• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENGAJARAN NABI SAW DAN CONTOH AP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "METODE PENGAJARAN NABI SAW DAN CONTOH AP"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

METODE PENGAJARAN NABI SAW, DAN CONTOH APLIKASINYA DALAM PENGAJARAN KELAS MATA KULIAH AL ISLAM

DI UNIVERSITAS ISLAM RIAU

Dr. Saproni,M.Ed.

email: safroni.ahmad@gmail.com

Abstrak

Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui metode dasar pengajaran Rasulullah yang termaktub di dalam kitab suci Al Quran dan bagaimana menerapkannya dalam pengajaran kelas mata kuliah Pendidikan Agama Islam di Universitas Islam Riau. Metode yang di gunakan dalam tulisan ini adalah kajian literatur Al Quran dan Hadits tentang ayat dan hadits di bidang pendidikan. Dan sampel penelitian ini adalah Mata Kuliah Al Islam di Universitas Islam Riau. Sebagai kesimpulan dari tulisan ini, bahwa manusia sebagai makhluk yang mempunyai tugas beribadah dan memimpin makhluk Allah di muka bumi (khalifah), haruslah di bentuk melalui pendidikan sesuai dengan metode dan cara yang telah di ajarkan oleh Rasulullah Saw. Kesalahan dalam membentuk pola pikir, wawasan dan kepribadian manusia melalui pendidikan yang tidak tepat, akan berdampak pada alam semesta, karena manusia di ciptakan oleh Allah sebagai factor utama pentas kehidupan di dunia. Metode pendidikan yang didiktekan Allah kepada Nabi Muhammad Saw untuk membentuk pola pikir, wawasan dan kepribadian terdiri dari tiga tahapan; membacakan ayat Al Quran, mensucikan jiwa dan mengajarkan Alkitab dan Alhikmah. Tiga hal ini harus terumuskan dalam semua pengajaran kelas baik di sekolah maupun perguruan tinggi, baik mata kuliah agama maupun mata kuliah umum.

PENDAHULUAN

Universitas Islam Riau adalah wujud dari mimpi dan cita-cita luhur para pendirinya dalam rangka melakukan dakwah Islamiyah di ranah pendidikan. Islam yang menjadi core pendidikan ini merupakan tugas suci sekaligus tantangan untuk mengaplikasikan semangat Islam dalam dunia pendidikan di perguruan tinggi. Akan Menjadi suatu yang paradok jika label Islam yang telah di sematkan di nama universitas tidak teraplikasikan dengan baik.

Jikalah Rosulullah SAW, telah Allah jadikan sebagai suri tauladan yang baik dalam kehidupan umat islam, maka menjadi sebuah keharusan untuk meneladani beliau dari sisi bagaimana beliau melakukan proses pembelajaran kepada para sahabatnya.

Hakekat Pendidikan

Meskipun kemajuan pendidikan bukan satu-satunya penentu kemajuan suatu bangsa, tetapi ia merupakan sasaran utama dan pertama proses tahawwul wa taghayyur

(2)

memikul amanah Sang Pencipta dan merealisasikan tugas-tugas kemanusiaannya untuk membangun peradaban.

Dalam Islam yang menjadi fokus proses pendidikan adalah apa yang ada pada diri manusia (ma bi anfusihim) sebagaimana telah di tegaskan oleh Allah SWT dalam al

AQuran;

Artinya: “...Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri...”. (QS. Ar Ra’du: 11).

Proses itu dilakukan dengan tujuan agar terjadi perubahan fundamental pada dirinya, sehingga karakter kemanusiaannya yang fitri berkembang membentuk kesempurnaan. Tentu saja pencapaian tujuan itu, menuntut aktivitas pendidikan yang konprehensif, menjangkau seluruh dimensi manusia, meliputi aspek jasmani, ruhani, dan ‘aqlani.

Keutuhan Dimensi Manusia dalam Konsep Islam

Satu aplikasi dari mengenal manusia adalah aspek tawazun (keseimbangan). Keseimbangan berlaku pada diri seorang muslim apabila terpenuhi semua keperluan akal, jasad, dan ruhnya. Kemudian keseimbangan itu dijalankan pada akal, jasad, dan ruh tersebut. Ruh yang lebih tinggi dibandingkan syahwat akan menjadikan hidup aman dan tenteram. Sebaliknya bila syahwat lebih tinggi dibandingkan ruh, maka akan membawa kesesatan di masa depan terlebih lagi apabila ia tidak merubah diri akan membawanya kerusakan.

Mengenal obyek pendidikan yaitu manusia dalam pembahasan ini untuk menggambarkan gambaran yang menyeluruh tentang manusia dari definisi hingga tugasnya sebagai khalifah dan berdakwah. Fungsi khalifah adalah membangun dan memelihara alam. Kita dapat menjalankan amanah dan tugas ini apabila kita mengetahui diri kita sendiri secara keseluruhan, baik dari definisi, kedudukan, tugas, dan perannya.

Allah SWT menciptakan manusia secara fitrah dan diberikan kecenderungan hanif pada sesuatu yang baik. Hatinya dapat menilai mana yang baik dan buruk, khususnya pada nilai-nilai yang universal. Manusia perlu menjaga fitrahnya agar tidak tertutupi oleh maksiat dan dosa-dosa yang mengakibatkan fitrahnya itu tidak lagi mempunyai kekuatan menilai dan tidak dapat berfungsi dengan baik. Manusia telah berjanji dengan Allah dalam rahim ibunya berkaitan dengan fitrah dalam mengakui Allah sebagai Rabb-Nya.

(3)

bukan Islam. Namun demikian tidak semua manusia yang mampu menjaga kefitrahan manusia hingga baligh yang mengakibatkan manusia banyak melakukan kemaksiatan.

Fitrah ini sesuatu yang sangat berharga dan yang perlu dijaga dalam diri manusia. Penilaian terhadap kebenaran dan kebaikan dilakukan oleh fitrah manusia. Nilai universal yang di akui oleh semua manusia adalah contoh fitrah. Di antaranya adalah berbuat jujur, tidak mencuri, tidak korupsi, tidak berdusta, tidak membunuh, tidak berzina, tidak jahat, melaksanakan kebersihan, disiplin, peradaban dan nilai lainnya yang begitu banyak. Hanya yang mengamalkan nilai-nilai fitrah ini banyak oleh mereka yang bukan Islam. Hal ini disebabkan oleh kebodohan umat Islam terhadap agamanya.

Fitrah dapat membantu manusia mencari kebenaran yang hakiki. Fitrah yang bersifat lurus ini mempunyai kekuatan dalam membawa manusia ke arah kebaikan. Tetapi apabila nafsu lebih kuat maka fitrahpun akan tertutup sehingga mereka tidak dapat menilai mana yang baik dan mina yang buruk. Allah berfirman :

Artinya: ” Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah, tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah, itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”1.

Allah berfirman :” Dan ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka seraya berfirman bukankah Aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab betul Engkau Tuhan kami, kami menjadi saksi. Kami lakukan yang demikian itu agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan sesungguhnya kami Bani Adam adalah orangorang yang lengah terhadap ini (keesaanTuhan)”2.

Allah berfirman :” Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri”3.

Rosul SAW bersabda :” Setiap anak dilahirkan fitrah, maka orang tuanyalah yang

menjadikan anak tersebut Yahudi, Nasrani dan Majusi”.4

4 Shohih Bukhari hadits ke 1270, shohih muslim juz 13/126, muwatho’ Imam malik

hadits ke 507, Sunan

(4)

Asal manusia adalah ruh dan tanah. Ia kemudian dilengkapi dengan potensi hati, akal dan jasad yang merupakan suatu kelebihan yang Allah berikan dibanding mahluk lainnya. Dengan segala keutamaannya, manusia diberikan tugas untuk menjalankan amanah ibadah dan khalifah. Ciri manusia sebagai mahluk yang dimuliakan ialah ia diberikan beban dan balasan. Keadaan manusia seperti itu disiapkan untuk menjalankan amanah hesar dari Allah sebagai khalifah. Untuk mencapai amanah tersebut, jiwa manusia harus selalu diisi dengan dzikrullah (ingat Allah) dan dijauhi dari syahwat.

Dengan hati, akal dan jasad manusia dapat beribadah. Ibadah yang sesuai dengan fitrah manusia adalah ibadah yang komprehensif, baik dari segi kesempurnaan agama (syumuliyatud dien), kesempurnaan hidup (syumuliyah hayah), dan kesempurnaan dari segi hati, akal, dan anggota tubuh.

di letakkannya hati pada urutan konsep keutuhan manusia, karena hati memegang peran yang sangat sentral dalam kehidupan manusia, bahkan yang menjadi kendali dan parameter baik buruknya unsur akal maupun jasad manusia. Hal ini di tegaskan oleh Rosul Saw. Dalam haditsnya: ” ketahuilah bahwa di setiap jasad ada segumpal daging, jika baik ia baik seluruh jasad, jika rusak rusaklah seluruh jasad, keahuilah bahwa ia adalah hati”.5

Manusia di katakan utuh apabila tiga potensi dasar ini terkelola dan terpenuhi seluruh kebutuhan-kebutuhannya, jika salah satu potensi dasar ini tidak terkelola dengan baik, akan terjadi ketidak seimbangan dalam hidup, baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan masyarakat.

Dalam hal ini keutuhan perkembangan manusia atau hasil yang di capai melalui proses pendidikan, haruslah bermuara pada perubahan pribadi -pribadi menjadi pribadi yang’tahu’, ‘bisa’ dan ‘baik’. Meskipun pada kenyataannya banyak proses pendidikan yang berhasil menjadikan orang tahu dan bisa, tapi tidak berhasil dalam menj adikan orang baik. Banyak instrument-instrumen yang di gunakan sebagai alat ukur ‘tahu’ dan ‘bisa’, namun ‘baik’, yang menjadi kunci atas semuanya ternyata tidak kita dapati instrument-instrumen yang cukup untuk merealisasikannya.

Terlepas dari seluruh masalah yang muncul di dunia pendidikan, hal penting yang harus menjadi perhatian dan konsentrasi lembaga-lembaga pendidikan baik formal maupun nonformal adalah seberapa besar perhatian mereka pada pembentukan karakter-karakter baik, karena sudah tergambar dalam benak kita semua, jika ada orang tahu dan bisa, tetapi tidak baik maka semuanya menjadi tidak bermanfaat.

Di akui atau tidak di akui, lembaga-lembaga pendidikan telah banyak berhasil menciptakan perubahan dalam diri peserta didik menjadi tahu dan bisa, akan tetapi tidak berhasil membentuk karakter dan kepribadian baik. Sehingga ijazah atau sertifikat belajar hanyalah bukti bahwa si empunya adalah orang yang tahu dan bisa tetapi tidak

(5)

5 Shohih Al Bukhari hadits yang ke 50, Shohih Muslim hadits yang ke 2996, Sunan

ibnu Majah hadits

(6)

yang menjadi bukti adanya ketidak utuhan pendidikan kita dalam mencetak generasi -generasi yang tumbuh secara sempurna.

Jikalah konsep keutuhan manusia berada pada sejauhmana ketiga potensi dasar terkelola dengan optimal, maka ijazah yang di peroleh peserta didik, merupakan bukti bahwa seseorang tersebut memenuhi tiga kualifikasi; tahu, bisa dan baik.

Metode Nabi Saw Dalam Al Quran

Dalam Al Quran tugas Rosulullah saw. Telah di sebutkan berulangkali di beberapa surat. Di mulai ketika Nabi Ibrahim berdoa kepada Allah :

“ Ya Tuhan Kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana”.(QS. Al Baqoroh : 129). Dalam doa ini kualifikasi Nabi yang di minta oleh Nabi Ibrahim ada tiga hal :

a. Membacakan Ayat Al Quran

b. Mengajarkan Al kitab dan Al Hikmah c. Mensucikan jiwa.

Kemudian akhirnya Allah mengabulkan doa Ibrahim dengan meluruskan urutan tugas yang harus di lakukan oleh Nabi Saw. Hal ini misalnya terdapat pada surat Al Baqoroh ayat 151 :

“ sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al kitab dan Al -Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui”.(QS. Al Baqoroh : 151). Urutan tugas yang harus di lakukan oleh Rosulullah adalah :

a. Membacakan ayat suci Al Quran b. Mensucikan jiwa

c. Mengajarkan Al Kitab dan Al Hikmah.

Perbedaannya terdapat pada penyebutan pensucian jiwa yang dalam doa Ibrahim di nomor tigakan sedang dalam pengkabulan doa, Allah letakkan pensucian jiwa pada nomor kedua. Dan perbedaan ini bukanlah suatu kebetulan, namun mengandung konsepsi kuat dalam memperlakukan manusia.6

1. Membacakan Ayat Allah Swt

Yang dimaksud dengan membacakan ayat Al Quran adalah agar Rosulullah memulai pengajarannya dengan membaca Al Quran kepada para sahabat dengan bacaan tartil, agar hal tersebut menjadi penegasan kepada kaumnya bahwa apa yang akan beliau sampaikan sumbernya berasal dari Dzat yang Maha kuasa, sekaligus menanamkan cinta

6 Dan ayat serupa terdapat juga pada QS. Ali Imron : 164, Al jumuah : 2, dengan

(7)

kepada ayat-ayat Al Quran dalam diri para sahabat, selain bahwa membaca Al Quran merupakan sebentuk ibadah kepada Allah. Selain itu, hal ini mempunyai tujuan menanamkan perasaan loyal terhadap Islam, menunjukkan keagungan Allah serta menanamkan keimanan dalam diri para sahabat.

Membacakan ayat Allah ketika di letakkan di awal juga membentuk orientasi keilmuan yang jelas, bahwa sumber ilmu sebenarnya Adalah berasal dari Allah Swt. Sebagaimana di tegaskan dalam Al Quran yang menegaskan bahwa proses membaca harus di bangun diatas menyebut nama Allah:

“ Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,”.(QS. Al ‘Alaq : 1)

Dalam pemahaman ajaran Islam, Ilmu adalah milik Allah, Ialah yang maha mengetahui terhadap segala sesuatu, sedangkan ilmu itu sendiri adalah sifat Allah yang telah di fitrahkan kedalam fitrah manusia, namun meski demikian, seluas apapun pengetahuan manusia dan sedalam apapun pemahaman terhadap sesuatu, itu tidaklah melebihi satu tetes air samudra jika di bandingkan dengan Ilmu Allah.

"Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)".(QS. Al Kahfi : 109)

Jika seseorang memahami hakikat ini, sungguh tidaklah ada alasan baginya untuk menyombongkan diri atau lupa terhadap Dzat yang Maha Mengetahui, oleh karena itu kebenaran orientasi seseorang dalam mendalami ilmu sangat berbanding lurus dengan tingkat ketakutannya (ketakwaannya) kepada Allah. Bukan malah sebaliknya, semakin tinggi keilmuan semakin ia lupa kepada Allah dan bahkan lebih fatalnya lagi menuhankan Ilmu pengetahuan itu sendiri.

Orientasi Ilmu Pengetahuan

Secara umum bahwa ilmu pengetahuan terbagi menjadi tiga klasifikasi, pertama, ilmu yang bersumber dari wahyu, temasuk di dalamnya hadits Rosulullah SAW7.

Kedua, Ilmu alam. Ketiga, ilmu social. Jika kita lihat dalam Al Quran, dengan sangat jelas Allah paparkan orientasi keilmuan diatas.

“ Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala ufuq dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?”(QS.Fushilat: 53)

Dalam ayat diatas, ilmu yang pertama kali di sebut adalah ilmu alam. Hal ini bisa kita fahami dari maksud tanda-tanda kebesaran Allah yang ada di segenap ufuk. Kemudian yang kedua adalah ilmu social atau ilmu humaniora. Hal ini bisa kita fahami dari maksud

(8)

tanda-tanda kebesaran Allah yang ada pada diri manusia. Kemudian Allah menjelaskan kedua keilmuan tadi dalam ayat diatas dengan kata ‘hatta’ yang artinya hingga. Ini menunjukan tujuan dan orientasi, dan tujuan dan orientasi kedua keilmuan tadi adalah membenarkan Al Quran, atau dengan kata lain ilmu yang bersumber dari wahyu.

Ini semua berarti bahwa baik keilmuan alam maupun social tidaklah berdiri sendiri seperti yang di fahami oleh banyak manusia, melainkan menjadi pelayan untuk menjadi penegas tentang kebenaran agama Islam. Sekaligus ini menjadi tugas ilmuwan-ilmuwan muslim dalam mereorintasikan keilmuan sehingga kembali kepada arahnya yang benar.

Dalam tataran realitas, begitu banyak kita jumpai adanya disorientasi keilmuan, yang seharusnya keilmuan menghantarkan pemiliknya lebih dekat kepada pemilik ilmu yang sejatinya yaitu Allah. Sebagaimana Allah berfirirman :” sesungguhnya yang takut kepada Allah adalah ulama (para ilmuwan)”(QS. Fatir:28).

Hal ini di karenakan para ilmuwan muslim memahami dasar-dasar keilmuwan islam.

Dasar Keilmuan dalam Islam

A. Allah ciptakan kebaikan alam semesta untuk manusia

Manusia, siapapun ia, telah mendapatkan kemuliaan yang di sematkan Allah pada dirinya, bahkan lautan dan sungai-sungai Ia tundukkan untuk manusia.

Artinya :”Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezki untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu, berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai.(QS.Ibrahim:32).

Artinya :”Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir. (QS.Al Jatsiyah:13).

B. Untuk mendapatkan kebaikan alam semesta, perlu adanya tafakkur (perenungan, riset, kajian, penelitian).

(9)

memanjakan manusia.

Firman Allah :” Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang- orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.(QS. Ali Imron:190-191)

yang menjadi persoalan mendasar dunia ilmu adalah, pada saat manusia mencoba mengekspolarasi kebaikan alam tersebut, sangat terpengaruh dengan cara pandang manusianya terhadap alam semesta ini. Sangat jauh berbeda antara pandangan islam dan pandangan sekuler dalam melihat alam semesta ini.

Ketika ilmuwan muslim melakukan riset dan kajian mendalam tentang alam semesta ini misalnya, mereka mengetahui bahwa mereka sejatinya sedang menyelami lautan ilmu Allah. Hal ini menciptakan perasaan takut dan kagum akan kebesaran Tuhan yang Maha kuasa. Berbeda halnya dengan orang-orang sekuler yang memahami bahwa alam ini berdiri sendiri, sehingga wajar bila semakin tinggi keilmuan seseorang tidak berbanding lurus dengan ketakutan dan ketundukannya kepada Allah.

2. Mensucikan Jiwa

Maksud dari mensucikan jiwa adalah mensucikan diri dari perbuatan syirik dan cabang-cabangnya (riya’, sombong, dan lain-lain), menanamkan nilai-nilai ketauhidan dan cabang-cabangnya, serta menerapkan perbuatan sesuai dengan nama-nama Allah yang di iringi dengan ibadah kepada Allah, didasari keikhlasan kepada Allah dan mengikuti sunnah-sunnah Rosulullah Saw.8 Berarti juga mensucikan akhlak dan jiwa

dari sifat-sifat buruk dan menghiasinya dengan sifat yang terpuji, serta menyiapkan jiwa dengan keimanan dan kesiapan untuk bisa menerima ilmu dengan baik.

Ilmu Untuk Modal Amal

Dalam hal ini salah satu hikmah terbesar adalah penyebutan “penyucian jiwa” lebih di dahulukan dari pada pengajaran (taklim), karena taklim yang tidak di landasi pensucian jiwa hanya berorientasi pada pemenuhan wawasan belaka. Ilmu dalam Islam bukan bermuara kepada proses transfer for knowledge (menjadikan yang tidak tahu menjadi tahu) belaka, tapi bermuara pada aplikasi amal. Manusia tidak akan di Tanya di akhirat kelak tentang apa yang ia ketahui, namun apa yang ia telah kerjakan dengan ilmunya. Dalam hadits, Rosulullah saw bersabda :” tidak akan berpindah kaki seseorang pada hari kiamat kecuali setelah di tanya empat hal:…..tentang ilmunya, untuk apa ia amalkan.”9

(10)

Yang di maksud dengan mengajarkan kitab dan hikmah adalah konten dari ilmu itu sendiri yang akan menjadi panduan amal atau kerja bagi seorang muslim. Dan hal ini di awali dengan dua proses yang yang mendahului agar proses pengajaran ini berjalan dengan sempurna.

Ruh Jiwa dan hati

Sering orang bertanya tentang perbedaan ruh, jiwa dan hati. Sayid sabiq dalam

buku aqidah islamiyah mengatakan bahwa istilah ruh dan jiwa adalah sama1 . Sedangkan 0

hati (qolbu) adalah letak baik dan buruknya seorang.

Hati menempati posisi utama dalam diri manusia, karena hati memegang peran yang sangat sentral dalam kehidupan manusia, bahkan yang menjadi kendali dan parameter baik buruknya unsur akal maupun jasad manusia. Hal ini di tegaskan oleh Rosul Saw. Dalam haditsnya: ” ketahuilah bahwa di setiap jasad ada segumpal daging, jika baik ia baik seluruh

jasad, jika rusak rusaklah seluruh jasad, keahuilah bahwa ia adalah hati”.1 1

Hati adalah perangkat untuk manusia bisa memahami

Heart (dalam bahasa inggris) atau Qalbu (dalam bahasa arab) adalah Jantung dalam bahasa Indonesia. Jadi yang biasa kita kita sebut Hati itu adalah Heart atau Qalbu alias Jantung. Sedangkan hati itu liver. Jantung alias Qalbu ternyata memegang peran yang amat penting bagi baik buruknya keputusan manusia yang otomatis pada baik buruknya manusia itu sendiri.

Selama beberapa tahun, para pakar mengkaji jantung secara fisik, dan mereka menyimpulkan bahwa jantung tidak kurang dan tidak lebih hanya segumpal darah. Namun selama sepuluh tahun terakhir, bersamaan dengan berkembangnya operasi jantung dengan jantung buatan dan kemudian secara perlahan operasi ini bertambah luas, maka para analis mulai menemukan fakta menakjubkan yang mereka belum menemukan tafsirannya sampai saat ini, yaitu perubahan kondisi psikologis pasien pasca operasi pencangkokan jantung. Berbagai perubahan psikologis ini sampai pada tingkat dimana seorang pasien, pasca operasi penggantian jantung, baik dengan jantung asli maupun dengan jantung buatan, terkadang menimbulkan berbagai perubahan dalam keyakinan, hal-hal yang ia cintai dan yang di bencinya, bahkan berpengaruh pada keimananya.1

Pada 1991, Dr. J. Andrew Armour memperkenalkan konsep “otak jantung”. Hasil kerjanya menyatakan bahwa jantung memiliki sistem syaraf kompleks yang sedemikian rumitnya hingga bisa dikatakan bahwa dia memiliki “otak kecil”nya sendiri. Jantung memiliki sistem sirkuit yang menjadikannya mampu bertindak independen atas otak – untuk secara mandiri belajar, mengingat, dan bahkan merasa dan mengindera. Sistem

(11)

1 Sayyid sabiq, aqidah islamiyah, r0obbani press, 2006, cet. I, hal.388, lihat

QS.39:42 yang menerangkan bahwa yang dimaksud jiwa disini adalah ruh.

1 Shohih Al Bukhari hadits yang ke1 50, Shohih Muslim hadits yang ke 2996, Sunan

ibnu Majah hadits yang ke 3974,musnad imam Ahmad 17649, Sunan Al Kubro lil Baehaqi juz 5/626, Al mu’jam Ash shogir lithabrani hadits yang ke 838.

(12)

antara jantung dan otak dilakukan melalui jalur afferent. Melaluinya, sinyal sakit (pain) dan sensasi rasa lain masuk ke otak, tepatnya yang disebut medulla. Lebih dari itu, ada juga sinyal yang terus masuk lebih dalam ke wilayah otak sedemikian rupa berpengaruh pada persepsi, pengambilan keputusan dan proses kognitif yang lain.1 3

Di sebutkan dalam analisa yang di lakukan oleh dua peneliti, micraty dan witkinson, dan telah di presentasikan dalam meeting of pavlovian tahun 1999, bahwa ada korelasi antara jantung dan proses memahami. Kedua peneliti itu menetapkan bahwa korelasi ini di temukan melalui analogi aktivitas elektromagnetik jantung dan otak ketika proses memahami dilakukan yaitu ketika seorang mencoba untuk memahami suatu masalah. Dan mereka menemukan bahwa proses memahami relevan dengan fungsi

jantung; ketika kerja jantung kecil maka kemampuan memahami juga kecil.1 4

Mukjizat Al Quran

Kenyataan diatas bahwa sesungguhnya jantung bukanlah sekedar tempat sirkulasi darah, akan tetapi pusat akal dan berfikir dan tempat untuk memahami merupakan mukjizat Al Quran dimana Al Quran dengan sangat jelas menerangkan kepada kita akan hal itu. Misalnya :

dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, m e r ek a m e m p un y ai qalbu, tetapi t i d a k diperguna k ann y a unt u k m e maha m i (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai”.(QS. Al A’rof : 179).

Bahwa janin di dalam kandungan, jantungnya terbentuk lebih dulu dari otak, dan dengan jantung itulah kita berpikir sejak tahapan paling awal.

“Neurocardiology has many dimensions, but it may be conceptualized as divided into 3 major categories: the heart’s effects on the brain (eg, cardiac source embolic stroke), the brain’s effects on the heart (eg, neurogenic heart disease), and neurocardiac syndromes (eg, Friedreich disease). The present review deals with the nervous system’s capacity to

injure the heart. This subject is inherently important but also represents an example of a

(13)
(14)

much more widespread and conceptually fascinating area of neurovisceral damage in general”.1 5

Percobaan-percobaan yang dilakukan di Institut HeartMath telah menemukan bukti luar biasa bahwa medan elektromagnetik jantung dapat mengirimkan informasi di antara manusia. Bahwa gelombang otak satu orang benar-benar dapat melakukan sinkronisasi ke jantung seseorang lainnya. Selanjutnya, ketika seorang individu menghasilkan irama jantung koheren, sinkronisasi antara gelombang otak orang itu dan detak jantung orang lain adalah lebih mungkin terjadi. Temuan ini memiliki implikasi menarik, menunjukkan bahwa individu dalam keadaan psychophysiologis koheren menjadi lebih sadar akan informasi yang dikodekan di medan elektromagnetik jantung orang-orang di sekitar mereka.1 6

Kedudukan kesucian jiwa dalam proses pendidikan

dari paparan tersebut diatas Nampak sangat jelas hubungan antara kesucian jiwa dan pemahaman. Kesucian jiwa akan mendatangkan ketenangan bathin, kesiapan mental untuk belajar, serta kemampuan manusia untuk konsentrasi dalam memahami. Namun yang lebih penting dari itu semua adalah bahwa kesucian jiwa menjadikan manusia memahami hakekat sesuatu. Bahkan dalam Al Quran telah di sebutkan berulang kali tentang hubungan ini. Misalnya ketika allah berfirman :

ora n g y a n g tak u t (k e pada Al l a h ) ak a n m e n d apat p e la j ara n , dan orang-orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya. (yaitu) orang yang akan memasuki api yang besar (neraka). kemudian Dia tidak akan mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup. S e sungguhn y a b e runtun g lah orang y ang m e mb e r s ihkan diri ( d e ngan b e ri m an ) ”(QS. Al A’la:10-14)

“Dan Adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran), sedang ia takut kepada (Allah), Maka kamu mengabaikannya”. (QS.abasa:8-10)

3. Mengajarkan kitab dan Hikmah

Yang di maksud dengan mengajarkan kitab dan hikmah adalah mengajarkan konten ilmu itu sendiri. Dan ini merupakan kegiatan transfer ilmu, menjadikan orang yang tidak tahu menjadi mengetahui. Sedangkan ilmu itu di bagi menjadi 2 (dua) klasifikasi besar dengan karakter yang berbeda pula. Ilmu yang bersumber dari wahyu dan ilmu yang bersumber dari selain wahyu (alam dan manusia).

Antara Tafaqquh dan tafakkur

Tafaqquh berarti memahami sedangkan tafakkur adalah proses mendalami dan

1 circ.ahajournals.org 5

(15)

mengkaji serta mengeluarkan sesuatu yang baru. Istilah tafaqquh (memahami) ini

: 3). Oleh karena itu rosulullah saw. Bersabda terkait dengan agama ini menggunakan kata tafaqquh (memahami)1 . Namun ketika Allah7 memerintahkan manusia untuk

berinteraksi dengan alam semesta, Ia menggunakan istilah tafakkur (mengkaji, meneliti, mencermati). Karena memang ilmu yang terkandung dalam alam semesta ini tidak akan kunjung selesai.

1

Membacakan Ayat Allah Swt 1. Sumber ilmu yang sangat kokoh karena bersumber dari Allah

4. Menyiapkan jiwa mahasiswa agar bisa menerima Ilmu Allah dengan sempurna

3 Mengajarkan kitab dan Hikmah 1. Membekali hidup dengan Ilmu

2. Mengajarkan panduan panduan kehidupan

3. Mengetahui apa yang belum di ketahui

Contoh Aplikasi dalam pengajaran dalam kelas

Mata kuliah Al Islam

Waktu 100 menit

Jumlah Mahasiswa 40 0rang

Pokok bahasan Tinjauan Analisis Ibadah Puasa

1 Hadits yang di riwayatkan oleh B7 ukhori dan Muslim :” barangsiapa yang Allah

(16)

Tujuan Instruksional umum 2. Mahasiswa mengetahui sejarah ibadah puasa

3. Mahasiswa mengetahui tata cara puasa yang baik dan benar

4. Mahasiswa memahami tinjauan analisis dari ibadah puasa

- Manusia harus dapat mengendalikan hawa nafsunya. - Puasa sebagai symbol pengendalian hawa nafsu

dalam agama Allah.

1. Sessi tilawatil Quran ini di berikan waktu selama 20 menit pertama.

2. Dosen mewajibkan kepada mahasiswa untuk selalu membawa Al Quran dan terjemahnya setiap kali mata kuliah Al Islam.

3. Dosen mewajibkan mahasiswa untuk masuk kelas dalam kondisi telah berwudhu. 4. Dosen menentukan ayat-ayat yang terkait dengan ibadah puasa.

5. Dosen membacakan ayat-ayat tersebut dengan tartil dan di ikuti oleh mahasiswa dengan target sebagai berikut :

a. Memberi kesempatan kepada semua mahasiswa untuk membaca Al Quran dalam waktu yang terbatas.

b. Memberi contoh kepada mahasiswa cara pengucapan huruf yang baik dan benar

c. Mengajarkan kepada mahasiswa paktek membaca Al Quran dengan bertajwid

d. Membiasakan mereka membaca Al Quran

(17)

6. Dosen mengambil nilai bacaan Al Quran mahasiswa, dengan memberikan kesempatan kepada beberapa mahasiswa untuk melanjutkan bacaan Al Quran yang telah dibaca secara bersama-sama. Hal ini di lakukan dengan target :

a. Memantau perkembangan bacaan Al Quran mahasiswa

b. Menunjukkan letak-letak bacaan yang salah agar mahasiswa tahu dimana letak kelemahannya.

Sessi kedua : pensucian jiwa

1. Sessi kedua ini di berikan waktu selama 10 sampai dengan 15 menit.

2. Dosen menunjuk mahasiswa untuk membacakan terjemah dari ayat-ayat yang di baca. Hal ini mempunyai target agar:

a. mahasiswa tahu arti dari ayat-ayat yang mereka baca

b. mahasiswa mengetahui keterkaitan antara materi yang akan di bahas dengan ayat Al Quran.

c. Mahasiswa merasa tidak ada dikotomi antara urusan agama dan urusan dunia.

d. Mahasiswa merasa bahwa sumber ilmu berasal dari Allah swt.

3. Dosen menerangkan maksud dari ayat-ayat yang telah dibaca dan mengkaitkan dengan kecintaan kita terhadap Allah, Rosulullah dan Al Quran. Hal ini mempunyai target ;

a. Mahasiswa merasakan kedamaian dalam diri

b. Mahasiswa menyadari akan kesaalahan-kesalahan yang di lakukan kepada Allah.

c. Mahasiswa merasakan kelemahan dirinya di hadapan Allah

d. Mahasiswa mempunyai kesiapan sempurna untuk bisa menerima ilmu dari ilmu-ilmu Allah yang akan di bahas.

Sessi ketiga : mengajarkan alkitab dan Al hikmah

Sessi ini bisa menggunakan beragam metode, seperti presentasi tugas kelompok dilanjutkan dengan diskusi, metode ceramah yang di lanjutkan dengan tanya jawab atau praktek ibadah dan lainnya, yang masing-masing metode ini mempunyai kekurangan dan kelebihannya masing-masing,di sesuaikan dengan kebutuhan sampainya materi kepada mahasiswa.

KESIMPULAN

Sebagai kesimpulan dari tulisan ini, bahwa manusia sebagai makhluk yang mempunyai tugas beribadah dan memimpin makhluk Allah di muka bumi (khalifah), haruslah di bentuk melalui pendidikan sesuai dengan metode dan cara yang telah di ajarkan oleh Rasulullah Saw. Kesalahan dalam membentuk pola pikir, wawasan dan kepribadian manusia melalui pendidikan yang tidak tepat, akan berdampak pada alam semesta, karena manusia di ciptakan oleh Allah sebagai factor utama pentas alam semesta.

(18)

ayat Al Quran, mensucikan jiwa dan mengajarkan Alkitab dan Alhikmah. Tiga hal ini harus terumuskan dalam semua pengajaran kelas baik di sekolah maupun perguruan tinggi, baik mata kuliah agama maupun mata kuliah umum.

DAFTAR RUJUKAN

Al-Qur'an dan Terjemahannya, Departemen Agama RI, Jakarta: Diponegoro, 2014

Baqi, Syaikh Muhammad Fu’ad Abdul. 2014. Kumpulan Hadits Shahih Bukhari Muslim.

Solo: Insan Kamil

Hawwa, Sa’id. 2008. Tazkiyyatunnafs, Cetakan ke VII. Jakarta: Pena Pundi Aksara

Sabiq, Sayyid.2006. Aqidah Islamiyah, Cetakan ke-1. Jakarta: Robbani Press

Al-Utsaimin, Muhammad Bin Shalih. 2014. Syarah Shahih Bukhari. Jakarta: Darus Sunnah

Al Kusayer, Taufik A. 2009. Seni Menikmati Hidup, Cetakan I. Jakarta: Tarbawi Press. Gumilang, Muklis. 2013. Hubungan Otak dan Jantung. Online: http://mirza-shahreza.blogspot.com/2013/02/hubungan-otak-dan-jantung.html diakses pada tanggal 20 September 2014

Samuels, Martin A. 2007. The Brain–Heart Connection. Journal circulation Vol. 116:

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi yang nyata antara varietas cabai dengan konsentrasi pupuk Bayfolan terhadap tinggi tanaman cabai pada umur 90

Salah satu program baru yang dikem- bangkan adalah Sipenmaru Jalur Mandiri Bantuan Biaya Pendidikan Bagi Keluarga Tidak Mampu, yang disebut Sipenmaru Jalur Mandiri Bidik

The photographs mostly show young women with her pretty face and wearing modern clothes, we see that the representation of healthy women is tend to be modern, eventhough

sebagaimna yang didalilkan Penggugat justru pertengkaran juga dipicu oleh adanya pihak ketiga pada diri Penggugat dimana Penggugat menjalin hubungan dengan laki- laki

c) Pembayaran yuran / lain-lain bayaran / hutang tertunggak boleh dibuat menggunakan kaedah “Financial Processing Exchange” dengan melayari laman sesawang UTeM

Pada perlakuan Dolomit dan konsentrasi MOL bonggol pisang dengan dosis yang semakin tinggi menjadikan tanah yang bersifat masam berubah menjadi netral sehingga

Jenis penelitian ini adalah survei analitiki dengan desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain cross-sectional untuk mengetahui menghubungkan

Dari hasil pengamatan pada 90 petak di Resort Balik Bukit Taman Nasional Bukit Barisan Selatan ditemukan 10 jenis anggrek Eria dengan keseluruhan jumlah 237