• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI EKOLOGI Anopheles balabacensis DI DAERAH DENGAN ATAU TANPA KEBUN SALAK DI KABUPATEN BANJARNEGARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "STUDI EKOLOGI Anopheles balabacensis DI DAERAH DENGAN ATAU TANPA KEBUN SALAK DI KABUPATEN BANJARNEGARA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

32

PETUNJUK PENULISAN

BALABA menerima naskah berbahasa Indonesia dalam ruang lingkup pemberantasan penyakit yang ditularkan oleh binatang, berupa :

1. Hasil Penelitian, tinjauan atau ulasan hasil penelitian (melalui rubrik Hasil Penelitian), diutamakan yang pengirimannya disertai lembar persetujuan ethical clearance.

2. Resensi Buku (melalui rubrik Resensi Buku)

BALABA juga menerima naskah berbahasa Indonesia dalam ruang lingkup bidang kesehatan secara umum, dalam rubrik Kesehatan Umum.

Ketentuan penulisan sebagai berikut :

§Diketik menggunakan MS Word, spasi tunggal, karakter huruf / font Times New Roman ukuran 11 pt, pada kertas kwarto / A4 dengan margin atas 2 cm, bawah 1,5 cm, kiri 2 cm, kanan 1,5 cm, gutter 1 cm.

§Panjang naskah :

-Untuk Rubrik Hasil Penelitian dan Kesehatan Umum : 4 halaman, 4000 kata, ilustrasi (gambar / foto / tabel / skema) maksimal 25 % dari jumlah seluruh halaman.

-Untuk Resensi Buku, 1 halaman (termasuk ilustrasi / gambar) §Kerangka tulisan menurut urutan sebagai berikut :

a. Judul artikel harus singkat, jelas dan informatif, maksimum 18 kata, ditulis dengan huruf kapital tebal (karakter Bold).

b. Nama dan alamat penulis utama, ditulis lengkap disertai tempat kerja dan alamat lengkap penulis.

c. Abstrak (untuk Rubrik Hasil Penelitian) , harus singkat dan jelas, maksimal ¾ halaman, terdiri 150-200 kata, ditulis menggunakan Bahasa Inggris dengan karakter Italic disertai 3 5 kata kunci / keywords di bawah abstrak. d. Pendahuluan (berupa uraian berisi latar belakang, perumusan masalah, teori, hipotesa (jika ada), tujuan) e. Metode penelitian (berupa uraian berisi waktu, tempat, bahan / cara pengumpulan data, metode analisa data) f. Hasil dan pembahasan

g. Kesimpulan h. Saran

i. Ucapan terima kasih j. Daftar pustaka

Daftar pustaka / sumber rujukan disusun dalam aturan Vancouver, sebagai berikut :

-Rujukan disusun sesuai dengan nomor pemunculannya dalam teks / sumber (ditunjukkan dengan nomor kecil)

-Nomor rujukan ditulis dengan superscript

-Urutan penulisan rujukan yaitu : nama dan inisial penulis (seluruh penulis dicantumkan lengkap kecuali bila penulis melebihi enam orang diakhiri tulisan : et. al , setelah nama penulis keenam; judul artikel; nama penerbitan; tahun penerbitan; volume (angka Arab); dan halaman. Singkatan nama majalah mengikuti aturan Index Medicus. Rujukan buku harus disertai nama dan tempat penerbitan serta halaman yang dirujuk.

§Ilustrasi (gambar/foto/tabel/skema) harus disertai keterangan yang jelas; bila dikirim dalam bentuk hard copy , diberi nomor urut penampilannya dalam naskah; bila disajikan terpisah dari naskah, ditandai dengan judul naskah dan nama penulis.

§Apabila ada foto / gambar dan dikirim dalam bentuk hard copy dalam format .jpg. §Dewan Redaksi berhak memperbaiki/mengedit tanpa mengubah substansi.

§Naskah dikirim ke alamat redaksi : Jalan Selomanik nomor 16 A Kutabanjarnegara , Banjarnegara Kode Pos : 53415 atau melalui fax : 0286 594972 atau melalui email : loka_ban@litbang.depkes.go.id atau loka_banjarnegara@yahoo.com, lebih disukai dalam bentuk soft copy dalam disket / cd / flashdisk / email.

§Untuk terbitan / edisi bulan Juni, naskah yang dikirim diterima redaksi paling lambat akhir bulan Desember tahun sebelumnya, sedangkan untuk terbitan / edisi Desember, naskah yang dikirim diterima redaksi paling lambat akhir bulan Juni.

§Naskah yang tidak dimuat / belum layak muat atau tidak memenuhi ketentuan dan tidak dapat disunting atau dipersingkat oleh redaksi BALABA, naskah akan dikembalikan melalui pos / fax/ email / secara langsung.

Hasil

Penelitian

Hasil

Penelitian

*Staf Loka Litbang P2B2 Banjarnegara

STUDI EKOLOGI Anopheles balabacensis DI DAERAH DENGAN ATAU TANPA KEBUN SALAK

DI KABUPATEN BANJARNEGARA

Bambang Yunianto*,Bina Ikawati*, Sunaryo*

Abstract

Banjarnegara district is one of the district which have malaria problem in Central Java. According to SLPV survey (2000-2001), the pattern of malaria increasement is similar with the pattern of Anopheles balabacensis density. Besides, An. balabacensis is a potential vector at a recent infected area and the location with malaria outbreak (KLB). Until now there is no complete study about bioecology of An. balabacensis in Banjarnegara district. This is why we conduct the study about bioecology of An. balabacensis with three location based on endemicity strata, salak field present and An. balabacensis present. The result of this study is expected to give a basic information for vector control programme in order to cut malaria infection chain.

This study was observational with ecological study design. Population of this research covered the community and breeding place of Anopheline mosquito which was found in research location. While the sample is the population of An. balabacensis and its breeding places that found in research location.

Anopheles balabacensis was found in location with salak predominantly i.e. Kendaga Village, Banjarmangu Subdistrict with MBR 0,05; Prigi Village, Sigaluh Subdistrict MBR 0,03; while at location without salak predominantly in Badakarya Village, Punggelan Subdistrict An. balabacensis was not found. The presence of salak vegetation tends to influence the presence of An. balabacensis, because its leaves give a shaded breeding place for An. balabacensis. Suggestion for malaria program organizer are always be aware of the presence of malaria infection by tightening migration surveillances and eliminating water seepages. Spacing plant and setting the number of salak rib between 7 to 9, cultivating larvarous fish or giving altosid at wellspring contain mosquito larvae.

Key word : ecology, An. balabacensis, salak field

PENDAHULUAN di kobakan/mata air di sekitar kebun salak, mata air tak

terlindung, kolam rendaman kayu dan bekas telapak 3)

Tahun 2004 terdapat 13 Kabupaten (37 %) yang khaki kerba . Hingga saat ini belum ada studi yang mempunyai masalah malaria di Provinsi Jawa Tengah, 4 secara mendalam mengungkap bioekologi An. kecamatan dan 109 desa dengan kategori balabacencis di Kabupaten Banjarnegara. Sehubungan Incidence (HCI). Kabupaten Banjarnegara merupakan dengan hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang mempunyai bioekologi An. balabacensis meliputi tempat masalah malaria. Sampai dengan tahun 2002 telah berkembangbiak, kepadatan jentik, kualitas fisik air tercatat 86 desa endemis dari 278 desa yang ada, (pH, oksigen terlarut dan suhu air), lingkungan biologi sedangkan 175 desa lainnya (49,1%) terancam menjadi air, kebiasaan beristirahat, kebiasaan menggigit, iklim daerah HCI. Jumlah penderita malaria pada tahun 2001 mikro dan peran keberadaan kebun salak, di desa sebanyak 6.793 orang (API : 7,47 ‰), meningkat endemis malaria.

menjadi 13.401 orang (API : 15,33 ‰) pada tahun 2002, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan 90,2 % dari seluruh kasus merupakan penderita ekologi An. balabacensis dengan kebun salak atau tanpa indigenous. Tahun 2003 API kabupaten Banjarnegara 6 kebun salak.

‰ dan merupakan API tertinggi di Jawa Tengah. Tahun Hasil penelitian ini diharapkan menjadi 2004 API menurun menjadi 0,78 ‰ menempati urutan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar kegiatan ketiga kasus malaria di Jawa Tengah setelah Wonosobo pengendalian vektor, dalam rangka memutuskan rantai

1)

dan Purworejo. Meskipun demikian malaria di wilayah penularan malaria. Kabupaten Banjarnegara harus selalu diwaspadai

2 )

BAHAN DAN METODE

mengingat tingginya kasus import (>40 %) , terdapatnya vektor malaria, dan terdapatnya tempat

Penelitian dilakukan bulan Februari-November yang potensial untuk perkembangbiakan vektor.

2005 di Kabupaten Banjarnegara di Desa Kendaga, Berdasarkan hasil kegiatan survei entomologi

Kecamatan Bajarmangu adalah desa endemis malaria

yang dilakukan oleh Stasiun Lapangan Pemberantasan

( kebun salak merupakan vegetasi dominan). Desa Vektor (SLPV) di Kecamatan Banjarmangu, Kabupaten

Badakarya, Kecamatan Punggelan adalah desa

Banjarnegara, menggambarkan bahwa pola peningkatan

endemis malaria (kebun salak bukan merupakan

kepadatan An. balabacencis pada bulan Februari-April

vegetasi dominan) dan Desa Prigi Kecamatan

sejalan dengan peningkatan kasus malaria pada bulan

Sigaluh adalah desa non endemis (kebun salak

(2)

Kiat

Banjarnegara terletak pada jalur pegunungan di bagian alat bahan yang di Laboratorium Loka Litbang P2B2

0

Banjarnegara yaitu breeder dan seperangkat alat dan tengah Jawa Tengah (sebelah barat), terletak antara 7 12

0 0 0 bahan untuk memeriksa kadar oksigen terlarut.

“-7 31 “ LS dan 109 20 “-109 45 “ BT (meridian

Cara Kerja : Jakarta ). Kabupaten Banjarnegara beriklim tropis,

Kepadatan jentik dilakukan dengan cara menciduk air musim hujan dan musim kemarau silih berganti

pada tempat perindukan yang ditemui menggunakan alat sepanjang tahun (bulan-bulan basah umumnya lebih

penciduk dengan kemiringan 45º, kemudian dihitung banyak dibanding dengan bulan kering). Curah hujan

jumlah jentik yang diciduk dari setiap cidukan. Jentik rata-rata 3.000 mm/tahun. Temperatur udara berkisar

0 0 diambil dengan pipet dan dimasukkan ke dalam botol

20 C-26 C dengan temperatur terendah pada musim

0 0 (setiap botol dibedakan menurut tempat perindukannya).

kemarau di daerah tertentu dapat mencapai 3 C-18 C.

Dari masing-masing botol dipindahkan ke dalam breeder Kelembaban udara antara 84%-85%. Ketinggian

yang berbeda-beda untuk masing-masing tempat wilayahnya bervariasi, (9,62%) berada pada ketinggian

perindukan untuk dipelihara sampai menjadi nyamuk <100m dpl, (37,4%) pada ketinggian 100-500 m dpl,

dewasa untuk dilakukan identifikasi. Kepadatan jentik 26,74% antara 500-1000 m dpl, (28,48%) berada pada

5)

dihitung berdasarkan jumlah jentik per jumlah cidukan. ketinggian > 1000 m dpl. Dari segi hidrologi Kabupaten

Pada tempat perindukan yang sulit dilakukan Banjarnegara memiliki berbagai sumber air yang dapat

pencidukan, jentik diambil menggunakan pipet dan dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga, irigasi

dihitung kepadatannya dengan menghitung jumlah jentik maupun untuk kepentingan lain. Dari segi biotis,

per perkiraan volume. Pada tempat perindukan Kabupaten Banjarnegara memiliki flora yang terdiri dari

dilakukan pula pengamatan lingkungan biologi meliputi beraneka ragam tumbuhan alam maupun tanaman dalam

vegetasi dan biota air, pengamatan vegetasi di sekitarnya, bentuk tumbuhan hutan, tanaman perkebunan, tanaman

4) pengukuran iklim mikro yaitu suhu diukur menggunakan

pertanian dan tanaman pekarangan.

termometer min-max, kelembaban diukur menggunakan Kondisi biologis yang berkaitan dengan

sling higrometer, intensitas cahaya diukur menggunakan permasalahan malaria adalah terdapatnya tiga species

lux meter, indeks curah hujan didapatkan dari data nyamuk penular malaria dengan tempat berkembangbiak

sekunder, pengukuran kualitas fisik air di tempat yang berbeda. Nyamuk Anopheles yang sudah

perindukan, meliputi PH air diukur dengan komparator, dikonfirmasi sebagai vektor malaria yaitu : An. aconitus,

4) oksigen terlarut di dalam air diketahui dengan cara titrasi An. maculatus dan An.balabacencis.

menggunakan metode Winkler, suhu air diukur dengan Desain penelitian termasuk dalam jenis

menggunakan termometer air. observasional dengan desain studi ekologi. Penelitian ini

bertujuan untuk menggambarkan bioekologi An.

Survei penangkapan nyamuk dewasa balabacensis daerah dengan kebun salak atau tanpa

Survei penangkapan nyamuk dewasa dibantu oleh kebun salak di wilayah Banjarnegara.

kolektor nyamuk sebanyak 6 orang. 3 orang sebagai Penelitian ini dilakukan di semua tempat yang

penangkap nyamuk dengan umpan orang di dalam rumah berpotensi sebagai habitat nyamuk Anopheles di lokasi

selama 40 menit dan mencari nyamuk yang hinggap di penelitian. Sampel adalah semua tempat perindukan

dinding selama 10 menit, 10 menit lagi untuk istirahat. 3 yang ditemukan di lokasi penelitian yang positif

orang lagi sebagai umpan orang di luar rumah selama 40 terdapat jentik Anopheles dan nyamuk An. balabacensis

menit dan menangkap nyamuk yang hinggap di luar yang berhasil ditemukan di lokasi selama penelitian

rumah dan sekitar kandang selama 10 menit, 10 menit berlangsung

lagi untuk istirahat. Kegiatan tersebut dilakukan dari Data Bionomik nyamuk dikumpulkan melalui

pukul 18.00-06.00 WIB. Bahan : aspirator, paper cup, kegiatan Survei jentik dilakukan dengan cara memeriksa

senter dan batu baterai, chloroform, disecting keberadaan jentik Anopheles pada semua genangan air

microscope dan compound microscope, kasa, kapas, yang berpotensi sebagai habitat perkembangbiakan

karet, bedah set, rol kabel, lampu duduk Anopheles dan penangkapan nyamuk semalam suntuk

Cara Kerja : serta penangkapan nyamuk pagi hari dan pencarian

- Penangkap duduk dengan baik, di tempat yang telah nyamuk istirahat di alam (dilakukan di sekitar kebun

ditentukan. Selain sebagai penangkap juga sebagai salak, sekitar mata air, rumput/vegetasi) setiap bulan

umpan untuk menarik nyamuk menggigit dengan cara selama 8 bulan berturut-turut dimulai pada bulan

Maret-membuka bagian tangan dan kaki (celana digulung Oktober 2005

sampai ke lutut) dan tidak boleh merokok selama melakukan kegiatan tersebut.

- Bila ada nyamuk yang hinggap atau menggigit segera Survei Jentik

hisap dengan menggunakan aspirator. Pada survei jentik alat dan bahan yang digunakan

- Nyamuk yang ditangkap ditampung dalam gelas adalah : cidukan/dipper, pipet, senter, termometer

min-kertas yang telah disediakan. Gelas min-kertas yang max, sling higrometer, lux meter, komparator,

Prof.Dr.Umar Fahmi Achmadi,M.P.H.,Ph.D adalah guru besar di Universitas Indonesia yang mendalami kesehatan lingkungan. Salah satu karyanya adalah Manajemen Kesehatan Berbasis Wilayah.

Buku ini didahului dengan pendefinisian penyakit dan paradigma kesehatan lingkungan. Penyakit pada dasarnya merupakan hasil dari hubungan interaktif antara manusia dan perilakunya dengan komponen lingkungan yang memiliki potensi penyakit. Indonesia merupakan kawasan tropik, sehingga penduduk yang tinggal di Indonesia memiliki resiko terkena penyakit infeksi (baik oleh virus, parasit maupun bakteri). Adanya globalisasi mengakibatkan mudahnya perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lain tidak hanya di Indonesia tapi juga melintasi batas negara. Adanya migrasi penduduk ini dikhawatirkan memudahkan penyebaran penyakit. Disinilah pentingnya pendekatan manajemen kesehatan berbasis wilayah dengan analisis Sistem Informasi Geografis (SIG). Dengan analisis SIG dapat ditentukan kepadatan dan kekerapan antar variabel kasus serta dapat diketahui sejauh mana penyebaran/distribusi penyakit tersebut dan bila dikaitkan dengan aksesibilitas pelayanan kesehatan maka dapat diupayakan pengendalian penyakit dengan cara mengendalikan berbagai faktor resiko penyakit pada suatu wilayah tertentu agar tidak terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB).

Adanya perubahan iklim, kepadatan penduduk, pencemaran lingkungan dan perubahan perilaku manusia menyebabkan terjadinya gejala peningkatan penyakit infeksi sekaligus menunjukkan kemungkinan adanya gejala peningkatan ancaman pada masa mendatang seperti malaria dan TBC. Selain adanya gejala peningkatan juga timbul penyakit infeksi baru (SARS, flu burung, virus Hantaan, dll). Mengingat penyakit infeksi merupakan penyakit yang mudah menular maka sebelum terjadi KLB harus ditempuh kebijakan manajemen kasus dan manajemen kesehatan masyarakat.

Di dalam buku ini diuraikan tentang proses kejadian penyakit yang diuraikan menjadi empat simpul (teori simpul) yaitu :1. sumber penyakit, 2.komponen lingkungan (media transmisi penyakit), 3. penduduk dan variabel kependudukannya (perilaku pemajanan), 4.penyakit (kasus). Namun untuk beberapa kasus (seperti malaria) sampai simpul ke-5 yaitu variabel yang memiliki peran besar terhadap vektor dan variabel kependudukan. Mengacu pada simpul yang ada maka pengumpulan informasi (surveilens) dapat dilakukan sehingga dapat disusun manajemen pengendalian berdasarkan simpul (manajemen simpul).

Strategi pengendalian penyakit selain menitik beratkan pada manajemen simpul juga berdasarkan pada manajemen kasus dan manajemen faktor resiko. Manajemen kasus merupakan manajemen pada tata laksana kasus sumber penularan. Sedangkan manajemen faktor resiko merupakan upaya pengendalian berbagai variabel yang berperan menimbulkan penyakit dan bersifat jangka panjang untuk kesinambungan pemberantasan penyakit dalam suatu wilayah.

Buku ini tidak hanya berisi manajemen penyakit menular dan tidak menular yang berdasarkan pada manajemen simpul, manajemen kasus dan manajemen faktor resiko namun juga menjelaskan manajemen kesehatan wisata, kesehatan haji dan kesehatan petani yang kesemuanya menggunakan manajemen faktor resiko dengan pola pikir komprehensif antisipatif (upaya preventif promotif) dengan jalan mengidentifikasi faktor resiko yang mungkin terjadi dalam aktivitas wisata, pertanian dan haji.

Bagi pemegang program kesehatan yang terlibat dalam manajemen kesehatan, buku ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan kapabilitas dalam menjalankan fungsi manajemen penyakit menular maupun tidak menular. Bagi masyarakat umum buku ini dapat digunakan untuk menambah wawasan tentang manajemen kesehatan karena kesehatan bukan hanya tanggung jawab instansi kesehatan namun tanggung jawab kita bersama.

Judul

: Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah

Pengarang

: Prof. Dr. Umar Fahmi Achmadi,

M.P.H., Ph.D

Penerbit

: Buku Kompas

Kota Terbit

: Jakarta

(3)

30

A N O P H E

BALABA Vol. 5, No. 02, Des 2009 : 30 Studi Ekologi Anopheles balabacensis...(Yunianto, et.al)

PROF!L

PROF!L

kasa, masukkan aspirator ke dalam lubang tersebut, kerbau/roda kendaraan), di pinggir sungai pada waktu 7)

lepaskan nyamuk yang ada kemudian tutup kembali musim kemarau. Kondisi lingkungan di sekitar tempat

dengan kapas. perindukan An. balabacensis yang ditemukan yaitu

- Selanjutnya hasil penangkapan tiap jam diambil oleh vegetasi dominan salak pondoh (Salacca zalacca) yang petugas untuk diidentifikasi serta dihitung kepadatan dipagari oleh salak lokal (Salacca edulis). Vegetasi

4)

nyamuk tiap jam/spesies. dalam air yang ditemukan adalah Spyrogyra sp. Vegetasi

Kegiatan penangkapan nyamuk istirahat di alam dari naungan yang dijumpai adalah awar-awar (Ficus

06.00-08.00 dilakukan oleh 2 orang. septica, E. Orientalis, Wedelia sp). Tidak ditemukan

biota air dan tidak ditemukan seresah. Kondisi

HASIL DAN PEMBAHASAN lingkungan di sekitar tempat perindukan An.

balabacensis yang meliputi suhu air 25, pH 5-6,

Bionomik Nyamuk Vektor Malaria kelembaban 80 %, intensitas cahaya 2.548 ICH 12,21. Kegiatan survei jentik, An. balabacensis diperluas Ketinggian di wilayah ditemukannya tempat ke desa lain lokasi penelitian dengan kondisi lingkungan perindukan An. balabacensis adalah 286,6 m di atas secara ekologi hampir sama. Hasil pengamatan habitat/ permukaan air laut.

tempat perindukan disajikan pada tabel 1. Kegiatan penangkapan nyamuk di Desa

Berbagai kegiatan penelitian atau survei yang Kendaga, Kecamatan Banjarmangu didapatkan nyamuk

berhasil menemukan tempat perindukan An. An. balabacensis (MBR 0,05/orang/jam), An. aconitus

balabacensis lokasi atau jenisnya tidak spesifik. Tempat ( M B R 0 , 0 1 / o r a n g / j a m ) d a n A n . m a c u l a t u s

perindukan yang pernah ditemukan positif An. (MBR=0,03/orang/jam). Kepadatan nyamuk An.

balabacensis antara lain di bekas telapak kaki kerbau, balabacensis tertinggi pada bulan April.

6)

kolam rendaman kayu dan mata air Baisos (1936) menyatakan habitat jentik An. balabacensis yaitu genangan air tawar di dalam hutan (permanen atau

No Desa Jenis Tempat Perindukan

Species nyamuk (kepadatan)

Suhu (0C)

pH Naungan Pencahayaan DPL DO

1 . Kendaga Limpasan salak An. maculatus

An. barbirostris

- - - 75.198 548,3 7,25

Rembesan air di kebun salak

An. annularis - 7 + 2.188 405 5,04

kolam Anopheles sp 24 7 + 10.038 538,7 2,64 Selokan/irigasi

yang tidak mengalir

Anopheles sp 23 7 - 1.693 560

-Rembesan air di kebun salak

Anopheles sp 23 7 + 25.298 569

-Rembesan air di kebun salak

Anophelessp 26 7 + 4.548 569 6,05

2 .Badakarya Mata air An. flavirostris

25 - - 1.418 317,8 5,8

Mata air Anopheles sp - - - 1.418 318,8 5,1 Mata air Anophelessp 24 6 - 3.348 318,8 5,89 3 . Sigaluh Kobakan air tepi

sawah dan sungai

An. maculatus

27 - - 25.498 472,1 8,634

Kolam deket kebun salak

An. vagus 29 - - 50.498 458,2 8,006

4 . Twelagiri Mata air dekat kebun salak

An. balabacensis

(2/10), An . aconitus , An. maculatus, An. vagus, An.

barbirostris

25 5-6 ++ - 2.548 286,6 12-12,6

Tabel 1. Hasil kegiatan pencarian tempat perindukan positif jentik Anopheles

drh. Ima Murisa Ibrahim, MSc. Trop. Med, International Conference and Training

beliau dilahirkan di Bukit Tinggi pada tanggal 27 Juli Ayuthaya, Thailand

1958 dari pasangan Bapak DR. Ibrahim Idham, SH, MH 3. Study Tour on Avian Influenza, Wageningen

dan Ibu Nurbaya. Putri ke 2 dari 11 bersaudara ini lebih International. Netherland

akrab dipanggil Ima atau ibu Ima. Beliau merupakan 4. National Workshop for Arrangement of the

salah satu peneliti Badan Litbangkes. Strategy and Guidance of Surveillance on Avian

Masa kecil beliau sampai usia 3 tahun Influenza in Wild Bird.KOMNAS FBPI, Bogor

dihabiskan di Bukittinggi selanjutnya sejak TK hingga 5. Education and training on Bioetica. Center for

menamatkan SMA di jalani di Jakarta. Setelah lulus SMA bioethics, Medico Legal & Human Right.

beliau melanjutkan ke perguruan tinggi, Fakultas Faculty of Medicine-University of Indonesia.

Kedokteran Veteriner, Institut Pertanian Bogor. Berkat Jakarta

ketekunan dan kesungguhan beliau dalam menimba Adapun Karya Ilmiah yang telah dihasilkan

ilmu, beliau berhasil meraih gelar Sarjana Kedokteran beliau dari tahun 1985-2009 sebanyak 22 karya tulis

Veteriner (dra.Med.vet) pada tahun 1982. yang dimuat di jurnal nasional maupun internasional,

Beliau memulai jenjang karir sebagai Pegawai antara lain:

Negeri Sipil di Puslitbang Ekologi dan Status Kesehatan, 1. A newly recognized hantavirus in the Asian house rat Badan Litbangkes Departemen Kesehatan dari tahun (Rattus tanezumi) in Indonesia. J Gen Virol 90 1984 sampai sekarang. Seiring perjalanan waktu, peneliti (2009), 205-209

yang gemar membaca ini mengikuti pendidikan di 2. Antigen sandwich ELISA predicts RT-PCR detection Faculty Tropical Medicine, Mahidol University, of dengue virus genome in infected culture fluids of Bangkok, Thailand, beliau menyelesaikan jenjang Aedes albopictus C6/36 cells. The Southeast Asian

pendidikan S2 nya pada tahun 1989 dan meraih gelar journal of tropical medicine and public health

Master of Science in Tropical Medicine (MSc. Trop. 2008;39(5):817-21

Med.).Tanpa kenal lelah beliau menyelesaikan profesi 3. Development of serological assays for Thottapalayam Dokter Hewan (drh) pada tahun 1992 di Fakultas virus, an insectivoreborne Hantavirus. Clinical and

Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. vaccine immunology : CVI 2007;14 (2): 173-81

Ditengah-tengah kesibukan beliau sebagai Selain itu masih banyak karya ilmiah beliau

peneliti, beliau juga menjadi anggota Komite Etik mengenai Rodent, Xenopsylla cheopis, Hantavirus, Penelitian Kesehatan Badan Litbang Kesehatan, dari Rickettsioses, malaria, dll.

tahun 2001-sekarang dan sebagai anggota Tim Penelaah Beliau juga aktif diberbagai organisasi antara

Material Transfer Agreement, Badan Litbang Kesehatan, lain : Pramuka, Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM),

pada tahun 2009.Sebagai award atas keuletan beliau Jakarta, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Bogor. sebagai peneliti, pada tahun 1998 Ibu Ima terpilih I k a t a n M a h a s i s w a M u h a m m a d i y a h ( I M M ) , sebagai Ajun Peneliti Berprestasi Terbaik Badan Bogor, Youth Islamic Study Club (YISC) Jakarta,

Litbangkes dan pada tahun 2000 beliau kembali terpilih Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI),

sebagai Peneliti Terbaik Badan Litbangkes. Perhimpunan Entomologi Indonesia (PEI), Perhimpunan

Selama perjalanan karir nya, telah banyak Pemberantasan Penyakit Parasit Indonesia (P4I).

kursus dan pelatihan yang pernah diikuti Ibu Ima baik Peneliti yang selalu terlihat energik ini

didalam negeri maupun di luar negeri. Beberapa mempunyai semboyan hidup yang bisa menjadi inspirasi

diantaranya adalah: bagi kita “Pilihlah cintamu dan cintailah pilihanmu” dan

1. Online Course on Human Participaticipants “Tiada kesepian yang lebih sunyi daripada mengagumi protection Education for Research Teams. 21 diri sendiri'. Kepada pembaca Balaba beliau berpesan September 2006 National Instite of Health. USA “Tuntulah ilmu walau sampai ke negeri Cina”.

t h

2. G o o d C l i n i c a l p r a c t i c e , 6 F E R C A P

(4)

A N O P H E

nyamuk An. aconitus, An. balabacensis dan An.

maculatus. Kepadatan tertinggi An. balabacensis

ditemukan pada bulan Mei (MBR=0,03/orang/jam) pada bulan-bulan lainnya kepadatan berfluktuasi.

Gambar 1. Kepadatan An. balabacensis menggigit orang

per jam di dalam dan di luar rumah di Desa K e n d a g a , K e c a m a t a n B a n j a r m a n g u , Kabupaten Banjarnegara Tahun 2005

Gambar 1. menunjukkan aktivitas An. Gambar 3. Kepadatan An. balabacensis menggigit orang

balabacensis menggigit orang cenderung lebih suka di per jam di dalam dan di luar rumah di Desa

luar rumah dan puncaknya pada pukul 19.00-20.00 WIB Prigi, Kecamatan Sigaluh, Kabupaten

dengan MBR= 0,13/orang/jam dan muncul lagi pada Banjarnegara Tahun 2005

pukul 24.00-01.00 WIB (MBR = 0,01/orang/jam) dan

Gambar 3. menunjukkan aktifitas An.

02.00-03.00 WIB (MBR = 0,01/orang/jam). Aktivitas

balabacensis menggigit orang lebih senang di luar rumah

menggigit ini sangat berbeda dengan kebiasaan An.

d a n p u n c a k n y a p a d a p u k u l 2 2 . 0 0 - 2 3 . 0 0

balabacensis di Kabupaten Kebumen yang aktivitasnya

8) WIB(MBR=0,007/orang/jam) dan pukul 04.00-05.00

menggigit setelah lewat tengah malam (SLPV, 1998).

(MBR=0,006/orang/jam). Tidak ditemukan An.

Pada pengamatan kebiasaan istirahat nyamuk, tidak

balabacensis menggigit di dalam rumah. Pada

ditemukan nyamuk An. aconitus, An. maculatus maupun

penangkapan nyamuk istirahat di dinding dan di kandang

An. balabacensis beristirahat di dinding. Pada kegiatan

ternak tidak ditemukan An. aconitus, An. maculatus

penangkapan di kandang di bulan Maret ditemukan An.

maupun An. balabacensis. Sedangkan pencarian nyamuk

aconitus dan An. maculatus dengan kepadatan sama

istirahat di alam pada pagi hari tidak ditemukan An.

yaitu 1,00/orang/jam dan di bulan April 0,17/orang/jam.

balabacensis. Sedangkan pencarian nyamuk istirahat di alam pada pagi

hari tidak ditemukan An. balabacensis.

Gambar 2. Hubungan antara ICH dengan Kepadatan

Gambar 4. Hubungan antara ICH dengan kepadatan

nyamuk An.balabacensis di Desa Kendaga,

nyamuk An. balabacensis di Desa Prigi,

Kecamatan Banjarmangu Tahun 2005

Kecamatan Sigaluh Tahun 2005

Pada gambar 2. menunjukkan kepadatan An.

Gambar di atas menunjukkan An. balabacensis

balabacensis meningkat bersamaan dengan curah hujan

cenderung banyak ditemukan setelah curah hujan tinggi yang tinggi. Hal ini kemungkinan ada hubungan dengan

namun masih terdapat hujan. Hal ini ditunjukkan dengan ketersediaan tempat perkembangbiakan nyamuk di alam

puncak kepadatan An. balabacensis di bulan Maret

dengan terisinya cekungan tanah dengan air hujan.

sampai dengan Mei setelah curah hujan tinggi di bulan Kegiatan penangkapan nyamuk di Desa Prigi,

Februari dan April. Kecamatan Sigaluh (daerah tidak endemis, dominan

Kegiatan penangkapan nyamuk semalam suntuk salak) dengan umpan orang berhasil mendapatkan

0,00

18-19 19-20 20-21 21-22 22-23 23-24 24-01 01-02 02-03 03-04 04-05 05-06

JAM

Mare t April Mei Juni Juli Agust Sept Okt

IC

daerah endemis malaria untuk mau diambil sediaan JMD adalah lini pertahanan pertama dalam menangani

darahnya. Keberadaan Juru Malaria Desa yang benar- masalah malaria. Jika masing-masing petugas menjaga

benar telah digembleng tidak hanya melaksanakan wilayahnya dari malaria, maka penyakit tidak ini tidak

rutinitas sesuai tugas pokok dan fungsinya namun juga akan menjadi seperti bola sepak yang dapat

berpindah-mampu”membaca” situasi dan melakukan pelaporan pindah dari satu tempat ke tempat lain.

serta penanganan secepatnya amatlah penting. JMD yang mempunyai pola pikir epidemiologi sederhana dan aplikatif sangatlah penting. Sudah terbukti dan diakui

0.0

Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt

(5)

28

Kesehatan

Umum

Kesehatan

Umum

*) Staf Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara

di Desa Badakarya, Kecamatan Punggelan (daerah dimungkinkan karena kepadatan nyamuknya yang endemis, salak tidak dominan) dengan umpan orang rendah sehingga keberadaan TP dan peluang hanya ditemukan nyamuk An. aconitus dan An. menemukannya semakin kecil. Meskipun belum dapat maculatus,sementaraAn balabacensis tidak ditemukan ditemukan TP An. balabacensis namun keberadaan di wilayah ini Padahal pada tahun 2002-2003 dari hasil nyamuk dewasa di lokasi penelitian dengan dominasi pengamatan entomologi yang dilakukan UPF-PVRP salak menunjukkan bahwa keberadaan salak selalu ditemukan An. balabacensis di wilayah menunjukkan keterkaitan dengan keberadaan An.

9)

balabacensis. Hal ini sejalan dengan penelitian yang Punggelan. Hal tersebut kemungkinan karena adanya

dilakukan oleh Damar, dkk jentik nyamuk An. kegiatan pengendalian vektor (IRS, larvasida)

balabacensis sebagian besar ditemukan pada genangan dilakukan Dinas Kesehatan. Vektor paling sering

7)

ditemukan adalah An. maculatus dengan kepadatan air di kebun salak. Meskipun begitu, keberadaan An. berfluktuasi. Pada bulan Maret sampai Mei cenderung balabacensis tidak hanya ditemukan di wilayah meningkat setelah itu turun sampai bulan Juni, dominan salak, hal ini dapat dilihat pada survei yang kemudian meningkat lagi sampai bulan Juli dilakukan oleh SLPV Banjarnegara (sekarang Loka (MBR=0,06/orang/jam) dan turun lagi di bulan Agustus Litbang P2B2) pernah menemukan jentik An. lalu naik lagi dengan puncak di bulan Oktober balabacensis di mata air di Desa Punggelan, Kecamatan (MBR=0,06/orang/jam). An. aconitus ditemukan mulai Punggelan (wilayah tidak dominan salak) .

kegiatan penelitian dan cenderung meningkat dengan Daerah dengan dominan salak dan terdapat An. p u n c a k k e p a d a t a n p a d a b u l a n M e i balabacensis juga tidak selalu menjadikan suatu (MBR=0,02/orang/jam) dan setelah itu menurun sampai wilayah sebagai wilayah endemis malaria. Pada tabel di bulan Juni. Pada bulan Juni-September tidak ditemukan atas dapat dicontohkan di Desa Prigi, kecamatan An. aconitus, dan pada bulan September sampai dengan Sigaluh. Hal ini karena untuk terjadi penularan harus Oktober kepadatan cenderung naik. Selama kegiatan ada faktor penular yaitu nyamuk terinfeksi Plasmodium. penelitian berlangsung tidak ditemukan An. aconitus, Namun, dari hasil penelitian daerah dengan salak An. maculatus maupun An. balabacensis pada dominan memberikan kemungkinan lebih besar untuk penangkapan di dinding. Kegiatan penangkapan di ditemukannya nyamuk An. balabacensis. Hal ini bukan kandang hanya ditemukan An. maculatus di bulan Maret semata karena pohon salaknya, namun lebih kepada dengan kepadatan 1,0/orang/jam dan April adanya naungan dari pohon salak (shading), cobakan-0,17/orang/jam. Pencarian nyamuk istirahat di alam cobakan air yang tidak mengalir yang dapat pada pagi hari tidak ditemukan An. balabacensis. mempengaruhi nyamuk untuk meletakkan telur Peranan Kebun salak bagi keberadaan (oviposition). Sedangkan faktor yang mempengaruhi An. balabacensis dan kasus malaria dapat dilihat pada pertumbuhan jentik adalah temperatur air, kepadatan

10)

tabel berikut : jentik dan keberadaan makanan.

Tabel 2. Keberadaan kebun salak, endemisitas E. KESIMPULAN dan An. balabacensis di lokasi penelitian

Pada daerah dengan dominan salak ditemukan nyamuk An. balabacensis pada penangkapan malam hari, dan daerah tidak dominan salak tidak ditemukan nyamuk An. balabacensis. Pada penelitian ini An. balabacensis ditemukan menggigit hanya di luar rumah, tidak ditemukan di dalam rumah. Anopheles balabacensis tidak ditemukan beristirahat di dinding maupun di kandang. Anopheles balabacensis Keterangan : ditemukan menggigit sepanjang malam, di Desa TP : Tempat Perindukan Kendaga, Kecamatan Banjarmangu kepadatan tertinggi ditemukan pada pukul 19.00-20.00 WIB. Di Desa Prigi, Dari tabel 2 dapat dilihat di wilayah dengan Kecamatan Sigaluh ditemukan pada pukul 22.00-23.00 dominasi salak pada penelitian ini semuanya ditemukan WIB dan 04.00-05.00 WIB,di Desa Badakarya, nyamuk An. balabacensis pada kegiatan penangkapan Kecamatan Punggelan tidak ditemukan. Tempat nyamuk semalam suntuk, sedangkan pada wilayah salak perindukan nyamuk tidak ditemukan lokasi penelitian, tidak dominan tidak ditemukan An. balabacensis. namun ditemukan di wilayah di luar lokasi daerah Namun, pada pencarian tempat perkembangbiakan penelitian yaitu di Desa Twelagiri yang juga merupakan nyamuk An. balabacensis hanya ditemukan di wilayah daerah endemis malaria dan dominan salak. Kualitas Desa Twelagiri. Ketidakberhasilan menemukan tempat fisik air di tempat perindukan An. balabacensis adalah perkembangbiakan (TP) nyamuk An. balabacensis pH 5-6 (cenderung asam) dengan kadar O2 terlarut

12-.

Desa Salak

(dominasi)

Endemis Malaria

An. balabacensis

TP An.balabacensis

Kendaga + + +

-Prigi + - +

-Badakarya - + -

-Twelagiri + + + +

Studi Ekologi Anopheles balabacensis...(Yunianto, et.al)

MALARIA

Wijo Basuki*

Malaria adalah penyakit menular d juga dengan daya tahan tubuh seseorang, ambang rasa oleh plasmodium dan ditularkan oleh nyamuk sakit masing-masing orang, dsb. Secara umum gejala Anopheles. Terdapat 4 jenis plasmodium yaitu : malaria adalah : lesu/lemah, menggigil kedinginan Plasmodium falciparum yang menyebabkan malaria tetapi suhu badan tinggi, berkeringat dingin diiringi tropika, P. vivax yang menyebabkan malaria tertiana, P. turunnya panas, sakit kepala,mual dan muntah, nafsu malariae yang menyebabkan malaria kuartana dan P. makan berkurang. Gejala malaria berat adalah panas ovale yang menyebabkan malaria ovale. Jenis tinggi, kuning pada mata, mual dan muntah, kencing plasmodium yang umum ditemukan di Jawa Tengah berwarna teh tua, nafas cepat, kehilangan kesadaran, adalah P. falciparum dan P. vivax. Pada masing-masing kejang-kejang, pingsan sampai koma. Pengobatan daerah species dari Anopheles yang menularkan malaria yang diterapkan program saat ini adalah dengan penyakit malaria berbeda-beda. Untuk mengetahui menggunakan ACT (Artemisin Combination Therapy) apakah nyamuk Anopheles dari species tertentu dapat yang terdiri dari artesunat dan amodiakuin untuk menjadi vektor penular malaria ada beberapa cara yang pengobatan malaria dengan Plasmodium falciparum dapat dilakukan yaitu dengan melakukan pembedahan selama 3 hari ditambah dengan primakuin pada hari kelenjar ludah nyamuk untuk mendapatkan sporozoit pertama, dosis pengobatan dengan ACT tetap maupun secara biomolekuler antara lain dengan mempertimbangkan (sesuai) berat badan penderita. melakukan ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Untuk Pengobatan malaria dengan Plasmodium vivax Assay) pada kepala dan thorax nyamuk maupun dengan masih tetap menggunakan klorokuin sampai dengan PCR (Polimerase Chain Reaction). Di Jawa Tengah hari ketiga dan primakuin sampai hari yang sendiri terdapat 4 species Anopheles yang sudah keempatbelas. Pada malaria Plasmodium vivax yang dikonfirmasi sebagai vektor malaria yaitu Anopheles pengobatannya sampai 14 hari plasmodium tidak mati aconitus, An. maculatus, An. balabacensis dan An. semua tetapi ada yang bersembunyi didalam hati (hepar) sundaicus. yang biasa disebut dengan hipnozoit apabila tubuh Nyamuk dapat membawa plasmodium di dalam dalam keadaan KU (Kondisi Umum) lemah dapat tubuhnya apabila nyamuk tersebut mengigit orang sakit menyebabakan penyakit malaria kambuh lagi yang kita malaria yang di dalam darahnya mengandung kenal dengan malaria relaps. Pada malaria berat plasmodium pada fase gamet. Seseorang terkena diberikan artemeter injeksi yang dosisnya sesuai dengan malaria apabila digigit nyamuk vector yang didalam berat badan penderita.

darahnya mengandung plasmodium (penyebab Menjaga suatu wilayah dengan kondisi alam malaria), apabila kondisi tubuhnya dalam kondisi yang mendukung kehidupan nyamuk vektor penular kurang baik dapat menjadi sakit malaria. Itulah malaria bukanlah hal yang mudah. Apalagi dengan mengapa dalam suatu kejadian adanya penularan sarana transportasi dan mobilitas yang semakin mudah. malaria menemukan penderita malaria dengan hasil Meskipun salah satu upaya yaitu surveilans migrasi laboratorium mengandung plasmodium fase gamet yang salah satunya menerapkan peraturan wajib lapor sangatlah penting. Satu hal yang patut diingat adalah dan diambil sediaan darahnya(sakit tidak sakit) bagi penderita dengan fase gamet umumnya sudah tidak lagi seseorang yang datang/pulang dari daerah endemis merasakan demam maupun tanda gejala malaria. malaria sudah disosialisasikan. Namun adat ketimuran Seseorang yang terkena malaria dapat mempunyai dan aturan tersebut yang merupakan himbauan saja gejala dan tanda yang berbeda-beda. Hal ini tergantung tidak dapat memaksa seseorang yang datang/pulang dari

(6)

12,6 dengan pH di tempat perindukan lainnya rata-rata 7

(netral) dan kadar O2 terlarut rata-rata 6,04. Tidak DAFTAR PUSTAKA

ditemukan biota air dan tidak ditemukan seresah.Kondisi 1. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Laporan

lingkungan di sekitar tempat perindukan An. Tahunan Pemberantasan Malaria Provinsi Jawa

balabacensis yang meliputi suhu air 25, pH 5-6, Tengah.Tahun 2003

kelembaban 80 %, intensitas cahaya 2.548 ICH 12,21. 2. Laporan tahunan Subdin P2M. Dinas Kesehatan

Ketinggian di wilayah ditemukannya tempat perindukan Kabupaten Banjarnegara Tahun 2004.

An. balabacensis adalah 286,6 m di atas permukaan air 3. UPF-PVRP. Survei Pengamatan Vektor dan Aspek

laut. Keberadaan kebun salak mempunyai peran bagi Pemberantasannya. Tahun 2000-2001

kehidupan An. balabacensis, keberadaan ceruk-ceruk 4. BPS. Banjarnegara Dalam Angka Tahun 2005

tanah yang berisi air yang tidak mengalir yang (Draft). 2005

memungkinkan sebagai tempat perindukan serta adanya 5. Depkes RI, Dirjen PPM & PLP. Modul Entomologi

naungan (shading) dari daun salak menarik nyamuk Malaria. Jakarta. 1999

untuk meletakkan telur (oviposition). Nyamuk dewasa 6. Damar Tri Boewono, Ristiyanto. Studi Bioekologi

ditemukan pada daerah dengan dominan salak, terdapat Vektor Malaria di Kecamatan Srumbung,

satu daerah dengan dominan salak yang bukan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Buletin

merupakan daerah endemis malaria. Kewaspadaan Penelitian Kesehatan Vol. 33 No.2 Tahun 2005

utamanya pada daerah dengan dominan salak dapat 7. Baisos, 1936. Dalam Kumpulan Makalah Loka

dilakukan dengan menemukan secara dini penderita Litbang P2B2 Banjarnegara

malaria dan melakukan pengobatan secara tuntas, 8. SLPV Banjarnegara. Laporan Kegiatan. 1998

menghilangkan cobakan air maupun aliran air yang 9. UPF PVRP Banjarnegara. Laporan Kegiatan.

2002-terhambat di sekitar kebun salak, mengurangi jumlah 2003

10. Marquadrt, William C. Biologi of Disease Vector.

pelepah salak sehingga jumlahnya 7-9 (sesuai juga

Second edition. dengan petunjuk dari dinas pertanian) serta mengatur

jarak tanam sehingga di sekitar lingkungan kebun salak

cukup mendapat sinar matahari (tidak menjadi shading).

Kepustakaan : 5. Ristiyanto, Modul Pelatihan Teknis Tingkat Dasar

Survei Reservoir Penyakit Bidang Minat

1. Undang-undang No 23 Tahun 1997 tentang Rodensia, B2P2VRP, Salatiga, 2007.

Pengelolaan Lingkungan Hidup, Jakarta, 1997. 6. Levett, Leptospirosis. Clinical Microbiology

2. Soemirat, Juli, Kesehatan Lingkungan, Gadjah Reviews, p.296-326, 2001

Mada University Press, Yogyakarta, 1996. 7. Johnson M.A, Smith H, Joseph P, Gilman RH,

3. Yatim, Faisal, Macam-macam Penyakit Menular Bautista CT, Campos KJ, et.al, Environmental

dan Cara Pencegahannya Jilid 2, Pustaka Obor exposure and leptospirosis, Peru. Emerging

Populer, Jakarta, 2007. Infectious Disease. p.1016-1022, Vol 10 No 6 June

4. Ristiyanto,dkk,Studi Epidemiologi Leptospirosis 2004.

di Dataran Rendah (Kabupaten Demak, Jawa 8. Watt G. Leptospirosis. In : Strickland GT, editors.

Gambar

Tabel 1. Hasil kegiatan pencarian tempat perindukan positif jentik  Anopheles
Gambar 1. Kepadatan An. balabacensis menggigit orang per jam di dalam dan di luar rumah di Desa Kendaga, Kecamatan Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara Tahun 2005

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun protein pakan ikan yang dibuat oleh peneliti memiliki kadar protein yang lebih rendah dari kontrol (Pelet Komersial), tetapi pakan ikan yang dibuat dari tepung

halaman yang tidak dimiliki oleh para pesaing. Untuk meneliti fenomena diatas, penulis Brand koran dengan market share terbesar adalah akan mengeksplor bagaimana Brand

Berdasarkan data yang diperoleh dan analisis yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa kinerja Instalasi Farmasi RSD Liun Kendage Tahuna dari perspektif

Resiko kanker paru 10 kali lebih tinggi pada perokok dari pada orang yang tidak merokok. Tingginya mortalitas akibat kanker paru sebagian disebabkan karena diagnosis yang

Lincoln dan Lofland (1984:47) bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan

• hasil perhitungan model Alignment Index (AI) pendidikan SMA dapat menjadi bahan evaluasi bagi sekolah dalam menyiapkan lulusan yang

PADANG 2017.. Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat, Padang 2017. Kabupaten Agam ini memiliki 16 Kecamatan dimana memiliki fungsi kawasan hutan