LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA
HUBUNGAN BEDA POTENSIAL/TEGANGAN LISTRIK (V) DAN KUAT
ARUS LISTRIK (I)
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1 ANGGOTA
:
1. IHSAN ALHAFIZ 2. JUELLYAN
3. KHALIS AKBAR
4. MUHAMMAD ANDRY MAULANA 5. DILA MUNA FADJRIA
6. RIDHA SETYO KHAIRANI
GURU PEMBIMBING : NURAFNI NABABAN, S.Pd
SMAN 1 LHOKSEUMAWE
TAHUN AJARAN 2015/2016
Segala Puji kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Berkat dan Rahmat-Nya lah kami masih bernapas sampai sekarang dan dapat menyelesaikan laporan praktikum fisika ini. Tak lupa Shalawat dan salam kami sanjungkan ke pangkuan Nabi Muhammad SAW. Yang telah membawa kami dari alam kebodohan menuju alam penuh ilmu pengetahuan.
Sebelumnya kami meminta maaf kepada Ibu Nurafni Nababan, S.Pd selaku guru pembimbing mata pelajaran fisika kami atas keterlambatan dalam mengumpulkan laporan hasil praktikum minggu kemarin. Untuk ke depannya kami akan berusaha untuk tepat waktu.
Kemudian mengenai isi dari laporan ini, kami membuatnya berdasarkan fakta dilapangan dan tidak ada rekayasa sedikit pun. Oleh karena itu mungkin ada beberapa kekurangan dalam laporan ini.
I.
Judul
Hubungan antara beda potensial/tegangan listrik (V) dan kuat arus listrik (I)
II.
Tujuan
Menyelidiki hubungan antara beda potensial/tegangan listrik (v) dan kuat arus (I) sesuai dengan Hukum Ohm.
III.
Teori Dasar
Kuat arus listrik didefinisikan sebagai banyaknya muatan yang mengalir melalui suatu penampang konduktor setiap satu satuan waktu. Dalam Sistem Internasional, satuan arus listrik disebut ampere (A). Artinya jiak dalam waktu t ada muatan sebesar Q mengalir melalui kawat konduktor, maka kuat arus listrik rata-rata yang mengalir pada konduktor akan memenuhi persamaan :
I
=Q
T
Satuan muatan listrik Q adalah coulomb (C) dan satuan selang waktu
t
adalah sekon maka arus listrik I coulomb sekon-1 (Cs-1). DalamSistem Internasional, satuan arus listrik disebut ampere (A)
Satu ampere didefinisikan sebagai besarnya kuat arus yang
ditimbulkan oleh aliran muatan listrik sebesar satu coulomb dalam selang waktu satu sekon.
Arus listrik akan mengalir pada suatu pengantar jika pada ujung-ujung penghantar itu terdapat beda potensial.
Pada tahun 1826, George Simon Ohm menemukana bahwa :
Pada suhu tetap, kuat arus yang mengalir pada suatu penghantar listrik(I) sebanding dengan tegangannya (V). Sifat inilah yang disebut hukum Ohm.
Perbandingan antara beda potensial (V) dan kuat arus listrik (I) tersebut dinamakan hambatan listrik (resistansi, R). Jadi secara
matematis, hambatan listrik dapat diperoleh melalui persamaan :
R
=V
I
atau
V = I . R
dengan :
R = hambatan listrik (ohm, Ω )
I = kuat arus listrik (ampere, A)
IV.
Alat dan Bahan
-
6 buah baterai 1,5 volt-
3 buah lampu senter-
Kabel-
Voltmeter-
AmperemeterV.
Hasil Praktikum
Beda Potensial (V) (volt) Kuat Arus (I) (ampere)
V
I
Pada hari Senin tanggal 14 September 2015, kelas XII MIPA 10 tepatnya kami kelompok 1 bersama dua kelompok lainnya melakukan praktikum di laboratorium fisika dengan bimbingan Ibu Nurafni Nababan selaku guru fisika kami. Sebelum melakukan praktikum masing-masing kelompok sudah membawa baterai, kabel dan lampu senter. Kami juga diberikan arahan dan diberikan alat yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu papan rangkai, hambatan, catu daya, voltmeter,dan
amperemeter. Namun ketika kami hendak melakukan praktikum catu daya dan papan rangkai milik kami rusak. Karena itu kami kemudian
menggunakan baterai, kabel dan lampu senter yang kami bawa. Kami berhasil melakukan praktikum, dan mengukur kuat arus listrik lampu senter dengan tegangan listrik berbeda-beda menggunakan amperemeter sehingga didapatkan data seperti pada tabel dibawah :
Batera
i Voltmeter Amperemeter 1,5
volt 2 volt 0,6 ampere 3 volt 5 volt 1,6 ampere 4,5