• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis dan Struktur Tanah .1. Jenis Tanah

PENDAHULUAN

1.2 KONDISI FISIK WILAYAH KABUPATEN .1 Administrasi

1.2.5 Jenis dan Struktur Tanah .1. Jenis Tanah

Tanah di Kabupaten Aceh Tamiang berdasarkan peta jenis tanah menggunakan sistem klassifikasi tanah (Keys to Soil Taxonomy, 1987) United State of Agriculture Department (USDA) didominasi oleh jenis (ordo) Inceptisols, selain terdapat juga jenis (ordo) Ultisols, Alfisols, Oxisols, Entisols, dan Histosols.

Ordo Inceptisols

Inceptisols adalah tanah yang belum berkembang lanjut atau belum matang (immature) atau selalu disebut dengan tanah muda dengan perkembangan profil tanah atau perkembangan horizon (lapisan-lapisan hasil genesis tanah) yang lebih lemah dibandingkan dengan tanah matang. Sifat tanahnya masih banyak menyerupai sifat bahan induknya.

Lapisan penciri atas (epipedon) dari tanah Inceptisols adalah epipedon Okrik yang memiliki sifat/ciri berwarna terang, umumnya memiliki bahan organik kurang dari 1% atau bisa memiliki bahan organik lebih dari 1% namun ketebalannya kurang dari 18 cm, dan bisa menjadi keras hingga sangat keras dan massive bila kering. Sedangkan lapisan (horizon) penciri bawah umumnya terdiri dari horizon kambik atau albik. Horizon kambik memiliki tekstur pasir sangat halus hingga tekstur yang lebih halus (debu dan liat) berwarna lebih merah dari horizon di bawahnya, dan sudah terbentuk struktur tanah. Sedangkan horizon albik merupakan horizon berwarna pucat.

Ordo Ultisols

Ultisols merupakan ordo tanah yang telah berkembang lanjut atau tanah dewasa (tua) atau tanah yang paling akhir dalam proses pembentukan tanah ditandai dengan horizonisasi (lapisan-lapisan genetic) yang lengkap.

Tanah ini umumnya berkembang dari bahan induk tua dan hanya ditemukan di daerah- daerah dengan suhu tanah rata-rata lebih dari 8oC. Di Indonesia ordo tanah Ultisols banyak ditemukan di daerah-daerah dengan bahan induk batuan liat (shale stone, clay shale, atau clay stone).

Tanah Ultisols ini tergolong tanah yang kurang subur dibandingkan tanah Inceptisols karena memiliki sifat kemasaman yang tinggi atau pH yang rendah, kejenuhan basa rendah dan memiliki horizon argilik yang merupakan akumulasi liat di lapisan illuviasi pada kedalaman antara 25-100 cm yang sangat pejal sehingga sulit ditembus oleh akar tanaman.

Di Kabupaten Aceh Tamiang tanah Ultisols merupakan tanah yang juga tergolong sangat luas dan terdistribusi hampir merata, hampir sama dengan luas dan distribusi tanah Inceptisols. Tanah Ultisols di daerah ini didominasi oleh great group Hapludults, disamping terdapat pula great group Kanhapludults, dan Haplohumults.

Ordo Alfisols

Satu-satunya great grouf dari ordo Alfisols yang terdapat di Kabupaten Aceh Tamiang adalah Hapludalfs. Hapludalf merupakan kelompok tanah yang memiliki timbunan liat yang tinggi di lapisan bawah dengan kejenuhan basa yang juga lebih tinggi dibandingkan pada tanah Ultisols, di bawah pengaruh rejim kelembaban udik (kelembaban yang juga tinggi).

Kelompok tanah Hapludalfs di Kabupaten Aceh Tamiang ini berada dalam asosiasi dengan kelompok tanah Eutropepts dan Dystropepts seperti terdapat di Kecamatan Bandar Pusaka, dan Karang Baru.

Ordo Oxisols

Seperti halnya ordo Alfisols, pada ordo Oxisols juga hanya ada satu kelompok (great group) yang terdapat di Kabupaten Aceh Tamiang yaitu great group Haplaquox. Kelompok tanah Haplaquox merupakan tanah yang telah berkembang lanjut, struktur tanah gembur sampai kedalaman lebih dari 150 cm, berwarna merah hingga kedalaman tersebut karena kondisi oksidasi (terdapat banyak besi oksida), tetapi dapat pula terjadi karatan-karatn baur di dalam kedalaman 50 cm akibat jenuh air pada kedalaman tersbut. Kelompok tanah Haplaquox di Kabupaten Aceh Tamiang terdapat dalam asosiasi dengan kelompok tanah Dystropepts, seperti terdapat di Kecamatan Tenggulun dan Kejuruan Muda.

Ordo Entisols

Entisols merupakan tanah yang baru berkembang dan sudah menampakkan tanda terjadinya proses pembentukan tanah awal tetapi belum menghasilkan lapisan (horizon) tanah yang jelas (tegas). Terdapat empat kelompok tanah (great group) Entisols di Kabupaten Aceh Tamiang yaitu: Fluvaquents, Tropofluvents, Tropopsamments, dan Troporthents.

Great group Fluvaquents merupakan tanah Entisols yang selalu jenuh air dengan kandungan bahan organic semakin ke bawah berkurang secara tidak teratur dan tekstur tanahnya tergolong sedang sampai halus.

Tanah ini terbentuk akibat pengendapan yang terus menerus pada derah cekungan di sekitar bantaran sungai atau pantai. Kelompok tanah ini di Kabupaten Aceh Tamiang berada dalam

asosiasi dengan kelompok tanah Tropaquepts, Hydraquepts, Sulfihemist, dan Eutropepts, sebagaimana dijumpai di Kecamatan Seruway, Rantau dan Karang Baru.

Ordo Histosols

Salah satu kelompok tanah gambut (Histosols) yang terdapat di Kabupaten Aceh Tamiang adalah great group Sulfihumists. Great group Sulfihemists ini merupakan tanah gambut setengah matang (hemists) yang mengandung bahan-bahan sulfidik pada kedalaman 100 cm dari permukaan tanah.

Bahan sulfidik ini bila terungkap ke permukaan tanah akibat pembuatan drainase akan terjadi tanah sulfat masam yang menyebabkan tanah menjadi sangat masam dengan pH 4 atau lebih kecil. Kelompok tanah Sulfihemists ini terdapat dalam asosiasi dengan kelompok Hydraquepts, Fluvaquents, dan Halaquets, sebagaimana terdapat di Kecamatan Seruway.

Profil (Penampang Vertikal) Berbagai Ordo Tanah Yang Terdapat Di Kabupaten Aceh Tamiang

Inceptisols Ultisol Alfisols

Profil (Penampang Vertikal) Berbagai Ordo Tanah Yang Terdapat Di Kabupaten Aceh Tamiang

Entisols Oxisols Histosols

Regosol Organosol Aluvial

Untuk lebih jelasnya lihat Gambar 1.5. Berikut dibawah ini.

Gambar 1.7 : Peta Jenis Tanah

Sungai Tamiang

1.2.5.2. Struktur Tanah

Struktur tanah di Kabupaten Aceh Tamiang didominasi oleh struktur gumpal bersudut dengan konsistensi sangat teguh pada keadaan lembab dan sangat keras pada keadaan kering. Plastisitas tanah tergolong plastis hingga sangat plastis dan kelekatannya tergolong lekat hingga sangat lekat. Keadaan struktur, konsistensi dan sifat kelekatan seperti itu mendorong terjadinya gumpalan-gumpalan keras dan pecah-pecah pada saat kering, baik pada tanah sawah, maupun pada lahan kering.

Tekstur tanah secara keseluruhan di Kabupaten Aceh Tamiang yang didominasi oleh tekstur halus (98,59% dari luas wilayah Kabupaten Aceh Tamiang), sedangkan sisanya bertektur sedang (1,04%) dan bertekstur kasar (0,37%). Tanah bertekstur halus akan sangat padat dan keras pada saat kering yang terdiri dari tanah dengan tekstur liat hingga lempung liat berpasir, dan tanah bertekstur sedang terdiri dari tanah dengan tekstur lempung, lempung berdebu, dan debu, sedangkan tanah bertekstur kasar terdiri dari tanah bertekstur lempung berpasir, pasir berlempung, dan pasir.

Tanah yang mengandung kadar liat tinggi (bertekstur halus) dalam keadaan basah dapat menahan air sangat banyak dan menghambat pengolahan tanah, sedangkan pada musim kering tanah menjadi sangat keras sehingga sukar diolah. Tanah bertekstur liat memiliki struktur sangat kompak (tidak remah atau tidak gembur), sehingga sukar diolah dibandingkan dengan tanah yang mengandung liat rendah seperti lempung, lempung berdebu, lempung berpasir, pasir berlempung yang lebih mudah diolah

Dokumen terkait