• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Dan Rangkaian Resistor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Praktikum Dan Rangkaian Resistor"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

RANGKAIAN RESISTOR & HUKUM KIRCHOFF

M. Raynaldo Sandita Powa (12010210047)

Program Pendidikan Fisika

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Surya, Tangerang 2014

1. Pendahuluan

Pada percobaan kali ini, akan dilakukan pengamatan dan pengukuran resistor yang dirangkai secara seri dan paralel, hukum Kirchoff I dan II, dan rangkaian pengganti Thevenin. Diharapkan setelah melakukan percobaan ini, praktikan dapat memahami berbagai jenis rangkaian resistor, menentukan besar hambatan ekivalen dari berbagai rangkaian resistor, memahami hukum Kirchoff I dan II, serta memahami penerapan teori Thevenin dalam rangkaian resistor.

Rangkaian Resistor Seri

Resistor yang dirangkai secara seri dapat dilihat seperti pada gambar berikut ini.

Gambar 2. Rangkaian Resistor Seri

Bila resistor dirangkai secara seri maka nilai hambatan totalnya akan bertambah. Rangkaian seri dapat digunakan untuk membagi tegangan listrik. Untuk mencari hambatan pengganti seri (Rs) digunakan

persamaan:

𝑅𝑠 = 𝑅1+ 𝑅2+ 𝑅3+ ⋯ + 𝑅𝑛 ...(1)

Rangkaian Resistor Paralel

Resistor yang dirangkai secara paralel dapat dilihat seperti pada gambar berikut ini.

Gambar 3. Rangkaian Resistor Paralel

Bila resistor dirangkai secara paralel, maka hambatan total akan lebih kecil dari hambatan resistor terkecil yang ada di dalam rangkaian. Pada rangkaian resistor paralel terjadi proses pembagian arus listrik, sedangkan tegangan sama untuk tiap resistor. Untuk mencari hambatan pengganti paralel (Rp) digunakan persamaan:

1 𝑅𝑝

=

1 𝑅1

+

1 𝑅2

+

1

𝑅3

+ ⋯ +

1 𝑅𝑛 ...(2)

Rangkaian Kombinasi Resistor

Beberapa resistor dapat dirangkai dalam bentuk kombinasi seri dan paralel. Bila resistor dirangkai dalam kombinasi seri dan paralel maka terjadi proses pembagian arus dan tegangan listrik.

Pada resistor yang dibentuk menjadi sebuah limas segitiga (topologi limas), untuk nilai resistor yang sama dapat dicari hambatan totalnya dengan persamaan 1

2𝑅

dan nilai R di setiap titik sama.

Pada resistor yang dibentuk menjadi sebuah kubus (topologi kubus), nilai R di setiap titik tidaklah sama. Hambatan total pada rusuknya bernilai 7

12𝑅, hambatan total

pada diagonal bidangnya bernilai 3

4𝑅, dan

hambatan total pada diagonal ruangnya bernilai 5

6𝑅.

Hukum Kirchoff I dan II

Hukum Kirchoff I berbunyi “Jumlah kuat arus yang masuk dalam titik

percabangan sama dengan jumlah kuat

arus yang keluar dari titik percabangan”.

Secara matematis dapat dinyatakan sebagai:

∑ 𝐼𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 = ∑ 𝐼𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟

(2)

2 Hukum Kirchoff II berbunyi ”Dalam rangkaian tertutup, Jumlah

aljabar tegangan dan jumlah penurunan

potensial sama dengan nol”. Maksud

dari jumlah penurunan potensial sama dengan nol adalah tidak ada energi listrik yang hilang dalam rangkaian tersebut, atau dalam arti semua energi listrik bisa digunakan atau diserap. Hukum Kirchoff II dipakai untuk menentukan kuat arus yang mengalir pada rangkaian bercabang dalam keadaan tertutup. Secara matematis ditulis:

∑ 𝑉 = 0 ∑ 𝜀 + ∑ 𝐼𝑅 = 0 ...(4)

Teori Thevenin

Teori Thevenin mengatakan bahwa sebuah rangkaian yang mengandung beberapa sumber tegangan dan hambatan dapat diganti dengan sebuah sumber tegangan yang dipasang seri dengan sebuah hambatan (resistor). Dengan kata lain rangkaian elektronika yang rumit dapat disederhanakan menjadi sebuah rangkaian linier yang terdiri dari 1 sumber arus dengan 1 resistor. Thevenin dapat membuktikan bahwa tidak peduli seperti apa bentuk rangkaian linier tersebut, tetapi semua rangkaian hambatan linier akan meghasilkan arus beban yang sama yang mengikuti persamaan:

𝐼

𝐿

=

𝑅𝑇ℎ𝑉𝑇ℎ+𝑅𝐿 ...(5)

dengan:

IL = Arus beban

VTh = Tegangan Thevenin

RL = Hambatan beban

RTh = Hambatan Thevenin

2. Metodologi Percobaan Skema Rangkaian

Langkah Kerja

Pada percobaan rangkaian resistor, resistor disusun menurut skema rangkaian yang telah ditentukan, yaitu Skema 1 untuk rangkaian resistor seri, Skema 2 untuk rangkaian resistor paralel, Skema 3 untuk rangkaian topologi limas, dan Skema 4 untuk rangkaian topologi kubus. Pada rangkaian resistor seri, hambatan yang

digunakan yaitu 325Ω (R1), 681Ω (R2), dan 178Ω (R3). Untuk rangkaian hambatan

paralel Hambatan yang digunakan yaitu

325Ω (R1), 681Ω (R2), 178Ω (R3), dan 4610Ω (R4) Hambatan yang digunakan

untuk rangkaian topologi limas dan kubus

yaitu 178Ω. Setelah hambatan disusun sesuai dengan skema, hambatan lalu diukur sesuai dengan petunjuk asisten kemudian dicatat.

Pada percobaan rangkaian hukum Kirchoff I, rangkaian dibuat sesuai dengan skema rangkaian Kirchoff I dengan nilai

hambatan 325Ω (R1), 681Ω (R2), dan 178Ω

(R3). Kemudian besar arus I, I1, I2, dan I3

diukur menggunakan Multimeter yang di atur menjadi Amperemeter. Kemudian hasil

pengukuran tersebut dicatat.

Pada percobaan rangkaian hukum Kirchofff II, rangkaian dibuat sesuai dengan skema rangkaian Kirchoff II dengan nilai

hambatan 325Ω (R1), 681Ω (R2), dan 178Ω

(R3). Nilai E1 dan E2 diatur menjadi 4,5 V dan

3 V. Kemudian besar arus I, I1, I2, dan I3

diukur menggunakan Multimeter yang di atur menjadi Amperemeter. Kemudian hasil

(3)

3 Pada percobaan teori Thevenin, rangkaian dibuat sesuai dengan skema rangkaian Thevenin. Hambatan yang akan

digunakan yaitu 2 buah hambatan 1kΩ, 1 buah hambatan 2kΩ, dan RL=681Ω (0,681kΩ). Kemudian VAB dan RTh diukur

dan hasil pengukuran dicatat. Untuk mencari IL, langkah pertama yaitu

melepaskan RL dari rangkaian dan

mengukur nilai tegangan di tempat rangkaian RL dilepas. Kemudian

sambungan pada power supply dicabut untuk mengukur nilai hambatan Thevenin (RTh), tetapi tidak mengubah bentuk

rangkaian.

3. Hasil dan Pembahasan a. Data Hasil Percobaan

Tabel 1. Rangkaian Resisor Seri

Hambatan Nilai (Ω)

R1 325

R2 681

R3 178

RTotal 1180

Tabel 2. Rangkaian Resistor Paralel

Hambatan Nilai (Ω)

Tabel 3. Rangkai Topologi Limas

Hambatan Nilai (Ω)

Tabel 4. Rangkaian Topologi Kubus

Hambatan Nilai (Ω)

Rrusuk 104

Rdiagonal bidang 134

Rdiagonal ruang 148

Tabel 5. Hukum Kirchoff I

I menuju titik P I menjauhi titik P

Tabel 6. Hukum Kirchoff II

No. Nilai R (Ω) Arus (mA)

1 328 11,9

2 681 0,97

3 178 12,7

Tabel 7. Rangkaian Hambatan Thevenin

RL 681Ω

VTh 2,98V

VSumber 4,5V

RTh 2,95kΩ

b. Pembahasan

Pada percobaan rangkaian hambatan seri, didapatkan hasil pengukuran hambatan pengganti seri yang merupakan jumlah dari seluruh resistor dengan Multimeter adalah sebesar 1184Ω. Ketika dihitung secara teori, maka didapatkan hasil jumlah semua

hambatan adalah 1180Ω. Jika dibandingkan hasil pengukuran dan perhitungan, didapatkan nilai yang hampir sama. Hal ini membuktikan bahwa secara eksperimen, teori rangkaian hambatan seri adalah benar, yaitu hambatan penggantinya merupakan jumlah dari semua resistor yang dirangkai.

Pada percobaan rangkaian hambatan paralel, didapatkan hasil pengukuran hambatan pengganti paralel (Rp) sebesar 90Ω. Ketika dihitung secara teori menggunakan persamaan 2, didapatkan hasil Rp sebesar 96,33Ω. Hasil yang

diperoleh secara eksperimen agak sedikit

meleset dari nilai toleransi, yakni 90Ω ±

5%. Tetapi secara umum selisihnya tidak terlalu jauh dan dapat disimpulkan bahwa secara eksperimen, teori rangkaian hambatan paralel adalah benar, yaitu hambatan penggantinya dapat dicari dengan

1

(4)

4 sudut bangun limas diukur nilai hambatannya. Hambatan di setiap titik sudut rangkaian limas memiliki nilai yang

sama, yakni 178Ω dan Rtotal bernilai 88Ω.

Secara teori hal ini bersesuaian yaitu semua hambatannya sama di setiap titik, dan Rtotal

bernilai 1

2R (berlaku untuk R yang sama) di

setiap titik yaitu 89 Ω(ada perbedaan 1 Ω, namun masih dalam batas toleransi dan dapat dianggap sama/sesuai). Tetapi, agak berbeda dengan pengukuran hambatan pada topologi kubus. Ketika diukur pada setiap rusuknya, nilai Rrusuk adalah 104Ω. Ketika

diukur pada setiap diagonal bidangnya, nilai Rdiagonal bidang adalah 134Ω. Ketika diukur

pada setiap diagonal ruangnya, nilai Rdiagonal ruang adalah 148Ω. Secara teori, untuk

mencari Rrusuk memenuhi persamaan

[127 𝑅]dan nilainya adalah 103,83Ω (selisih 0,17Ω). Untuk mencari Rdiagonal bidang

memenuhi persamaan [3

4𝑅] dan nilainya

adalah 133,5Ω (selisih 0,5Ω) Untuk mencari Rdiagonal ruang memenuhi persamaan

[56𝑅]dan nilainya adalah 148,33Ω (selisih

0,3Ω). Secara umum dari hasil percobaan dan perhitungan secara teori memiliki selisih yang kecil dan bisa dianggap secara eksperimen, teori untuk menghitung hambatan pada topologi limas dan kubus terbukti.

Pada percobaan rangkaian hukum Kirchoff I, didapatkan nilai pengukuran I

dijumlahkan untuk mengtahui Ikeluar yaitu

sebesar 40,2 A. Jika dibandingkan hasil pengukuran Imasuk dan Ikeluar, maka terdapat

selisih 0,4 A. Hasil ini masih dalam rentang toleransi 5% sehingga dapat disimpulkan bahwa arus yang masuk pada suatu percabangan akan sama dengan arus yang keluar.

Pada percobaan hukum Kirchoff II, untuk mencari nilai R1 digunakan power supply dengan E1=4,5 V dan untuk mencari

nilai R3 digunakan power supply dengan

E2=3 V. Untuk mencari nilai R2 digunakan

kedua power supply secara bergantian. Dari hasil pengukuran diperoleh nilai I1=11,9

mA, I2=0,97 mA, dan I3=12,7 mA. Ketika

dibuktikan secara teori, maka hasilnya I1=0,02 A I2=0,0083 A, dan I3=0,0117 A.

Jika dibandingkan antara hasil pengukuran dan perhitungan hasilnya cukup baik dan dapat disimpulkan teori Hukum Kirchoff II dapat dipakai untuk menentukan kuat arus yang mengalir pada rangkaian bercabang dalam keadaan tertutup.

Pada percobaan penyederhanaan rangkaian menggunakan teori Thevenin, diperoleh nilai VTh=2,98 V dan dari hasil

pengukuran RTh diperoleh nilai 2,95kΩ.

Kemudian untuk memperoleh nilai IL

digunakan rumus teori Thevenin seperti yang dituliskan pada bab Pendahuluan [( 𝑉𝑇ℎ

Kemudian mencari IL dengan 3V 1,67𝑘Ω+0,681𝑘Ω

dan hasilnya 1,27mA. Hasilnya cukup jauh berbeda dikarenakan kesalahan pengukuran RTh.

4. Kesimpulan

Hukum Ohm tentang hambatan (V=I.R) terbukti secara eksperimen. Hukum Ohm hanya berlaku ketika suhu di sekitar lingkungan konstan. Ketika suhu tidak konstan, maka nilai hambatan akan berubah. Pada rangkaian hambatan seri, hambatan pengganti seri (Rs) merupakan

jumlah dari semua hambatan. Sedangkan pada rangkaian hambatan paralel, hambatan pengganti paralel (Rp) dapat dicari dengan

(5)

5 sebesar 104Ω, hambatan diagonal bidang pada topologi kubus sebesar 134Ω, dan hambatan diagonal ruang pada topologi kubus sebesar 148Ω. Nilai arus masuk pada percobaan hukum Kirchoff I sebesar 39,8A, arus percabangan (I1, I2, I3) pada percobaan

hukum Kirchoff I sebesar 12,2 A, 5,8 A, dan 22,2 A. Nilai arus (I1, I2, I3) pada percobaan

hukum Kirchoff II adalah 11,9 mA, 0,97mA, dan 12,7 mA. Nilai VTh, RTh, dan

IL pada percobaan rangkaian hambatan

Thevenin berturut-turut adalah 2,98 V, 2,95 kΩ, dan 0,82 mA.

Hukum Kirchoff I dan II juga terbukti secara eksperimen. Hukum Kirchoff I berbunyi “Jumlah kuat arus yang

masuk dalam titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik percabangan (Imasuk=Ikeluar)”. Hukum Kirchoff II berbunyi ”Dalam rangkaian

tertutup, Jumlah aljabar tegangan dan jumlah penurunan potensial sama dengan

nol”. Hukum Kirchoff II juga dikenal dengan hukum loop.

Rangkaian dengan beberapa sumber tegangan dan beberapa hambatan dapat diganti dengan sebuah sumber tegangan yang dipasang seri dengan sebuah hambatan (resistor). Dengan kata lain rangkaian elektronika yang rumit dapat disederhanakan menjadi sebuah rangkaian linier yang terdiri dari 1 sumber arus dengan 1 resistor. Teori ini disebut Teori Thevenin.

Perbedaan hasil pengukuran disebabkan oleh faktor error yaitu ketidaktepatan praktikan pada saat mengamati nilai pada alat ukur, pengaruh hambatan kabel jepit, beberapa alat praktikum yang tidak dalam kondisi baik, dan sifat resistor yang digunakan (Carbon Composite Resistor) yang nilianya akan berubah bila terkena kalor.

DAFTAR PUSTAKA

Djukarna. 2014. Modul Pengantar Elektronika: Resistor. STKIP Surya. Tangerang.

Gambar

Gambar 3. Rangkaian Resistor Paralel
Tabel 6. Hukum Kirchoff II

Referensi

Dokumen terkait

Dalam aplikasinya, Kita dapat menggunakan Teori Hukum Ohm dalam Rangkaian Elektronika untuk memperkecilkan Arus listrik, Memperkecil Tegangan dan juga dapat memperoleh Nilai

(Sebuah jaringan dengan dua sumber : jika arus yang dihasilkan oleh salah satu sumber memiliki arah tertentu, sedangkan yang dihasilkan oleh sumber yang lain berlawanan

Jadi dari percobaan yang dilakukan oleh kami sekelompok dan dari hasil yang telah saya dapatkan dari pengolahan data didapat kesimpulan bahwa semakin besar kuat arus yang

Pada rangkaian penguat ini, arus keluaran lebih kecil dibanding arus masukan, sehingga nilai penguatan arusnya lebih kecil dari 1, sementara nilai penguatan tegangan

Untuk pengukuran kuat arus digunakan amperemeter yang dipasang seri ( gambar 1a ), sedangkan pengukuran beda tegangan digunakan voltmeter yang dipasang secara paralel ( gambar

Dalam pengukuran debit sungai yang bervariasi ini, debit sungai dapat dapat diukur dengan menggunakan menggunakan alat ukur arus (Current meter), metode apung,

Dari percobaan pertama dan kedua yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa ketika menggunakan resistor yang memiliki nilai yang tinggi dirangkai secara pararel maka arus yang

Tujuan praktikum mesh 2 loop ini adalah agar bisa menghitung arus pada sebuah rangkaian dengan tepat sehingga kita dapat membuktikan hasil analisis dari Hukum Kirchoff pada rangkaian