• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PENGOPERASIAN SISTEM PELAYANAN AIR BERSIH PADA ZONA 3 PDAM TERNATE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "STUDI PENGOPERASIAN SISTEM PELAYANAN AIR BERSIH PADA ZONA 3 PDAM TERNATE"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Manajemen dan Rekayasa Sumber Daya Air A-67

STUDI PENGOPERASIAN SISTEM PELAYANAN AIR BERSIH PADA

ZONA 3 PDAM TERNATE

MARLINA KAMIS1, NADJADJI ANWAR2, ABDULLAH HIDAYAT3

1

email

Mahasiswa Program S2 Manajemen dan Rekayasa Sumber Daya Air, Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Telp 081340120679,

2

Dosen Jurusan Teknik Sipil FTSP, ITS, Kampus ITS Sukolilo Surabaya,

email: nadjadji@ce.its.ac.id

3

Dosen Jurusan Teknik Sipil FTSP, ITS, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, email:

1. PENDAHULUAN

Ternate merupakan salah satu pulau vulkanik yang memiliki gunung api Gamalama dimana keberadaan dan potensi sumber daya airnya ditentukan oleh sejarah tektonik wilayah, morfologi iklim, jenis tutupan lahan dan posisi geografi.

Abdullah@ce.its.ac.id

AbstrakPDAM Kota Ternate yang terletak di Ternate mengalami kondisi yang kurang

baik, dimana untuk melayani air bersih bagi masyarakat Kota Ternate Tengah yang saat ini berjumlah 56.023 jiwa dengan 11.749 KK (BPS Kota Ternate, 2011), hanya mampu melayani konsumen sebanyak 5.536 pelanggan. Adapun jumlah reservoir yang digunakan untuk melayani kebutuhan air bersih di Ternate Tengah yaitu Reservoir Skeep dan Reservoir Tabahawa. Dimana reservoir Skeep berada pada elevasi + 60,809 m dpl dengan kapasitas 1680 m3 dan Reservoir Tabahawa yang berada pada elevasi + 197,798 m dpl, dengan kapasitas reservoir 500 m3. Reservoir Tabahawa dan Reservoir Skeep adalah reservoir yang belum bisa memenuhi kebutuhan air bersih untuk semua masyarakat yang berada di Zona 3, karena dari jumlah masyarakat yang harus mendapat pelayanan air bersih dari reservoir tersebut selama ini hanya bisa dinikmati sebanyak 45,11 % dari jumlah penduduk Ternate Tengah. Dari hasil perhitungan bahwa untuk memenuhi kebutuhan air bersih pada kondisi eksisting ada 4 alternatif yang dapat di gunakan untuk menyesuaikan kapasitas pompa dan reservoar dari tiap – tiap wilayah dengan jumlah penduduknya masing – masing agar air bersih dapat dinikmati oleh penduduk yang berada didataran tinggi.

Kata kunci— sumur, pompa, reservoir, air bersih, pelayanan, Ternate Tengah

PDAM Kota Ternate yang terletak di Ternate mengalami kondisi yang kurang baik, dimana untuk melayani air bersih bagi

masyarakat Kota Ternate Tengah yang saat ini berjumlah 54.421 jiwa dengan 11.749 KK (BPS Kota Ternate, 2011), hanya mampu

melayani konsumen sebanyak 5.534

(2)

Manajemen dan Rekayasa Sumber Daya Air A-68 Awalnya sumur pompa pada zona 3 tersebut

hanya berjumlah 3 buah tetapi karena kebutuhan akan air yang semakin meningkat maka penggalian sumur-sumur pompa lainnya terus dilakukan yang sampai saat ini telah mencapai 10 unit sumur gali dengan produksi 143,42 l/d dan kapaitas pompa 174 l/d yang berada pada lokasi berbeda-beda yaitu sumber Skeep dan sumber Kalumpang (PDAM Kota Ternate, Januari 2011).

Adapun jumlah reservoir yang digunakan untuk melayani kebutuhan air bersih di Ternate Tengah yaitu Reservoir Skeep dan Reservoir Tabahawa. Dimana reservoir Skeep berada pada elevasi + 60,809 m dpl dengan kapasitas 1680 m3 dan Reservoir Tabahawa yang berada pada elevasi + 197,798 m dpl, dengan kapasitas reservoir 500 m3. Reservoir Tabahawa dan Reservoir Skeep adalah reservoir yang belum bisa memenuhi kebutuhan air bersih untuk semua masyarakat yang berada di Zona 3 , karena dari jumlah masyarakat yang harus mendapat pelayanan air bersih dari reservoir tersebut selama ini hanya bisa dinikmati sebanyak 50,84 %. Dari jumlah penduduk Ternate Tengah.

Dari gambaran kondisi dan permasalahan diatas, maka diperlukan suatu analisis pelayanan air bersih PDAM agar kebutuhan akan air bersih dapat dinikmati seluruh daerah pelayanan Reservoir Skeep minimal 80 % dari total jumlah penduduk yang ada

2. METODOLOGI

Penelitian dilakukan dengan cara menghitung sumber air, kapasitas pompa, kapasitas reservoar yang ada pada kondisi eksisting sehingga dapat diketahui apakah bisa memenuhi kebutuhan di daerah pelayanan zona 3, yang mana terdiri dari 3 wilayah yaitu wilayah A berada pada elevasi 5 m s/d 60 m dpl, wilayah B berada pada elevasi 60 m s/d

190 m dpl dan wilayah C berada pada elevasi 60 m s/d 70 m dpl. Dari kondisi sumber air dengan kapasitas 136.88 lt/dt seharusnya cukup untuk memenuhi kebutuhan didaerah pelayanan zona 3 tersebut tetapi sampai dengan saat ini PDAM Ternate belum bias memenuhi kebutuhan air bersih di Ternate Tengah secara keseluruhan.

3. HASIL

Hasil perhitungan dengan menggunakan fluktuasi kebutuhan air bersih menunjukkan bahwa sumber air dengan kapasitas 136,88 lt/dt sebenarnya sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan air bersih untuk seluruh penduduk yang ada di Ternate Tengah, karena

berdasarkan hasil perhitungan hanya

membutuhkan air bersih sebesar 122,825 lt/dt. Sehingga dapat dilihat pada tabel 1 bahwa kebutuhan air bersih pada zona 3 puncaknya yaitu pada jam 11.00 sampai dengan jam 12.00 WIT. Dari perhitungan kondisi eksisting kapasitas reservoar dan pompa yang ada pada wilayah zona 3, ada 4 alternatif seperti pada tabel 5 sampai 16 dan diagram system pelayanan pada gambar 4 sampai 7

4. PEMBAHASAN

(3)

Manajemen dan Rekayasa Sumber Daya Air A-69 selanjutnya untuk distribusi air pada wilayah B

dengan cara gravitasi..

Alternatif 2 kapasitas R1 (Reservar Skeep) di perbaharui menjadi 4255 m3 sehingga untuk mensupply air ke wilayah C harus menggunkan pompa dengan kapasitas 3 pompa boster @ 10 lt/dt, 3 pompa boster @ 8 lt/dt, 1 pompa boster @ 5 lt/dt. Sedangkan kapasiatas pompa yang digunakan untuk mensupply air ke R2 (Reservoar Tabahawa) digunakan 1 pompa boster @ 8 lt/dt, selanjutnya untuk distribusi air pada wilayah B dengan cara gravitasi..

Alternatif 3 diperlukan penambahan kapasitas pompa pada sumber 8 sehingga produksi air bersih menjadi 38,28 lt/dt dan pada sumber 7 menjadi 31,31 lt/dt. Volume R1 (Reservar Skeep) kapasitasnya tetap yaitu 1680 m3 dan untuk mensupply air ke wilayah C sebelumnya dibangun sebuah reservoar baru dengan kapasitas 600 m3, dengan kapasitas pompa 2 pompa boster @ 10 lt/dt dan 2 pompa boster @ 8 lt/dt, selanjutnya untuk distribusi air pada wilayah C dengan cara gravitasi. Sedangkan untuk mensupply air ke R2 (Reservoar Tabahawa) kapasitas pompa yang di gunakan hanya 1 pompa boster @ 10 lt/dt, selanjutnya untuk distribusi air pada wilayah C dengan cara gravitasi.

Alternatif 4 diperlukan penambahan kapasitas pompa pada sumber 8 sehingga produksi air bersih menjadi 38,28 lt/dt dan pada sumber 7 menjadi 31,31 lt/dt. kapasitas R1 (Reservar Skeep) di perbaharui menjadi 2875 m3 sehingga untuk mensupply air ke wilayah C harus menggunkan pompa dengan kapasitas 3 pompa boster @ 10 lt/dt, 3 pompa boster @ 8 lt/dt, 1 pompa boster @ 5 lt/dt. Sedangkan kapasiatas pompa yang digunakan untuk mensupply air ke R2 (Reservoar Tabahawa) digunakan 1 pompa boster @ 8 lt/dt, selanjutnya untuk distribusi air pada wilayah B dengan cara gravitasi.

5. KESIMPULAN

Dengan sumber air yang ada pada saat ini bisa memenuhi kebutuhan air bersih untuk penduduk Ternate tengah apabila kapasitas reservoir dan kapasitas pompa dipasang berdasarkan jumlah penduduk sehingga system distribusi air bersih dapat dinikmati oleh seluruh penduduk yang berada pada zona 3 terutama pada daerah yang topografinya tinggi, karena selama ini penduduk yang berada di wilayah C belum bisa menikmati air bersih dari PDAM Ternate secara keseluruhan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Nadjadi Anwar dan Bapak Abdullah Hidayat selaku pembimbing I dan II. Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada keluarga besar Program Pasca Sarjana Teknik Sipil atas bantuan dan dukungannya dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Anwar, Nadjadji. (2001), Analisa Sistem

Untuk Teknik Sipil, Teknik Sipil ITS,

Surabaya

[2] Badan Pusat Statistik Kota Ternate. 2011.

[3] Penyehatan PDAM Kota Ternate. 2007.

[4] Perusahaan Daerah Air Minum Kota

Ternate 2010. Company Profile.

[5] Perusahaan Daerah Air Minum Ternate.

2011. Laporan bulan januari

[6] Taha (1989) dan Anwar (2000) dalam

Sukaryorini, P. (2002), Optimasi Pipa

Transmisi Air Bersih Di Kabupaten

Sidoarjo, Tesis M.T. Institut Teknologi

(4)

Manajemen dan Rekayasa Sumber Daya Air A-70 Gambar 1: Lokasi Studi (Kota Ternate

Provinsi Maluku Utara

Tabel 1. Perhitungan fluktuasi kebutuhan air

jam

Demand patern Kebutuhan air (ltr/dtk)

Jumlah

Gambar 2. Grafik fluktuasi kebutuhan air

Tabel 2. Perhitungan volume reservoar dan pompa pada kondisi eksisting wilayah B

(5)

Manajemen dan Rekayasa Sumber Daya Air A-71 Tabel 3. Perhitungan volume reservoar dan

pompa pada kondisi eksisting wilayah C

Kebutuhan Volume Reservoir (M3) -1425.849 364.315

Tabel 4. Perhitungan volume reservoar dan pompa pada kondisi eksisting reservoir Skeep

Kebutuhan Volume Reservoir (M3/hr) -2716.539 2732.856

Gambar 3. Diagram tingkat pelayanan pada kondisi eksisting

Tabel 5. Alternatif 1

Optimasi pompa dan reservoar wilayah B

Jam Q Kebutuhan

(6)

Manajemen dan Rekayasa Sumber Daya Air A-72 Tabel 6. Alternatif 1

Optimasi pompa dan resrvoar wilayah C

Jam Q Kebutuhan

Kebutuhan Volume Reservoir (M3/hr) -520.471 1186.937

Tabel 7. Alternatif 1

Optimasi pompa reservoar Skeep

Jam

Q kebutuhan (ltr/dtk) Q total Kebuthan Kebutuhan Volume Reservoir (M3/hr) -2716.539 2732.856

Gambar 4. Diagram tingkat pelayanan pada alternatif 1

Tabel 8. Alternatif 2

Optimasi pompa dan reservoar wilayah B

Jam Q Kebutuhan

(7)

Manajemen dan Rekayasa Sumber Daya Air A-73 Tabel 9. Alternatif 2

Optimasi pompa dan reservoar wilayah C

Jam Q Kebutuhan

Kebutuhan Volume Reservoir (M3/hr) 0.000 2653.666

Tabel 10. Alternatif 2

Optimasi pompa dan reservoar reservoir Skeep

Jam Kebutuhan Volume Reservoir (M3/hr) -3699.339 1901.256

Gambar 5. Diagram tingkat pelayanan pada alternatif 2

Tabel 11. Alternatif 3

Optimasi pompa dan reservoar wilayah B

Jam

(8)

Manajemen dan Rekayasa Sumber Daya Air A-74 Tabel 12. Alternatif 3

Optimasi pompa dan reservoar wilayah C

Jam Q Kebutuhan di

Kebutuhan Volume Reservoir (M3/hr) -520.471 1186.937

Tabel 13. Alternatif 3

Optimasi pompa dan reservoar reservoir Skeep

Jam

Kebutuhan Volume Reservoir (M3/hr) -1611 3873.741

Gambar 6. Diagram tingkat pelayanan pada alternatif 3

Tabel 14. Alternatif 4

Optimasi pompa dan reservoar wilayah B

Jam Q Kebutuhan

(9)

Manajemen dan Rekayasa Sumber Daya Air A-75 Tabel 15. Alternatif 4

Optimasi pompa dan reservoar wilayah C

Jam Q Kebutuhan

Kebutuhan Volume Reservoir (M3/hr) 0.000 2653.666

Tabel 16. Alternatif 4

Optimasi pompa dan reservoar reservoir Skeep

Jam Kebutuhan Volume Reservoir (M3/hr) -2482.539 2930.856

(10)

Gambar

Gambar 2. Grafik fluktuasi kebutuhan air
Tabel 3. Perhitungan volume reservoar dan
Tabel 6. Alternatif 1
Tabel 9. Alternatif 2
+3

Referensi

Dokumen terkait

Ide orbit geostasioner pertama !ali disebar!an pada s!ala luas dalam sebuah ma!alah tahun +>12 berudul BECtra-Terrestrial Relay ; 'an Ro%!et Stations ive orld(ide

 Amati pengguna bekerja atau melaksanakan tugas untuk melihat apa yang mereka lakukan, kesulitan mereka, dan masalah mereka... Metode

Mengapa akomodatif?, sebab lembaga pendidikan pesantren ini berusaha mengintegrasikan sistem pendidikan nasional dengan sistem pendidikan pesantren, ilmu umum

Bagi item kedua, respons yang diberikan oleh guru pelatih menunjukkan guru pelatih tidak dapat mengenalpasti tujuan sesuatu soalan yang dikemukakan dengan jelas iaitu 67%

Setelah dilakukan beberapa pengujian statistik pada pola asuh orangtua dan tingkat kecerdasan emosional anak usia prasekolah dapat diperoleh kesimpulan bahwa sebagian besar

Buku Panduan dengan judul “Panduan Penerapan : Sistem Manajemen Keamanan Informasi Berbasis Indeks Keamanan Informasi (Indeks KAMI)” ditujukan sebagai pedoman bagi instansi

baik yang berasal dari impor maupun yang berasal dari hasil produksi dalam negeri sebagaimana diatur dalam Permendag Nomor 20IM-DAG/PEW5/2009 Tentang Ketentuan dan

Pemeriksaan tanda-tanda infeksi sebelum insersi IUD tidak benar Observasi terhadap 50 kasus 10% kasus tidak dilakukan pemeriksaan tanda infeksi >5%, penyebab masalah