hasil Okulasi

Bibit hasil okulasi adalah bibit siap tanam hasil okulasi mata entres klon anjuran pada bibit batang bawah yang berasal dari biji klon anjuran. Bibit hasil okulasi pada karet ini dapat berupa stum mata tidur, bibit dalam polibeg, stum mini dan stum tinggi.

Bibit stum mata tidur adalah bibit okulasi yang mata okulasinya masih belum tumbuh. Keuntungan penggunaan stum mata tidur antara lain : waktu penyiapannya lebih mudah dan cepat, harganya relatif murah, dan biaya angkut lebih murah. Namun bibit ini mempunyai kelemahan antara lain: persentase kematian cukup tinggi (15-20%), kemungkinan tumbuhnya tunas palsu lebih besar dan pertumbuhan tanaman di lapangan kurang seragam.

Setiono, (1992) menyatakan, seringkali mata okulasi stum mata tidur mengalami dor-mansi sehingga tidak jarang batang bawah mati sebelum tunas

(9)

12

berkembang, dalam keadaan normal tunas akan berkembang setelah 21 hari. Selanjutnya Soemomarto (1975) menyatakan bahwa mata okulasi tanaman karet memerlukan waktu 23 hari untuk mekar setelah pemotongan batang bawah.

F. Stum Mata Tidur

Stum mata tidur adalah bibit okulasi yang mata okulasinya masih belum tumbuh. Keuntungan penggunaan stum mata tidur antara lain : waktu penyiapannya mudah dan cepat, dan harganya relatif lebih murah. Kelemahan stum mata tidur antara lain persentase kematian cukup tinggi (15-20%) ada kemungkinan tumbuhnya tunas palsu dan pertumbuhan tanaman kurang seragam.

G. Daya Tahan Bibit

Pembongkaran dan pemotongan bibit dapat menimbulkan stress pada bibit karena terputusnya absorsi air oleh akar dan meningkatnya respirasi bibit karena pelukaan. Dengan terputusnya absorbsi air oleh akar, maka untuk transpirasi, bibit hanya menggunakan air yang ada dalam tubuhnya sehingga bibit secara terus menerus mengalami proses pengeringan. Jika hal ini berlangsung dalam waktu yang lama, bibit akan mengering dan mati. Proses kehilangan air akan berlangsung lebih cepat bila bibit tidak terlindung atau tidak diawetkan(Husny dan Sunarwidi, 1987)

(10)

13

H. Mutu Benih Karet

Menurut Lasminingsi dan Oktavia (2008), mutu benih secara umum dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu mutu genetis, mutu fisiologis, dan mutu fisik. Definisi dari masing-masing mutu tersebut adalah sebagai berikut :

1. Mutu Genetis

Keunggulan dalam suatu varietas/klon yang mampu diturunkan dari induknya kepada keturunannya. Keunggulan meliputi : produksi (kuantitas dan kualitas), ketahanan terhadap hama penyakit, terhadap perubahan cuaca dan lain-lain.

2. Mutu fisiologis

Gambaran dari kemampuan benih terutama untuk perkecambahan, tumbuh dan berproduksi normal disirikan oleh daya kecambah, daya simpan, dan lain-lain.

3. Mutu fisik

Kondisi penampilan benih, warna benih, kesegaran, kadar air, ukuran atau berat benih.

Khusus pada tanaman karet, dengan 3 bentuk komponenbenih atas, maka mutu genetis, fisiologis dan fisik dari setiap kelompok benih juga berbeda.

Referensi

Dokumen terkait

- Yield Strength (Sy) = 180 MPa - Ultimate Strength (Su) = 300 MPa.. Penjabaran desain frame yang rinci sudah tertulis dengan rapi di 2016 Formula SAE Rule bagian T3. Rule ini

Sistem agribisnis terdiri dari tiga subsistem utama, yaitu: Pertama, subsistem agribisnis hulu ( upstream agribusiness ) yang merupakan kegiatan ekonomi yang menyediakan

Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 67 ayat (3), Pasal 71, dan Pasal 72 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Dengan menginstal, menyalin, mengunduh, atau jika tidak, menggunakan produk perangkat lunak apapun yang terinstal sejak awal dalam komputer ini, Anda menyetujui untuk tunduk

€ Tulisan dengan aneka gaya dan pendekat an yang dihasilkan dengan cara kerj a keras. melalui perencanaan dan kerj asama dengan klien, st af legal, account

Dari Gambar 4, juga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar wilayah yang termasuk ke dalam zona batas atas dan bawah longsor berada di wilayah Gunung Argopuro dan

The scripts were analyzed based on types of sentences such as simple, compound, complex, direct and indirect speeches, question types and exclamatory sentences to identify the use

Berdasarkan tabel 1 kategorisasi data dapat diketahui bahwa variabel loyalitas konsumen dari sampel 206 konsumen tergolong tinggi yaitu 58%, variabel kualitas pelayanan tergolong