• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ciri Ciri Morfologi Bakteri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Ciri Ciri Morfologi Bakteri"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Pengertian Bakteri

TUGAS I

Disusun untuk memmenuhi tugas praktikum brosing artikel dari internet

Oleh:

Wahyu Setiyo Wicaksono NIM: G0C015072

PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

(2)

Pengertian Bakteri

Bakteri dilihat dengan mikroskop elektron

Bakteri berasal dari bahasa Latin bacterium; jamak: bacteria adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel. Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil (mikroskopik). Hal ini menyebabkan organisme ini sangat sulit untuk dideteksi, terutama sebelum ditemukannya mikroskop. Barulah setelah abad ke-19 (setelah ditemukannya mikroskop), ilmu tentang mikroorganisme terutama bakteri (bakteriologi) mulai berkembang.

Ciri Ciri Morfologi Bakteri

(3)

A. Bentuk sel bakteri

Pada umumnya bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar (berdasarkan bentuknya) yaitu: 1. Kokus (Coccus) adalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola dan mempunyai beberapa variasi sebagai berikut:

- Mikrococcus, jika kecil dan tunggal - Diplococcus, jka berganda dua-dua

- Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk bujur sangkar - Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus

- Staphylococcus, jika bergerombol

- Streptococcus, jika bergandengan membentuk rantai

2. Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder, dan mempunyai variasi sebagai berikut:

- Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua

(4)

3. Spiral (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai variasi sebagai berikut:

- Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran (bentuk koma) - Spiral, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran

- Spirochete, jika lengkung membentuk struktur yang fleksibel. B. Ukuran sel bakteri

- Sangat kecil dan bervariasi : 1,0 - 5,0 x 0,5 - 1,0 μm, diameter 0,6 - 3,5 μm - Diamati dengan mikroskop pada pembesaran maksimum (100 X)

- Detil struktur sel dapat diamati dengan menggunakan mikroskop elektron

Struktur Sel bakteri

Struktur Sel bakteri dapat dibagi atas 3 bagian utama yaitu : 1. Dinding sel

2. Bagian internal berupa protoplasma yang mengandung :

(5)

• Nukleoid (DNA)

Dinding sel bakteri sangat tipis dan elastis ,terbentuk dari peptidoglikan yang merupakan polimer unik yang hanya dimiliki oleh golongan bakteri. Fungsinya dinding sel adalah- memberi bentuk sel, member perlindungan dari lingkungan luar dan mengatur pertukaran zat-zat dari dan ke dalam sel Teknik pewarnaan Gram adalah untuk menunjukan perbedaan yang mendasar dalam organisasi struktur dinding sel bakteri atau cell anvelope.

Bakteri Gram positif memiliki dinding sel relatif tebal, terdiri dari berlapis-lapis polymer peptidoglycan (disebut juga murein). Tebalnya dinding sel menahan lolosnya komplek crystal violet-iodine ketika dicuci dengan alkohol atau aseton. Bakteri Gram negatif memiliki dinding sel berupa lapisan tipis peptidoglycan, yang diselubungi oleh lapisan tipis outer membrane yang terdiri dari lipopolysaccharide (LPS). Daerah antara peptidoglycan dan lapisan LPS disebut periplasmic space (hanya ditemui pada Gram negatif) adalah zona berisi cairan atau gel yang mengandung berbagai enzymes dan nutrient-carrier proteins. Kompleks Crystal violet-iodine mudah lolos melalui LPS dan lapisan tipis peptidoglycan ketika sel diperlakukan dengan pelarut. Ketika sel diberi perlakuan pewarna tandingan Safranin O, pewarna tersebut dapat diserap oleh dinding sel bakteri Gram negatif.

Protoplasma

Yaitu semua material yang terdapat didalam dinding sel.

A. Membran sel : Terdapat dibagian dalam dinding sel, terdiri dari phospholipid yang tersusun bilayer , dan mengandung berbagai protein yaitu:

– Enzym untuk reaksi

– Pori untuk proses difusi

– Reseptor untuk transpor

– Reseptors untuk mengenal, komunikasi, dan penempelan.

B. Sitoplasma : Merupakan cairan sel yang terdapat didalam plasma membran. Terdiri dari 80% air, ribosom, berbagai enzim, koenzim, senyawa organik (protein, lemak, karbohidrat, dll), senyawa anorganik.

C. Ribosom : organel sel yang berfungsi sebagai pabrik protein

D. Mesosome : Invaginasi dari plasma membran, dalam bentuk vesikel, tubule, atau lamela E. Nukleoid : Material genetik bakteri/kromosom bakteri/DNA , berbentuk circular (melingkar), membawa sifat yg mengatur viabilitas bakteri.

F. Plasmid : Material genetik non esensial, ekstra kromosom, berbentuk melingkar tetapi ukuran lebih kecil dari DNA, membawa sifat-sifat tambahan ketahanan terhadap antibiotik, ultra violet, patogenisitas, produksi bakteriosin, dll, tetapi tidak membawa sifat untuk viabilitas sel. Plasmid dapat berpindah antar bakteri, atau dari bakteri ke sel tanaman inang (contoh pada

(6)

Bagian eksternal A. Flagela

Berfungsi sebagai alat gerak, struktur utamanya adalah protein yang disebut flagellin, fleksibel, ukuran diameter10-15μm, dengan panjang 10-20μm. Berdasarkan tempat dan jumlah flagel yang dimiliki, bakteri dibagi menjadi lima golongan, yaitu:

-Atrik, tidak mempunyai flagel.

-Monotrik, mempunyai satu flagel pada salah satu ujungnya. -Lofotrik, mempunyai sejumlah flagel pada salah satu ujungnya. -Amfitrik, mempunyai satu flagel pada kedua ujungnya.

-Peritrik, mempunyai flagel pada seluruh permukaan tubuhnya. B. Pili/Fimbriae

Merupakan alat untuk menempel pada permukaan (adhesin) substrat. Pili ada yang khusus digunakan untuk konjugasi, disebut pili sex. DNA bakteri dapat ditransfer dari satu sel bakteri ke sel bakteri lain selama proses konjugasi.

C. Kapsul/envelope

Merupakan selubung sel bakteri berupa extracellularpolysacharide (EPS). Berupa kapsul bila melekat erat pada dinding sel atau berupa lendir dengan struktur longgar Berfungsi sebagai pelindung sel dari kekeringan dan serangan mikroorganisme lain; alat untuk melekat pada permukaan; berperan dalam penyerapan ion selektif; dan dalam interaksi inang-patogen.

Reproduksi Bakteri

Bakteri umumnya melakukan reproduksi atau berkembang biak secara aseksual (vegetatif = tak kawin) dengan membelah diri. Pembelahan sel pada bakteri adalah pembelahan biner yaitu setiap sel membelah menjadi dua. Selama proses pembelahan, material genetik juga menduplikasi diri dan membelah menjadi dua, dan mendistribusikan dirinya sendiri pada dua sel baru. Bakteri membelah diri dalam waktu yang sangat singkat.Pada kondisi yang menguntungkan berduplikasi setiap 20 menit.

Cara Reproduksi Bakteri selain pembelahan biner antara lain :

1. Konjugasi : reproduksi seksual dimana bakteri bertukar bahan genetik sebelum membelah diri, sehingga turunannya memiliki gen baru. Material genetik ditransfer melalui pili sex.

(7)

3. Transduksi – virus menyisipkan gen baru ke dalam sel bakteri. Metoda ini digunakan dalam bioteknologi untuk menghasilkan bakteri yang dapat menghasilkan insulin.

Klasifikasi Bakteri

Klasifikasi adalah meletakkan organisme kedalam kelompok taksonomik berdasarkan persamaan karakter yang dimiliki. Klasifikasi Bakteri Patogen Tanaman mengikuti Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology, Ninth Edition (1994) :

KINGDOM PROKARIOT

BAKTERI – Memiliki membran dan dinding sel Devisi I : GRACCILICUTES – Bakteri Gram negatif Klas : PROTEOBACTERIA – Umumnya bersel tunggal Famili : Enterobacteriaceae

Genus : Erwinia

Famili : Pseudomonadaceae

Genus : Acidovorax, Pseudomonas, Rhizobacter, Xanthomonas, Xylophilus Famili : Rhizobiaceae

Genus : Agrobacterium, Rhizobium Famili : -

Genus : Xylella

Devisi II : FIRMICUTES – Bakteri Gram Positif Klas : FIRMIBACTERIA – Umumnya bersel tunggal Genus : Bacillus, Clostridium

Klas : THALLOBACTERIA – bakteri bercabang Genus : Arthrobacter, Clavibacter, Curtobacterium, Rhodococcus, Streptomyces

Devisi III: TENERICUTES Klas : Mollicutes

Famili : Spiroplasmataceae Genus : Spiroplasma Famili : -

Genus : belum ditetapkan, dikenal sebagai phytoplasma (dulu disebut micoplasmalike organisms (MLO)

Devisi IV: MENDISICUTE Klas : Archaeobacteria

(8)

Berdasarkan cara memperoleh makanannya, bakteri dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu bakteri heterotrof dan bakteri autotrof.

A. Bakteri Heterotrof

Bakteri ini hidup dengan memperoleh makanan berupa zat organik dari lingkungannya karena tidak dapat menyusun sendiri zat organik yang dibutuhkannya. Zat organik diperoleh dari sisa-sisa organisme lain. Bakteri yang mendapatkan zat organik dari sampah, kotoran, bangkai dan juga sisa makanan, kita sebut sebagai bakteri saprofit. Bakteri ini menguraikan zat organik dalam makanan menjadi zat anorganik, yaitu CO2, H2O, energi dan mineral.

B. Bakteri Autotrof

Bakteri Autotrof adalah bakteri yang dapat menyusun zat makanan sendiri dari zat anorganik yang ada. Dari sumber energi yang digunakannya, bakteri autotrof (auto = sendiri, trophein = makanan) dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:

1. Bakteri fotoautrotof

Bakteri fotoautrotof yaitu bakteri yang memanfaatkan cahaya sebagai energi untuk mengubah zat anorganik menjadi zat organik melalui proses fotosintesis. Contoh bakteri ini adalah: bakteri hijau, bakteri ungu.

2. Bakteri kemoautrotof

Bakteri kemoautrotof adalah bakteri yang menggunakan energi kimia yang diperolehnya pada saat terjadi perombakan zat kimia dari molekul yang kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan melepaskan hidrogen. Contoh bakteri ini adalah: Nitrosomonas. Nitrosomonas dapat memecah NH3 menjadi NH2, air dan energi.

Di samping terdapat bakteri yang dikelompokkan berdasarkan cara mendapatkan makanan, ada juga penggolongan bakteri berdasarkan sumber oksigen yang diperlukan dalam proses respirasi. Bakteri itu dikelompokan sebagai berikut:

1. Bakteri aerob

yaitu bakteri yang menggunakan oksigen bebas dalam proses respirasinya. Misal: Nitrosococcus, Nitrosomonas dan Nitrobacter.

2. Bakteri anaerob

yaitu bakteri yang tidak menggunakan oksigen bebas dalam proses respirasinya. Misal: Streptococcus lactis.

Sedangkan berdasarkan kebutuhan terhadap oksigen, bakteri dikelompokkan lagi menjadi: 1. Bakteri aerob obligat

yaitu bakteri yang hanya dapat hidup dalam suasana mengandung oksigen. Misal: Nitrobacter dan Hydrogenomonas.

2. Bakteri anaerob obligat

(9)

3. Bakteri anaerob fakulatif

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui adanya pengaruh persentase volume perbaikan terhadap tegangan - regangan dan kohesi (c) pada tanah lempung ekspansif di Kecamatan Ngasem Kabupaten

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Wiryadharma (1993) di Kecamatan Mauk Jawa Barat, cacing-cacing yang ditemukan pada tikus dan dapat menyebabkan penyakit

Pada gambar 4.6, 4.7, 4.8, 4.9 dan 4.10 grafik secara seri, gambar 4.26, 4.27, 4.28, 4.29 dan 4.30 secara seri – paralel terlihat bahwa trendline atau kecenderungan grafik menurun

Subjek penelitian pengembangan model adalah pembimbing klinik dan mahasiswa semester IV, yang akan melaksanakan pembelajaran klinik di rumah sakit dalam Mata

[r]

Proses pemberian bantuan dalam layanan bimbingan dan konseling dapat dilakukan secara mandiri maupun kelompok. Setelah diketahui latar belakang permasalahan yang

Dengan latihan yang teratur sistem dalam tubuh akan menjadi makin baik mutu kerja dan kekuatannya, dan ukuran serat otot bertambah besar (hipertrofi).. Ketahanan dan