KEDAULATAN PANGAN IKAN AIR TAWAR DI JAWA TIMUR
KELOMPOK 7
DANING KURNIA RAHMATILLAH 101511123071
ELLY NU’MA ZAHROTI 101511123085
NDARU PUSPITA 101511123093
RENDHAR PUTRI HILINTANG 101511123103 RIRIK HARLINISARI 101511123118
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS AIRLANGGA
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan sehingga Kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekologi Pangan dan Gizi. Shalawat serta salam Allah SWT tetap tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat, dan orang yang tetap teguh berada dalam sunnahnya
Terima kasih juga kami ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah yang berjudul “Kedaulatan Pangan Ikan Air Tawar di Jawa Timur” ini. Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang membantu dalam mencari bahan materi dan untuk anggota kelompok kami yang saling bekerja sama dalam mengerjakan makalah ini.
Namun meskipun makalah ini telah diselesaikan, tentu masih terdapat banyak kekurangan yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, penulis sangat berharap agar diberikan saran dan kritik sebagai perbaikan penulisan makalah selanjutnya dan dapat memberikan manfaat bagi seluruh pembaca terutama bagi penulis.
ii
2.1 Potesi Ikan Air Tawar dan Permasalahannya di Jawa Timur 4
2.2 Produksi Ikan Air Tawar 5
2.2.1 Meningkatkan Produksi Ikan Air Tawar 7
2.3 Ketergantungan Import Ikan Air Tawar 9
2.4 Keseimbangan Antara Kemampuann Produksi dan Konsumsi 11 2.5 Meningkatkan Daya Saing Dan Nilai Tambah Produk Ikan Air Tawar 12
2.5.1 Meningkatkan Daya Saing Ikan Air Tawar 12
2.5.2 Meningkatkan Nilai Tambah Pangan Ikan Air Tawar 14 2.5.3 Kebijakan Pemerintah Dalam Meningkatkan Daya Saing 15 2.6 Strategi Untuk Akselerasi Mewujudkan Kedaulatan Ikan Air Tawar 16 BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 18
3.2 Saran 19
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Artikel Potensi Kelangkaan Ikan 5
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR PUSTAKA
Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 12/Kpts/Kn.210/K/02/2016 Tentang Petunjuk Teknis Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Tahun 2016
Ardiyanto, Anang. 2015. Studi Komparatif Pendapatan Usaha Budidaya Ikan Nila dengan Ikan Bawal di Desa Baturetno Kecamatan Banguntapan Kabupaten Bantul. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kabupaten Wonosobo tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Daerah: Pilihan Perikanan.
Laporan Tahunan Direktorat Produksi Tahun. 2013. DirektoratJenderal Perikanan Budidaya, KKP.
Sabrina. 2013. E-Fishery Jadikan Budidaya Ikan Air Tawar Lebih Produktif, Prospektif, danMenguntungkan. Institut Teknologi Bandung
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan Tim Analisa Kebijakan Bappenas. 2014. Kedaulatan Pangan
Peraturan Daerah Kabupaten Gresik omor 8 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gresik tahun 2010-2030
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 25/PERMEN-KP/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2015-2019
Kementerian PPN/Bappenas. 2013. Pembangunan Kelautan dan Perikanan dalam Prioritas Pembangunan Nasional 2015-2019. Jakarta: Deputi Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
vi
http://wartaagro.com/berita-diskanla-jatim-berlakukan-zonasi-perikanan-budidaya.html
http://krjogja.com/web/news/read/247170/index.html
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Ketahanan, kemandirian dan kedaulatan pangan di suatu negara, dapat menjadi modal bangsa dalam menghadapi dinamika ekonomi global sekaligus untuk mencegah krisis pangan (Irwandy, 2014). Di Indonesia, kemandirian pangan dapat diupayakan dengan mengubah pola konsumsi masyarakat yang tidak hanya berorientasi pada pemenuhan gizi karbohidrat saja, tetapi juga protein dan lemak. Pada tahun 2013, tercatat bahwa asupan protein yang besar diperoleh dari ikan yaitu sebesar 7,56 gram.
Produksi perikanan nasional selama 10 tahun terakhir terus meningkat. Hal tersebut terjadi mengikuti konsumsi masyarakat terhadap ikan yang didapati telah melebihi ketentuan yang dipersyaratkan dalam AKG maupun PPH, yaitu dari 22,58 kg/kapita pada tahun 2004 menjadi 33,38 kg/kapita di tahun 2012. Rata-rata kenaikan tersebut mencapai 5.07% per tahun dan diprediksi akan terus meningkat di tahun-tahun berikutnya (TAK Bappenas, 2015).
2 produksi perikanan tangkapakan mengalami penurunan akibat overfishing. RPJM Nasional menekankan pada pentingnya peningkatan produksi yang berasal dari budidaya perikanan, karena potensi lahan yang dapat dikembangkan untuk budidaya masih besar. Hal tersebut menjadikan budidaya ikan darat semakin gencar dikembangkan.
Ikan darat adalah ikan yang didapat dari perikanan darat, yaitu usaha pemeliharaan dan penangkapan ikan di perairan darat. Perairan darat meliputi sungai, danau, rawa, waduk, atau bendungan, empang, sawah dan tambak. Terdapat dua jenis perikanan darat yaitu perikanan air payau dan perikanan air tawar (Yani, 2007).
Berdasarkan latar belakang tersebut, kelompok kami akan membahas mengenai kemungkinan kedaulatan ikan darat untuk bisa terwujud dengan bertumpu pada kemampuan penyediaan ikan darat, khususnya di Jawa Timur. 1.2Rumusan Masalah
a. Bagaimana potensi ikan darat di Jawa Timur?
b. Permasalahan apa yang terkait dengan pangan ikan darat di Jawa Timur? c. Bagaimana meningkatkan kemampuan produksi ikan darat?
d. Bagaimana mengurangi ketergantungan import atau daerah lain terhadap ikan darat?
e. Bagaimana menjaga keseimbangan antara kemampuan produksi dan konsumsi ikan darat?
3 1.3Tujuan
4 BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Potensi Ikan Air Tawar dan Permasalahannya di Jawa Timur
Perikanan di Jawa Timur mempunyai potensi yang besar baik dari perikanan laut, darat maupun pengolahan ikan. Keberadaan potensi sumberdaya ikan yang besar dan kemampuan dalam menyerap tenaga kerja yang banyak merupakan alasan yang kuat untuk mengembangkan sektor tersebut di Jawa Timur. Terdapat beberapa daerah yang memiliki keunggulan kompetitif dan spesialisasi perikanan yang terdiri dari Kabupaten Lamongan, Pamekasan, Banyuwangi, Trenggalek, dan Pacitan. Selebihnya, tercatat 23 kabupaten yang dominan di perikanan darat, lebih banyak dari kabupaten yang dominan di perikanan laut yaitu sebesar 15 kabupaten. Sehingga strategi pembangunan perikanan di Jawa Timur, diprioritaskan pada usaha pengolahan ikan darat di daerah dominan perikanan darat dan diutamakan pada daerah yang tertinggal secara perekonomian, seperti Pacitan, Lamongan, Malang, Ponorogo, Madiun, Ngawi, Bojonegoro, Kediri, Jombang, dan Nganjuk (Huda, 2015).
5 2.2 Produksi Ikan Air Tawar
Gambar 2.1 Artikel Potensi Kelangkaan Ikan
6 Indonesia sebagai kawasan beriklim tropis dan mempunyai wilayah perairan tawar yang luas dan sangat cocok untuk budidaya ikan, keadaan demikian menyebabkan Indonesia memiliki potensi yang cukup besar di perikanan air tawar (Sutanto, 2014). Tim Analisa Kebijakan Bappenas (2015) pun menyatakan bahwa peningkatan produksi perikanan budidaya air tawar memiliki potensi besar untuk memenuhi peningkatan kebutuhan pangan sampai 25 tahun ke depan. Peningkatan produksi ikan hanya dapat dilakukan dengan pengembangan lahan serta produktivitas dengan memperbaiki sarana dan prasarana produksi. Namun, dikarenakan belum banyak yang mengetahui bahwa komoditi perikanan air tawar sangat prospektif untuk dibudidayakan dalam skala industri maupun rumah tangga, maka pengembangan lahan dan produktivitas perikanan air tawar masih belum bisa dioptimalkan (Ardiyanto, 2015)
7 bandeng. Sehingga konsumen bisa datang langsung ke wilayah itu.Potensi perikanan darat lain seperti ikan nila juga kemudian dizonasikan ada di Kabupaten Blitar, Gurame di Tulungagung, dan ikan mas di Banyuwangi (Dinas Kelautan dan Perikanan Jatim, 2014).
2.2.1 Meningkatkan Produksi Ikan Air Tawar
Kebijakan berikut ditempuh dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas komoditas perikanan (LKPJ, 2010):
a. Mengoptimalkan pemanfaatan potensi perikanan budidaya dan perikanan tangkap
b. Meningkatkan produksi dan produktivitas perikanan dalam rangka mencukupi kebutuhan protein hewan asal ikan dan memperluas kesempatan berusaha dan kesempatan kerja produktif sehingga dapat menyerap tenaga pengangguran baik pengangguran terdidik maupun pengangguran tidak terdidik.
c. Terpeliharanya sumberdaya perikanan yang berkesinambungan
Menurut kelompok kami, meningkatkan produksi ikan darat dapat dilakukan dengan mengatasi masalah keterbatasan insfrastuktur, biaya input produksi, nilai tambah dan daya saing, kapasitas SDM serta rendahnya pemanfaatan IPTEK.
Sebagai salah satu contoh dari pemanfaatan IPTEK, budidaya ikan air tawar di Indonesia saat ini dapat terbantu dengan hadirnya teknologi e-Fishery. E-Fishery memudahkan pengelola usaha budidaya air tawar karena
8 menggunakan layanan pesan singkat (SMS). Kontrol dapat dilakukan mulai dari pemberian pakan, penjadwalan pakan otomatis, kuantitas pakan yang digunakan, sampai sistem keamaan sehingga dapat mencegah pencurian. Selain itu, produktivitas ikan air tawar pun akan terdata dengan baik menggunakan e-Fishery (Shabria, 2013).
Sedangkan untuk meningkatkan kapasitas SDM, salah satu strategi yang dilakukan oleh pemerintah daerah adalah melakukan pendidikan dan penyuluhan tentang pemanfaatan lahan di rumah untuk budidaya ikan. Selebihnya, untuk meningkatkan daya saing ikan darat akan dibahas di point berikutnya.
Tabel 2.1 Jenis Ikan Air Tawar yang Potensial dibudidayakan di Indonesia No. Nama Indonesia Nama Latin Jenis Ikan
1. Ikan Karper/Mas Cyprinus carpio L Ikan air tawar 2. Ikan Nila (nila merah
dan nila hitam)
Tilapia nilotica L Ikan air tawar 3. Ikan Mujair Tilapia mossambica Ikan air tawar 4. Ikan Tawe Puntius javanicus Ikan air tawar 5. Ikan Sepat Siam Trichogastio pectoralis R Ikan air tawar
(rawa)
6. Ikan Gurami Osphyronemus gouramyi Ikan air tawar 7. Ikan Nilem Ostiochilus hasseltii Ikan air tawar 8. Ikan Jelawat Leptobarbus hoeven Blkr Ikan air tawar 9. Ikan Patin Pangasius pangasus Ikan air tawar 10. Ikan Lele Claris batrachus Ikan air tawar 11. Ikan Betok Anabas testudineus
Bloch
Ikan air tawar (rawa
12. Ikan Gabus Ophiocephalus striatus
9 2.3 Ketergantungan Import Ikan Air Tawar
Gambar 2.2 Artikel Ketergantungan Impor
Meskipun Indonesia merupakan negara kepulauan dan lautnya terhampar luas, Indonesia masih harus mengimport berbagai jenis ikan salah satunya yaitu lele. Lele import berasal dari Malaysia, digunakan untuk memenuhi 40% kebutuhan lele di Jawa Timur dan sekitarnya. Selain itu bahan utama pakan ikan berupa tepung ikan juga masih di import dari Cile.
10 Rp10.000 per kilogram. Sementara, harga jual lele import hanya Rp 7500 per kilogram. Jumlah import ikan budidaya memang masih sedikit, tetapi kecenderugannya terus naik (Arif, 20014).
Berdasarkan data Kementrian Kelautan dan Perikanan, import produk perikanan triwulan 1-2010 mencapai 77 juta dollar AS. Padahal, import periode yang sama tahun 2009 hanya 58 juta dollar AS.
Salah satu cara menghemat biaya produksi adalah dengan menurunkan harga pakan. Industri pakan ikan yang selama ini dikuasai perusahaan besar perlu diarahkan untuk bisa diproduksi perusahaan menengah dan kecil. Ketergantungan terhadap bahan pakan luar negeri juga harus dikurangi memalui riset yang terarah.
Perguruan tinggi dapat dijadikan basisi pembentukan wirausaha baru berbasis teknologi. Karena itu, pemerintah perlu menciptakan kondisi di kampus serta memberikan stimulus khusus agar muncul pengusaha-pengusaha baru.
Technopreneur penemu tomografi empat dimensi, Warsito Purwo
Taruno, menegaskan agar dapat menjadi techopreneur sukses, mahasiswa perlu memiliki jaringan yang luas, motivasi yang kuat, dan konsisten dalam bertindak.
11 Maka dari itu kita perlu melakukan beberapa usaha agar dapat mengurangi ketergantungan import, diantaranya yaitu:
a. Melakukan perluasan area budidaya lele.
b. Meningkatkan produktifitas pada para petani lele agar dapat menghasilkan lebih banyak jumlah produksi lele yang berkualitas.
c. Memasang harga dasar yang sesuai dan menguntungkan para produsen dan konsumen.
d. Memperlancar ketersediaan info data terhadap iklim untuk keperluan petani. e. Membuat kebijakan mengenai areal budidaya lele dan areal tempat tinggal. Di
mana areal budidaya lele tidak perlu lagi dipersempit akibat keperluan untuk membuat tempat tinggal bagi para penduduk karena pengaruh pertumbuhan penduduk yang melonjak.
2.4 Keseimbangan Antara Kemampuan Produksi Dan Konsumsi
12 Beberapa hal berikut dapat dilakukan untuk mengimbangi tingkat konsumsi dan menyeimbangkan produksi ikan diantaranya:
a.
Pemerataan infrastruktur pelabuhan dan perikanan yang selama ini sebanyak60% lebih dari infrastruktur pelabuhan perikanan dan Unit Pengolahan Ikan (UPI) terkonsentrasi di Pulau Jawa dan Sumatera saja.
b.
Menambah armada armada ikan di atas 50 GT untuk beroperasi secaraberkelanjutan di perairan ZEEI. Produktivitas perikanan budidaya juga ditingkatkan dalam menghadapi ancaman perubahan iklim dengan memperkuat sinergi antar lembaga pemerintah, swasta, dan masyarakat.
c.
Memperluas jangkauan pemulihan ekosistem pesisir karena denganlingkungan bersih dan sehat kegiatan budi daya perikanan dapat berkembang ke arah optimal.
2.5 Meningkatkan Daya Saing Dan Nilai Tambah Produk Ikan Air Tawar 2.5.1 Meningkatkan Daya Saing Ikan Air Tawar
13 penyakit hewan sumber protein hewani selain ikan sehingga produk perikanan menjadi pilihan alternatif terbaik. Dengan demikian daya saing ikan air tawar dengan produk lain cukup tinggi.
Tabel 2.2 Perkembangan Produksi Perikanan di Jawa Timur (Ton)
Uraian 2012 2013 2014 TW I
2015 Penangkapan 381.802,70 395.046,80 399.372,20 53.642,76
Laut 367.921,10 381.573,90 385.856,10 50.477,40 Perairan
umum 13.881,60 13.472,90 13.516,10 3.165,40 Budidaya 929.173,90 995.962,40 1.043.885,50 182.151,30 Total 1.310.976,60 1.391.009,20 1.443.257,70 235.794,06 Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Jawa Timur
14 Tabel 2.3 Kandungan Gizi Ikan Laut dan Ikan Tawar
Jenis Ikan
Kandungan Gizi per 100 gram Kalori Protein
Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Jawa Timur 2.5.2 Meningkatkan Nilai Tambah Ikan Air Tawar
15 Selain pengolahan dan pemasaran, penguatan keamanan produk pangan perikanan juga bisa meningkatkan nilai tambah ikan air tawar. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
1. Penguatan pengendalian, pengawasan, dan advokasi mutu da keamanan produk perikanan, sertifikasi dan standarisasi mutu dalam negeri (SNI) serta pengembangan dan penerapan sertifikasi eco-labeling dan ketelusuran product (product traceability), serta Cara Penanganan Ikan yang Baik (CPIB), Cara Budidaya Ikan yang Baik, dan penerapan Sertifikasi Hasil Tangkapan Ikan (SHTI)
2. Peningkatan efektivitas karantina perikanan untuk pengendalian penyakit, jaminan mutu produksi dan keamanan pangan melalui sistem karantina yang terintegrasi (Integrated Quarantine and Safety Control Mechanism) dan pencegahan/ penanggulangan penyakit ikan (Biosecurity).
3. Pengembangan produk perikanan berkualitas dan memenuhi standart Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP) untuk menjamin keamanan
produk dan mutu pangan olahan
2.5.3 Kebijakan Pemerintah Dalam Meningkatkan Daya Saing
16 Nasional I Tahun 2005-2009, RPJM Nasional II Tahun 2010-2014, RPJM Nasional III Tahun 2015-2019, RPJM Nasional IV Tahun 2020-2024.
Peningkatan daya saing dan nilai tambah perikanan terdapat dalam RPJM Nasional III Tahun 2015-2019. Dalam RPJM Nasional III Tahun 2015-2019, ada beberapa strategi yang akan pemerintah lakukan, yaitu:
1. Peningkatan mutu produk perikanan 2. Pengembangan sistem logistik nasional
3. Peningkatan utility Unit Pengolahan Ikan (UPI) dan kepastian pasokan bahan baku
4. Pengendalian impor
2.6 Strategi Untuk Akselerasi Mewujudkan Kedaulatan Ikan Air Tawar
Gambar 2.3 Artikel Dasar Hukum Perlindungan Ikan Darat
17 b. Belum optimalnya sarana dan prasarana perikanan dan kelautan
c. Masih belum optimalnya daya saing produk hasil perikanan d. Terbatasnya ketersediaan induk unggul dan benih bermutu e. Rendahnya mutu garam rakyat
f. Kurangnya kapasitas kelembagaan usaha perikanan dan kelautan g. Masih maraknya kegiatan Illegal Unreported dan Unregulated Fishing
h. Belum meratanya kualitas SDM pelaku usaha di bidang perikanan dan kelautan
Sehingga perlu dilaksanakan strategi-strategi yang dapat mengakselerasi pembangunan perikanan menuju kedaulatan ikan di Indonesia, khususnya perikanan darat. Salat satu strategi untuk mengakselerasi terwujudnya kedaulatan pangan atas ikan darat adalah dengan melakukan pendekatan terhadap masyarakat agar dapat memiliki kesadaran untuk menjaga kelestarian ikan di alam. Seperti di Kebumen, terdapat program pelestarian ikan darat yaitu pembentukan kelompok pengawas dan pemasangan reservanrt atau rumah ikan di dasar waduk dan sungai (Sudianto, 2015).
Di Kabupaten Gresik, salah satu daerah di provinsi Jawa Timur, menyebutkan beberapa strategi mengenai budidaya ikan darat, yaitu:
1. Memelihara kualitas waduk dan sungai untuk pengembangan perikanan darat 2. Mengembangkan pusat kegiatan perikanan yang terpadu dengan
pusat-pusat koleksi dan distribusi (minapolitan)
3. Mengembangkan kemitraan dengan masyarakat dalam pengembangan budidaya perikanan
18 BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perikanan di Jawa Timur mempunyai potensi yang besar baik dari perikanan laut, darat maupun pengolahan ikan, sehingga mempunyai alasan yang kuat untuk mengembangkan sektor tersebut. Namun potensi besar perikanan di Jawa Timur belum dimanfaatkan secara optimal, padahal tingkat konsumsi ikan setip tahunnya terus bertambah. Oleh karena itu, perlu membangun kemandirian dan ketahanan pangan serta meningkatkan produktivitas ikan darat untuk memenuhi kebutuhan manusia akan gizi yang terdapat pada ikan nantinya.
Saat ini, Indonesia masih harus mengimpor berbagai jenis ikan, salah satunya adalah ikan lele. Hal tersebut dikarenakan harga ikan lokal yang lebih mahal dibandingkan dengan ikan impor. Harga ikan lokal yang mahal tersebut dipengaruhi oleh jumlah budidaya ikan yang masih sedikit. Berdasarkan hal tersebut kita perlu melakukan usaha untuk mengurangi ketergantungan impor.
19 3.2 Saran
a. Meningkatkan produksi ikan darat dapat dilakukan dengan mengatasi masalah keterbatasan insfrastuktur, biaya input produksi, nilai tambah dan daya saing, kapasitas SDM serta rendahnya pemanfaatan IPTEK
b. Untuk meningkatkan kapasitas SDM, salah satu strategi yang dilakukan oleh pemerintah daerah adalah melakukan pendidikan dan penyuluhan tentang pemanfaatan lahan di rumah untuk budidaya ikan. Selebihnya, untuk meningkatkan daya saing ikan darat akan dibahas di point berikutnya