III - 1
BAB III
RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH
DAN KERANGKA PENDANAAN
3.1. Arah Kebijakan Perekonomian Daerah
Tahun 2016 adalah merupakan tahun ketiga masa jabatan Bupati dan Wakil Bupati terpilih yang
diimplementasikan dalam RPJMD Kabupaten Purwakarta Tahun 2013 – 2018 dalam mewujudkan visi
dan misi yang telah dirumuskan. Berikut adalah perkembangan indikator makro ekonomi Kabupaten
Purwakarta Tahun 2013 – 2014 yang mempengaruhi proyeksi arah kebijakan perekonomian di
Kabupaten Purwakarta tahun 2015 – 2016 :
Laju Pertumbuhan Ekonomi
Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) menggambarkan besarnya peningkatan produksi yang terjadi
dibandingkan tahun sebelumnya. Indikator ini dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan
pembangunan yang telah berlangsung di Kabupaten Purwakarta dalam periode waktu tertentu.
Sebagaimana diketahui, perkembangan perekonomian Kabupaten Purwakarta tidak lepas dari
pengaruh perkembangan ekonomi nasional secara umum. Perekonomian nasional yang terus
menunjukkan pertumbuhannya baik dari segi investasi maupun sektor perdagangan memberikan imbas
pada nilai investasi di Kabupaten Purwakarta yang semakin meningkat, begitupun pada sektor
perdagangan memperlihatkan pertumbuhan positif dari tahun ke tahunnya.
Data Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Purwakarta dari Tahun 2013-2014, dapat dilihat pada
Tabel 3.1 berikut ini :
Tabel 3.1
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2014
NO. TAHUN JUMLAH (%)
1. 2013 7,39
2. 2014*) 7,98
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta Keterangan : *) Data Target
Data Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Purwakarta Tahun 2014 ditargetkan sebesar 7,98 % atau
menguat 0,59 % dibandingkan Tahun 2013. Peningkatan angka Laju Pertumbuhan Ekonomi tersebut
dipicu oleh tiga sektor dominan sebagai penggerak roda perekonomian di Kabupaten Purwakarta, yakni
III - 2
Produk Domestik Regional Bruto
Perkembangan produksi baik barang dan jasa di Kabupaten Purwakarta direfleksikan dalam bentuk
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB merupakan dasar pengukuran atas nilai tambah yang
mampu diciptakan akibat timbulnya berbagai aktifitas ekonomi dalam suatu wilayah. Hal ini tidak
terlepas dari kemampuan daerah dalam mengelola sumber daya alam dan sumber daya manusia yang
dimiliki. Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Purwakarta dari Tahun 2013-2014,
dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini :
Tabel 3.2
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2014
NO. PDRB
TAHUN
2013 (Rp,00)
2014*) (Rp,00)
1. Atas Dasar Harga Berlaku
(Juta Rupiah)
22.048.342 24.324.755
2. Atas Dasar Harga Konstan
(Juta Rupiah)
8.800.252 9.346.102
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta Keterangan : *) Data Target
Kinerja pembangunan ekonomi Kabupaten Purwakarta dapat dilihat dari berbagai indikator, seperti
pertumbuhan ekonomi makro, struktur perekonomian, pendapatan per-kapita dan indikator ekonomi
lainnya yang terus menunjukkan pertumbuhan yang positif dari tahun ke tahun. Data PDRB Kabupaten
Purwakarta Tahun Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2014 menunjukan pertumbuhan positif
dibandingkan dengan Tahun 2013 yaitu sebesar 10,32 %. Sedangkan Pertumbuhan PDRB Kabupaten
Purwakarta Atas Dasar Harga Konstan pada Tahun 2014 juga menunjukan pertumbuhan positif bila
dibandingkan dengan Tahun 2013 yaitu mencapai sebesar 6,20 %.
PDRB Kabupaten Purwakarta selain menunjukkan pertumbuhan ekonomi, juga dapat menggambarkan
struktur ekonomi. Struktur ekonomi tersebut dapat dilihat dari peranan masing-masing sektor dalam
sumbangannya terhadap PDRB total, dimana dari Tahun 2013-2014 peranan terbesar didukung oleh
kegiatan ekonomi yang tergabung dalam kelompok Sektor Industri Pengolahan, berikutnya Sektor
III - 3
Pendapatan Per Kapita Penduduk
Ukuran lain yang digunakan untuk melihat tingkat kemakmuran penduduk suatu daerah atau potensi
ekonomi suatu daerah adalah besaran PDRB Per-Kapita Atas Dasar Harga Berlaku. PDRB Per-Kapita
merupakan gambaran nilai tambah yang dapat diciptakan oleh masing-masing penduduk akibat dari
adanya aktivitas produksi, dapat pula dijadikan gambaran kasar dari rata-rata pendapatan yang diterima
oleh setiap penduduk selama satu tahun di suatu wilayah.
Gambaran kemakmuran tersebut dikatakan kasar karena pada kenyataannya produk yang dihasilkan
oleh suatu wilayah belum tentu seluruhnya dinikmati oleh penduduk wilayah yang bersangkutan. Data
Pendapatan Per-Kapita Penduduk Kabupaten Purwakarta dari Tahun 2013-2014, dapat dilihat pada
Tabel 3.3 berikut ini :
Tabel 3.3
Data Pendapatan Per-Kapita Penduduk Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2014
NO. TAHUN JUMLAH
(Rp)
1. 2013 24.572.000,00
2. 2014*) 26.778.000,00
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta Keterangan : *) Data Target
Data Pendapatan Per-Kapita Penduduk Kabupaten Purwakarta menunjukkan pertumbuhan yang positif.
PDRB Per-Kapita Kabupaten Purwakarta Tahun 2014 ditargetkan sebesar Rp26.778.000,00, terjadi
peningkatan bila dibandingkan dengan Tahun 2013 sebesar Rp24.572.000,00.
Kemampuan Daya Beli Masyarakat
Pengeluaran rumah tangga merupakan salah satu indikator yang dapat memberikan gambaran
kesejahteraan penduduk di suatu daerah. Kemampuan daya beli masyarakat ditentukan oleh beberapa
faktor, seperti faktor pendapatan, inflasi dan pola konsumsi masyarakat. Data Daya Beli Masyarakat
Kabupaten Purwakarta dari Tahun 2013-2014, dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut ini :
Tabel 3.4
Data Daya Beli Masyarakat di Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2014
NO. TAHUN INDEKS DAYA BELI
1. 2013 65,09
2. 2014*) 65,79
III - 4
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta, Pertumbuhan Indeks Daya Beli
Masyarakat Kabupaten Purwakarta dari tahun ke tahun terus meningkat, dengan menghitung tingkat
daya beli masyarakat berdasarkan pengeluaran konsumsi per-kapita riil ditargetkankan Tahun 2014
sebesar 65,79 point atau mengalami peningkatan sebesar 0,70 point bila dibanding Tahun 2013. Salah
satu alasan peningkatan ini adalah pembangunan ekonomi Kabupaten Purwakarta yang mengalami
pertumbuhan positif yang berpengaruh pada kenaikan pendapatan per-kapita masyarakat pada periode
yang sama, sehingga hal ini akan mempengaruhi tingkat kemampuan daya beli masyarakat secara
umum.
Laju Inflasi
Inflasi merupakan gejala kenaikan harga umum yang terjadi pada suatu wilayah, hal ini dipengaruhi
oleh harga barang dan jasa serta kebijakan pemerintah. Pengukuran inflasi bisa dilakukan dengan
menggunakan Indeks Harga Konsumen atau dengan menggunakan deflator PDRB. Perkembangan
inflasi sebagaimana yang tercermin pada nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan,
menunjukkan adanya bentuk keseimbangan antara permintaan (demand) dengan penyediaan (supply).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta inflasi Tahun 2014 mencapai angka
9,35 %. Hal ini disebabkan Kenaikan harga BBM bersubsidi yang naik pada Tahun 2014 menyebabkan
capaian inflasi Tahun 2014 cukup tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya, karena BBM bersubsidi
memiliki efek yang sangat dominan terhadap perubahan harga dari berbagai komoditas yang diteliti baik
ketika pada tahap produksi maupun dalam hal distribusi komoditas tersebut.
Tingkat Kesempatan Kerja dan Pencari Kerja
Tingkat kesempatan kerja menunjukkan jumlah ketersediaan lapangan kerja pada suatu daerah,
sedangkan tingkat pencari kerja menunjukkan jumlah penduduk yang sedang dalam kondisi mencari
pekerjaan. Hal ini tentunya didasarkan kelompok usia tertentu, yaitu kelompok usia penduduk produktif.
Data angkatan kerja, kesempatan kerja dan pencari kerja di Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2014,
dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut ini :
Tabel 3.5
Angkatan Kerja, Kesempatan Kerja dan Pencari Kerja Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2014
NO. PDRB
TAHUN
2013 2014*)
1. Angkatan Kerja 391.226 375.455
2. Kesempatan Kerja 370.139 343.550
3. Pencari Kerja 21.087 31.905
III - 5
Dari tabel di atas terlihat bahwa Angkatan Kerja di Kabupaten Purwakarta Tahun 2014 diproyeksikan
mencapai sebanyak 375.455 orang atau mengalami penurunan sebesar 15.771 orang dibandingkan
Tahun 2013. Jumlah Kesempatan Kerja Tahun 2014 diproyeksikan mencapai sebanyak 343.550 orang
atau mengalami penurunan sebesar 26.589 orang dibandingkan dengan Tahun 2013, sedangkan
jumlah pencari kerja Tahun 2014 diproyeksikan mencapai sebanyak 31.905 orang atau mengalami
peningkatan sebanyak 10.818 orang dibandingkan dengan Tahun 2013.
Penduduk Miskin
Kemiskinan menurut pengertian umum adalah keadaan dimana individu atau sekelompok masyarakat
tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, seperti makanan, pakaian, tempat berlindung,
pendidikan dan kesehatan yang layak. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata
pengeluaran per kapita per bulan dibawah garis kemiskinan. Garis kemiskinan adalah nilai pengeluaran
kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kilo kalori per kapita per hari ditambah
kebutuhan minimum non-makanan yang mencakup perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan.
Adapun Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2014 dapat dilihat pada Tabel 3.6
berikut ini :
Tabel 3.6
Data Penduduk Miskin di Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2014
No. Tahun Jumlah (Jiwa)
1 2 3
1. 2013 83.600
2. 2014*) 81.367
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta Keterangan : *) data target
Dari tabel di atas terlihat bahwa penduduk miskin di Kabupaten Purwakarta tahun 2014 mengalami
penurunan sebanyak 2.233 jiwa atau sebesar 2,67% dibandingkan tahun 2013. Berdasarkan evaluasi
kinerja pembangunan daerah yang telah dilakukan maka ditetapkan Isu-Isu Strategis Pembangunan
Daerah Tahun 2016, sebagai berikut :
1. Masih Perlunya Peningkatan Kualitas Sarana dan Prasarana Pendidikan dan Kesehatan;
2. Masih Perlu Ditingkatkannya Pembangunan Infrastruktur Jalan, Jembatan, Irigasi, Jaringan Listrik,
Drainase Perkotaan serta Pengembangan Sistem dan Jaringan Air Bersih Siap Minum Bagi
Masyarakat;
3. Belum Berkembangnya Layanan Administrasi Pemerintahan Yang Berbasis Perdesaan;
4. Masih Perlunya Penguatan Ekonomi Masyarakat Melalui Pengembangan Pasar Tradisional;
III - 6
Berikut adalah Tabel Pencapaian Kinerja Target Makro Pembangunan Kabupaten Purwakarta Tahun
2013 – 2014, berdasarkan data dari BPS dan estimasi dari Bappeda Kabupaten Purwakarta :
Tabel 3.7
Capaian Kinerja Target Makro Pembangunan Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2014
No. Indikator Makro Tahun +/-
2013 2014*)
1 2 3 4 5
1. Indeks Pembangunan Manusia 72,75 73,30 0,55
2. Indeks Pendidikan 81,93 82,48 0,55
9. Jumlah Penduduk (Susenas 2103) 898.001 913.447 15,446
10. Laju Pertumbuhan Penduduk (%) 1,78 1,72 -0,06
11. Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa) 83.600 81.367 -2,233
12. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)
(%)
7,39 7,98 0,59
13. Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rupiah)
22.048.342 24.324.755 2.276.413
14. Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) Atas Dasar Harga Konstan (Juta Rupiah)
8.800.225 9.346.102 545.877
15. PDRB Per kapita ADHB (Ribu
18. Kesempatan Kerja 370.139 343.550 -26,589
19. Pencari Kerja 21.087 31.905 10,818
20. Inflasi 9,32 9,35 0,03
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta Keterangan : *) Data Proyeksi
Dengan melihat di atas, capaian kinerja target makro pembangunan Kabupaten Purwakarta tahun
2013-2014 mengalami peningkatan yang cukup signifikan hampir disemua indikator makro
pembangunan. Peningkatan capaian Indeks Pembangunan Manusia pada tahun 2014 mencapai 0,55
point jika dibandingkan tahun 2013; meningkatnya capaian angka Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) 0,15
point, meningkatnya capaian Angka Melek Huruf (AMH) sebesar 0,49 point; meningkatnya capaian
Angka Harapan Hidup (AHH) sebesar 0,23; meningkatnya capaian Daya Beli sebesar 2,83 point;
menurunnya 15.771 angkatan kerja, berkurangnya -26,589 kesempatan kerja baru sehingga
III - 7
Pada tabel di atas terlihat terjadi penurunan jumlah angkatan kerja sebesar 15.771 angkatan kerja dan
penurunan sebesar 26.589 kesempatan kerja jika dibandingkan dengan capaian kinerja indikator makro
pembangunan Kabupaten Purwakarta tahun 2013. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: seperti kita
ketahui bersama bahwa tingkat kesempatan kerja yang secara langsung mempengaruhi persentase
jumlah pengangguran. Tingkat kesempatan kerja merupakan perbandingan antara jumlah lapangan
kerja dan jumlah tenaga kerja. Dimana jumlah tenaga kerja akan dipengaruhi oleh laju peningkatan
angkatan kerja. Sedangkan jumlah lapangan kerja dipengaruhi oleh peningkatan lapangan kerja yang
disebabkan faktor pertumbuhan ekonomi, peningkatan kapasitas produksi dan peningkatan jumlah
industri, dimana ketersediaan sektor dan jumlah industri pengolahan relatif cukup besar di Kabupaten
Purwakarta. Sektor ini mempunyai kontribusi cukup besar dalam lapangan kerja utama masyarakat
Purwakarta. Sedangkan pengurangan lapangan kerja dipengaruhi oleh laju penurunan lapangan kerja
yang disebabkan oleh fraksi peningkatan harga BBM yang terjadi pada rentang waktu antara tahun
2013-2014 yang berimbas pada sektor industri khususnya manufaktur dan pengolahan.
Upaya program keluarga berencana dan keluarga sejahtera membuahkan hasil yang cukup
menggembirakan, dimana pada tahun 2014 terjadi penurunan Laju Pertumbuhan Penduduk di
Kabupaten Purwakarta sebesar 0,06% dibandingkan tahun 2013 yaitu sebesar 1,78%. Hal ini
berdampak positif pada peningkatan daya beli dan indeks daya beli di Kabupaten Purwakarta. Pada
tahun 2014 terjadi peningkatan PPP sebesar Rp2.830,00 dibandingkan tahun sebelumnya sehingga
turut mendongkrak meningkatnya indeks daya beli sebesar 0,70 point.
Sejalan dengan perkembangan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Cikopo-Cikampek sebagai pintu
gerbang wilayah Utara Kabupaten Purwakarta, secara tidak langsung akan berimplikasi pada
peningkatan aktivitas perkotaan dan meningkatnya jumlah penduduk melalui migrasi masuk dan
fenomena commuter ke Kabupaten Purwakarta. Pada tahun 2014 terjadi peningkatan jumlah penduduk
sebesar 15,446 jiwa dibandingkan tahun 2013 sebanyak 898.001 jiwa. Disisi lain, terjadi pergeseran
capaian negatif laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,06% dibandingkan tahun 2013.
Pada tahun 2014 terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 2.233 jiwa dibandingkan tahun
sebelumnya dimana sebagian besar disebabkan kebijakan pro poor Pemerintah Daerah Kabupaten
Purwakarta dalam bentuk suplly driven kepada penduduk miskin, pemberdayaan ekonomi masyarakat
desa, pembukaan lapangan kerja melalui masuknya sektor-sektor industri baru dan perbaikan dan
penyediaan kegiatan perekonomian tradisional dan listrik bagi warga miskin. Sehingga tidak
mengherankan jika pada tahun 2013 lalu Kabupaten Purwakarta menjadi salah satu kabupaten dari 25
kabupaten/kota di Indonesia yang meraih nominator sebagai daerah yang memiliki inovasi dalam
program kebijakan pembangunan oleh Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia dengan meraih
nominator Innovative Government Award (IGA). IGA merupakan agenda tahunan Kemendagri dalam
memberikan penghargaan kepada pemerintah daerah yang memiliki inovasi dalam melahirkan gagasan
III - 8
Khusus untuk nominator Kabupaten Purwakarta sendiri dinilai dari inovasi kebijakan dalam jaminan
perlindungan kesehatan pekerja, baik yang berbentuk penyertaan asuransi pekerja sosial dan informal
maupun yang sekarang jaminan kesehatan masyarakat Purwakarta Istimewa (JAMPI). Program ini
dinilai berhasil dan baru diterapkan di daerah di seluruh Indonesia.
Prospek dan peluang perekonomian di Kabupaten Purwakarta pada Tahun 2016 sangat banyak sekali
dipengaruhi oleh kejadian yang berkembang saat ini dan yang akan datang, baik pada pengaruh
lingkungan eksternal maupun internal. Perkembangan lingkungan ekternal perekonomian Kabupaten
Purwakarta sangat dipengaruhi oleh kebijakan perekonomian Regional, nasional maupun internasional
(global). Berdasarkan kondisi tersebut, faktor eksternal yang mempengaruhi perekonomian Kabupaten
Purwakarta pada Tahun 2016 diperkirakan adalah pertama, terjadinya krisis ekonomi dunia yang
berpotensi terhadap peningkatan tekanan inflasi dan perlambatan pertumbuhan ekonomi, sementara
perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia berpotensi menurunkan kinerja ekspor; Kedua, makin
beratnya beban pemerintah daerah dalam penyediaan subsidi komoditas seperti energi dan pangan
serta produk lainnya yang akan menuntut peran daerah yang lebih besar dalam pengelolaan
pembangunan daerahnya; Ketiga, makin beratnya persaingan antar wilayah dalam upaya menarik
investasi, ketimpangan daya tarik menyebabkan penyebaran investasi tidak merata.
Sedangkan faktor internal yang akan mempengaruhi perekonomian Kabupaten Purwakarta untuk tahun
2016 diperkirakan adalah pertama, jumlah penduduk; kondisi ini di satu sisi merupakan potensi pasar
barang dan jasa, namun di sisi lain merupakan beban pembangunan ekonomi, kedua, ketersediaan
infrastruktur wilayah melalui penyediaan sarana dan prasarana yang relatif baik, akan mempengaruhi
tingkat efisiensi perekonomian dan peningkatan daya tarik bagi para investor, ketiga, penurunan
kontribusi sektor primer yang mengakibatkan terjadinya pengangguran kentara (disguise employment)
dan urbanisasi, keempat, iklim ketentraman dan ketertiban yang kondusif; kondisi ini sangat
mempengaruhi kelancaran usaha dan aktivitas ekonomi.
Tantangan-tantangan tersebut di atas sangat menentukan perkembangan dan pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Purwakarta. Oleh karena itu, tantangan ini harus dapat diatasi secara proporsional melalui
penetapan prioritas pembangunan daerah, penetapan rencana kerja dan pendanaannya, serta
penataan hubungan tata kerja dalam pelaksanaannya, sehingga terjadinya sinergitas dan kebersamaan
dari semua stakeholders pembangunan di Kabupaten Purwakarta. Berdasarkan kondisi dan situasi
perekonomian daerah di Kabupaten Purwakarta dan melihat prospek ekonomi pada Tahun 2016 maka
fokus kebijakan perekonomian di Kabupaten Purwakarta adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Kesehatan;
2. Peningkatan Sarana dan Prasarana Infrastruktur Jalan, Jembatan, Irigasi, Jaringan Listrik,
Drainase Perkotaan serta Pengembangan Sistem dan Jaringan Air Bersih Siap Minum Bagi
Masyarakat;
3. Peningkatan Layanan Administrasi Pemerintahan Berbasis Perdesaan;
4. Pengembangan dan Penataan Pasar Tradisional;
III - 9
3.2 Arah Kebijakan Keuangan Daerah
Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah di Kabupaten Purwakarta sesuai dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana
telah diubah menjadi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006. Penyusunannya diawali dengan penyusunan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA), penyusunan
Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS), serta penyusunan Rencana Kerja Anggaran Satuan
Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) yang akhirnya bermuara pada penyusunan Rancangan dan
Penetapan APBD.
Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah di Kabupaten Purwakarta secara umum tercermin atas tiga
aspek, yaitu:
A. Aspek Pengelolaan Pendapatan Daerah;
B. Aspek Pengelolaan Belanja Daerah; dan
C. Aspek Pengelolaan Pembiayaan Daerah.
3.2.1. Pengelolaan Pendapatan Daerah
Sebagaimana umumnya bahwa sumber pendapatan pada APBD kabupaten di seluruh Indonesia,
sebagian besar didapat dari pemerintah pusat dan provinsi, baik berupa Dana Perimbangan maupun
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah, sementara kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap
APBD relatif kecil. Kondisi ini sama dengan di Kabupaten Purwakarta pada pendapatan di Tahun
Anggaran 2015. Hal ini dikarenakan masih terbatasnya sumber pendapatan daerah yang ada.
Kebijakan pendapatan daerah diarahkan melalui upaya peningkatan kapasitas fiskal (fiscal capacity),
sebagai pencerminan dari kesungguhan pemerintah daerah melakukan pemberdayaan sumber-sumber
potensi daerah untuk mewujudkan otonomi yang diarahkan untuk mempercepat terwujudnya
kesejahteraan masyarakat yang di dukung dengan penguatan keuangan daerah. Selain itu berbagai
langkah dan upaya terus dilaksanakan guna meningkatkan pendapatan daerah dengan menempuh
berbagai langkah kebijakan, antara lain dengan intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah.
Dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan daerah terutama dalam menyikapi pelaksanaan
otonomi daerah yang nyata dan bertanggung jawab, aspek Pendapatan Asli Daerah adalah sesuatu
yang sangat penting dan mendasar bagi terselenggaranya suatu rumah tangga pemerintahan daerah.
Oleh karena itu, sejalan dengan kepentingan tersebut Pemerintah Kabupaten Purwakarta setiap tahun
selalu berusaha mewujudkan peningkatan Pendapatan Asli Daerah. Upaya-upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah antara lain :
1. Intensifikasi dan ekstensifikasi Pendapatan Asli Daerah, dengan upaya sosialisasi pemberlakuan
dua pajak daerah baru yaitu Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan Pajak
Air Tanah serta berkurangnya jenis retribusi perijinan tertentu menjadi Ijin Mendirikan Bangunan,
III - 10
2. Pengkajian dan penyesuaian regulasi (regulation impact assesment) terhadap sektor-sektor
potensial yang dapat meningkatkan pendapatan daerah.
3. Pengkajian terhadap sistem, mekanisme dan posedur pengelolaan pajak dan retribusi daerah.
4. Kemudahan dan percepatan proses pelayanan perijinan.
5. Peningkatan kualitas sumber daya manusia pengelola pendapatan daerah, serta sarana dan
prasarana pendukungnya.
6. Peningkatan pengawasan dan pengendalian pemungutan pajak dan retribusi.
7. Upaya koordinasi, konsultasi dan komunikasi dengan pemerintah pusat/provinsi guna
meningkatkan rasionalisasi, efektivitas dan efisiensi anggaran program/kegiatan.
Adapun kebijakan pendapatan untuk meningkatkan Dana Perimbangan sebagai upaya peningkatan
kapasitas fiskal daerah adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan Akurasi Data Sosial Ekonomi Makro maupun Sumber Daya Alam (Kehutanan,
Pertambangan Umum, Perikanan) Sebagai Dasar Perhitungan Pembagian Dalam Dana
Perimbangan;
2. Meningkatkan Koordinasi Dengan Pemerintah Pusat dan Kabupaten / Kota Dalam Perhitungan
Alokasi Dana Perimbangan;
3. Untuk Kebijakan Dana Perimbangan Ditambahkan Penggalangan Pendanaan Pembangunan
Yang Bersumber Dari APBN / PHLN (Khususnya DAK).
Sedangkan kebijakan pendapatan untuk mengoptimalkan Pendapatan Daerah dari Pos Lain-Lain
Pendapatan Daerah Yang Sah adalah meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Propinsi
untuk memperoleh Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah Daerah lainnya, Dana
Penyesuaian dan Otonomi Khusus serta Dana Bantuan Keuangan dari Propinsi atau Pemerintah
Daerah lainnya.
Pada Tahun 2016, Kebijakan Pengelolaan Pendapatan Daerah guna menopang kemampuan keuangan
daerah dalam menggali sumber-sumber penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana
Perimbangan sangat mutlak harus ditingkatkan dalam upaya mendukung ketahanan fiskal daerah.
Penerimaan pendapatan terutama PAD diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan
ekonomi daerah. Dalam rangka pencapaian hal tersebut diupayakan intensifikasi dan ekstensifikasi
pendapatan daerah melalui pemungutan dan penggalian potensi sumber-sumber pendapatan baru
yang tidak menghambat iklim investasi, serta tidak memberatkan masyarakat kecil maupun para pelaku
usaha lainnya.
Perkembangan Target Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Purwakarta selama kurun waktu 2 tahun,
yaitu Tahun 2015 dan perkiraan Tahun 2016 berdasarkan Data Target Pendapatan Asli Daerah dari
Dinas Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Purwakarta diasumsikan untuk sementara
pertumbuhannya mengalami penurunan sebesar 20,35 % yaitu dari sebesar Rp636.943.075.006,00 di
Tahun 2015 menjadi sebesar Rp507.332.247.500,00 di Rencana Tahun 2016 atau mengalami
III - 11
Berikut adalah Tabel Rencana Perkembangan PAD di Kabupaten Purwakarta Tahun 2015 – 2016 dan
Tabel Perkembangan PAD dibandingkan dengan APBD Kabupaten Purwakarta Tahun 2015 dan
Rencana Tahun 2016 :
Tabel 3.1
Perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten PurwakartaTahun 2015 dan Rencana Tahun 2016
Kode Uraian
4.1 Pendapatan Asli Daerah 636.943.075.006,00 507.332.247.500,00 (129.610.827.506,00)
4.1.01 Pajak Daerah 494.802.964.006,00 341.710.314.250,00 (153.092.649.756,00)
4.1.02 Retribusi Daerah 41.022.004.000,00 41.773.133.250,00 751.129.250,00
4.1.03 Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah Yang Dipisahkan
4.765.217.000,00 4.765.217.000,00 -
4.1.04 Lain-Lain PAD Yang Sah 96.352.890.000,00 119.083.583.000,00 22.730.693.000,00
Sumber : DPKAD dan Bappeda Kabupaten Purwakarta Tahun 2015
Data APBD Tahun 2015 adalah Data Perda No. 5 Tahun 2014 tentang APBD Kab. Purwakarta Tahun 2015
Tabel 3.2
Perkembangan PAD Dibandingkan dengan APBD Kab. Purwakarta Tahun 2015 dan Rencana Tahun 2016
Tahun Pendapatan Asli Daerah
Pertumbuhan APBD Proporsi
( % )
2015 636.943.075.006,00 104,27 1.979.423.408.052,00 32,18
2016 507.332.247.500,00 (20,35) 2.492.712.616.873,00 20,35
Rata-Rata Per Tahun 41,96 26,27
Sumber : DPKAD dan Bappeda Kabupaten Purwakarta Tahun 2015
Data APBD Tahun 2015 adalah Data Perda No. 5 Tahun 2014 tentang APBD Kab. Purwakarta Tahun 2015
Perkembangan Pendapatan Asli Daerah Tahun 2016 dibandingkan dengan Tahun 2015 diasumsikan
sementara mengalami penurunan, akan tetapi kondisi ini berbanding terbalik dengan Pos Belanja
Daerah yang diasumsikan mengalami peningkatan yaitu mencapai sebesar 25,93 %.
Memperhatikan kemampuan keuangan dari Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Purwakarta pada 2
(dua) tahun terakhir yaitu Tahun Anggaran 2015 dan Perkiraan Tahun 2016 dengan peningkatan
pendapatan yang diasumsikan mencapai sebesar 41,96 % dapat diartikan bahwa kemampuan fiskal
Pemerintah Daerah Kabupaten Purwakarta masih termasuk kategori belum cukup mampu, sehingga
perlu dilakukan ekspansi ke Provinsi dan Pusat dalam rangka meningkatkan Pendapatan Daerah.
Apabila dilihat proporsi kontribusi Pendapatan Asli Daerah terhadap APBD terasa sangat kecil sekali
yaitu sebesar 32,18 % di Tahun 2015 dan diproyeksikan akan mencapai 20,35 % di Rencana Tahun
III - 12
Dana Perimbangan terdiri dari Komponen Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak; Komponen Dana Alokasi
Umum (DAU) dan Komponen Dana Alokasi Khusus (DAK). Perkembangan Pos Dana Perimbangan
diasumsikan mengalami peningkatan yaitu sebesar 22,17 % dibandingkan dengan tahun sebelumnya
(APBD Murni Tahun 2015). Adapun Perkembangan Pos Dana Perimbangan Pada Tahun 2015 dan
Rencana Tahun 2016 yang dialokasikan di Kabupaten Purwakarta dapat dilihat pada Tabel 3.3 dibawah
ini :
Tabel 3.3
Perkembangan Pos Dana Perimbangan
Kabupaten Purwakarta Tahun 2015 dan Rencana Tahun 2016
Kode Uraian
4.2 Dana Perimbangan 933.727.152.371,00 1.140.752.939.000,00 207.025.786.629,00
4.2.01 Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil
Bukan Pajak
100.328.938.371,00 139.470.828.000,00 39.141.889.629,00
4.2.02 Dana Alokasi Umum (DAU) 808.114.494.000,00 857.566.481.000,00 49.451.987.000,00
4.2.03 Dana Alokasi Khusus (DAK) 25.283.720.000,00 143.715.630.000,00 118.431.910.000,00
Sumber : DPKAD dan Bappeda Kabupaten Purwakarta Tahun 2015
Data APBD Tahun 2015 adalah Data Perda No. 5 Tahun 2014 tentang APBD Kab. Purwakarta Tahun 2015
Lain-Lain Pendapatan Yang Sah terdiri dari Komponen Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah
Daerah Lainnya; Komponen Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus; serta Komponen Bantuan
Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya. Adapun perkembangannya pada Rencana
Tahun 2016 diasumsikan sementara mengalami peningkatan sebesar 95,31 % dibandingkan dengan
Tahun 2015. Berikut adalah Tabel Perkembangan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah di Kabupaten
Purwakarta pada Tahun 2015 dan Rencana Tahun 2016 :
Tabel 3.4
Perkembangan Pos Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah Kabupaten Purwakarta Tahun 2015 dan Rencana Tahun 2016
Kode Uraian
4.3 Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah
406.253.180.675,00 793.471.205.497,00 387.218.024.822,00
4.3.01 Pendapatan Hibah 1.755.232.000,00 2.493.481.500,00 738.249.500,00
4.3.03 Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi dan
Pemerintah Daerah Lainnya
135.336.102.439,00 181.919.238.997,00 46.583.136.558,00
4.3.04 Dana Penyesuaian dan Otonomi
Khusus
269.161.846.236,00 371.532.985.000,00 102.371.138.764,00
4.3.05 Bantuan Keuangan Dari Provinsi
atau Pemerintah Daerah Lainnya
- 237.525.500.000,00 237.525.500.000,00
Sumber : DPKAD dan Bappeda Kabupaten Purwakarta Tahun 2015
III - 13
Perkembangan Total Pendapatan Daerah Kabupaten Purwakarta yaitu penerimaan dari Pendapatan Asli
Daerah, Dana Perimbangan dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah dalam kurun waktu 2011 –
2016 mengalami peningkatan rata-rata sebesar 17,93 % per tahun dan kontribusinya terhadap APBD
rata-rata sebesar 98,66 % per tahun sebagaimana pada Tabel 3.5 dibawah ini :
Tabel 3.5
Perkembangan Total Pendapatan Kabupaten Purwakarta
Tahun 2011 – 2016
Tahun Pendapatan Daerah Pertumbuhan APBD Proporsi
1 2 3 4 5
2011 1.034.267.160.304,00 12,30 1.057.355.770.123,00 97,82
2012 1.071.026.842.438,00 3,55 1.089.026.842.438,00 98,35
2013 1.382.064.931.514,00 29,04 1.408.664.931.514,00 98,11
2014 1.656.545.984.901,00 19,86 1.659.045.984.901,00 99,85
2015 1.976.923.408.052,00 19,34 1.979.423.408.052,00 99,87
2016 2.441.556.391.997,00 23,50 2.492.712.616.873,00 97,95
Rata-Rata Per Tahun 17,93 98,66
Sumber : DPKAD dan Bappeda Kabupaten Purwakarta Tahun 2015
Data APBD Tahun 2015 adalah Data Perda No. 5 Tahun 2014 tentang APBD Kab. Purwakarta Tahun 2015
Dengan memperhatikan Arah Kebijakan Pendapatan Tahun 2016, maka upaya-upaya yang akan
dilakukan untuk meningkatkan Pendapatan Daerah antara lain sebagai berikut:
1. Meningkatkan koordinasi dengan SKPD penghasil dalam upaya optimalisasi Pendapatan Daerah (baik
aspek hukum, administrasi, ketersediaan sarana dan prasarana);
2. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan menyempurnakan dan melengkapi sarana
prasarana penunjang pada dinas penghasil untuk meningkatkan Pendapatan Daerah;
3. Melakukan fasilitasi, asistensi, dan koordinasi ke Propinsi untuk menghindari adanya tumpang-tindih
pungutan dan optimalisasi Pendapatan Daerah;
4. Membuat data base dan pemetaan data tentang potensi Pendapatan Daerah sebagai data dasar
penghitungan PAD;
5. Meningkatkan peran BUMD dalam memberikan kontribusi secara signifikan terhadap Pendapatan Daerah.
III - 14
3.2.2.Pengelolaan Belanja Daerah
Strategi yang dilaksanakan dalam penentuan Belanja Daerah diantaranya adalah belanja disertai tolak
ukur yang jelas untuk setiap indikator belanjanya; belanja dititikberatkan pada upaya pencapaian tema
dan prioritas pembangunan; alokasi belanja diupayakan dapat mendorong dan memberikan stimulus
terhadap masyarakat untuk berperan serta dalam pembangunan; serta alokasi belanja dilaksanakan
secara rasional, efektif, efisien dan sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku.
Belanja Daerah dikelompokan ke dalam Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung. Perbedaan
antara Belanja Langsung dengan Belanja Tidak Langsung terletak pada keterkaitan penganggaran
dalam pelaksanaan program dan kegiatan. Dalam penetapan Belanja Daerah Kabupaten Purwakarta
dilandasi kepada aturan yang mengacu kepada Arah dan Kebijakan Umum dan Strategi Prioritas
Pembangunan Kabupaten Purwakarta serta berpedoman kepada Permendagri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Belanja Tidak Langsung pada Anggaran Tahun 2016 ditargetkan mencapai sebesar
Rp1.251.850.463.309,00 dan Belanja Langsung mencapai sebesar Rp1.240.862.153.564,00. Adapun
perkembangan Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung serta komposisi Belanja Tidak Langsung
dalam APBD Kabupaten Purwakarta Tahun 2011 – 2016 dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut ini :
Tabel 3.6
Perkembangan Belanja Daerah Kabupaten Purwakarta Tahun 2011-2016
Tahun Belanja Tidak
Langsung Proporsi Belanja Langsung Proporsi
1 2 3 4 5
2011 667.312.159.426,00 63,11% 390.043.610.697,00 36,89%
2012 738.579.243.874,00 67,82% 350.447.598.564,00 32,18%
2013 861.801.993.514,00 61,18% 546.862.937.958,00 38,82%
2014 922.851.846.977,00 55,63% 736.194.137.924,00 44,37%
2015 1.156.665.935.997,00 58,43% 822.757.472.055,00 41,57%
2016 1.251.850.463.309,00 50,22% 1.240.862.153.564,00 49,78%
Sumber : DPKAD dan Bappeda Kabupaten Purwakarta Tahun 2015
Data APBD Tahun 2015 adalah Data Perda No. 5 Tahun 2014 tentang APBD Kab. Purwakarta Tahun 2015
Perkembangan alokasi Belanja Daerah Kabupaten Purwakarta selama kurun waktu 2 tahun terakhir,
yaitu Tahun 2015 dan Rencana Tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 25,93 %, seperti terlihat
III - 15
Tabel 3.7
Anggaran Belanja Kabupaten Purwakarta Tahun 2015 dan Rencana Tahun 2016 (Rupiah)
No Uraian
Belanja Tidak Langsung 1.156.665.935.997,00 1.251.850.463.309,00
Belanja Pegawai 955.762.377.946,00 963.148.137.395,00
Belanja Bunga - -
Belanja Subsidi - -
Belanja Hibah 50.000.000.000,00 10.000.000.000,00
Belanja Bantuan Sosial 6.000.000.000,00 5.000.000.000,00
Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi / Kabupaten / Kota dan Pemerintahan Desa
11.977.699.055,00 11.977.699.055,00
Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi / Kabupaten / Kota
Pemerintahan Desa dan Partai Politik
132.425.858.996,00 261.224.626.859,00
Belanja Tidak Terduga 500.000.000,00 500.000.000,00
2 Belanja Langsung 822.757.472.055,00 1.240.862.153.564,00
Belanja Pegawai 102.400.492.400,00 273.670.599.700,00
Belanja Barang dan Jasa 292.225.373.902,00 329.800.927.600,00
Belanja Modal 428.131.605.753,00 637.390.626.264,00
Sumber : DPKAD dan Bappeda Kabupaten Purwakarta Tahun 2015
Data APBD Tahun 2015 adalah Data Perda No. 5 Tahun 2014 tentang APBD Kab. Purwakarta Tahun 2015
Dengan berpedoman pada prinsip-prinsip penganggaran, Belanja Tahun 2016 disusun dengan
pendekatan anggaran kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan
dengan memperhatikan prestasi kerja setiap satuan kerja perangkat daerah dalam pelaksanaan tugas,
pokok dan fungsinya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran serta
menjamin efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran ke dalam program/kegiatan.
Kebijakan Belanja Daerah Tahun 2016 diupayakan dengan pengaturan pola pembelanjaan yang
proporsional, efisien dan efektif. Upaya tersebut antara lain melalui :
1. Penggunaan Anggaran untuk Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Kesehatan;
2. Penggunaan Anggaran untuk Peningkatan Sarana dan Prasarana Infrastruktur Jalan, Jembatan, Irigasi,
Jaringan Listrik, Drainase Perkotaan serta Pengembangan Sistem dan Jaringan Air Bersih Siap Minum
Bagi Masyarakat;
3. Penggunaan Anggaran untuk Peningkatan Layanan Administrasi Pemerintahan Berbasis Perdesaan;
4. Penggunaan Anggaran untu Pengembangan dan Penataan Pasar Tradisional;
III - 16
3.2.3.Pengelolaan Pembiayaan Daerah
Kebutuhan pembangunan daerah yang semakin meningkat, dikhawatirkan akan berimplikasi terhadap
kemungkinan terjadinya defisit anggaran, untuk itu perlu dilakukan antisipasi melalui Pos Pembiayaan
Daerah. Pembiayaan adalah transaksi keuangan daerah yang dimaksudkan untuk menutup selisih
antara Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah. Selisih antara Anggaran Pendapatan Daerah dan
Anggaran Belanja Daerah dapat mengakibatkan terjadinya surplus atau defisit anggaran. Surplus
anggaran terjadi apabila Anggaran Pendapatan lebih besar dari pada Anggaran Belanja, sedangkan
Defisit anggaran terjadi apabila Anggaran Pendapatan lebih kecil dari pada anggaran belanja.
Apabila terjadi surplus anggaran dapat dimanfaatkan melalui pengeluaran anggaran pembiayaan untuk
transfer ke dana cadangan, pembayaran cicilan utang, penyertaan modal (investasi) dan atau menjadi
sisa perhitungan anggaran tahun berkenaan. Sedangkan apabila terjadi defisit anggaran ditutup/dibiayai
dari sisa lebih anggaran tahun lalu, pinjaman daerah dan atau transfer/penarikan dana cadangan
daerah yang dianggarkan pada penerimaan anggaran pembiayaan.
Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali baik pada tahun
anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya, mencakup Sisa Lebih
Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran sebelumnya (SILPA); hasil penjualan kekayaan daerah yang
dipisahkan; penerimaan pinjaman daerah; penerimaan kembali pemberian pinjaman dan penerimaan
piutang daerah.
Pengeluaran pembiayaan adalah pengeluaran yang akan diterima kembali baik pada tahun anggaran
yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya, dengan komponen seperti
penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah; pembayaran pokok utang; dan pemberian pinjaman
daerah. Perkembangan Rencana Pembiayaan Daerah di Kabupaten Purwakarta Tahun 2016
selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.8
Perkembangan Rencana Pembiayaan Daerah di Kabupaten Purwakarta Tahun 2015 - 2016
3.1 Penerimaan Pembiayaan 50.000.000.000,00 65.656.224.876,00 15.656.224.876,00 31,31
3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran Daerah Tahun
Sebelumnya
50.000.000.000,00 65.656.224.876,00 15.656.224.876,00 31,31
Jumlah Penerimaan
Pembiayaan
III - 17
3.2 Pengeluaran Pembiayaan 47.500.000.000,00 14.500.000.000,00 (33.000.000.000,00) (69,47)
3.2.1 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah
40.500.000.000,00 7.500.000.000,00 (33.000.000.000,00) (81,48)
3.2.2 Pembayaran Pokok Utang 7.000.000.000,00 7.000.000.000,00 - -
Jumlah Pengeluaran Pembiayaan
47.500.000.000,00 14.500.000.000,00 (33.000.000.000,00) (69,47)
Pembiayaan Neto 2.500.000.000,00 51.156.224.876,00 48.656.224.876,00 1.946,25
Sumber : DPKAD dan Bappeda Kabupaten Purwakarta Tahun 2015
Berdasarkan hasil analisis dan perkembangan sumber-sumber pendapatan daerah, belanja daerah,
penerimaan dan pengeluaran pembiaayan di Kabupaten Purwakarta, maka dapat diproyeksikan
Rencana Pendapatan Daerah, Belanja Daerah dan Pembiayaan Daerah Tahun 2015 dan Proyeksi
Tahun 2016 sebagaimana dituangkan dalam Tabel 3.9 berikut ini :
Tabel 3.9
Ringkasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Purwakarta Tahun 2015 dan Rencana Tahun 2016
Kode
4.1 Pendapatan Asli Daerah 636.943.075.006,00 507.332.247.500,00 (129.610.827.506,00)
4.1.1 Pajak Daerah 494.802.964.006,00 341.710.314.250,00 (153.092.649.756,00)
4.1.2 Retribusi Daerah 41.022.004.000,00 41.773.133.250,00 751.129.250,00
4.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang dipisahkan
4.765.217.000,00 4.765.217.000,00 -
4.1.4 Lain-lain PAD yang sah 96.352.890.000,00 119.083.583.000,00 22.730.693.000,00
4.2 Dana Perimbangan 933.727.152.371,00 1.140.752.939.000,00 207.025.786.629,00
4.2.1 Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak 100.328.938.371,00 139.470.828.000,00 39.141.889.629,00
4.2.2 Dana Alokasi Umum 808.114.494.000,00 857.566.481.000,00 49.451.987.000,00
4.2.3 Dana Alokasi Khusus 25.283.720.000,00 143.715.630.000,00 118.431.910.000,00
4.3 Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
406.253.180.675,00 793.471.205.497,00 387.218.024.822,00
4.3.1 Hibah 1.755.232.000,00 2.493.481.500,00 738.249.500,00
4.3.2 Dana Darurat - - -
4.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dan
Retribusi dari Propinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
135.336.102.439,00 181.919.238.997,00 46.583.136.558,00
4.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi
Khusus
269.161.846.236,00 371.532.985.000,00 102.371.138.764,00
4.3.5 Bantuan Keuangan dari Propinsi
atau Pemerintah Lainnya
- 237.525.500.000,00 237.525.500.000,00
III - 18
5.1 Belanja Tidak Langsung 1.156.665.935.997,00 1.251.850.463.309,00 95.184.527.312,00
5.1.1 Belanja Pegawai 955.762.377.946,00 963.148.137.395,00 7.385.759.449,00
5.1.4 Belanja Hibah 50.000.000.000,00 10.000.000.000,00 (40.000.000.000,00)
5.1.5 Belanja Bantuan Sosial 6.000.000.000,00 5.000.000.000,00 (1.000.000.000,00)
5.1.6 Belanja Bagi Hasil Kepada
Propinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa
11.977.699.055,00 11.977.699.055,00 -
5.1.7 Belanja Bantuan Keuangan
Kepada Propinsi/Kabupaten/Kota Pemerintah Desa dan Partai Politik
132.425.858.996,00 261.224.626.859,00 128.798.767.863,00
5.1.8 Belanja Tidak Terduga 500.000.000,00 500.000.000,00 -
5.2 Belanja langsung 822.757.472.055,00 1.240.862.153.564,00 418.104.681.509,00
5.2.1 Belanja Pegawai 102.400.492.400,00 273.670.599.700,00 171.270.107.300,00
5.2.2 Belanja Barang dan Jasa 292.225.373.902,00 329.800.927.600,00 37.575.553.698,00
5.2.3 Belanja Modal 428.131.605.753,00 637.390.626.264,00 209.259.020.511,00
Jumlah Belanja 1.979.423.408.052,00 2.492.712.616.873,00 513.289.208.821,00
Surplus/(Defisit) (2.500.000.000,00) (51.156.224.876,00) (48.656.224.876,00)
6. Pembiayaan Daerah 6.1 Penerimaan Pembiayaan
6.1.1 Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya (SILPA)
50.000.000.000,00 65.656.224.876,00 15.656.224.876,00
Jumlah Penerimaan Pembiayaan
50.000.000.000,00 65.656.224.876,00 15.656.224.876,00
6.2 Pengeluaran Pembiayaan
6.2.2 Penyertaan Modal (Investasi)
Pemerintah Daerah
40.500.000.000,00 7.500.000.000,00 (33.000.000.000,00)
6.2.3 Pembayaran Pokok Utang 7.000.000.000,00 7.000.000.000,00 -
Jumlah Pengeluaran Pembiayaan
47.500.000.000,00 14.500.000.000,00 (33.000.000.000,00)
Pembiayaan Netto 2.500.000.000,00 51.156.224.876,00 48.656.224.876,00 Sisa Lebih Pembiayaan
Anggaran Tahun Berkenan
- - -
Sumber : DPKAD dan Bappeda Kabupaten Purwakarta Tahun 2015