• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSPEK PELABUHAN KUALA TANJUNG DAN PT INALUM PROSPEK PROYEK KAWASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PROSPEK PELABUHAN KUALA TANJUNG DAN PT INALUM PROSPEK PROYEK KAWASAN"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

SINERGI

REFERENSI TEBING TINGGI DELI

Prospek

T.Tinggi 2014

MEGA PROYEK NASIONAL

DAN PROSPEK TEBING

TINGGI 2014

PELAKSANAAN PEKERJAAN

JALAN TOL MEDAN-TEBING

TINGGI DIMULAI

PROSPEK PELABUHAN KUALA

TANJUNG DAN PT INALUM

PROSPEK PROYEK KAWASAN

ISS

N 1978 - 8080 N

O

M

O

R 130 T

AHUN 2013 T

(2)

KETUA PENGARAH :

Ir.Umar Zunaidi Hasibuan, MM ( WaliKota Tebing Tinggi )

WAKIL KETUA PENGARAH :

H. Irham Taufik, SH, M.AP (Wakil WaliKota Tebing Tinggi )

PENGENDALI :

H. Johan Samose Harahap, SH, MSP (Sekdako Tebing Tinggi Deli )

PENANGGUNG JAWAB :

Ir. H. Zainul Halim (Asisten Administrasi Umum )

PIMPINAN REDAKSI :

Ahdi Sucipto, SH (Kabag Adm. Humas PP)

REDAKSI :

Rizal Syam, Khairul Hakim, Juanda

BENDAHARA :

Jafet Candra Saragih

KOORDINATOR LIPUTAN :

Drs Abdul Khalik, MAP

SEKRETARIS REDAKSI :

Dian Astuti

LAYOUT DESAIN GRAFIS

Edi Suardi, S.Sos Aswin Nasution, ST

FOTOGRAFER :

Sulaiman Tejo Chairul Fadhli

KOORDINATOR DISTRIBUSI

RIDUAN

LIPUTAN DAN REPORTER :

Wartawan Unit Pemko Tebing Tinggi

Redaksi menerima tulis,photo juga surat berisi saran penyempurnaan dari pembaca dengan melampirkan tanda pengenal (KTP, SIM, Paspor) dan Redaksi berhak

mengubah tulisan sepanjang tidak mengubah isi dan maknanya.

Tulisan dikirim ke alamat redaksi :

Bagian Administrasi Humasy Pimpinan dan Protokol Sekreariat Daerah Kota Tebing Tinggi

Jl,Dr Sutomo No : 14 Kota Tebing Tinggi Deli Deli Eimail : sinergi@tebingtinggikota.go.id

SALAM REDAKSI

Pembaca Budiman…

Tak terasa tahun 2013 sudah berada di ujung tanduk masa. Sekira 365 hari kita lewati dengan berbagai dinamika. Secara pribadi, ada banyak pengalaman yang telah kita reguk, yang manis, nikmat, indah dan menyenangkan. Tapi tak sedikit pula dengan pahit, menyakitkan, buruk dan menggelisahkan. Tak hanya pribadi, kelompok social bahkan negara juga mengalami dinamika itu. Para ilmuwan menyebutnya sebagai dinamika sejarah.

Sejarah sebagai sebuah reka ulang perjalanan hidup manusia, dalam pandan-gan nilai-nilai kemanusiaan adalah sesuatu yang sangat penting. Bahkan tera-mat penting. Karena dengan memahami sejarah, manusia akan bisa bercermin terhadap masa depannya. Soekarno, bapak kemerdekaan Indonesia, sudah berpesan dengan semboyan yang terkenal ‘Jasmerah’ (jangan melupakan sejarah).

Dalam pandangan Bung Karno, sebuah bangsa yang melupakan sejarah masa lalunya, maka bangsa itu akan tercerabut dari akar kemanusiaannya dan

dengan mudah ditaklukkan oleh bangsa lain, baik secara mental maupun fisik.

Sejarah dengan demikian menjadi cermin untuk mempelajari kemenangan dan kekalahan peradaban sebuah bangsa.

Akan halnya SINERGI majalah kesayangan kita ini, tanpa terasa usianya sudah terus bertambah. Sejak 1997 majalah ini menyapa pembacanya dengan setia. Para pengelolanya juga mengalami berbagai perubahan. Saat ini, majalah SIN-ERGI telah dikelola oleh generasi kelima dengan hasrat mencoba menjadikan majalah ini lebih baik, meski di sana sini selalu saja ada hambatannya. Edisi Desember 2013 ini, Kami mencoba mengkaji persoalan masa depan kota Tebingtinggi di 2014. Kajian itu, ingin melihat sejauh mana kemampuan dan kapasitas kota Tebingtinggi dalam menangkap prospek 2014 dengan adanya sejumlah proyek besar di sektar kota. Misalnya, Bandara KNIA, jalan tol Medan-Tebingtinggi yang dimulai pengerjaannya tahun depan, pelabuhan bebas Kuala Tanjung dan nasionalisasi PT Inalum Kuala Tanjung, maupun KEK Sei Mangkei.

SINERGI edisi ini juga diisi dengan sejumlah rubric yang mudah-mudahan bisa menambah wawasan dan empati kita terhadap kota tercinta ini. Di kolom ekonomi ada telaah soal konsep ‘one village one product’. Juga di halaman lingkungan, mencoba menyoroti proyek besar berupa pembangunan bendun-gan Bajayu di Kel. Tambanbendun-gan, Kec. Padang Hilir denbendun-gan nilai Rp250 milyar. Bendungan ini, kabarnya terkendala dalam pembebasan lahannya.

Berikutnya, diramaikan sejumlah laporan lain, di halaman opini kami menco-ba menyajikan sejumlah artikel para penyummenco-bang tulisan. Ada pula, laporan soal respon masyarakat terhadap pembangunan jembatan Iskandar Muda yang kabarnya punya pendapat berwarna.

Di halaman pluralis, ada tulisan tentang perjuangan di atas gerbong kereta api sesosok anak manusia yang cacat. Laporan ini bisa jadi pelajaran, bagaimana seharusnya menyikapi hidup ini. Tulisan lain yang bisa jadi renungan adalah kolom tepian yang ditulis rekan Khairul Hakim yang baru menyelesaikan pen-didikan S2 Antropologinya di Unimed dan lanjut ke S3 di IAIN SU. Judulnya ‘ Rabindranath Tagore’ yang dikenal sebagai sosok besar dari anak benua India. Semoga di penutup tahun ini memuaskan pembaca. Pemred

REFERENSI TEBING TINGGI DELI

TERBIT SEJAK 16 Juli 2002 SK WALIKOTA TEBING TINGGI NO.480.05/286 TAHUN 2002

(3)

DAFTAR ISI

SINERGI EDISI 132 DESEMBER 2013

4. MOMENTUM

8. SINERGITAS

PROSPEK

9. UTAMA

Mega Proyek Nasional Dan Prospek

Tebingtinggi 2014

Pelaksanaan Pekerjaan Jalan Tol

Medan-Tebing Tinggi Dimulai

Prospek Pelabuhan Kuala Tanjung Dan PT

Inalum Prospek Proyek Kawasan Ekonomi

Khusus (Kek) Sei Mangkei

17. PENDIDIKAN

Etika Perilaku Dalam Menjalankan Profesi

Jurnalis

• Sekolah Diminta Aktifkan ‘Mading’* Siswa

Sman 1 Tebingtinggi Juara Lomba Karya

Tulis Pwi

22. EKONOMI

One Village One Product Adalah Praktek,

Bukan Teori

24. HUKUM

Angka Perceraian Di Pengadilan Agama

Tebing Tinggi Meningkat

25. LINGKUNGAN HIDUP

Banjir, Penanganannya dan Dilema

Sampah

Warga Tebing Tinggi Diajak Gemar

Mena-nam Pohon

29. KESEHATAN

Gerak Jalan Sehat Warnai Hari Hiv/Aids Di

Tebing Tinggi

30. PEMKO KITA

Peringatan Peristiwa Berdarah 13

Desember Generasi Muda Diminta Hargai

Perjuangan Pahlawan

Perayaan Natal PNS Pemko Tebing Tinggi

Berlangsung Sukses Walikota : Yesus Sosok

Sederhana dan Rendah Hati

68 PNS Purna Bhakti Pemko Tebing Tinggi

Terima Cenderamata

Karang Taruna Harus Mampu Sebagai

Motivator Pembangunan

34. LENSA PEMKO

37. LENSA SRIKANDI

41. WANITA

Bermakna Sebagai Perjuangan Seorang

Ibu

41. AGAMA

Perayaan Natal Oikumene Tebing Tinggi

Berlangsung Khidmat

44. SOSIAL

Pejuang Kehidupan Di Lintasan

Gerbong KA

47. SASTRA

Bersekolah Di Kebon Belanda

Teori Kultivasi: Dalam Sebuah Esai

52. PUISI

53. INFONASIONAL

Situs Gunung Padang Akan Dibahas Dalam

Pertemuan Internasional

54.

INFORMASI TEKNOLOGI

Teknologi PenyadapdanPenangkalnya

55. OPINI

Mewujudkan Kota Lemang Yang Asri dan

Bebas Banjir

Hidup Itu Perjuangan

58. RAGAM

Dunia Kehilagan Madiba

59. TEPIAN

Rabindranath Tagore

Redaksi JUANDA

Redaksi KHARUL HAKIM Sekretaris Redaksi

DIAN ASTUTI Pimpinan Redaksi

AHDI SUCIPTO.SH

Bendahara JAFET CHANDRA SARAGIH

Redaksi RIZAL SYAM Koordinator Liputan

(4)
(5)
(6)
(7)

MOMENTUM

(8)

SINERGITAS

Krisis ekonomi memang telah lama berlalu. Akan tetapi, tanda-tanda perubahan yang diharapkan agaknya masih berjalan sangat lambat dan ter-seok-seok, apalagi nilai tukar rupiah hingga saat ini semakin melemah. Walau kondisi sosial-politik nasional sudah semakin membaik, tapi prilaku korupsi masih tetap tinggi. Kondisi seperti ini tak akan mampu meng-abaikan kemiskinan rakyat. Kemiski-nan akan tetap mejadi wajah setiap pemerintahan.

Pemulihan ekonomi yang berja-lan lambat ini ditunjukkan antara lain dari masih rendahnya tingkat pertumbuhan ekonomi nasional, tingginya angka pengangguran dan kemiskinan. Motor pemulihan ekonomi selama ini masih sangat tergantung pada besaran tingkat kon-sumsi semata, dan sedikit didorong oleh kegiatan investasi portofolio dan ekspor.

Dalam pemulihan ekonomi yang masih lambat ini, perekonomian nasional dihantui pula dengan ambisi nasional untuk melakukan otonomi daerah dan desentralisasi. Selain itu, adanya komitment nasional untuk melaksanakan perdagangan bebas multilateral (WTO), regional (AFTA), kerjasama informal APEC, dan bahkan ASEAN Economic Com-munity (AEC) tahun 2020 merupa-kan tambahan pekerjaan rumah yang harus pula disikapi secara serius. Dalam hal otonomi daerah dan desentralisasi, berbagai persoalan masih semrawut. Tarik menarik ini selanjutnya menimbulkan berbagai ketidakpastian, sehingga banyak daerah menetapkan berbagai peratu-ran baru khususnya yang berkaitan dengan pajak daerah, lisensi dan pungutan lainnya. Diperkirakan lebih dari 1000 peraturan yang berkaitan

dengan pajak dan pungutan lainnya telah dikeluarkan daerah-daerah. Peraturan-peraturan ini telah meng-hasilkan beban berat bagi pelaksan-aan kegiatan usaha di daerah. Terlepas dari itu semua, usaha kecil menengah telah terbukti mampu hidup dan berkembang di dalam badai krisis ekonomi di masa lalu. Eksistensi UKM telah memberikan kontribusi terhadap PDB sebesar hampir 60%, penyerapan tenaga kerja sebesar 88,7% dari seluruh angkatan kerja di Indonesia dan kontribusi UKM terhadap ekspor tahun 1997 sebesar 7,5% (BPS tahun 2000). Dalam menghadapi era perdagangan bebas dan otonomisasi daerah maka pengembangan UKM diarahkan pada : (1). Pengembangan lingkungan bisnis yang kondusif bagi UKM; (2). Pengembangan lembaga-lembaga financial yang dapat memberikan akses terhadap sumber modal yang transparan dan lebih murah; (3). Memberikan jasa layanan pengem-bangan bisnis non finansial kepada UKM yang lebih efektif; dan (4). Pembentukan aliansi strategis antara UKM dan UKM lainnya atau dengan usaha besar di Indonesia atau di luar negeri. Berkembang atau matinya usaha kecil menengah dalam era per-dagangan bebas tergantung dari ke-mampuan bersaing dan peningkatan efisiensi serta membentuk jaringan bisnis dengan lembaga lainnya. Semoga Kota Tinggitinggi mampu mencapai semua yang diharapkan masyarakatnya. Prospek kedepan cuma satu, yaitu: Menuju masyarakat yang sejahatera. (khairul hakim)

Dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia

pros-pek berarti harapan atau

kemungkinan. Dalam

bidang usaha, Paul R.

Krugman (2003:121)

menyatakan bahwa

“Prospek adalah

pelu-ang ypelu-ang terjadi karena

adanya usaha seseorang

dalam memenuhi

kebu-tuhan hidupnya juga

un-tuk mendapatkan profit

atau keuntungan”. Tentu

saja, untuk tata kelola

pemerintahan,

pening-katan usaha di bidang

ekonomi harus menuju

puncak: yaitu

kesejahter-aan rakyat. Harapan ini

akan terwujud bila laju

pertumbuhan ekonomi

meningkat tajam. Jika

ini terjadi, tentu saja

memberikan peluang

yang sangat besar bagi

pengembangan investasi

baru. Moga-moga ini

menjadi kenyataan!

(9)

U T A M A

“Bodoh orang Tebing jika tak

mampu memanfaatkan mega proyek

nasional yang ada disekitarnya. Kita

harus mengambil peran besar dalam

kegiatan itu dan tidak boleh diam

berpangku tangan,” kata Wali Kota

Tebingtinggi Ir.H.Umar Zunaidi

Ha-sibuan, MM, dalam satu kesempatan.

Pernyataan itu disampaikan berulang-ulang di berbagai kesempatan, kepada masyarakat kota Tebingtinggi sejak 2011 lalu. Ketika Umar mulai memegang kendali pemerintahan di kota lintasan itu. Ungkapan itu memang agak keras, tapi hal itu bentuk kekhawatiran Wali Kota atas ketidak mampuan anak kota mengambil dan menikmati kue nasional yang besar itu.

Mega proyek besar nasional yang di-maksud Umar Zunaidi Hasibuan, adalah berbagai proyek yang ada di sekitar kota Tebingtinggi dalam radius 100 km. Mega proyek besar yang sudah beroperasi dan bakal menyusul itu, bisa diruntut satu per satu, yakni Bandara KNIA yang sudah operasional, kemudian jalan tol Medan-Tebingtinggi. Ada lagi nasionalisasi PT Inalum dan pembangunan pelabuhan bebas Kuala Tanjung di Kab. Batubara serta MP3EI Sei Mangkei di Kab. Simalungun.

Semua proyek nasional itu, diibaratkan sebagai kue tar rasa manis yang besar dan siap dibagi-bagi kepada publik. Syaratnya, mampu memanfaatkannya dengan baik demi peningkatan taraf hidup bersama. Penikmat kue tar itu, seyogianya adalah masyarakat di sekitar di mana mega proyek

itu diselenggarakan. Misalnya, masyarakat Deli Serdang, Sergai, Tebingtinggi, Batu-bara dan Simalungun. Jika kemudian, yang menikmati mega proyek itu, adalah mereka yang berada di luar lingkaran proyek, jelas ada yang salah dalam pemanfaatannya.

Bisa jadi inilah yang dimaksud Wali Kota Tebingtinggi Ir.H.Umar Zunaidi Hasibuan, MM, bahwa masyarakatnya harus meman-faatkan proyek itu semaksimal mungkin demi peningkatan kesejahteraan bersama. Menyikapi hal itu, langkah besar Pemko Tebingtinggi, sepertinya memang pantas di apresiasi positif.

Tingginya pembangunan real estat di kota Tebingtinggi dalam beberapa tahun belakangan menunjukkan gejala, posisi strategis kota berhadapan dengan mega proyek itu. Artinya, ada arus urbanisasi yang tinggi beserta pemodalan masuk ke kota Tebingtinggi.

Pemko Tebingtinggi pun, kelihatannya memahami posisi sentral kota. Misalnya, upaya pengendalian banjir kota yang terus diupayakan, guna menambah daya tarik kota selain pembangunan berbagai infrastruktur yang mendukung kegiatan ekonomi. Salah satu yang jadi perhatian, adalah kesiapan kota Tebingtinggi seba-gai pusat ekonomi kreatif dan jasa kreatif dalam mendukung proses percepatan proyek.

Program Pemko Tebingtinggi melalui ‘one village one product’ sebenarnya meru-pakan jawaban strategis, namun hingga kini wujudnya belum kelihatan. Meski

berbagai infrastuktur pendukung terus dipersiapkan, di antaranya pembangunan pasar ekonomi kreatif di terminal Bandar Kajum serta rehabilitasi plaza Tebing Mas di perempatan Jalan Iskandar Muda. Selain rencana reorientasi Pasar Gambir dan re-habiltasi Pasar Sakti sebagai pusat ekonomi tradisional.

Kondisi itu berjalan seiring dengan mas-uknya perusahaan multi nasional melalui jaringan pasar waralaba semisal Indomaret dan Alfamart yang jeli melihat potensi kota di masa depan. Kepekaan mereka, sebe-narnya bisa jadi pelajaran bagi pengambil kebijakan kalangan birokrasi, namun kecenderungan itu belum terlihat, kecuali berharap mendapatkan sedikit retri-busi dari izin yang dikeluarkan. Adanya belasan mini market multi nasional serta beberapa retail nasional yang beroperasi di kota Tebingtinggi yang mini ini, sebe-narnya sinyal adanya gerakan besar sektor ekonomi di sekitar kota.

Sayangnya, aktivitas ekonomi kota Tebingtinggi, sejujurnya masih terlihat ja-lan di tempat, karena pelaku ekonomi lokal masih mengandalkan kemampuan sendiri dalam mengayuh kegiatan mencari laba itu. Sedangkan lembaga yang seharusnya mampu menangkap peluang itu, misalnya Diskouperindag, belum siap menerjemah-kan kehendak jaman yang berubah itu. Walau diakui minat berusaha masyarakat lokal maupun pendatang (urban) di kota Tebingtinggi kian tinggi.

(10)

Hal itu ditandai dengan pertumbuhan rumah toko (ruko) sebagai ladang usaha yang terus terisi dan jadi pusat ekonomi. Pembangunan ruko melebar kemana-ma-na hingga ke batas kota, bahkan menjalar ke luar kota. “Saya khawatir geliat ekono-mi kota Tebingtinggi tumbuh liar dan menyapu warganya sendiri,” ujar seorang pengusaha Ramdan Hanafi.

Menurut pengusaha ini, pertumbuhan ekonomi kota Tebingtinggi, saat ini muncul dari proses masuknya modal menengah hingga besar ke dalam denyut ekonomi kota. Tapi tidak diimbangi oleh modal warga lokal yang terus kehilangan potensi ekonominya. Salah satunya, kata Ramdan, terjadinya alih lahan strategis yang jor-joran dari warga lokal kepada investor. Oleh investor lahan itu selan-jutnya, menghasilkan banyak laba dengan membuat perumahan dan pertokoan. “Ini sebenarnya harus disadari sebagai proses peminggiran warga lokal,” cetus dia.

Proses itu bisa diamati pada berbagai jalan strategis kota. Jika beberapa tahun lalu tepi jalan-jalan itu masih banyak dihuni perumahan warga lokal. Tapi hanya dalam hitungan bulan, sudah alih fungsi dan berubah menjadi pertokoan. Perubahan areal lahan dari pemukiman warga men-jadi pertokoan dan real estat menunjuk-kan gajala geliat ekonomi. Tapi sekaligu terjadinya proses peminggiran ekonomi terhadap warga lokal. Karena hasil penjua-lan lahan strategis itu, tidak pula dibekali dengan kompetensi pengelolaan keuangan yang baik. Sehingga, dana penjualan yang

seharusnya bisa menajdi modal memban-gun potensi ekonomi lokal, justru beru-bah jadi modal konsumtif yang berakhir dengan pemiskinan finasial.

Parahnya, alih lahan itu tidak pula diatur secara ketat dan selanjutnya berkembang liar. Rencana tata ruang dan wilayah (RTRW) yang seharusnya jadi acuan, keli-hatan tidak lagi bisa ditegakkan. Misalnya, pembangunan jor-joran perumahan di Jalan Sukarno Hatta, Kel. Tambangan bisa berlangsung, padahal wilayah itu peruntu-kannya adalah lokasi industri.

Hal lain yang juga mengkhawatirkan, adalah minimnya fasilitas jasa publik bero-rientasi ekonomi di kota Tebingtinggi, ka-rena tidak adanya arahan jelas. Misalnya, minimnya keinginan investor membangun hotel dan penginapan serta fasilitas rekrea-si. Ketiadaan hotel standard dan pengi-napan representatif, menjadi penghalang masuknya orang luar menikmati sesuatu di kota Tebingtinggi. Padahal, sebagai kota penyangga mega proyek nasional, Pemko Tebingtinggi sudah harus memahami pentingnya hotel dan penginapan repre-sentatif.

Tidak tertatanya berbagai peningga-lan sejarah menjadi salah satu masalah pula yang mengikutinya. Sebab, prospek jasa kreatif kota yang bisa diandalkan untuk membujuk orang luar datang ke Tebingtinggi belum ada. Percepatan proses perlindungan terhadap berbagai benda cagar budaya jadi mendesak. Walau diakui, upaya ke arah itu sudah menjadi

pe-mikiran dan tindak aksi di 2014. Pluralitas masyarakat juga belum dipandang sebagai prospek dalam menyiapkan diri menyam-but gemerlap mega proyek itu.

Sebagai miniatur Sumut yang pluralistik, kota Tebingtinggi menyediakan potensi itu secara alamiah. Di kota ini ada puluhan et-nis dengan berbagai kekayaan budayanya, sehingga jika pemanfaatannya dilakukan secara kreatif akan mampu menghasilkan pundi-pund ekonomi. Disporabudpar, se-harusnya memiliki rencana strategis untuk mengelola potens pluralitas itu menjadi karya besar bagi kota. Msalnya, melalui kegiatan pekan budaya atau semacamnya sebagai kalender budaya tahunan.

Prospek kota Tebingtinggi pada 2014 dalam menyikapi mega proyek nasional yang ada di sekitarnya dan terus ber-langsung hingga satu dekade ke depan, sebenarnya cukup prospektif. Hanya saja, dibutuhkan satu kalimat kunci, yakni ; ‘sejauh mana orang Tebingtinggi mampu memanfaatkan potensi itu secara kreatif demi merebut kue tar yang sudah diletak-kan di dekat kita.’

Masyarakat kota Tebingtinggi tidak akan paham persoalan itu, sehingga elit poli-tik dituntut memberikan pencerahan ke mana harusnya bahtera ini diarahkan dan dikelola dalam menjawab tantangan yang sudah di depan mata. Semoga birokrasi kita bisa. Jika tidak, bersiaplah bahwa kita hanya akan jadi penonton dan bukan pemain. Abdul Khalik

U T A M A

(11)

U T A M A

Untuk itu, dia menilai dengan berbagai kendala yang dihadapi tersebut, maka pembangunan jalan tol yang paling siap adalah ruas Medan-Tebing Tinggi. "Ruas Medan-Kuala Namu akan ditangani oleh pemerintah, sedangkan Kuala Namu-Tebing Tinggi nanti dilelang," ungkapnya kepada Bisnis, baru-baru ini.

Pemerintah memastikan proses pem-bangunan jalan tol trans Sumatra tahap pertama dengan estimasi nilai total mencapai Rp31,5 triliun akan dimulai pada akhir 2013. Pemerintah memutuskan segera merealisasian pembangunan jalan tol trans-Sumatera yang terdiri dari 23 ruas. Pembangunan akan dilakukan dalam beberapa tahap dengan perkiraan ground breaking tahap pertama pada September atau Oktober 2013.

Untuk tahap I akan dibangun empat ruas tol yang terdiri dari ruas Medan-Binjai sepanjang 16,8 km dengan estimasi total biaya investasi sekitar Rp2 triliun, ruas Pekanbaru-Dumai 135 km dengan inves-tasi Rp14,7 triliun, Palembang-Indralaya dengan panjang 22 km dengan biaya men-capai Rp1 triliun dan Bakauheni-Terbanggi Besar sepanjang 150 km serta investasi sekitar Rp13,8 triliun.

Pengerjaan proyek tahap pertama jalan tol

trans Sumatra akan ditangani oleh BUMN yang 100% sahamnya dimiliki oleh negara. Rencananya, PT Hutama Karya akan ditu-gaskan untuk menangani proyek jalan tol Medan-Binjai setelah peraturan presiden diteken.

Hingga kini pembebasan lahan untuk ruas Kuala Namu-Tebing Tinggi mencapai 73%. Agar dapat dilelang, pembebasan lahan harus mencapai minimum 75%, sehingga masih tersisa 2% lahan yang harus segera dibebaskan.

Lahan 2% tersebut dinilai lebih sulit untuk dibebaskan, karena dimiliki oleh masyarakat. Sebanyak 73% lahan yang telah dibebaskan adalam milik BUMN Perkebunan, sehingga mudah untuk dibe-baskan. Pembebasan lahan akan selesai pada akhir Agustus 2013 sehingga dapat langsung dilelang.

Dia menegaskan proyek ruas tol Medan-Tebing Tinggi bukanlah bagian dari rencana Menteri BUMN Dahlan Iskan. Namun, nantinya proyek ini tetap menjadi bagian dari trans-Sumatra.

"Ini bagian dari rencana Kementerian Pekerjaan Umum, kan ada juga rencana untuk trans-Sumatra yakni Medan-Tebing Tinggi dan Medan-Binjai," paparnya.

Saat ini, pembangunan ruas tol Medan-Binjai sudah memasuki pembentukan tim khusus untuk pembebasan lahan. Namun, dia belum dapat memastikan kapan tim tersebut mulai bekerja sehingga belum ada kepastian proses pengerjaan proyeknya.

Sementara untuk ruas Medan-Tebing Tinggi sudah mencapai penetapan trase dan pembebasan lahan sedang berjalan. Diprkirakan untuk konstruksi ruas tol Medan-Kuala Namu akan memakan waktu 900 hari yang telah dimulai sejak awal 2013.

Pembangunan ruas tol Kuala Namu-Tebing Tinggi juga diperkirakan akan memakan waktu 900 hari. Pengerjaan itu akan lebih cepat dari target waktu yang ditetapkan apabila pembebasan lahan sudah terpenuhi seluruhnya.

"Medan-Kuala Namu itu ada yang belum bebas lahannya, jadi agak telat. Di Serdang Bedagai saya yakin lebih cepat pembeba-san lahannya. Semua pihak mendukung termasuk masyarakat, tidak seperti di Deliserdang, kan daerahnya sudah menjadi daerah sub-urban, dimana-mana daerah-daerah seperti itu lebih sulit," jelasnya

Pembangunan jalan tol Medan-Tebing Tinggi dinilai lebih siap

dibandingkan dengan ruas tol Medan-Binjai sebagai bagian dari megaproyek

ja-lan tol trans Sumatra.

Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional ( BBPJN) I Kementerian

Peker-jaan Umum Wijaya Seta mengatakan penugasan BUMN untuk

menggarap proyek tol Medan-Binjai belum dapat dilakukan. Pasalnya, masih

terkendala banyak hal, termasuk penerbitaan PP, permodalan, pentapan trase,

dan penolakan banyak pihak terkait dengan penugasan BUMN..

(12)

Tol Medan - Tebing Capai 71%

Pembebasan lahan untuk pembangunan jalan tol Medan-Tebingtinggi belum juga tuntas. Tim PercepatanPembebasan Lahan baru berhasil membebaskan lahan 71,78%. "Lahan bebas sudah mencapai 71,78%," kata Ketua Tim Percepatan Pembebasan Lahan, Zulkifli Taufik, kepada wartawan di Kantor Gubernur, Jumat kemarin.

Menurut Zulkifli, realisasi pembebasan 71,78% lahan atau seluas 312,37 ha itu hingga periode akhir Agustus 2013. Artin-ya persentase lebih besar lagi jika termasuk data pembebasan terkini. "Namun saya tidak bisa menyebutkan lebih lanjut karena data terkini belum saya terima," katanya.

Jalan tol Medan - Tebingtinggi memiliki luas keseluruhan 443,17 ha. Jalan tol meli-puti Seksi I Medan - Kualanamu - Lubuk Pakam seluas 199,48 ha, Seksi IA Medan - Kualanamu 143,94 ha dan Seksi II Kuala-namu - Tebingtinggi 263,49 ha.

Apa sebenarnya alasan pembebasannya terkesan lamban? Menurut Zulkifli, relatif tidak ada permasalahan menonjol. Hanya saja ada hal-hal yang belum disiapkan antara masyarakat dan pemerintah. "Semi-sal penentuan harga tanah. Nah kita kan punya hitungan-hitungan yang sebenarnya sudah bakulah, namun masyarakat punya hitungan lain. Maklum semenjak isu jalan tol melebar, harga tanah semakin mahal," katanya.

Soal ketersediaan anggaran pembebasan, menurut Zulkifli sudah disiapkan Pem-provsu. "Tapi kan kita tidak bisa membayar lebih dari nilai per persil misalnya, dari mana anggarannya lagi, apa pula payung hukumnya? Nah ini yang secara umum yang jadi masalah," katanya.

Secara terpisah, Anggota Komisi A DPRD Sumut, Sopar Siburian menilai pembeba-san lahan yang baru 71,78% itu lamban. Penyebabnya menurutnya karena Pem-provsu belum serius dalam aksinya. Menu-rutnya, keseriusan yang muncul masih sebatas keinginan.

"Kalau kita hanya ingin serius, tentu tidak akan selesai. Sebenarnya kalau lahan itu milik rakyat lebih mudah dilakukan. Kare-na itu hanya menyangkut soal jumlah ganti rugi. Jadi jauh lebih gampang," katanya.

Kemudian, hal lainnya yang perlu di-lakukan secara jujur oleh tim Pemprovsu dalam pembebasan lahan adalah soal siapa yang berhak menerima ganti rugi (tepat sasaran). Sebab selama ini, masalah mun-cul karena yang menerima dana kerahi-man bukanlah orang yang berhak.

"Kemudian eksekusi ganti rugi itu harus dibuat perencanaannya supaya terukur. Kapan dan berapa lama negosiasi itu harus jelas. Selama ini kan tidak begitu. Tiba-tiba kita dengar sudah rusuh saja di lapangan," bebernya.

Menurutnya, kalau memang pembebasan lahan itu sulit, tentu bisa dilakukan kon-sinyasi ke pengadilan. Hal itu kata Sopar, diatur dalam UU dan peraturan yang ber-laku. Sehingga, proyek infrastruktur yang sudah direncanakan tidak terus molor.

"Nanti lama-lama dananya bisa hilang. Kami juga mengkritik Pemprovsu yang menempatkan Kasat Polisi Pamong Praja, sebagai ketua tim percepatan pembebasan lahan. Harusnya cukup dilibatkan tokoh masyarakat setempat. Kalau pakai Satpol PP, kesannya kita mau menindak kes-alahan. Masyarakat langsung terbangun resistensinya," pungkasnya.

Dahulukan Tol Medan-Tebing

Pemerintah berupaya pembangunan Jalan Tol Medan-Tebing Tinggi bisa lebih cepat untuk mendukung operasional Bandara Kualanamu pengganti Polonia Medan.

"Dibandingkan pembangunan Tol Medan-Binjai, diperkirakan lebih duluan rampung Jalan Tol Medan-Tebing Tinggi yang pembebasan lahannya sudah lebih banyak. Pemerintah Pusat dan Sumut sedang fokus pada kedua proyek itu," kata Sekretaris Daerah Sumut, Nurdin Lubis di Medan.

Pembangunan jalan tol itu sendiri sudah dipercayakan Pemerintah Pusat ke PT WIKA, yang merupakan BUMN. Pemer-intah daerah sendiri diberi tanggung jawab untuk membebaskan lahan, di mana dewasa ini sedang dalam proses. “Pemprov Sumut berharap bisa segera menuntaskan pembebasan lahan baik milik perkebunan BUMN dan masyarakat, agar jalan tol itu segera dibangun," ucapnya.

Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Wilayah I Wijaya Seta mengakui, akan lebih duluannya pembangunan jalan Tol Tebing Tinggi daripada Medan-Binjai. Alasan dia, pembebasan lahan untuk Tol Medan-Tebing sudah duluan dan lebih banyak yang sudah rampung. "Pembangunan tol menunggu pembebasan lahan bisa 100 persen, karena tentunya tidak bisa membangun kalau masih ada kendala lahan," tuturnya.

Dia menyebutkan, lahan yang sudah dibebaskan mencapai 65 persen dari total lahan yang perlu dibebaskan sekitar 441,61 hektare."Semua lahan yang mau dibebas-kan itu ada di Kabupaten Deli Serdang, Serdang Bedagai, dan Tebing Tinggi," paparnya.

Anggota DPD RI asal Sumut, Parlind-ungan Purba mengatakan, DPD RI terus berupaya melobi Pemerintah Pusat untuk lebih memperhatikan infrastruktur, khu-susnya jalan di Sumut. "Diakui, infrastruk-tur Sumut jauh ketinggalan dari daerah lain di Jawa, bahkan di beberapa daerah Sumatera seperti Sumatera Barat. Padahal, Sumut menjadi andalan untuk pembangu-nan nasional di wilayah Koridor Sumat-era," ujarnya.

Dia menegaskan, pihaknya juga siap mem-bantu Pemerintah Provinsi Sumut untuk mempercepat pembebasan lahan dengan cara berdialog secara lebih terbuka kepada masyarakat tentang pentingnya dukungan membantu pembangunan di Sumut. (Kha-lik, dari berbagai sumber)

(13)

Mengingat aksesnya langsung berhadapan ke Selat Malaka, Kuala Tanjung, ke depan telah diplot men-jadi penyangga Pelabuhan Belawan. Untuk pembenahan itu, seperti diutarakan Dirut Pelindo I Medan, Harry Sutanto, saat ini progres pem-benahan itu sudah pada tahap pe-nyelesaian detail engineering design. Diperkirakan, awal 2012 sudah bisa dilaksanakan pekerjaan yang bisa mendukung Kuala Tanjung menjadi pelabuhan yang bakal diminati para pengguna jasa kepelabuhanan.

Pembenahan tersebut guna mem-berdayakan Kuala Tanjung sebagai pelabuhan ekspor untuk hasil-hasil produksi perkebunan sawit dan antar pulau. Selama ini, pelabuhan yang memiliki dermaga menjorok ke laut sepanjang lebih dari 1.000 meter itu, belum banyak dimanfaatkan oleh kalangan produsen hasil-hasil perkebunan (kelapa sawit, karet, kakao) dan industri yang terdapat di kabupaten tetangga Batubara. Sehingga pelabuhan yang semula dipersiapkan menjadi pelabuhan komersial (umum) itu, terkesan lebih banyak mubazirnya. Ini karena pelabuhan itu, hanya dimanfaatkan oleh sejumlah perusahaan saja.

Padahal, jika melihat posisi dan letak Pelabuhan Kuala Tanjung, cukup strategis, dan perannya diharapkan bisa mengurangi kepadatan arus bongkar muat Pelabuhan Belawan. Namun karena kurangnya fasilitas kepelabuhanan di sini, membuat para user (pengguna jasa kepelabu-hanan) dan pemilik barang, lebih berpaling (memanfaatkan) Pelabu-han Belawan.

Pembenahan pelabuhan ini, san-gat terkait dengan pembangunan kawasan industri berskala besar yang saat ini tengah dipersiapkan di Sei Mangke, Kabupaten Simalungun. Rencananya, kawasan industri yang lebih memadukan antara industri hulu dan hilir kelapa sawit ini akan menjadi Kawasan Kluster Industri Kelapa Sawit Sei Mangke.

Hanya berjarak 40 kilometer dari Pelabuhan Kuala Tanjung, kawasan kluster industri ini tengah diper-siapkan di atas lahan seluas 1.400 hektare dari luas keseluruhan proyek ini yang mencapai 3.000 hektare. Di bagi dalam tiga tahap pembangunan, proyek Sei Mangke telah memas-uki tahapan awal, yakni seluas 104 hektare yang kini siap dijual kepada investor. Salah satu investor yang menyatakan minatnya masuk dalam kawasan ini adalah Ferrostal AG dari Jerman.

Untuk menghadapi limpahan produksi (ekspor) dari Kawasan kluster Industri Sei Mangkei, yang diperkirakan siap beroperasi pada tahun 2014, Pelabuhan Kuala Tanjung kini tengah dipersiapkan menampung 2,4 ton CPO produk ekspor. Untuk merealisasikan itu, baru-baru ini telah ditandatangani pembangunan jalur kereta api Kuala Tanjung - Sei Mangkei, yang ren-cananya akan selesai pada 2014.

Awal tahun depan, Pelabuhan

Kuala Tanjung, Kabupaten

Batu-bara yang selama ini terkesan masif,

bakal menggeliat. Sebagai

pelabu-han terbesar kedua di Sumut setelah

Pelabuhan Belawan, Kuala Tanjung

fungsinya lebih menitikberatkan

kepada kegiatan untuk kepentingan

PT Indonesia Asahan Aluminium

(Inalum) dan beberapa perusahaan

yang ada di seputaran pelabuhan

tersebut.

Untuk mengoptimalkan Pelabuhan

Kuala Tanjung, tentu butuh

pem-benahan di sana sini, guna

meleng-kapi perannya sebagai pelabuhan

terkemuka di wilayah Pantai Timur

Sumut, mendampingi Pelabuhan

Belawan. Apalagi, pelabuhan ini

telah ditetapkan sebagai koridor

pengembangan ekonomi untuk

wilayah Barat, khusus untuk hasil

bumi turunan sawit serta lumbung

energi.

PROSPEK PELABUHAN

Kuala Tanjung dan PT Inalum

(14)

Peluang Berinvestasi

Pemerintah Provinsi Sumatra Utara men-jajaki peluang ikut serta berinvestasi dalam proyek pembangunan Pelabuhan kuala Tanjung tahap pertama sebagai pengem-bangaan Pelabuhan Belawan Medan yang menelan dana hingga Rp. 6,5 triliun

Kepala Humas PT Pelabuhan Indone-sia (pelindo) I Eriansyah mengatakan Pemprov Sumut kemungkinan melibatkan badan usaha milik daerah (BUMD) dalam proyek Pelabuhan Kuala Tanjung itu.“Pada prinsipnya Pelindo I sangat mendukung apabila Pemprov Sumut berkeinginan untuk berinvestasi pada pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung,” katanya.

Eriansyah memaparkan dukungan Pem-prov Sumut disampaikan pasa saat jajaran direksi Pelindo I menggelar audiensi langsung dengan Wakil Gubernur Suma-tra Utara Tengku Erry Nuradi. Namun, Dia menambahkan belum ada penjelasan detail mekanisme dan besaran keikutser-taan Pemprov Sumut pada Proyek Kuala Tanjung yang masuk dalam rencana Mas-terplan Percepatan dan Perluasan Pem-bangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025.

Selain itu, PT PELINDO I merancang dan mempersiapkan pembangunan Pelabu-han Kuala Tanjung, terletak di Kabupaten Batubara, Sumatera Utara (Sumut). Sesuai skema dan rancangan yang sudah dis-iapkan Pelindo I, jika ini selesai dilakukan, maka panjang Pelabuhan Kuala Tanjung nantinya bisa mencapai 21 kilometer, dengan masa pengerjaan mencapai tiga tahun. Artinya, Pelabuhan Kuala Tanjung nantinya dapat menampung 21 juta peti kemas tiap tahun.

Dirut PT Pelindo I, Bambang Eka Cahya-na, usai bertemu dengan Wakil Gubernur Sumatera Utara, Tengku Erry Nuradi, di kantor gubernur, Jalan Diponegoro

Medan, Kamis petang (24/10), mengatakan pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung merupakan rangkaian dari penguatan pelayanan pelabuhan di Sumut.

Sebab, keberadaan Pelabuhan Belawan Medan saat ini, tidak mampu melayani padatnya arus lalu-lintas kapal cargo dan peti kemas. “Panjang pelabuhan Belawan saat ini hanya 950 meter. Hanya mampu melayani 1,2 juta peti kemas tiap tahun. Dengan panjang pelabuhan seperti itu, layaknya hanya bisa melayani 1 juta peti kemas pertahun. Sekarang terlalu padat, ” jelas Bambang.

Dirinya menyatakan, menyelesaikan masalah ini, pihaknya sudah memapar-kan skema dan konsep pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung yang berdekatan dengan Bandara Kuala Namu Interna-tional Airport (KNIA), di Kabupaten Deli Serdang. Pemerintah pusat, menurutnya dalam waktu dekat melakukan pelebaran pelabuhan sepanjang 700 meter.

Total keseluruhan pelabuhan Belawan usai penambahan menjadi 1.650 meter dan dapat menampung 2 juta peti kemas pertahunnya. “Dengan kapasitas Pelabu-han Belawan yang terbatas, mempengaruhi kemampuan bongkar muat. Idialnya, bongkar muat peti kemas paling lama dua hari untuk satu kapal cargo ukuran besar, tetapi saat ini terpaksa makan waktu lima hari. Kita menyadari ini merugikan pengu-saha, ” ungkapnya.

Guna mendukung rencana pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung, PT. Pelindo telah melayangka permohonan kepada pemerintah pusat, termasuk izin Analisis Dampak Lingkungan (Amdal), yang telah dikeluarkan Kementerian Lingkungan Hidup pada 3 September 2013 lalu.

“Pelabuhan Kuala Tanjung akan terinte-grasi dengan PT Inalum dalam bidang pengiriman alumunium dan peti kemas. Untuk memudahkan operasional bongkar

muat, PT. Pelindo I juga mengajukan surat permohonan kepada Dirjen Perkeretaa-pian untuk membangun jalur kereta api langsung ke pelabuhan," ujarnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Sumut, Tengku Erry Nuradi, menyatakan peman-faatan Pelabuhan Kuala Tanjung diharap-kan sinergi dan mendorong pertumbuhan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei yang termasuk ke dalam MP3EI, sekaligus mendongkrak perekonomian di Sumut.

"Produk yang dihasilkan dari Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangke, akan lebih mudah diangkut melalu Pelabuhan Kuala Tanjung. Begitu juga dengan bahan baku yang dibutuhkan sejumlah indsutri yang ada di Kawasan Ekonimo Khusus Sei Mangke. Keberadaan Pelabuhan Kuala Tanjung yang komprehensif dapat me-nekan tingginya biaya transportasi,” jelas Erry Nuradi.

"Tetapi studi kelayakan secara menyeluruh harus dilakukan, sebelum membangun Pelabuhan Kuala Tanjung, termasuk keter-sediaan pasokan listrik yang mendukung operasional pelabuhan," tambahnya.

Dia mengatakan, pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung, juga diharapkan akan ber-sinergi dengan Singapura, yang mengan-dalkan devisa melalui bidang perdagangan dan jasa. “Singapura tidak memiliki Sum-ber Daya Alam. Mereka mampu menjadi kiblat perdagangan karena menguasai bidang perdagangan dan jasa. Indonesia seharusnya lebih dari Singapura,” tandas dia. (Khalik, dari berbagai sumber)

(15)

Prospek Proyek Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

Sei Mangkei

"Di KEK Sei Mangkei ini akan berkembang pesat industri-industriu berkelas dunia. Bahkan, dengan keunggulan geografis yang dimilikinya, KEK Sei Mangkei akan menjadi simpul ekonomi dunia," ujar Hatta dalam sambutannya di KEK Sei Mangkei, Simalungun, Rabu (3/7).

Disampaikan Hatta, keberadaaan KEK Sei Mangkei merupakan komponen strategis dari program MP3EI. KEK Sei Mangkei dirancang untuk mengakomodir lebih dari 200 unit industri berkelas dunia yang besar artinya bagi perwujudan daya saing bangsa Indonesia ke masa depan. "Bahkan saat ini KEK Sei Mangkei adalah satu-satunya KEK yang memiliki akses ke Selat Malaka yang juga akan terintegrasi dengan kawasan Kuala Tanjung dan terkoneksi langsung dengan Global Hub Kuala Tanjung. Ini akan membuat KEK Sei Mangkei akan berkembang pesat dan menjadi simpul ekonomi dunia," katanya.

Dikatakannya, kehadiran KEK Sei Man-gkei, diharapkan dapat mengurangi ket-ergantungannya pada bahan baku impor dalam memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat.

Untuk diketahui, terdapat tiga proyek infrastruktur yang di ground breaking di KEK Sei Mangkei. Pertama adalah

pembangunan dry port dengan kapasitas 30.312 sampai 75 ribu teus per tahun. Un-tuk proyek ini disiapkan investasi sebesar Rp78 miliar. Proyek kedua adalah pemban-gunan tank farm kapasitas dua kali lima ribu ton untuk CPO dan dua kali tiga ribu ton untuk CPKO (tahap 1). Investasi sebe-sar Rp100 miliar disiapkan untuk proyek ini. Proyek ketiga, yang menelan dana sebesar Rp35 miliar adalah pembangunan instalasi pengolahan air bersih kapasitas 250 meter kubik per jam. Pembangunan infrastruktur tersebut didanai oleh PTPN III selaku pembangun dan pengelola KEK Sei Mangkei. Proyek ini diharapkan dapat selesai dan akan dioperasikan pada akhir 2014.

Hatta menyampaikan, kemajuan angka investasi di KEK Sei Mangkei sangat pesat. Menurutnya, banyak investor terkemuka datang untuk berinvestasi di KEK Sei Man-gkei. Pada periode 2013-2014 ini sebagian dari mereka telah dan akan merealisasikan investasinya sebesar Rp.6,5 triliun. "20 tahun mendatang diperkirakan nilai inv-estasi di dalam kawasan KEK Sei Mangkei akan meningkat menjadi Rp 46 triliun, yang terdiri dari Rp 38 triliun untuk zona industri, Rp5,5 triliun untuk zona logistik, dan Rp. 2,5 triliun untuk pengembangan kawasan dan zona pariwisata," kata Hatta.

Untuk mendukung investasi tersebut, Pemerintah mendukung dengan berinv-estasi pada pengembangan infrastruktur wilayah sebesar Rp 2,7 trilliun.

Menurut Hatta, kehadiran KEK Sei Mangkei dapat mendorong pertumbuhan Sumatera Utara yang kaya akan potensi sumber daya alam. "Secara khusus wilayah Sumatera Utara ini sangat kaya dengan Sumber Daya Air. Danau Toba misalnya, yang merupakan Danau terbesar di Asia memiliki luas permukaan air lebih dari 110.000 ribu hektar. Dari Danau Toba ini kita bisa mengandalkan sumberdaya air berkelanjutan yang mencapai 3,5 milyar meter kubik setiap tahunnya," terang Hatta.

Bahkan, dengan letaknya di ketinggian 900 meter dari permukaan laut menjadikan Danau Toba sebagai danau yang tertinggi di dunia. Ketinggian ini memberikan ke-unggulan pembangkitan tenaga listrik yang bersih dan berkelanjutan. "Melalui aliran Sungai Asahan, kita berpeluang membang-kitkan sekitar 1100 Megawat, yang sampai saat ini kita baru memanfaatkan sekitar 700 (tujuh ratus) Megawatt," imbuhnya.

Pemerintah akhirnya meresmikan proyek Masterplan Percepatan dan Perluasan

Pembangu-nan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di Sumatera Utara dan ground breaking KEK (Kawasan

Ekonomi Khusus) Sei Mangkei, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Ground breaking

dan Peresmian dilaksanakan oleh Menko Perekonomian Hatta Rajasa dengan didampingi

Menteri Perhubungan E E Mangindaan, Menteri Perindustrian M S Hidayat, dan Kepala BPN

Herdaman Supandji. Turut hadir dalam acara tersebut, Gubernur Sumatera Utara, Bupati

Simalungun, Bupati Batubara, Wakapolda Sumatera Utara, Pangdam Bukit Barisan, serta

jajaran Muspida Provinsi dan Kabupaten Simalungun dan Batubara.

(16)

Selanjutnya ke pesisir Pantai Timur Sumat-era Utara, terdapat enam Wilayah Sungai. Salah satunya adalah Wilayah Sungai Bah Bolon yang menjadi sumber daya pent-ing bagi keberlanjutan KEK Sei Mangkei, Kuala Tanjung dan aktifitas sosial-ekonomi lain di wilayah ini. "Ke masa depan, ke-beradaan sumber daya air anugerah Tuhan ini kita perlu jaga kelestariannya. Daya saing kita dan dunia ke masa depan akan sangat ditentukan oleh kemampuan untuk mengelola sumber daya air kita secara berkelanjutan," katanya.

Hatta menambahkan, terkait dengan logistik , KEK akan dikoneksikan dengan Pelabuhan Kuala Tanjung dan Bandara Kualanamu. Posisi geo ekonomi Sumat-era Utara sangat strategis terhadap Selat Malaka yang merupakan jalur lalu lintas perdagangan tersibuk di dunia. Setiap ta-hun, tidak kurang dari 120 ribu lalu lintas kapal melalui Selat Malaka. Artinya setiap hari lebih dari 300 kapal melalui rumah kita ini. Kapal-kapal tersebut mengangkut berbagai barang melayani perdagangan ke Asia Timur (China, Jepang, Korea), ke Asia Selatan (India, Pakistan), ke Timur Tengah-Afrika dan ke Eropa. "Mencermati adanya akses konektifitas dunia ini, kita harus cerdas, bisa, dan sesegera mungkin memanfaatkannya sebagai bagian konek-tifitas logistik nasional dan untuk men-gurangi ketergantungan pelayanan jasa logistik kita oleh negara tetangga," ujarnya.

Disampikan Hatta, diperkirakan setiap tahunnya Indonesia mengeluarkan sebesar lima sampai enam persen dari nilai ekspor kita untuk membayar jasa kepelabuhanan (port services) dan angkutan laut (feeder shipping) asing. "Ini disebabkan oleh kondisi dari 25 pelabuhan utama nasional mempunyai keterbatasan kedalaman, sempitnya alur pelabuhan, sehingga hanya mampu melayani bongkar muat kapal bertonase kecil," tuturnya. Karena itulah, keberadaan pelabuhan Kuala Tanjung, di kabupaten Batubara memiliki peran pent-ing sebagai pelabuhan hub internasional. "Kita ingin pelabuhan hub internasional Kuala Tanjung perlu diwujudkan sesegera mungkin. Sebab hanya dengan demikian Pelabuhan Kuala Tanjung akan mampu memberikan Indonesia modalitas funda-mental bagi sistem logistik nasional serta percepatan dan perluasan pembangunan sosial, ekonomi dan ekologi nasional," katanya. Apalagi, sebentar lagi Bandara Kualanamu juga akan beroperasi.

Guna mendukung arus barang di KEK Sei Mangkei, selain menyiapkan jalan darat, pemerintah juga telah menyiapkan transportasi berbasis rel ke Kuala Tanjung dan Bandara Kualanamu. Untuk jaringan kereta api ini, disiapkan investasi sebesar Rp5 triliun. "Diharapkan ini semua selesai 2014 dan bisa beroperasi pada 2015," ujar Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Tunjung Inderawan. Namun, lanjutnya, target itu bisa mundur jika persoalan pembebasan lahan tidak kunjung diatasi. Menurutnya, masih ada sedikit lahan sepanjang lima kilometer yang di lintasan Bandar Tinggi-Kuala Tanjung. "2,7 kilometer berada di Kabupaten Simalangun dan 2,3 kilometer di Kabupaten Batubara. Sesuai kesepa-katan, pemprov dan pemkab yang harus membebaskan ini. Kita harap pemda segera mengerjaka ini," tutur Tundjung.

Sebagai kawasan ekonomi yang telah berkembang, KEK Sei Mangkei telah memiliki beberapa infrastruktur untuk mendukung aktivitas industri di dalam kawasan. Infrastruktur yang siap dires-mikan tersebut meliputi jaringan listrik tegangan menengah 20 kv sepanjang 2.700 m, jalan ROW 43 dan 28 sepanjang 1.704 m, drainase induk sepanjang 1.920 m, dan sarana pengolahan air bersih kapasitas 250 m3/jam dengan panjang pipa 1.350 m (Tahap I) dan 2.024 m (Tahap II). In-frastruktur yang didanai oleh PTPN III tersebut menelan dana Rp 5,8 miliar untuk jaringan listrik, Rp 35,9 miliar untuk jalan, Rp 11,4 miliar untuk drainase induk, dan Rp 8,8 miliar untuk saranan pengolahan air bersih.

Di kawasan ini, PT. Unilever Oleochemical Indonesia juga membangun pabriknya se-luas 27 hektar. Sebagai salah satu investasi pionir di KEK Sei Mangkei, kehadiran pabrik Unilever selaras dengan cita-cita KEK Sei Mangkei dalam mengembangkan industri hilir kelapa sawit. Investasi sebesar Rp 2,04 triliun disiapkan untuk mening-katkan nilai tambah CPO menjadi produk olahan berupa fatty acid, surfactant, soap noodle, dan glycerine. Diharapkan pabrik ini dapat mempekerjakan 550 sampai 600 tenaga kerja dan menciptakan multi-plier effects seperti membangkitan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Investasi yang telah dimulai sejak Kuartal II tahun 2011 ini diharapkan dapat mulai berproduksi pada Kuartal II tahun 2014.

Di KEK Sei Mangkei ini juga terdapat pabrik pupuk NPK Compound dengan kapasitas 100 ribu ton per tahun yang

diinvestasikan di atas lahan seluas 20 Hek-tar oleh PT Cipta Buana Utama Mandiri. Untuk pabrik ini diinvestasikan sebesar Rp537 miliar dan diharapkan pabrik dapat memenuhi kebutuhan supply pupuk NPK compound bagi sektor pertanian dan perkebunan di Provinsi Sumatera Utara dan sekitarnya. Pabrik ini diprediksi akan mempekerjakan 250 tenaga kerja dan diharapkan dapat beroperasi pada Kuartal I tahun 2015.

Dengan semua perkembangan ini, Hatta menekankan pentingnya membangun kemampuan SDM dan IPTEK. Sehingga manfaat-manfaat ekonomi yang terjadi melalui hadirnya simpul-simpul ekonomi di Sumatera Utara dapat mendatang-kan kesejahteraan bagi bangsa Indo-nesia, utamanya dalam menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. "Pengembangan SDM-Iptek di KEK Sei Mangkei menjadi salah satu modal pent-ing dalam menpent-ingkatkan nilai tambah komoditas, utamanya kelapa sawit," kata Hatta. Karena itu, Kementerian Perindus-trian membangun Pusat Inovasi senilai Rp 31,8 Miliar yang dapat memfasilitasi kegiatan pengujian, riset, dan pengem-bangan produk olahan kelapa sawit. Pusat Inovasi Kelapa Sawit ini juga menjadi fasilitas pelatihan masyarakat dalam upaya membuat produk olahan kelapa sawit skala Industri Kecil Menengah (IKM).

Selain proyek di KEK Sei Mangkei, juga diresmikan Bendung dan Irigasi Sei Ular yang terletak di Kabupaten Deli Serdang dan Serdang Bedagai. Bendung dan Irigasi Sei Ular telah dioperasikan sejak akhir tahun 2012 dan berfungsi untuk mengairi daerah persawahan sekitar 18.500 ha. Infrastruktur yang dibangun oleh Balai Wilayah Sungai Sumatera II dan menelan biaya Rp 384 miliar ini, dibiayai dari pinjaman Japan International Coopera-tion Agency (JICA). Dengan tersedianya infrastruktur ini, diharapkan dapat tercipta peningkatan produksi padi dan peningka-tan efisiensi sehingga dapat mendukung program ketahanan pangan. (Khalik. Di-kutip dari www.suarapembaharuan.com)

(17)

ETIKA PERILAKU

DALAM MENJALANKAN PROFESI JURNALIS

OLEH :

HASAN DAMANIK

(BENDAHARA PWI PERWAKILAN TEBING TINGGI)

PENDAHULUAN

Jurnalis merupakan salah satu profesi sentral di masyarakat, ujung tombak pem-beri informasi bagi masyarakat. Jurnalis sering menjadi topik pembicaraan, baik menyangkut berita yang disampaikan, nara sumber maupun jurnalis itu sendiri. Jurnalis merupakan profesi yang penuh tantangan, karena produk yang dihasilkan yaitu hasil berita dapat begitu mempen-garuhi persepsi dan kehidupan masyarakat terhadap hal yang diberitakan.Oleh karena itu dalam menjalankan tugasnya jurnalis

membutuhkan etika perilaku jurnalistik agar berita yang disampaikan sesuai den-gan kondisi yang sebenarnya dan jurnalis merasa aman dan nyaman dalam men-jalankan tugasnya.

ETIKA JURNALISTIK

Etika (ethics) adalah suatu sistem tindakan atau perilaku, suatu prinsip moral, atau standar tentang yang benar dan salah. Etika profesi adalah standar aturan prilaku dan moral, yang mengikat profesi tertentu, sehingga etika jurnalistik adalah standar

aturan perilaku dan moral, yang mengikat para jurnalis dalam melaksanakan peker-jaannya.

Etika jurnalistik penting bukan hanya untuk memelihara dan menjaga standar kualitas pekerjaaan jurnalis, tetapi juga untuk melindungi atau menghindarkan khalayak masyarakat dari kemungkinan dampak yang merugikan dari tindakan atau perilaku keliru dari jurnalis bersang-kutan

(18)

Adapun butir-butir kode etik jurnalis (di-kutip dari SK Dewan Pers) adalah sebagai berikut :

1. Jurnalis bersikap independen, meng-hasilkan berita yang akurat, berim-bang dan tidak beriktikad buruk. 2. Jurnalis menempuh cara-cara

profes-sional dalam melaksanakan tugas jurnalistik.

3. Jurnalis selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi serta menerapkan asas praduga tak bersalah.

4. Jurnalis tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis dan cabul.

5. Jurnalis tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban keja-hatan sosial dan tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan.

6. Jurnalis tidak menyalah gunakan pro-fesi dan tidak menerima suap. 7. Jurnalis memiliki hak tolak untuk

melindungi narasumber yang tidak bersedia diketahui identitas maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embago, informasi latar belakang dan tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar dan atau “off the record” sesuai dengan kesepakatan.

8. Jurnalis tidak menulis dan menyiar-kan berita berdasarmenyiar-kan prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit, agama, jenis kelamin dan bahasa serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani.

9. Jurnalis menghormati hak narasum-ber tentang kehidupan pribadinya kecuali untuk kepentingan publik. 10. Jurnalis segera mencabut, meralat dan

memperbaiki berita yang keliru dan tidak akurat disertai permintaan maaf kepada pembaca, pendengar dan atau pemirsa.

11. Jurnalis melayani hak jawab dan hak koreksi secara proposional.

ETIKA PERILAKU DALAM

IN-TERAKSI SOSIAL

Karakter atau sikap dan kepribadian jurnalis ikut menentukan profesionalitas jurnalis dalam menjalankan pekerjaannya.

Sikap dan kepribadian ini akan tercermin dari etika perilakunya saat berinteraksi dengan orang lain baik secara individual maupun kelompok. Etika perilaku (etiket) terkesan sepele namun ternyata sangat menentukan bagaimana orang berinter-aksi dengan orang lain memberikan nilai tertentu terhadap orang tersebut. Etika perilaku memberi orientasi bagaimana seseorang menjalani hidupnya, membantu untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup dan mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan.

“ A knowledge of etiquette helps us to do and say the right thing at the right time.” Etika perilaku ini berawal dari pengeta-huan, jika diterapkan secara rutin ia akan menjadi pola kebiasaan yang positif untuk diri sendiri dan orang lain .

Rambu-Rambu Etika Perilaku Rambu-rambu etika perilaku saat kita berinteraksi dengan orang lain, yaitu :

• Lakukan hal yang kita ingin orang lain lakukan terhadap kita.

• Biasakan untuk “cepat berpikir dan lambat berkata-kata”

• Jaga Personal space: dalam melaku-kan wawancara dengan nara sumber perhatikan posisi tubuh kita yang berpengaruh terhadap kenyamanan narasumber.

• Lakukan kontak mata saat berbicara dengan orang lain.

• Perhatikan bahasa tubuh ( Body Lan-guage) dan ekspresi wajah nara sum-ber sehingga bijak dalam menentukan sikap dalam berinteraksi dengannya.

• Ramah dan wajar, mampu mengenda-likan diri.

• Toleransi dan empati.

ETIKA WAWANCARA

Dalam mewawancarai narasumber ada beberapa etika wawancara yang perlu diperhatikan seorang jurnalis, antara lain : 1. Jika sudah membuat janji dengan

narasumber datanglah tepat waktu. 2. Perhatikan penampilan diri (bersih

dan tidak kumal), karena penampilan seseorang mewakili medianya. 3. Perkenalkan diri kepada narasumber

dengan mendahulukan menyebut nama, baru kemudian media tempat anda bekerja.

4. Jika berjabat tangan : tegas dan se-bentar, pandangan tertuju pada wajah yang disalam.

5. Lakukan pendekatan bersifat pribadi, awali dengan pembicaraan ringan yang dapat mencairkan suasana (ice breaking). Sehingga ketika wawancara dimulai anda akan mudah berinter-aksi dan mendaoatkan hasil sesuai harapan.

6. Gunakan bahasa yang dapat di-mengerti.

7. Berbicara dalam bahasa yang netral, hindari gaya bicara/ bahasa tubuh yang agresif, bersifat interogratif atau terkesan memojokkan narasumber, sehingga menjadikan narasumber seperti terdakwa dan tidak nyaman. 8. Hindari juga pertanyaan yang sifatnya

menggurui. Tempatkan narasumber setara dengan anda sebagai pewawan-cara.

9. Perhatikan siapa yang menjadi narasumber, apakah anak, orang de-wasa, korban kekerasan atau pejabat. Narasumber yang diwawancarai ikut menentukan acara kita melakukan wawancara.

10. Dengarkan dengan baik jawaban yang disampaikan narasumber. Jangan sampai mengajukan pertanyaan yang intinya sama berulang kali, namun dengan bentuk kalimat yang berbeda. 11. Boleh menyela apabila narasumber

lari dari topik yang dibicarakan, namun selalah dengan sopan dan arahkan kembali ke topik yang sedang dibicarakan.

12. Berikan kesempatan kepada narasum-ber untuk menjelaskan hal-hal yang mungkun belum ditanyakan. 13. Usai wawancara, sampaikan terima

kasih dan nomor kontak yang bisa dihubungi.

14. Hormati permintaan narasumber un-tuk tidak memepublish poin jawaban-jawaban yang disampaikannya (off the record) dan hormati juga bila nama, jabatan, atau identitasnya tidak ingin disebut.

(19)

JURNALIS, INFORMASI DAN NARA-SUMBER

Hubungan antara jurnalis dan narasumber ikut mempengaruhi informasi yang disam-paikan kepada publik. Hal ini dipengaruhi oleh :

• Faktor Intrapersonal : kondisi yang ada pada diri jurnalis dan narasum-ber, seperti kecerdasan, daya tangkap, kondisi perasaan dan kepribadian.

• Faktor Interpersonal : hubungan antara jurnalis dan narasumber. Jika hubungannya baik maka respon yang diberikan juga baik, jika ia belajar bahwa bertemu dengan orang tertentu menimbulkan konsekuensi yang tidak menyenangkan maka ia akan meng-hindari orang tersebut. Seseorang be-lajar mengenai hubungannya dengan orang lain berdasarkan konsekuensi yang ia terima dari hubungan tersebut (Stimulus-Respon-Konsekuensi).

• Faktor Sosiokultural : factor budaya ikut menentukan pola interaksi jurnalis dan narasumber, begitu juga dengan berita yang disampaikan Informasi yang “salah” bisa terjadi jika :

• Penyaring pesan tidak tepat (manipu-lasi inform)

• Gangguan fisik

• Perbedaan bahasa dan budaya

• Perbedaan persepsi

• Kondisi emosi/ perasaan

• Sikap dalam berkomunikasi

• Tidak adanya feedback/ umpan balik mengenai pesan yang disampaikan

Karakter/ Kepribadian Jurnalis

Dalam peringatan Hari Pers Nasional tahun 2010, seorang wartawan menyam-paikan beberapa kompetensi kepribadian yang perlu dimiliki seorang jurnalis yaitu : 1. Skeptis artinya tak mudah percaya.

Media massa memiliki tanggung jawab untuk mengontrol terhadap kekuasaan. Verifikasi terhadap berita perlu dilakukan agar informasi yang diterima akurat.

2. Cerdas yaitu mampu mendapatka ber-ita, mereportase, mewawancarai, dan menulis berita dengan baik. Seorang jurnalis harus mampu menangkap hal yang istimewa dari sebuah kejadian, menangkap hal yang istimewa dari sebuah peristiwa.

3. Memiliki kepribadian yang supel dan fleksibel, mudah menyesuaikan den-gan lingkunden-gan. Jurnalis yang kaku dapat membuat penghalang antara dirinya dan masyarakat, terlebih narasumber.

4. Mampu memenuhi tenggang waktu. Deadline adalah harga mati di media cetak. Terlambat melaporkan tulisan-nya kepada redaktur, membuat jam kerja terganggu. Mesin cetaknya pun akan telat bekerja. Berkerja dibidang jurnalistik adalah beraktivitas dalan sistem kerja. Satu subsistemnya ter-ganggu, yang lain juga demikian.

Profil Jurnalis Profesional Menurut Kaca-mata Psikologi

Seorang jurnalis yang profesional diharap-kan memiliki :

1. Kecerdasan Intelektual : latar bela-kang pendidikan bukan satu-satunya tolak ukur keberhasilan, namun sikap kritis dan mau terus belajar merupa-kan kunci keberhasilan jurnalis dalam menjalankan perannya.

2. Kecerdasan interpersonal : mudah beradaptasi dengan lingkungan sosial, mudah bergaul dengan orang lain, terbuka akan pendapat.

3. Kecerdasan bahasa : mampu berko-munikasi secara verbal dan tulisan. 4. Sikap kerja : sistematis, cepat dan teliti 5. Memiliki motivasi tinggi untuk

ber-prestasi.

6. Jujur dan bertanggung jawab 7. Memiliki networking yang luas dan

baik sehingga mudah mendapatkan akses terhadap sumber berita. 8. Emosi stabil dan mampu

mengenda-likan diri

9. Mampu berprilaku sesuai dengan norma yang berlaku, kode etik jurnal-istik.

PENUTUP

Demikian sekilas mengenai etika perilaku jurnalis serta profil kepribadian yang perlu dikembangkan jurnalis dalam menjalankan profesinya. Semoga bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA

Andriani Elvi. 2013. Etika Jurnalisme. Medan, tanggal 12 Desember 2013 pada pendidikan pers.

(20)

Sekolah Diminta Aktifkan ‘Mading’

* Siswa SMAN 1 Tebingtinggi Juara Lomba Karya Tulis PWI

Kepala Dinas Pendidikan Kota

Tebingtinggi Drs H Pardamean

Sire-gar MAP meminta seluruh sekolah

agar mengaktifkan majalah dinding

(mading) sekolah yang mana

pen-gelolaan sepenuhnya diserahkan

ke-pada guru dan Osis sekolah, hal itu

salah satu langkah dinas pendidikan

untuk membangkitkan semangat

menulis siswa.

Pesan itu disampaikan Kadis

Pendidikan mewakili Walikota

Tebingtinggi Ir H Umar Zunaidi

Hasibuan pada acara pengumuman

dan penyerahan hadiah juara Lomba

Karya Tulis Pelajar PWI Tahun 2013,

Kamis (5/12) di Aula Dinas

Pendidi-kan Kota Tebingtinggi.

“Menulis adalah pekerjaan yang gampang, akan tetapi merangkai kata-kata agar men-jadi kalimat dan tulisan yang berguna bagi orang banyak itu perlu pemahaman dan

latihan yang harus terus diasah, seorang penulis harus pandai mengolah kata-kata dan harus sesuai dengan fakta”, jelas Par-damean.

Menurut Kadis Pendidikan, judul tu-lisan Satrio Pambudi siswa SMA Negeri I Tebingtinggi yang keluar sebagai Juara I lomba karya tulis PWI berjudul ‘Narkoba dan Pergaulan Bebas Meruntuhkan Prestasi Siswa’, hal itu sangat mengugah kita, “Saya harap ini jangan hanya tulisan, namun kedepan bagaimana kita bisa men-erapkan agar narkoba dan pergaulan bebas bisa kita persempit keberadaannya di Kota Tebingtinggi khususnya dikalangan pela-jar”, imbuh Pardamean.

Kepada PWI Perwakilan Kota Tebingting-gi, Pardamean Siregar memberikan apre-siasi yang setinggi-tingginya, menurutnya, kerja sama ini perlu dijalin dan diteruskan, tujuannya agar kelak nantinya dari pelajar Tebingtinggi terlahir wartawan-wartawan yang handal yang bisa mengharumkan nama Kota Tebingtinggi.

Ketua Panitia Hasan Damanik menyam-paikan pengumuman hasil juara Lomba

Karya Tulis Pelajar PWI Tebingtinggi Tahun 2013, masing-masing Juara I Satrio Pambudi siswa SMA Negeri 1 Tebingting-gi, Juara II Yuliani SMA Ir H Djuanda, Juara III M Ikhwaluddin Al Hakim SMA Negeri 4 Tebingtinggi, adapun hadiah yang diberikan tropy, piagam dan uang pembi-naan untuk juara I Rp 2.5 juta, juara II Rp 2,25 juta dan juara III Rp 2 juta.

Sedangkan Ketua PWI Perwakilan Tebingtinggi Azman MS Harahap dalam sambutannya menyampaikan terimakasih kepada Pemerintah Kota dan Dinas Pendidikan Tebingtinggi, sebab dengan dukungan Pemko dan Dinas Pendidikan penyelenggaraan ini bisa terselenggara dengan baik, “Melihat animo pelajar yang mengikuti perlombaan ini, saya yakin kedepan dunia kejurnalisan di Tebingting-gi bisa semakin maju”, ujar Azaman sembari mengatakan Tahun 2014 kegiatan ini akan diikutkan pelajar SMP.**.(ALI-YUSTONO)

Keterangan gambar : SERAHKAN “Kepala Dinas Pendidikan Kota Tebingtinggi Drs H Pardamean Siregar MAP serahkan tropi dan penghargaan kepada Satrio Pambudi siswa SMAN.1 Kota Tebingtinggi yang tampil se-bagai juara I lomba karya tulis pelajar yang diselenggarakan PWI Perwakilan Tebingtinggi”.

(21)

Sebagian besar masyarakat masih me-mandang anak disabilitas (cacat) adalah masyarakat golongan ‘kelas dua’ sehingga dijauhakn dari masyarakat, padahal dibalik kekurangan mereka pasti ada kelebihan pada anak penyandang disabilitas. “Jangan ragu menyekolahkan anak-anak disabilitas kita ke sekolah karena dibalik disabilitas mereka pasti memiliki kelebi-han yang diberikan Allah SWT, kemam-puan naluri yang mereka miliki bahkan melebihi dari orang biasa”, kata Walikota Tebingtinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan pada kegiatan Sosialisasi dan pembe-rian bantuan dana serta alat bantu anak dengan disabilitas, Rabu (11/12) di gedung Hj Sawiyah Nasution Jalan Sutomo kota setempat.

Kegiatan yang diselenggarakan Forum Ko-munikasi Keluarga Anak Dengan Disabili-tas (FKK-ADD) Dinas Sosial bekerjasama dengan Lembaga Sosial ‘Bina Bangsa Mandiri’ (LS-BBM) Kota Tebingtinggi itu diwarnai dengan penyerahan bantuan dana masing-masing sebesar Rp 1,5 juta kepada 50 orang anak dari Kementrian Sosial serta pemberian alat bantu kepada anak pen-yandang disabilitas berupa kursi roda, alat bantu dengar (ABD) dan tangan palsu. Pemko Tebingtinggi, lanjut Umar

Ha-kualitas dan perlindungan kesehatan anak yang termasuk di dalamnya adalah anak-anak penyandang disabilitas. “Jika hari ini yang mendapat bantuan hanya 50 orang dari sekitar seratusan yang diusulkan, InsyaAllah saya akan mencari bantuan bagi anak-anak disabilitas yang belum memper-oleh bantuan, kita akan memprogramkan bagaimana agar anak-anak disabilitas ini tidak menjadi beban bagi keluarganya den-gan membekali keterampilan”, kata Umar Hasibuan.

Pada kesempatan itu, Umar juga menyam-paikan apresiasi setinggi-tingginya kepada FKK-ADD Dinas Sosial dan Lembaga Sosial ‘Bina Bangsa Mandiri’ yang begitu peduli dengan kehidupan anak-anak penyandang disabilitas. “Terus terang saya salut dan bangga, saya berikan apre-siasi kepada Lembaga Sosial ‘Bina Bangsa Mandiri’ yang merupakan LSM Sosial satu-satunya dikota ini yang begitu peduli dengan masalah anak disabilitas ini”, puji Umar Zunaidi Hasibuan.

Sebelumnya, Kadis Sosial dan Tenaga Kerja Kota Tebingtinggi Drs H Hasnuddin Siregar menyampaikan bahwa FKK-ADD adalah mitra Dinas Sosial setempat dalam hal penanganan anak-anak disabilitas khusus dibawah 17 tahun. “FKK-ADD

Sumatera Utara yang mendapat bantuan dari Kementrian Sosial RI. “Bantuan per-alatan berupa kursi roda, alat Bantu dengar dan tangan palsu dalam rangka Hari Ke-setia kawanan Sosial yang rencananya di Kota Tebingtinggi akan dilaksanakan pada tanggal 20 Desember mendatang”, katanya. Sedangkan Ketua FKK-ADD Kota Tebingtinggi, Perayudi Syahputra yang juga Ketua LS Bina Bangsa Mandiri menyampaikan terimakasih atas dukungan Pemerintah Kota Tebingtinggi yang telah memfasilitasi kegiatan tersebut. “Melalui kegiatan ini kita berharap dapat mem-berikan pemahaman terhadap orangtua anak penyandang disabilitas, dimana anak dengan keterbatasan aktifitasnya dapat bersosialisasi dengan masyarakat luas dan mendorong tersedianya aksebilitas untuk anak penyandang disabilitas ditempat-tempat umum”, katanya.

Hadir dalam kegiatan itu Kepala Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kelu-arga Berencana (PPAKB) drg Dina Kama-rina M.Kes, Kabid Pemberdayaan Sosial Dra Hj Faridah Hanum, Kadis Pendidikan diwakili Sekretaris Suriadi M.Pd serta Ka-bag Humas PP Pemko Tebingtinggi Ahdi Sucipto SH.**.(juanda)

Penyandang Disabilitas Bukan Golongan

Masyarakat Kelas Dua

Keterangan gambar :

ANAK DISABILITAS “Walikota Tebingtinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan berfoto bersama anak-anak penyandang disabilitas pada kegiatan Sosialisasi dan pemberian bantuan dana serta alat bantu anak dengan disabilitas”.

(22)

ONE VILLAGE ONE PRODUCT

ADALAH PRAKTEK, BUKAN TEORI

Oleh : Drs. H. Done A. Usman, M.AP

Komoditas yang dipamerkan di Gedung Gerakan Satu Desa Satu Komoditas tidak hanya komoditas pertanian dan peterna-kan, tetapi juga ada hasil olahan pertanian. Pengolahan hasil pertanian didasarkan pada perencanaan teratur dan penyesuaian penyaluran komoditas secara fleksibel. Ke-untungan mengadakan pengolahan hasil pertanian antara lain : pembukaan kesem-patan kerja, pemakaian sistem cadangan dan transportasi, serta terjadi peningkatan mutu komoditas.

Sejak dulu desa manapun pasti mempun-yai komoditas yang dibanggakan. Untuk memperkenalkan komoditas daerah, mereka bisa mencoba kontak dengan pasar swalayan untuk menjualnya. Tetapi Gera-kan Satu Desa Satu Komoditas tidak ber-tujuan untuk membuat suatu komoditas memiliki pangsa pasar terbesar di Jepang. Cara Gerakan Satu Desa Satu Komodi-tas berbeda. Tujuan Gerakan Satu Desa Satu Komoditas adalah bahwa komoditas khas daerah terus disempurnakan sampai mendapat penghargaan secara nasional dan akhirnya penduduk merasa bangga terhadap komoditas tersebut.

Untuk melancarkan Gerakan Satu Desa Satu Komoditas, Gubernur Oita meny-ampaikan secara langsung pikiran dan ide Gerakan Satu Desa Satu Komoditas kepada masyarakat. Jika hal ini disampaikan lewat model birokrasi dari atas ke bawah, maka maksud yang ingin disampaikan itu belum tentu bisa sampai kepada mereka. Sewaktu menjadi Gubernur, Hiramatsu membuat acara rapat pembahasan pembangunan daerah dan memimpinnya 20 kali selama setahun dimana-mana di Propinsi Oita. Dengan cara ini, dia langsung mendengar pikiran masyarakat, dan ini bisa direfleksi-kan dalam bentuk kebijaksaan dan admin-istrasi. Hal ini bisa memperdalam hubun-gan antara pemerintah dan masyarakat dan juga bisa secara langsung menjelaskan tentang Gerakan Satu Desa Satu Komodi-tas sambil meminta dukungan kerjasama masyarakat.

Dalam penjelasannya secara langsung kepada para staf pemerintah daerah men-genai Gerakan Satu Desa Satu Komoditas sambil dikatakan bahwa Gerakan Satu Desa Satu Komoditas tidak digerakkan oleh perintah dari pemerintah, tetapi

oleh inisiatif masyarakat. Oleh sebab itu tidak ada bagian / biro / seksi Gerakan Satu Desa Satu Komoditas di kantor, tidak ada subsidi khusus Gerakan Satu Desa Satu Komoditas serta tidak ada peraturan pemerintah mengenai Gerakan Satu Desa Satu Komoditas. Prinsip ini tidak berubah. Jadi Gerakan Satu Desa Satu Komoditas, bukan teori tetapi praktek. Dengan kata lain, ia adalah gerakan yang mendorong masyarakat Desa agar mereka bersemangat lewat kegiatan praktek. Untuk itu diperlu-kan sebuah model kongkret untuk menda-patkan pengertian masyarakat. Kita perlu menunjukkan hasil sambil mengatakan “Desa ini melakukan ini”, maka pendapa-tan pendudukpun bertambah”.

Dengan mulut saja tidak efektif. Para pejabat dan pegawai Pemerintah Daerah perlu mengetahui banyak contoh nyata dan konkret tentang kegiatan pembangu-nan desanya. Walau mereka menghadapi keadaan sesulit apapun, mereka perlu berusaha mencari pemecahan masalah-masalah tersebut berdasarkan berbagai pengalaman yang telah mereka pelajari dilingkungan nyata.

Pada waktu penulis mendapat kesempatan “short course” di Jepang, yang disponsori oleh

Japan International Cooperation Agencies (JICA), penulis menimba ilmu tentang sistem

otonomi daerah, lingkungan hidup, pola pemasaran produk, dan lain-lain. Yang menarik

adalah praktek implementasi One Village One Product oleh Gubrnur HIRAMATSU Propinsi

Oita.

Pada saat itu, banyak desa belum bisa menentukan apa yang menjadi komoditas atau produk

khas desa mereka. Maka Gubernur Oita menyarankan bahwa kalau begitu wajah tiga

pimpinan (kepala desa, sekretaris, dan bendahara) dipamerkan dan mereka mempromosikan

desanya sambil mengatakan “Kami adalah wajah dari desa kami”.

Gambar

Gambar Ilustrasi
GAMBAR ILUSTRASI

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pembahasan selanjutnya, perbatasan Pakpak dengan Singkil menjadi sangat penting karena sebagaimana yang akan dijelaskan—dalam pembahasan selanjutnya—bahwa

3 Faktor mayor yang menjelaskan pergeseran paradigma ini dalam usaha perkembangan strategi rumahsakit; dlm jangka waktu yang sesingkat singkatnya, hal ini dapat mengantisipasi

Lumajang ZUBAIRI Al Quran Hadis M Ts Fajrul Islam Pulo 7 Kab.. Lumajang NURUL CHOM ARIYAH Al Quran Hadis M I ISLAM IYAH TEM PURSARI

Lumajang DUL BAHRI SKI M Ts Nurul Islam Jat irejo..

Dalam perkembangan teknologi dan makin jauhnya spesialisasi dalam perusahaan serta juga makin banyaknya perusahaan-perusahaan yang menjadi besar, maka faktor produksi modal

Deli Serdang (PT. Bintang Mutiara Cemerlang) atau setidak-tidaknya di tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Binjai, menurut Pasal 84 Ayat

Untuk mengetahui pengaruh kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual terhadap kinerja karyawan pada Rumah Sakit Islam (RSI) Malang

Rancangan Kurikulum Australia K-10 untuk bahasa Inggris memberikan isi yang spesifik pada setiap tingkat tahun K–10, sedangkan beberapa dokumen kurikulum negara bagian dan