commit to user
IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008
DI SMK NEGERI 1 WONOGIRI
SKRIPSI
Oleh:
LISTARI DAMAYANTI
K7408232
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008
DI SMK NEGERI 1 WONOGIRI
Oleh:
LISTARI DAMAYANTI
NIM K7408232
Skripsi
diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Administrasi Perkantoran
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
ABSTRAK
Listari Damayanti. IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO
9001:2008 DI SMK NEGERI 1 WONOGIRI. Skripsi, Surakarta: Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juni 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) mengetahui pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di SMK Negeri 1 Wonogiri; (2) mengetahui adanya faktor pendukung dalam pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di SMK Negeri 1 Wonogiri; (3) mengetahui adanya faktor penghambat dalam pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di SMK Negeri 1 Wonogiri; (4) mengetahui upaya yang dilakukan SMK Negeri 1 Wonogiri dalam mengatasi faktor -faktor yang menghambat pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008.
Penelitian menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian studi kasus. Strategi yang digunakan adalah tunggal terpancang. Sumber data yang digunakan adalah informan, dokumen dan arsip, serta tempat dan peristiwa. Dalam penelitian ini penentuan sampel dilakukan secara non probabilitas (pemilihan nonrandom) dengan metode purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Validitas data dengan menggunakan trianggulasi data/sumber dan trianggulasi metode. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis interaktif.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: (1) implementasi SMM ISO 9001:2008 di SMK Negeri 1 Wonogiri dapat berjalan sesuai dengan standar yang dipersyaratkan oleh SMM ISO 9001:2008 walaupun masih terdapat beberapa hambatan. (2) faktor-faktor pendukung pelaksanaan SMM ISO 9001:2008 di SMK Negeri 1 Wonogiri yaitu: kesadaran dan komitmen diberikan secara totalitas oleh manajemen puncak serta warga sekolah SMK Negeri 1 Wonogiri, dana yang tersedia mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pelaksanaan SMM ISO 9001:2008, sarana dan prasarana yang tersedia mendukung terselenggaranya KBM dengan baik, serta adanya dukungan dari stakeholdersbaikstakeholdersinternal maupunstakeholderseksternal. (3) faktor-faktor penghambat pelaksanaan SMM ISO 9001:2008 di SMK Negeri 1 Wonogiri yaitu: kurangnya pemahaman personel terhadap SMM ISO 9001:2008, koordinasi antara lini kerja belum terkontrol dengan baik, serta proses perekaman kegiatan yang belum dilaksanakan sesuai sistem. (4) usaha-usaha yang dilakukan SMK Negeri 1 Wonogiri untuk mengatasi faktor penghambat tersebut yaitu: melakukan pemahaman secara terus menerus yaitu dengan mengadakan sosialisasi kepada seluruh warga sekolah tentang SMM ISO 9001:2008, membangun komunikasi dan koordinasi yang terarah antar lini kerja, dan menyusun sistem pengendalian rekaman yang dibakukan.
commit to user ABSTRACT
Listari Damayanti. THE IMPLEMENTATION OF ISO 9001:2008 QUALITY MANAGEMENT SYSTEM IN SMK Negeri 1 Wonogiri. Essay, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty, Sebelas Maret University, June 2012.
The purpose of this study are: (1) to know the implementation of ISO 9001:2008 Quality Management Systems in SMK Negeri 1 Wonogiri, (2) to know the support implementation of ISO 9001:2008 Quality Management Systems in SMK Negeri 1 Wonogiri, (3) to know the presence of inhibiting factors in the implementation of ISO 9001:2008 Quality Management System in SMK Negeri 1 Wonogiri, (4) to know the efforts which are made by SMK Negeri 1 Wonogiri in overcoming the factors that hinder the implementation of ISO 9001:2008 Quality Management System.
The study used descriptive research method with qualitative approach. Type of research which used the case study. Data sources that used were informants, documents and archives, as well as places and events. In this study, the determination of non-probability sample is done (nonrandom selection) by the method of purposive sampling. Data collection techniques used were interviews, observation and documentation. The validity of the data used triangulation of data / sources and triangulation methods. While the data analysis technique used is the interactive analysis techniques.
Based on the results of the data analysis and discussion, it can be concluded that: (1) the Implementation of ISO 9001:2008 QMS in SMK Negeri 1 Wonogiri can run properly and in accordance with the standards required by ISO 9001:2008 QMS. (2) The factors supporting the implementation of ISO 9001:2008 QMS in SMK Negeri 1 Wonogiri include: awareness and commitment provided by top management as well as the totality of citizens of the school SMK Negeri 1 Wonogiri, available funds sufficient to meet the needs of the implementation of ISO 9001 QMS: 2008, facilities and infrastructure are available to support the implementation of good teaching, as well as the support from stakeholders both internal stakeholders and external stakeholders. (3) Factors factors the implementation of ISO 9001:2008 QMS in SMK Negeri 1 Wonogiri include: lack of understanding of QMS ISO 9001:2008 personnel, coordination of work between the lines has not been well controlled, and the process of recording activity that has not been implemented according to the system. (4) Efforts that are made SMK Negeri 1 Wonogiri to overcome the inhibiting factors are: conduct on going understanding that by socialite to all citizens of the school of ISO 9001:2008 QMS, build communication and coordination between the directional line of work, and develop a standardized system of recording control.
commit to user
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
(Q.S. Al-Insyirah: 6)
Tidak ada rahasia untuk menggapai sukses
Sukses itu dapat terjadi karena persiapan, kerja keras dan mau belajar dari
kegagalan.
(Colin Powell)
Hidup adalah sebuah tantangan, maka hadapilah
Hidup adalah sebuah lagu, maka nyanyikanlah
Hidup adalah sebuah mimpi, maka sadarilah
Hidup adalah sebuah permainan, maka mainkanlah
Hidup adalah cinta, maka nikmatilah
(Bhagawan Sri Sthya Sai Baba)
commit to user
PERSEMBAHAN
Teriring sujud syukurku kepada Allah SWT, kupersembahkan karya sederhana
ini kepada :
Yang kuhormati, kusayangi, dan kubanggakan yang telah memberikan segalanya untukku. Doamu yang tiada terputus dan pengorbananmu tak
bisa terbalaskan. Terimakasih atas dukungan dan doanya selama ini.
(Bapak dan Ibu)
Sahabat-sahabatku seperjuanganSos’one’08. Semua terasa cepat
denganmu kawan.
(Dijhe, Ryana, Pyul, dll...)
Sahabat-sahabatku tercinta yang selalu baik kepadaku, memotivasiku, dan
memberiku semangat.
(Nana, Dinda, Iin, Arum, dll...Thank’s all)
Seseorang yang telah memberi warna dalam hidupku.
Teman-teman B1 dan PAP A tercinta.
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat,
dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini guna
memenuhi syarat mendapatkan gelas Sarjana Pendidikan.
Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini banyak mengalami
hambatan, namun atas bantuan dari berbagai pihak akhirnya peneliti dapat
menyelesaikannya. Oleh karena itu, atas segala bentuk bantuannya tidak lupa
peneliti sampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta beserta segenap jajarannya, yang telah memberikan ijin untuk
melaksanakan penelitian.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah menyetujui
permohonan ijin menyusun skripsi.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi yang telah memberikan ijin
penyusunan skripsi.
4. Ketua dan Sekretaris BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran yang telah
memberikan pengarahan dan ijin menyusun skripsi.
5. Drs. Ign. Wagimin, M.Si, selaku Pembimbing I yang dengan sabar senantiasa
memberikan bimbingan, pengarahan, dan dukungan, sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
6. Ibu Tutik Susilowati, S. Sos, M. Si, selaku Pembimbing II yang dengan sabar
senantiasa memberikan bimbingan, pengarahan, motivasi dan dukungan
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan
Administrasi Perkantoran yang telah memberikan bekal ilmu yang sangat
bermanfaat bagi peneliti.
8. Drs. Suwandi, selaku kepala sekolah SMK Negeri 1 Wonogiri yang telah
memberikan ijin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian.
9. Bapak dan Ibu guru serta seluruh staff di SMK Negeri 1 Wonogiri yang telah
commit to user
10. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu memberikan pilihan terbaik untuk saya dan
menjadikan motivasi terbesar saya dalam menjadi yang terbaik.
11. Sahabat-sahabat dari kecil hingga dewasa saat ini, yang selalu memberikan
bimbingan, bantuan, dukungan, motivasi yang begitu luar biasa.
12. Rekan-rekan PAP 2008 yang selalu memberikan motivasi untuk menjadi yang
terbaik di antara kalian semua.
13. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu yang telah
membantu penyusunan skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan maka saran
dan kritik yang bersifat membangun sangat peneliti harapkan. Peneliti harapkan
skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan para pembaca umumnya
serta bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Surakarta, Juli 2012
commit to user
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERNYATAAN ... ii
HALAMAN PENGAJUAN... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iv
HALAMAN PENGESAHAN... v
HALAMAN ABSTRAK... vi
HALAMAN MOTTO ... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN... ix
KATA PENGANTAR... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………. 1
B. RumusanMasalah ……….. 5
C. Tujuan Penelitian ……… 6
D. Manfaat Penelitian ……….. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian teori dan hasil penelitian yang relevan……… 8
1. Kajian Tentang Pengertian Pendidikan……….….…….…. 8
2. Kajian Tentang Pendidikan Berbasisi Mutu….……… 10
3. Kajian Tentang Manajemen Berbasis Sekolah……… 13
4. Kajian Tentang SMM ISO 9001:2001….……… 14
5. Hasil Penelitian yang Relevan ………...……… 42
commit to user BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ……… 46
B. Pendekatan dan JenisPenelitian …………..……….. 47
C. Data danSumber Data ……….. 49
D. Teknik Pengambilan Sampel……… 50
E.Pengumpulan Data …………...……… 51
F. UjiValiditas Data ……..……… 53
G.Analisis Data …………...………. 55
H. Prosedur Penelitian ……….. 57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian ………. 59
B. Deskripsi Temuan Penelitian ……… 67
C. Pembahasan ...…………. 117
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan ……….. 127
B. Implikasi ……… 131
C. Saran ………. 131
DAFTAR PUSTAKA ………. 133
commit to user
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1... 77
Tabel 4.2... 81
Tabel 4.3... 93
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 45
Gambar 3.1 Model Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data Interaktif 57
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Jadwal Penelitian ... 134
Lampiran 2. Daftar Pertanyaan Wawancara ... 135
Lampiran 3. Field Note ... 138
Lampiran 4. Foto ... 165
Lampiran 5. Struktur Organisasi SMK Negeri 1 Wonogiri ... 168
Lampiran 6. Struktur Organisasi SMM ISO 9001:2008 ... 169
Lampiran 7. SK Pembagian Tugas Guru ... 170
Lampiran 8. Sertifikat ISO ... 173
Lampiran 9. Data QMR... 174
Lampiran 10. Data Bidang Kurikulum... 175
Lampiran 11. Data Bidang Kesiswaan ... 181
Lampiran 12. Data Bidang BKK... 185
Lampiran 13. Data Bidang BP ... 190
Lampiran 14. Data Bidang Humas ... 194
Lampiran 15. Surat Ijin Penulisan Skripsi ... 197
Lampiran 16. Surat Ijin Penelitian ... 198
Lampiran 17. Surat Rekomendasi dari BAPPEDA... 199
commit to user
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Era globalisasi memiliki tiga ciri utama, yaitu: kebebasan, keterbukaan,
dan integrasi global. Kebebasan merupakan ciri di mana suatu negara bebas
memasukkan barang/jasa ke negara lain tanpa hambatan. Keterbukaan ditandai
dengan kemajuan teknologi informasi yang semakin canggih dan memudahkan
mendapat informasi yang dibutuhkan. Dan terakhir, integrasi global membawa
perubahan dunia yang tidak lagi terbendung. Derasnya arus informasi
berimplikasi terhadap perubahan di segala bidang. Hubungan antarnegara satu
dengan lainnya tidak ada batas yang merintangi komunikasi, bahasa, budaya,
sosial yang dulunya jadi permasalahan, seakan kabur melebur menjadi entitas
masyarakat yang berkode etik satu, yaitu kode etik internasional.
Salah satu permasalahan era globalisasi saat ini adalah persoalan sekolah
sebagai bagian dari lingkungan pendidikan yang belum mampu merespon
kebutuhan dan persoalan sosial. Sekolah di Indonesia belum bisa berkembang dan
bersaing sebaik sekolah luar negeri. Banyak sekolah di Indonesia yang memiliki
sumber daya manusia yang rendah dan fasilitas pembelajaran yang minim. Pada
lulusan sekolah menengah maupun perguruan tinggi tidak siap memenuhi
kebutuhan masyarakat. Banyak lulusan SMU, SMK, dan perguruan tinggi tidak
kompeten. Peserta didik yang tidak siap jadi warga negara yang bertanggung
jawab dan produktif, akhirnya hanya jadi beban masyarakat.
Sekolah adalah salah satu tempat untuk menciptakan manusia yang
intelektual tanpa melihat latar belakang budaya, ekonomi, status sosial pada siswa
yang ada di dalamnya. Sehingga sekolah mudah diterima oleh semua kalangan
masyarakat. Akan tetapi pada kenyataan di Indonesia, telah terjadi
pengelompokan sekolah, dengan kriteria sekolah favorit dan sekolah unggulan.
Jika terjadi terus pengelompokkan sekolah, hal tersebut akan menciptakan
commit to user
siswa. Tetapi pada akhirnya tolak ukur kercedasan siswa terlihat pada hasil akhir
kelulusan mereka.
Munculnya sekolah elit, unggulan dan sekolah favorit pada dasarnya
secara subtansial sekolah-sekolah tersebut identik dengan biaya yang mahal.
Sehingga sebagian besar orang tua tidak mampu membiayai anaknya untuk
sekolah di sekolah tersebut. Namun sekolah-sekolah itu ternyata memang dapat
diandalkan untuk memenuhi harapan masyarakat. Sesuatu yang sangat
disayangkan. Beberapa sekolah yang disebut sekolah favorit, elit dan sekolah
unggulan umumnya adalah sekolah swasta yang dikelola dengan manajemen yang
baik. Sekolah negeri yang notabenenya sekolah pemerintah rata-rata tidak masuk
dalam sekolah tersebut. Padahal sekolah negeri mendapat subsidi dari pemerintah
termasuk segi penggajian guru dan karyawan.
Masyarakat membutuhkan kualitas pekerja berpendidikan tinggi dan
tenaga kerja yang siap memasuki lapangan kerja dengan kualifikasi kemampuan
tinggi. Kebutuhan masyarakat itu telah mendorong para pendidik untuk
mengembangkan institusi kependidikan yang semakin hari semakin kompleks.
Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan memunculkan tuntutan
baru menyangkut pembaharuan sistem pendidikan. Rendahnya mutu pendidikan
telah mendorong berbagai pihak untuk melakukan berbagai usaha. Fokus utama
yang harus diperhatikan dalam peningkatan mutu pendidikan adalah peningkatan
institusi sekolah sebagai basis utama pendidikan, baik aspek manajemen, sumber
daya manusia, maupun sarana dan prasarananya.
Pemerintah saat ini tengah menerapkan suatu pendekatan terbaru yaitu
Manajemen Berbasis Sekolah atau yang sering kita dengar dengan sebutan MBS.
Manajemen Berbasis Sekolah merupakan salah satu strategi wajib yang ditetapkan
oleh Indonesia sebagai standar dalam mengembangkan keunggulan pengelolaan
sekolah. Penegasan ini dituangkan dalam USPN Nomor 20 tahun 2003 pada pasal
51 ayat 1 bahwa pengelolaan satuan pendidikan menengah dilaksanakan
berdasarkan standard pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis
sekolah. MBS yang diterapkan saat ini diharapkan mampu untuk meningkatkan
commit to user
bukan hanya berorientasi pada input yang selama ini banyak terjadi pada sekolah
di Indonesia.
Memasuki era otonomi yang baru, setiap sekolah baik swasta maupun negeri
diharapkan untuk bisa madiri dan mampu untuk menggali potensi yang ada di dalam
sekolahnya. Suatu tantangan yang semestinya mendapat respon dari pihak
penyelenggara sekolah negeri, agar di era otonomi mereka harus dapat
mengoptimalkan kinerja mereka tanpa ketergantungan pada pemerintah. Pihak
sekolah harus benar-benar menata kembali lembaga persekolahan dengan manajemen
modern dan profesional. Sekolah negeri harus benar-benar inovatif memberdayakan
potensi sekolah di tengah masyarakat menampilkan produktivitas yang tinggi,
sehingga ketergantungan tersebut bisa dikurangi. Sekolah perlu menyiapkan sumber
daya manusia yang berkualitas agar dapat bertahan dalam masa sulit seperti ini yang
meliputi: tenaga pengajar (guru), anak yang diajar (siswa) dan personil lainnya
sebagai sarana dan prasarana belajar mengajar. Dalam proses tersebut, sesuatu yang
tidak dapat dilupakan adalah bagaimana membuat siswa menjadi berkualitas. Salah
satu cara yang dilakukan sekolah agar lulusannya berkualitas dan mampu bersaing di
era globalisasi adalah dengan meningkatkan manajemen sekolahnya.
Manajemen Berbasis Sekolah berorientasi pada kebebasan dalam
pengambilan keputusan partisipasif dan dukungan sumber daya yang baik. Oleh
karena itu MBS mendorong sekolah untuk menerapkan suatu sistem manajemen
mutu bertaraf internasional. Sekolah menginginkan kualitas pendidikan berstandar
internasional dan lulusan yang mampu berkompetisi di era globalisasi. Hal
tersebut sesuai dengan penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
bahwa “….dalam rangka lebih mendorong penjaminan mutu ke arah pendidikan
yang berdaya saing ditingkat global, Pemerintah dan Pemerintah Daerah
memberikan perhatian khusus pada satuan pendidikan tertentu yang berkategori
mandiri dan berorientasi untuk bertarafinternasional”.
Bagi sekolah yang ingin melakukan perbaikan dalam hal sistem
manajemennya, salah satu manajemen mutu yang dapat dipergunakan adalah
sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 (pelayanan terhadap pelanggan).
Penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 memiliki dampak yang sangat
commit to user
Manajemen pendidikan difokuskan pada peran kepala sekolah sebagai manajer
profesional yang dalam pelaksanaannya didukung oleh tim akademis lainnya.
Penerapan ISO 9001:2008 berorientasi pada peningkatan kualitas pelayanan
sehingga diharapkan dapat memuaskan pelanggan pendidikan yang pada akhirnya
berdampak pada peningkatan mutu sekolah maupun mutu pendidikan secara
nasional di Indonesia.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu bentuk satuan
pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang
pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang
sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs. SMK
sering disebut juga STM (Sekolah Teknik Menengah). Berkaitan denga pengertian
tersebut, Soedomo Hadi berpendapat, “Sekolah menengah kejuruan, yaitu jenjang
pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan ketrampilan peserta
didik untuk melaksankan jenis pekerjaan tertentu” (2003: 143). Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) di Indonesia memiliki tujuan membentuk manusia
Indonesia yang berkualitas baik secara intelektual, spiritual, emosional dan juga
fisik. Secara khusus, tujuan sistem pendidikan di SMK adalah memberikan bekal
kompetensi keahlian kepada siswa untuk bekerja dalam bidang yang spesifik.
Sekolah Menengah Kejuruan juga berfungsi untuk mendidik siswa menjadi
mandiri, produktif, mampu berkompetisi, memiliki sikap profesional dan sikap
wirausaha dalam keahlian yang diperlajarinya.
Saat ini banyak SMK tak terkecuali SMK Negeri 1 Wonogiri mulai
mengadopsi sistem manajemen mutu berstandar internasional yaitu Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dalam pengelolaan manajemen sekolah dengan
harapan bahwa manajemen dapat terlaksana dengan baik dan mengarah pada
peningkatan mutu sekolah. Sistem manajemen mutu dapat memberikan manfaat
yang besar dalam institusi pendidikan tersebut. Adapun manfaat yang diperoleh
antara lain: (1) memperbaiki mutu dari semua proses yang telah dilakukan,
mempermudah kegiatan pekerjaan dalam organisasi; (2) memberikan pelatihan
secara sistemik kepada seluruh staff organisasi melalui prosedur-proedur dan
commit to user
pada karyawanya, meningkatkan kepercayaan dan kepuasan para pelanggan, serta
meningkatkan reputasi.
Berdasarkan hasil survey pendahuluan di SMK Negeri 1 Wonogiri
diketahui bahwa pelaksanaan SMM ISO 9001:2008 belum efektif. Pada dasarnya
sekolah yang sudah mendapatkan sertifikat SMM ISO 9001:2008 harus menjamin
bahwa pelayanan yang diberikan merupakan pelayanan yang berkualitas sehingga
dapat memberikan kepuasan kepadastakeholders. Tetapi SMK Negeri 1 Wonogiri belum sepenuhnya mewujudkan harapan dari stakeholderstersebut. Hal ini dapat dirasakan oleh beberapa stakeholders terutama adalah siswa dan orang tua yang merupakan pelanggan utama dari SMK Negeri 1 Wonogiri.
Pelayanan yang kurang optimal tersebut antara lain sering terjadi jam
pelajaran kosong, guru menggunakan metode konvensional dalam proses
pembelajaran, guru kurang memanfaatkan sarana pembelajaran berbasis ICT,
sehingga menyebabkan proses pembelajaran kurang berjalan dengan lancar. SMK
Negeri 1 Wonogiri dapat memberikan pelayanan yang berkualitas kepada
stakeholders apabila SMM ISO 9001:2008 dilaksanakan sesuai dengan sistem yang telah ditetapkan. Berdasarkan pada latar belakang
permasalahan-permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di bidang
pendidikan yang berhubungan dengan peningkatan mutu pendidikan yaitu tentang
”IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DI
SMK NEGERI 1 WONOGIRI”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di SMK
Negeri 1 Wonogiri?
2. Apa yang menjadi faktor pendukung dalam pelaksanaan Sistem Manajemen
Mutu ISO 9001:2008 di SMK Negeri 1 Wonogiri?
3. Apa yang menjadi faktor penghambat dalam pelaksanaan Sistem Manajemen
commit to user
4. Bagaimanakah upaya yang dilakukan SMK Negeri 1 Wonogiri dalam
mengatasi faktor – faktor yang menghambat pelaksanaan Sistem Manajemen
Mutu ISO 9001:2008?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan yang
ingin dicapai pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di
SMK Negeri 1 Wonogiri.
2. Untuk mengetahui adanya faktor pendukung dalam pelaksanaan Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di SMK Negeri 1 Wonogiri.
3. Untuk mengetahui adanya faktor penghambat dalam pelaksanaan Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di SMK Negeri 1 Wonogiri.
4. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan SMK Negeri 1 Wonogiri dalam
mengatasi faktor–faktor yang menghambat pelaksanaan sistem Manajemen
Mutu di SMK Negeri 1 Wonogiri.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktis
maupun teoritis, yaitu:
1. Manfaat Teoritis
a. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang konsep Sistem Manajemen
Mutu ISO 9001:2008 dan implementasinya di dunia pendidikan serta
mempunyai peranan yang besar dalam meningkatkan mutu sekolah.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan
pengembangan penelitian di masa yang akan datang, serta diharapkan
memberikan kemanfaatan bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan kontribusi pemikiran yang dapat dijadikan sebagai referensi
commit to user
ISO 9001:2008 seperti yang telah dilaksanakan oleh SMK Negeri 1
Wonogiri.
b. Memberikan kontribusi pemikiran bagi dunia pendidikan serta peneliti
yang lain mengenai salah satu upaya peningkatan mutu pendidikan dan
diharapkan dapat menambah referensi dalam penelitian sejenis.
c. Penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan
commit to user
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Dalam pengkajian variabel-variabel penelitian diperlukan teori-teori yang
relevan dimana teori-teori tersebut dikaji dalam kajian pustaka. Kajian pustaka
pada dasarnya merupakan pengkajian terhadap pengetahuan tentang
konsep-konsep, hukum-hukum dan prinsip-prinsip yang relevan dengan permasalahan.
Dilihat dari penelitian ini maka tinjauan pustaka yang dikaji adalah sebagai
berikut:
A. Kajian teori dan hasil penelitian yang relevan
1. Kajian Tentang Pengertian Pendidikan
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa lepas
dari kehidupan. Begitu pentingnya pendidikan, sehingga suatu bangsa dapat
diukur apakah bangsa itu maju atau mundur, karena seperti yang kita ketahui
bahwa dengan pendidikan akan mencetak sumber daya manusia yang
berkualitas baik dari segi spritual, intelegensi dan skill dan pendidikan
merupakan proses mencetak generasi penerus bangsa. Apabila output dari
proses pendidikan ini gagal maka sulit dibayangkan bagaimana dapat
mencapai kemajuan. Oleh karena itu, pemerintah berusaha menyelenggarakan
pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan
kualitas manusia dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur
sesuai dengan tujuan bangsa Indonesia yang terkandung dalam Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945.
“Pendidikan adalah pengaruh, bantuan atau tuntunan yang diberikan
oleh orang yang bertanggungjawab kepada anak didik” (Soedomo Hadi,
2003: 18). Pengertian pendidikan itu memerlukan bantuan dan pengarahan
yang dapat dipertanggungjawabkan dari seseorang. Sedangan menurut Ki
Hajar Dewantara pendidikan yaitu tuntunan di dalam hidup tumbuhnya
commit to user
anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat
dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang sebesar-besarnya
(Hasbullah, 2005: 4).
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003
pasal (1), tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Semua definisi itu dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah sebuah
kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana yang dilaksanakan oleh
orang dewasa yang memiliki ilmu dan keterampilan kepada anak didik, demi
terciptanya manusia yang berilmu.
Setiap bangsa pasti mempunyai tujuan pendidikan sesuai dengan
nilai-nilai kehidupan yang sedang diperjuangkan untuk kemajuan bangsanya. Seperti
halnya Bangsa Indonesia yang memiliki tujuan pendidikan yaitu agar bangsa
Indonesi cerdas, memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, berbudi luhur,
beriman dan taqwa, serta berkepribadian yang baik yang nantinya akan
membawa bangsa Indonesia mampu bersaing di era globalisasi saat ini. Tujuan
pendidikan nasional juga terdapat dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 yang
berbunyi:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, inovatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pada setiap sistem pendidikan pasti terdapat unsur-unsur untuk
mencapai tujuan pendidikan yang menyeluruh. Suwarno mengatakan
komponen pendidikan saling berkaitan, apabila salah satu komponen tidak
ada maka proses pembelajaran tidak akan dapat dilaksanakan (2009).
commit to user a. Tujuan
b. Peserta didik
c. Pendidik
d. Alat
e. Lingkungan/milieu
2. Kajian Tentang Pendidikan Berbasis Mutu
a. Pengertian Mutu
Dalam memilih dan menentukan suatu produk hal utama yang
menjadi pertanyaan yaitu mengenai mutunya, apakah mutunya bagus atau
jelek. Konsumen membutuhkan produk atau layanan yang bermutu tinggi
dan tersedia pada waktu yang dibutuhkan dengan harga yang terjangkau
dan sesuai dengan manfaat yang akan diperoleh. Organisasi yang ingin
tetap eksis di era persaingan pasar global harus mencapai level mutu yang
tinggi. Penting bagi para manajemen maupun pegawai organisasi untuk
memahami bagaimana mutu menjadi bagian dari gambaran yang besar
dalam memberikan nilai lebih bagi pelanggan. Mengenai definisi mutu
Syukri (2011) berpendapat, “ mutu adalah konsep yang cukup sulit untuk
dipahami dan disepakati oleh para pakar, maupun oleh para praktisi,
karena maknanya sangat tergantung pada konteks yang dibicarakan,
sehingga memiliki beragam interpretasi dan tidak dapat didefinisikan
secara tunggal”.
Sedangkan menurut Garvin (dalam Nasution, 2001: 16) mutu
didefinisikan sebagai suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan
produk, manusia/ tenaga kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang
memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau konsumen. Berdasarkan
definisi di atas dapat disimpulkan bahwa mutu adalah kualitas barang dan
jasa atau suatu kesesuaian antara barang atau jasa yang dihasilkan dengan
standar yang telah ditetapkan untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan
commit to user
b. Konsep Dasar Pendidikan Berbasis Mutu
Pada era globalisasi sekarang ini dunia pendidikan harus
menyesuaikan diri dengan perubahan–perubahan yang terjadi dalam
kehidupan. Sekolah harus mampu belajar untuk bisa berjalan dengan
sumber daya yang kurang memadai. Selain itu, dunia pendidikan juga
harus selalu memperhatikan mutu dari pendidikan tersebut. Soedomo Hadi
(2003) mengungkapkan bahwa permasalahan-permasalahan pendidikan di
Indonesia salah satu diantaranya adalah masalah yang menyangkut
kualitas pendidikan, pemilikan pengetahuan, ketrampilan dan sikap dari
lulusan suatu satuan pendidikan.
Mutu pendidikan di Indonesia harus ditingkatkan karena dua
alasan. Pertama, strategi pembangunan Indonesia selama ini lebih bersifat
Input Oriented. Strategi yang demikian lebih bersandar kepada asumsi bahwa bilamana semuainputpendidikan telah dipenuhi seperti penyediaan buku dan alat belajar, pelatihan guru dan tenaga kependidikan, maka
secara otomatis lembaga pendidikan (sekolah) akan dapat menghasilkan
output(keluaran) bermutu sebagaimana yang diharapkan. Ternyata strategi ini tidak berfungsi sepenuhnya di dunia pendidikan, melainkan hanya
terjadi dalam institusi ekonomi dan industri. Kedua, pengelolaan atau
manajemen pendidikan selama ini bersifat macro oriented, diatur oleh jajaran birokrasi di tingkat pusat. Akibatnya banyak faktor yang
diproyeksikan di tingkat pusat tidak terjadi atau tidak berjalan sebagai
mana mestinya di tingkat mikro. Atau dengan singkat dapat dikatakan
bahwa kompleksitas cakupan permasalahan pendidikan seringkali tidak
dapat terfikirkan secara utuh dan akurat oleh birokrasi pusat.
Sekolah yang bermutu mempunyai beberapa karakteristik,
sehingga dengan karakteristiknya tersebut menjadikan sekolah-sekolah
tersebut berbeda dengan sekolah lainnya. Arcaro (2005: 38)
commit to user 1) Fokus PadaCustomer
a) Customer internal yaitu orang tua, siswa, guru, administrator, staf dan dewan sekolah yang berada di dalam sistem pendidikan.
b) Customer eksternalyaitu masyarakat, perusahaan, keluarga, militer dan perguruan tinggi yang berada di luar organisasi, namun
memanfaatkanoutputproses pendidikan. 2) Keterlibatan Total
Setiap orang harus berpartisipasi dalam transformasi mutu. Mutu
bukan hanya tanggung jawab dewan sekolah atau pengawas. Mutu
merupakan tanggung jawab semua pihak. Perbaikan mutu ini bisa
diawali dengan mengubah paradigma lama menjadi paradigma baru
yang lebih bermanfaat.
3) Pengukuran
Pengukuran hasil belajar di sekolah merupakan hal yang sering gagal
di sekolah. Sekolah hanya memperhatikan hasil belajar sebagai mutu
dari sekolah. Apabila hasil ujian siswa bertambah baik berarti mutu
pendidikan baik. Sedangkan pada kenyataannya hasil ujian tidak bisa
dijadikan suatu pedoman untuk mengukur baik buruknya suatu mutu
pendidikan.
4) Komitmen
Para pengawas dan dewan sekolah harus memiliki komitmen pada
mutu. Apabila mereka tidak memiliki komitmen atau mempuyai
komitmen yang rendah, maka dapat dipastikan proses transformasi
mutu tidak akan dimulai karena kalaupun dijalankan pasti gagal.
5) Perbaikan Berkelanjutan
Para professional pendidikan harus secara konsisten menemukan cara
untuk menangani masalah yang muncul, mereka harus memperbaiki
proses yang dikembangkannya dan membuat perbaikan yang
diperlukan. Perbaikan sekolah harus dilakukan secara terus menerus
commit to user
3. Kajian Tentang Manajemen Berbasis Sekolah
Manajemen berbasis sekolah (MBS) adalah model manajemen yang
memberikan otonomi lebih ke sekolah-sekolah dan meningkatkan
keterlibatan langsung dari komunitas sekolah (kepala sekolah, guru,
mahasiswa, staf, orang tua dan masyarakat) dalam mengambil keputusan
dalam rangka meningkatkan kualitas sekolah di bawah kebijakan Departemen
Pendidikan Nasional. Konsep MBS dipilih didasarkan pada paradigma
desentralisasi pendidikan yang diterapkan untuk memecahkan
ketidakefektifan dari paradigma pendidikan sentralistik yang sebelumnya
diterapkan di Indonesia.
Manajemen pendidikan sentralistik tidak mendidik manajemen
sekolah untuk kreatif mengembangkan organisasi sekolah, mengembangkan
partisipasi masyarakat. MBS membuat komunitas sekolah yang peserta aktif
terlibat dalam membuat keputusan dalam kaitannya dengan program-program
sekolah termasuk kurikulum dan strategi pembelajarannya.
E. Mulyasa (2004:24) mendefinisikan “MBS sebagaiparadigma baru
pendidikan yang memberikan otonomi luas pada tingkat sekolah (pelibatan
masyarakat) dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional”. Disini
dijelaskan bahwa otonomi diberikan agar sekolah leluasa mengelola sumber
daya dan sumber dana dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas
kebutuhan, serta lebih tanggap kepada kebutuhan setempat. Sedangkan
pelibatan masyarakat dimaksudkan agar mereka lebih memahami, membantu
dan mengontrol pengelolaan pendidikan.
Manajemen Berbasis Sekolah merupakan salah satu wujud dari
reformasi pendidikan yang menawarkan kepada sekolah untuk menyediakan
pendidikan yang lebih baik dan memadai bagi peserta didik. Otonomi dalam
manajemen merupakan potensi bagi sekolah untuk meningkatkan kinerja para
staf, menawarkan partispasi langsung kelompok-kelompok yang terkait, dan
meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pendidikan. Fattah (dalam E.
commit to user
sekolah merupakan inti MBS yang dipandang memiliki tingkat efektifitas
tinggi serta memberikan beberapa keuntungan berikut ini:
a. Kebijaksanaan dan kewenangan sekolah membawa pengaruh langsung kepada peserta didik, orang tua, dan guru;
b. Bertujuan bagaimana memanfaatkan sumber daya lokal;
c. Efektif dalam melakukan pembinaan peserta didik seperti kehadiran, hasil belajar, tingkat pengulangan, tingkat putus sekolah, moral guru dan iklim sekolah;
d. Adanya perhatian bersama untuk mengambil keputusan, memberdayakan guru, manajemen sekolah, rancang ulang sekolah, dan perubahan perencanaan.
Manajemen Berbasis Sekolah yang ditandai dengan otonomi sekolah
dan pelibatan masyarakat merupakan respons pemerintah terhadap
gejala-gejala yang muncul di masyarakat. Sedangkan E. Mulyasa (2004: 25)
merumuskan tiga tujuan MBS, antara lain:
a. Peningkatan efisiensi melalui keleluasaan mengelola sumber daya
partisipasi masyarakat dan penyederhanaan birokrasi.
b. Peningkatan mutu melalui partisipasi orang tua terhadap sekolah,
fleksibilitas pengelolaan sekolah dan peningkatan profesionalisme guru
dan kepala sekolah.
c. Pemerataan pendidikan melalui peningkatan partisipasi masyarakat yang
memungkinkan pemerintah lebih berkonsentrasi pada kelompok tertentu.
Hal ini dimungkinkan karena pada sebagian masyarakat tumbuh rasa
kepemilikan yang tinggi terhadap sekolah.
4. Kajian Tentang Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008
a. Pengertian Sistem Manajemen Mutu
Suatu organisasi tidak dapat berjalan sendiri tanpa adanya sebuah
sistem yang menjalankan semua aktifitasnya, karena pada suatu sistem
terdapat beberapa unsur yang saling mendukung satu sama lain untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Pengertian sistem menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2002) “Sistem adalah perangkat unsur yang secara
commit to user
dalam penelitian ini merupakan sebuah sistem yang terdiri dari beberapa
komponen atau unsur-unsur saling berkaitan satu sama lain dan keadaan
saling bergantung satu sama lain, dilaksanakn secara terorganisisr dan
struktural dalam mengelola dan meningkatkan mutu dari suatu lembaga
tersebut dengan mengacu pada sebuah standar internasional ISO
9001:2008.
Menurut Dharma yang dikutip oleh Syukri (2011) pengertian
sistem manajemen mutu dijelaskan sebagai berikut, “SMM merupakan
sekumpulan prosedur yang terdokumentasi disertai standar untuk
manajemen sistem yang bertujuan untuk memastikan kesesuaian dari suatu
proses dan produk yang berupa barang ataupun jasa terhadap persyaratan
tertentu”. Sistem manajemen mutu dalam penelitian ini merupakan
sekumpulan prosedur yang sudah terdokumentasi dan sudah terstandar
dalam manajemennya, bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses
dan terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu dalam peningkatan mutu.
Kebutuhan atau persyaratan itu ditentukan atau dispesifikasikan oleh
pelanggan dan organisasi. Dalam penelitian ini peneliti menitik beratkan
pada sistem manajemen mutu di bidang pendidikan, dimana sistem
manajemen mutu pendidikan dilakukan dengan cara mengarahkan sumber
daya pendidikan. Hal tersebut agar semua orang yang terlibat di dalamnya
melaksanakan tugas dengan penuh semangat dan berpartisipasi dalam
perbaikan pelaksanaan pekerjaan, sehingga menghasilkan jasa/produk
yang sesuai atau melebihi kebutuhan pelanggan.
b. Pengertian ISO (International Organization for Standardization)
The International Organization for Standardization atau yang sering kita dengar dengan sebutan ISO adalah badan standar dunia yang
dibentuk untuk meningkatkan perdagangan internasional yang berkaitan
dengan perubahan barang dan jasa. ISO juga dapat disimpulkan sebagai
koordinasi standar kerja internasional, publikasi standar internasional, dan
promosi pemakaian standar internasional. ISO adalah organisasi bukan
commit to user
merupakan sebuah organisasi internasional yang terdiri dari 130 negara
yang berkedudukan di Jenewa, Swiss.
Banyak yang beranggapan bahwa ISO adalah singkatan dari kata
The International Organization for Standardization. ISO bukanlah singkatan yang seperti yang selalu disebutkan oleh banyak orang. ISO
adalah sebuah kata yang berasal dari Bahasa Yunani yang berarti “sama”,
seperti istilah “Isoterm” yang berarti “suhu yang sama”, “Isometric yang
berarti “dimensi yang sama”, dan “Isobar” yang berarti “tekanan yang
sama”. Kata ini digunakan oleh International Organization for
Standardization sebagai nama dari organisasinya dengan tujuan untuk mempermudah dalam penggunaan dan agar mudah diikuti.
ISO TC 176 untuk manajemen mutu dan jaminan mutu sendiri
dibentuk tahun 1979 untuk mengembangkan suatu standar sistem
manajemen mutu, yang kemudian dipublikasikan tahun 1987 sebagai
standar seri ISO 9000. Pengalaman dalam menerapkan Standar ISO 9000
Series, umpan balik dan masukan baru dari anggota badan menghasilkan
tinjauan yang terus menerus terhadap Standar ISO 9000 Series, dan
publikasi dari pedoman baru dalam penerapan pembangunan Standar ISO
9000 Series. Produk-produk ISO yang terkenal antara lain :
1) ISO 9000 Series yang memuat tentang standar Sistem Manajemen
Mutu.
2) ISO 14000 Series yang memuat tentang standar Sistem Manajemen
Lingkungan.
3) ISO TS 17025 yang memuat tentang standar Pengujian dan Kalibrasi
di Laboratorium.
4) ISO TS 16949 yang memuat tentang standar Sistem Manajemen Mutu
di industri otomotif.
Dari semua produk ISO di atas, ISO 9000 merupakan salah satu
jalan merebut pelanggan, terutama bila ingin merebut pelanggan yang
mensyaratkan penjaminan kualitas (quality assurance). Penjamin kualitas
commit to user
diimplementasikan dalam sistem kualitas untuk memberikan suatu
keyakinan yang memadai bahwa suatu produk atau jasa akan memenuhi
persyaratan kualitas. Seri ISO 9000 adalah suatu sistem terpadu untuk
mengoptimalkan efektifitas mutu suatu perusahaan, dengan menciptakan
sebuah kerangka kerja untuk peningkatan yang berkesinambungan. Sistem
Manajemen Mutu formal yang berlaku secara internasional adalah Sistem
Manajemen Mutu ISO 9000.
c. Family ISO 9000 Series
Nasution (2001) mengemukakan bahwa Seri ISO 9000 series dapat
dikelompokkan ke dalam dua tipe dasar standar, yaitu:
1) Seri-seri ISO 9000 yang memuat persyaratan standar sistem kualitas,
yaitu ISO 9001, ISO 9002, dan ISO 9003.
2) Seri-seri ISO 9000 yang berkaitan dengan petunjuk untuk pedoman
manajemen kualitas (quality management guidelines), yaitu ISO
9004 beserta bagian-bagiannya.
Gaspersz dalam M. N. Nasution (2001) menjabarkan beberapa seri
ISO 9000 tersebut sebagai berikut:
1) ISO 9000-1, Manajemen Kualitas dan Standar Jaminan Kualitas-Penunjuk untuk Pemilihan dan Penggunaan.
2) ISO 9000-2, Petunjuk dan Aplikasi ISO 9001, ISO 9002, dan ISO 9003.
3) ISO 9000-3, Petunjuk dan Aplikasi ISO 9001 pada Pengembangan, Penawaran dan Pemeliharaan Perangkat Lunak (Software).
4) ISO 9000-4, Petunjuk pada Keberlangsungan Manajemen Program. 5) ISO 9001, Sistem Kualitas Model untuk Jaminan Kualitas dalam
Desain/Pengembangan Produksi, Instalasi dan Pelayanan.
6) ISO 9002, Sistem Kualitas Model untuk Jaminan Kualitas dalam Produksi dan Instalasi.
7) ISO 9003, Sistem Kualitas Model untuk Jaminan Kualitas dalam Inspeksi dan Pengujian Akhir.
8) ISO 9004-1, Manajemen Kualitas dan Elemen-elemen Sistem Kualitas–Suatu Petunjuk.
9) ISO 9004-2, Manajemen Kualitas dan elemen-elemen Sistem Kualitas - Petunjuk untuk Jasa.
10) ISO 9004–3, Petunjuk untuk Material yang Diproses. 11) ISO 9004–4, Petunjuk untuk perbaikan Kualitas.
commit to user
13) ISO 9004–6, Petunjuk Jaminan Kualitas untuk Manajemen Proyek. 14) ISO 9004–7, Petunjuk untuk Manejemen Konfigurasi.
Dari penjabaran Gaspersz tentang seri ISO 9000 di atas, maka bisa
diketahui bahwa ISO 9001 termasuk bagian dari seri ISO 9000. Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001 adalah Sistem Manajemen Mutu untuk
jaminan kualitas dalam hal desain/perancangan, pengembangan produk,
produksi perakitan dan pelayanan. Seri ISO 9001 digunakan oleh
perusahaan-perusahaan atau instansi yang ingin memberikan jaminan ke
pelanggan bahwa persyaratan tertentu yang diminta customer telah dipenuhi semuanya mulai dari desain sampai pelayanan. Seri ini
merupakan seri terlengkap dan paling dituntut untuk diaplikasikan
terutama dalam sifat kontraktual. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001
digunakan bila kesesuaian terhadap persyaratan yang telah ditentukan
terpenuhi.
d. Prinsip-Prinsip ISO 9001:2008
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 disusun berlandaskan
pada delapan prinsip kualitas. Menurut Syukri (2011) delapan prinsip
sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008 yaitu:
1) Fokus pada pelanggan
Pada dasarnya suatu organisasi tergantung pada pelanggan, oleh
karena itu manajemen organisasi harus memahamikebutuhan
pelanggan untuk masa sekarang dan yang akan datang, memenuhi
persyaratan-persyaratan pelanggan dan berusaha untuk melampaui
harapan pelanggan.
2) Kepemimpinan
Suatu organisasi sangat tergantung pada pimpinannya, oleh karena itu
para pemimpin harus menyatukan arah dan tujuan dari organisasinya.
Mereka harus memelihara dan menciptakan suatu lingkungan internal,
dimana semua orang bisa terlibat penuh dalam pencapaian
commit to user 3) Keterlibatan karyawan
Keterlibatan karyawan secara optimal akan menjadi keuntunag bagi
perusahaan karena segala hal yang dilakukan berdasar pada
pemahaman mengenai kebutuhan perusahaan.
4) Pendekatan proses
Seluruh proses yang terkait dengan aktivitas dan sumber daya
perusahaan harus dikontrol karena akan berpengaruh kepada hasil
akhir yang menjadi image perusahaan. Aktifitas implementasi sistem selalu mengikuti alur proses yang terjadi dalam organisasi.
5) Pendekatan sistem kepada manajemen
Sebuah organisasi harus memliki sebuah sistem yang jelas dan pasti.
Pengelolaan proses-proses yang saling berkaitan sebagai sebuah
sistem akan meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam pencapaian
sasaran-sasaran organisasi.
6) Perbaikan berkelanjutan
Suatu organisasi yang melakukan perbaikan berkelanjutan dan terus
menerus terhadap kinerjanya akan mampu bertahan dan berkembang
dalam kompetensi pasar global yang selalu berubah dari waktu ke
waktu.
7) Pendekatan fakta untuk pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan harus didasarkan pada analisis yang akurat,
relevan, dan data yang tepat. Informasi yang memadai juga sangat
diperlukan untuk membantu melakukan analisis dalam pengambilan
keputusan. Budaya ini perlu ditanamkan di perusahaan dalam rangka
mencapai mutu yang baik.
8) Hubungan dengan pemasok
Suatu organisasi dan pemasoknya mempunyai suatu ketergantungan
satu sama lain dan dengan membangun hubungan yang saling
menguntungkan satu sama lain akan meningkatkan kemampuan
commit to user
Menurut Rudi Suardi (2003) dasar model proses dalam ISO
9001:2008 menggunakan Plan-Do-Check-Act (PDCA). Sedangkan pengertian dari PDCA adalah:
1) Plan
Menetapkan sasaran-sasaran dan proses-proses yang dibutuhkan untuk
memberikan hasil-hasil yang sesuai dengan persyaratan pelanggan dan
kebijakan organisasi. Selain itu, perencanaan (plan) mengacu pada
aktivitas identifikasi peluang perbaikan atau identifikasi terhadap
cara-cara mencapai peningkatan dan perbaikan.
2) Do
Melaksanakan proses-proses serta mengacu pada penerapan dan
pelaksanaan aktivitas yang direncanakan.
3) Check
Memonitor dan mengukur proses-proses dan produk, kemudian
membandingkannya dengan kebijakan-kebijakan, sasaran-sasaran dan
persyaratan produk yang telah ditetapkan sebelumnya, melakukan
analisa data dan melaporkan hasil-hasilnya. Selain itu, mengacu pada
verifikasi apakah penerapannya sesuai dengan rencana peningkatan
dan perbaikan yang diinginkan.
4) Act
Melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk memperbaiki
kinerja proses secara kontinyu.
Sistem Manajemen Mutu harus diawali dari adanya suatu
perencanaan strategis yang mantap dan sesuai. Perencanaan strategis ini
dalam model proses ISO 9001:2008 berhubungan dengan elemenPlan(P). Selanjutnya, berdasarkan perencanaan strategis yang telah ditetapkan,
dilakukan perubahan-perubahan sistem mengikuti rencana strategis itu.
Dalam hal ini dibutuhkan manajemen perubahan agar
perubahan-perubahan yang terjadi mampu dikelola secara efektif dan efisien. Elemen
manajemen perubahan dalam dinamika perbaikan manajemen mutu
commit to user
terhadap hasil dari perubahan-perubahan yang telah dilakukan, dalam hal
ini berhubungan dengan elemen Check (C). Setelah itu, melalui perubahan-perubahan berupa perbaikan kualitas secara terus menerus akan
tercipta suatu budaya perusahaan yang peduli dan menempatkan kualitas
sebagai tujuan utama dari perusahaan. Pada akhirnya menindaklanjuti hasil
untuk membuat perbaikan yang diperlukan. Ini berarti juga meninjau
seluruh langkah dan memodifikasi proses untuk memperbaikinya sebelum
implementasi berikutnya dalam hal ini sesuai dengan elemen act (A). Standar ISO 9001:2008 merupakan landasan dasar yang dapat digunakan
untuk terus mempertahankan konsistensi dari mutu yang telah dicapai
untuk kemudian dikembangkan dan ditingkatkan terus menerus.
e. Persyaratan-Persyaratan Standar ISO 9001:2008
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 merupakan sistem
manajemen kualitas yang berfokus pada proses dan pelanggan, sehingga
pemahaman terhadap persyaratan-persyaratan standar dari ISO 9001:2008
ini akan membantu organisasi dalam menetapkan dan mengembangkan
sistem manajemen kualitas secara sistematik untuk memenuhi kepuasan
pelanggan (customers satisfaction) dan peningkatan proses terus menerus
(continous processes improvement). Persyaratan-persyaratan dari Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001:2008 sesuai dengan Badan Standar Nasioanl
SNI ISO 9001:2008 dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Ruang Lingkup
1. 1 Umum
ISO 9000 menetapkan persyaratan untuk sistem manajemen mutu
dimana suatu organisasi perlu menunjukkan kemampuannya untuk
menyediakan secara konsisten produk yang memenuhi persyaratan
pelanggan dan peraturan yang berlaku, dan bertujuan meningkatkan
kepuasan pelanggan melalui penerapan sistem yang efektif, termasuk
proses peningkatan sistem secara berkelanjutan dan jaminan
kesesuaian terhadap persyaratan pelanggan dan peraturan yang
commit to user 1. 2 Aplikasi
Semua standar persyaratan ini generik dan dimaksudkan agar dapat
diterapkan pada semua organisasi apapun jenis, ukuran dan produk
yang disediakan.
2) Acuan Normatif
Dokumen yang diacu tidak dapat diabaikan untuk pemakaian
dokumen ini. Untuk acuan bertanggal, hanya edisi yang dikutip yang
dipakai. Untuk acuan tidak bertanggal, hanya edisi terakhir (termasuk
amandemen) yang dipakai.
ISO 9000:2005, Quality management systems–Fundamentals and
vocabulary
3) Istilah dan Definisi
Untuk tujuan dokumen ini, berlaku istilah dan definisi yang ada dalam
ISO 9000. Di dalam naskah Standar ini apabila ditemukan istilah
“produk”, dapat juga berarti “jasa”.
4) Sistem Manajemen Mutu
4.1
Persyaratan Mutu4.2
Organisasi harus menetapkan, mendokumentasikan,mengimplementasikan, dan memelihara sistem manajemen mutu
dan terus-menerus memperbaiki keefektifannya sesuai dengan
persyaratan Standar ini. Organisasi harus:
a) menentukan proses yang diperlukan untuk sistem manajemen mutu
dan aplikasinya di seluruh organisasi,
b) menetapkan urutan dan interaksi proses-proses tersebut,
c) menetapkan kriteria dan metode yang diperlukan untuk
memastikan bahwa baik operasi maupun kendali proses-proses
tersebut efektif,
d) memastikan tersedianya sumber daya dan informasi yang
diperlukan untuk mendukung operasi dan pemantauan
commit to user
e) memantau, mengukur bila dapat dilakukan, dan menganalisis
proses-proses tersebut, dan
f) mengimplementasikan tindakan yang diperlukan untuk mencapai
hasil yang direncanakan dan perbaikan berkesinambungan dari
proses-proses tersebut.
4.3
Persyaratan Dokumentasi4.2.1 Umum
Dokumentasi sistem manajemen mutu harus mencakup:
a) pernyataan terdokumentasi dari kebijakan mutu dan sasaran
mutu,
b) pedoman mutu,
c) prosedur dan rekaman terdokumentasi yang disyaratkan oleh
Standar Internasonal ini, dan
d) dokumen, termasuk rekaman yang ditentukan oleh organisasi
perlu untuk memastikan perencanaan, operasi dan kendali
prosesnya secara efektif.
4.2.2 Manual Mutu
Organisasi harus menetapkan dan memelihara sebuah manual
mutu yang mencakup:
a) lingkup sistem manajemen mutu, termasuk rincian
pengecualian dari dan alasan pengecualian apa pun,
b) prosedur terdokumentasi yang ditetapkan untuk sistem
manajemen mutu, atau mengacu kepada prosedur tersebut, dan
c) uraian dari interaksi antara proses-proses sistem manajemen
mutu.
4.2.3 Pengendalian Dokumen
Dokumen yang disyaratkan oleh sistem manajemen mutu harus
dikendalikan. Rekaman adalah jenis khusus dari dokumen dan
harus dikendalikan menurut persyaratan dalam pengendalian
rekaman. Harus dibuat suatu prosedur terdokumentasi untuk
commit to user
a) menyetujui kecukupan dokumen sebelum diterbitkan,
b) meninjau dan memutakhirkan seperlunya serta untuk
menyetujui ulang dokumen,
c) memastikan bahwa perubahan dan status revisi terkini dari
dokumen ditunjukkan,
d) memastikan bahwa versi relevan dari dokumen yang berlaku
tersedia di tempat pemakaian,
e) memastikan dokumen selalu dapat dibaca dan mudah dikenali,
f) memastikan bahwa dokumen yang berasal dari luar yang
ditetapkan oleh organisasi perlu untuk perencanaan dan operasi
dari sistem manajemen mutu, diidentifikasi dan distribusinya
dikendalikan, dan
g) mencegah pemakaian dokumen kedaluwarsa yang tak
disengaja dan menerapkan identifikasi sesuai dengan dokumen
tersebut, apabila disimpan untuk maksud tertentu.
4.2.4 Pengendalian Rekaman
Rekaman ditetapkan untuk memberikan bukti kesesuaian dengan
persyaratan dan beroperasinya secara efektif sistem manajemen
mutu harus dikendalikan. Organisasi harus menetapkan prosedur
terdokumentasi untuk menetapkan kendali yang diperlukan untuk
identifikasi, penyimpanan, perlindungan, pengambilan, masa
simpan, dan pembuangan rekaman. Rekaman harus tetap mudah
dibaca, siap ditunjukkan, dan diambil.
5) Tanggungjawab Manajemen
5.1 Komitmen Manajemen
Pimpinan puncak harus memberi bukti komitmennya pada penyusunan
dan implementasi sistem manajemen mutu serta perbaikan
berkesinambungan keefektifannya dengan:
a) mengkomunikasikan ke organisasi pentingnya memenuhi
persyaratan pelanggan dan peraturan perundang-undangan,
commit to user c) memastikan sasaran mutunya ditetapkan,
d) melakukan tinjauan manajemen, dan
e) memastikan tersedianya sumber daya.
5.2 Fokus Pada Pelanggan
Manajemen puncak harus memastikan bahwa kebutuhan dan keinginan
pelanggan ditetapkan, diterjemahkan menjadi persyaratan dan dipenuhi
dengan tujuan tercapainya kepuasan pelanggan.
5.3 Kebijakan Mutu
Pimpinan puncak harus memastikan bahwa kebijakan mutu:
a) Sesuai dengan sasaran organisasi,
b) mencakup komitmen untuk memenuhi persyaratan dan terus
menerus memperbaiki keefektifan sistem manajemen mutu,
c) menyediakan kerangka kerja untuk menetapkan dan meninjau
sasaran mutu,
d) dikomunikasikan dan difahami dalam organisasi, dan
e) ditinjau agar terus-menerus sesuai.
5.4 Perencanaan
5.4.1 Sasaran Mutu
Manajemen puncak harus menjamin bahwa sasaran mutu termasuk
hal yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan produk,
ditetapkan pada fungsi dan tingkatan yang sesuai dalam organisasi.
Sasaran mutu harus dapat diukur dan konsisten dengan kebijakan
mutu.
5.4.2 Perencanaan Sistem Manajemen Mutu
Perencanaan sistem manajemen mutu dilakukan untuk memenuhi
persyaratan yang diberikan dalam 4.1.
5.5 Tanggung jawab, Wewenang dan Komunikasi
5.5.1 Tanggung jawab dan wewenang
Manajemen puncak harus memastikan bahwa tanggung jawab dan
wewenang ditetapkan dan dikomunikasikan dalam organisasi.
commit to user
Pimpinan puncak harus menunjuk seorang anggota manajemen
yang, di luar tanggung jawab lain, harus memiliki tanggung jawab
dan wewenang yang meliputi:
a) memastikan proses yang diperlukan untuk sistem manajemen
mutu ditetapkan, diimplementasikan dan dipelihara,
b) melaporkan kepada pimpinan puncak tentang kinerja sistem
manajemen mutunya dan kebutuhan apa pun untuk perbaikan,
dan
c) memastikan promosi kesadaran tentang persyaratan pelanggan
di seluruh organisasi.
5.5.3 Komunikasi Internal
Pimpinan puncak harus memastikan bahwa proses komunikasi
yang sesuai telah ditetapkan dalam organisasi, dan bahwa terjadi
komunikasi mengenai keefektifan sistem manajemen mutu.
5.6 Tinjauan Manajemen
5.6.1 Umum
Pimpinan puncak harus meninjau sistem manajemen mutu
organisasi pada selang waktu terencana, untuk memastikan
kesesuaian, kecukupan dan keefektifannya terus berlanjut.
Pengkajian ini mencakup penilaian atas peluang penyempurnaan,
keperluan perubahan Sistem Manajemen Mutu, termasuk
kebujakan mutu dan sasaran mutu.
5.6.2 Masukan untuk tinjauan manajemen
Masukan untuk tinjauan manajemen harus mencakup informasi
tentang hasil audit, umpan balik pelanggan, kinerja proses dan
kesesuaian produk, status tindakan preventif dan tindakan korektif,
tindak lanjut tinjauan manajemen yang lalu, perubahan-perubahan
yang dapat mempengaruhi sistem manajemen mutu, dan
commit to user 5.6.3 Keluaran dari tinjauan manajemen
Keluaran dari tinjauan manajemen harus mencakup keputusan dan
tindakan apapun yang berkaitan dengan perbaikan pada keefektifan
sistem manajemen mutu dan proses-prosesnya, perbaikan pada
produk berkaitan dengan persyaratan pelanggan, dan sumber daya
yang diperlukan.
6) Pengelolaan Sumber Daya
6.1 Penyediaan sumber daya
Organisasi harus menetapkan dan menyediakan sumber daya yang
dibutuhkan untuk melaksanakan dan memelihara Sistem
Manajemen Mutu, dan secara berkesinambungan meningkatkan
efektifitasnya untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dengan
memenuhi persyaratan pelanggan.
6.2 Sumber daya manusia
6.2.1 Umum
Personel yang melaksanakan pekerjaan yang mempengaruhi
kesesuaian terhadap persyaratan produk harus memiliki
kompetensi atas dasar pendidikan, pelatihan, ketrampilan dan
pengalaman yang sesuai.
6.2.2 Kompetensi, pelatihan dan kesadaran
Organisasi harus:
a) Menetapkan kompetensi yang diperlukan bagi personelyang
melakukan pekerjaan yang mempengaruhi kesesuaian terhadap
persyaratan produk,
b) Apabila diperlukan, menyediakan pelatihan atau melakukan
tindakan lain untuk mencapai kompetensi yang diperlukan,
c) Menilai keefektifan tindakan yang dilakukan,
d) Memastikan bahwa personelnya sadar akan relevansi dan
pentingnya kegiatan mereka dan bagaimana sumbangan mereka
commit to user
e) Memelihara rekaman yang sesuai tentang pendidikan,
pelatihan, ketrampilan dan pengalaman.
6.3 Prasarana
Organisasi harus menetapkan, menyediakan dan memelihara
prasarana yang diperlukan untuk mencapai kesesuian pada
persyaratan produk. Prasarana mencakup:
a) Gedung, ruang kerja, dan sarana penting terkait,
b) Peralatan prose, (baik perangkat keras maupun perangkat
lunak), dan
c) Jasa pendukung (seperti angkutan, komunikasi atau sistem
informasi).
6.4 Lingkungan Kerja
Organisasi harus mengelola dan menetapkan lingkungan kerja
yang diperlukan untuk mencapai kesesuaian pada persyaratan
produk.
7) Realisasi Produk
7.1 Perencanaan realisasi produk
Organisasi harus merencanakan dan mengembangkan proses yang
diperlukan untuk realisasi produk. Perencanaan realisasi produk
harus konsisten dengan persyaratan lain dari proses merencanakan
dan mengendalikan desain dan pengembangan produk Sistem
Manajemen Mutu. Dalam merencanakan dan mengembangkan
produk, organisasi perlu menetapkan:
a) Sasaran dan persyaratan mutu bagi produk,
b) Kebutuhan untuk menetapkan proses dan dokumen, untuk
menyediakan sumber daya yang khas bagi produk itu,
c) Kegiatan verifikasi, validitas, pemantauan, pengukuran, inspeksi dan
uji yang khas bagi produk tersebut, dan kriteria diterimanya
(Acceptance Criteria),
d) Rekaman yang dibutuhkan untuk memberikan bukti bahwa proses
commit to user 7.2 Proses yang berkaitan dengan pelanggan
7.2.1 Penetapan persyaratan yang berkaitan dengan produk
Organisasi harus menetapkan:
a) Persyaratan yang ditentukan oleh pelanggan termasuk
persyaratan untuk penyerahan dan kegiatan pasca penyerahan,
b) Persyaratan yang tidak dinyatakan oleh pelanggan tetapi perlu
untuk pemakaian yang ditentukan atau yang dimaksudkan
apabila diketahui,
c) Persyaratan peraturan perundang-undangan yang dapat
diterapkan terhadap produk,
d) Persyaratan tambahan apapun yang dianggap perlu oleh
organisasi.
7.2.2 Tinjauan persyaratan yang berkaitan dengan produk
Organisasi harus meninjau persyaratan berkaitan dengan produk.
Tinjauan ini harus dilakukan sebelum komitmen organisasi untuk
memasok produk kepada pelanggan (misalnya penyampaian
penawaran, penerimaan kontrak atau pesanan, penerimaan
perubahan pada kontrak atau pesanan) dan harus memastikan
bahwa:
a) persyaratan produk ditentukan,
b) persyaratan kontrak atau pesanan yang berbeda dari yang
dinyatakan sebelumnya, diselesaikan, dan
c) organisasi memiliki kemampuan untuk memenuhi persyaratan
yang ditentukan.
7.2.3 Komunikasi pelanggan
Organisasi harus menetapkan dan menerapkan pengaturan yang
efektif untuk komunikasi dengan pelanggan berkaitan dengan:
a) informasi produk,
b) pertanyaan, penanganan kontrak atau pesanan, termasuk
perubahan, dan
commit to user 7.3 Desain dan pengembangan
7.3.1 Perencanaan desain dan pengembangan
Organisasi harus merencanakan dan mengendalikan desain dan
pengembangan produk. Selama perencanaan desain dan
pengembangan, organisasi harus menetapkan:
a) tahapan desain dan pengembangan,
b) tinjauan, verifikasi dan validasi yang sesuai bagi tiap tahap
desain dan pengembangan, dan
c) tanggung jawab dan wewenang untuk desain dan pengembangan
7.3.2 Masukan desain dan pengembangan
Masukan berkaitan dengan persyaratan produk harus ditetapkan dan
rekamannya dipelihara. Ini harus mencakup:
a) persyaratan fungsi dan kinerja,
b) persyaratan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
c) jika dapat, informasi yang diturunkan dari desain sebelumnya
yang serupa, dan
d) persyaratan desain dan pengembangan lain yang esensial.
7.3.3 Keluaran desain dan pengembangan
Keluaran desain dan pengembangan harus dalam bentuk yang sesuai
untuk verifikasi terhadap masukan desain serta harus disetujui
sebelum dikeluarkan. Keluaran desain dan pengembangan harus:
a) memenuhi persyaratan masukan bagi desain dan pengembangan,
b) memberi informasi sesuai untuk pembelian, produksi dan
penyediaan jasa,
c) berisi atau mengacu pada kriteria keberterimaan produk, dan
d) menentukan karakteristik produk yang penting untuk pemakaian
yang aman dan benar.
7.3.4 Tinjauan desain dan pengembangan
Pada tahap sesuai, harus dilakukan tinjauan sistematis pada desain