I. IDENTITAS PRAKTIKAN
Nama : Dianira Geovana Maengkom
Nim : 13533039
Jurusan : Kimia
Program Studi : Pendidikan Kimia
Semester : 2 (Dua) benar sesuai konsep elektrolisa
Agar mahasiswa mampu menentukan tara kimia listrik dengan rumus yang mendasari konsep elektrolisa
III. ALAT DAN BAHAN
Elektroda tembaga 6 Buah
Power Supply 1 Buah
1. Sel Elektrolisis
Proses penggunaan arus listrik untuk menghasilkan reaksi kimia disebut sel elektrolisis. Arus listrik ini bisa berasal dari sel volta yang ditemukan oleh seorang ahli dari Inggris bernama Michael Faraday yang mengalirkan arus listrik ke dalam larutan elektrolit dan ternyata terjadi suatu reaksi kimia. Dalam setiap ketentuan reaksi elektrolisis terjadi persaingan antarspesi (ion atau molekul) untuk mengalami reaksi reduksi atau reaksi oksidasi. Adapun sel elektrolisis merupakan kebalikan dari sel volta, yakni menerapkan arus listrik searah untuk mendorong agar terjadi reaksi elektrokimia di dalam sel.
2. Prinsip Elektrolisis
Elektrolisis artinya penguraian suatu zat akibat arus listrik. Zat yang terurai dapat berupa padatan, cairan, atau larutan. Arus listrik yang digunakan adalah arus searah (direct current=dc ). Tempat berlangsungnya reaksi reduksi dan oksidasi dalam sel elektrolisis sama seperti pada sel volta, yaitu anode (reaksi oksidasi) dan katode (reaksi reduksi).
3. Kegunaan Sel Elektrolisis
Sel elektrolisis pada penyepuhan logam. Penyepuhan logam bertujuan melapisi logam dengan logam lain agar tidak mudah berkarat. Contohnya, penyepuhan perak yang biasa dilakukan pada peralatan rumah tangga, seperti sendok, garpu, dan pisau.
Produksi aluminium. Sel elektrolisis pada produksi Aluminium diperoleh dengan cara elektrolisis bijih aluminium.
Produksi natrium. Sel elektrolisis pada produksi Natrium diperoleh dengan cara elektrolisis lelehan NaCl yang dikenal dengan Proses Down
4. Voltameter Tembaga
pada strukturnya. Secara sederhana konduksinya disebut konduksi metalik.
Sifat hantaran listrik zat cair dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu :
Isolator, misal : air murni, minyak, dll.
Larutan Ion , misal :
1. mengalami perubahan kimia, misal : asam-basa, garam.
2. tidak mengalami perubahan kimia, misal : air raksa, logam cair.
Biasanya pada percobaan Voltameter Tembaga tujuannya yaitu mencari arus, maka untuk menghitung arus, diperlukan endapan logam di katoda. Maka, akan ditinjau aspek kuantitatif pada elektrolisis ini dengan mengggunakan hukum Faraday, yaitu :
“ Dalam elektrolisis, lewatnya 1 Faraday pada rangkaian menyebabakan oksidasi satu bobot ekivalen suatu zat pada satu elektrode dan reduksi satu bobot ekivalen pada elektrode yang lain.”
Dan dinyatakan dalam rumus : m = e . i . t
Dimana : m = jumlah endapan logam (gr)
e = massa ekivalen
i = arus (Ampere)
t = waktu (detik)
Karena larutan yang dipakai adalah CuSO4, maka reaksi kimia yang terjadi bila terdapat arus listrik adalah :
Jadi dengan menimbang katoda sebelum dan sesudah percobaan maka akan di ketahui jumlah massa yang mengendap. Jumlah massa yang mengendap sebanding dengan arus yang lewat. Dan berlaku persamaan
W = Z I t
W= Jumlah massa yang di mengendap
I = kuat arus yang di pakai
Z = Tara kimia listrik
t = waktu selama proses elektrolisa
Dengan rumus di atas kita dapat menghitung tara kimia listrik. Melalui beberapa kali percobaan kita akan mendapatkan hasil yang mendekati. Semakin besar kuat arus yang di pakai seiring dengan waktu yang sama, maka semakin besar pula massa yang mengendap
V. PROSEDUR (LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN)
Adapun jalannya percobaan yang dilakukan yaitu sebagai berikut :
1. Membersihkan semua elektroda yang akan digunakan 3 dengan menggunakan kertas pasir
2. Mencuci electoda dengan alcohol dan kemudian dibakar 3. Menimbang elektoda-elektroda tersebut
4. Kemudian memasang pada rangkaian seperti pada gambar (1). Dengan memasang katoda percobaan.
6. Mengalirkan arus dengan menghidupkan power supply serta tutuplah saklar untuk mencoba hidupnya amperemeter dalam rangkaian digunakan untuk proses elektrolisa.
9. Melakukan langkah 5 sambil menghidupkan stopwatch untuk proses elektrolisa selama waktu 10 menit
10. Mematikan power supply dan melepaskan katoda , kemudian menyiram alcohol katoda terebut dan kemudian membakarnya. 11. Menimbang massa katoda tersebut
12. Melakukan langkah 7 s/d 10 dengan mengganti katoda yang baru
13. Mengulangi langkah 7 s/d 11 dengan merubah besarnya kuat arus menjadi 1.5 ampere.
VI. HASIL PENGAMATAN
Berikut ini adalah data hasil pengamatan :
VII. TEORI KESALAHAN
Dalam praktikum tentang Voltameter Tembaga ini, baik dalam pelaksanaan praktikum maupun dalam pengolahan data yang telah dikum pul, terdapat kesalahan-kesalahan tertentu yang mungkin terjadi, yaitu:
Ketidaktelitian pada saat membersihkan katoda tembaga
Ketidaktepatan pada saat menyalakan stopwatch bersamaan dengan power supply dinyalakan.
Penyusunan rangkaian voltameter tembaga yang salah dan tidak tepat
menyebabkan perhitungan Z yang dipengaruhi oleh massa endapan menjadi tidak akurat
Kerusakan pada alat-alat percobaan, khususnya pada rangkaian voltameter tembaga
IX. PEMBAHASAN
Dalam praktikum kali ini kita melakukan percobaan dengan menggunakan konsep elektrolisa dengan menggunakan larutan CuSO4. Larutan CuSO4 akan terionisasi menjadi Cu+ dan SO4-. Ion yang bermuatan positif akan menempel pada elektroda negative(katoda) dan ion yang bermuatan negative akan menempel pada elektroda positif(anoda. Sehingga dengan menimbang katoda sebelum dan sesudah arus listrik maka dapat diketahui berapa penambahan massa elektroda katoda akaibat proses elektrolisa tersebut. Adapun alat yang digunakan adalah elektroda tembaga, power supply, amperemeter, dan rheostat yang dirangkai dengan menggunakan arus listrik searah (DC).
Pada percobaan 1massa yang mengendap adalah 0.2 gr atau 2.10-4 kg dan tara kimia listrik sebesar 4.44 × 10-7 kg/c. Kemudian pada percobaan 2 massa yang mengendap adalah 0.3 gr atau 3.10-4 kg dan nilai tara kimia listrik sebesar 4.76 × 10-7 kg/c.
Adapun jumlah muatan yang telah digunakan untuk menguraikan larutan pada percobaan 1 adalah sebesar 450 C dan padaa percobaan 2 sebesar 630 C. Kemudian setelah dibuat grafk sebagai hubungan antara kuat arus listrik dan massa endapan diperoleh bahwa semakin besar kuat arus listrik maka massa endapannya semakin kecil dan begitu pula sebaliknya semakin kecil kuat arus listrik maka makin besar massa endapan yang terjadi.
X. KESIMPULAN
Jadi dari percobaan yang dilakukan oleh kami sekelompok dan dari hasil yang telah saya dapatkan dari pengolahan data didapat kesimpulan bahwa semakin besar kuat arus yang mengalir pada tembaga CuSO4 maka semakin kecil jumlah massa Cu yang mengendap, sebaliknya semakin kecil kuat arus yang dialirkan pada tembaga CuSO4 maka semakin besar jumlah massa Cu yang mengendap.
XI. DAFTAR PUSTAKA
Moningka.J.B. 2014. Penuntun Praktikum Fisika Dasar II Jurusan Fisika.Tondano.
Wijaya. 2008. Fisika Dasar Jilid 2. Jakarta. Erlangga
SidikKamir.2013.(
http://sidikamir21.blogspot.com/2013/06/voltameter-tembaga-voltameter-tembaga.html) diunduh 8 Maret 2014
Yonathan.2013 (
http://www.scribd.com/doc/141528476/Laporan-Praktikum-Fisika-Dasar-II-VOLTAMETER-TEMBAGA) diunduh 8 Maret
2014
Kelvin Sewow.2013 (
http://www.scribd.com/doc/141528476/Laporan-Praktikum-Fisika-Dasar-II-VOLTAMETER-TEMBAGA) diunduh 8 Maret