TUGAS AKHIR
KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
DALAM PEMANFAATAN RUANG
DI KOTA SURAKARTA
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Strata-1 Perencanaan Wilayah dan Kota
Disusun Oleh: FERRY AGRIANTO
I 0606020
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
di Kota Surakarta
Tugas
Akhir
ii
PENGESAHAN
KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) DALAM PEMANFAATAN RUANG DI KOTA SURAKARTA
Disusun Oleh: FERRY AGRIANTO
I 0606020
Menyetujui, Surakarta, 23 Juli 2010
Dosen Pembimbing Tugas Akhir
Pembimbing I Pembimbing II
Ir. Soedwiwahjono, M.T. NIP. 19620306 199003 1 001
Ir. Widi Suroto, M.T. NIP. 19560905 1986901 1 001
Mengesahkan,
Ketua Jurusan Arsitektur Ketua Program Studi
Perencanaan Wilayah dan Kota
Ir. Hardiyati, M.T. Ir. Galing Yudana, M.T. NIP. 19561209 198601 2 001 NIP. 19620129 198703 1 002
Pembantu Dekan I
Ir. Nugroho Djarwanti, M. T. 19561112 198403 2 007
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
di Kota Surakarta
Tugas
Akhir
iii
KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) DALAM PEMANFAATAN RUANG DI KOTA SURAKARTA1
Ferry Agrianto2 NIM. I0606020
Abstrak
Kinerja dapat diartikan sebagai capaian fungsi dan manfaat produk rencana dalam merealisasikan rencana yang telah dirumuskan sehingga dapat menjadi pedoman dan acuan dalam pembangunan suatu wilayah. Pelaksanaan perencanaan pembangunan dan daerah seharusnya memperhatikan penataan ruang, karena menjadi arahan dan batasan dalam kegiatan pembangunan. Pembangunan yang dilakukan di suatu wilayah masih sering dilakukan tanpa mengikuti rencana tata ruang sehingga tidak mempertimbangkan daya dukung lingkungan yang tersedia.
Rencana pembangunan yang semula diharapkan dalam jangka panjang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi suatu daerah atau wilayah namun banyak yang tidak tercapai dikarenakan tidak adanya dukungan dari sumber daya alam dan daya dukung lingkungan demi terwujudnya kegiatan pembangunan daerah.
Penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat keterpaduan rencana tata ruang dengan rencana pembangunan sebagai wujud pemanfaatan ruang di Kota Surakarta serta menguraikan proses penyusunan rencana demi meninjau sinkronisasi muatan perencanaan keruangan dengan perencanaan pembangunan di Kota Surakarta.
Metode yang ditempuh ialah melalui pendekatan deskriptif kualitatif dengan menggunakan model analisis interaktif data, proses penarikan kesimpulan juga dilakukan melalui pendekatan paradigma naturalistik (the naturalistic method of inquiry) dan teknik komparatif data sehingga ditemukan tingkatan kinerja RTRW dalam pemanfaatan ruang di Kota Surakarta.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tingkatan kinerja RTRW Kota Surakarta sebagai acuan koordinasi kegiatan pembangunan lintas sektor dan wilayah dalam perwujudan pemanfaatan ruang ialah tergolong dalam tingkatan kinerja cukup. Terdapat korelasi dan sinkronisasi antara RTRW dengan rencana pembangunan sebagai wujud pemanfaatan ruang di Kota Surakarta. Nilai keterpaduan RTRW dan rencana pembangunan sebagai wujud dalam pemanfaatan ruang diperoleh sebesar 41,67% terpadu.
Kata kunci: kinerja, keterpaduan, rencana tata ruang wilayah, rencana pembangunan.
1
Judul yang diangkat sebagai lingkup kajian dalam penelitian. 2
di Kota Surakarta
Tugas
Akhir
iv
SPATIAL PLANNING PERFORMANCE IN THE LAND USE OF SURAKARTA
Ferry Agrianto NIM. I0606020
Abstract
Performance, in this context, can be interpreted as the achievement of function and use of planning product to be applied as guidance and reference in regional development. The application of regional development planning should pay more attention in spatial planning, because it gives clear orientation, and also limitation, in development activities.
On the other side, there are a lot of development processes done that do not obey spatial planning. As a consequence, they usually do not conform to the available resources, such as natural resources and environment. Finally, the development that is firstly expected to push regional economic development in the long term can not be run successfully.
This study purposes to analyze the level of integration between spatial planning and development planning in the case of Surakarta land use. It also aims to observe the process of spatial planning arrangement in order to synchronize between spatial planning content and regional development planning in Surakarta.
Method used in this study is the descriptive qualitative approach, combined with interactive data analysis model. The conclusion will be drawn based on the naturalistic method of inquiry and data comparative until the performance level of spatial planning in land use of Surakarta found out.
The result of this study shows that the performance level of spatial planning as a reference in land use of cross-sectors and cross-areas development activities in Surakarta is fair. There are some correlation and synchronization between the spatial planning and development planning in making land use in Surakarta, and the score of the integration between them is 41,67%.
di Kota Surakarta
Tugas
Akhir
v
MUQADDIMAH
“ Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu. Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Q.S Al Baqarah : 147-148)
“ dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al Qur'an itulah yang hak dari Tuhanmu lalu mereka beriman dan tunduk
hati mereka kepadanya, dan sesungguhnya Allah adalah Pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus.”
(Q.S Al Hajj : 54)
„ Para malaikat membentangkan sayap-sayapnya bagi penuntut ilmu sebagai tanda kerelaan atas perbuatannya .
Pelajarilah ilmu, sebab mencari ilmu di jalan Allah adalah taqwa, menuntutnya adalah ibadah, mempelajarinya adalah tasbih, mengkajinya
adalah jihad, mengajarkannya adalah sedekah dan membelanjakan kepada ahlinya adalah kedekatan.
Ilmu teman penghibur dikesendirian , sahabat kala kesepian, pembimbing jalan kepada agama, penasehat dalam suka dan duka, seorang menteri di tengah teman sejawat, seorang kerabat diantara orang asing, serta nur
di Kota Surakarta
Tugas
Akhir
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan berkat, rahmat, hidayah dan inayah-Nya akhirnya penulis mampu menyelesaikan tugas akhir ini dengan mengangkat judul “Kinerja Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) dalam Pemanfaatan Ruang di Kota Surakarta”.
Tugas akhir ini merupakan syarat akhir penulis untuk menyelesaikan perjalanan studi sebagai mahasiswa Program Strata 1 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis banyak mendapat bantuan, arahan, masukan, bimbingan dan dorongan yang bersifat membangun serta bermanfaat dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Ir. Hardiyati, MT selaku Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik UNS.
2. Bapak Ir. Galing Yudana, MT selaku Ketua Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota yang telah melakukan percepatan akreditasi Prodi.
3. Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan pelaksananya yang telah mempersiapkan mekanisme dan administratif penyelenggaraan tugas akhir serta selalu mendorong keaktifan mahasiswa dalam proses penyusunan tugas akhir.
4. Bapak Ir. Soewiwahjono, MT selaku pembimbing pertama yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan arahan, masukan, catatan serta bimbingan baik secara substantif maupun penulisan dalam proses penyusunan tugas akhir ini.
di Kota Surakarta
Tugas
Akhir
vii
catatan serta bimbingan baik secara substantif maupun penulisan dalam proses penyusunan tugas akhir ini.
6. Bapak Ir. Rizon Pamardhi Utomo, MURP selaku dosen pembimbing akademis yang telah mendorong dalam pengambilan tugas akhir.
7. Bapak Nunung Nugroho, BAPPEDA Kota Surakarta serta para Kepala Kecamatan di Kota Surakarta yang telah menyempatkan diri untuk menjadi informan dalam penyusunan tugas akhir ini.
8. Ayah, Ibu , Nenek dan adik-adikku tercinta yang tak henti-hentinya selalu menyayangi dan mendoakan penulis serta bantuan moril yang tidak akan pernah terlupakan.
9. Fatmawati Nurul Handayani Kusuma Wardani. Terima kasih atas segalanya, baik kesempatan dan keikhlasan yang telah diberikan.
10. Zaini Musthofa, yang selalu mendampingiku saat suka dan duka, juga atas dorongan untuk penyelesaian tugas akhir ini.
11. Tori dan Mon2, terima kasih atas dukungan dan kebersamaannya.
12. Teman-teman angkatan 2006 yang sudah memasuki usia lanjut, jangan lupakan kebersamaan dan kekompakan kita.
13. Pengurus dan anggota HMPWK FT UNS Tahun 2009-2010.
14. Pada para penghuni kontrakan „tanpa nama‟, yang telah menyempatkan waktu untuk mendukung serta bercanda hingga tercipta suasana kondusif dalam proses penyusunan tugas akhir ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu kritik, masukan, dan saran sangat penulis harapkan dalam upaya perbaikan. Selanjutnya, semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca.
Wassalamu‟alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.
Surakarta, 23 Juli 2010
di Kota Surakarta
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA PERENCANAAN TATA RUANG
DAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN 26
2.1 Definisi Perencanaan 26
2.1.1 Unsur-Unsur Perencanaan 27
2.1.2 Sifat Perencanaan 28
2.2 Tata Ruang 28
2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan Ruang 30
2.2.2 Penyelenggaran Penataan Ruang 33
2.3 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota 34
2.3.1 Kedudukan RTRW Kota dalam Sistem Penataan Ruang dan Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional 34
di Kota Surakarta
2.4.1 Aspek Perencanaan Pembangunan 43
2.4.2 Proses Perencanaan Pembangunan 45
2.4.3 Koordinasi Perencanaan dan Penganggaran 46
2.4.4 Prinsip Perencanaan Pembangunan Daerah 48
2.5 Rencana Pembangunan Daerah 49
2.6 Tinjauan Pustaka akan Kinerja Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) dalam Pemanfaatan Ruang 52
BAB 3 TINJAUAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KOTA
SURAKARTA 56
3.1 Proses Penyusunan Rencana Keruangan dan Rencana
Pembangunan 56
3.1.1 Proses Penyusunan RTRW Kota Surakarta Tahun
2007-2026 56
3.1.2 Proses Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Surakarta Tahun 2005-2010 56 3.2 Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surakarta Tahun
2007-2026 57
3.2.1 Visi dan Misi Penataan Ruang Kota Surakarta 57
3.2.2 Tujuan Pemanfaatan Ruang Kota 59
3.2.2.1 Aspek Tata Ruang Kota 59
3.2.2.2 Aspek Sosial Ekonomi 59
3.2.2.3 Aspek Pengelolaan Pembangunan Kota 60
3.2.2.4 Aspek Lingkungan Hidup 60
3.2.3 Rencana Struktur Pemanfaatan Ruang Kota 60
3.2.3.1 Rencana Sistem Lingkungan 61
3.2.3.2 Rencana Pengembangan Fasilitas Sosial 64
3.2.3.3 Rencana Pengembangan Perumahan 69
3.2.3.4 Rencana Pengembangan Utilitas 69
3.2.3.5 Rencana Pengembangan Jaringan
Transportasi 76
3.2.4 Rencana Pola Pemanfaatan Ruang 83
3.2.4.1 Kawasan Lindung 83
3.2.4.2 Kawasan Budidaya 84
3.2.5 Pelaksanaan Rencana 89
3.3 Rencana Pembangunan Kota Surakarta 96
3.3.1 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 96 3.3.2 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kota Surakarta Tahun 2005-2010 97
3.3.2.1 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 98
3.3.2.2 Dinas Pekerjaan Umum 99
di Kota Surakarta
Tugas
Akhir
x
3.3.2.4 Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan 103 3.3.2.5 Dinas Kebersihan dan Pertamanan 104
3.3.2.6 Kantor Lingkungan Hidup 105
3.3.2.7 Dinas Kesejehteraan Rakyat, Pemberdayaan
Perempuan dan KB 106
3.3.2.8 Sekretariat Daerah, Bagian Hukum dan
HAM 106
3.3.2.9 Kantor Pengelolaan Aset Daerah 107
3.3.2.10Dinas Pertanian 107
3.3.2.11Dinas Pariwisata Seni dan Budaya 108
3.3.2.12Dinas Pengelolaan Pasar 109
3.3.2.13Kantor Pengelolaan PKL 110
3.3.2.14Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Penanaman Modal 110
3.4 Hasil Interview Pada Informan 111
BAB 4 PEMBAHASAN KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) DALAM PEMANFAATAN RUANG
DI KOTA SURAKARTA 113
4.1 Telaah Proses Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) Kota Surakarta 113
4.2 Telaah Muatan dan Arahan RTRW Kota Surakarta Tahun
2007-2026 116
4.2.1 Tinjauan Visi dan Misi Penataan Ruang Kota
Surakarta 116
4.2.2 Tinjauan Tujuan Pemanfaatan Ruang Kota 117
4.2.3 Tinjauan Rencana Struktur Pemanfaatan Ruang Kota 117
4.2.3.1 Rencana Sistem Lingkungan 117
4.2.3.2 Rencana Pengembangan Fasilitas Sosial 118 4.2.3.3 Rencana Pengembangan Perumahan 118
4.2.3.4 Rencana Pengembangan Utilitas 119
4.2.3.5 Rencana Pengembangan Jaringan
Transportasi 119
4.2.4 Tinjauan Rencana Pola Pemanfaatan Ruang 120
4.2.4.1 Kawasan Lindung 120
4.2.4.2 Kawasan Budidaya 120
4.2.5 Tinjauan Pelaksanaan Rencana 120
4.3 Telaah Keterpaduan Mekanisme Pra Implementasi Rencana dalam RTRW Kota Surakarta Tahun 2007-2026 dan RPJM
Kota Surakarta Tahun 2005-2010 123
4.4 Telaah Kelembagaan Penyusun Perencanaan Keruangan dan
Perencanaan Pembangunan 136
4.5 Telaah Indikasi Penganggaran dalam Perencanaan 138
4.6 Sintesis Tingkatan Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang
di Kota Surakarta
Tugas
Akhir
xi
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan 140
5.2 Rekomendasi 141
Daftar Pustaka 144
Lampiran 145
di Kota Surakarta
Tugas
Akhir
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Ilustrasi Matriks Komparatif Rencana Keruangan dan
Rencana Pembangunan 18
Tabel 1.2 Tingkatan Kinerja dan Kriteria Penilaian 22
Tabel 1.3 Instrumen Penelitian 24
Tabel 2.1 Matrik Susunan Tipikal Indikasi Program Utama dalam
Penyusunan RTRW Kota 41
Tabel 3.1 Perkiraan Produksi Sampah dan Kebutuhan Sarana Pengangkut Sampah Di Kota Surakarta Tahun 2027 74 Tabel 3.2 Matrik Kelayakan Percampuran Kegiatan Pada Zona
Peruntukan Yang Ditentukan Di Kota Surakarta 86 Tabel 3.3 Indikasi Program Pelaksanaan Pembangunan RTRW Kota
Surakarta Tahun 2007-2026 94
Tabel 3.4 Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah 98
Tabel 3.5 Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis Dinas
Pekerjaan Umum 99
Tabel 3.6 Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis Dinas
Tata Kota 102
Tabel 3.7 Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis Dinas
Lalu Lintas Angkutan Jalan 103
Tabel 3.8 Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis Dinas
Kebersihan dan Pertamanan 104
Tabel 3.9 Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis Kantor
Lingkungan Hidup 105
Tabel 3.10 Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis Dinas Kesejehteraan Rakyat, Pemberdayaan Perempuan dan KB 106 Tabel 3.11 Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis
Sekretariat Daerah, Bagian Hukum dan HAM 106
Tabel 3.12 Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis Kantor
Pengelolaan Aset Daerah 107
Tabel 3.13 Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis Dinas
Pertanian 107
Tabel 3.14 Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis Dinas
Pariwisata Seni dan Budaya 108
Tabel 3.15 Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis Dinas
Pengelolaan Pasar 109
Tabel 3.16 Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis Kantor
Pengelolaan PKL 110
Tabel 3.17 Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal 110 Tabel 4.1 Penilaian Rencana RTRW Kota Surakarta Tahun 2007-2026
Berdasarkan Kelengkapan Substansi dan Karakteristik
di Kota Surakarta
Tugas
Akhir
xiii
Tabel 4.2 Komparasi RTRW Kota Surakarta Tahun 2007-2026
Terhadap RPJM Kota Surakarta 2005-2010 124
Tabel 4.3 Sistesis Tingkatan Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan
Ruang di Kota Surakarta 139
Tabel 5.1 Ilustrasi Pengembangan Matrik Program Pemanfaatan
Ruang 142
di Kota Surakarta
Tugas
Akhir
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Skema Alur Pola Pikir Induktif 9
Gambar 1.2 Kerangka Penelitian 11
Gambar 1.3 Model Analisis Interaktif Data 17
Gambar 2.1 Skema Klasifikasi Penataan Ruang 30
Gambar 2.2 Tugas dan Wewenang Pemerintahan dalam Penataan
Ruang 32
Gambar 2.3 Penyelenggaraan Penataan Ruang 33
Gambar 2.4 Kedudukan RTRW Kota dalam Sistem Penataan Ruang dan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional 36
Gambar 2.5 Koordinasi Antartingkat Perencanaan 48
Gambar 2.6 Proses Penyusunan dan Penetapan RPJPD 50
Gambar 2.7 Penyusunan dan Penetapan RPJMD 51
Gambar 2.8 Penyusunan dan Penetapan RKPD 52
Gambar 3.1 Proses Penyusunan RPJM Kota Surakarta 2005-2010 57
Gambar 3.2 Peta Rencana Pembagian Wilayah Kota 63
Gambar 3.3 Peta Rencana Sebaran Fasilitas Pendidikan 66 Gambar 3.4 Peta Rencana Sebaran Fasilitas Kesehatan 67 Gambar 3.5 Peta Rencana Sebaran Fasilitas Perdagangan 68 Gambar 3.6 Peta Rencana Pengembangan Jaringan Air Bersih 72 Gambar 3.7 Peta Rencana Jaringan Drainase Utama Kota 73 Gambar 3.8 Peta Rencana Sebaran Tempat Pembuangan Sampah 75 Gambar 3.9 Peta Rencana Pengembangan Jaringan Jalan 79
Gambar 3.10 Peta Rencana Pola Pemanfaatan Ruang 88
Gambar 4.1 Usulan Proses Penyusunan RPJMD 115
Gambar 4.2 Proses Perumusan Visi dan Misi Penataan Ruang Kota Surakarta (Dalam RTRW Kota Surakarta Tahun
2007-2026) 117
di Kota Surakarta
Tugas
Akhir
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Interview Guides (Pedoman Wawancara) 145
Lampiran 2 Hasil Interview pada Kepala BAPPEDA Kota Surakarta 147 Lampiran 3 Hasil Interview pada Kepala Kecamatan Laweyan Kota
Surakarta 149
Lampiran 4 Hasil Interview pada Kepala Kecamatan Banjarsari Kota
Surakarta 150
Lampiran 5 Hasil Interview pada Kepala Kecamatan Pasarkliwon
Kota Surakarta 151
Lampiran 6 Hasil Interview pada Kepala Kecamatan Jebres Kota
Surakarta 152
Lampiran 7 Hasil Interview pada Kepala Kecamatan Serengan Kota
di Kota Surakarta
Tugas
Akhir
1
BAB 1 PENDAHULUAN
Dalam bab pendahuluan akan diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan sasaran, metode penelitian serta sistematika pembahasan dalam proses penyusunan tugas akhir ini.
1.1 Latar Belakang Masalah
Pengertian kinerja biasanya digunakan untuk mengukur capaian kerja pada suatu individu, organisasi atau lembaga dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan visi dan misi organisasi atau lembaga tersebut. Apabila dihadapkan pada dimensi non keorganisasian atau kelembagaan, dengan tanpa menghilangkan makna yang tersirat, khususnya pada produk suatu rencana, kinerja dapat pula diartikan sebagai capaian fungsi dan manfaat produk rencana dalam merealisasikan rencana yang telah dirumuskan sehingga dapat menjadi pedoman dan acuan dalam pembangunan suatu wilayah.
Dewasa ini, dinamika pembangunan terjadi sangat pesat menuntut pemerintah untuk membuat tindakan antisipasi akan perubahan yang berjalan serta dampak yang akan mengikutinya. Disini peran perencanaan sangat diperlukan untuk menciptakan kondisi yang seimbang dan berkesinambungan antara kebutuhan dan ketersediaan yang meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat menuju tujuan yang ingin dicapai. Perencanaan memiliki makna untuk mewujudkan kondisi yang lebih baik di masa depan dengan memperhatikan kecenderungan dan dinamika perkembangan yang ada di masa lalu dan masa kini. Dalam perencanaan terdapat unsur-unsur yang diperhatikan yang meliputi unsur keinginan, cita-cita; unsur tujuan dan motivasi; unsur sumber daya (alam, manusia, modal dan informasi) unsur upaya hasil guna dan daya guna; serta unsur ruang dan waktu (Sujarto, 1995). Dengan memperhatikan unsur-unsur yang terkait dalam aspek perencanaan tersebut, diharapkan hasil proyeksi dan peramalan ke depan dapat lebih bersifat komprehensif, obyektif, efisien dan efektif.
di Kota Surakarta
Tugas
Akhir
2 yang dikenal melalui Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Perencanaan keruangan yang dikenal melalui Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (PR). Perencanaan pembangunan merupakan rangkaian kegiatan pembangunan demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang meliputi seluruh aspek/sektor kehidupan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan masa kini serta tidak mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya.
Pada dimensi perencanaan pembangunan daerah, yang merupakan bagian integral dari perencanaan pembangunan nasional, memiliki tujuan untuk mencapai sasaran pembangunan nasional serta untuk meningkatkan hasil-hasil pembangunan daerah bagi masyarakat secara adil dan merata. Perencanaan pembangunan daerah dilakukan pemerintah daerah bersama para pemangku kepentingan berdasarkan peran dan kewenangan masing-masing dengan mengintegrasikan rencana tata ruang dengan rencana pembangunan daerah. Perencanaan ini dilaksanakan berdasarkan kondisi dan potensi yang dimiliki masing-masing daerah, sesuai dinamika perkembangan daerah dan nasional. (Termaktub dalam Peraturan Pemerintah Nomor 08 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah).
di Kota Surakarta
Tugas
Akhir
3 sumber daya alam serta lingkungan hidup dengan tetap menjaga fungsi, daya dukung, dan kenyamanan dalam kehidupan masa kini tanpa mengurangi peluang perkembangan di masa depan.
Rencana tata ruang merupakan wujud penataan ruang yang berisi tentang perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang serta pengendalian pemanfaatan ruang semestinya digunakan sebagai acuan kebijakan spasial bagi pembangunan di setiap sektor, lintas sektor, maupun wilayah agar pemanfaatan ruang dapat dilaksanakan secara sinergis, serasi dan berkelanjutan.
Dalam wilayah perkotaan, kebijakan penataan ruang wilayah kota merupakan arahan pengembangan wilayah yang ditetapkan oleh pemerintah daerah kota guna mencapai tujuan penataan ruang wilayah kota dalam kurun waktu dua puluh (20) tahun. Arahan pemanfaatan ruang wilayah kota berupa arahan pengembangan wilayah untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang wilayah kota sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota melalui penyusunan dan pelaksanaan program penataan/pengembangan kota beserta pembiayaannya, dalam suatu indikasi program utama jangka menengah lima tahunan kota yang berisi rencana program utama, sumber pendanaan, instansi pelaksana, dan waktu pelaksanaan.
Indikasi program yang tercantum dalam RTRW Kota ini sebagai perwujudan pengalokasian peruntukan ruang serta rencana pembangunan yang memuat arahan-arahan kegiatan pembangunan dalam pengalokasian peruntukan tersebut. Keselarasan dan sinkronisasi antara dua jenis perencanaan dapat terwujud melalui perpaduan antara indikasi program yang termuat dalam RTRW Kota dengan arahan-arahan kegiatan pembangunan yang tercantum dalam rencana pembangunan daerah sehingga tercapainya penggunaan sumber daya yang seimbang, efektif, efisien serta berkesinambungan.
di Kota Surakarta
Tugas
Akhir
4 wilayah-wilayah yang masih tertinggal dalam pembangunan merupakan dampak akan belum ada keterpaduan rencana antara dua sistem perencanaan.
Kota Surakarta, yang kerap dikenal dengan sebutan Kota Solo, dengan riwayat perkembangan sebagai kota dagang, dewasa ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Para investor gencar menanamkan bisnis properti di wilayah kota ini karena melirik adanya peluang keuntungan besar yang akan diperoleh. Pihak pemerintah dengan dalih peningkatan pendapatan daerah terkesan sulit untuk mengendalikan keinginan pihak swasta tersebut dalam penanaman modal berupa properti dan fasilitas umum. Diperlukan adanya penataan ruang serta rencana pembangunan yang tegas demi mendorong peningkatan perekonomian wilayah, tentunya juga tidak melepas perhatian akan daya dukung lingkungan serta pemanfaatan ruang demi tercapainya pembangunan yang berorientasi pada penggunaan sumber daya yang seimbang, efektif, efisien serta berkesinambungan.
Ditinjau dari konstelasi internal-eksternal wilayah, kota Surakarta menempati lokasi yang strategis. Wilayah ini merupakan muara pusat pertumbuhan bagi daerah sekitarnya, dituntut akan ketersediaan jaringan dan fasilitas yang baik demi mengakomodir aktifitas yang notabene tidak hanya berasal dari internal wilayah namun juga berasal dari daerah sekitarnya seperti Sukoharjo, Sragen, Karanganyar, Boyolali, Wonogiri dan Klaten. Kota Surakarta juga mengemban fungsi sebagai pusat pertumbuhan ekonomi wilayah bahkan dengan ditetapkannya wilayah ini sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) sehingga dituntut adanya kerja sama antar regional yang efektif.
Untuk mewujudkan fungsi dan manfaat Kota Surakarta serta terjaminnya pemanfaatan ruang yang seimbang, efektif, efisien dan berkesinambungan diperlukan suatu perancanaan yang matang sampai tahap implementasi, monitoring dan evaluasi. Keterpaduan rencana antara RTRW Kota sebagai wujud penataan ruang dengan Perencanaan Pembangunan di Kota Surakarta sebagai
tools dalam pengendalian pembangunan sangatlah penting dan diperlukan demi terwujudnya fungsi dan manfaat Kota Surakarta yang optimal.
di Kota Surakarta
Tugas
Akhir
5 (kesesuaian yang menyatu) serta sinkronisasi (penyerentakan) rencana tata ruang yang terwujud dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota dan rencana pembangunan di Kota Surakarta yang mana capaian fungsi dan manfaat rencana tata ruang tersebut diukur sebagai suatu kinerja sehingga tercipta perencanaan yang terintegratif (saling terkait dalam satu kesatuan). Topik penelitian ini kemudian oleh penulis diangkat menjadi sebuah judul penelitian yaitu „Kinerja Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dalam Pemanfaatan Ruang di Kota Surakarta‟.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini ialah: Bagaimana tingkat kinerja RTRW sebagai pedoman dan acuan dalam pemanfaatan ruang di Kota Surakarta?
1.3 Tujuan dan Sasaran 1.3.1 Tujuan
Penelitian tentang kinerja RTRW dalam pemanfaatan ruang Kota Surakarta bertujuan:
1. Menganalisis tingkat keterpaduan rencana tata ruang wilayah dengan rencana pembangunan sebagai wujud pemanfaatan ruang di Kota Surakarta.
2. Menguraikan proses penyusunan rencana demi meninjau sinkronisasi muatan perencanaan keruangan dengan perencanaan pembangunan di Kota Surakarta.
1.3.2 Sasaran
Sasaran dari penelitian ini ialah:
1. Menemukan tingkat kinerja RTRW Kota Surakarta sebagai acuan koordinasi pembangunan lintas sektor dan wilayah.
2. Menemukan korelasi dan sinkronisasi antara RTRW dengan rencana pembangunan sebagai wujud pemanfaatan ruang di Kota Surakarta. 3. Menilai keterpaduan RTRW dan rencana pembangunan sebagai wujud
di Kota Surakarta
Tugas
Akhir
6 4. Menemukan rekomendasi format keterpaduan rencana tata ruang dan
rencana pembangunan sebagai wujud pemanfaatan ruang.
1.4 Metode Penelitian 1.4.1 Pendekatan
Pendekatan yang akan ditempuh dalam penelitian ini ialah menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian deskripif kualitatif yaitu mendeskripsikan data yang terkumpul kedalam kalimat-kalimat yang memiliki arti lebih mendalam, karena menggambarkan secara tepat sifat individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu, guna menentukan frekuensi adanya hubungan antara satu gejala dengan gejala yang lain. Metode ini juga dapat ditempuh melalui pendeskripsian data yang telah terkumpul untuk kemudian dibandingkan demi mencari korelasi yang dapat berupa perbedaan atau persamaan makna yang tersirat dalam data yang terhimpun guna ditarik sintesisnya berdasar tinjauan pustaka yang terkait dengan tujuan penelitian.
Creswell yang dikutip oleh Satori (2009: 24) mengemukakan „qualitative research is an inquiry process of understanding based on distinct methological
traditions of inquiry that explore social or human problem. The researcher builds
a complex, holistic picture, analyzes words, reports detailed views of informants,
and conducts the study in natural setting‟. Penelitian kualitatif ialah suatu proses
inquiry tentang pemahaman berdasar pada tradisi-tradisi metodologis terpisah; jelas pemeriksaan bahwa menjelajah suatu masalah sosial atau manusia, peneliti membangun suatu kompleks, gambaran holistik, meneliti kata-kata, laporan-laporan memerinci pandangan-pandangan dari penutur asli, dan melakukan studi di suatu pengaturan yang alami.
Nasir (2001:63) mengungkapkan penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.
di Kota Surakarta
Tugas
Akhir
7 RTRW terhadap rencana pembangunan sebagai wujud pemanfaatan ruang di Kota Surakarta sehingga tercipta sistem perencanaan yang terintegratif.
Untuk memperoleh penilaian akan capaian fungsi dan manfaat dari RTRW dalam pemanfaatan ruang, yang mana merupakan produk dari suatu kegiatan perencanaan yang berupa pedoman dan arahan demi mencapai keinginan dan cita-cita, tujuan dan motivasi, manajemen sumber daya dalam ruang dan waktu tertentu khususnya dalam hal penataan ruang (perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang), melalui pola pikir induktif ditelaah hal-hal yang dapat mempengaruhi kinerja atau capaian fungsi dan manfaat dari RTRW dalam pemanfaatan ruang yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah.
Dalam rangka mencapai kinerja yang baik, RTRW Kota dapat bermanfaat dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan dalam wilayah kota, mewujudkan keserasian pembangunan wilayah kota dengan wilayah sekitarnya dan menjamin terwujudnya tata ruang wilayah kota yang berkualitas.1
Arahan pemanfaatan ruang wilayah kota berupa arahan pengembangan wilayah untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang wilayah kota sesuai dengan RTRW Kota melalui penyusunan dan pelaksanaan program penataan/pengembangan kota beserta pembiayaannya, dalam suatu indikasi program utama jangka menengah lima tahunan kota yang berisi rencana program utama, sumber pendanaan, instansi pelaksana, dan waktu pelaksanaan.2 Oleh karena itu, capaian fungsi dan manfaat RTRW Kota ditentukan oleh aspek perencanaan tata ruang (rencana struktur dan pola ruang), jangka waktu perencanaan dan keterpaduan program penataan/pengembangan kota sebagai mekanisme pra implementasi rencana dengan program/kegiatan pembangunan kota, kelembagaan penyelenggara (instansi pelaksana) serta penganggaran/sumber pendanaan dalam perencanaan.
1&2
di Kota Surakarta
Tugas
Akhir
8 Aspek perencanaan tata ruang ditelaah dari kelengkapan substansi produk rencana dengan substansi dalam pedoman penyusunan rencana tata ruang wilayah kota yang meliputi rencana struktur dan pola ruang. Jangka waktu perencanaan dan keterpaduan program penataan/pengembangan kota sebagai mekanisme pra implementasi rencana dengan program/kegiatan pembangunan kota ditelaah dari jangka waktu produk rencana tata ruang dan rencana pembangunan dengan kejelasan waktu pelaksanaannya yang merupakan syarat utama untuk mencapai ketepatan waktu pelaksanaan; korelasi, keterpaduan dan sinkronisasi program-program keruangan (penataan/pengembangan) kota sebagai mekanisme pra implementasi rencana dengan program/kegiatan pembangunan kota. Kelembagaan penyelenggara ditelaah dari sinkronisasi instansi penyelenggara program/kegiatan, baik dalam program keruangan (penataan/pengembangan kota) dengan program/kegiatan pembangunan, melalui koordinasi yang semestinya dilakukan pada formulasi dan penyusunan rencana, implementasi dan pada evaluasi serta pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam proses penyusunan rencana. Penganggaran/sumber pendanaan dalam perencanaan ditelaah dari pemanfaatan sumber-sumber pendanaan: sumber daya publik, partisipasi masyarakat dan pihak swasta.
Selanjutnya keempat aspek (kelengkapan substansi produk rencana, jangka waktu perencanaan dan keterpaduan program penataan/pengembangan kota sebagai mekanisme pra implementasi rencana dengan program/kegiatan pembangunan kota, kelembagaan penyelenggara, dan penganggaran) yang menentukan kinerja rencana tata ruang wilayah kota di atas digunakan sebagai variabel dalam penelitian ini.
di Kota Surakarta
Tugas
Akhir
9
Gambar 1.1
Skema Alur Pola Pikir Induktif Tiap Variabel dalam Penelitian
1.4.2 Lingkup Penelitian 1.4.2.1 Lingkup Wilayah
Lingkup wilayah yang diambil dalam penelitian ini ialah Kota Surakarta Provinsi Jawa Tengah dengan batas administrasi sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kabupaten Boyolali dan Karanganyar. Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar dan Sukoharjo. Sebelah Selatan : Kabupaten Sukoharjo.
Sebelah Barat : Kabupaten Sukoharjo, Karanganyar dan Boyolali.
1.4.2.2 Lingkup Studi
Lingkup studi yang diambil dalam penelitian ini ialah mengenai kinerja dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota dalam pemanfaatan ruang di Kota Surakarta. Fokus kajian dalam penelitian ini ialah menganalisis seberapa tinggi dokumen RTRW Kota Surakarta sebagai produk rencana dari sistem perencanaan keruangan untuk diacu dan dipedomani dalam pemanfaatan ruang yang diindikasikan dengan adanya beberapa program sektoral yang terdapat dalam dokumen rencana pembangunan di Kota Surakarta sebagai produk dari sistem
pola pikir induktif
di Kota Surakarta
Tugas
Akhir
10 perencanaan pembangunan maupun alokasi peruntukan ruang untuk realisasi kegiatan pembangunan tersebut. Dalam penataan ruang, proses ini terdapat dalam perencanaan tata ruang dan pemanfaatan ruang, tidak sampai pada proses pengendalian pemanfaatan ruang (mencapai tertib tata ruang) karena kajian yang diambil hanya sebatas sampai proses pemanfaatan ruang. Indikasi program sektoral akan diperoleh dari dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), tidak meninjau dari dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) karena sampai saat ini di Kota Surakarta belum diterbitkan dokumen RPJPD.
Sebagai suatu kinerja yang efektif, dituntut adanya korelasi, keterpaduan dan sinkronisasi antara sistem perencanaan keruangan dengan sistem perencanaan pembangunan, yakni dengan menganalisis dan menilai tingkat keterpaduan, korelasi dan sinkronisasi RTRW Kota Surakarta dengan rencana pembangunan sebagai wujud pemanfaatan ruang di Kota Surakarta.
1.4.3 Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian disusun dalam rangka untuk mendesain pelaksanaan penelitian mulai dari penemuan masalah sampai hasil yang diharapkan. Hal ini dimaksudkan untuk menentukan paradigma sebagai alat untuk menguraikan alur pelaksanaan penelitian serta kaidah yang digunakan selama proses penelitian hingga penemuan solusi akan permasalahan yang diungkap.
Dengan demikian penelitian memerlukan paradigma yang jelas seperti yang dikatakan Huntington yang dikutip Satori (2009: 9) bahwa paradigma dalam
penelitian menjadi „peta‟ yaitu simplifikasi yang perlu sehingga kita tahu dimana
kita sedang berada, dan kemana kita harus melangkah.
Dalam sebuah desain penelitian paradigma merupakan "Statement of a theoretical perspective that will guide the inquiry", paradigma menjadi rujukan yang memandu suatu penelitian, paradigma dapat berupa conceptual framework
atau kerangka konseptual yang menjadi titik tolak penelitian. Paradigma penelitian dapat berupa a representation, a model of a theory, an idea, or a principle atau suatu gambaran, model teori, gagasan, atau prinsip (Satori, 2009: 9).
di Kota Surakarta
TINJAUAN PUSTAKA DATA PEMBAHASAN
TINJAUAN RENCANA
Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Surakarta
Rencana
Pembangunan Kota Surakarta
Hasil Interview Pada
Informan
Prinsip dan tujuan perencanaan pembangunan
Prinsip dan tujuan rencana tata ruang
Keterkaitan rencana pembangunan dan rencana
tata ruang
Problematika umum dalam daerah/kota
Problematika Kota Solo
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana tingkat kinerja RTRW sebagai pedoman dan acuan dalam pemanfaatan ruang di Kota
Surakarta?
TUJUAN
1. Menganalisis tingkat keterpaduan rencana tata
ruang wilayah dengan rencana pembangunan sebagai wujud pemanfaatan ruang di Kota Surakarta.
2. Menguraikan proses penyusunan rencana demi
meninjau sinkronisasi muatan perencanaan keruangan dengan perencanaan pembangunan.
SASARAN
1. Menemukan tingkat kinerja RTRW Kota Surakarta
sebagai acuan koordinasi pembangunan lintas sektor dan wilayah.
2. Menemukan korelasi dan sinkronisasi antara
RTRW dengan rencana pembangunan sebagai wujud pemanfaatan ruang di Kota Surakarta.
3. Menilai keterpaduan RTRW dan rencana
pembangunan sebagai wujud pemanfaatan ruang di Kota Surakarta.
4. Menemukan rekomendasi format keterpaduan
rencana tata ruang dan rencana pembangunan sebagai wujud pemanfaatan ruang.
METODE PENELITIAN
Pendekatan Penelitian
Lingkup Penelitian
Kerangka Penelitian
Sumber Data
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Analisis Data
Variabel dan Instrumen Penelitian
PEMBAHASAN KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) DALAM PEMANFAATAN RUANG DI
KOTA SURAKARTA
Telaah Proses Penyusunan
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Rencana Pembangunan Kota Surakarta
Telaah Muatan dan
Arahan RTRW Kota Surakarta
Telaah Keterpaduan
Mekanisme Pra Implementasi Rencana dalam RTRW dan Rencana Pembangunan di Kota
Sintesis Tingkatan Kinerja
RTRW dalam Pemanfaatan Ruang di Kota Surakarta
Tinjauan Pustaka akan Kinerja Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dalam
di Kota Surakarta
Tugas
Akhir
12
1.4.4 Sumber Data
Ketepatan dalam memilih dan menentukan sumber data dalam pelaksanaan penelitian akan turut menentukan kredibilitas, transferabilitas dan konfirmabilitas data sebagai bahan mentah dalam proses penelitian. Menurut Lofland yang dikutip oleh Moleong (2007: 157) mengatakan bahwa:
“Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan
tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain”.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini sumber data yang akan dieksplorasi meliputi:
1. Informan
Informan adalah orang-dalam pada latar penelitian. Fungsinya untuk memberikan informasi secara obyektif tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Seorang informan harus mempunyai banyak pengetahuan dan pengalaman akan latar penelitian. Seorang informan harus jujur, taat pada janji, patuh pada peraturan, suka berbicara, tidak termasuk anggota salah satu kelompok yang mempunyai konflik dalam latar penelitian dan mempunyai pandangan tertentu tentang peristiwa yang terjadi.
Di samping itu manfaat informan bagi peneliti ialah agar dalam waktu yang relatif singkat banyak informasi yang terjaring, jadi sebagai sampling internal, karena informan dimanfaatkan untuk berbicara, bertukar pikiran, atau membandingkan suatu kejadian yang ditemukan dari subjek lainnya. Dengan demikian, informasi yang diperoleh dari informan sebagai pihak yang secara langsung terkait dalam latar penelitian dapat memberikan informasi atau data melalui sudut pandang yang obyektif mengungkap realita peristiwa yang telah terjadi.
di Kota Surakarta
Tugas
Akhir
13 2. Dokumen dan Arsip
Dokumen dalam penelitian merupakan sumber data yang penting, walaupun dikatakan bahwa sumber di luar kata atau tindakan merupakan sumber kedua, jelas hal itu tidak diabaikan karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan. Moleong (2007: 159) mengungkapkan “Dilihat dari segi sumber data, bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis dapat dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi, dan dokumen resmi”.
Dalam penelitian ini, dokumen dan arsip yang dibutuhkan ialah berupa dokumen RTRW Kota Surakarta dan dokumen rencana pembangunan Kota Surakarta.
1.4.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang ditempuh untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian dengan menggunakan teknik tertentu. Untuk dapat memecahkan permasalahan dengan tuntas dalam melaksanakan penelitian secara kualitatif diperlukan data yang credibel
(dimungkinkan untuk dapat dipercaya), transferable (dapat ditransfer pada orang lain), dan confirmable (dapat dikonfirmasi kebenarannya). Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.4.5.1 Interview (Wawancara)
Sudjana yang dikutip oleh Satori (2009: 130) menyebutkan bahwa wawancara adalah proses pengumpulan data atau informasi melalui tatap muka antara pihak penanya (interviewer) dengan pihak yang ditanya atau penjawab (interviewee).
Begitu pula yang diungkapkan Esterberg dalam kutipan Satori (2009: 130), menjelaskan bahwa interview, a meeting of two persons to exchange information and idea through question and responses, resulting in communication
di Kota Surakarta
Tugas
Akhir
14 merupakan suatu pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu).
Wawancara juga dapat dimaknai sebagai suatu teknik pengumpulan data yang dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang digali dari sumber data melalui percakapan atau diskusi tanya jawab. Sifat dari wawancara ini ialah mendalam karena ingin mengeksplorasi informasi secara holistik dan jelas dari informan.
Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan wawancara semi standar (semistandardized interview). Pendekatan ini menggunakan petunjuk umum wawancara yang merupakan kombinasi wawancara terpimpin dan tak terpimpin yang menggunakan beberapa inti pokok pertanyaan yang akan diajukan, yaitu penulis membuat garis besar pokok-pokok pembicaraan, mengajukan pertanyaan secara bebas, pokok-pokok pertanyaan yang dirumuskan tidak perlu dipertanyakan secara berurutan dan pemilihan kata-katanya juga tidak baku tetapi dimodifikasi pada saat wawancara berdasarkan situasinya.
1.4.5.2 Studi Dokumentasi
Teknik pengumpulan data yang juga berperan besar dalam penelitian kualitatif naturalistik adalah dokumentasi. Dokumentasi, dari asal katanya dokumen yang berasal dari bahasa Latin yaitu docere, yang berarti mengajar. Dalam bahasa Inggris disebut document yaitu "something written or printed, to be used as a record or evidence", (A.S Hornby dalam kutipan Satori, 2009: 146) atau sesuatu tertulis atau dicetak untuk digunakan sebagai suatu catatan atau bukti.
Dokumen merupakan sumber informasi yang bukan manusia (non human resources). Nasution dalam kutipan Satori, (2009: 146), menyebutkan bahwa: "... ada pula sumber non manusia, (non human resources), diantaranya dokumen, foto, dan bahan statistik." Secara harfiah dokumen dapat diartikan sebagai cacatan kejadian yang sudah lampau. Tentang hal ini McMillan dan Schumacher dalam kutipan Satori (2009: 147) menjelaskan bahwa:
“Document are record of past events that are written or printed; they
di Kota Surakarta
Tugas
Akhir
15
publics, student and personnel files, program description, and institusional statistical data.”
Secara bebas dapat diterjemahkan bahwa dokumen merupakan rekaman kejadian masa lalu yang ditulis atau dicetak, dapat berupa catatan anekdotal, surat, buku harian dan dokumen-dokumen. Dokumen kantor termasuk lembaran internal, komunikasi bagi publik yang beragam, file siswa dan pegawai, deskripsi program dan data statistik pengajaran.
Studi dokumentasi yaitu mengumpulkan dokumen dan data-data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu ditelaah secara intens sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian. (Satori, 2009: 149)
Dalam penelitian ini, studi dokumentasi dimaksudkan demi memperoleh dokumen RTRW dan dokumen rencana pembangunan sebagai wujud pemanfaatan ruang yang kemudian ditelaah nilai tingkatan kinerja RTRW dalam pemanfaatan ruang di Kota Surakarta.
1.4.5.3 Trianggulasi Data (Peer Debriefing)
Trianggulasi merupakan proses pengecekan data yang telah terhimpun dari berbagai macam sumber dengan beberapa cara dan waktu. Trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini ialah trianggulasi teknik, yaitu mengecek kredibilitas data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
1.4.6 Teknik Analisis Data
Menurut Bogdan dan Bilklen dalam Moleong (2007: 248) mengemukakan bahwa:
“Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan
bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang akan dicari kepada orang lain”.
di Kota Surakarta
Tugas
Akhir
16
“Analisis dalam penelitian kualitatif terdiri dari tiga komponen
pokok yaitu, reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan”.
Proses analisis ditempuh melalui 4 (empat) tahapan besar, yakni mulai dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data sampai penarikan kesimpulan atau verifikasi. Teknik analisis ini dikenal dengan model analisis interaktif. Penjelasan akan tiap tahapan dalam model analisis interaktif ialah sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data
Bentuk data kualitatif ialah berupa kata-kata, kalimat, tabulasi deskriptif, narasi diluar data numerik. Data ini diperoleh melalui wawancara dan studi dokumentasi yang kemudian dicek kredibilitas data dengan trianggulasi teknik sehingga terhimpun data yang matang sebagai bahan analisis.
2. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses seleksi peringkasan, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data dari field note. Sutopo (2002: 92) berpendapat:
“Reduksi data adalah bagian dari proses analisis yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak penting, dan mengatur data sedemikian rupa sehingga simpulan penelitian dapat dilakukan”.
3. Penyajian Data
Penyajian data atau display data merupakan penyusunan sekumpulan informasi yang diperoleh dari penelitian yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan data. Sajian data dilakukan dengan mengorganisasikan informasi secara logis dan sistematis serta mendeskripsikan kedalam bentuk narasi sehingga mudah dibaca dan dipahami untuk selanjutnya memungkinkan penulis membuat analisis data dan melakukan penarikan kesimpulan.
4. Menarik Kesimpulan atau Verifikasi
di Kota Surakarta
Tugas
Akhir
17 kesimpulan akan menjadi lebih kuat. Kesimpulan dibuat lebih mantap dan dapat dipertanggungjawabkan, maka perlu dilakukan verifikasi terlebih dahulu. Verifikasi merupakan kegiatan yang dilakukan kembali dengan tujuan pemantapan kesimpulan dengan cara penelusuran kembali data dengan cepat sehingga penelitian dapat mengubah kesimpulan sementara yang telah dibuat menjadi kesimpulan akhir yang lebih credible. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam bagan berikut:
Gambar 1.3
Model Analisis Interaktif Data (Sumber: Sutopo, 2002)
Berdasarkan gambar di atas, maka proses analisis diawali sejak kegiatan pengumpulan data. Setelah memperoleh data dari lapangan maka penulis segera melakukan reduksi data dan penyajian data. Pasca penyajian data dapat dilakukan penarikan suatu kesimpulan. Penarikan kesimpulan juga dilakukan melalui pendekatan paradigma naturalistik (the naturalistic method of inquiry),
yang mana peneliti dapat membangun asumsi-asumsi, argumen-argumen serta pertimbangan saat menarik sintesis hasil pengumpulan data.
Kesimpulan yang telah dibuat dapat kembali dilakukan verifikasi untuk lebih menyempurnakan hasil penelitian sehingga diperoleh kesimpulan yang
credible, transferable dan confirmable.
Penarikan kesimpulan dilakukan melalui teknik komparatif data dengan metode check list, meninjau data-data yang telah direduksi menurut variabel yang sudah ditentukan dan disajikan dengan menggunakan ilustrasi matrik seperti di bawah ini:
Pengumpulan Data
Reduksi Data
Penarikan Kesimpulan/ Verifikasi
di Kota Surakarta
Tugas
Akhir
18
Tabel 1.1
Ilustrasi Matriks Komparatif Rencana Keruangan dan Rencana Pembangunan
No
Rencana Keruangan Rencana Pembangunan
Instansi
A Perwujudan Struktur Ruang Diisi dengan
menggunakan 1 Perwujudan pusat-pusat pelayanan
1.1 Pusat pelayanan kota
1.2 Sub pusat pelayanan kota 1.3 Pusat
lingkungan
2 Perwujudan sistem prasarana Sistem prasarana utama 2.3 Sistem jaringan
energi/ kelistrikan 2.4 Sistem jaringan
telekomunikasi 2.5 Sistem jaringan sumber daya air kota
di Kota Surakarta
Tugas
Akhir
19
2.6 Sistem
penyediaan air minum kota 2.7 Sistem
penyediaan air limbah kota 2.8 Sistem
persampahan kota
2.9 Sistem drainase kota
2.10 Penyediaan sarana dan prasarana pedestrian 2.11 Jalur evakuasi
bencana 2.12Penyediaan dan
pemanfaatan sarana dan prasarana lainnya
B Perwujudan Pola Ruang 1 Perwujudan kawasan lindung
1.1 Hutan lindung 1.2 Kawasan
resapan air 1.3 Kawasan
perlindungan setempat 1.4 Ruang terbuka
hijau (RTH) kota
di Kota Surakarta
Tugas
Akhir
20
budaya 1.6 Kawasan rawan
bencana alam 1.7 Kawasan
lindung lainnya
2 Perwujudan kawasan budidaya 2.1 Kawasan
perumahan 2.2 Kawasan
perdagangan dan jasa 2.3 Kawasan
perkantoran 2.4 Kawasan
industri 2.5 Kawasan
pariwisata 2.6 Kawasan non
ruang terbuka hijau
2.7 Kawasan ruang evakuasi bencana 2.8 Kawasan
peruntukan ruang bagi sektor informal 2.9 Kawasan
peruntukan lainnya
C Perwujudan Kawasan Strategis Kota
1 Kawasan berhimpitan dengan kawasan strategis nasional dan kawasan strategis provinsi
1.1 ...
di Kota Surakarta
Tugas
Akhir
21
2.1 ...
3 Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya 3.1 ...
4 Kawasan strategis pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi
4.1 ...
5 Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya lingkungan 5.1 ...
6 Kawasan strategis dari kepentingan pembangunan wilayah dan kota 6.1 ...
di Kota Surakarta
Tugas
Akhir
22
1.4.7 Instrumen Penelitian
Variabel dalam penelitian merupakan objek dari penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian dalam suatu penelitian. Pemahaman akan variabel serta menjabarkannya pada variabel yang lebih rinci (sub variabel) merupakan syarat mutlak dalam penelitian. Memecah-mecah variabel menjadi sub variabel dikenal dengan kategorisasi, yakni memecah variabel menjadi kategori-kategori data yang harus dikumpulkan. Kategori-kategori ini dapat diartikan sebagai indikator variabel.
Kategori, indikator, sub variabel akan dijadikan pedoman dalam penyusunan instrumen, pengumpulan data dan kelanjutan dari langkah penelitian. Kemudian dari beberapa variabel dan indikator ini dipakai sebagai dasar untuk penentuan tingkat kinerja dari RTRW terhadap rencana pembangunan sebagai wujud dalam pemanfaatan ruang di Kota Surakarta. Penentuan kriteria penilaian tingkatan kinerja dikelompokkan menjadi tiga (3); yakni baik, cukup dan buruk. Pengelompokan menjadi tiga (3) tingkatan kinerja berdasar pada sudut pandang penulis melalui paradigma naturalistik serta beberapa pengetahuan penulis akan realita atau kecenderungan yang terjadi dalam pembangunan daerah. Belum ada tata baku atau norma terkait metode penilaian akan kinerja RTRW dalam pemanfaatan ruang, maka dari itu dalam penelitian ini penulis membangun tiga (3) skala penilaian secara deskriptif kualitatif guna menilai kriteria/aspek yang mempengaruhi kinerja. Tiap kriteria/aspek dalam penilaian saling berkaitan dan menunjukkan korelasi yang seiring. Masing-masing tingkatan memiliki penilaian secara deskriptif kualitatif yang berbeda pada tiap kriteria. Penilaian yang ditetapkan pada tiap kriteria di masing-masing jenjang skala tingkatan kinerja dijelaskan pada tabel di bawah ini.
Tabel 1.2
Tingkatan Kinerja dan Kriteria Penilaian
No Tingkatan Kinerja Kriteria Penilaian
1 Baik Kelengkapan muatan dokumen rencana sesuai
karakteristik wilayah → (76-100)% lengkap
Kelembagaan penyusun rencana → terlibat secara utuh
dan memperhatikan arahan tata ruang
Mekanisme praimplementasi rencana/program/kegiatan
di Kota Surakarta
Tugas
Akhir
23
kejelasan unit pelaksana teknis
Penganggaran → penganggaran mengacu pada
kebutuhan perencanaan, memanfaatkan segala sumber pendanaan yang dapat diraih dalam kota
2 Cukup Kelengkapan muatan dokumen rencana sesuai
karakteristik wilayah → (51-75)% lengkap
Kelembagaan penyusun rencana → tidak terlibat secara
utuh dan kurang memperhatikan arahan tata ruang
Mekanisme pra implementasi rencana/program/kegiatan
→ kurang terpadu secara utuh dan menyeluruh dengan
ketidakjelasan unit pelaksana teknis
Penganggaran → penganggaran kurang mengacu pada
kebutuhan perencanaan, kurang memanfaatkan segala sumber pendanaan yang dapat diraih dalam kota
3 Buruk Kelengkapan muatan dokumen rencana sesuai
karakteristik wilayah → (0-50)% lengkap
Kelembagaan penyusun rencana → tidak terlibat secara
utuh dan tidak memperhatikan arahan tata ruang
Mekanisme praimplementasi rencana/program/kegiatan
→ tidak terpadu secara utuh dan menyeluruh serta tidak
ada kejelasan unit pelaksana teknis
Penganggaran → penganggaran tidak mengacu pada
kebutuhan perencanaan, tidak memanfaatkan segala sumber pendanaan yang dapat diraih dalam kota (hanya bersumber pada pemerintah)
Sumber: Kaidah-kaidah Perencanaan Wilayah dan Kota, 2010
Prosentase mengenai kelengkapan muatan dokumen rencana tata ruang wilayah ditentukan berdasarkan kecenderungan hasil eksplorasi informasi terhadap peninjauan kembali RTRW yang terjadi di berbagai daerah.
Hasil pembahasan/telaah penilaian pada tiap kriteria akan menunjukkan/mengidentifikasikan pada salah satu tingkatan kinerja di atas, hal ini disebabkan skala pengukuran yang digunakan ialah antara rentang batas optimal (baik) sampai batas minimum (buruk) dan sifat dari kriteria-kriteria yang saling terkait serta seiring sehingga hasil pembahasan/telaah penilaian pada tiap kriteria akan tercakup pada skala pengukuran ini.
di Kota Surakarta
No Variabel Sub Variabel (Indikator) Sumber Data Teknik
Pengumpulan Data
Konten dokumen RTRW Kota
Surakarta
Keterpaduan pelaksanaan program
Program- program instansi pelaksana
teknis
Proses dan tahapan dalam
penyusunan rencana keruangan dan rencana pembangunan
Kejelasan pengelola pembangunan
Informan
4 Penganggaran Kesesuaian penganggaran dengan
kebutuhan dana perencanaan.
Pemanfaatan sumber-sumber
pendanaan yang dapat diraih.
Dokumentasi
atau arsip
Studi
di Kota Surakarta
Tugas
Akhir
25
1.5 Sistematika Pembahasan
BAB 1 PENDAHULUAN
Memuat latar belakang perlunya penelitian sampai perumusan judul yang diangkat dalam penelitian, perumusan masalah, tujuan dan sasaran yang hendak dicapai serta metodologi yang akan digunakan saat pelaksanaan penelitian hingga akhir.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA PERENCANAAN TATA RUANG DAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Memuat mengenai tinjauan teori dan pustaka terkait dengan tema dan topik yang diangkat dalam penelitian sebagai landasan yang akan dimanfaatkan dalam pembahasan penelitian.
BAB 3 TINJAUAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH
(RTRW) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KOTA SURAKARTA
Memuat hal-hal empiris yang berupa data-data utama dan pendukung terkait permasalahan dan pembahasan dalam penelitian, yakni meliputi kinerja, RTRW dan rencana pembangunan di Kota Surakarta.
BAB 4 PEMBAHASAN KINERJA RENCANA TATA RUANG
WILAYAH (RTRW) DALAM PEMANFAATAN RUANG DI KOTA SURAKARTA
Bab ini menguraikan tentang kajian dan ulasan akan rumusan masalah penelitian yang ditentukan hingga tercapai tujuan dan sasaran penelitian dengan menggunakan metode penelitian yang telah dirancang sebelumnya. Bahasan mencakup mengenai telaah/kajian/analisis akan keterpaduan rencana tata ruang dan rencana pembangunan sebagai wujud pemanfaatan ruang di Kota Surakarta.
BAB 5 PENUTUP
di Kota Surakarta
Tugas
Akhir
26
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA PERENCANAAN TATA RUANG DAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Pada bab ini diuraikan mengenai tinjauan beberapa pustaka atau teori dan norma yang terkait dengan persoalan kinerja, perencanaan tata ruang dan perencanaan pembangunan.
2.1 Definisi Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu hasil rangkaian kerja untuk merumuskan sesuatu yang didasari oleh suatu pola tindakan yang defenitif, yang menurut pertimbangan secara sistematis akan membawa keuntungan tetapi dengan anggapan bahwa akan ada tindakan-tindakan selanjutnya yang akan merupakan rangkaian kegiatan sistematis lainnya (Sujarto, 1995). Dengan kata lain, tindakan yang semula dirumuskan, masih bersifat terbuka bagi kemungkinan adanya pilihan cara tindakan lain dan bahkan tindakan yang telah dirumuskan semula, masih mungkin disesuaikan apabila dianggap kurang menguntungkan pada saat tertentu lainnya.
Widodo (2006: 2) menyebutkan bahwa pada hakekatnya, perencanaan merupakan sebuah upaya untuk mengantisipasi ketidakseimbangan yang terjadi yang bersifat akumulatif. Artinya perubahan yang terjadi pada sebuah keseimbangan awal dapat menyebabkan perubahan pada sistem sosial yang kemudian akan membawa sistem yang ada menjauhi keseimbangan semula. Salah satu peran perencanaan adalah sebagai arahan bagi proses pembangunan untuk berjalan menuju tujuan yang ingin dicapai disamping sebagai tolak ukur keberhasilan proses pembangunan yang dilakukan.
di Kota Surakarta
Tugas
Akhir
27 ada di wilayah tersebut (Widodo, 2006: 3).
Rencana adalah produk dari suatu kegiatan perencanaan yang merupakan pedoman dan arahan untuk mencapai keinginan atau cita-cita yang sasaran dan jangkauannya telah didefinisikan terlebih dahulu.
2.1.1 Unsur-Unsur Perencanaan
Arti dan makna planning tergantung pada sudut pandang dan masalah yang bersangkutan. Tetapi dari sudut pandang manapun perencanaan (planning) didefinisikan, terdapat unsur-unsur yang memberikan arti dan makna yang sama yaitu merumuskan cita-cita dan keinginan yang lebih baik atau lebih berkembang di masa mendatang. Unsur-unsur yang terkandung dalam perencanaan adalah (Sujarto, 1995) :
1. Unsur keinginan, cita-cita. 2. Unsur tujuan dan motivasi.
3. Unsur sumber daya (alam, manusia, modal dan informasi). 4. Unsur upaya hasil guna dan daya guna.
5. Unsur ruang dan waktu.
Perencanaan sebagai upaya mencapai cita-cita masa depan yang lebih baik, terkandung pula upaya yang didasari suatu peramalan atau ekspektasi. Perencanaan merupakan proyeksi ke masa depan. Dalam proyeksi ini terkandung pengertian meningkatkan, memperbesar, memperbaiki atau bahkan memperkecil, menurunkan dan mengurangi demi tercapainya keadaan yang lebih baik. Upaya pembesar atau perkecilan ini perlu dilandasi oleh pertimbangan yang obyektif, efisiensi dan efektif (Sujarto, 1995).
Sholihin (2007) mengungkapkan bahwa manfaat perencanaan ialah sebagai penuntun arah, minimalisasi ketidakpastian, minimalisasi inefisiensi sumber daya, serta penetapan standar dalam pengawasan kualitas. Suatu perencanaan harus memiliki, mengetahui dan memperhitungkan:
1. Tujuan akhir yang dikehendaki.
2. Sasaran-sasaran dan prioritas untuk mewujudkannya (yang mencerminkan pemilihan dari berbagai alternatif).
di Kota Surakarta
Tugas
Akhir
28 4. Masalah-masalah yang dihadapi.
5. Modal atau sumber daya yang akan digunakan serta pengalokasiannya. 6. Kebijakan-kebijakan untuk melaksanakannya.
7. Orang, organisasi, atau badan pelaksananya.
8. Mekanisme pemantauan, evaluasi, dan pengawasan pelaksanaannya.
2.1.2 Sifat Perencanaan
Perencanaan dapat diklasifikasikan kedalam beberapa sistem dan jenis menurut sifat dan sudut pandangnya, antara lain yaitu (Sholihin, 2007):
1. Dari segi ruang lingkup tujuan dan sasarannya, perencanaan dapat bersifat nasional, sektoral dan spasial.
2. Perencanaan dapat berupa perencanaan agregatif atau komprehensif dan parsial.
3. Dalam jangkauan dan hirarkinya, ada perencanaan tingkat pusat dan tingkat daerah.
4. Dari jangka waktunya, perencanaan dapat bersifat jangka panjang, menengah, atau jangka pendek.
5. Dilihat dari arus informasi, perencanaan dapat bersifat dari atas ke bawah (top down), dari bawah ke atas (bottom up), atau kedua-duanya.
6. Dari segi ketetapan atau keluwesan proyeksi ke depannya, perencanaan dapat indikatif atau preskriptif.
7. Berdasarkan sistem politiknya, perencanaan dapat bersifat alokatif, inovatif dan radikal.
8. Produk perencanaan dapat berbentuk rencana (plan), kebijakan, peraturan, alokasi anggaran, program, atau kegiatan.
2.2 Tata Ruang
Ruang dalam Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya. Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.
di Kota Surakarta
Tugas
Akhir
29 jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional. Sedangkan pola ruang ialah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.
Penataan ruang ialah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Terkait dengan kinerja penataan ruang, perlu diadakan pembinaan penataan ruang, yaitu upaya untuk meningkatkan kinerja penataan ruang yang diselenggarakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat.
Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang. Selanjutnya pemanfaatan ruang berupa upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya. Kemudian untuk perwujudannya dilakukan pengendalian pemanfaatan ruang yaitu upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang. Dari proses ini akan dihasilkan suatu rencana tata ruang yang merupakan hasil perencanaan tata ruang.