Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dan bekerjasama serta berkontribusi dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Aceh Tamiang. 4 - 2 Tabel 4.2 Rencana Kawasan Hutan Kabupaten Aceh Tamiang Tahun Tabel 4.2 Rencana Kawasan Hutan Kabupaten Aceh Tamiang Tahun.
DASAR HUKUM PENYUSUNAN
PENDAHULUAN
KONDISI FISIK WILAYAH KABUPATEN .1 Administrasi
- Rencana Perluasan Wilayah Administrasi Kota Kualasimpang
- Geologi
- Jenis dan Struktur Tanah .1. Jenis Tanah
- Struktur Tanah
- Hidrologi
- Wilayah Sungai (WS)
- Daerah Aliran Sungai (DAS)
- Daerah Irigasi (DI)
- Cekungan Air Tanah (CAT)
- Curah Hujan
- Potensi Rawan Bencana Alam .1. Rawan Gempa bumi
- Tanah Longsor / Gerakan Tanah
- Rawan Banjir
- Angin Puting Beliung
- Kekeringan
- Tutupan Lahan
- Kawasan Hutan Berdasarkan SK Menhut 170/2000
Daerah Irigasi (DI) di wilayah Kabupaten Aceh Tamiang terdiri dari Kewenangan Daerah Irigasi (DI) Provinsi Aceh dan Kewenangan Daerah Irigasi (DI) Kabupaten Aceh Tamiang. Untuk lebih jelasnya tentang Cekungan Air Tanah (CAT) di Kabupaten Aceh Tamiang dapat dilihat pada Gambar 1.9.
Kependudukan
- Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk
- Kepadatan Penduduk
- Struktur Penduduk
Berdasarkan luas batas administrasi, kepadatan penduduk di Kabupaten Aceh Tamiang rata-rata hanya 1 orang/ha, sedangkan kepadatan penduduk berdasarkan pemukiman mencapai 33 orang/ha. Kepadatan penduduk tahun 2012 berdasarkan wilayah administrasi Kecamatan Kota Kualasimpang dengan kepadatan 82 jiwa/ha karena luas Kecamatan Kota Kualasimpang merupakan wilayah terkecil di Kabupaten Aceh Tamiang.
PEREKONOMIAN
- Pertumbuhan Ekonomi
- Struktur Ekonomi Kabupaten Aceh Tamiang
- Laju Inflasi
- PDRB Perkapita
Nilai dan kontribusi sektor terhadap BRDP dari tahun 2007 hingga 2011 berdasarkan harga berlaku di Kabupaten Aceh Tamiang. Berdasarkan harga konstan dan berlaku tahun 2000, perekonomian Kabupaten Aceh Tamiang mengalami penurunan di beberapa sektor seperti pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, hotel dan restoran dalam 5 tahun terakhir. Untuk lebih jelasnya perkembangan kontribusi sektoral terhadap BRDP dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 berdasarkan harga berlaku dan berdasarkan harga konstan di wilayah Aceh Tamiang dapat dilihat pada Tabel 1.17.
Pertanian
- Tanaman Pangan
- Hortikultura
- Perkebunan
Di Kabupaten Aceh Tamiang, tanaman hortikultura meliputi tanaman buah dan sayuran. Produksi pohon buah-buahan di Kabupaten Aceh Tamiang mencapai 3.591,10 ton dengan luas tanam 260.483 hektar dan luas panen 149.588 hektar. Produksi tanaman di Kabupaten Aceh Tamiang mencapai 5.057 ton, dengan luas tanam 1.125 hektar dan luas panen 1.150 hektar.
Kebun Kelapa Sawit
Tanaman perkebunan yang menjadi tanaman komersial potensial di daerah ini adalah kelapa sawit. Potensi unggulan sektor perkebunan adalah perkebunan kelapa sawit, karet, kakao, pinang, kelapa, sagu, nilam, aren, kopi, kapuk/randu, candelabra.
Kebun Karet
- Peternakan
- Perikanan
- Perikanan Tangkap
- Budidaya Perikanan A. Budidaya Laut
Kabupaten Aceh Tamiang pesisir secara geografis terletak di pesisir timur Sumatera dan Selat Malaka. Total hasil tangkapan perikanan laut di Kabupaten Aceh Tamiang berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2010 sebanyak 2.065.837 ton. Untuk lebih jelasnya Total Tangkapan Perikanan Laut Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 1.28.
Budidaya Air Payau
Data statistik Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2010 kawasan perairan laut yang dapat dikembangkan untuk kegiatan usaha budidaya laut seluas 2.500 hektar tersebar di wilayah pesisir kabupaten. Berdasarkan hasil analisis kualitas air laut di muara Sungai Iyu dan Muara Simpang Kiri oleh Lembaga Surveyor Indonesia di Medan tahun 2007, menunjukkan bahwa parameter fisika dan kimia memenuhi persyaratan kriteria budidaya laut. Selanjutnya, untuk memanfaatkan lahan seluas 15.555 Ha untuk kawasan budidaya, Kabupaten Aceh Tamiang perlu menanam pohon bakau seluas 85.5552,5 Ha.
Budidaya Perairan Umum
Budidaya Air Tawar
- Potensi Pertambangan A. Biji Besi
Dalam kegiatan penelitian ini ditemukan batu besi yang masih asli pada tempatnya (in situ) serta potongan batuan besi dengan berbagai ukuran yang terguling ke sungai. Berdasarkan data Inventarisasi Potensi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2012, potensi cadangan mineral besi diperkirakan atau diasumsikan tebal rata-rata tiap urat besi adalah 5 m, maka tebal totalnya adalah 10 m, sehingga pada areal seluas 1 Ha (10.000 m2), dan mineral tidak murni selain bijih besi diperkirakan mencapai 30%, dengan berat jenis rata-rata = 6,5, perkiraan potensi cadangan bijih besi sebesar 100.000 m3 dengan kandungan bijih sebesar besi sebanyak 455.000 mton, dengan perhitungan sebagai berikut. Luas sebaran batuan atau formasi yang mengandung batuan besi di daerah penelitian akan dihitung berdasarkan sebaran Formasi Bahorok yang terdapat pada peta geologi Kabupaten Aceh Tamiang.
Batu Gamping
- Perindustrian A. Industri Besar
Beberapa industri besar antara lain Kilang Kelapa Sawit yang dikelola oleh BUMN seperti PKS Tanjung Seumantoh, PTPN I (Persero) dan PKS Pulau Tiga PTPN I (Persero), Perusahaan PMA seperti PT. Ladang yang ditemukan pada tahun 1928 yaitu Rantau merupakan ladang minyak paling produktif di seluruh Indonesia pada masa penjajahan Belanda setelah Telaga Said, bahkan hingga terbentuknya perusahaan minyak nasional Indonesia yaitu PT PERTAMINA.
Industri Kecil Menengah
- Pariwisata
- Permukiman
- Pola Ruang Laut
- Isu-isu Strategis Kabupaten
Sungai di Kabupaten Aceh Tamiang yang berhulu umumnya karena banjir, air menjadi dangkal dan banyak bebatuan. Berdasarkan Peta Lingkungan Laut Nasional Bakosurtanal tahun 1992, kedalaman laut di Kabupaten Aceh Tamiang di beberapa muara sungai adalah 2-3 meter. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Aceh Tamiang disusun berdasarkan permasalahan dan perkembangan wilayah yang menyebabkan munculnya isu-isu strategis.
Karakteristik Khas Daerah
Saat ini lokasi perencanaan pembangunan dan pengembangan pelabuhan perikanan Kabupaten Aceh Tamiang dipusatkan di Kecamatan Seruway dengan pertimbangan bahwa Sungai Tamiang di kecamatan ini memiliki alur dan kedalaman yang cukup lebar dan dalam untuk membangun sebuah pelabuhan perikanan yang representatif. Isu-isu strategis tersebut merupakan salah satu tujuan yang hendak diwacanakan dalam penataan ruang wilayah, melalui RTRW. Merupakan daerah perbatasan dengan Provinsi Sumatera Utara, sehingga Kabupaten Aceh Tamiang merupakan pintu gerbang Provinsi Aceh sebagai daerah yang berdasarkan syariat Islam.
Sumber Daya Alam
Merupakan kawasan bekas Kerajaan Tamiang yang berlatar belakang budaya melayu, berpusat di Kabupaten Seruway yang merupakan kawasan pesisir dengan sektor komoditi kelautan sebagai andalan.
Sumber Daya Ekonomi
Sosial Budaya
Sumber Daya Buatan
- TUJUAN PENATAAN RUANG
Sasaran, kebijakan dan strategi penataan ruang lingkungan (RTL) merupakan penjabaran dari visi dan misi pembangunan lingkungan ke dalam pelaksanaan pembangunan untuk mewujudkan prasyarat ideal rancangan lingkungan yang diharapkan.
TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI
VISI DAN MISI PEMBANGUNAN KABUPATEN ACEH TAMIANG 1. Visi
- Misi
34 KABUPATEN ACEH TAMIANG SEBAGAI TUJUAN INVESTASI MAJU, CERDAS DAN BERBUDAYA DALAM KEHIDUPAN ISLAM DAN KAFFAH MENUJU MASYARAKAT SIPIL DAN MASYARAKAT”. .Mencapai kemajuan sosial ekonomi dalam jangka panjang membutuhkan modal manusia yang berkualitas.
TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH KABUPATEN
- Tujuan
- Kebijakan
- Strategi
Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Aceh Tamiang adalah orientasi realisasi tata ruang wilayah Kabupaten Aceh Tamiang yang harus dicapai pada masa yang akan datang (20 tahun). Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten merupakan arah tindakan yang harus ditetapkan untuk mencapai tujuan penataan ruang wilayah kabupaten. Strategi penataan ruang kawasan adalah pembagian kebijakan penataan ruang kawasan ke dalam langkah-langkah operasional untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
UMUM
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten adalah tata ruang Wilayah Kabupaten yang tersusun atas konstelasi pusat-pusat kegiatan yang berjenjang yang dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana lingkungan, khususnya jaringan transportasi.
STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN
ACEH TAMIANG
SISTEM PUSAT-PUSAT KEGIATAN
Mengembangkan PPK sebagai pusat kegiatan agroindustri, pengembangan perkebunan, perdagangan dan jasa, pemukiman dan pusat transportasi; Mengembangkan PPK dan PPL sebagai pusat pengembangan perkebunan, perdagangan dan jasa hasil perkebunan, wisata alam, pertambangan dan penguasaan pengembangan kawasan lindung; Pengembangan PPL sebagai pusat pengembangan perdagangan dan jasa, pemukiman, pertanian dan perkebunan dilakukan di PPL Medang Ara;
RENCANA SISTEM JARINGAN PRASARANA WILAYAH
- Sistem Prasarana Utama
- Rencana Jaringan Transportasi Darat A. Jaringan Jalan dan Jembatan
Jaringan Prasarana Lalulintas dan Angkutan Jalan 1. Terminal
- Jembatan Timbang
- Unit Pengujian Kendaraan Bermotor
Penimbangan kendaraan bermotor di Kabupaten Aceh Tamiang ini merupakan optimalisasi jembatan timbang yang ada di Desa Karang Jadi, Kecamatan SMK Muda. Rencananya unit pengujian kendaraan bermotor di Kabupaten Aceh Tamiang berlokasi di Kampung Bukit Rata II Kecamatan Dikdas Muda.
Jaringan Pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan 1. Trayek Angkutan Penumpang
- Trayek Angkutan Barang
Jaringan Perkeretaapian
Selain rencana trayek angkutan penumpang, Kabupaten Aceh Tamiang juga memiliki rencana trayek angkutan barang dengan konsentrasi kegiatan di terminal cargo Kampung Kebun Batang Ara Kecamatan Sekerak, dengan trayek sebagai berikut:
Jaringan Sungai, Danau dan Penyeberangan
- Rencana Jaringan Transportasi Laut
Dalam upaya pembangunan wilayah, peran kapasitas dan infrastruktur transportasi laut di Kabupaten Aceh Tamiang cukup besar, hal ini dikarenakan wilayah tersebut memiliki laut, sehingga pengembangan kapasitas dan infrastruktur transportasi sangat berperan penting dalam peningkatan intra-regional. dan interaksi antar daerah.
Tatanan Kepelabuhan
Alur Pelayaran
- Rencana Jaringan Transportasi Udara
Jaringan transportasi udara sebagai sarana transportasi alternatif untuk transportasi laut dan untuk mendukung pergerakan antar provinsi dan pergerakan antara daerah terpencil yang tidak terjangkau oleh jalur darat dan laut. Transportasi udara merupakan alat dan infrastruktur transportasi dengan biaya operasi yang mahal dan membutuhkan teknologi tinggi. Sistem jaringan lalu lintas udara di Kabupaten Aceh Tamiang terbagi atas pengaturan bandar udara dan ruang udara untuk penerbangan.
Tatanan Kebandarudaraan
Sarana transportasi udara memegang peranan penting bagi pengembangan wilayah perencanaan, terutama dalam hubungan antar wilayah dan antar wilayah yang membutuhkan pergerakan yang cepat baik volume barang maupun orang.
Ruang Udara Untuk Penerbangan Ruang udara untuk penerbangan meliputi
- Sistem Prasarana Lainnya 1. Sistem jaringan Energi
Pembangkit Tenaga Listrik
- Pembangkit energi listrik terbarukan Pembangkit energi listrik terbarukan, meliputi
- Pembangkit energi tidak terbarukan
Jaringan Prasarana Energi Jaringan prasarana energi meliputi
- Sistem Jaringan Telekomunikasi A. Jaringan Terestrial atau Kabel
Untuk itu pengembangan tenaga listrik mutlak diperlukan guna menjamin tersedianya tenaga listrik dalam jumlah yang cukup, berkualitas dan dengan harga yang wajar. Pengelolaan sistem jaringan kabel adalah pengembangan sistem jaringan telekomunikasi yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan layanan telekomunikasi berupa telepon (bergerak dan non bergerak), fax, telegram dan lain-lain di wilayah Aceh Tamiang khususnya di pusat-pusat kegiatan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Jaringan kabel tersebut membentang di sepanjang jaringan jalan kabupaten K4 melalui: Kampung Alur Manis – Rantau Pauh – Kampung Durian – Benua Raja – Bukit Tempurung – Kota Kualasimpang;.
Jaringan Nirkabel
- Sistem Jaringan Sumber Daya Air
- Wilayah Sungai
- Cekungan Air Tanah (CAT)
- Aset Sumber Daya Air
- Jaringan Irigasi
- Jaringan Air Baku
- Sistem Pengendalian Banjir
- Sistem Jaringan Prasarana Wilayah Lainnya
Dengan luas sekitar 81,39 hektar, Daerah Irigasi Paya Prang terletak di Desa Benua Raja, Kecamatan Rantau; Dengan luas sekitar 198,23 ha, Daerah Irigasi Rantau Pakam terletak di Desa Rantau Pakam, Kecamatan Bendahara; Dengan luas sekitar 67,07 hektar, Daerah Irigasi Suka Rahmat terletak di Desa Suka Rahmat, Kecamatan Rantau;
Sistem Pengelolaan Persampahan
Sistem Jaringan Sumber Air Minum Sistem jaringan air minum meliputi
IPA Tenggulun dengan sumber air baku dari Sungai Simpang Kanan berkapasitas 40 liter/detik dan melayani Kecamatan Tenggulun; IPA Regional Aceh Tamiang – Kota Langsa dengan sumber air baku dari Sungai Tamiang dengan kapasitas 100 liter/detik dan melayani Kecamatan Manyak Payed dan Kota Langsa; Dan. IPA Bandar Pusaka dengan sumber air baku Sungai Cempeugeh, Air Terjun Sangka Pane dengan sistem gravitasi berkapasitas 60 liter/detik dan melayani wilayah Kecamatan Bandar Pusaka.
Sistem Pengolahan Air Limbah Sistem pengolahan air limbah meliputi
Sistem Jaringan Drainase
Simpang IV Blok drainase Simpang meliputi Kecamatan Karang Baru yang meliputi Desa Tanjung Seumentok, Simpang Empat dan Kecamatan Bendahara yang meliputi Desa Paws.
Sistem Jalur Dan Ruang Evakuasi Bencana
Sistem Jaringan Prasarana Lainnya
- Pengembangan Prasarana Pemerintahan Dan Pelayanan Umum Pengembangan prasarana pemerintahan dan pelayanan umum meliputi
- Pengembangan Prasarana Pendidikan Pengembangan prasarana pendidikan meliputi
- Pengembangan Prasarana Kesehatan Pengembangan prasarana kesehatan meliputi
- Pengembangan Prasarana Perdagangan Pengembangan prasarana perdagangan meliputi
- Pengembangan Prasarana Ruang Terbuka, Taman, Dan Lapangan Olah Raga Atau Rekreasi
- Pengembangan Prasarana Peribadatan
- Pengembangan Prasarana Mitigasi Bencana Banjir Pengembangan prasarana mitigasi bencana banjir meliputi
- UMUM
Pola ruang wilayah kabupaten merupakan gambaran pemanfaatan ruang wilayah kabupaten, baik untuk pemanfaatan fungsi lindung maupun fungsi budaya. Pola tata ruang lingkungan merupakan penjabaran lebih lanjut dari Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi. Pola ruang kabupaten dikembangkan dengan sepenuhnya memperhatikan daya dukung sumber daya wilayah dan mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan rencana tata ruang pembagian wilayah fungsi budaya.
RENCANA POLA RUANG WILAYAH KABUPATEN
Rencana Kawasan Lindung
- Kawasan Hutan Lindung
- Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya
- Kawasan Perlindungan Setempat
- Kawasan Sempadan Pantai
- Kawasan Sempadan Sungai
- Kawasan Sekitar Waduk
- Kawasan Sekitar Mata Air
- Ruang Terbuka Hijau
- Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya
- Kawasan Taman Nasional
- Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan
- Kawasan Suaka Alam Perairan
- Kawasan Rawan Bencana Alam
- Kawasan Lindung Geologi
- Cagar Alam Geologi (Kawasan Karst)
- Kawasan Rawan Bencana Alam Geologi
- Kawasan Rawan Abrasi
- Kawasan Lindung Lainnya
Untuk lebih jelasnya rencana daerah tangkapan air di Kabupaten Aceh Tamiang dapat dilihat pada Tabel 4.4. Kawasan perlindungan cagar alam laut di Kabupaten Aceh Tamiang seluas 981,70 Ha, terletak di. Salah satu daerah rawan bencana alam di Kabupaten Aceh Tamiang adalah banjir.
Rencana Kawasan Budidaya
- Kawasan Peruntukan Hutan Produksi
- Hutan Produksi Terbatas
- Hutan Produksi Tetap
- Kawasan Peruntukan Hutan Rakyat
Kawasan koridor untuk satwa atau biota laut yang dilindungi; dan B. Area terbuka hijau di sekitar area perkebunan. Rencana alokasi kawasan hutan produksi terbatas di Kabupaten Aceh Tamiang seluas 970,54 ha atau 0,44% dan hanya terdapat di Kabupaten Tamiang Hulu. Rencana penetapan kawasan hutan produksi tetap berada di Kecamatan Banda Mulia, Bandar Pusaka, Bendahara, Manyak Payed, Sekerak, Seruway dan Tamiang Hulu dengan luas 33.305,89 ha.