• Tidak ada hasil yang ditemukan

Definisi Negara menurut ahli Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Definisi Negara menurut ahli Indonesia"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Teori – Teori

Tentang Asal

Mula Negara

Teori-teori tentang asal mula

Negara terbagi atas:

1. Jaman Yunani Kuno

a) Socrates b) Plato c) Aristoteles d) Epicurus

2. Jaman Romawi Kuno

(2)

1. Jaman Yunani

Kuno

Merujuk pada sejarah ketatanegaraan, perkembangan pemikiran awal tentang Negara,bermula dari bangsa Yunani di abad ke 5 SM.

Tepatnya di Athena. Jika disebut sebagai bangsa Yunani yang pertama kali mengadakan pemikiran tentang Negara maka itu dikarenakan adanya kondisi yang memberi kebebasan setiap orang dalam berpikir dan mengeluarkan pendapat secara kritis. Selain itu ada sejumlah factor sehingga berlangsungnya suatu kebebasan berpikir dan mengeluarkan pendapat saat itu,adalah:

 Adanya sifat agama yang tidak mengenal ajaran Tuhan yang ditetapkan sebagai kaidah.

 Keadaan geografs Negara tersebut yang mengarah pada perdagangan dan perantauan sehingga bangsa Yunani

sempat bertemu dan bertukar pikiran dengan bangsa-bangsa lainnya.

 Bentuk negaranya yaitu Republik-Demokrasi,sehingga rakyat memerintah dengan tanggung jawab sendiri.

 Keadaan bangsa Yunani sebagai satu kesatuan.

Bentuk dan sifat suatu Negara dalam kebudayaan Yunani Purba masih bersifat “polis-polis” atau “The Greek State” ,yaitu pada mula pertamanya merupakan suatu tempat atau benteng di puncak suatu bukit,yang makin lama makin diperkuat, kemudian orang-orang lain yang ingin hidup aman ikut menggabungkan diri, bertempat tinggal disekeliling dalam benteng itu, minta perlindungan aman dengan demikian benteng itu semakin luas. Kelompok inilah yang kemudian dinamakan “POLIS”. Jadi Negara pada waktu itu tidak lebih dari suatu kota saja.

Organisasi yang mengatur hubungan antara orang-orang yang ada didalam polis itu tidak hanya mempersoalkan hubungan keorganisasian semata,melainkan juga mempersoalkan mengenai kehidupan kepribadian orang –orang sekitarnya. Karena itu terdapat campur tangan organisasi yang mengatur polis (pemerintah). Istilah polis selanjutnya diidentikan dengan masyarakat,dan masyarakat diidentikan dengan Negara

(organisasi) yang masih berbentuk polis itu. Polis merupakan Negara kota (Standstaat atauCity State).

Sikap kritis bangsa Yunani saat itu, tentunya berangkat dari

(3)

dengan sewenang-wenang karena sifat dari kekuasaan yang dimilikinya tersebut bersifat absolute (mutlak),yang cenderung intimidasi dan memasung pola piker individu dalam masyarakat untuk tidak sempat memikirkan tentang kekuasaan dan Negara.

Negara adalah organisasi yang dapat memaksakan kehendaknya, karena telah memiliki dasar-dasar pembenaran tindakan dari penguasa dengan melalui suatu teori pembenaran Negara.

Negara adalah kelanjutan dari keinginan manusia hendak bergaul antara seorang dengan orang lainnya dalam rangka menyempurnakan segala kebutuhan hidupnya, semakin luas pergaulan manusia dan semakin banyak kebutuhannya, maka bertambah besar kebutuhannya kepada sesuatu organisasi Negara yang akan melindungi dan memelihara keselamatan hidupnya.

Dengan demikian maka dapatlah kita mengerti sekarang mengapa pada jaman Yunani kuno itu dapat dilaksanakan suatu system pemerintahan Negara yang bersifat demokratis,yaitu:

 Negara Yunani pada waktu itu masih kecil,masih merupakan apa yang disebut Polis atau Cityn State,Negara kota.

 Persoalan di dalam Negara dahulu itu tidaklah seruwet dan berbelit-belit seperti sekarang ini, lagi pula jumlah warga negaranya masih sedikit.

 Setiap warganegara (kecuali yang masih bayi,sakit ingatan dan budak-budak belian) adalah Negara minded,dan selalu memikirkan tentang penguasa negara,cara memerintah dan sebagainya.

Kira-kira pada 4 abad sebelum lahirnya Isa Almasih a.s, terdapat seorang flsuf Yunani purba bernama Arisoteles (384-322 SM),pernah

mengatakan bahwa manusia itu adalah “zoon politikon” atau makhluk yang selalu hidup bermasyarakat. Jika masyarakat itu teratur karena cita-cita yang sama, atau karena pertalian darah yang serupa, atau karena satu keyakinan dan kepercayaan, sehingga menimbulkan perasaan senasib,sepenanggungan,dan seperjuangan,meskipun dalam komunitas itu berbeda suku,ras,dan agama,maka dinamakan “natie”,dalam bahasa Indonesianya “bangsa” dan dalam bahasa Arabnya dinamakan “ummah/umat”.

Kemudian masyarakat umat yang sudah teratur itu meningkat lagi kesuatu tangga yang sempurna,yaitu anggota-anggota masyarakat yang

menundukkan dirinya bersama-sama dengan pemufakatan terlebih dahulu atau tidak,kepada suatu pemerintahan yang kekuasaannya dipegang oleh seorang kepala Negara yang mereka akui bersama-sama,dengan mempunyai pula batas-batas yang tertentu. Inilah yang dinamakan “staat”,dalam bahasa Indonesianya

“Negara” dan dalam bahasa Arabnya “daulah”.

Berikut ini adalah pengertian Negara menurut beberapa

tokoh dari Yunani kuno

:

(4)

Menurut Socrates Negara bukanlah semata-mata merupakan suatu keharusan yang bersifat objektif,yang asal mulanya berpangkal pada pekerti manusia. Sedang tugas Negara adalah

menciptakan huku,yang harus dilakukan oleh pemimpin ,atau para penguasa yang dipilih secara seksama oleh rakyat.

B. Plato

Plato adalah murid terbesar dari Socrates. Ia hidup pada tahun 429-347 SM. Pada tahun 389 ia

membukasebuah sekolah flsafat di Athena yang diberi nama Academia.selama mengajar Plato banyak menulis berbagai macam buku. Buku-buku Plato yang terpenting dalam sejarah pemikiran tentang Negara dan hukum adalah:Politeia,atau Negara,buku ini memuat ajaran Plato tentang Negara dan

hukum;buku ini kemudian dilanjutkan dalam bukunya yang lain yang diberi nama Politikos,atau Ahli

Negara,dan dalam bukunya yang lain diberi nama Nomoi,atau Undang-Undang.

Plato adalah pencipta daripada ajaran alam-cita (idecenleer),dan oleh karena itu kemudian aliran flsafatnya disebut idealism. Menurut ajaran Plato,maka hakekat kebenaran itu terdapat dalam idea manusia. Segala sesuatu yang berada diluar diri manusia itu sebetulnya hanyalah

merupakan bayangan saja daripada apa yang telah ada didalam dunia idea manusia. Sekarang bagaimanakah ajaran Plato mengenai asal mula atau terbentuknya Negara?

Ajarannya adalah sangat sederhana. Menurut Plato Negara itu timbul atau ada karena adanya kebutuhan dan keinginan manusia yang beraneka macam,yang menyebabkan mereka harus bekerja sama,untuk memenuhi kebutuhan mereka. Karena masing-masing orang itu secara sendiri-sendiri

Tidak mampu untuk memenuhi kebuttuhannya. Karena itu sesuai dengan kecakapan mereka masing-masing,tiap-tiap orang itu mempunyai tugas sendiri-sendiri dan bekerja sama untuk memenuhi kepentingan meraka bersama. Kesatuan mereka inilah yang kemudian disebut masyarakat atau Negara.

(5)

Menurut Plato ada lima macam bentuk Negara yang sesuai dengan sifat-sifat tertentu daripada jiwa manusia.bentuk daripada sesuatu Negara itu tidak dapat hidup (bertahan) kekal,oleh karena sifat-sifat jiwa manusia,yang

merupakan dasar-dasar kehidupan yang prinsipel,yang dijalankan sejauh mungkin itu merubah keadaan mereka menjadi buruk,dan akhirnya memusnahkan mereka sendiri.

Perubahan keadaan ini memengaruhi secara langsung terhadap bentuk Negara. Sebabnya ialah bahwa sesungguhnya bentuk daripada sesuatu Negara itu ditentukan oleh bentuk pemerintahannya,sedangkan bentuk pemerintahan itu ditentukan oleh sifat daripada orang-orang yang memegang pemerintahan itu,selanjutnya sifat daripada orang-orang itu ditentukan oleh sifat jiwa manusia yang merupakan dasar kehidupan prinsipel. Dengan demikian dapatlah

dimengerti bahwa orang yang adil adalah orang budiman dan orang baik,sedangkan orang yang tidak adil adalah orang yang jahat dan tidak berpengetahuan;ini adalah pencerminan daripada jiwa yang baik akan

memerintah baik,sedang jiwa yang jahat akan memerintah buruk. Jadi dengan demikian sifat kejiwaan manusialah yang sesungguhnya menentukan sikap dan perbuatan manusia.

Menurut Plato,Negara dapat menciptakan kesejahteraan yang ingin

terwujud,harus memenuhi, Pertama,Negara harus dipimpin oleh seseorang yang berpengetahuan,atau flosof,yaitu orang-orang yang cerdas,cermat,arif dan bijaksana. Kedua,kewajiban pemerintah dan warga Negara untuk taat hokum.

Ketiga,semua orang adalah sama didepan hokum. Kemudian dalam bukunya

Republic, Plato mengemukakan sebuah konsep keadilan yang dalam kaitannya dengan Negara-kota,bahwa:

a. Dalam suatu masyarakat yang adil,tiap warga Negara harus dapat memainkan peranan (fungsi kemasyarakatan) yang sesuai dengan dirinya,demikian halnya terhadao asset-aset ekonomi;

b. Keadilan hanya akan menjadi pemenang ketika akal (nalar) juga menang,dan terhadap nafsu binatang semestinya dapat dikendalikan sedemikian ruapa pada tempat yang sesuai;

c. Tatanan masyarakat yang berkeadilan hanya akan tercapai sepanjang akal manusia beserta seluruh prinsip-prinsip rasional lainnya dapat memandu penyelenggaraan kehidupan dari elemen-elemen masyarakat.

C. Aristoteles

Menurut Aristoteles

Negara itu merupakan suatu kesatuan,yang tujuannya un tuk mencapai kebaikan yang tertinggi,yaitu kesempurnaan diri manusia sebagai anggota daripada Negara. Dengan demikian Aristoteles telah menjadi seorang yang realistis,sedangkan Plato adalah seorang idealistis. Maka dari itu sistematik buku Aristoteles sangat berlainan dengan sistematik buku Plato.

(6)

berdiri atas hukum yang menjamin keadilan bagi warga negaranya.Menurut

kelompok yang lebih besar,kelompok itu bargabung hingga menjadi desa. Dan desa ini

bergabung,demikian seterusnya hingga timbul Negara,yang sifatnya masih merupakan suatu kota atau polis. Dengan demikian menurut Aristoteles adanya Negara itu sudah menurut atau

berdasarkan kodrat. Manusia sebagai anggota keluarga menurut kodratnya tidak dapat dipisahkan dari Negara.

Sebab manusia itu adalah zoon politicon ,maka dari itu tidak dapat dipisahkan dari Negara atau masyarakat.

Mengenai jenis-jenis bentuk Negara,Aristoteles membedakan dalam tiga jenis bentuk,yang kemudian tiap-tiap jenis itu dibedakan lagi menjadi dua. Adapun yang dipergunakan sebagai criteria dalam menguraikan bentuk-bentuk Negara ini ada dua hal,yaitu:

1. Jumlah orang yang memegang pemerintahan;maksudnya pemerintahan itu hanya dipegang oleh satu orang saja;ataukah oleh pada prinsipnya seluruh rakyat,jadi oleh golongan terbesar.

2. Sifat atau tujuan pemerintahannya;maksudnya adalah pemerintahan itu ditujukan untuk kepentingan umum (ini yang bersifat baik),ataukah pemerintahan itu hanya ditujukan untuk kepentingan para penguasa saja (inin yang jelek).

Berdasarkan 2 kriteria diatas,maka menurut Aristoteles didapatkan bentuk-bentuk Negara:

I. Negara dimana pemerintahannya harus dipegang oleh satu orang saja,jadi kekuasaan itu hanya terpusat pada satu tangan ,ini dibedakan lagi berdasarkan sifatnya,yaitu:

 Negara dimana pemerintahannya hanya dipegang oleh satu orang saja,dan pemerintahan itu ditujukan kepada kepentingan umum. Jadi ini yang bersifat baik. Negara ini disebut Monarki.

 Negara dimana pemerintahannya dipegang oleh satu oaring saja,tetapi pemerintahannya itu hanya ditujukan untuk

kepentingan si penguasa itu sendiri,jadi ini yang bersifat jelek. Negara ini disebut tyranni.

II. Negara dimana pemerintahannya itu dipegang oleh beberapa orang,jadi oleh segolongan kecil saja. Disinipun sesungguhnya kekuasaan Negara itu dipusatkan, tetapi tidak pada tangan satu orang,melainkan pada satu organ atau badan yang terdiri dari beberapa orang. Ini dibedakan lagi berdasrakan sifatnya:

 Negara dimana pemerintahannya itu dipegang oleh beberapa orang,dan sifatnya itu baik,karena pemerintahannya itu ditujukan untuk kepentingan umum. Negara ini disebut Aristokrasi.

 Negara dimana pemerintahannya itu dipegang oleh beberapa orang,tetapi sifatnya itu jelek,karena pemerintahannya itu hanya ditujukan untuk kepentingan mereka,si pemegang pemrintahan itu sendiri. Negara ini disebut oligarki.

III. Negara dimana pemerintahannya itu dipegang oleh rakyat,ini yang dimaksud bahwa yang memegang pemerintahan itu pada prinsip nya adalah rakyat itu sendiri,setidak-tidaknya oleh segolngan besar

(7)

 Negara dimana pemerintahannya itu dipegang oleh rakyat dan sifat pemerintahannya adalah baik,karena memperhatikan kepentingan umum atau rakyat. Negara ini disebut Republik atau Republik Konstitusional.

 Negara dimana pemerintahannya itu dipegang oleh rakyat,tetapi sifat pemrintahannya itu adalah jelek,karena pemerintahannya itu hanya ditujukan untuk kepentingan si pemegang kekuasaan itu saja.

Meskipun dalam Negara ini dikatakan bahwa pemrintah itu dipegang oleh rakyat,tetapi dalam prakteknya pemerintahan itu hanya dipegang oleh orang-orang tertentu saja. Negara ini disebut demokrasi.

D. Epicurus

Menurut ajaran Aristoteles,yang terpenting itu adalah Nega

ra atau

masyarakat,maka sekarang orang bersifat acuh tak acih. Manusia sebagai individu dan Negara mulai terasing satu sama lain,dan dan tidak ada

kemungkinan lagi untuk mendidik orang menjadi warga Negara yang baik dari Negara.

Dalam keadaan inilah kemudian Epicurus kemudian menciptakan ajarannya yang bersifat individualistis.

Jadi Epicurus adalah pencipta daripada ajaran individualism,yang mengganggap bahwa elemen atau bagian yang terpenting bukanlah Negara atau masyarakat,seperti dalam universalisme nya

Aristoteles,tetapi elemen atau bagian terpenting adalah individu itu sendiri sebagai anggota masyarakat. Bahkan adanya Negara-negara itu untuk kepentingan individu itu sendiri. Individu-individu inilah bagian terpenting,maka ajaran Epicurus tentang sifat susunan masyarakat atau Negara disebut ajaran Atoomisme.

Negara menurut Epicurus itu adalah merupakan hasikl daripada perbuatan manusia,yang diciptakan untuk menyelenggrakan kepentingan anggota-anggota nya. Manusialah sebagai individu,dan sebagai anggota masyarakat,yang mempunyai dasar-dasar kehidupan yang mandiri dan merupakan realita. Jadi menurut Epicurus

yangbhidup itu adalah individunya,yang merupakan keutuhan itu adalah individunya,sedang Negara atau masyarakat adalah buatan daripada individu – individu tersebut.

Sedangkan tujuan Negara adalah

menyelenggarakan ketertiban dan keamanan, dan untuk terselenggaranya ini masyarakat harus tunduk akan pemerintah. Maka menurut Epicurus tujuan

Negara itu adalah selain menyelenggarakan ketertiban dan keamanan,yang terpenting adalah menyelenggarakan kepentingan perseorangan.

Dengan demikian Epicurus dengan sikap pikirannya yang acuh tak

acuh,karena terpaksa,memberikan penyesuaian pikiran dan pertolongan pada keadaan yang bobrok,tanpa harapan,tanpa usaha untuk menyelamatkan diri dari keadaan-keadaan itu. Oleh karena itu ajaran Epicurus tentang Negara dan

(8)

sekali,sedang ajaran Epicurus itu kiranya hanyalah khusus untuk ditujukan memperbaiki atau mengatasi kebobrokan masyarakat pada saat itu saja.

Maka keadaannya seperti madzhab flsafat dari masa Yunani yang kedua,yaitu madzab kaum Stoa.

2. Jaman Romawi

Kuno

Berbeda pada jaman Yunani,pada jaman Romawi ini ilmu

penegtahuan,terutama ilmu kenegaraan tidak dapat berkembang sedemikian rupa,sehingga sesungguhnya sedikit sekali pengetahuan yang kita dapatkan dari jaman ini. Tetapi tidaklah boleh kita memperkecil pengetahuan yang kita

dapatkan dari jaman ini,karena meskipun system ketatanegaraannya tidak dituangkan dalam suatu ilmu pemikiran,melainkan ditanamkan dalam praktek ketatanegaraannya,dapat mempengaruhi system ketatanegaraan seluruh dunia.

Meskipun bangsa romawi dalam beberapa hal hanya mewarisi saja dari kebudayaan dan peradaban bangsa Yunani setelah Negara yunani pada tahun 146 SM ditaklukan romawi dan kemudian dimasukkan dalam kerajaan

romawi,tetap sangatlah berlainan keadaannya daripada kedua Negara tersebut. Perbedaannya antara lain:

1. Pada jaman romawi kuno ilmu pengetahuan tidak dapat berkembang dengan pesat. Hal ini karena bangsa Romawi lebih menitik beratkan soal-soal praktis daripada berpikir secara teoritis. Sedangkan bangsa Yunani lebih merupakan orang-orang yang suka berpikir.juga berpikir tentang Negara dan hukum. Bangsa Yunani banyak manghasilkan ahli-ahli flsafat.

2. Kerajaan Romawi itu dimulai dari keadaan yang terpecah belah,tetapi yang kemudian setelah melalui peperangan-peperangan,keadaan di Romawi mengalami perubahan-perubahan. Sedangkan pada jaman Yunani Negara dimulai dengan kesatuan nasional yang kompak,tetapi akhirnya jatuh karena Negara terpecah belah,yang tidak dapat

dikuasai lagi untuk dipersatukan kembali.

Berikut ini adalah defnisi atau pemikiran ahli Romawi kuno mengenai apa arti sebuah Negara:

A. Polybius

Polybius sebenarnya merupakan seorang ahli sejarah yang berkebangsaan Yunani. Tetapi oleh karena sesuatu hal ia pernah dipenjarakan di Romawi. Dia adalah seorang yang rajin ,tekun,dan cakap. Ini terbukti meskipun ia

dipenjarakan,tetapi selama di penjara itu ia sempat dan dapat mengadakan penelitian tentang system dan susunan ketatanegaraan do Romawi. Dan setelah ia dikeluarkan dari penjara ia mengadakan perjalanan keliling dunia,antara lain ke Afrika,tujuannya tidak lain adalah juga untuk mengadakan penelitian. Dan ternya hasil-hasil penelitiannya itu ia dapat menghasilkan suatu teori

kenegaraan yang mengagumkan,antara lain teori tentang perubahan bentuk-bentuk Negara. Ajarannya kemudian dikenal dengan nama cyclus theory.

Menurut ajaran Polybius ini,bentuk-bentuk Negara itu dapat digolongkan menjadi 3 golongan besar,yang kemudian masing-masing golongan itu

(9)

bahwa garis besar dalam ajaran dari Plato,Aristoteles,dan Polybius tentang bentuk-bentuk Negara pada prinsipnya adalah sama ialah bahwa mereka

berpendapat ada 3 bentuk Negara,ini yang pokok,yang kemudian masing-masing bentuk tersebut dibedakan lagi menjadi dua jenis,sehingga ada 6 bentuk Negara. Dalam teori Polybius ternyata dapat dilihat bahwa dalam pemerintahan yang baik di dalamnya telah mengandung akses yang buruk,yang kemudian akan melahirkan bentuk Negara yang buruk pula. Tetapi sebaliknya di dalam

pemerintahan yang buruk,didalam nya terkandung benih-benih kebaikan yang kemudian akan melahirkan bentuk Negara yang baik pula.

B. Cicero

Cicero adalah seorang ahli flsafat terbesar tentang Negara dan hukum dari bangsa Romawi. Ia hidup pada tahun 106-43 SM. Ia juga seorang ahli

kesusastraan dan ahli pidato,pernah pula ia menjadi seorang advokat. Dalam banyak hal ia meniru hasil-hasil karya dari sarjana-sarjana Yunani. Ini terjadi dari nama kedua buah buku karangannya yang sangat termasyur,yaitu De Republica (tentang Negara) dan De Legibus (tentang hukum atau tentang undang-undang). Dalam kedua buah buku karangannya itu ternyata dengan jelas bahwa

susunannya meniru susunan daripada buku karangan Plato. Tetapi meskipun demikain,isinya jauh lebih kurang bernilai bila dibandingkan dengan buku

karangan Plato. Karena Cicero tidak banyak menunjukkan hasil pikirannya yang asli.

Negara menurut Cicero adalah merupakan suatu keharusan,dan harus didasarkan atas rasio manusia. Ajaran Cicero ini sebetulnya meniru dan disesuaikan dengan ajaran kaum Stoa. Pengertian ratio disini yang dimaksud oleh Cicero adalah ratio yang murni,yaitu yang didasarkan atau menurut hukum alam kodrat. Jadi tidaklah seperti ajaran Epicurus yang menganggap bahwa Negara itu adalah merupakan hasil daripada perbuatan manusia untuk,dan fungsinya hanya sebagai alat saja daripada manusia untuk ememnuhi kebutuhannya.

3. Jaman Abad

Pertengahan

Setelah jatuhnya imperium Romawi,sejarah pemikiran tentang Negara dan hukum memasuki jaman baru,yaitu jaman abad pertengahan. Biasanya orang berpendapat bahwa jaman abad pertengahan ini dimulai pada tahun 476 yaitu tahun keruntuhan kerajaan Romawi-Barat. Akan tetapi Augustinus,ahli pemikir besar tentang Negara dan hukum,yang menciptakan ajaran-ajaran baru pada jaman itu,hidup setengah abad lebih dahulu,yaitu pada tahun 354-430.

Sedangkan jatuhnya romawi barat,yang ditandai dengan penutupaqn praktek tentang Negara dan hukum dari bangsa romawi,baru terjadi setengah abad kemudian,yaitu dengan diselenggarakannya kodifkasi undang-undang oleh raja Justianus dari kerajaan Romawi Tomur.

(10)

Kristen semakin berkembang terus,dan kemudian tergantikan. Karena tidak sedikit kaisar-kaisar yang memberi hati kepada penganut-penganut agama Kristen ini,maka kemudian timbul susunan organisasi gereja yang ada hubungannya dengan urusan-urusan keduniawian,yaitu suatu kekuasaan

keduniawian yang semula ditolak oleh kaum gereja. Tetapi dalam perkembangan selanjutnya hal ini merupakan suatu persoalan yang tidak bias diabaikan.

Pada jaman abad pertengahan ini tidak banyak memberikan kesempatan terhadap perkembangan pemikiran tentang Negara dan hukum,serta ilmu-ilmu pengetahuan lainnya,karena cara orang berpikir pada jaman abad pertengahan ini kurang kritis. Segala hal di dunia ini selalu dikembalikan kepada asalnya yaitu Tuhan. Jadi terjadinya segala sesuatu di dunia ini kerena sudah dikehendaki Tuhan. Dengan demikian lenyaplah alasan yang kuat bagi orang untuk mengadakan pemikiran tentang Negara dan hukum. Pemerintah kerajaan membiarkan segala sesuatu nya di lapangan agama,kesusilaan dan adat istiadat,asal saja hal itu semua tidak membahayakan kerajaannya,baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

Berikut ini beberapa defnisi Negara menurut beberapa ahli pada jaman abad pertengahan:

A. Augustinus

Dalam karangan nya beliau membagi Negara atas dua

bagian,pertama,Negara disebut sebagai Civitas Dei yang artinya Negara

Tuhan,disebut Civitas Terrena atau Civitas Diaboli yang artinya Negara-negara duniawi dan iblis.

Negara Tuhan bukanlah Negara dari dunia ini,akan tetapi jiwanya sebagian dimiliki oleh beberapa orang didunia untuk mencapainya. Yang melaksanakan itu adalah gereja yang mewakili Negara Tuhan. Keadilan hanya dapat dicapai jika Negara diperintah oleh orang Kristen dalam civitas dei. Hanya dengan mengejar ke Negara tuhan yang dapat mencapai hidup bahagia untuk selama-lamanya. Dalam Negara duniawi pemerintahannya bertindak sewenang-wenang oleh karena Negara duniawi itu dipegang oleh orang-orang yang terjerumus dalam keadaan dosa. Kehancuran Negara Romawi disebabkan nafsu akan kemegahan dan keduniawian.

B. Thomas Aquinas

Tentang bentuk pemerintahan ajaran Thomas Aquinas pun banyak

terpengaruh oleh ajaran Aristoteles.Menurut nya ada 3 bentuk pemerintahan suatu Negara,yaitu:

 Pemerintahan oleh satu orang. Ini yang baik disebut monarki,dan yang jelek disebut tyranny.

 Pemerintahan oleh beberapa orang. Ini yang baik disebut aristokrasi,yang jelek disebut oligarki.

(11)

4. Jaman

Renaisance

A. Niccolo Machiavelli

Ajaran Niccolo Machivelli yang menggantikan ajaran-ajaran dari jaman abad pertengahan yang bersifat teologis adalah suatu ajaran yang bersifat kosmis Naturalistis,suatu realism modern,yang berdasarkan atas ajaran-ajaran kuno,khususnya dari praktek pemerintahan bangsa Romawi.

Tujuan negara menurut Niccolo Machiavelli adalah sangat berbeda dengan ajaran-ajaran yang telah terdahulu,yaitu untuk mencapai kesempurnaan seperti yang diajarkan oleh sarjana-sarjana jaman abad pertengahan. Sedang menurut Niccolo Machiavelli tujuan Negara adalah mengusahakan

terselenggaranya ketertiban,keamanan,dan ketentraman. Dan ini hanya dapat dicapai oleh pemerintah seorang raja yang mempunyai kekuasan yang absolute.

Selanjutnya,sesuai dengan sifat naturalistisnya,Niccolo Machiavelli berpendapat bahwa hukum dan kekuasaan itu adalah sama. Sebab siapa yang mempunyai kekuasaan ia mempunyai hukum,dan siapa yang tidak mempunyai kekuasaan,tidak akan pernah mempunyai hukum.

B. Thomas Morus

Thomas Morus dilahirkan di London. Ia hidup pada tahun 1478-1535. Ayahnya seorang hakim. Dimasa kecilnya,Thomas Morus sangat mengagumkan. Ia seorang anak ajaib. Sebab baru berumur 18 tahun ia telah termasyur

diseluruh dunia dalam lapangan kesusastraan berhubung dengan karangan-karangannya tentang jaman klasik. Jabatannya kemudian sebagai pengacara yang ulung,dan karena itu ia menjadi dekat dengan raja Henry VIII. Tetapi karena sesuatu hal,yaitu karena ia tidak mau menyetujui dan tidak mau memberikan bantuannya dalam hal perceraian raja tersebut dengan permaisurinya,ia dipenjara di Tower,dan kemudian dihukum mati pada tahun 1535.

Apabila pemikiran tentang Negara dan hukum pada jaman renaissance telah diungkap oleh seorang sarjana besar Italia bernama Niccolo

Machiavelli,maka di Inggris pada tahun 1516,jadi beberapa tahun setelah terbitnya buku II pricipe dari Niccolo Machiavelli,Thomas Morus

menerbitkansebuah buku karangannya,yang sesungguhnya tidak ada sangkut pautnya dengan masalah pemikiran tentang kenegaraan dan hukum,karena buku tersebut bersifat roman kenegaraan,yaitu De optimo rei republicae statu deque nova insula Utopia;tentang susunan pemerintahan yang paling baik dan tentang pulau yang tak dikenal,yang dinamakan Negara antah berantah atau dengan singkatdisebut Utopia karena tulisannya itulah nama Thomas Morus terkenal diseluruh dunia dan bahkan namanya dapat diabadikan dalam sejarah pemikran tentang Negara dan hukum.

C. Jean Bodin

Jean Bodin adalah seorang ahli pemikir besar tentang Negara dan hukum dari Negara Prancis,yang banyak juga dipengaruhi oleh keadaan pada jaman Renaissance. Ia hidup pada tahun 1530-1596. Ia adalah seorang realistis seperti hal nya dengan Niccolo Machiavelli. Ia hidup dalam suasana system

(12)

pertengahan yang dapat memberi sifat kenegaraan yang khusus pada jama sejarah baru. Disini pun individualism akan lekas diganti oleh bentuk baru ialah kolektivisme,yang akan segera mengakhiri individualism itu.

Sama halnya dengan Niccolo Machiavelli,Jaen Bodin juga menyatakan bahwa tujuan Negara itu adalah kekuasaan. Defnisinya tentang Negara adalah sebagai berikut:Negara adalah keseluruhan dari keluarga-keluarga dengan segala miliknya,yang dipimpin oleh akal dari seorang penguasa yang berdaulat. Jadi seperti Aristoteles,Jean Bodin berpendapat bahwa keluarga itu adalah asal atau dasar daripada Negara,baik menurut logika maupun menurut sejarah.

Sedangkan menurut Jean Bodin kedaulatan itu adalah kekuasaan tertinggi untuk membuat hukum di dalam suatu Negara yang sifatnya adalah:

 Tunggal

 Asli

 Abadi

 Tidak dapat dibagi-bagi

5. Jaman

Monarkomaken

Istilah Monarkomaken dalam pengertian yang umum berarti anti raja atau menatang raja. Tetapi sesungguhnya pengertian ini adalah kurang tepat sebab ajaran-ajaran dari apara ahli pemikir tentang Negara dan hukum yang

dimasukkan dalam golongan kaum monarkomaken sama sekali tidak anti atau melawan system absolutisme pada umumnya,melainkan yang ditentang atau yang dilawan itu adalah aksesnya. System pemerintahan absolutisme ini dalam banyak hal tidak dapt melepaskan diri dari pengaruh teokrasi yang menyatakan bahwa segala sesuatu itu berasal dan dikenhendaki oleh Tuhan.

Berikut ini akan dijelaskan beberapa ahli yang termasuk kaum monarkomaken:

A. Hotman

Hotman pada tahun 1573 menerbitkan buku karangannya yang diberi nama Pranco Gallia. Dasar-dasar yang dipergunakan oleh Hotman untuk menentang absolutism bukanlah dasar-dasar ajaran agama,melainkan dasar-dasar ajaran sejarah. Jadinya ia bukanlah seorang menarkomaken yag sebenarnya,meskipun orang selalu menggolongkan ke dalam pengertian itu.

B. Brutus

Buku tulisan kaum monarkomaken yang sesungguhnya pertama-tama terbit pada tahun 1579,nama bukunya Vindiciae contra Tyrannos (alat-alat hukum melawan tyrani). Pengarangnya bersembunyi dibelakang nama Brutus. Buku merupakan salah satu tinjauan yang prinsipel tentang perlawanan terhadap raja-raja yang mempunyai kekuasaan absolute.

C. Buchanan

(13)

Skotlandia dan Inggris,di Skotlandia sebagai James VI,sedangkan di Inggris sebagai James I. Yang memerintah pada tahun 1603-1625.

Buchanan adalah seorang yang humanist. Pertama-tama ia mencari perbadaan antara raja dengan tyran. Raja itu adalah orang-orang yng

memegang pemerintahan,yang memperoleh kekuasannnya itu dengan bantuan rakyat,dan yang melaksanakan pemerintahannya atas dasar keadilan. Jika tidak demikian,ia adalah seorang tyran. Dan ia boleh dibunuh tanpa hukuman.

D. Mariana

Nama lengkapnya adalah Juan de Mariana. Ia adalah seorang sarjana dari Spanyol. Pada tahun 1599 ia menerbitkan bukunya De Rege ac Regis Institutions (tentang hal raja dan kedudukannya). Buku ini khusus ditujukan sebagai

pegangan dari raja Philip III yang memerintah di Spanyol. Ajarannya banyak persamaannya dengan ajaran Buchanan,terutama menegenai batas-batas kekuasaan raja,dan pembunuhan terhadap Tyran. Banyak pula persamaannya dengan ajaran Niccolo Machiavelli,Cuma sifatnya agak samar-samar.

E. Bellarmin

Ia adalah seorang cardinal,hidup pada tahun 1542-1621. Ia adalah seorang Controversialis. Filsafat negaranya bersifat Controversialis,karena sikap James yang membela pendirian tentang kedaulatan Tuhan,yang kemudian mendapat perlawanan dari kaum Jesuitndengan kedaulatan rakyatnya. Bellarmin berpendapat bahwa monarki absolute merupakan bentuk pemerintahan yang yang paling baik dalam teori,akan tetapi karena kekurangan-kekurangan daripada akhlak manusia telah menyebabkan prakteknya berlainan sekali. Pendapat ini telah dibenarkan dalam praktek. Buku karangan Bellarmin yang terkenal,ialah Disputationes,yang

mengajarkan bahwa paus tidak mempunyai kekuasaan dalam lapangan keduniawian. Dan Tractatus de Potestate Summi Pontivieus in Rebus Temporalibus,tentang kekuasaan paus dalam lapangan keduniawian.

F. Suarez

Nama lengkapnya Francesco Suarez. Ia juga seorang controversialis. Ia seorang sarjana Spanyol,yang hidup pada tahun 1548-1617. Ajarannya ditulis dalam bukunya Tractatus de Ligibus ac Deo Legislatore (uraian tentang undang-undang dan Tuhan,pembentuk undang-undang-undang-undang). Alirannya disebut sebagai pelopor dari Hug0 de Groot. Karena ia telah menciptakan hukum antar

Negara,dan memberikan kemungkinan umtuk dibangunnya kembali hukumalam. Ini sesuai dengan pendapatnya bahwa tidak ada satu negrapun yang dapat berdiri sendiri tanpa adanya hubungan dengan Negara lain.

Menurut pendapat Suarez,Negara adalah gabungan dari beberapa orang-orang yang merupakan suatu kesatuan karena perbuatan yang berdasarkan kemauan atau kerana persetujuan umum.

G. Milton

Nama lengkapnya John Milton. Ia adalah seorang penyair yang termasyur. Ketika hidupnya ia mengalami masa pembunuhan raja Charles 1. Dan karena pembelaan-pembelaanya ia menjadi terkenal.

H. Johannes Althusius

(14)

terkenal,Politica Methodice Digesta,yaitu (susunan ketatanegaraan yang

sistematis,yang diperkuat dengan contoh-contoh dari sejarah biasa dan sejarah suci). Althusius hidup pada tahun 1568-1638.

Menurut Althusius,Negara adlah kesatuan keluarga dalam bentuknya yang tertinggi dan yang mempunyai tujuan beraneka macam,dengan secara

berangsur-angsur kesatuan itu berkembang dan akhirnya mencapai bentuknya sebgai Negara. Jadi ajarannya bersifat organistis.

6. Jaman

Berkembangnya

Hukum Alam

Pada abad ke XVII dan abad ke XVIII,teori hukum ala mini sangat berkuasa dan menimbulkan ajaran-ajaran baru.

Pemikiran tentang Negara dan hukum dalam abad ke XVI,mengenai penjelmaan kekuasaan absolute dan pembenarannya atau penguatan yuridis,serta penetapan-penetapan batas yang perlu untuk itu. Hal terakhir ini,sering menimbulkan perbedaan pendapat mengenai jawaban,dari manakah sesungguhnya asal mula kekuasan itu. Dalam hal ini ternyata pandangan teologis yangs elalu memegang peranan . inilah salah satu persoalan yang diwariskan dari jaman abad pertengahan,yang akan berlangsung terus,dalam bentuk-bentuknya yang baru.

A. Grotius (Hugo de Groot)

Hukum menurut Grotius adalah segala ketentuan yang benar dan baik menurut rasio,dan tidak mungkin salah,dan adil.

Sebagai contoh misalnya:

 Setiap orang harus menghormati milik orang lain

 Setiap orang harus saling menghormati terhadap sesame

 Setiap orang harus mengganti kerugian yang ditimbulkan karena kesalahannya

 Setiap orang harus menepati janji

 Setiap orang harus mengembalikan milik orang lain yang pada dasarnya bukan miliknya

Dan menurut Grotius,yang menyebabkan suatu perjanjian adalah manusia karena manusia adalah makhluk social dan yang paling penting adalah bahwa manusia itu mempunyai rasio.

B. Thomas Hobbes

Dalam keadaan masih belum ada Negara,Hobbes menyamakan manusia itu terhadap manusia lainnya seperti serigala dengan ungkapan homo homini lopus. Hobbes menggambarkan Negara sebagai makhluk raksasa dan

(15)

Negara dibentuk melalui perjanjian masyarakat dan dalam perjanjian itu rakyat menyerahkan hak-haknya baik sebagian maupun seluruhnya kepada pihak penguasa. Didalam Negara monarki,jika rakyat menyerahkan hak-hak seluruhnya kepada kerajaan maka disebut monarki mutlak.

C. John Locke

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan pengertian kerugian keuangan atau kekayaan Negara yang dimaksud dalam buku petunjuk ini adalah suatu

Kesepakatan dalam klausul baku dilarang memuat klausula-klausula yang memberatkan atau bersifat mengalihkan tanggung jawab pelaku usaha kepada konsumen, atau seolah-olah

Sedangkan menurut Gronroos dalam Ratminto (2005:2) kualitas layanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata yang terjadi sebagai akibat

Jadi DBMS merupakan software (dan hardware) yang khusus didesain untuk melindungi dan memanage Database atau dapat diartikan sebagai suatu sistem inFormasi yang

Sifat atau jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah yuridis normatif yang bersifat deskriptif yang dilakukan dengan meneliti bahan pustaka atau

Spesifikasi penelitian ini menunjukkan penelitian bersifat deskriptif, yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan menggambarkan kenyataan-kenyataan yang ada

Komunikasi merupakan suatu interaksi dimana terdapat dua orang atau lebih yang sedang membangun atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lain yang

Suatu sifat yang penting dari surfaktan di dalam larutan adalah kemampuan misel untuk meningkatkan kelarutan bahan yang tidak larut atau sedikit larut dalam