• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah tentang virus hepatitis C hepati

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "makalah tentang virus hepatitis C hepati"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang

Hepatitis merupakan inflamasi dan cedera pada hepar, penyakit ini dapat disebabkan oleh infeksi atau oleh toksin termasuk alkohol dan dijumpai pada kanker hati. Hepatitis virus adalah istilah yang digunakan untuk infeksi hepar oleh virus, identifikasi virus penyakit dilakukan terus menerus, tetapi agen virus A, B, C, D, E, F dan G terhitung kira-kira 95% kasus dari hepatitis virus akut. (Ester Monica, 2002 : 93)

Penyakit hepatitis merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati diseluruh dunia. Penyakit ini sangat berbahaya bagi kehidupan karena penykit hepatits ataupun gejala sisanya bertanggung jawab atas 1-2 juta kematian setiap tahunnya. (Aru, w sudoyo, 2006 : 429). Infeksi virus hepatitis bisa berkembang menjadi sirosis atau pengerasan hati bahkan kanker hati. Masalahnya, sebagian besar infeksi hepatitis tidak menimbulkan gejala dan baru terasa 10-30 tahun kemudian saat infeksi sudah parah. Pada saat itu gejala timbul, antara lain badan terasa panas, mual, muntah, mudah lelah, nyeri diperut kanan atas, setelah beberapa hari air seninya berwarna seperti teh tua, kemudian mata tampak kuning dan akhirnya seluruh kulit tubuh menjadi kuning. Pasien hepatitis biasanya baru sembuh dalam waktu satu bulan.

(2)

yang terdiagnosis dan diobati. Sebanyak 90 persen lain tidak menimbulkan gejala sehingga tidak terdiagnosis. Karena itu, pemeriksaan menjadi penting.

Insiden hepatitis yang terus meningkat semakin menjadi masalah kesehatan masyarakat. Penyakit ini menjadi penting karena mudah ditularkan, memiliki morbiditas yang tinggi dan menyebabkan penderitanya absen dari sekolah atau pekerjaan untuk waktu yang lama. 60-90% dari kasus-kasus hepatitis virus diperkirakan berlangsung tanpa dilaporkan. Keberadaan kasus-kasus subklinis, ketidakberhasilan untuk mengenali kasus-kasus-kasus-kasus yang ringan dan kesalahan diagnosis diperkirakan turut menjadi penyebab pelaporan yang kurang dari keadaan sebenarnya. (Brunner & Sudarth, 2001 : 1169)

(3)

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian virus hepatitis C, hepatitis D, hepatitis E ?

2. Apa gejala yang ditimbulkan oleh virus hepatitis C, hepatitis D, hepatitis E ? 3. Bagaimana cara penularan virus hepatitis C, hepatitis D, hepatitis E ?

4. Bagaimana gambaran klinis pada hepatitis C, hepatitis D dan Hepatitis E ? 5. Bagaimana diagnosis virus hepatitis C, hepatitis D, hepatitis E ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian virus hepatitis C, hepatitis D, hepatitis E ? 2. Untuk mengetahui gejala yang ditimbulkan oleh virus hepatitis C, hepatitis D,

hepatitis E ?

3. Untuk mengetahui cara penularan virus hepatitis C, hepatitis D, hepatitis E ? 4. Untuk mengetahui bagaimana gambaran klinis pada hepatitis C, hepatitis D

dan Hepatitis E ?

(4)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Virus Hepatitis Secara Umum

Hepatitis adalah suatu proses peradangan pada jaringan hati. Hepatititis dalam bahasa awam sering disebut dengan istilah lever atau sakit kuning. Padahal definisi lever itu sendiri sebenarnya berasal dari bahasa belanda yang berarti organ hati,bukan penyakit hati. Namun banyak asumsi yang berkembang di masyarakat mengartikan lever adalah penyakit radang hati. sedangkan istilah sakit kuning sebenarnya dapat menimbulkan kercunan, karena tidak semua penyakit kuning disebabkan oleh radang hati, teatapi juga karena adanya peradangan pada kantung empedu. (M. Sholikul Huda)

Jadi, dari pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa hepatitis adalah suatu penyakit peradangan pada jaringan hati yang disebabkan oleh infeksi virus yang menyebabkan sel sel hati mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

2.2 Virus Hepatitis C

1) Pengertian Virus Hepatitis C

(5)

2) Gejala Virus Hepatitis C

Hepatitis C menunjukkan gejala akut hanya pada 15% kasus.Hanya sedikit kasus infeksi akut yang terkait dengan ikterus. Infeksi ini dapat sembuh sendiri tanpa diobati pada 10-50% penderita, dan lebih sering menyerang perempuan usia muda dibandingkan dengan kelompok lain.(Maheshwari, A; Ray, S, Thuluvath, PJ (2008-07-26).

Gejalanya seringkali ringan dan tidak kentara,gejala nya adalah sebagai berikut :

1. Penurunan nafsu makan 2. Sakit kepala

3. Letih

4. Kulit gatal-gatal

5. Nyeri otot atau nyeri sendi 6. Menurunnya berat badan. 7. Perubahan air seni

8. Sakit perut 9. Mual

10. Sakit demam

11. Penyakit kuning (mata dan kulit menjadi kuning) 12. Air seni (urin) berwarna gelap atau coklat pekat.

(6)

kebanyakan orang (sekitar 75 % – 85 %) penyakitnya akan terus berkembang dalam jangka waktu yang panjang atau disebut dengan Hepatitis C Kronis. 3) Penularan Virus Hepatitis C

Seseorang bisa terkena virus hepatitis C apabila terpapar oleh darah atau cairan tubuh orang yang terinfeksi, yakni ditularkan melalui:

1. Penggunaan jarum suntik bersama-sama 2. Berhubungan intim

3. Menggunakan jarum suntik yang terinfeksi 4. Ditularkan saat lahir, dari ibu ke anak 5. Tindik dibagian tubuh

6. Kontak dengan darah

Hepatitis C tidak ditularkan melalui makanan, air, atau melalui kontak biasa. Dengan demikian, beberapa orang memiliki risiko tinggi terkena virus hepatitis C adalah :

1. Menerima darah dari donor yang terinfeksi hepatitis C 2. Menerima transfusi darah atau transplantasi organ. 3. Menajalani cuci darah atau dialisis ginjal jangka panjang.

4. Memiliki penyakit HIV. Lahir dari seorang ibu dengan hepatitis C.

5. Petugas kesehatan yang sering kontak dengan darah atau cairan tubuh lainnya 6. “Partner” yang sering berganti-ganti

Masa inkubasi penyakit hepatitis C adalah 2-6 minggu. 1) 60-70 % tanpa gejala

2) 10-20 % menunjukkan gejala yang tidak spesifik seperti mual, muntah, lemah, tidak nafsu makan, dan nyeri pada perut

3) 20-30 % disertai dengan warna kuning pada kulit (iketus)

Kemungkinan yang dapat terjadi setelah terinfeksi VHC adalah sebagai berikut :

(7)

2) 10-20 % dari hepatitis kronik akan menjadi sirosis

3) 1 dari 5 % dengan hepatitis kronik akan menjadi kanker hati 4) Gambaran Klinis Virus Hepatitis C

Manifestasi klinis hepatitis virus C dikenal mulai dari hepatitis akut, fulminan, kronis, yang dapat berkembang menjadi sirosis atau kanker hati.

1. Infeksi Akut

Umumnya infeksi akut HCV tidak memberi gejala atau hanya bergejala minimal. Hanya 20-30% kasus yang menunjukkan tanda-tanda hepatitis akut 7 – 8 minggu (berkisar 2 – 26 minggu) setelah terjadinya paparan.

Infeksi virus hepatitis terbagi 3 fase, yaitu fase prodormal, fase ikterik, dan fase convalescent.Pada fase prodormal, onset terjadi pada hari 1-14, namun rata-rata timbul pada hari 5-7 setelah paparan. Keluhan yang sering yaitu malaise, fatique, mual dan muntah, kehilangan selera makan, low grade fever, flu like symptoms, dan kebanyakan pasien mengeluh adanya nyeri pada perut kanan atas.

Pada fase ikterik, gejala yang sering ditimbulkan yaitu warna kuning pada mukosa sklera pada awalnya dan berlanjut pada perubahan warna pada kulit.Durasi ikterik bervariasi, biasanya antara 4 hari sampai beberapa bulan, namun rata-rata 2-3 minggu. Urin menjadi gelap, feses berwarna seperti dempol (pucat). Selama fase ini, setengah penderita menunjukkan gejala gatal-gatal.

Pada fase convalescent, kebanyakan gejala di atas menghilang (resolve). Ikterik tidak ditemukan, warna pada kulit, urin dan feses kembali ke warna yang semula. Kembalinya nafsu makan dan adanya peningkatan berat badan menunjukkan sudah adanya tahap penyembuhan.

(8)

RNA virus hepatitis C dapat terdeteksi sebelum gejala muncul, namun level dari viremia pada 6 bulan pertama dapat dorman dan tidak terdeksi walaupun orang tersebut sedang dalam infeksi yang persisten.Gejala awal yang ditunjukkan tergantung dari usia saat terjadinya paparan, sistem imun penderita, adanya penyakit hati sebelumnya dan tingkat inokulasi virus.

Level serum dari enzim hati seperti alanin aminotransferase (ALT) meningkat 10 kali lebih tinggi dari pada normal, kemudian menurun, dan untuk orang dengan infeksi yang persisten didapatkan kadar ALT naik turun (fluktuatif). Serum bilirubin juga dapat meningkat setelah beberapa minggu gejala pertama muncul, namun akhirnya kembali ke level yang normal. Secara garis besar, angka mortalitas pada infeksi akut tergolong rendah.

2. Infeksi kronis

Infeksi akan menjadi kronik pada 70 – 90% kasus dan sering kali tidak menimbulkan gejala apapun walaupun proses kerusakan hati berjalan terus. Adapun kriteria dari hepatitis kronis adalah naiknya kadar transaminase serum lebih dari 2 kali nilai normal, yang berlangsung lebih dari 6 bulan. Hilangnya HCV setelah terjadinya hepatitis kronis sangat jarang terjadi. Jangka waktu dimana berbagai tahap penyakit hati berkembang sangat bervariasi. Diperlukan waktu 20 – 30 tahun untuk terjadinya sirosis hati yang sering tejadi pada 15 – 20% pasien hepatitis C kronis. Progresivitas hepatitis kronik menjadi sirosis hati tergantung beberapa faktor resiko yaitu: asupan alkohol, ko-infeksi dengan virus hepatitis B atau Human Immunodeficiency Virus (HIV), jenis kelamin laki-laki, usia tua saat terjadinya infeksi dan kadar CD4 yang sangat rendah.1,11 Bila telah terjadinya sirosis, maka risiko terjadinya karsinoma hepatoselular adalah sekitar 1-4% pertahun. Karsinoma hepatoseluler dapat terjadi tanpa diawali dengan sirosis, namun hal ini jarang terjadi.

3. Hepatitis C Fulminan

(9)

5) Diagnosis Virus Hepatitis C

Penegakan diagnosis pada hepatitis virus C berdasarkan uji serologi untuk memeriksa antibodi dan Uji HCV RNA.

1. Uji serologi

Uji serologi yang berdasarkan pada deteksi antibodi telah membantu mengurangi risiko infeksi terkait transfusi. Sekali pasien pernah mengalami serokonversi, biasanya hasil pemeriksaan serologi akan tetap positif, namun kadar antibodi anti-HCV akan menurun secara gradual sejalan dengan waktu pada sebagian pasien yang infeksinya mengalami reaksi spontan.

Antibodi terhadap HCV biasanya dideteksi dengan metode enzyme immunoassay yang sangat sensitif dan spesifik. Enzyme immunoassay generasi k-3 yang banyak dipergunakan saat ini mengandung protein core dan protein struktural-struktural yang dapat mendeteksi keberadaan antibodi dalam waktu 4-10 minggu infeksi. Antibodi anti-HCV masih tetap dapat terdeteksi selama terapi maupun setelahnya tanpa memandang respon terapi yang telah dialami, sehingga pemeriksaan anti-HCV tidak perlu dilakukan kembali apabila sudah pernah dilakukan sebelumnya. Uji immunoblot rekombinan (recombinant immunoblot assay, RIBA) dapat digunakan untuk mengkonfirmasi hasil uji enzyme immunoassay yang positif.1 Penggunaan RIBA untuk mengkonfirmasi hasil hanya direkomendasikan untuk setting populasi low-risk seperti pada bank darah. Namun dengan tersedianya metode enzyme immunoassay yang sudah diperbaiki dan uji deteksi RNA yang lebih baik saat ini, maka konfirmasi denga RIBA telah menjadi kurang diperlukan.

2. Uji HCV RNA

(10)

RNA dideteksi dalam waktu 2 minggu infeksi dan juga digunakan untuk konfirmasi terjadinya infeksi akut. Bagaimanapun uji HCV RNA yang rutin tidak dianjurkan secara langsung karena standarisasi uji tersebut yang masih rendah.

3. Biopsi Hati

Biopsi hati secara umum direkomendasikan untuk penilaian awal seorang pasien dengan infeksi HCV kronis.Biopsi berguna untuk menentukan derajat beratnya penyakit (tingkat fibrosis) dan menentukan derajat nekrosis dan inflamasi. Pemeriksaan ini juga bermanfaat untuk menyingkirkan kemungkinan adanya penyebab hati yang lain, seperti fitur alkoholik, non-alcoholic steatohepatits (NASH), hepatitis autoimun, penyakit hati drug-induced atau overload besi.

2.3 Virus Hepatitis D

1) Pengertian Virus Hepatitis D

(11)

2) Gejala Virus Hepatitis D

Dari semua jenis penyakit / tingkatan penyakit hepatitis dapatdiketahui bahwa gejala awal yang dirasakan oleh penderita hampir sama diantaranya rasa lelah, demam, diare, mual, muntah, sakit perut, mata kuning,sakit kepala dan hilangnya nafsu makan. Gejala ini dapat muncul sebagaigejala yang ringan atau amat progresif. Kadang-kadang ditemukan penderitayang tanpa gejala.

3) Gambaran Klinis Virus Hepatitis D

Menurut Afifah,dkk (2005), Reeves (2001), gambaran klinis pada hepatitis D terdapat 3 fase antara lain :

1. Masa tunas (inkubasi)

Terjadi sejak virus masuk kedalam tubuh sampai menimbulkan gejala. Belum ada gejala pada fase ini meskipun sudah terjadi kerusakan sel hati.

2. Preicterik (prodnormal)

Anoreksia, mual, ketidaknyamanan diperut bagian atas, terasa berbau logam, malaise, sakit kepala, letih, demam tingkat rendah, hepatomegaly, urin lebih pekat

3. Icterik

(12)

mengalir keluar dari hati ke usus, timbul ikterik, hati membesar jika diraba (hepatomegaly) dan terdapat nyeri tekanan pada hati

4. Post icteric (penyembuhan)

Hilangnya ikterik, tidak enak badan, mudah letih, warna urin dan tinja menjadi normal kembali.

4) Penularan Virus Hepatitis D

Hepatitis D adalah suatu penyakit yang di sebabkan oleh Hepatitis DVirus (HDV). Melalui hubungan intim dengan penderita dan pada homoseksual. Menggunakan jarum dan obat-obatan secara bersamaan. Bayi dariwanita penderita hepatitis D.

Penularan virus penyebab hepatitis D juga hampir sama dengan penularan virus hepatitis B. Virus hepatitis D dapat menular atau menyebar melalui kontak dengan darah yang terkontaminasi atau cairan tubuh lainnya. Menurut Rumah Sakit Anak di Philadelphia, sekitar 5 % penderita hepatitis B juga memiliki hepatitis D.

2.4 Virus Hepatitis E

1) Pengertian Virus Hepatitis E

(13)

2) Gejala Virus Hepatitis E

Penderita hepatitis E mungkin tidak akan merasakan gejala atau tanda-tanda apapun pasca virus ini memasuki tubuhnya untuk jangka waktu 2 hingga 9 minggu lamanya. Namun ia kemungkinan akan segera mengalami beberapa gejala setelah masa inkubasi tersebut, seperti :

1. Timbulnya flu ringan

2. Timbulnya kelelahan ekstrim yang biasanya berlangsung selama beberapa waktu setelah virus dibersihkan

3. Perubahan warna urin menjadi gelap atau coklat 4. Sakit perut

5. Jaundice (warna mata dan kulit menjadi kuning) 6. Demam

7. Hilangnya selera makan 8. Timbulnya rasa gatal 9. Mual dan muntah

10. Timbulnya rasa sakit atau nyeri pada sendi dan otot

11. Kesemutan, mati rasa, serta kelemahan pada lengan dan kaki.

3) Penularan Virus Hepatitis E

(14)

4) Gambaran Klinis Hepatitis E

Virus Hepatitis E memiliki masa inkubasi 15-60 hari (rata-rata 40 hari). Keadaan hepatitis virus akut dibagi dalam 3 Gambaran klinis, yaitu:

1. Fase prodromal

Fase ini terjadi 1-10 hari dengan gejala yang tidak spesifik seperti malaise, kelelahan, demam, diare, nausea dan muntah.

2. Fase ikterik

Pada fase ikterik umumnya terjadi peningkatan kadar bilirubin dan enzim transaminase.

3. Fase konvalesens

(15)

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Hepatitis C adalah infeksi yang terutama menyerang organ hati. Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV). Hepatitis C seringkali tidak memberikan gejala, namun infeksi kronis dapat menyebabkan parut (eskar) pada hati, dan setelah menahun menyebabkan sirosis.(Ryan KJ, Ray CG)

Hepatitis D (HDV) disebut hepatitis Delta adalah suatu peradangan pada hati sebagai akibat virus hepatitis D yang sebenarnya adalah suatu virus detektif yang ia sendiri tidak dapat menginfeksi hepatosit untuk menimbulkan hepatitis, virus ini melakukan koinfeksi dengan HBV sehingga HBV bertambah parah . infeksi oleh HDV juga dapat timbul belakangan pada individu yang mengidap infeksi kronik HBV (Corwin, 2000)

Hepatitis E adalah suatu penyakit yang menyerang hati (liver) yang disebabkan oleh Virus Hepatitis E. Penyebarannya melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh virus ini. Virus ini lebih mudah menyebar pada daerah yang memiliki sanitasi yang buruk.

3.2 Saran

Referensi

Dokumen terkait

EuroCham ( EuroCham Cosmetics Working Group ) meyakini bahwa pembatasan jumlah bahan pewarna rambut untuk digunakan, dapat mengurangi pilihan yang tersedia untuk produk

Pemanfaatan tanah komunal harus melibatkan simantek kuta (tetua adat) sebagai orang yang dianggap paling mengerti mengenai tanah komunal di kabupaten karo

Laporan Awal Dana Kampanye yang yang dilaporkan terhitung dari sejak pembukaan Rekening Khusus Dana Kampanye sampai dengan paling lambat 14 (empat belas) hari. sebelum hari

Menimbang, bahwa yang menjadi pokok masalah dalam perkara ini adalah Pemohon mengajukan permohonan cerai talak terhadap Termohon dengan alasan antara Pemohon

Budaya Korea, terutama musik, telah menjadi sebuah fenomena yang.. sangat

Suatu kegiatan penelitian, pastilah mempunyai tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Adapun penelitian yang dilakukan oleh penulis mempunyai tujuan sebagai berikut:.. Untuk

Penulisan instrumen penilaian memuat kisi-kisi, master soal, dan kunci jawaban menggunakan format yang dikeluarkan oleh Pengurus KKG dan/atau Tim Editor.. Penulisan

Dalam hal pemenuhan terhadap ruang lingkup tersebut, akan menggunakan sebuah rangka kerja (framework) yang dapat mengintegrasikan setiap bagian pada ruang lingkup dokumen