• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS ORGANISASI PEMBELAJAR DAN BERPIKIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TUGAS ORGANISASI PEMBELAJAR DAN BERPIKIR"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS ORGANISASI PEMBELAJAR DAN BERPIKIR SISTEM MAKALAH TENTANG PERSONAL MASTERY

OLEH: Rini Dwi Primasari

1306488404

S1 EKSTENSI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS INDONESIA

(2)
(3)

2.7 Aplikasi Personal Mastery………

BAB III PENUTUP 3.1

Kesimpulan………... 3.2

Saran………..

15 16

DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Organisasi Pembelajar dan Berpikir Sistem Tentang Personal Mastery.

Dalam pembuatan makalah ini, saya menyadari bahwa semua ini tidak terlepas dari bantuan bimbingan dan arahan dari dosen mata kuliah OPBS, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. dr. Purnawan Junadi MPH., Ph.D. sebagai dosen mata kuliah OPBS 2. Semua teman-teman dalam tim mata kuliah OPBS dalam menyelesaikan

makalah ini.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami mengharap kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.

(4)

Depok, 04 Maret 2014

(5)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perkembangan zaman identik dengan modernisasi dan pertumbuhan yang pesat di segala bidang, hal ini memaksa setiap organisasi untuk terus berkembang dan tumbuh mengikuti zaman. Sehingga setiap organisasi harus melakukan perubahan dan berbagai perbaikan seperti memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumen/klien, merekrut SDM terbaik, serta memperbaiki sistem agar tetap dapat bertahan.

Kunci sukses sebuah perubahan terletak pada sumber daya manusia yaitu sebagai inisiator dan agen perubahan terus menerus, pembentuk proses serta budaya yang secara bersama meningkatkan kemampuan perubahan organisasi.

(6)

individu yang terus melakukan pembelajaran namun organisasi juga harus terus belajar. Sebagaimana halnya manusia, organisasi harus tetap belajar.

Menurut SLST Pemimpin mempunyai Keterampilan Nurturing Change pada organisasi pembelajaran melalui:

1. Personal Mastery 2. Mental models 3. Team learning 4. Systems thinking 5. Shared vision

Personal Mastery merupakan bagian dari pengembangan atmosfer psikologis dalam organisasi. Personal Mastery adalah faktor dari individu manusia, dimana terjadi sebuah proses berkesinambungan bagi individu untuk memperdalam visi dan energi. Adapun maksud dari Personal Mastery adalah untuk mewujudkan dua komponen utama, yaitu menentukan tujuan dan mengukur tujuan tersebut. Personal Mastery juga merupakan satu dari lima pilar The Fifth Discipline Peter Senge, yaitu pada Learning Organization. Sehingga Personal Mastery memberi pengaruh positif bagi kinerja organisasi, yang artinya Personal Mastery yang tinggi akan menghasilkan produktivitas tinggi hingga pengaruhnya terhadap kinerja organisasi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Personal Mastery?

2. Apa manfaat, karakteristik, dan dimensi Personal Mastery? 3. Bagaimana cara atau upaya meningkatkan Personal Mastery?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Menjabarkan pengertian Personal Mastery.

2. Menjelaskan manfaat, karekteristik, dan dimensi Personal Mastery.

(7)

1.4 Manfaat Penulisan

1. Mengerti dan memahami pengertian Personal Mastery.

2. Mengerti dan memahami manfaat, karekteristik, dan dimensi Personal Mastery.

(8)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan Teori Personal Matery

Secara etimologi, Mastery berasal dari bahasa inggris dan latin yang berarti penguasaan atau keahlian dominasi terhadap sesuatu. Sedangkan dari bahasa Perancis, berasal dari kata Maitre yang berarti seseorang mempunyai keahlian khusus, cakap, dan ahli dalam sesuatu.

Personal Mastery is the discipline of continually clarifying and deepening our personal vision, of focusing our energies, of developing patience and of seeing reality objectively (Peter Senge) “Penguasaan diri adalah sebuah disiplin yang terus menerus, memperjelas dan memperdalam penglihatan personal kita, memfokuskan energi kita, menyampaikan kesabaran dan melihat objek secara realistis.” (Peter Senge)

Penguasaan diri adalah pengembangan diri seseorang yang prosesnya terus berkesinambungan, selalu mencari jalan untuk terus berkembang, hal baru untuk dipelajari, bertemu dengan orang baru, merupakan suatu jalan kehidupan yang menekankan pada perkembangan dan kepuasan dalam kehidupan personal dan professional (Fran Sayers Ph.D)

Penguasaan diri adalah suatu cara yang berkesinambungan untuk menjernihkan dan memperdalam visi, energi, dan kesabaran seseorang (Michael J. Marquardt)

(9)

2.2 Manfaat Personal Mastery

Manfaat atau keuntungan bagi seseorang yang mempunyai tingkat penguasaan diri tinggi adalah:

1. Kemampuan mengambil tanggung jawab. 2. Kejelasan dan profesionalisme visi. 3. Kohesive dan Team Work yang berlaku.

4. Penurunan jumlah karyawan yang absen melalui peningkatan kesejahteraan karyawan.

5. Mampu mengendalikan stress dan bersikap positif.

6. Menciptakan petumbuhan organisasi yang tetap dan berjangka panjang. 7. Pemenuhan tanggung jawab sosial.

8. Kepemimpinan kreatif yang kuat. 9. Meningkatkan kecerdasan emosi.

Dengan demikian terlihat jelas bahwa Personal Mastery tidak saja baik bagi diri sendiri namun juga mempengaruhi lingkungan kerja, lingkungan tempat tinggal dengan cara yang positif.

2.3 Aspek Personal Mastery

Oleh Metavarsity Course, Personal Mastery disebutkan memiliki 4 aspek, yaitu:

1. Aspek Emosional, yang terdiri atas:

a. Memahami emosi diri sendiri dan akibatnya b. Memahami orang lain dan emosi yang dialaminya c. Berdaya secara emosional dan nyata

(10)

a. Terhubung dengan inner self

b. Mengapresiasi kehidupan, menyayangi orang lain c. Bersatu dalam perbedaan dengan orang lain

d. Menciptakan dunia yang lebih baik untuk tempat hidup 3. Aspek Fisik, terdiri dari:

a. Berada secara fisik dan dalam lingkungan b. Memahami hubungan antara ‘mind-body’

c. Bertanggung jawab dan membuat keputusan positif d. Memanage stress dan mencapai keseimbangan 4. Aspek Mental, terdiri atas:

a. Memahami cara pikiran bekerja dan cara menciptakan realitas b. Meningkatkan fokus mental dan konsentrasi

c. Menciptakan pikiran yang jernih dan inovatif d. Menciptakan realitas yang diinginkan.

Dengan menguasai 4 aspek yang telah dikemukakan, diharapkan seseorang dapat menggunakannya untuk mengatasi kebutaan yang dialami. Setelah mampu menguasai 4 aspek tersebut, dapat dikatakan telah menguasai Personal Mastery. Seseorang yang telah menguasai Personal Mastery memiliki komitmen yang tinggi terhadap suatu hal, lebih sering mengambil insiatif, secara terus menerus mengembangkan kemampuannya untuk menciptakan hasil terbaik dalam kehidupan yang benar-benar diinginkan.

2.4 Karakteristik Personal Mastery

Menurut Marty Jacobs (2007), seseorang yang memiliki Personal Mastery yang tinggi akan memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Mempunyai sense khusus mengenai tujuan hidupnya.

2. Mampu menilai realitas yang ada sekarang secara akurat.

(11)

4. Melihat perubahan sebagai suatu peluang.

5. Memiliki rasa keingintahuan yang besar.

6. Menempatkan prioritas yang tinggi terhadap hubungan personal tanpa menunjukkan rasa egois atau individualismenya.

7. Pemikir sistemik, dimana seseorang melihat dirinya sebagai salah satu bagian dari sistem yang lebih besar.

2.5 Dimensi Personal Mastery

Penerapan Personal Mastery dapat dilihat dari dua dimensi yang saling berkaitan. Dimensi dimana seseorang tersebut sebagai individu dan dimensi dimana personal tersebut menjadi bagian dari suatu kelompok (team). Sebagai individu, upaya pengendalian diri (Personal Mastery) dengan segala unsurnya akan dapat membentuk karakter personal, sedangkan perannya pada kelompok, Personal Mastery diperlukan untuk menjamin adanya pembelajaran organisasi (Learning Organization). Paduan karakter personal yang dimiliki oleh anggota team dalam suatu organisasi akan membuat dinamika dan menumbuhkan organisasi tersebut. Dari interaksi ini munculnya benih-benih Leadership yang diharapkan akan melahirkan pemimpin-pemimpin yang tangguh.

(12)

Understanding Others

Development

Understanding Self

Gambar 2.1: Development as a dialectical process of interaction Personal Mastery menunjukkan bahwa kekuatan sebuah organisasi tergantung pada kekuatan pribadi yang mendukung. Peter Senge dalam Global Learning Service juga menjelaskan tujuh dimensi penguasaan diri yang harus dibudayakan untuk mendukung proses pengembangan mencapai Personal Mastery:

1. Kesadaran Diri (Self-Awareness)

Laporan dari komisi pendidikan UNESCO dalam The Jewel Within menyatakan bahwa pengembangan diri merupakan sebuah proses mengenal dan memahami diri sehingga seseorang mampu membuka diri untuk berhubungan dengan orang lain. Self-awareness merupakan dasar untuk Personal Mastery dan efektivitas dalam berhubungan dengan orang lain. Self-awareness dapat dijadikan kunci sebagai pemegang kendali untuk pengembangan personal dan profesional.

2. Ketajaman Perseptual (Perceptual Acuity)

Perceptual Acuity merupakan kemampuan dalam menafsirkan pesan yang diperoleh melalui persepsi, observasi, dan kemampuan mendengar.

3. Penguasaan Emosional (Emotional Mastery)

(13)

emosi untuk menghargai orang lain. Goleman membagi lima kecerdasan emosi dalam buku “Emotional Intelligence”, yaitu:

a. Kesadaran Diri

Mengenal emosi diri yang terkait dengan kapan, dimana, dan mengapa emosi bergejolak, mampu dalam memonitor perasaan sesuai situasi dan kondisi, serta memahami efeknya pada orang lain.

b. Regulasi Diri (Self-Regulation)

Kemampuan dalam Mengendalikan emosi, menahan diri dan mencoba untuk menenangkan diri. Mengontrol atau mengarahkan rangsangan emosi dan mempunyai kecenderungan untuk berpikir sebelum bertindak.

c. Motivasi Diri (Internal Motivation)

Memotivasi diri sendiri, bahwa sesungguhnya emosi tidak menyelesaikan masalah. Seseorang akan bekerja dengan alasan internal yang melampaui uang dan status imbalan eksternal, sehingga ia akan mempunyai kecenderungan untuk mengejar tujuan dengan energi dan ketekunan.

d. Empati (Empathy)

Kemampuan untuk memahami karakter dan emosi orang lain. Sebuah keterampilan dalam memperlakukan orang sesuai dengan reaksi emosional mereka.

e. Kemampuan Sosial (Social Skills)

Kemampuan dalam mengelola hubungan dan membangun jaringan serta kemampuan untuk menemukan kesamaan dan membangun hubungan. 4. Keterbukaan (Openness)

Organisasi tidak hanya dihuni oleh satu pemikiran. Seseorang bisa terbuka menerima pemikiran orang lain, serta bersedia untuk menggali ide baru dan pengalaman demi sebuah perkembangan.

5. Fleksibilitas dan Adaptasi (Flexibility and Adaptability)

(14)

seseorang harus mempunyai sikap fleksibel dan pintar untuk beradaptasi, sehingga mampu memandang perubahan sebagai kesempatan baru.

6. Otonomi (Autonomy)

“Personal Mastery goes beyond competence and skills, although it is grounded in competence and skills. It goes beyond spiritual unfolding or opening, although it requires spiritual. It means approaching one’s life as a creative work, living life from a creative as opposed to reactive viewpoint (Peter Senge)”

Seseorang harus mampu mengendalikan hidup untuk mencapai pikiran jernih dan kecerdasan, sensitivitas tinggi, rasa estetika, tanggung jawab serta nilai spiritual. Seseorang yang autonomus mempunyai sikap Self-awareness tinggi, keingintahuan tinggi, dan lebih proaktif daripada reaktif. 7. Akal dan Daya Kreatif (Creative Resourcefullness)

Seseorang harus kreatif dan inovatif serta selalu menemukan hal baru dalam melakukan sesuatu. Selalu terbuka akan ide-ide dan pengalaman baru serta fleksibel dan adaptasi.

2.6 Strategi Pengembangan Personal Mastery

Banyak orang yang mengakui bahwa di antara semua disiplin pembelajaran, Personal Mastery-lah yang paling menjadi perhatian. Tidak hanya meningkatkan kemampuan sendiri, namun juga meningkatkan kemampuan orang lain. Banyak orang mengakui bahwa organisasi berkembang seiring dan sejalan dengan para anggota. Beberapa orang mengetahui prinsip utama disiplin ini. Tidak seorang pun bisa meningkatkan Personal Mastery orang lain, namun hanya bisa menciptakan kondisi yang mendorong dan mendukung orang yang ingin meningkatkan Personal Mastery.

(15)

tidak ada, orang akan patuh menerima pelatihan apa pun yang diberikan. Dampak dari latihan itu berlangsung sementara, namun tanpa komitmen orang yang dilatih akan berhenti menerapkan ketrampilan baru tersebut. Sebaliknya, jika pembelajaran dikaitkan dengan visi seseorang, maka orang itu akan berupaya keras mempertahankan agar pembelajaran dapat terus berlangsung. Namun, banyak perusahaan cenderung merintangi daripada mendorong motivasi intrinsic. Untuk mengembangkan Personal Mastery, bisa dilakukan dengan cara berikut ini:

Percakapan dalam diri

Penerapan pokok Personal Mastery mencakup pembelajaran untuk mempertahankan visi pribadi dan gambaran jernih tentang realitas saat ini yang ada di hadapan. Dengan melakukan hal ini, akan membangkitkan kekuatan dalam diri sendiri yang disebut "tegangan kreatif." Tegangan menurut sifat alaminya, memerlukan penyelesaian, dan sebagian besar penyelesaian alami terhadap tegangan adalah dengan mendekatkan realitas dengan apa yang diinginkan.

Banyak orang yang yakin bahwa visi itu penting, sesuatu yang bisa melihat dengan jelas bahwa seseorang harus mengubah kehidupan untuk mengejar keberhasilan, dan yang berkomitmen pada diri sendiri terhadap apapun yang dihasilkan, umumnya merasa tertantang. Secara sadar maupun tidak, seseorang telah mengasimilasikan visi tersebut pada tahapan yang banyak mengubah perilaku. Seseorang memiliki rasa kesabaran yang kuat baik terhadap diri mereka sendiri maupun dunia dan perhatian yang lebih pada apa yang sedang berlangsung di sekitar. Semua ini membuahkan pemahaman yang terus menerus tentang energi dan antusiasme, yang (seringkali setelah penundaan) membawa hasil nyata, selanjutnya dapat memperkokoh energi dan antusiasme tersebut.

(16)

dan semakin memiliki rasa percaya diri, serta semakin besar pula kesadaran akan tegangan yang bisa menarik ke depan jika seseorang terus memupuknya. Seseorang mengatasi tegangan emosional, bukan dengan menyangkal bahwa itu ada, melainkan dengan mencoba melihat secara lebih jernih, hingga bisa memahami bahwa tegangan emosional sesungguhnya juga merupakan bagian dari realitas saat ini.

Personal Mastery mengajarkan agar seseorang tidak menurunkan visi. Yang terpenting bukanlah isi visinya, namun apa yang dilakukan oleh visi tersebut. Personal Mastery mengajarkan untuk tidak menyerah dalam memandang dunia seperti apa adanya, sekalipun itu membuat rasa tidak nyaman. Personal Mastery mengajarkan seseorang untuk memilih. Memilih adalah tindakan yang berani mengambil hasil dan tindakan yang akan menentukan nasib kedepannya.

Mempraktikkan Personal Mastery adalah seperti mengadakan percakapan dalam diri sendiri. Ada sesuatu yang menyuarakan impian tentang apa yang seseorang inginkan pada masa yang akan datang yang ada dalam diri. Namun, suara yang lain membentuk cara pandang seseorang (sering kali bersifat ancaman) terhadap dunia di sekitar.

 Pemimpin sebagai Pelatih

Tegangan kreatif secara terbuka (dengan membangun visi bersama di satu pihak, dan membantu orang lain melihat sistem tersebut serta model mental dari realitas saat ini di lain pihak) bisa menggerakkan seluruh organisasi ke depan, karena organisasi didorong oleh tegangan kreatif setiap individu. Langkah pertama dalam belajar menciptakan tegangan berskala lebih besar adalah dengan belajar membangkitkan serta mengelola tegangan kreatif dalam diri sendiri.

(17)

Jika pemimpin tidak mempunyai pemahaman yang mendalam tentang visi diri, maka pemimpin tersebut tidak akan mampu mendorong orang lain untuk menciptakan visi sendiri atau mempertimbangkan visi orang lain. Jika seorang pemimpin tidak bisa menguraikan realitas saat ini dengan jelas, maka kredibilitas akan rendah ketika pemimpin tersebut mengajak orang lain melihat bersama. Jika pemimpin tersebut tidak mempunyai tingkat pengetahuan diri sendiri, dan pemahaman diri sendiri, maka risikonya adalah adanya kemungkinan pemimpin tersebut menggunakan organisasi untuk mengatasi sendiri sakit saraf yang dimiliki. Hal ini bisa membawa dampak yang luar biasa terhadap diri orang lain. Tugas melatih Personal Mastery meliputi tindakan membantu seseorang untuk melihat betapa visi sendiri tertutup oleh kekhawatiran apakah visi tersebut mungkin untuk terjadi atau tidak.

2.7 Aplikasi Personal Mastery

Berikut ini adalah contoh aplikasi Personal Mastery dalam kehidupan. Orang yang memiliki Personal Mastery dalam kehidupan sehari-hari dapat kita lihat pada sebuah film yang sangat inspiratif yaitu “Forrest Gump”. “Forrest Gump” merupakan film drama Amerika Serikat tahun 1994 yang diadopsi berdasarkan novel tahun 1986 karya Winston Groom. Film ini menceritakan tentang seorang anak dengan keterbatasan yang bernama Forrest Gump, diceritakan Forrest adalah seorang anak yang hanya memiliki IQ sebesar 75, tetapi mampu membuat sebuah perubahan baik untuk dirinya sendiri atau pun lingkungan sekitarnya. Walaupun saat masih kecil Forrest sering diejek dan dijauhi oleh kawan-kawannya karena kecerdasannya yang di bawah rata-rata dan keterbatasan fisiknya. Namun di luar ketidakmampuannya itu, ia memiliki sebuah kemampuan yang tidak dimiliki oleh anak-anak lain yaitu mampu berlari dengan cepat. Forrest pun tidak menyerah dengan keterbatasan tersebut, dan tetap melakukan hal-hal yang positif untuk lingkungannya.

(18)

pekerja kasar ataupun pejabat tinggi dan tidak mengenal juga suku, ras atau pun golongan. Manusia dan mahluk hidup lainnya dituntut untuk tetap mampu beradaptasi agar mereka bisa bertahan. Beradaptasi membutuhkan inovasi dan kemampuan untuk berkreasi. Dan ini semua bisa didapat dengan cara belajar, baik secara individual maupun bersama.

(19)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari pembahasan yang telah diuraikan tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa mereka yang memiliki penguasaan diri (Personal Mastery) yang tinggi akan memiliki ciri sebagai berikut;

1. Melihat visi sebagai panggilan dari lubuk hati paling dalam dan bukan sekedar gagasan atau ide.

2. Memiliki komitmen dan inisiatif yang lebih tinggi dibanding lainnya. 3. Menyadari bahwa penguasaan diri merupakan suatu proses pembelajaran

yang berkelanjutan sepanjang hidup.

4. Terus berupaya untuk mengembangkan diri dengan menerima serta menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi.

(20)

1.2 Saran

(21)

DAFTAR PUSTAKA

1. Junadi, Purnawan. 2014. Slide LOST. Program S1 Ekstensi FKM UI. Universitas Indonesia.

2. Junadi, Purnawan. 2014. Slide Leadership & Personal Mastery. Program S1 Ekstensi FKM UI. Universitas Indonesia.

3. Junadi, Purnawan . 2014. Slide Tujuh Penyakit Pembelajaran. Program S1 Ekstensi FKM UI. Universitas Indonesia.

4. Jacobs, Marty. 2007. Personal Mastery: The First Discipline of Learning Organizations. Vermont Business Magazine.

5.Leonard, Karin & Associates. What is Personal Mastery. http://www.innerevolution.com/Articles/personalmastery.html.

6. Marquardt, Michael J. 2002. Building The Learning Organization: Mastering The 5 Element for Corporate Learning. Davies-Black Publishing, Inc. United States of America.

7. Personal Mastery Course. Metavarsity College of Metaphysical Study. Access on September 2010.

8. Sayers, Fran. Personal Mastery. [Online] available at www.opi-inc.com/personal. [Accessed May, 20 2013].

Gambar

Gambar 2.1: Development as a dialectical process of interaction

Referensi

Dokumen terkait

SAK ETAP BAB 5 dan BAB 6 mengatur pos-pos minimal yang harus dipaparkan oleh entitas dalam menyusun Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba yaitu pendapatan, beban keuangan,

MENETAPKAN : KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO TENTANG PENETAPAN BIAYA SERTA PENGANGKATAN PERSONALIA KEGIATAN PENDIDIKAN BED SIDE TEACHING PADA PROGRAM STUDI

Matematika dikenal sebagai Mother of Science, karena matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempunyai banyak kelebihan dibandingkan dengan

Pengujian yang dilakukan oleh [6] menunjukkan bahwa laju pertumbuhan retak sambuangan las baja pada lingkungan air laut 3 kali lebih cepat dari pertumbuhan retak pada

seperti: (a) Operating profit adalah keuntungan yang diperoleh dari penerimaan dikurang biaya tidak tetap; (b) Tingkat keuntungan absolut adalah keuntungan bersih yang

Pada proses ini juga bisa bisa langsung disisipkan pesan ke dalam gambar jadi tidak melalui proses enkripsi (proses dengan menggunakan algoritma vigenere cipher) dan pesan asli

Pada sisi sisi bawah, terlihat bahwa distribusi tekanan pada jarak 0 sampai dengan 25% chord mempunyai tren warna yang sama dengan sisi sisi atas, perbedaan mulai